6 0 19 MB
P R E S KAS
VITILIGO Dibuat oleh: Ricky Aristin Tubagus Firman Hidayat Pembimbing: dr. Nana Novia Jayadi, Sp.KK
BAB 1
Identitas Pasien
Identitas Pasien -Nama : Ny. KIG -Jenis kelamin : Perempuan -Tanggal Lahir: 12 September 2006 -Usia :15 Tahun -Pekerjaan : Pelajar -Agama : Kristen -no. mr : 01-03-53-xx
Anamnesis Bercak putih yang melebar sejak pengobatan terakhir Gatal (-), nyeri (-), kebas (-) Belum ada perbaikan Pengobatan tidak mengurangi keluhan Riwayat pengobatan 3 kali pergi ke dokter kulit
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Mengaku tidak pernah mengalami gejala serupa sebelumnya Riwayat konstipasi kronik Penyakit kulit lainnya (-)
ALERGI Makanan (-) Obat-obatan (-)
PENYAKIT KELUARGA Tante pasien memiliki penyakit autoimmun.
RIWAYAT SOSIAL DAN KEBIASAAN Pelajar Ekonomi: Menengah keatas Kegiatan: Sekolah, olahraga, dan belajar dirumah Mandi dua kali sehari: Pagi dan sore, menggunakan shampo ginseng. Penggunaan skincare rutin pada wajah: Toner, pelembab, sunscreen.
RIWAYAT PENGOBATAN Kortikosteroid topikal (Fluicinolon Acetonide) Soft-U Derm (Aqua, urea, Glyceryl Monostearate, Caprylic/Capric Triglyceride, Ceteaeryl Alcohol, Ceteaeryl Glucoside, Dimethicone, Phenoxyethanol, Caprylyl Glycol, Polyacrylamide, C13-14 Isoparaffin, Laureth-7, Fragrance (Parfum) Components and Finished Fragrance, Triethanolamine) Asthin Force (Astaxanthine) Elidel (Pimekrolimus) Aerius (Desloratadine) QV Cream (Aqua (air), Paraffinum Liquidum, Glycerin, Petrolatum, Cetearyl Alcohol, Dimethicone, Squalane, Glyceryl Stearate Se, Ceteareth-20, Stearic Acid, Laureth-3, Glyceryl Stearate, Methylparaben, Dichlorobenzyl Alcohol) Ceradan Hydra (Ceramide, Kolesterol, Asam lemak bebas, Gliserin,Natrium hialuronat).
Pemeriksaan Fisik PEMERIKSAAN UMUM Keadaan umum : Tampak sehat Kesadaran : compos mentis GCS: E4 M6 V5 Tekanan darah : 120/70 mmHg Laju nadi : 72x/menit Laju pernapasan : 18x/menit Suhu : 36,3°C SpO2 : 100%
Pemeriksaan Fisik STATUS GENERALIS
Status Dermatologis
Ad regio mentalis et submentalis et colli anterior: lesi depigmentasi multipel berbatas tegas berukuran milier-plakat berbentuk ireguler.
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan lampu Wood didapatkan batas lesi lebih terlihat tegas dan lesi berwarna biru-putih. Hasil pemeriksaan darah kadar hormon tiroid semua dalam batas normal.
RESUME Ny. KIG, 15 tahun mengeluh bercak keputihan yang meluas pada daerah dagu dan leher sejak pengobatan terakhir pada 8 Desember 2022. Diawali bercak kecil di leher pada bulan Juni 2022. Terdapat pelebaran tanpa perbaikan setelah pengobatan Didiagnosis konstipasi kronik pada 3 Februari Tante memiliki penyakit autoimun Penggunaan skincare setiap hari pada regio mentalis et submentalis et colli anterior terdapat lesi depigmentasi multipel berbatas tegas berukuran plakat berbentuk ireguler. Pemeriksaan penunjang menggunakan wood lamp, batas lesi terlihat lebih jelas, dan lesi berwarna biru-putih.
