Pri Hartini - CBR Ips Kelas Tinggi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REPORT “Pendidikan IPS” Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD Kelas Tinggi yang di ampu oleh ibu Yusra Nasution, S.Pd., M.Pd



Disusun Oleh Nama



: Pri Hartini



NIM



: 1183311006



Kelas



: Ekstensi G



Prodi/Jurusan



: PGSD/PPSD



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SEPTEMBER 2020



KATA PENGANTAR



Puji Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Critical Book Report (CBR) ini sebagai pemenuhan tugas Matakuliah Pendidikan IPS Kelas Tinggi. Ucapan terimakasih juga saya ucapkan kepada Ibu Yusra Nasution, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu matakuliah ini yang



telah memberikan



pengarahan dalam menyelesaikan tugas CBR ini. Saya menyadari masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya dalam Critical Book Report ini. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya menerima segala masukan, saran, dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Critical Book Report ini ataupun yang akan datang. Akhir kata, saya berharap semoga Critical Book Report yang saya buat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi para pembaca.



Medan, September 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii BAB I - PENDAHULUAN ................................................................................................... 4 1.1



Latar Belakang ........................................................................................................ 4



1.2



Tujuan .................................................................................................................... 4



1.3



Manfaat................................................................................................................... 5



1.4.



Identitas Buku ......................................................................................................... 5



BAB II – RINGKASAN ISI BUKU ...................................................................................... 6 2.1. RINGKASAN BUKU UTAMA ................................................................................. 6 2.2. RINGKASAN BUKU PEMBANDING ................................................................... 18 BAB III - PEMBAHASAN ................................................................................................. 38 3.1



KELEBIHAN BUKU............................................................................................ 38



3.2



KELEMAHAN BUKU ......................................................................................... 41



BAB IV – PENUTUP ........................................................................................................ 42 4.1



Kesimpulan ........................................................................................................... 42



4.2



Saran..................................................................................................................... 42



DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 43 LAMPIRAN ....................................................................................................................... 44



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogik/psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan IPS sebagai mata pelajaran diterapkan dalam kurikulum di sekolah mulai dari SD sampai SMA. Pendidikan IPS erat kaitannya dengan disiplin ilmu sosial. IPS di sekolah pada dasarnya bertujuan mempersiapkan peserta didik sebagai warga Negara yang baik. Mengingat pentingnya Ilmu Pengetahuan Sosial dalam kehidupan, maka kita perlu mengetahui dasar-dasar IPS terkhusus yang akan dipelajari di SD. Dengan melakukan Critical Book Report pada suatu buku sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan informasi yang kompeten. Pembuatan Critical Book Report ini merupakan salah satu dari 6 tugas yang wajib diselesaikan oleh mahasiswa PGSD UNIMED baik secara individu maupun kelompok. Pembuatan Critical Book Report ini mampu membekali mahasiswa dengan pengetahuan menemukan kekurangan/kelebihan, dan apa yang menarik dari buku sehingga mampu mempengaruhi cara berpikir dan menambah pemahaman tentang Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut. Selain itu, Critical Book Report ini dapat dijadikan acuan bagi para penulis agar karya-karya selanjutnya dapat lebih sempurna dari sebelumnya. Diharapkan dengan adanya Critical Book Report ini, mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pokok isi buku dan mampu berpikir lebih kritis dan sistematis, sehingga kedepannya mahasiswa sebagai calon pendidik dapat mengaplikasikan materi yang ada di dalam buku ini. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari Critical Book Report ini ialah : 1. Mengulas isi sebuah buku. 2. Mencari dan mengetahui informasi mengenai keterampilan berbahasa yang ada dalam buku. 4



3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari buku pertama 4. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari sebuah buku 1.3 Manfaat Adapun manfaat dari pembuatan CBR ini ialah : 1. Menambah pengetahuan tentang Ilmu Pengetahuan Sosial 2. Menambah pengetahuan tentang hubungan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Kehidupan 3. Manjadi referensi dalam memilih sebuah buku 1.4. Identitas Buku 1.4.1. Identitas buku utama Adapun identitas buku utama yaitu : a. Judul buku



: Pendidikan IPS : Filosofis, Konsep dan Aplikasi (edisi revisi)



b. Penulis



: Dr. Rudi Gunawan, M.Pd



c. Penerbit



: Alfabeta



d. Kota terbit



: Bandung



e. Tahun terbit



: 2016



f. Jumlah halaman



: xii + 212 hal



g. ISBN



: 978-602-8800-89-1



1.4.2. Identitas buku pembanding Adapun identitas buku pembanding yaitu : a. Judul buku



: Pengembangan Pembelajaran IPS SD



b. Penulis



: Prihatin Sulistyowati, S.S.M.Pd dan Arnelia Dwi Yasa, M.Pd



c. Penerbit



: Ediide Infografika



d. Kota terbit



: Malang



e. Tahun terbit



: 2017



f. Jumlah halaman



: 140 hlm



g. ISBN



: 978-602-61078-6-2



5



BAB II RINGKASAN ISI BUKU



2.1. RINGKASAN BUKU UTAMA BAGIAN 1 FILSAFAT PENDIDIKAN IPS Filsafat dapat diartikan berpikir mendalam tentang data inderawi dan pengambilan keputusan yang memihak kepada pihak yang lemah. Filsafat disebut juga ilmu pengetahuan yang mencari hakekat dari berbagai fenomena kehidupan manusia. Filsafat pendidikan adalah ilmu yang menyelidiki hakekat pelaksaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya serta hakekat ilmu pendidikan yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaan pendidikan itu sendiri. Filsafat ilmu pendidikan dibedakan atas empat macam yaitu ontology (hakekat substansi dan pola organisasi ilmu pendidikan), epistemology ( hakekat objek formal dan material) , metodologi ( cara kerja dalam menyusun ilmu pendidikan), aksiologi ( nilai kegunaan teoris dan praktis dari ilmu pendidikan). Filsafat pendidikan ips pada dasarnya tidak berbeda dengan filsafat-filsafat ilmu pendidikan lainnya. Karena filsafat pendidikan IPS juga merupakan filsafat praktik pendidikan yaitu praktik tentang pendidikan ilmu-ilmu social agar para peserta didik mampu memahami masalah-masalah social dan dapat mengatasinya serta mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Unsure dalam filsafat pendidikan ips yang harus diteliti antara lain yaitu perkembangan social, kesadaran social, ideology social, perjuangan social, perubahan social, pimpinan social. Tujuan filsafat pendidikan IPS antara lain yaitu : 1. Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan. 2. Membantu memperjelas tujuan –tujuan pendidikan. 3. Melaksanakan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut. 4. Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan. Filsafat pendidikan IPS terdiri dari : 1. IPS sebagai transmisi kewarganegaraan 2. IPS sebagai pendidikan reflektif 6



3. IPS sebagai kritik kehidupan social 4. IPS sebagai pengembangan pribadi seseorang BAGIAN 2 SEJARAH PENDIDIKAN IPS IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu social maupun ilmu pendidikan. Dengan kata lain IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari jumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hokum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi dan sebagainya. Hakekat IPS adalah telaah manusia dengan dunianya. Tujuan pendidikan IPS ialah membina anak didik menjadi warga Negara yang baik, yang memiliki pengetahuan dan kepedulian social yang berguna bagi masyarakat dan Negara. Bidang studi IPS yang masuk di Indonesia berasal dari amerika Serikat, yang di Negara asalnya disebut social studies. Pemasukan Sosial Studies ke dalam kurikulum sekolah dilatar belakangi oleh reaksi para pakar ilmu social terhadap situasi social di inggris dan dilatarbelakangi oleh keinginan para pakar pendidikan agar para siswa menjadi warga Negara yang baik dan dapat hidup bermasyarakat secara seimbang. Pertumbuhan IPS di Indonesia tidak terlepas dari situasi kacau termasuk dalam bidang pendidikan, sebagai akibat pemberontakan G30S/PKI. Perkembangan IPS di Indonesia dilatar belakang oleh beberapa hal yaitu : 1. Pengalaman hidup masa lampau dengan pengalaman socialnya yang labil memerlukan masa depan yang lebih mantap dan utuh. 2. Laju perkembangan pendidikan, teknologi dan budaya Indonesia memerlukan kebijakan pendidikan pengajaran yang seirama dengan laju perkembangan tersebut. 3. Agar output pendidikan persekolahan benar-benar lebih relavan dengan tuntunan masyarakat. Segi lain yang menyebabkan dikembangkannya kurikulum IPS sebagai mata pelajaran wajib adalah menyiapkan peserta didik apabila terjun kedalam kehidupan masyarakat. Sejak diberlakukannya kurikulum 1964 sampai kurikulum 1968, program pengajaran ilmu-ilmu social masih menggunakan pendekatan tradisional. Terkait dengan pengembangan IPS, Prof Dr. Soeprtinah Pakasi memberikan pedoman pelatihan keterampilan secara khusus dan didampingi oleh seorang regu dosen jurusan sejarah, geografi dan ekonomi.



