Prinsip Umum Manajemen Keperawatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Prinsip Umum Manajemen Keperawatan Prinsip-prinsip manajemen secara umum menurut Fayol terdiri dari: 1.    Division of working (pembagian pekerjaan) 2.    Authority and  responsibility (kewenangan dan tanggungjawab) 3.    Dicipline (disiplin) 4.    Unity of command (kesaatuan komando) 5.    Unity of direction (Kesatuan arah) 6.    Subordination of individual tunduk padakepentingan umum)



to



generate



interent (kepentingan



individu



7.    Renumeration of personal (penghasilan pegawai) 8.    Decentralization (desentralisasi) 9.    Scala of hierarchy (jenjang hirarki) 10.     Order  (keterlibatan) 11.     Stability of tunnure personal (stabilitas jabatan pegawai) 12.     Equity  (keadilan) 13.     Inisiative (inisiatif) 14.     Esprit de corps (Kesetiawakawanan korps). Seperti  juga  prinsip-prinsip  manajemen  secara  umum,  prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah: 1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan, karena melalui fungsi perencanaan pimpinan/ pengelola keperawatan dapat menurunkan risikoterhadap pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang tidak efektif dantidak efisien 2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer/ pengelola keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuaidengan waktu dan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya 3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatankeperawatan memerlukan pengambilan keputusan yang tepat diberbagai tingkatmanajerial. 4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatianmanajer/ pengelola keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, pikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point utama dari tujuankeperawatan 5. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuaidengan kebutuhan organisasi pelayanan untuk mencapai tujuan



6.



7. 8.



9.



10.



Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputiproses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kinerja yang baik Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawatperawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi ataupun upaya manajer keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan karyawan. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan yang ditemukan.



Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para administrator dan manajer keperawatan seyogianya bekerja bersama-sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsifungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkansebelumnya. Lingkup Manajemen Keperawatan Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yangpaling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat di dalamnya. Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manejer keperawatan yang efektif seyogianya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi: 1. Menetapkan penggunaan proses keperawatan 2. Melaksakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa 3. Menerima ankotabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksakan oleh perawat 4. Menerima ankotabilitas untuk hasil-hasil keperawatan 5. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan. Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa diinisiasi oleh para manajer keperawatanmelalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari: 1.



Manajemen operasional Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkat manajerial yaitu:



Manajemen puncak Manajemen menengah Manajemen bawah Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar pelaksanaannya berhasil, antara lain: a. b. c.



a.    Kemampuan menerapkan pengetahuan b.    Ketrampilan kepemimpinan c.    Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin d.   Kemampuan melaksakan fungsi manajemen 2.    Manajemen asuhan keperawatan Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yangmenggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi. Proses keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yang menekankan pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat yang dibutuhkan pasien. Menurut S. Suarli dan Yanyan Bahtiar (2002), manajemen pada proses keperawatan mencakup manajemen pada berbagai tahap dalam keperawatan, yaitu : a.    Pengkajian Pengkajian yaitu langkah awal dalam proses keperawatan yang mengharuskan perawat setepat mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan, dan harapan kesehatan dimasa datang. b.    Diagnosis Diagnosis merupakan tahap pengambilan keputusan professional dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang diambil dapat berupa rumusan diagnosis keperawatan, yaitu respon biopsikososio spiritual terhadap masalah kesehatan actual maupun potensial. c.    Perencanaan Perencanaan keperawatan dibuat setelah perawat mampu memformulasikan diagnosis keperawatan. Perawat memilih metode khusus dan memilih sekumpulan tindakan alternative untuk menolong pasien mempertahankan kesejahteraan yang optimal. d.   Implementasi Implementasi merupakan langkah berikutnya dalam proses keperawatan semua kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus direncanakan untuk menunjang Tujuan pengobatan medis, dan memenuhi Tujuan rencana keperawatan. Implementasi rencana asuhan keperawatan berarti perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi, dan mendidik semua personil keperawatan yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut. e.    Evaluasi Evaluasi adalah pertimbangan sistematis dan standar dari Tujuan yang dipilih sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang actual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan hanya dapat dibuat jika Tujuan diidentifikasikan sebelumnya cukup realistis, dan dapat dicapai oleh perawat, pasien, dan keluarga. Kelima langkah dalam proses keperawatan ini dilakukan terus menerus oleh perawat, melalui metode penugasan yang ditetapkan oleh para menejer keperawatan sebelumnya. Para menejer



