Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Otomatis Pada Rotary Car Dumper 3 Pada Bukit Asam Coal Terminal Tarahan PT Bukit Asam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Otomatis Pada Rotary Car Dumper 3 Pada Bukit Asam Coal Terminal Tarahan PT Bukit Asam ` Laporan Kerja Praktik



Oleh: Ahmad Yuvi Utomo 1515031015



JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Otomatis Pada Rotary Car Dumper 3 Pada Bukit Asam Coal Terminal Tarahan PT Bukit Asam LAPORAN KERJA PRAKTIK Diajukan untuk Memenuhi Kurikulum Tugas Mata Kuliah Kerja Praktik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung



Oleh: Ahmad Yuvi Utomo 1515031015



JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



LEMBAR PENGESAHAN



Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Otomatis Pada Rotary Car Dumper 3 Pada Bukit Asam Coal Terminal Tarahan PT Bukit Asam LAPORAN KERJA PRAKTIK Diajukan untuk Memenuhi Kurikulum Tugas Mata Kuliah Kerja Praktik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung



Oleh Ahmad Yuvi Utomo 1515031015



Mengetahui Pembimbing Kerja Praktik



Dr. Eng FX Arinto Setyawan, S.T.,M.T. NIP. 196912191999031002



Menyetujui Ketua Jurusan Teknik Elektro Unila



Dr. Herman Halomoan Sinaga, S.T.,M.T. NIP. 197111301999031003



LEMBAR PENGESAHAN KERJA PRAKTIK



Disusun Berdasarkan Hasil Kerja Praktik di PT. Bukit Asam Tbk Unit Pelabuhan Tarahan Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung Oleh : Ahmad Yuvi Utomo 1515031015



Tanggal Mulai Kerja Praktik



: 6 Februari 2019



Tanggal Selesai Kerja Praktik



: 8 Maret 2019



Mengetahui, Pembimbing Kerja Praktik



Tommy A. Palembara NP. 8409130756



ABSTRAK PRINSIP KERJA SISTEM PELUMASAN OTOMATIS PADA ROTARY CAR DUMPER 3 PADA BUKIT ASAM COAL TERMINAL TARAHAN PT BUKIT ASAM Oleh: AHMAD YUVI UTOMO Sistem Pelumasan Otomatis merupakan suatu rangkaian sistem yang berfungsi untuk melumasi suatu alat mekanis secara otomatis. Pada rangkaian Rotary Car Dumper 3, Sistem Pelumasan otomatis ini bekerja berdasarkan program yang ada pada PLC. Sistem ini diprogram untuk bekerja selama Rotary Car Dumper dalam keadaan aktif dan sedang bergerak. Sistem Pelumasan Otomatis menggunakan grease yang kemudian dipompa menggunakan motor AC 0.21kw yang kemudian disalurkan menggunakan pipa dan selang menuju titik yang telah ditentukan yang terletak pada Rotary Car Dumper. Keadaan pelumas dalam reservoir tank pada Sistem Pelumasan Otomatis ini di deteksi dengan menggunakan dip switch bijur delimon 76951. Kata Kunci: Rotary Car Dumper, pelumasan



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktik (KP) yang bertempat di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. Laporan Kerja Praktik dengan Judul “Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Otomatis Pada Rotary Car Dumper 3 Pada Bukit Asam Coal Terminal Tarahan PT Bukit Asam ” ini merupakan syarat untuk memenuhi salah satu mata kuliah wajib di Universitas Lampung. Penulisan laporan Kerja Praktik ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik berupa tenaga maupun pemikiran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis haturkan terima kasih kepada : 1. Orang tua dan Adik yang telah mendo’akan serta memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dalam pelaksanaan PKL ini. 2. Bapak Dr. Herman Halomoan Sinaga, S.T.,M.T. sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung. 3. Bapak Dr. Eng FX Arinto Setyawan, S.T.,M.T. selaku dosenpembimbing akademik dan pembimbing kerja praktik. 4. Bapak Ibu Dosen Jurusan Teknik Elektro yang telah mendidik, membimbing dan memberikan ilmu pengetahuannya. 5.



Bapak Tomy A Palembara selaku Manajer Perawatan PT. Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan



6. Satuan Kerja Perawatan Listrik PT. Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan



7. EIE (Electrical and Informatic Engineering) 2015, dan keluarga besar HIMATRO selaku rekan yang memberikan semangat dan motivasi baik diperkuliahan dan kerja praktik. 8. Ageng Wicaksono, Antonio Sinaga,Zidny Sholehan,Erham Maula Yudi, dan Prayodha Trisistian selaku rekan Kerja Praktek 9. Rekan- rekan dari SMK 2, SMK BLK, SMKN Kalianda 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktik ini.



Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan, sehingga kritik dan saran diharapkan penulis untuk kemajuan dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kerja praktik maupun penyusunan laporan kerja praktik ini. Bandar Lampung, 29 April 2019



Ahmad Yuvi Utomo



DAFTAR ISI



Halaman LEMBAR JUDUL……………………………………………………………..i LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………...ii ABSTRAK…………………………………………………………………….iv KATA PENGANTAR………………………………………………………...v DAFTAR ISI………………………………………………………………...viii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………xi DAFTAR TABEL….………………………………………………………..xiii BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6



Latar Belakang………………………………………………………...1 Tujuan Kerja Praktik…………………………………………………..2 Waktu dan Tempat Kerja Praktik……………………………………...3 Batasan Masalah……………………………………………………….3 Metodologi Penyusunan Laporan Kerja Praktik……………………....4 Sistematika Penulisan Laporan………………………………………..4