7



Pada tahun 1972, Badan Penelitian Pendidikan mengadakan pertemuan dan menyepakati mata pelajaran kemasyarakatan seperti sejarah, geografi, ekonomi dan lainnya dikelompokkan dan dipadukan dalam satu bidang studi dengan nama ilmu pengetahuan social (IPS). Pendidikan IPS dalam kurikulum 1964 dibedakan menjadi dua kelompok mata pelajaran yaitu kelompok dasar dan kelompok cipta. Kelompok dasar terdiri dari sejarah Indonesia dan Geografi Indonesia. Sedangkan kelompok cipta terdiri dari sejarah dunia dan geografi dunia. Kurikulum 1964 mengalami perubahan dengan terbitnya kurikulum 1968 untuk pendidikan dasar dan menengah, pendidikan ilmu social masih diwakili oleh pendidikan sejarah, geografi dan ekonomi. Kedudukan pendidikan ilmu social dalam kurikulum 1968 tidak berubah dari kurikulum sebelumnya. Pendidikan sejarah Indonesia dan geografi Indonesia masih dalam mata pelajaran kelompok dasar, sedangkan ilmu social lain masuk dalam kelompok cipta atau khusus. Jika dalam kurikulum sebelumnya disebutkan nama disiplin ilmu-ilmu social sebagai nama mata pelajaran dalam kurikulum 1975 digunakan nama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Untuk jenjang MI/SD mata pelajaran IPS menggunakan pendekatan sesuai dengan ide IPS sedangkan untuk jenjang MTs/SMP menggunakan pendekatan terpisah. Untuk kurikulum IPS jenjang pendidikan menengah IPS meliputi geografi dan kependudukan, sejarah, antropologi budaya, ekonomi dan koperasi serta tata buku dan hitung dagang. Selanjutnya kurikulum 1975 disempurnakan oleh kurikulum 1984. Dalam kurikulum 1984, nama IPS hanya digunakan untuk menyebutkan nama mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar MI/SD dan MTs/SMP sama seperti pada kurikulum 1975 BAGIAN 3 TUJUAN PEMBELAJARAN IPS Jika dilihat defenisi dan tujuannya, “social studies (IPS) menyiratkan dan menyuratkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, IPS merupakan mata pelajaran dasar dari seluruh jenjang pendidikan persekolahan. Kedua, tujuan utama ialah mengembangkan siswa untuk menjadi warga Negara yang memiliki pengetahuan, nilai dan sikap dan keterampilan yang memadai untuk berperan serta dalam kehidupan demokrasi. Ketiga, konten pelajarannya digali dan diseleksi dari sejarah dan ilmu-ilmu social, serta dalam banyak hal dari humaniora dan sains. Keempat, menggunakan cara-cara yang mencerminkan kesadaran pribadi kemasyarakatan, pengalaman budaya dan perkembangan pribadi siswa. 8



Ilmu social merupakan bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan sejarah, geografi , sosiologi, antropologi dan ekonomi. Pelajaran IPS untuk sekolah dasar, harus memperhatikan kebutuhan anak usia 6-12 tahun. Mereka belajar secara kongkrit dan belum bisa memahami hal yang abstrak. Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstak. Oleh karena itu, guru harus mampu mengkonkretkan hal yang abstrak itu dengan enactive, iconic dan symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambang, keterangan lanjutan atau elaborasi dalam kata kata yang dapat dipahami. Mata pelajaran IPS di SD bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan untuk mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungan, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat local, nasional dan global. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek antara lain : 1) manusia, tempat dan lingkungan , 2) waktu, keberlanjutan , dan perubahan , 3) system social dan budaya 4)perilaku ekonomi dan kesejahteraan, 5)IPS SD sebagai Pendidikan Global. Metode pembelajaran IPS bervariasi seperti cooperative learning model; role playing ; jigsaw ; menerapkan pembelajaran PAKEM dan lainnya. Tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD, terbagi menjadi tujuan kurikuler dan tujuan kurikulum IPS tahun 2006. Tujuan kurikuler yang dimaksud adalah tujuan pendidikan IPS secara keseluruhan yaitu : 1. Membekali anak didik dengan pengetahuan social yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat. 2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternative pemecahan masalah social yang terjadi dalam kehidupan dimasyarakat. 3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesame warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.



9



4. Membelaki anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut. 5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan social 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan. 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat local, nasional dan global. BAGIAN 4 PENDIDIKAN IPS TRADISIONAL DAN MODERN Pembelajaran IPS di era tradisional memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Guru cenderung hanya menyampaikan informasi yang bersifat fakta dan kurang memberikan permasalahan dalam proses pembelajaran. 2. Interkasi antara guru dan siswa lebih bersifat satu arah 3. Dalam proses pembelajaran guru kerap memberikan indoktrinasi kepada siswa juga kurang memberikan kesempatan berpikir kritis dan kreatif. 4. Materi pelajaran yang disampaikan cenderung lebih bersifat kognitif saja, kurang memberikan materi yang bersifat afektif dan psikomotor. 5. Strategi, metode dan tehnik pembelajaran yang digunakan guru cenderung bersifat tunggal dan monoton. 6. Dalam pembelajaran kurang menampakkan kadar CBSA yang tinggi. 7. Penilaian lebih banyak menggunakan tehnik tes, baik tertulis maupun lisan , kurang menggunakan tes perbuatan.



Pembelajaran IPS pada era globalisasi tidak hanya memberikan pengertian dan keterampilan untuk hidup secara efektif dalam masyarakat global tetapi juga harus memberikan kemampuan untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya peluang-peluang di 10



masa yang akan datang. Pendidikan global adalah salah satu sarana agar siswa mengerti bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat dunia. Pendidikan global mencoba lebih banyak menerangkan persamaan dari pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh berbagai Negara. Pendidikan global mencoba lebih banyak menerangkan persamaan dari pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh berbagai bangsa. Keragaman budaya dapat diatikan sebagai suatu keadaan dimana suatu masyarakat memiliki lebih dari suatu perangkat gagasanm, tindakan , dan hasil karya. Keanekaragaman budaya diantaranya mengambil wujud perbedaan ras, dan etnik yang dimiliki sebuah masyarakat. Pelajaran IPS pada dasarnya mengutamakan atau memperbolehkan perbedaan dalam persamaan atau persaman dalam perbedaan. Pengaruh kebudayaan luar terhadap kebudayaan Indonesia antara lain : 1. Perubahan sikap hidup yang semula mementingkan kehidupan kerohanian, ramah tamah, dan gotong royong menjadi materialistis dan individualis. 2. Terbentuknya pusat-pusat pemerintahan; kota propinsi, kota kabupaten, kota distrik. 3. Terdapat dua lapisan social yaitu kaum buruh dan pegawai. Kebudayaan dengan mentalis pegawai masih mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia sampai sekarang. 4. Bahasa dan kesenian serta ilmu pengetahuan. BAB 5 PEMBELAJARAN IPS DI SD Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kehidupan anak yang berusia diantara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget berada dalam perkembangan kemampuan intelektual pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keadaan keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah yang sekarang (kongkrit) dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Pembelajaran IPS yang berlandaskan pendekatan system berorientasi pada pencapaian tujuan belajar. Pembelajaran IPS merupakan kegiatan yang mengubah karakteristik siswa sebelum belajar IPS (input) menjadi siswa yang memiliki karakteristik yang diinginkan (output). Tujuan pembelajaran, termasuk IPS berorientasi pada siswa. Terdapat tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam garis besarnya strategi pembelajarannya, termasuk IPS dikelompokkan menjadi strategi pra pembelajaran, strategi dalam pembelajaran dan strategi tindak lanjut. 11