Diagnosis Utama
Diagnosis Banding
VITILIGO
PITIRIASIS VERSIKOLOR, PIEBALDISM, DAN HIPOMELANOSIS GUTATA
Tatalaksana MEDIKAMENTOSA
NON MEDIKAMENTOSA
Pada pasien ini diberikan obat topikal berupa krim Elidel (Pimekrolimus).
Terapi non medikamentosa pada pasien ini diberikan edukasi untuk stop penggunaan skincare yang diluar resep dokter.
PROGNOSIS AD VITAM
AD KOSMETIKA
AD FUNCTIONAM
AD SANATIONAM
Bonam
Bonam
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
BAB 2 & BAB 3
Tinjauan Pustaka & Analisa kasus
DEFINISI Kelainan pigmen kulit yang disebabkan kehilangan atau ketahanan fungsi melanosit pada epidermis yang menyebabkan lesi makula depigmentasi berwarna putih.
Etiologi
Kasus Pasien
Autoimun Genetik Infeksi viral Faktor lingkungan
Muncul setelah pemberian skin care snail mucin (mengandung phenol)
Menggunakan berbagai jenis skincare tanpa resep dokter
Epidemiologi Prevalensi dunia : estimasi 0,5% - 2%. Lebih diperhatikan pada ras kulit gelap. Jumlah kejadian sama antar dua gender. Paling sering usia 10-40 tahun. Studi di belanda, 25% sebelum 10 tahun, 50% sebelum umur 20 tahun, 95% sebelum umur 40 tahun. Data di Indonesia, RSUD Bali Mandara 2021 : 4836 kasus Hingga Mei 2022 : 2585 kasus
Data Pasien Gender wanita usia 16 tahun
Patogenesis Hipotesis Autoimun CD8+ T cells -> (IFN)-γ -> CXCL10 dan sitokin lainnya -> destruksi melanosit Hipotesis Neural Mediator neurokimia bersifat sitotoksik terhadap sel pigmen dikeluarkan oleh ujung saraf vitiligo segmental membaik terhadap obat yang memodulasi fungsi saraf Muncul setelah kejadian neurologikal atau tekanan emosional Hipotesis Toksisitas Kimia Bahan kimia seperti phenol, menyebabkan respon stres seluler pada melanosit Agen lingkungan eksogen yang menyebabkan dan memperburuk vitiligo
Gambaran Klinis Asimptomatik Lesi makula hipopigmentasi berwarna putih susu homogen, tidak berskuama, berbatas tegas. Paling sering muncul di daerah wajah, lokasi akral, dan genitalia Dapat menyerang folikel rambut, sehingga rambut dapat menjadi putih
Data Pasien Gatal (-), nyeri (-), kebas (-) Ad regio mentalis et submentalis et colli anterior: lesi depigmentasi multipel berbatas tegas berukuran milier-plakat berbentuk ireguler.
Klasifikasi
Pola Penyakit
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
fokal
Segmental
Acrofacial
Mukosal
Universal
Campuran
Klasifikasi
Pola Penyakit
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
fokal
Segmental
Acrofacial
Mukosal
Universal
Campuran
Klasifikasi
Pola Penyakit
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
fokal
Segmental
Acrofacial
Mukosal
Universal
Campuran
Klasifikasi
Pola Penyakit
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
fokal
Segmental
Acrofacial
Mukosal
Universal
Campuran
Klasifikasi
Pola Penyakit
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
fokal
Segmental
Acrofacial
Mukosal
Universal
Campuran
Klasifikasi
Pola Penyakit
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
fokal
Segmental
Acrofacial
Mukosal
Universal
Campuran
Klasifikasi
Pola Penyakit
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
Vitiligo
fokal
Segmental
Acrofacial
Mukosal
Universal