BAB II PROFIL PERUSAHAAN………………………………………….…6 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Bukit Asam …………………………………6 2.2 Sekilas Tentang PT. Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan ……..8 2.3 Visi Misi dan Nilai PT. Bukit Asam........................................................10 2.4 Budaya Kerja…………………………………………………………… 2.5



11 Jenis Produk dan Jasa……………………………………………………



2.6



11 Struktur Organisasi PT. Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan



2.7



Tarahan…….11 Produksi Batubara di PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan



2.8



Tarahan...................................................................................................16 Sarana dan Prasarana Pelabuhan Tarahan ……………………….. …….18



2.9



2.8.1 Mesin Utama……………………………………………………..18 2.8.2 Sarana dan Penunjang……………………………………………19 Mitra dan Klien Perusahaan……. ………………………………………..19



BAB III TINJAJUAN PUSTAKA…………………………………………....21 3.1 3.2



Pelumasan…………………………………………………………...…21 3.1.1 Sistem Pelumasan Otomatis…………………………………….21 PLC…………………………………………………………………......2



3.3 3.4



1 3.2.1 Pengertian……………………………………………………… 21 3.2.2 Pemrograman PLC……………………………………………… 22 Rotary Car Dumper 24 Timer Off Delay…………………………………..………….



3.5



………......24 Retentive Timer On…………………………………………..…………



3.6



24 Motor……………………………………………………………...…....25 3.6.1 Motor DC……………………………………………………… 25 3.6.2 Motor AC ………………………………………………………



27 3.7 Sensor Ultrasonik……………………………………………………… 27 BAB IV PEMBAHASAN………………………………..…………………..28 4.1



4.2



Komponen Utama Pada Sistem Pelumasan Otomatis…..……………..28 4.1.1 PLC…………………………………………………………. 29 4.1.2 Motor AC …………………………………………………….30 4.1.3 Tangki …………………………………………………………30 4.1.4 Automatic Level Switch………………………………………..31 4.1.5 Selang dan Pipa…………………………………………………31 Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Otomatis……………………………..33



BAB V PENUTUP…………………………………………………………….35 5.1 5.2



Kesimpulan…………………………………………………………....35 Saran……………………………………………………………….....35



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



1



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang PT. Bukit Asam Tbk adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha dibidang tambang batubara dan salah satu yang terbesar di Benua Asia serta merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain menambang batubara dari tempat penambangan, perusahaan juga melakukan jual beli hasil penambangan ke beberapa daerah di Indonesia bahkan mengekspor batubara ke berbagai negara hingga ke Eropa dan Amerika. Untuk mencapai visi dari perusahaan yaitu menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan, PT Bukit Asam Tbk terus melakukan pengembangan dengan menerapkan berbagai teknologi dan terus menambah peralatan sebagai upaya menjamin berbagai kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Pelumas adalah suatu benda cair atau semi padat yang diletakan antara dua benda untuk mengurangi suatu gesekan. Dua permukaan benda yang bergerak satu sama lain akan menimbulkan terjadinya gesekan. Dan fungsi pelumas adalah melapisi sekaligus memisahkan dua permukaan benda yang saling bergesekan tersebut agar tingkat keausan benda dapat dikurangi.



2



Seiring berkembangnya teknologi, pelumasan dapat dilakukan secara otomatis menggunakan Sistem Pelumasan Otomatis. Sistem Pelumasan Otomatis merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk melakukan pelumasan pada suatu titik tertentu secara otomatis dan dengan interval waktu yang telah ditentukan. Pelumasan secara otomatis membuat kinerja mesin menjadi lebih efisien dan memiliki tingkat kegagalan yang lebih rendah akibat tidak sesuainya interval pelumasan dan jumlah pelumasan yang diaplikasikan pada mesin. 1.2



Tujuan Kerja Praktik Adapun tujuan yang ingin dicapai pada kerja praktik ini adalah sebagai berikut: 1.



Untuk melengkapi studi pembelajaran di kampus Fakultas Teknik Universitas Lampung.



2.



Mengetahui aplikasi dari ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dengan yang terdapat di lapangan.



3.



Mendapatkan pengalaman di lapangan yang berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.



4.



Mengetahui sistem kontrol pelumasan otomatis pada Rotary Car Dumper 3



5.



Mengetahui cara kerja sistem pelumasan otomatis pada Rotary Car Dumper 3



1.3



Waktu dan Tempat Kerja Praktik Kerja Praktik ini dilaksanakan pada :



3



Waktu



: 6 Februari 2019-8 Maret 2019



Tempat



: PT. Bukit Asam Tbk Unit Pelabuhan Tarahan, pada Satuan Kerja Perawatan Listrik



1.4



Batasan Masalah Batasan masalah pada laporan ini adalah: 1. Membahas tentang prinsip kerja sistem pelumasan otomatis pada Rotary Car Dumper 3



1.5



Metode Penyusunan Laporan Kerja Praktik Adapun metode yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan kerja praktik ini yaitu beberapa langkah sebagai berikut :



1. Metode Observasi Penulis melakukan pengamatan secara langsung bagian-bagian dari sistem pelumasan otomatis seperti 2. Metode Diskusi Metode diskusi yang penulis lakukan adalah wawancara dan melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan dan beberapa karyawan yang ada di Rotary Car Dumper 3 PT Bukit Asam unit Pelabuhan Tarahan mengenai kegunaan sistem pelumasan otomatis beserta prinsip kerjanya. 2. Metode Literatur Penulis melakukan pembelajaran dari berbagai literatur seperti buku-



4



buku, data-data dari perusahaan ataupun literatur di internet untuk melengkapi data-data dalam penyusunan laporan. 1.6



Sistematika Penulisan Laporan



Adapun sistematika penulisan Laporan Kerja Praktik ini adalah sebagai berikut:



BAB I – PENDAHULUAN Berisikan latar belakang, tujuan kerja praktik, batasan kerja praktik, waktu dan tempat kerja praktik, metode penyusunan laporan kerja praktik, dan sistematika penulisan laporan kerja praktik.