Metode pembelajaran yang dilakukan menjadi dua bagian besar yaitu metode ekspositori dan metode inkuiri, hanya sebatas kepada metode pembelajaran untuk ranah kognitif. Untuk ranah afektif terdapat metode lain seperti metode sosiodrama, merode klarifikasi nilai, metode simulasi, metode brainstorming, dan sebagainya. Metode pembelajaran



untuk ranah psikomotor terdapat sejumlah metode pembelajaran seperti



metode praktikum, metode proyek, metode role playing, dan sebagainya. Semua jenis metode pembelajaran ini harus dikuasai oleh guru-guru IPS. Dalam melaksanakan pembelajaran IPS pun akan menemukan berbagai hambatan yaitu hambatan keahlian dan akademik, hambatan fasilitas pendidikan, hambatan mutu buku pendidikan dan hambatan administrasi dan manajemen. BAGIAN 6 PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN IPS DALAM PERUBAHAN GLOBAL Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi, serta dengan masuknya arus globalisasi membawa pengaruh yang multidimensional. Di bidang pendidikan perubahan ini dituntut oleh kebutuhan siswa, masyarakat dan lapangan kerja. Salah bentuk perubahan yang di tuntut dari kurikulum IPS adalah menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi secara global tersebut. Sehingga sejak dini siswa sudah dibiasakan melihat, memahami, menganalisis, merefleksikan, memprediksi berbagai fenomena yang tejadi secara global. Dengan perspektif global, siswa mampu melihat dunia beserta penduduknya dengan pengertian dan kepedulian. Dengan perspektif ini siswa dididik untuk ikut bertanggung jawab terhadap berbagai kebubutuhan hidup penduduk dunia dengan adil dan damai. Era globalisasi yang ditandai oleh adanya persaingan semakin tajam, arus deras dari informasi dan komunikasi, keterbukaan merupakan salah satu pendorongnya, apabila kita tidak mengikutinya dengan seksama maka akan menyebabkan ketertinggalan. Untuk itu materi IPS yang diajarkan haruslah memiliki kualitas untuk dapat bersaing secara internasinal dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan apa yang akan terjadi di era perdagangan bebas, terutama AFTA DAN APEC. Masalah diatas sudah di diakomodir dalam kurikulum IPS 2004, hanya saja beberapa masalah dalam implementasinya adalah sebagian guru IPS belum terampil menggunakan beberapa model mengajar seperti cooperative learning, inquiry, problem solving atau dengan menggunakan pendekatan perspektif global. Ketersediaan alat dan bahan belajar disebagian 12



sekolah, ikut mempengaruhi proses belajar mengajar IPS. Dalam hal implementasi atau proses pelaksanaan kurikulum ini guru yang mendapatkan sosialisasi dalam bentuk penataran atau diklat sangat terbatas sekali, sehingga factor ini juga menyebabkan mereka masih belum memahami hakikat kurikulum. BAGIAN 7 PENDIDIKAN IPS : ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN Pendidikan IPS bukan merupakan program pendidikan disiplin ilmu tatapi adalah suatu kajian tentang masalah-masalah social yang dikemas sedemikian rupa dengan mempertimbangkan factor psikologis perkembangan peserta didik dan beban waktu kurikuler untuk program pendidikan. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sebuah program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu social, maupun ilmu pendidikan. Gagasan-gagasan pembaharuan PIPS yang telah dilakukan selama ini tidak juga membangkitkan minat dan harapan siswa bahkan sejak masuknya PIPS dalam kurikulum sekolah masih ditemukan 10 mitos tentang PIPS yaitu (1) masih berkutat pada studi tentang nama, fakta, data mati dari berbagai kisah manusia di setiap masyarakat, (2) menjamukan, membosankan, (3)tidak praktis, (4) begitu sarat materi , (5) kurang menyentuh realitas kehidupan masyarakat setempat, (6) sangat bersifat memorizing terhadap isi buku teks belaka, (7) sangat teoritis tetapi tidak paham praktek, (8) hanya menyajikan berbagai informasi, sementara siswa tidak satupun memahaminya, (9) kurang membelajarkan keterampilan berfikir, (10) cenderung mengindoktrinasi nilai-nilai dari guru sendiri daripada “hidden curriculum” yang ada pada diri siswa yang sebenarnya. Guru memegang peranan penting dalam pengembangan pembelajaran IPS. Pembelajaran bukan hanya menyampaikan materi supaya siswa cerdas, tapi lebih dari itu, supaya siswa didik memiliki karakteristik peka nurani dan tanggap nalarnya, dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan bermasyarakat. BAGIAN 8 PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME Pendidikan multikulturalisme merupakan proses penanaman cara hidup menghormati , tulus dan toleran tentang keanekaragaman budaya yang hidup di tengah masyarakat yang plural. Konsep multikulturalisme menekankan pada keanekaragaman dalam kesederajatan. Keanekaragaman dalam kesederajatan seperti persamaan HAM, prinsip etika dan moral, penegakan hokum, dan keadilan pada setiap orang dari berbagai keragaman social, kelompok 13



etnis. Pendidikan multikulturalisme bertujuan untuk sebuah pendidikan yang bersifat anti rasis yang memperhatikan keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar bagi warga dunia. Dalam implementasinya, pendidikan multiculturalisme dituntut untuk memegang prinsip berikut ini : 1. Pendidikan



multikulturalisme



harus



menawarkan



beragam



kurikulum



yang



merepresentasikan pandangan dan perspektif banyak orang. 2. Pendidikan multikulturalisme harus didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada penafsiran tunggal terhadap kebenaran sejarah. 3. Kurikulum dicapai sesuai dengan penekanan analisis komparatif dengan sudut pandang kebudayaan yang berbeda-beda 4. Pendidikan multikulturalisme harus mendukung prinsip-prinsip pokok dalam memberantas pandangan klise tentang ras, budaya dan agama.



Ada baberapa pendekatan dalam proses pendidikan multikulturalisme yang perlu diantisipasi,yaitu : 1. Pendidikan sebagai transmisi kebudayaan yang dapat membebaskan pendidikan dari asumsi bahwa tanggung jawab primer mengembangkan kompetensi kebudayaan di kalangan anak didik semata-mata berada di tangan mereka. 2. Menghindari pandangan yang menyamakan kebudayaan dengan kelompok etnik sebagaimana yang terjadi selama ini. 3. Pengembangan dalam kompetensi dalam suatu kebudayaan baru biasanya membutuhkan interkasi inisiatif dengan orang-orang yang sudah memiliki kompetensi. 4. Kemungkinan bahwa pendidikan baik formal maupun informal akan meningkatkan kompetensi dalam beberapa budaya. Manfaat pendidikan multikulturalisme bagi semua peserta didik adalah : 1. Memberi pendidikan kepada peserta didik bahwa suatu perbedaan itu adalah hal yang wajar. 2. Menghormati perbedaan etnik, budaya, agama, yang menjadikan kekayaan budaya bangsa. 3. Persamaan dan keadilan dalam perlakuan tanpa membedakan suku, agama, etnis, kelompok social. 14



BAGIAN 9 PERAN INTELEKTUAL DOSEN LPTK DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU IPS Dosen sebagai kaum intelektual adalah sebagai pembentuk sikap disiplin dan meningkatkan prestasi belajar calon guru agar dapat membentuk peserta didik kearah terciptanya warga Negara yang baik.



Pembelajaran IPS sebagai pendekatan multi disiplin,



holistic dan berperspektif global memiliki peluang yang besar bagi berlangsungnya proses membangun kemampuan personal, perkembangan emosional, kemahiran interpersonal dan social, kesadaran social dan moral, membangun dan mengamalkan nilai-nilai hidup yang baik, yang kesemuannya merupakan pilar-pilar utama bagi wahana pengembangan pendidikan kesadaran nilai-nilai social. Dosen mempunyai peran yang cukup besar dalam mengelola pendidikan tinggi, dosen mempunyai kedudukan yang penting dan strategis dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan yang ditetapkan. Dosen IPS dapat berperan secara maksimal dalam meningkatkan profesionalisme guru dengan tatap melakukan supervise sesuai dengan yang diperlukan oleh guru sebagai suatu bagian dari tridarma perguruan tinggi. BAGIAN 10 PEMANFAATAN MEDIA TELEVISI DALAM PEMBELAJARAN IPS Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melewati media cetak atau elektronik sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Adapun bentuk media massa secara garis besar ada dua jenis yaitu : media cetak (surat kabar, majalah, buku-buku), dan media elektronik (televise, radio, termasuk internet). Media massa dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran IPS karena pada hakikatnya media massa merupakan representasi audio-visual masyarakat itu sendiri. Sehingga, fenomena actual yang terjadi dalam masyarakat dapat secara langsung diliput dan ditayangkan dimedia massa. Guru dapat memanfaatkan media massa sebagai sumber pembelajaran IPS melalui tiga cara yaitu : 1. Media massa dapat memperbaiki bagian konten dari kurikulum IPS 2. Media massa dapat dijadikan alat pembelajaran yang penting bagi IPS 15