keperawatan (terutama menejer tingkat bawah) terlibat dalam proses menejerial yang melibatkan berbagai fungsi manajemen, dalam rangka mempengaruhi dan menggerakkan bawahan. Hal ini dilakukan agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang memadai, dengan kode etik dan standar praktik keperawatan. Proses Manajemen Keperawatan Henry Fayol mengungkapkan ada lima fungsi manajemen yang meliputi Planning,Organization, Command, Coordination, dan Control. Konsep Fayol tersebut dimodifikasi oleh Luther Gullick (Marquis & Huston, 2000) dalam bentuk tujuh aktivitas manajemenyang meliputi Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting,dan Budgeting. Marquis dan Huston merangkum konsep yang dikemukakan oleh Fayol dan Gullick dengan mengungkapkan bahwa proses manajemen keperawatan terdiri dari planning, organizing, staffing, directing, dan controlling yang membentuk suatu siklus proses manajemen seperti yang tersaji dalam skema dibawah ini: Proses Manajemen Keperawatan Proses manajemen keperawatan dap at juga dilihat dari pendekatan sistem, yaitu sebagai sistem terbuka dimana masing -masing komponen saling berhubungan danberinteraksi serta dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen utama yaitu input, process, output,control dan mekanisme umpan balik (feed back). Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personil, peralatandan fasilitas. Process dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer daritingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah kualitasdari asuhan pelayanan keperawatan, pengembangan staf dan riset. Control yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur standar danakreditasi. Mekanisme umpan balik ( feed back ) berupa laporan finansial, auditkeperawatan, survey kendali mu tu dan penampilan kerja perawat. 1.      Planning Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, dan peraturan-peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian membuat perkiraan proyeksi jangka pendek dan jangka panjang serta menentukan jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan berencana. 2.      Organizing Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah menetapkan struktur organisasi, menentukan model penugasan keperawatan sesuai dengan keadaan klien danketenagaan, mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan dari



unit,bekerja dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan dan memahami sertamenggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai. 3.      Staffing Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya adalah rekruitmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan mengsosialisasikan pegawai baru serta pengembangan staf. 4.      Directing Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik, pendelegasian,cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi.. 5.      Controlling Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban keuangan, pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan. Peran Manajemen Keperawatan Peran dan fungsi manajemen keperawatan terdiri dari: 1. Peran Interpersonal (Interpersonal Role) Dalam peran interpersonal terdapat tiga peran pemimpin yang muncul secara langsung dari otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan mencakup hubungan interpersonal dasar, yaitu: a. Peran sebagai yang dituakan (Figurehead Role) Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin harus melaksanakan tugas-tugas seremonial seperti menyambut tamu penting, menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan siang pelanggan atau kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal sering bersifat rutin, tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan penting. Meskipun demikian, kegiatan itu penting untuk memperlancar fungsi organisasi dan tidak dapat diabaikan oleh seorang pemimpin. b. Peran sebagai pemimpin (Leader Role) Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang dalam unit organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait dengan itu berhubungan dengan kepemimpinan secara langsung dan tidak langsung. Yang berkaitan dengan kepemimpinan secara langsung antara lain menyangkut rekrutmen dan training bagi stafnya. Sedang yang berkaitan secara tidak langsung antara lain seorang pemimpin harus memberi motivasi dan mendorong anak buahnya. Pengaruh seorang pemimpin jelas terlihat pada perannya dalam memimpin. Otoritas formal memberi seorang pemimpin kekuasaan potensial yang besar; tetapi kepemimpinanlah yang menentukan seberapa jauh potensi tersebut bisa direalisasikan.



c. Peran sebagai Penghubung (Liaison Role) Literatur manajemen selalu mengakui peran sebagai pemimpin, terutama aspek yang berkaitan dengan motivasi. Hanya baru-baru ini saja pengakuan mengenai peran sebagi penghubung, di mana pemimpin menjalin kontak di luar rantai komando vertikal, mulai muncul. Hal itu mengherankan, mengingat banyaktemuan studi mengenai pekerjaan manajerial menunjukkan bahwa pemimpin menghabiskan waktunya bersama teman sejawat dan orang lain dari luar unitnya sama banyak dengan waktu yang dihabiskan dengan anak buahnya; sementara dengan atasannya justru kecil. Pemimpin menumbuhkan dan memelihara kontak tersebut biasanya dalam rangka mencari informasi. Akibatnya, peran sebagai penghubung sering secara khusus diperuntukkan bagi pengembangan sitem informasi eksternalnya sendiri yang bersifat informal, privat, verbal, tetapi efektif. 2. Peran Informasional (Informational Role) Dikarenakan kontak interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun dengan jaringan kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul sebagai pusat syaraf bagi unit organisasinya. Pemimpin bisa saja tidak tahu segala hal, tetapi setidaknya tahu lebih banyak dari pada stafnya. Pemrosesan informasi merupakan bagian utama (key part) dari tugas seorang pemimpin. Tiga peran pemimpin berikut ini mendiskripsikan aspek informasional tersebut: a. Peran sebagai monitor (Monitor Role) Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin secara terus menerus memonitor lingkungannya untuk memperoleh informasi, dia juga seringkali harus ’menginterogasi’ kontak serta anak buahnya, dan kadangkala menerima informasi gratis, sebagian besar merupakan hasil jaringan kontak personal yang sudah dikembangkannya. Perlu diingat, bahwa sebagian besar informasi yang diperoleh pemimpin dalam perannya sebagai monitor datang dalam bentuk verbal, kadang berupa gosip, sassus, dan spekulasi yang masih membutuhkan konfirmasi dan verifikasi lebih lanjut. b. Peran sebagai disseminator (Disseminator role) Sebagian besar informasi yang diperoleh pemimpin harus dimanfaatkan bersama (sharing) dan didistribusikan kepada anak buah yang membutuhkan. Di samping itu ketika anak buahnya tidak bisa saling kontak dengan mudah, pemimpinlah yang kadang-kadang harus meneruskan informasi dari anak buah yang satu kepada yang lainnya. c. Peran sebagai Juru bicara (Spokesman Role) Sebagai juru bicara seorang pemimpin mempunyai hak untuk menyampaikan informasi yang dimilikinya ke orang di luar unit organisasinya. 3. Peran Pengambilan Keputusan (Decisional Role) Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan masukan dasar bagi pengambilan keputusan. Sesuai otoritas formalnya, hanya pemimpinlah yang dapat menetapkan komitmen organisasinya ke arah yang baru; dan sebagai pusat syaraf organisasi, hanya dia yang memiliki informasi yang benar dan menyeluruh yang bisa dipakai untuk