BAB II – PROFIL PERUSAHAAN Pada bagian ini terdiri atas sejarah singkat perusahaan, Lokasi PT. Bukit Asam Tbk., Unit Pelabuhan Tarahan Bandar Lampung, aspek manajemen PT. Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan



BAB III – TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini terdiri atas penjabaran secara teoritis terkait topik yang dibahas pada laporan kerja praktik yaitu mengenai sistem pelumasan otomatis pada Rotary Car Dumper.



BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis menjelaskan prinsip kerja sistem pelumasan otomatis pada Rotary Car Dumper 3, sistem kendali pelumasan otomatis pada Rotary



5



Car Dumper 3 dan pengaruh pelumasan otomatis terhadap kinerja Rotary Car Dumper 3



BAB V – PENUTUP Pada bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran dari data yang diperoleh dan pembahasan dari penulis selama melakukan kerja praktik sesuai dengan jadwal yang telah diberikan oleh perusahaan.



6



BAB II PROFIL PERUSAHAAN



2.1



Sejarah Berdirinya PT. Bukit Asam PT. Bukit Asam Tbk. disingkat PTBA, didirikan pada tanggal 2 Maret 1981,



berdasarkan peraturan pemerintah No.42/1980. Namun kegiatan penambangan telah dimulai sejak tahun 1919 oleh pemerintah Belanda. Pada periode tahun 1923 hingga 1940, Tambang Air Laya mulai menggunakan metode penambangan bawah tanah. Dan pada periode tersebut mulai dilakukan produksi untuk kepentingan komersial, tepatnya sejak tahun 1938. Tahun 1942 diambil alih oleh pemerintah Jepang dan setelah kemerdekaan tahun 1945 kepemilikannya diambil alih oleh Pemerintah Indonesia. Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah Republik Indonesia kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Berdasarkan Peraturan Pemerintah no.56 tahun 1990, tanggal 30 Oktober 1990 Pemerintah menggabungkan perum tambang batubara yang mempunyai unit operasi penambang berlokasi di Sawahlunto, Sumatera Barat ke dalam Perseroan. Dengan demikian sejak saat itu perseroan merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan kegiatan penambangan batubara di Indonesia serta sekaligus prinsipal atas nama pemerintah dalam pengelolaan



7



perjanjian kerja sama pengusaha pertambangan batubara (PKP2B). Pada tahun 1993, Perseroan ditugaskan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Proyek Briket Batubara yang tertuang dalam surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor. 483/201/M.DJP/1993 tanggal 9 Februari 1993. Pada tahun 1994 perseroan mengembangkan dan memproduksi briket batubara sebagai bahan bakar alternatif bagi industri kecil menengah dan rumah tangga. PTBA menjadi ujung tombak pengembangan bahan bakar tersebut dengan dibangunnya tiga pabrik briket di Tanjung Enim, Natar-Lampung dan Gresik. Pada tahun 1996 diputuskan pengalihan hak dan kewajiban Perseroan atas pengelolaan PKP2B kepada pemerintah melalui Keppres no.75 tanggal 24 September 1996, Gresik. Pada tahun 1996, Perseroan mendirikan anak Perusahaan PT. Batubara Bukit Kendi (BBK) yang berkedudukan di Tanjung Enim, dengan kepemilikan saham sebesar 75% dan sisanya dimiliki oleh PT. Delta Bentala Perintis. Ruang lingkup kegiatan BBK terutama mengusahakan pertambangan batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pengangkutan, dan pemasaran batubara. Pengembangan kapasitas produksi batubara dari Perseroan tercapai dengan dioperasikannya aktivitas tambang baru di Muara Tiga Besar, Bukit Kendi dan Banko Barat. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode perdagangan “PTBA”. Pada tanggal 29 November 2017, menjadi catatan sejarah bagi PTBA saat menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Agenda utama dalam RUPSLB PTBA mencakup tiga hal, yakni persetujuan perubahan Anggaran Dasar Perseroan terkait perubahan status Perseroan dari Persero menjadi Non-Persero sehubungan



8



dengan PP 47/2107 tentang Penambahan Penyertaan modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham PT Inalum (Persero), Persetujuan Pemecahan Nominal Saham (stock split), dan Perubahan susunan Pengurus Perseroan.Dengan beralihnya saham pemerintah RI ke Inalum, ketiga perusahaan tersebut resmi menjadi anggota Holding BUMN Industri Pertambangan, dengan Inalum sebagai induknya (Holding). Tanggal 14 Desember 2017, PTBA melaksanakan pemecahan nilai nominal sah Asisten Manager Langkah untuk stock split diambil perseroan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham di Bursa Efek serta memperluas distribusi kepemilikan saham dengan menjangkau berbagai lapisan investor, sekaligus untuk mendukung program “Yuk Nabung Saham”. Komitmen yang kuat dari Bukit Asam dalam meningkatkan kinerja perusahaan merupakan faktor fundamental dari aksi korporasi tersebut. 2.2



Sekilas Tentang PT. Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan PT. Bukit Asam Tbk. adalah salah satu produsen terbesar batubara di



Indonesia berkantor pusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. PTBA memiliki 3 pelabuhan batubara yaitu : Pelabuhan Batubara Tarahan, Dermaga Batubara Kertapati, di Palembang dan Pelabuhan Batubara Teluk Bayur di Padang. Pelabuhan batubara Tarahan merupakan pelabuhan atau dermaga terbesar yang dimiliki PT. Bukit Asam Tbk. dengan luas areal 55 Ha. Pelabuhan ini terletak ± 18 km dari kota madya Bandar Lampung dan ± 6 km di sebelah Selatan pelabuhan Panjang. Beroperasi sejak tahun 1986 sebagai terminal untuk kepentingan sendiri, yang pada awalnya disiapkan untuk pengapalan batubara hasil produksi tambang