3. Media massa dapat digunakan untuk menolong siswa mempelajari metodologi ilmuilmu social, khususnya didalam menentukan dan menginterpretasi fakta-fakta social. Sebagai sumber pelajaran IPS, media pendidikan diperlukan untuk membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS. Diverifikasi aplikasi media atau multimedia sangat direkomendasikan dalam proses pembelajaran IPS, misalnya melalui pengalaman langsung siswa di dalam lingkungan masyarakat, dramatisasi, pameran, dan kumpulan benda-benda, televise dan film, radio recording , foto dan lainnya. BAGIAN 11 PENERAPAN MODEL, STRATEGI, DAN METODE DALAM PELAKSAAN PEMBELAJARAN IPS EKONOMI Guru yang baik adalah guru yang mengetahui pokok permasalahan dalam pembelajaran, menguasai keterampilan mengajar, mengetahui komponen pengajaran yang baik, mempunyai tujuan dan mengetahui tantangan yang dihadapi. Inti dari karakteristik mata pelajaran ekonomi adalah kemampuan masyarakat dalam memecahkan persoalan ekonomi yaitu apa, bagaimana dan untuk siapa. Penerapan model, strategi dan metode pembelajaran ekonomi tergantung pada tujuan pembelajaran, sifat dari materi pelajaran, ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik dan alokasi waktu yang tersedia sehingga guru mampu menentukan pendekatan mana yang akan dipakai. Penerapan model, strategi dan metode dalam pembelajaran ekonomi yaitu : 1. Guru memerlukan proses belajar sepanjang hayat untuk menjadi guru yang baik melalui keikutsertaan dalam berbagai seminar, pelatihan dan lokakarya yang mampu meningkatkan kompetensi guru. 2. Guru menguasai karakteristik mata pelajaran ekonomi dengan baik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. 3. Guru terus mempelajari berbagai model pembelajaran sehingga mampu memberikan varaiasi dalam pembelajaran kepada peserta didik. Model pembelajaran bisa dipelajari melalui buku-buku bacaan yang relavan atau diunduh melalui internet. 4. Guru diharapkan terus melakukan variasi-variasi model, strategi dan metode pembelajaran dengan terus menerus melakukan refleksi sehingga mampu melihat kelemahann dan keuntungan dari masing-masing model pembelajaran yang sudah dipergunakan di kelas.



16



BAGIAN 12 MODEL PEMBELAJARAN LIVING STORY DALAM MEMBENTUK SIKAP NASIONALISME DI KALANGAN GENERASI MUDA Model pembelajaran living story pada prinsipnya merupakan implementasi dari penelitian sejarah sehingga peserta didik mampu untuk mengkaji sejarah dan bagaimana menuliskan sejarah tersebut melalui tehnik penelitian sejarah. Ada tiga cara untuk mengaplikasikan pembelajaran living story yaitu : 1. Mengkaitkan antara materi dengan contoh-contoh dari kejadian local sehingga peserta didik mendapatkan gambaran yang lebih hidup mengenai suatu kejadian. 2. Melakukan penjelajahan atau kunjungan langsung ke sumber sejarah serta mengumpulkan data sejarah di lingkungan sekitar sekolah. 3. Melakukan studi khusus mengenai aspek sejarah di lingkungan sekitar peserta didik. Model pembelajaran living story membimbing peserta didik dalam melakukan penelusuran peristiwa sejarah yang terdapat dilingkungan sekitarnya, tempat peserta didik menjalani kehidupan kesehariannya. Model pembelajaran living story memberikan kontribusi untuk membangun sikap nasionalisme. Tentu saja keyakinan tersebut akan semakin tertanam apabila pengajaran sejarah dibuat semenarik mungkin dengan mengedepankan aspek aspek sikap nasionalisme dalam pokok bahasannya. Sehingga model pembelajaran living story dapat menjadi media untuk pembentukan sikap nasionalisme.



BAGIAN 13 PENDIDIKAN HOLISTIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Pendidikan holistic mempersiapkan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat yang berfokus kepada pendidikan keterampilan hidup, sikap dan kesadaran pribadi bahwa pendidikan ini dibutuhkan dalam kehidupan di dunia yang semakin kompleks. Pendidikan holistic menekankan pada pendekatan pendidikan lebih luas yang mencakup intelektual, pengembangan pribadi dan interpersonal peserta didik dan menempatkannya pada nilai-nilai, sikap dan keterampilan yang akn terus ada dalam diri peserta didik sepanjang hidup. Dengan pendidikan holistik peserta didik memiliki soft skill yang akan terus berkembang secara dinamis. Penilaian yang dilakukan dalam pendidikan holistic bukan hanya pada penilaian secara angka dan kognitif tetapi juga apektif dan psikomotor. Peran orang tua dalam pendidikan holistic sangat penting. Melalui pendidikan holistic, guru dan peserta didik



17



melakukan kolaborasi untuk saling melengkapi serta meyakinkan terhadap aplikasi nilai-nilai kehidupan yang harus di pegang teguh dan penuh keyakinan. Pendidikan holistic menantang guru untuk berpikir secara berbeda tentang bagaimana membangun aspek kognitif dan afektif secara bersamaan. Pendidikan holistic merupakan suatu perjalanan pendidikan untuk aktualisasi diri, dan realisasi diri melalui hubungan keterkaitan antara individu, kelompok dan dunia sehingga terintegrasi satu sama lain. Pendidikan formal hanyalah tiitk awal dari proses seumur hidup.



2.2. RINGKASAN BUKU PEMBANDING BAB I – PEMBELAJARAN IPS IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan ilmu sosial. Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, antroplogi, psikologi sosial, politik, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS anak diarahkan untuk dapat menjadi warga Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab dan warga dunia yang cinta damai. Fungsi IPS sebagai pendidikan yaitu membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna untuk masa depannya, keterampilan sosial dan intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sosial sebagai warga yang bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional (Ahmadi & Amri,2011). Ciri-ciri pembelajaran IPS ialah : a. IPS merupakan keterpaduan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi. b. Kompetensi inti dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan/ topik tertentu. c. Kompetensi inti dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya perjuangan hidup agara dapat memenuhi kebutuhannya.



18



d. Kompetensi inti dan kompetensi dasar menggunakan tiga dimensi (ruang, waktu dan nilai/moral) dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Misi utama pendidikan IPS adalah membantu anak-anak belajar tentang dunia sosial dimana mereka hidup dan bagaimana mereka mendapatkan hidup, belajar menghadapi realitas social, mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan untuk membantu memanusiakan manusia. Tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan.



Materi dalam pembelajaran IPS antara lain,yaitu: a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya. b. Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi. c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh. d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar. e. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga. Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa dapat: 1. Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna. 2. Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab. 3. Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia. 4.



19



BAB II – OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti. Menurut Moris (1973:906) observasi adalah aktivitas mencatat suatu gejala atau peristiwa dengan bantuan alat atau instrumen untuk merekam atau mencatatnya guna tujuan ilmiah atau tujuan lainnya. Faktor-faktor pendukung dalam melakukan observasi ialah : 1. Meningkatkan daya penyesuaian (adaptasi) dengan tempat yang akan diamati 2. Membiasakan diri dalam lingkungan yang akan diamati 3. Rasa ingin tahu tentang berbagai macam hal yang berhubungan dengan yang diteliti 4. Mengurangi prasangka terhadap berbagai hal yang akan diamati untuk mencegah munculnya subyektivitas data 5. Memiliki proyeksi terhadap hasil pengamatan. Alat bantu yang dipergunakan didalam observasi antara lain daftar riwayat kelakuan (anecdotal record), catatan berkala, daftar catatan (check list), rating scale yaitu pencatatan gejala menurut tingkatannya, alat-alat optik elektronik. Observasi yang dilakukan oleh seorang penagamat juga terdapat kelebihan dan kekurangannya. Adapun kelebihan dari observasi ialah : 1. Banyak aspek perilaku manusia yang dapat diamati 2. Banyak obyek yang dapat diamati pada siatuasi yang sibuk, misalkan interaksi siswa dan guru dalam kelas 3. Memungkinan mencatat hal-hal yang terjadi pada suatu gejala yang ada di lapangan saat itu juga Adapun kekurangan dari observasi ialah : 1. Jika obyek bersifat sangat komplek, maka sukar untuk diamati 2. Jika waktu pengamatan pendek akan informasi yang didapat juga kurang 3. Adanya faktor luar yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pengamatan 4. Jika obyek yang diamati mengetahui bahwa mereka sedang diamati maka akan mempengaruhi perilaku mereka menjadi tidak wajar atau dibuat-buat. Jenis – jenis observasi yaitu :



