Program Kerja Buta Aksara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IDENTIFIKASI MASALAH, POTENSI DESA DAN RANCANGAN KEGIATAN PROGRAM KERJA BUTA AKSARA Desa : kalipecabean Kecamatan : candi Kabupaten/Kota : sidoarjo No = 1 2 3 Kurangnya kesadaran Banyaknya anggota Identifikasi Masalah betapa pentingnya masyarakat yg putus pendidikan sekolah (anak-anak)



Identifikasi Potensi Telah ada lembaga Telah ada karang Lembaga Sumber- pendidikan dari tingkat taruna Sumber PAUD - SD Pembentukan Bentuk-Bentuk Pembentukan kelompok belajar Kelembagaan yang kelompok belajar di bersama di tingkat direkomendasikan masyarakat PAUD – SD Pokok-Pokok Rencana Kegiatan



Jk. Pendek Hasil yang Diharapka n



Manfaat



Penyuluhan tentang pentingnya belajar



Kurangnya pengetahuan dan kemampuan tentang bahasa asing pada masyarakat (anakanak) Telah ada lembaga pendidikan dari tingkat SD Pembentukan belajar bersama di tingkat SD



Mengajarkan bahasa Mengajarkan membaca inggris tentang dan menulis kepada alphabet,huruf dan anak-anak putus mengeja kepada anaksekolah anak



Semakin tinggi minat Semakin tinggi minat Memiliki ambisi untuk masyarakat (anakmasyarakat untuk melanjutkan sekolah anak) untuk belajar belajar ke jenjang berikutnya bahasa inggris



Semakin banyak minat masyarakat untuk Banyak masyarakat yg Jk. menyekolahkan memiliki jenjuang Panjang anaknya sampai tingkatpendidikan yg tinggi perguruan tinggi Memberikan peluang bagi masyarakat untuk Dapat mencerdaskan meningkatkan SDM masyarakat dalam bidang pendidikan



Banyak masyarakat (anak-anak) yg membudayakan berbicara bahasa inggris di kehidupan sehari-hari Masyarakat dapat memiliki pandangan atau wawasan yg luas dengan menggunakan bahasa inggris



MATRIK PROGRAM KERJA DAN TAHAP-TAHAP KEGIATAN Desa : kalipecabean Jumlah Dukuh/RW : 8 Ketua Tim : Renda carlina



Kecamatan : candi Kabupaten : sidoarjo No =



Program dan Tahap-Tahap Kegiatan



Volume



Target posdaya yang dibentuk : 6 Periode : 1 Ags 2015 - 1 Sept 2015 1 2 Tahap persiapan Tahap pelaksanaan a. Penjajagan/pendekatan a.Bimbel b. Identifikasi potensi dan b.Taman bacaan pendekatan dan pemetaan c. Lokakarya mini Pemantapan rancangan 21 x 15 x



Sasaran



Penduduk masyarakat (anak-anak sekolah dan yang tidak melanjutkan sekolah)



Jadwal (Minggu ke)



1, 2, 3



Bentuk Kegiatan



Pemberitahuan dan Mengajar anak TK SD untuk informasi dari anak ke anak mencintai kegiatan membaca



Pelaksana



Mahasiswa



Anak-anak dusun kalipecabean TK & SD 1, 2, 3 Bimbingan belajar untuk SD sederajat



Menyiapkan buku-buku dan rak dorong utk SD Mahasiswa



Label: Buta Aksara, Program Kerja KULIAH KERJA NYATA ( KKN ) DESA PERAMPUAN KECAMATAN LABUAPI KABUPATEN LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan atas limpahan karunia, rahmat, nikmat serta hidyah dari-Nya kami mahasiswa kuliah kerja nyata kelompok I Desa Perampuan Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat dapat menyelsaikan program kuliah kerja nyata sampai selesai dengan hasil yang alhamdulillah sangat memuaskan. Dengan berakhirnya program Kuliah Kerja Nyata maka dengan ini kami menyampaikan laoran akhir kegiatan kami. Di dalam laporan ini kami muat semua program yang sudah kami jalankan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari kegiatan tersebut. Namun, perlu juga



disadari bahwa dalam pelaporan ini tentunya terdapat kekurangan-kekurangan yang secara manusiawi tidak mampu kami benarkan, hal ini tentu menjadi insfirasi bagi generasi berikutnya untuk terus menerus melakukan perbaikan. Tidak lupa pula kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menjalankan atau merealisasikan program. Dosen pembimbing, kepala desa perampuan, aparatur desa tanpa terkecuali dan seluruh masyarakat yang telah membantu kami. Akhirnya, untuk memperoleh perbaikan kami mengharapkan masukan, saran nasihat yang mendukung dan membangun dan semoga laporan ini bermamfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Perampuan, April 2015 Penyusun



BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kegiatan KKN



Kuliyah kerja nyata didasarkan pada falsafah pendidikan yang didasarkan pada undang-undang dasar 1945 dan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar pesrta didik secara aktif mengembagnkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak muliya, serta keteramppilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara .



Dalam rangka mengenal catur dharma perguruan tinggi muhammadiyah. Kuliyah kerja nyata merupakan bagian intergral dari kurikulum pendidikan tinggi. Penetapan ini didasarkan pada amanat presiden republik indonesia pada februari 1972. Yang menganjurkan dan mendorong setiap mahasiswa bekerja di desa dalam jangka waktu tertentu untuk tinggal dan membantu msyarakat pedesaan memecahkan masalah pembangunan sebagai bagian dari kurikulumnya. Tri Darma Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan, Penelitian dan pengabdian pada masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu kegiatan yang sudah diprogramkan oleh suatu lembaga perguruan tinggi. Dengan demikian Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan implementasi dari salah satu amanat Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian pada masyarakat serta implementasi dari ilmu pengetahuan yang di dapat selama berada di meja kuliah. Karena dimana kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) memiliki manfaat dan tujuan yang sangat besar bagi kelangsungan kehidupan masyarakat, sehingga program Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan mendapatkan pengetahuan serta pengalaman langsung yang di dapat oleh mahasiswa selama mengikuti proses Kuliah Kerja Nyata (KKN) tersebut. Di samping itu Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat dalam berbagai bidang ilmu, seperti bidang sosial, budaya, bidang keagamaan maupun dalam bidang-bidang yang lain sehingga program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat menyentuh langsung dengan masyarakat serta membantu program pemerintah daerah. Oleh sebab itu program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat memberikan manfaat yang di rasakan secara langsung oleh masyarakat, sehingga program-program yang di lakukan dalam proses Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat memberikan konstribusi dalam kehidupan masyarakat setempat karena di mana dari berbagai program yang di laksanakan selama menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga program tersebut dapat di rasakan secara langsung hasilnya oleh masyarakat itu sendiri. Hal ini berdasarkan materi pendidikan dan kebudayaan yang menyatakan bahwa: 1. Pendidikan tinggi harus merupakan bagian integral dari usaha-usaha pembangunan nasional maupun regional. 2. Pendidikan tinggi harus merupakan penghubung antara dua yaitu ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan masyarakat. 3. Menciptakan serta memadukan relevansi antara program studi, terutama perangkat administrasi kurikulum dengan keadaan yang nyata.



Dalam hal ini mahsiswa calon sarjana selalu di identikkan dengan guru pengajar ataupun dosen yang selalu berhubungan dengan dunia pendidikan. Yang memberikan sumbangsi dan tenaganya untuk mengajar dan membimbing, relaitas yang terjadi bahwa mahasiswa selain sebagai tenaga pengajar mereka juga harus mampu bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan sekitar pembuktian bahwa ilmu yang di dapat bisa di rasakan oleh masyarakat sekitar tanpa harus di identikkan dengan dunia pendidikan yang formal tetapi harus mampu memberikan dedikasi kepada masyarakat. Fakta, bahwa masyarakat minoritas ada yang tidak mampu untuk mengikuti jenjang pendidikan formal karena berbagai faktor penghambat salah satunya masalah ekonomi, dampaknya masyarakat tidak bisa membaca, sehingga akan merembet pada pendidikan anak yang tidak berpendidikan sehingga tidak mampu mencerdaskan generasi-generasi yang akan menjadi estafet bangsa. Selain itu juga dari kuliyah kerja nyata ini juga mahasiswa harus mampu memberikan solusi atas semua rentetan permasalahan yang terjadi, yaitu dengan di terjunkan secaralangsung dilapangan agar mahasiswa bisa memberikan ide kreatifnya terhadap permasalahan yang terjadi. 1. Maksud dan Tujuan KKN