9



di Tanjung Enim dengan tujuan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) di Suralaya provinsi Banten. Angkutan batubara dari Tanjung Enim ke Tarahan menggunakan Kereta Api Rangkaian Panjang (KA Babaranjang), dengan jarak tempuh ± 420 km dengan kerjasama kontrak yang relatif panjang bersama PT. Kereta Api Indonesia. Ratarata setiap harinya tiga belas rangkaian yang terdiri dari 60 gerbong tiap rangkaian dengan volume 50 ton per gerbong masuk ke Bukit Asam unit pelabuhan Tarahan.



Gambar 2. 1 Peta Lokasi PT. Bukit Asam Tbk, Unit Peltar (PT. Bukit Asam Tbk. Unit Peltar, 2019) Batubara yang diterima maupun yang akan dikapalkan melalui pelabuhan Tarahan dilakukan pengujian kualitas di laboratorium penguji batubara, untuk memastikan bahwa batubara yang dikirim kepada konsumen sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Unit Pelabuhan Tarahan memiliki tiga dermaga dengan kedalaman laut -17 m sampai dengan -25 m dan mampu disandari kapal berkapasitas 80.000 DWT sampai dengan 205.000 DWT. Dermaga ini



10



diperuntukan sebagian besar memenuhi kebutuhan PLTU Suralaya (Banten) dengan menyebrangi laut sekitar ± 100 km dan layanan ekspor ke beberapa Negara seperti Malaysia, Filipina, Jepang, Taiwan serta daratan Eropa. Pendapatan usaha PTBA terutama berasal dari penjualan batubara subbituminus dari hasil produksi batubara ke pasar domestik (PLTU, Perusahaan semen, industry umum, dan baja) maupun ekspor ke wilayah asia dan eropa (Jepang, Taiwan, Malaysia dan Spanyol). 2.3



Visi Misi dan Nilai PT. Bukit Asam Visi PT. Bukit Asam yaitu menjadi perusahaan energi kelas dunia yang



peduli lingkungan. Untuk mencapai visi jangka panjang perusahaan, maka ditetapkan misi bisnis perusahaan sebagai berikut: mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi, korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi stakeholder serta lingkungan. Selain itu PT. Bukit Asam juga memiliki nilai-nilai yang harus diterapkan yaitu: a.



Visioner Mampu melihat jauh ke depan dan membuat proyeksi jangka panjang dalam



pengembangan bisnis. b.



Integritas Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur, berkomitmen, dan



bertanggung jawab. c.



Inovatif Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh terobosan baru



untuk menghasilkan produk dan layanan terbaik dari sebelumnya. d.



Profesional



11



Melaksanakan semua tugas sesuai kompetensi, dengan kreativitas, penuh keberanian, komitmen penuh, dalam kerjasama untuk keahlian yang terus meningkat. e.



Sadar biaya dan lingkungan Memiliki kesadaran tinggi dalam setiap pengelolaan aktivitas dengan



menjalankan usaha atas manfaat yang maksimal dan kepedulian lingkungan. 2.4



Budaya Kerja Budaya kerja di PT. Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, yaitu : a. b. c. d.



2.5



kerja cerdas; kerja keras; kerja ikhlas; kerja tuntas. Jenis Produk dan Jasa Jenis produk/jasa pada PT Bukit Asam Tbk. yaitu, Penjualan Batubara dan



arus listrik yang berlebih kepada PLN. Perseroan bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dalam proses pengangkutan batu bara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan (Lampung) dan Dermaga Kertapati, Palembang. 2.6



Struktur Organisasi PT. Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan PT. Bukit Asam senantiasa melakukan peninjauan dalam struktur organisasi



untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja serta sejalan dengan tuntutan perubahan dan kondisi usaha perusahaan. PT. Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan mempunyai struktur organisasi yang berbentuk staf. Struktur organisasi PT. Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan terlihat pada Gambar 19.



12



Gambar 2. 2 Struktur Organisasi PT. Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan (PT. Bukit Asam Tbk. Unit Peltar, 2019) 2.6.1 Job Description A. General Manager Pimpinan Tertinggi di PT Bukit Asam Tbk Unit Pelabuhan Tarahan (PELTAR) yang menaungi enam manager yaitu, Manager SDM Umum & Keuangan, Manager K3L Security, Manager Kendali Produk, Manager Operasi, Manager Perawatan. B. a.



Manager Manager SDM Umum & Keuangan Di bawah naungan GM, yang bertugas mengelola di bagian SDM



Umum dan Keuangan Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. b.



Manager K3L Security Di bawah naungan GM, yang bertugas mengelola di bagian K3L



Security Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk Unit Pelabuhan Tarahan.



13



c.



Manager Kendali Produk Di bawah naungan GM, yang bertugas mengelola di bagian Kendali



Produk Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. d.



Manager Operasi Di bawah naungan GM, yang bertugas mengelola di bagian Operasi



Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. e.



Manager Perawatan Di bawah naungan GM, yang bertugas mengelola di bagian Perawatan



Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan.



C. a.



Asisten Manager Asisten Manager Kajian Operasi & Teknik Di bawah naungan GM, yang bertugas mengelola di Kajian Operasi



dan Teknik Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. b.