20



a. Observasi partisipan, adalah observasi yang dilakukan dengan observer terlibat langsung secara aktif dalam obyek yang diteliti. b. Observasi sistematis atau observasi berkerangka, adalah observasi yang sudah ditentukan terlebih dahulu kerangkanya. Kerangka tersebut memuat faktor-faktor yang akan diobservasi menurut kategorinya. c. Observasi eksperimen, adalah observasi yang dilakukan terhadap situasi yang disiapkan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan. Observasi tentang pembelajaran IPS di SD harus memperhatikan komponen penting yang dapat memperlancar dan membawa keberhasilan proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu diamati diantaranya tentang: pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan oleh pengajar. BAB III – SUMBER BELAJAR DAN BAHAN AJAR IPS Sumber belajar merupakan sumber informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran. Sumber belajar dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Tempat / lingkungan alam sekitar dimana seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat tersebut dpaat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalkan: museum, taman, Rumah Sakit, pasar dan lainnya. b. Benda, segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik. Misalkan; meja, kursi, benda peninggalan sejarah. c. Orang, siapa saja yang memiliki keahlian tertentu yang memungkinkan peserta didik dapat belajar sesuatu maka orang tersebut dapat menjadi sumber belajar. Misalkan; gurunya sendiri, dokter, petani, tentara dan sebagainya. d. Buku, segala macam buku yang dapat dibaca siswa sendiri yang isinya merupakan bahan atau materi yang sedang dipelajari atau dapat diambil manfaatnya. Misalkan; buku teks, fiksi, ensiklopedia dan sebagainya. e. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, kejadian nyata yang sedang terjadi di masyarakat dan peristiwa itu mempunyai makna tertentu atau penting. Misalkan; terjadinya kebakaran, banjir, kerusuhan, pesta olahraga nasioanl dan sebagainya. Sumber belajar mempunyai kemanfaatan terhadap keberhasilan pembelajaran. Menurut Wijaya (1992:36) terdapat enam jenis fungsi dalam mengembangkan sumber belajar, yaitu: 21



a. Fungsi riset dan teori, hal ini berfungsi untuk menghasilkan dan mengetes pengetahuan yang bertalian dengan sumber-sumber belajar, pelajar, dan fungsi tugas. Selain itu juga berfungsi mengembangkan keunikan teori terhadap teknologi pendidikan. b. Fungsi desain, dilakukan melalui analisis dan mensistemasi kebutuhan, tujuan, sifat, murid, tugas, kondisi belajar, kegiatan instruksional dan sumber-sumber khusus. Hasil dari fungsi desain berupa produksi sumber-sumber khusus dan identifikasi sumbersumber yang ada. c. Fungsi produksi dan penempatan, untuk menjabarkan secara khusus sumber-sumber ke dalam sumber-sumber konkrit. d. Fungsi evaluasi dan seleksi, untuk menentukan atau menilai penerimaan/kriteria sumber-sumber belajar oleh fungsi yang lain sehingga mampu mengukur keefektifan sumber dalam mencapai tujuan, kemampuan sumber dalam mencapai standar produksi, kemampuan sumber untuk dipahami, kemampuan sumber dalam memenuhi kebutuhan khusus e. Fungsi organisasi dan pelayanan, untuk membuat atau menjadikan sumber-sumber dan informasi mudah diperoleh bagi kegunaan fungsi yang lain serta pelayanan bagi para siswa. Sumber belajar perlu dikelola melalui tahapan tertentu, yaitu: 1). Membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber dan sarana pembelajaran yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas atau sekolah, 2). Menggolongkan ketersediaan alat, bahan atau sumber belajar tersebut, 3). Jika sumber tersedia harus dipikirkan kesesuaian dengan penggunaannya serta melakukan modifikasi bila diperlukan. Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.



Bahan ajar dapat



dikelompokkan berupa media tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif terintergrasi. Didalam bahan ajar terdapat komponen-komponen: 1. Petunjuk belajar (untuk siswa atau guru 2. Kompetensi yang akan dicapai 3. Informasi pendukung 4. Latihan-latihan 5. Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK) Bahan ajar yang dapar digunakan dalam pembelajaran terdapat beberapa bentuk diantaranya:



22



a. Bahan ajar cetak, seperti handout, buku, modul, LKS, brosur, Leaflet, wallchat, foto atau gambar, model atau maket. b. Bahan ajar dengan (audio) seperti kaset, radio, c. Bahan



ajar



pandang



dengar



(audiovisual)



seperti



video



compact



disk,



orang/narasumber. d. Bahan ajar interaktif seperti compact disk interaktif. Multimedia interakif merupakan kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi. BAB IV – PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif. Pendekatan dapat dibagi menjadi 4 yaitu : a. Pendekatan individual : pendekatan yang dilakukan oleh guru dengan memahami karakter atau watak dari setiap siswa. b. Pendekatan kelompok : pendekatan kelompok ini suatu waktu bisa dipergunakan dan perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial siswa. c. Pendekatan bervariasi d. Pendekatan edukatif : Pendekatan ini juga bertujuan untuk membina watak siswa. Pendekatan dalam pembelajaran IPS terdiri dari : a. Pendekatan saintifik b. Pendekatan kontekstual c. Pendekatan Kontruktivisme d. Pendekatan Deduktif e. Pendekatan Induktif f. Pendekatan Konsep g. Pendekatan Proses h. Pendekatan Ilmu, Teknologi dan Masyarakat



23



BAB V – MODEL MODEL PEMBELAJARAN IPS Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Ciri-ciri



model



pembelajaran



yang



baik



dalam



pengembangannya



harus



memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Model pembelajaran tidak keluar dari pendekatan student center oriented dengan strategi discovery inquiry b. Acuan dasar pengembangan adalah RPP yang dibuat guru dengan fokus: 1). Tujuan Pembelajaran 2). Kompleksitas materi ajar 3). Metode Pembelajaran 4). Alokasi waktu c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan harus merefleksikan model pembelajaran yang di tuliskan di RPP d. Kegiatan belajar yang dilakukan lebih menekankan pada kegiatan siswa (student centered) e. Eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi harus terakomodasi secara terpadu dan tersirat f. Model pembelajaran hendaknya sistematis g. Adanya keterlibatan intelektual dalam proses pembelajaran h. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator, dan motivator kegiatan belajar peserta didik i.



Pemilihan alat, media, dan bahan pembelajaran harus tepat guna



j.



Pemilihan model yang akan digunakan harus mempertimbangkan acuan dasar dalam RPP ditambah dengan kesesuaian kondisi peserta didik Terdapat beragam model pembelajaran yang dapat membantu memperlancar



pelaksanaan pembelajaran terutama pembelajaran IPS, diantaranya : 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) 2. Model Pembelajaran Inkuiri 3. Model Pembelajaran Jigsaw 4. Model Pembelajaran Examples non Examples Example non example adalah model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar dengan atau tabel sesuai materi bahan ajar dab kompetensi, sajian gambar ditempel atau ditayangkan melalui LCD/OHP dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian 24