Campuran
Klasifikasi
Progresivitas Penyakit
Vitiligo Stabil
Minimal 2 tahun Tidak ada lesi baru Tidak ada perkembangan lesi yang telah ada Skor VIDA (-1 - 0) Koebner phenomenon, confetti-like dipegmentation, trichrome vitiligo, inflammatory vitiligo
Vitiligo Tidak Stabil Perkembangan lesi atau lesi baru selama 6 minggu terakhir Skor VIDA (+1 - +4)
Skor VIDA (Vitiligo Disease Activity)
Klasifikasi
Progresivitas Penyakit
Vitiligo Stabil
Minimal 2 tahun Tidak ada lesi baru Tidak ada perkembangan lesi yang telah ada Skor VIDA (-1 - 0) Koebner phenomenon, confetti-like dipegmentation, trichrome vitiligo, inflammatory vitiligo
Vitiligo Tidak Stabil Perkembangan lesi atau lesi baru selama 6 minggu terakhir Skor VIDA (+1 - +4)
Koebner Phenomenon
Klasifikasi
Progresivitas Penyakit
Vitiligo Stabil
Minimal 2 tahun Tidak ada lesi baru Tidak ada perkembangan lesi yang telah ada Skor VIDA (-1 - 0)
Vitiligo Tidak Stabil
Perkembangan lesi atau lesi baru selama 6 minggu terakhir Skor VIDA (+1 - +4) Koebner phenomenon, confetti-like dipegmentation, trichrome vitiligo, inflammatory vitiligo
Confetti-like Dipegmentation
Klasifikasi
Progresivitas Penyakit
Vitiligo Stabil
Minimal 2 tahun Tidak ada lesi baru Tidak ada perkembangan lesi yang telah ada Skor VIDA (-1 - 0) Koebner phenomenon, confetti-like dipegmentation, trichrome vitiligo, inflammatory vitiligo
Vitiligo Tidak Stabil Perkembangan lesi atau lesi baru selama 6 minggu terakhir Skor VIDA (+1 - +4)
Trichrome Vitiligo
Klasifikasi
Progresivitas Penyakit
Vitiligo Stabil
Minimal 2 tahun Tidak ada lesi baru Tidak ada perkembangan lesi yang telah ada Skor VIDA (-1 - 0) Koebner phenomenon, confetti-like dipegmentation, trichrome vitiligo, inflammatory vitiligo
Vitiligo Tidak Stabil Perkembangan lesi atau lesi baru selama 6 minggu terakhir Skor VIDA (+1 - +4)
Inflammatory Vitiligo
Klasifikasi
Progresivitas Penyakit
Vitiligo Stabil
Minimal 2 tahun Tidak ada lesi baru Tidak ada perkembangan lesi yang telah ada Skor VIDA (-1 - 0) Koebner phenomenon, confetti-like dipegmentation, trichrome vitiligo, inflammatory vitiligo
Vitiligo Tidak Stabil Perkembangan lesi atau lesi baru selama 6 minggu terakhir Skor VIDA (+1 - +4)
Data Pasien Pasien : Vitiligo Tidak Stabil Lesi membesar sejak 10 bulan yang lalu Skor VIDA +3 (aktif semenjak berobat pada Desember 2022)
Diagnosis Anamnesis Pemeriksaan fisik Makula hipopigmentasi tanpa kelainan kulit lain, serta gejala lain. Woodlamp : birukeputihan Kadar hormon tiroid
Data Pasien Gatal (-), nyeri (-), kebas (-) Ad regio mentalis et submentalis et colli anterior: lesi depigmentasi multipel berbatas tegas berukuran milier-plakat berbentuk ireguler. Kadar hormon tiroid pasien seluruhnya dalam batas normal
Diagnosis Banding
Pityriasis Versicolor
Sedikit gatal saat berkeringat Predileksi : punggung dan dada Skuama halus (+) Woodlamp : kuning keemasan
Piebaldisme
Kelainan genetik Terlihat sejak lahir Dapat melibatkan rambut pada garis tengah tubuh
Hipomelanosis Guttata
Makula hipopigmentasi berbentuk bulat, berkuran kecil, multipel, dan diskret Predileksi : ekstremitas Terutama area yang terpapar sinar matahari