Asisten Manager Briket Lampung Di bawah naungan GM, yang bertugas mengelola di bagian Briket



Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. c. Asisten Manager SDM & Umum Di bawah naungan Manager SDM Umum & Keuangan, yang bertugas mengelola di bagian SDM Umum dan Keuangan Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. d. Asisten Manager Hukum & Humas Di bawah naungan Manager SDM Umum & Keuangan, yang bertugas mengelola di bagian Hukum dan Humas Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. e. Asisten Manager Keuangan Di bawah naungan Manager SDM Umum & Keuangan, yang bertugas mengelola di bagian Keuangan Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit



14



Pelabuhan Tarahan. f. Asisten Manager Pergudangan Di bawah naungan Manager SDM Umum & Keuangan, yang bertugas mengelola di bagian Pergudangan Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. g. Asisten Manager Kendali Kualitas Di bawah naungan Manager Kendali Produk, yang bertugas mengelola di bagian Kendali Kualitas Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. h. Asisten Manager Laboratorium Di bawah naungan Manager Kendali Produk, yang bertugas mengelola di bagian Laboratorium Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. i. Asisten Manager Operasi 1-2 Grup A-D Di bawah naungan Manager Operasi, yang bertugas mengelola di bagian Operasi 1-2 Grup A-D Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. j. Asisten Manager Operasi 3-4 Grup A-D Di bawah naungan Manager Operasi, yang bertugas mengelola di bagian Operasi 3-4 Grup A-D Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. k. Asisten Manager Penunjang Operasi Di bawah naungan Manager Operasi, yang bertugas mengelola di bagian Penunjang Operasi Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. l. Asisten Manager Perencanaan & Inspeksi Di bawah naungan Manager Perawatan, yang bertugas mengelola di bagian Perencanaan & Inspeksi Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. m. Asisten Manager Perawatan Listrik Di bawah naungan Manager Perawatan, yang bertugas mengelola di bagian Perawatan Listrik Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit



15



Pelabuhan Tarahan. n. Asisten Manager Perawatan Mesin Di bawah naungan Manager Perawatan, yang bertugas mengelola di bagian Perawatan Mesin Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. o. Asisten Manager Bengkel Di bawah naungan Manager Perawatan, yang bertugas mengelola di bagian Bengkel Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. p. Asisten Manager Trouble Shooting Grup A-D Di bawah naungan Manager Perawatan, yang bertugas mengelola di bagian Trouble Shooting Grup A-D Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. q. Asisten Manager K3 Di bawah naungan Manager K3L, yang bertugas mengelola di bagian K3 Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. r. Asisten Manager Lingkungan Di bawah naungan Manager K3L, yang bertugas mengelola di bagian Lingkungan Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. s. Asisten Manager Keamanan Grup A-D Di bawah naungan Manager K3L, yang bertugas mengelola di bagian Keamanan Grup A-D Perusahaan di PT Bukit Asam Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. 2.7



Produksi Batubara di PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan 2.7.1 Alur Proses a. Batubara dari tambang batubara Tanjung Enim Sumatera Selatan diangkut dengan Kereta Api Babaranjang (Kereta Api Batubara Rangkaian Panjang) ke Pelabuhan Batubara Tarahan Lampung dengan jarak tempuh kurang lebih 420 km. Setiap rangkaian kereta api



16



babaranjang terdiri dari 45-60 gerbong yang masing-masing gerbong berisi 50 ton batubara. b. Setibanya di Pelabuhan Batubara Tarahan, rangkaian kereta api ini menuju ke RCD (Rotary Car Dumper) I-IV yaitu alat penumpahan gerbong, dimana gerbong- gerbong yang bermuatan batubara satu persatu akan dibalikkan guna menumpahkan isinya. Operasi penumpahan batubara di RCD dilakukan secara otomatis. c. Dari RCD I, II, III, IV batubara diangkut dengan ban berjalan (Belt Conveyor) ke mesin penghancur batubara pertama (Primary Crusher) dimana batubara akan dipecahkan menjadi bongkahan-bongkahan yang lebih kecil. d. Selanjutnya batubara akan dibawa dengan menggunakan ban berjalan ke tempat penimbunan batubara yang disebut Stock Pile. PT. Bukit Asam memiliki 4 unit Stock Pile dengan kapasitas stock batubara sebagai berikut: 1. Stock Pile I ± 60.000 ton 2. Stock Pile II ± 250.000 ton 3. Stock Pile III ± 250.000 ton 4. Stock Pile IV ± 250.000 ton e. Penimbunan batubara pada Stock Pile I, II, III, IV untuk memenuhi kebutuhan domestik di wilayah Lampung, juga untuk memenuhi kebutuhan batubara PLTU Suralaya dan kegiatan ekspor. f. Pemuatan batubara dari tempat penimbunan (Stock Pile) ke dalam kapal dilakukan dengan mempergunakan Bulldozer yang mendorong batubara dari tempat penimbunan kedalam sumur pengambilan (Reclaim Pit) untuk selanjutnya dibawa ke mesin penghancur batubara kedua (Secondary Crush), dimana bongkahan batubara akan dipecahkan lagi sampai butirannya sesuai dengan spesifikasi ukuran yang dikehendaki



17



oleh pemesan. Untuk pengambilan batubara dari Stock Pile I dan II tidak menggunakan Bulldozer tetapi menggunakan Stacker Reclaimer. g. Batubara yang sudah dipecah di Secondary Crusher kemudian diangkut dengan ban berjalan ke mesin pemuat kapal yang disebut Ship Loader dan BurgeLoading yang selanjutnya akan memuatkannnya ke dalam kapal, kapasitas pemuat kapal ini adalah 5000 ton batubara/jam untuk Ship Loader 1, 6000ton batubara/jam untuk Ship Loader 2 dan 1000 ton batubara/jam untuk Burge Loading. 2.8