5. Model Pembelajaran Cooperative Script 6. Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) 7. Model Pembelajaran STAD (Student Team Achivement Division) 8. Model Pembelajaran Make a Match 9. Model Pembelajaran TPS (Think Pair and Share) 10. Model Pembelajaran Role Playing 11. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) 12. Model Pembelajaran Group Investigation 13. Model Pembelajaran Talking Stick 14. Model Pembelajaran Snowball Throwing 15. Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) 16. Model Pembelajaran Picture and Picture 17. Model Pembelajaran Take and Give 18. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray 19. Model Pembelajaran Time Token BAB VI – STRATEGI PEMBELAJARAN IPS Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Stoner dan Sirait (1996) ciri-ciri strategi pembelajaran antara lain : a. Wawasan waktu yaitu waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya b. Dampak c. Pemusatan upaya d. Pola keputusan e. Peresapan Macam-macam strategi pembelajaran pembelajaran yaitu : a) Strategi Pembelajaran Group-Individual Learning b) Strategi Pembelajaran Ekspositori c) Strategi Pembelajaran Inkuiri d) Strategi Pembelajaran Strategi berbasis masalah 25



e) Strategi Pembelajaran Direct Instruction f) Strategi Pembelajaran Problem Solving g) Strategi Pembelajaran Cooperative Learning h) Strategi Pembelajaran Contextual Teaching Learning i) Strategi Pembelajaran Mind Mapping BAB VII – METODE PEMBELAJARAN IPS Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode merupakan jalinan dengan tujuan, dengan kematangan siswa, bahan bantu dengan kemampuan guru, dengan keadaan sosial, dengan pemilihan, organisasi dan penilaian bahan. Adapun sifat-sifat metode yang baik adalah: (1). harus teliti, cermat dan sungguh-sungguh, (2). Harus artistik adanya rasa kesesuaian dan ketidak sesuaian, (3). Bersifat pribadi dikembangkan oleh guru sendiri, (4). Menghubungkan diri guru dengan pengalaman siswa. Metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPS diantaranya adalah: 1) Metode Pembelajaran Ceramah 2) Metode Pembelajaran Diskusi 3) Metode Pembelajaran Tanya Jawab 4) Metode Pembelajaran Demonstrasi 5) Metode Pembelajaran Karyawisata 6) Metode Pembelajaran Debat 7) Metode Pembelajaran Demonstrasi 8) Metode Pembelajaran Penugasan 9) Metode Pembelajaran Proyek 10) Metode Pembelajaran Sosiodrama BAB VIII – MEDIA PEMBELAJARAN IPS Kata media menunjukkan segala sesuatu yang membawa atau menyalurkan informasi antara sumber dan penerima, seperti film, televisi ,radio alat visual. Media pembelajaran adalah wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai adalah proses pembelajaran.



26



Penggunaan media didalam proses belajar mengajar bertujuan untuk memperjelas pesan dan informasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar, memperjelas penyajian pesan dan informasi, meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, mengatasi keterbatasan (indra, ruang dan waktu). Media pembelajaran sangat banyak dan bervariasi.



Macam-macam media



pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Benda asli dan bukan asli atau tiruan. Misalnya, tubuh manusia, tiruan binatang dan sebagainya 2. Media Grafis. 3. Media Dua dan Tiga Dimensi. 4. Media Audio, Visual, Audio visual. 5. Media cetak dan non cetak. 6. Media elektronik dan non elektronik. Hal-hal paling penting diperhatikan dalam menggunakan media pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Tujuan (objectives) 2. Isi dan Substansi (content) 3. Kemauan (willingness) 4. Kemampuan (capability) Ada lima kriteria atau prinsip pemilihan media yaitu : 1. Kesesuian 2. Tingkat kesulitan 3. Biaya 4. Ketersediaan 5. Kualitas teknis 6. Tujuan 7. Isi atau substansi



27



BAB IX - PENILAIAN IPS Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian. Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang bisa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. nstrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik. Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek.Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian peserta didik ialah : 1. Penilaian ditujukan untuk mengukur kompetensi 2. Penilaian menggunakan acuan criteria 3. Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan 4. Hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi criteria ketuntasan 5. Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsipprinsip sebagai berikut: 1. Sahih (valid), 2. Objektif, 3. Adil, 4. Terpadu, 5. Terbuka, 6. Menyeluruh dan Berkesinambungan, 7. Sistematis, 8. Menggunakan Acuan Kriteria. 9. Akuntabel. Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir yang menurut taksonomi Bloom secara hierarkis terdiri atas pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi, dan mencipta. Afektif peserta didik 28



berhubungan dengan sikap, minat atau nilai. Kemampuan psikomotor melibatkan gerak adaptif



(adaptive



movement)



atau



gerak



terlatih



dan



keterampilan



komunikasi



berkesinambungan (nondiscursive communication). Jenis penilaian IPS dibedakan menjadi dua jenis yaitu tes dan non tes. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang harus dijawab, pernyataanpernyataan yang harus dipilih atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes. Jenis tes dibedakan menjadi dua yaitu tes objektif dan nonobjektif. Bentuk soal objektif yaitu tes benar salah, tipe menjodohkan, tipe pilihan ganda. Tes nonobjektif yaitu isian, jawaban singkat, uraian. Penilaian hasil belajar tidak hanya dilakukan dengan tes, tetapi dapat juga dilakukan penilaian non tes melalui alat atau instrumen pengukuran bukan tes, seperti penilaian sikap, proyek, portofolio, unjuk kerja atau performa, produk, penilaian diri dan penilaian sebaya. Penilaian pada KTSP ada tiga ranah yakni ranah kognif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Pada penilaian ranah kognitif, kata kerja operasional yang digunakan pada ranah C1-C6. Penilaian ranah afektif, kata kerja operasional yang digunakan pada ranah A1-A5. Penilaian ranah psikomotor, kata kerja operasional yang digunakan pada ranah P1-P5. Penilaian pada kurikulum hampir sama dengan KTSP yakni terdapat tiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotorik). Perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP adalah pada ranah afektif dibedakan menjadi dua yakni sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2). Sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertaqwa dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sedangkan aspek pengetahuan terdapat pada (KI 3) dan aspek psikomotorik terdapat pada (KI 4). Remidi adalah program pengajaran perbaikan yang khusus diberikan guru kepada siswa (individu/kelompok) karena siswa tersebut memiliki masalah dalam belajar (kurang/tidak menguasai materi belajar). Pelaksanaan remidi perlu dilakukan oleh guru untuk membantu siswa yang memiliki masalah belajar yang berdampak pada hasil belajarnya. Pengayaan adalah program belajar yang diberikan kepada siswa yang telah menguasai materi pelajaran. Pengayaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mempertahankan hasil



29



belajar siswa yang telah dicapai serta sebagai salah satu cara untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal. BAB X - KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Kriteria untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan minimal (KKM). KKM adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM ditetapkan oleh sekolah pada awal tahun pelajaran. Penetapan KKM menurut PP (2005) sebagai berikut : 1. Intake (kemampuan rata-rata peserta didik); 2. Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi dasar); 3. Kemampuan daya pendukung (berorientasi pada sumber belajar). Acuan kriteria penilaian mengharuskan pendidik untuk melakukan remidial kepada peserta didik yang nilainya belum mencapai KKM dan memberikan pengayaan kepada peserta didik bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal. fungsi KKM adalah sebagai berikut : 1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi dasar mata pelajaran. 2. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. 3. Dapat digunakan sebagai bagian komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. 4. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan satuan pendidikan dengan masyarakat. 5. Sebagai pedoman bagi sekolah dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. Guru



atau



kelompok



guru



menetapkan



KKM



mata



pelajaran



dengan



mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. Hasil penetapan KKM disahkan oleh kepala sekolah. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada peserta didik, orang tua dan dinas pendidikan. Menurut Depdiknas penentuan nilai KKM harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. 2. Daya Dukung, sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan, biaya operasional pendidikan, manajemen sekolah; 30



3. Intake Peserta Didik, kemampuan rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan. Komponen yang terdapat dalam KKM adalah kompetensi dasar, indikator, kompleksitas, daya dukung dan intake. Dari komponen tersebut akan didapatkan nilai KKM KD. Dari KKM KD akan ditentukan KKM SK yang selanjutnya akan ditetapkan menjadi KKM Mata Pelajaran. Kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM) berdasarkan Menpan (2013) untuk KI-3 dan KI-4 adalah B- (2.66) dengan demikian seorang peserta didik dinyatakan belum menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 2.66 atau B- dari hasil tes formatif. Sedangkan untuk KI-1 dan KI-2 seluruh mata pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik atau B (3.00). BAB XI - IPS DALAM PEMBELAJARAN TERPADU Pembelajaran terpadu pada dasarnya menggunakan tema-tema untuk mengkaitkan antar mata pelajaran sehingga memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran terpadu bukan hanya mengkaitkan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, namun bisa juga ada keterkaitan anatar topik dalam satu mata pelajaran. Salah satunya adalah mata pelajaran IPS. Pembelajaran Terpadu pada mata pelajaran IPS sangat dibutuhkan untuk memudahkan pemahaman siswa tentang manfaat ilmu yang dipelajari bagi kehidupan nyata. Makna terpadu dalam IPS adanya keterkaitan antara berbagai aspek dan materi yang tertuang dalam KD IPS. Keterpaduan dalam pembelajaran IPS dimaksudkan agar pembelajaran IPS lebih bermakna, efektif dan efisien. Pendidikan IPS menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi. Karakteristik model pembelajaran terpadu adalah holistik, bermakna, otentik, dan aktif. terdapat 11 cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu, yakni: (1) model penggalan (fragmented) (2) metode keterhubungan (connected), (3) metode sarang (nestad), (4) metode urutan atau rangkaian (sequenced), (5) model berbagi (shared), (7) model jarring laba-laba (webbed), (8) model galur (threaded), (9) model keterpaduan (integrated), (10) model celupan (immersed), (11) model jejaring (networked).