Tatalaksana TERAPI KORTIKOSTEROID TOPIKAL Rekomendasi : kelas poten (betamethasone valerate) atau sangat poten (clobetasol propionate). Setiap hari selama 3 bulan, tidak ada respon selama 3-4 bulan : hentikan Efek samping : erupsi akneiformis, dermatitis, iritatif, atrofi kulit, dll. Meta analisis yang dilakukan oleh Njoo, dkk : repigmentasi sebesar ≥75%, kortikosteroid topikal kelas tiga (56%) dan empat (55%)
Riwayat Pengobatan Pasien Cinolon N : Fluocinolon acetonid 0,025% (potensi sedang). Pengobatan monoterapi kortikosteroid topikal
Tatalaksana TERAPI KALSINEURIN INHIBITOR TOPIKAL Takrolimus dan pimekrolimus. Imunosupresan menghambat aktivitas limfosit T. Rekomendasi untuk lesi pada daerah wajah, leher, alat kelamin, dan intertriginosa. 2x1 minimum 6 bulan Meta analisis oleh Lee, dkk, 2019 monoterapi KIT paling efektif : daerah wajah dan leher (35,4% mencapai ≥75% repigmentasi, 57,5% mencapai ≥50%, 73.1% mencapai ≥25%) Direkomendasikan digabung dengan fototerapi
Riwayat Pengobatan Pasien Elidel cream : pimecrolimus Diberikan monoterapi semenjak Desember 2022
Kortikosteroid Topikal vs Kalsineurin Inhibitor Topikal Penelitian yang dilakukan oleh Khalifa, dkk pada tahun 2015 terhadap 52 pasien dengan vitiligo stabil
Clobetasol Propionate Pimecrolimus 1%
0,05%
79,67%
82,59%
Monoterapi pimecrolimus pada vitiligo stabil dengan luas permukaan kurang dari 5% tubuh lebih dianjurkan karena efek samping yang minimal.
Tatalaksana TERAPI SISTEMIK Paling sering digunakan dan direkomendasikan : Dosis denyut kecil Kortikosteroid oral Betametason atau dexamethason dosis rendah 2x1 selama 3-6 bulan. Menghentikan perkembangan penyakit Conventional steroid-sparing agents (methotrexate) Azathioprine Cyclosporine
Tatalaksana FOTOTERAPI Pilihan pengobatan pertama pada luas lesi >5% permukaan tubuh Rekomendasi dan pilihan : Narrowband UVB (nbUVB) Psoralen dan UVA (PUVA) Kontraindikasi : ibu hamil dan menyusui, riwayat fotosensitif, keganasan, sedang memakai terapi imunosupresif. Narrowband UVB (nbUVB) lebih aman dan efektif 2 kali seminggu selama 9-12 bulan
PUVA vs NB-UVB Sebuah meta-analisis yang dilakukan oleh Bae, dkk pada tahun 2017 dalam membandingkan tingkat repigmentasi NB-UVB dan PUVA.
PUVA NB-UVB
6 bulan 8,5% 6 bulan 19,2%
12 bulan 13,6% 12 bulan 35,7%
Tatalaksana Pengobatan bedah Tissue and cellular graft Tatalaksana depigmentasi Bila luas vitiligo >80% permukaan tubuh. Menggunakan agen pemutih mono benzileter hidrokuinon Penggunaan setiap hari 1-3 bulan Belum tersedia di Indonesia
RIWAYAT PENGOBATAN Pasien datang terakhir pada 9 maret 2023 : Melanjutkan pengobatan monoterapi pimecrolimus 1%
Algoritma Tatalaksana Vitiligo
Algoritma Tatalaksana Vitiligo Segmental
Tatalaksana Non-Medikamentosa Edukasi mengenai penyakit dan penyembuhannya. Menghindari faktor predisposisi Memperhatikan kualitas hidup pasien Aspek psikologis Aspek kosmetika dan kepercayaan diri
Prognosis Sangat sulit diprediksi Tergantung dari klasifikasi penyakit, penanda klinis, dan pengobatan Cenderung buruk : vitligo mukosal 10-20% pasien vitiligo yang berhasil kembali seperti semula Hasil akhir penyembuhan bersifat subjektif
Terima kasih