Sarana dan Prasarana Pelabuhan Tarahan Adapun sarana dan prasarana yang terdapat pada Bukit Asam Coal Terminal Tarahan adalah sebagai berikut: 2.8.1 Mesin Utama a. RCD (Rotary Car Dumper) adalah alat penumpahan gerbong, dimana gerbong-gerbong yang bermuatan batubara dibalikkan 2 gerbong secara bersamaan kecuali pada RCD 1 dan 2 yang hanya membongkar gerbong satu persatu. b. Apron Feeder adalah menampung batubara dari RCD dan mengatur loading rate batu bara yang dikirim ke conveyor. c. Car Clamp adalah alat untuk menjepit gerbong kereta api. d. Water Spray adalah untuk membersihkan debu yang keluar dari bongkaran gerbong. e. Positioner Arm adalah untuk menggerakkan gerbong masuk ke area dumper RCD. f. Control Room adalah ruangan control untuk mengatur operasional alat. g. Chain Feeder memiliki fungsi yang sama dengan Apron Feeder tetapi hanya terdapat di RCD 2.



18



h. Belt Conveyor adalah ban berjalan yang digunakan untuk membawa batubara ke mesin penghalus atau membawa batubara menuju dermaga. i. Crusher adalah mesin penghalus batubara dari Belt Conveyor menjadi batubara yang lebih kecil. j. Stacker Reclaimer adalah alat yang berfungsi untuk memuat batubara dari Stock Pile ke Conveyor atau sebaliknya. k. Barge Loading (statis) adalah alat pengisian batubara ke kapal tongkang. l. Ship Loader (dinamis) adalah alat pengisian batubara ke kapal atau tongkang. 2.8.2 Sarana dan Penunjang Sarana penunjang yang digunakan PT Bukit Asam Tbk Unit Pelabuhan Tarahan dalam kegiatan produksi batubara antara lain; Excavator, Wheel Loader, Mobil Vacuum, Truck Crene, Mobil Tanki, Dump Truck, Forklift. 2.9



Mitra dan Klien Perusahaan Klien yang ada di PT. Bukit Asam Tbk. adalah perusahan didalam dan diluar Indonesia yang membutuhkan batubara yang di hasilkan PT Bukit Asam Tbk. Mitra dalam PT. Bukit Asam Tbk. antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



PT Bukit Asam Banko; PT Bukit Transpacific Railways; PT Bukit Asam Prima; PT Bukit Pembangkit Innovative; PT Huadian Bukit Asam Power; PT Bukit Asam Methana Enim; PT Internasional Prima Coal; PT Bukit Energi Methana; PT Bukit Multi Investama.



19



BAB III TINJAUAN PUSTAKA



3.1 Pelumasan Pelumasan adalah proses atau teknik untuk mengurangi gesekan dan mengurangi keausan pada suatu benda dengan menggunakan pelumas seperti oli dan grease. Sistem Pelumasan Otomatis adalah suatu system pelumasan dengan control terpusat yang berfungsi untuk melumasi mesin pada bagian tertentu dan dengan interval waktu tertentu pada saat mesin sedang bekerja [6]. 3.2 PLC (Programmable Logic Controller) 3.2.1 Pengertian PLC adalah suatu komputer pada industri yang sudah diperkuat dan disesuaikan untuk mengendalikan suatu proses manufaktur seperti jalur perakitan, alat robotik yang berjalan secara otomatis atau suatu proses yang membutuhkan suatu sistem kontrol yang memiliki kemampuan tinggi dan dapat mendiagnosis suatu kesalahan dalam sistem PLC dapat berupa suatu perangkat modular kecil dengan puluhan input dan output (I / O), dengan processor yang terintegerasi, hingga perangkat modular yang dipasang di rak dengan jumlah ribuan I / O, dan terhubung ke suatu jaringan PLC dan SCADA [3]. PLC dapat dirancang untuk beberapa pengaturan I / O digital dan analog, rentang suhu yang diperpanjang, resistansi terhadap gangguan listrik, dan resistansi terhadap getaran dan benturan. Program untuk mengendalikan



20



operasi mesin biasanya disimpan dalam memori non volatile dan didukung dengan baterai cadangan [1]. 3.2.2 Pemrograman PLC Program PLC biasanya ditulis dalam aplikasi khusus pada komputer, kemudian diunduh dengan kabel koneksi langsung atau melalui jaringan ke PLC. Program ini disimpan dalam PLC baik dalam RAM yang didukung baterai atau memori flash non-volatile lainnya. Satu PLC seringkali diprogram untuk menggantikan ribuan relay [3]. Sekarang ini, PLC diprogram menggunakan perangkat lunak aplikasi pada komputer, yang berupa logika dalam bentuk grafik dan bukan simbol karakter. Komputer terhubung ke PLC melalui kabel USB, Ethernet, RS-232, RS-485, atau RS-422. Perangkat lunak pemrograman memungkinkan untuk memasukan dan mengedit ladder diagram. Dalam beberapa paket sotware, dimungkinkan juga untuk melihat dan mengedit program dalam fungsi block diagrams, sequence flow charts dan structured text.. Secara umum software menyediakan fungsi untuk debugging dan pemecahan masalah software pada PLC, misalnya, dengan menyoroti bagian-bagian dari logika untuk menunjukkan status saat ini selama operasi atau melalui simulasi. Perangkat lunak akan mengunggah dan mengunduh program PLC, untuk tujuan backup dan recovery. Dalam beberapa model PLC, program ditransfer dari komputer ke PLC melalui programming board yang menulis program ke dalam chip yang dapat dilepas seperti EPROM. Di bawah standar IEC 61131-3, PLC dapat diprogram menggunakan bahasa pemrograman berbasis standar. Bahasa pemrograman yang paling umum digunakan adalah Ladder Diagram (LD) juga dikenal sebagai