31



Keunggulan pembelajaran terpadu: (1) mendorong guru untuk mengembangkan kreativitas



sehingga guru dituntut



untuk memiliki wawasan,



(2)



peluang guru



mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh, (3) memotivasi siswa untuk mengenal, menyerap, memahami hubungan antara konsep, nilai atau tindakan yang terdapat dalam pokok bahasan atau bidang studi. Adapun kelemahan pembelajaran terpadu adalah: (1) menuntut guru memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas,kreativitas yang tinggi, untuk mengemas dan mengembangkan materi, (2) peluang pengembangan kreativitas akademik siswa, (3) menunjang dan memperkaya mengembangkan wawasan, (4) jenis kurikulum yang terbuka, (5) hasil belajar siswa merupakan kumpulan dan panduan penguasaan dari berbagai materi yang disatukan, (6) pengutamaan salah satu atau lebih mata pelajaran. Pengetahuan sosial (PS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, budaya. Materi IPS menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan melalui tema-tema dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. Isi materi dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengolahan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial itu ialah untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan peserta didik dengan mengembangkan kemampuannya dalam lingkungannya dan melatih mereka untuk menempatkan dalam masyarakat demokrasi, dimana mereka menjadikan negaranya tempat hidup lebih baik. Pembelajaran terpadu tersebut dengan menentukan suatu tema atau topik dehingga dari tema atau topik tersebut diperjelas, diperluas, dan diperdalam pada disiplin ilmu yang lain. Bentuk keterpaduan tersebut antara lain: 1. Model integrasi berdasarkan tema. Keterpaduan dapat dilakukan berdasarkan tema terkait. Misalkan tema yang ditentukan adalah Pariwisata. Dimana pariwisata akan memadukan disiplin ilmu sosial sejarah, geografi, antropologi, sosiologi, serta ekonomi. 2. Model integrasi berdasarkan potensi utama. Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui tema



yang didasarkan pada potensi utama



32



yang ada diwilayah



setempat.misalkan tema atau topik tentang sumber daya alam disuatu wilayah atau daerah tertentu. 3. Model



integrasi



berdasarkan



permasalahan.



Keterpaduan



IPS



berdasarkan



permasalahan yang ada. Ilmu Pengetahuan Sosial tidak bisa lepas mengkaji pada sisi berbagai kondisi sosial manusia, termasuk tentang berbagai permasalahan sosial yang harus dicari solusinya dan dapat membentuk kepribadian siswa untuk peka dan cakap dalam menyikapinya. Misalkan masalah kemiskinan yang akan memadukan disiplin ilmu sosiologi, antropologi, ekonomi, politik, psikologi sosial, dan sejarah kausalitasnya. Terdapat beberapa alasan dalam pemilihan model pembelajaran terpadu, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Konsep-konsep dalam IPS



memiliki karakteristik



yang



berbeda,



sehingga



memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil yang optimal. 2. Ada sejumlah KD yang mengandun konsep daling tumpang tindih, sehingga jika dibelajarkan secara terpisah menjadi tidak efiseien. 3. Ada KD yang mengandung konsep saling keterkaitan namun tidak beririsan. Untuk menghasilkan kompetensi yang utuh, konsep-konsep harus dikaitkan dengan suatu tema tertentu sehingga menyerupai jaring laba-laba. 4. Ada sejumlah konsep pada KD, konsep tersebut bertautan dengan konsep KD dari KD yang lain. Agar pembelajarannya menghasilkan kompetensi yang utuh, maka konsepkonsep tersebut harus tautkan dalam pembelajaran BAB XII - IPS DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK Pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam tema dengan proses pembelajaran yang bermakna yang disesuaikan dengan perkembangan siswa. Landasan dilaksanakannya pembelajaran tematik adalah memberikan pendidikan yang adil sesuai dengan perkembangan, kemampuan, minat dan kebutuhan siswa. Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik dalam materi sosialisasi Kurikulum 2013 dari Kemendikbud adalah sebagai berikut: a. Memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari- hari.



33



b. Memilih materi dari beberapa muatan yang saling terkait sehingga dapat mengungkapkan tema secara bermakna. c. Tidak bertentangan dengan kurikulum yang berlaku. d. Materi



pembelajaran



yang



dapat



dipadukan



dalam



satu



tema,



selalu



memperimbangkan karakteristik siswa. e. Materi yang dipadukan tidak dipaksakan. Sebagai suatu model pembelajaran di SD, dalam materi sosisalisasi kurikulum 2013 dari Kemendikbud, karakteristik pembelajaran tematik adalah sebagai berikut: a. Berpusat pada siswa. b. Memberikan pengalaman langsung. c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. d. Menyajikan konsep dari berbagai muatan. f. Bersifat Fleksibel. g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Adapun rambu- rambu pelaksanaan pembelajaran tematik dalam materi sosialisasi kurikulum 2013 oleh Kemendikbud adalah sebagai berikut: a. Tidak semua mata pelajaran harus disatukan. b. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, tidak harus dipadukan. c. Kegiatan Pembelajaran ditekankan pada kemamouan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai- nilai moral. d. Tema- tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, lingkungan, dan daerah setempat. Kekuatan Pembelajaran Tematik dalam materi sosialisasi kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: a. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak. b. Menyenangkan c. Hasil belajar dapat bertahan lama d. Mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. e. Menumbuhkan ketermpilan sosial dalam bekerja sama f. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain 34



g. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang ditemui Manfaat Pembelajaran Tematik dalam materi sosialisasi kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: a. Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan. b. Menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memcahkan masalah. c. Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. d. Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik berada dalam format ramah otak. e. Materi pembelajaran yang disampikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam kehidupannya sehari- hari. f. Peserta didik yang relative mengalami keterlibatan untuk menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas. g. Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian. Tahap- tahap pelaksanaan pembelajaran tematik dalam materi sosialisasi kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: a. Menentukan tema. b. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku dengan mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. c. Mendesain rencana pembelajaran. d. Aktivitas kelompok dan diskusi. Pembelajaran IPS sebagai proses belajar yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari berbagai ilmu-ilmu sosial dan humaniora siswa agar berlangsung secara optimal. Pengetahuan Sosial mempunyai peran membantu dalam menyiapkan warga negara demokratis dengan penanaman nilainilai kebangsaan dan kewarganegaraan didukung oleh penguasaan disiplin ilmu-ilmu sosial. Tujuan dari penelitian ini agar para siswa dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalah-masalah sosial tersebut. 35



Fungsi pembelajaran IPS menurut Ishack dalam Winataputra(2007) diantaranya yaitu: a. Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi maupun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. b. Mengembangkan keterampilan dalam mengembangkan konsepkonsep IPS. c. Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi. d. Menyadarkan siswa akan kekuatan alam dan segala keindahannya sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan mengagungkan penciptanya. e. Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa. f. Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). g. Memupuk diri serta mengembangkan minat siswa terhadap IPS. Dengan diterapkannya sistem pembelajaran berbasis tematik integratif di kurikulum 2013, mata pelajaran IPS bukannya dihapus dari kurikulum, tapi diintegrasikan berdasarkan tema. Mata pelajaran IPS akan menjadi materi bahasan di semua mata pelajaran. Intinya, yang dihapuskan adalah nama pelajarannya. Tapi substansi pelajaran IPS tidak ada satu pun yang dihilangkan. Prosesnya, tema-tema yang ada dimata pelajaran IPS diintegrasikan kepada enam mata pelajaran yang akan menjadi muatan pelajaran SD. Tiga alternatif yang menentukan nasib mata pelajaran IPS pada uji publik kurikulum 2013 itu adalah: a. Nama mata pelajaran IPS sama sekali tidak dimunculkan, hanya muatannya yang muncul di pelajaran-pelajaran lain. b. IPS akan dimunculkan sebagai nama mata pelajaran mulai kelas IV SD sampai VI SD. c. IPS hanya akan dimunculkan sebagai pelajaran tersendiri untuk kelas V dan VI SD. Ada beberapa prinsip-prinsip dalam pembelajaran tematik terpadu IPA dan IPS yang harus diperhatikan oleh guru yaitu meliputi: a. Prinsip penggalian tema b. Prinsip pelaksanaan terpadu c. Prinsip evaluative d. Prinsip reaksi Dalam pembelajaran tematik integrative IPS, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan sosial manusia. Untuk kelas I, II, dan III SD, keduanya merupakan 36



pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Indikator IPS mulai muncul di kelas IV hingga VI, tetapi pembelajarannya tetap tematik integratif. Mata pelajaran IPS di SD tidak diajarkan secara terpisah, tetapi indikatornya dibuat muncul atau diperjelas sejak kelas IV SD. Hal ini sejalan dengan masukan yang dijaring pemerintah selama uji publik terhadap perubahan Kurikulum 2013 pada akhir 2012. Misalnya, ketika membahas sungai di Bahasa Indonesia, materi IPS-nya masuk dalam bentuk manfaat sungai bagi masyarakat, perlunya menjaga lingkungan, dan sebagainya.