memutuskan strategi organisasinya. Berkaitan dengan peran pemimpin sebagai pengambil keputusan terdapat empat peran pemimpin, yaitu: a. Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role) Sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus berupaya untuk selalu memperbaiki kinerja unitnya dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan di mana organisasi tersebut eksis. Dalam perannya sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus selalu mencari ide-ide baru dan berupaya menerapkan ide tersebut jika dianggap baik bagi perkembangan organisasi yang dipimpinnya. b. Peran sebagai pengendali gangguan (Disturbance handler Role) Peran sebagai pengendali gangguan memotret keharusan pemimpin untuk merespon tekanantekanan yang dihadapi organisasinya. Di sini perubahan merupakan sesuatu di luar kendali pemimpin. Dia harus bertindak karena adanya tekanan situasi yang kuat sehingga tidak bisa diabaikan. Pemimpin seringkali harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merespon gangguan yang menekan tersebut. Tidak ada organisasi yang berfungsi begitu mulus, begitu terstandardisasi, yaitu telah memperhitungkan sejak awal semua situasi lingkungan yang penuh ketidakpastian. Gangguan timbul bukan saja karena pemimpin bodoh mengabaikan situasi hingga situasi tersebut mencapai posisi kritis, tetapi juga karena pemimpin yang baik tidak mungkin mengantisipasi semua konsekuensi dari setiap tindakannya. c.         Peran sebagai yang mengalokasikan sumberdaya (Resource allocator Role) Pada diri pemimpinlah terletak tanggung jawab memutuskan siapa akan menerima apa dalam unit organisasinya. Mungkin, sumberdaya terpenting yang dialokasikan seorang pemimpin adalah waktunya. Perlu diingat bahwa bagi seseorang yang memiliki akses ke pemimpin berarti dia bersinggungan dengan pusat syaraf unit organisasi dan pengambil keputusan. Pemimpin juga bertugas untuk mendesain struktur organisasi, pola hubungan formal, pembagian kerja dan koordinasi dalam unit yang dipimpinnya. d. Peran sebagai negosiator (Negotiator Role) Banyak studi mengenai kerja manajerial mengindikasikan bahwa pemimpin menghabiskan cukup banyak waktunya dalam negosiasi. Sebagaimana dikemukakan Leonard Sayles, negosiasi merupakan way of life dari seorang pemimpin yang canggih. Negosiasi merupakan kewajiban seorang pemimpin, mungkin rutin, tetapi tidak boleh dihindari. Negosiasi merupakan bagian integral dari tugas pemimpin, karena hanya dia yang memiliki otoritas untuk bisa memberikan komitmen sumberdaya organisasi, dan hanya dia yang memiliki pusat syaraf informasi yang dibutuhkan dalam melakukan negosiasi penting. Fungsi Manajemen Dalam Keperawatan Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah: 1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur 2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam 3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer[3] Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam



pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu: · Perencanaan Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilaku-kan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya. · Pengorganisasian Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. · Pengimplementasian Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi. · Pengendalian Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, di¬organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan tetapi esensinya tetap sama, bahwa: 1. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan organisasi Secara diagramatis, jika kita kaitkan antara tujuan organisasi (yang harus dicapai secara efektif dan efisien) dan sumber-sumber daya organsaisi dengan fungsi-fungsi manajemen yang baru saja diterangkan, maka dapat dilihat pada Gambar berikut ini: Gambar tersebut menerangkan bahwa fungsi-fungsi manajemen diperlukan agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Kegiatan-kegiatna dalam fungsi menajamen - Fungsi Perencanaan (Planning) a. Menetapkan tujuan dan target bisnis b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis - Fungsi Pengorganisasian (Organizing) a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan amenetapkan tugas, dan menetapkan rposedur yang diperlukan b. Menetapkan struktur ornganisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab c. Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya mansuia/tenaga kerja d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat - Fungsi pengimplementasian (Directing)



a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan menjelaskan kebijakan yagn ditetapkan - Fungsi Pengawasan (Controlling) a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas bnerbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.