21



Ladder logic. Menggunakan logika Contact-Coil untuk membuat program seperti diagram kontrol listrik. Notasi pemrograman grafis yang disebut Sequential Function Charts tersedia pada programmable controller tertentu. Sebuah model yang meniru perangkat panel kontrol elektromekanis (seperti kontak dan koil relay) yang diganti oleh PLC [4]. Model ini tetap umum hingga saat ini. IEC 61131-3 saat ini mendefinisikan lima bahasa pemrograman untuk sistem programmable controller seperti: function block diagram (FBD), ladder diagram (LD), structured text (ST), instruction list (IL), and sequential function chart (SFC). Sementara konsep dasar pemrograman PLC adalah umum untuk semua produsen, perbedaan dalam pengalamatan I / O, organisasi memori, dan set instruksi berarti bahwa program PLC tidak pernah dapat dipertukarkan dengan sempurna antara pembuat yang berbeda. Bahkan di dalam lini produk yang sama dari satu pabrikan, model yang berbeda mungkin tidak langsung kompatibel [1]. 3.2.3



Timer Off Delay



Timer adalah salah satu fungsi di dalam pemograman PLC. Fungsi timer ini banyak sekali digunakan karena kita mampu mendelay atau mengatur kapan



sesuatu



dapat



berjalan/dihentikan



dengan



menggunakan



timer. Timer Off Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor yang akan berfungsi menunda waktu OFF jika kontaktor bekerja ( ON ) [1].



3.2.4 Retentive Timer On Adalah suatu timer yang menghitung interval waktu ketika instruksi itu



22



benar dan mempertahankan nilai akumulasi ketika instruksi menjadi salah atau ketika siklus daya terjadi. Instruksi Retentive Timer adalah instruksi retentif yang mulai menghitung interval waktu ketika kondisi rung menjadi benar. Instruksi Retentive Timer mempertahankan nilai akumulasi ketika salah satu dari hal berikut terjadi seperti  Kondisi rung salah.  Mengubah mode Prosesor dari mode REM run / Test / program.  Prosesor kehilangan daya sementara cadangan baterai masih dipertahankan. Dan terjadi kesalahan [2].



3.3 RCD (Rotary Car Dumper) Rotary Car Dumper adalah suatu alat digunakan untuk menurunkan muatan curah dari kereta api. Gerbong diposisikan secara akurat pada dumper. Sisa gerbong dalam rel dipegang dengan wheel gripper. Saat barrel dumper berputar pada sumbu garis tengah dari coupler railcar, wheel gripper dengan aman menahan gerbong tetap pada tempatnya selama rotasi. Materi diturunkan ke penampungan dan diangkut melalui conveyor yang terletak di bawah penampungan. Dumper berputar ke posisi semula kemudian wheel gripper dibuka [6] . 3.4 Motor Motor listrik adalah mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Sebagian besar motor listrik beroperasi melalui interaksi antara medan magnet motor dan arus lilitan untuk menghasilkan gaya dalam bentuk putaran. Motor listrik dapat ditenagai oleh sumber arus searah (DC), seperti dari baterai, kendaraan bermotor atau penyearah, atau dengan



23



sumber arus bolak-balik (AC), seperti jaringan listrik, inverter atau generator listrik. Generator listrik secara mekanik identik dengan motor listrik, tetapi beroperasi dalam arah sebaliknya, menerima energi mekanik (seperti dari air yang mengalir) dan mengubah energi mekanik ini menjadi energi listrik [5]. 3.4.1 Motor DC Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas. Gambar memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama:



a. Kutub medan Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan [5] . b. Dinamo Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as



24



penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dynamo [5]. c. Kommutator Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah



untuk



membalikan



arah



arus



listrik



dalam



dinamo.



Kommutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya [5].



3.4.2 Motor AC Motor AC/arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor" seperti ditunjukkan dalam Gambar . Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor. Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan



25



juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC) [5].



3.5 Sensor Ultrasonik Sensor ultrasonik adalah jenis sensor akustik yang dibagi menjadi tiga kategori besar: transmitter,receiver dan transceiver. transmitter mengubah sinyal listrik menjadi ultrasonik, receiver mengubah ultrasonik menjadi sinyal listrik, dan transceiver dapat mengirim dan menerima ultrasonic [2] .



26



BAB IV PEMBAHASAN



Sistem Pelumasan Otomatis adalah suatu sistem yang memungkinkan untuk melakukan peluamsan pada suatu mesin secara otomatis dengan jumlah pelumas yang akurat dan dengan interval waktu yang telah ditentukan. Sistem tersebut dikendalikan oleh suatu alat yang bernama Programmable Logic Controller. Sistem Pelumasan Otomatis ini terletak pada Rotary Car Dumper 3 PT Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan. Alat ini berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak pada Rotary Car Dumper agar tidak mengalami keausan yang diakibatkan oleh gesekan. Pada Rotary Car Dumper 3 ini terdapat dua unit dumper, dimana setiap dumper terdapat dua mesin pelumas otomatis. Satu mesin berada pada diluar dumper (statis) dan satu mesin berada di dalam dumper (dinamis). 4.1 Komponen Utama Pada Sistem Pelumasan Otomatis Sistem pelumasan otomatis adalah sistem pelumasan terpusat yang terdiri dari gabungan beberapa komponen, di antaranya PLC, Motor AC, tangki, dip switch, selang dan pipa. Sistem ini mengantarkan sejumlah pelumas (grease maupun oli) ke sejumlah lokasi spesifik di suatu mesin saat mesin tersebut bekerja, pada waktu tertentu dari lokasi pusat.