37



BAB III PEMBAHASAN 3.1 KELEBIHAN BUKU 3.1.1. Kelebihan buku utama NO 1



ASPEK Bentuk



KELEBIHAN



Tulisan Bentuk tulisan yang digunakan dalam buku ini standar



dan Gaya Bahasa



seperti pada umumnya. Setiap subbab di tulis dengan text bold.



2.



Segi Cover



Cover buku sangat menarik disertai dengan gambargambar yang berkitan dengan pendidikan IPS seperti pekerjaan, monument bersejarah, tarian daerah, dan peta. Di dalam cover juga terdapat identitas dari buku tersebut, baik itu nama penulis, isbn, penerbit dan kota terbit. Dan juga penambahan biografi penulis di cover belakang buku.



3



Segi Isi



1. Buku menjelaskan secara rinci isi dari tiap bab 2. Penulis menyajikan materi berdasarkan pendapatpendapat para ahli. Sehingga memperluas wawasan pembaca. 3. Diakhir bab buku ini disertai dengan rangkuman sehingga mempermudah pembaca dalam memahami isi buku 4. Penulis menambahkan biografi penulis. Dengan adanya biografi penulis dapat menambah motivasi bagi para pembaca.



4



Identitas buku



Identitas buku yang tertera sangat lengkap mulai dari penulis judul buku, cetakan, kota terbit, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, tebal buku, sampai dengan ISBN nya.



5



Kesesuaian daftar Halaman yang tertera dalam daftar isi sesuai dengan isi



halaman yang memuat isi materi tersebut



38



4.1.2. Kelebihan buku pembanding NO 1



ASPEK Bentuk



KELEBIHAN



Tulisan Bentuk tulisan yang digunakan dalam buku ini standar



dan Gaya Bahasa



seperti pada umumnya. Setiap subbab di tulis dengan text bold. Gaya bahasa yang digunakan pada buku ini ialah gaya bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami.



3.



Segi Cover



Cover buku sangat menarik disertai dengan gambargambar yang globe dan buku serta ruangan kelas yang seakan mengambarkan isi dari buku tersebut. Warna cover dari buku ini juga juga cukup baik. Di dalam cover juga terdapat identitas dari buku tersebut, baik itu nama penulis, isbn, penerbit dan kota terbit.



3



Segi Isi



1. Pada awal di tiap bab, penulis menambahkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah mempelajari bab tersebut. 2. Buku menjelaskan secara rinci isi dari tiap bab 3. Pada penjelasan setiap materi banyak dimasukkan pendapat



para



ahli,



yang



dapat



menambah



pengetahuan para pembaca dalam memahami materi yang dipaparkan 4. Dalam



pemaparan



menambahkan



isi



materi



penulis



lampiran-lampiran



juga yang



mendukung seperti pada materi tentang observasi dalam IPS penulis menambahkan lampiran format observasi, format KKM, 5. Penulis menambahkan contoh-contoh dari materi yang dibahasanya. Sehingga pembaca lebih mudah memahami materi yang sedang dibahas. Seperti pada materi sumber belajar dan bahan ajar ips serta media pembelajaran ips.



39



6. Pada materi media pembelajaran ips, penulis juga menambahkan gambar-gambar yang mendukung materi tersebut sehingga pembaca lebih mudah memahaminya. 7. Penulis juga menambahkan langkah-langkah dari tiap pendekatan dan model pembelajaran yang disajikannya



sehingga



memudahkan



pembaca



dalam mengaplikasikan pendekatan dan model pembelajaran tersebut. 8. Penulis



juga



menambahkan



bagan



untuk



mempermudah penyampaian materi seperti pada materi



media



pembelajaran



dan



evaluasi



pembelajaran. 9. Pada materi penilaian IPS, penulis menambahkan bagan



jenis-jenis



penilaian



IPS



sehingga



memudahkan pembaca dalam memahaminya. Pada tiap penilaian penulis menambahkan contoh dan format pada tiap penilaian tersebut. Penulis juga menambahkan



tingkatan



dari



tiap



ranah



kemampuan siswa mulai dari kognitif, apektif dan psikomotor



disertai



dengan



kata



kerja



operasionalnya. 4



Identitas buku



Identitas buku yang tertera sangat lengkap mulai dari penulis judul buku, cetakan, kota terbit, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, tebal buku, sampai dengan ISBN nya.



5



Kesesuaian daftar Halaman yang tertera dalam daftar isi sesuai dengan isi



halaman yang memuat isi materi tersebut



40



3.2 KELEMAHAN BUKU 3.2.1. Kelemahan buku utama NO 1



ASPEK Cover



KELEMAHAN Warna cover terkesan kurang cerah alangkah baiknya agar cover didesain lebih cerah



2



Bentuk Tulisan dan Gaya bahasa sulit dipahami oleh pembaca Gaya Bahasa



3



Segi Isi



1. Dari segi isi keseluruhan sudah bagus, materi yang disajikan rinci dan menyeluruh. Namun, alangkah baiknya penulis menambahkan evaluasi di tiap babnya. 2. Pembahasan



isi



yang



berulang-ulang



membuat



pembaca bingung 3. Rangkuman tidak terdapat ditiap bab alangkah baiknya penulis menambahkan rangkuman pada tiap babnya



3.2.2. Kelemahan buku pembanding NO 1



ASPEK Segi Isi



KELEMAHAN 1. Dari segi isi keseluruhan sudah bagus, materi yang disajikan rinci dan menyeluruh. Namun, alangkah baiknya penulis menambahkan evaluasi di tiap babnya. 2. Rangkuman tidak terdapat ditiap bab alangkah baiknya penulis menambahkan rangkuman pada tiap babnya



41



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan kelemahan dan kelebihan dari buku ini dapat disimpulkan bahwasanya buku ini sudah bagus, penyajian materi sangat menyeluruh. Buku juga dilengkapi soal-soal evaluasi dan yang lainnya yang mempermudah pembaca dalam memahami isi buku dan memudahkan pembaca untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka mengenai materi tersebut melalui evaluasi soal.Buku ini sangat baik digunakan untuk menambah pemahaman kita mengenai ilmu pengetahuan sosial sebab buku ini memiliki banyak kelebihan. 4.2 Saran Terdapat beberapa saran kepada penulis buku yaitu : 1. Penulis sebaiknya memperbahui cover buku dan membuat warna buku lebih cerah agar terkesan lebih menarik. 2. Alangkah baiknya penulis menambahkan rangkuman pada tiap babnya 3. Penulis sebaiknya menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami.



42



DAFTAR PUSTAKA



Gunawan , Rudi. 2016. Pendidikan IPS : Filosofi, Konsep dan Aplikasi (edisi revisi).Bandung : Alfabeta



Sulistyowati, P dan Arnelia Dwi Yasa 2017. Pengembangan Pembelajaran IPS SD . Malang: Ediide Infografika



43



LAMPIRAN



Gambar 1. Cover buku utama



44



gambar 2. Halaman identitas buku utama



45



Gambar 3. Daftar isi buku utama



46



Gambar 6. Daftar isi buku utama



47



Gambar 7. Daftar isi buku utama



48



Gambar 8. Daftar isi buku utama



49



Gambar 9. Daftar isi buku utama



50



Gambar 10. Cover buku utama



51



Gambar 11. Cover buku pembanding



52



Gambar 12. Halaman identitas buku pembanding



53



Gambar 13. Daftar isi buku pembanding



54



Gambar 14. Daftar isi buku pembanding



55



Gambar 15. Daftar isi buku pembanding



56



Gambar 17. Daftar isi buku pembanding



57