27



4.1.1



PLC PLC berfungsi sebagai otak pengendali dari Sistem Pelumasan Otomatis. PLC menyimpan berbagai instruksi berupa Ladder Diagram yang berfungsi untuk menjalankan system tersebut. PLC yang digunakan adalah Allen Bradley. PLC ini menggunakan beberapa modul untuk output dan inputnya



Gambar 4.1.1 PLC Allen Bradley yang terletak pada ruang kendali 4.1.2



Motor AC Motor AC berfungsi untuk memompa pelumas yang berada di tangki melalui selang dan pipa menuju lokasi yang telah ditentukan pada Rotary Car Dumper. Pada Rotary Car Dumper 3 terdapat empat buah mesin pelumas otomatis dimana setiap mesinnya menggunakan satu buah motor untuk memompa pelumas. Motor yang digunakan pada system ini adalah motor AC Siemens 0.21kw .



28



Gambar 4.1.2 Motor AC Siemens 0.21Kw yang berfungsi untuk memompa pelumas



4.1.3



Tangki Berfungsi untuk menampung pelumas berupa grease yang kemudian akan dipompa oleh motor untuk melumasi bearing dan gir yang ada pada Rotary Car Dumper 3. Pada Rotary Car Dumper 3 terdapat 4 tabung, setiap mesin pelumas otomatis memiliki 1 tabung. Setiap tabungnya memiliki kapasitas 8 liter pelumas. Pelumas dalam tangki ini diisi secara manual oleh operator. Penuh atau kosongnya pelumas dalam tangki ini dideteksi menggunakan dip switch. Pada tangka ini juga terdapat pressure monitor untuk melihat tekanan pelumas pada saat mesin pelumas bekerja.



29



Gambar 4.1.3 Tangki penampungan pelumas pada Rotary Car Dumper . 4.1.4 Automatic Level Switch Adalah suatu alat yang terletak pada tabung pelumas yang berfungsi untuk mendeteksi pelumas dalam keadaan penuh atau kosong. Automatic Level Switch bekerja menggunakan sensor ultrasonic. Pada system ini Automatic Level Switch yang digunakan berjenis bijur delimon 76951. Automatic Level Switch ini bekerja dengan cara memancarkan gelombang ultrasonic yang kemudian diterima kembali oleh sensor. Selisih waktu pengiriman dan penerimaan gelombang ultrasonic ini kemudian digunakan untuk menentukan tangka dalam keadaan penuh atau kosong.



30



Gambar 4.1.4 Dip Switch (Automatic Level Switch) yang terletak pada bagian atas dari tabung pelumas 4.1.5



Selang dan Pipa Berfungsi untuk menyalurkan pelumas ke dalam bearing dan gir pada dumper di Rotary Car Dumper 3. Pada system ini terdapat satu selang utama, kemudian dari selang utama tersebut dibagi lagi menjadi beberapa jalur yang kemudian menuju ke beberapa titik pelumasan



31



Gambar 4.1.5 Selang dan Pipa untuk menyalurkan pelumas



4.2 Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Otomatis Sistem Pelumasan Otomatis bekerja berdasarkan program yang terdapat pada PLC. Program pada PLC tersebut berupa ladder diagram yang dibuat menggunakan aplikasi RS Logix 500. Sistem pelumasan otomatis hanya akan bekerja ketika Rotary Car Dumper dalam keadaan aktif atau bekerja. Pertama-tama ketika Rotary Car Dumper 3 dihidupkan, system pelumasan otomatis belum bekerja. Pelumas otomatis mulai bekerja pada saat Rotary Car Dumper melakukan proses dumping, yaitu gerakan forward dan backward. Ketika Rotary Car Dumper melakukan proses dumping, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses tersebut terakumulasi pada Retentive Timer On. Sistem pelumasan otomatis ini akan berada pada posisi running



32



pada saat 5 menit waktu akumulasi pertama. Setelah Timer waktu tercapai, maka pelumas otomatis akan ada pada posisi waiting selama 20 menit waktu akumulasi. Setelah timer waktu tercapai, maka system akan melakukan reset dan terjadi proses looping. Pada sistem ini, pelumasan dapat dikatakan akurat apabila jumlah pelumas yang diberikan tidak berlebih dan tidak kurang, serta interval pelumasan yang tepat sehingga bagian dari mesin tetap terlumasi Gambar 4.2 Diagram Alur rangkaian Sistem Pelumasan Otomatis



33



BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil kerja praktik dengan judul Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Otomatis Pada Rotary Car Dumper 3 Pada Bukit Asam Coal Terminal Tarahan PT Bukit Asam adalah 1. Sistem Pelumasan Otomatis mampu mengurangi keausan pada Rotary Car Dumper dengan efektif 2. Sistem Pelumasan Otomatis meminimalisir kesalahan pada saat proses pelumasan



5.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan adalah : 1. Sebaiknya dilakukan perawatan dan pengecekan alat-alat serta kompoen dengan rutin dalam kurung waktu yang tidak lama. 2. Sebaiknya diberikan pendeteksi untuk memastikan selang dan pipa tidak tersumbat.



34



DAFTAR PUSTAKA



[1]



Bolton, W. 2012. Sistem instrumentasi dan sistem kontrol.Jakarta; Erlangga



[2]



Setiawan,I.2009.Sensor



Dan



Transduser.



Universitas



Diponegoro



Semarang [3]



D. Petruzella, Frank. 2001. Elektronik industri. Yogyakarta: Andi



[4]



Sudira, P. Sistem Mikroprosesor dan Mikrokontroler. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta



[5]



Bagia,N.I.2018.Motor Motor Listrik. Rasi Terbit. Kupang



[6]



Bhargav,B.Bhargav,A.2017. Wagon Loading and Unloading System. International Journal for ReseaArch in Applied Science & Engineering Technology (IJRASET)