Secara umum kuliyah kerja nyata mempunyai 4 (empat) tujuan, yaitu : 1. Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui keterlibatan dalam masyakarat yang secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahan pembangunan secara pragmatis interdisipliiner. 2. Mahasiswa dapat memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, tekhnologi dan seni dalam upya menumbuhkan, mempercepat gerak serta mempersiapkan kader pembangunan. 3. Supaya perguruan tinggi dapat mencetak sarjana pengisi tekhnologi struktur dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi gerak dan permaslahan yang komplek dihadapi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Dengan demikian out put perguruan tinggi secara relatif menjadi siap pakai dan terlatih dalam menaggulangi permasalahan pembangunan yang lebih pragmatis dan interdisipliner. 4. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah, instasi terkait dan masyarakat sehingga perguruan tinggi lebih dapat berperan dan menyesuaikan pendidikan dan penelitiannya dengan tuntutan realistis dari masyarakat yang sedang membangun. 5. Kegunaan KKN



Adapun kegunaan kuliyah kerja nyata yang bisa dirasakan oleh :



1. Bagi Mahasiswa KKN. 1. Menambah pemahaman tentang cara berpikir dan bekerja secara praktis dalam menanggulangi berbagai permasalahan di masyarakat. 2. Menambah pemahaman dan penghayatan tentang kegunaan agama, ilmu, seni dan budaya bagi pembangunan. 3. Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kesulitan yang di hadapi masyarakat dalam melaksanaka pembangunan. 4. Mendewasakan cara berpikir dan daya nalar mahasiswa dalam melakukan telaah, perumusan dan pemecahan masalah. 5. Membina mahasiswa menjadi inovator, motivator, dinamisator, problem solver dan Religions counselor. 6. Membentuk sikap, rasa cinta serta rasa tanggung jawab mahasiswa terhadap kemajuan masyarakat. 7. Menumbuhkan sifat profesionalisme dalam diri mahasiswa. 2. Bagi Masyarakat dan Pemerintah 1. Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan. 2. Cara berpikir, bersikap dan bertindak dari masyarakat akan lebih sesuai dengan pembagunan. 3. Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di masyarakat sehingga terjamin kelangsungan pembangunan bangsa dan negara. 3. Bagi Perguruan Tinggi. 1. Memperoleh umpan balik sebagai hasil integrasi mahasiswa dengan masyarakat sehingga kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan. 2. Para dosen atau pengajar akan memperoleh berbagai pengalaman yang berharga dan menemukan berbagai masalah untuk pengembangan kegiatan penelitian. 3. Mempererat kerja sama antara lembaga Muhammadiyah dengan instansi lain dalam pelaksanaan pembangunan 4. Bagi Persyarikatan Muhammadiyah



1. Secara langsung mahasiswa muhammadiyah, beramar ma’ruf nahi mungkar dalam masyarakat atas nama ortom muhammadiyah. 2. Menjalankan tujuan dari muhammadiyah itu sendiri yaitu mengusahakan terciptanya akademisi islam yang berakhlak mulia 3. Kehadiran mahasiswa KKN di desa berarti juga sebagai aktualisasi peran mahasiswa muhammadiayah sebagai kder persyarikatan dalam rangka mengamalkan ilmu amaliah dan amal ilmiah.



BAB II PROFIL UMUM DESA 1. Letak Geografis, Topografi dan Demografi 2. Letak Geografis 3. Batas wilayah 



Sebelah Utara : Bajur Kec. Labuapi







Sebelah Selatan : Suka Makmur Kec. Gerung







Sebelah Timur : karang bongkot Kec. Labuapi







Sebelah Barat : Kuranji Kec. Labuapi



1. Letak Topografi dan Demografi 2. Batas-batas wilayah : 



Sebelah Barat : Desa Kuranji







Sebelah Timur : Desa Kr. Bongkot







Sebelah Selatan : Kuranji







Sebelah Utara : Dusun Mavila / Bajur



1. Keadaan Pertanian



Masyarakat Desa Perampuan sebagian besar bermata pencaharian petani karena letak geografis dan luas wilayah sangat memungkinkan untuk bidang pertanian jenis pertanian beraneka macam seperti kacang tanah, cabe, padi, dan singkong. Adapun Luas Persawah ± 70 ha, Luas Pekarangan ± 49 ha serta Luas perkebunan ± 7 ha.



1. Keadaan Penduduk



Secara umum penduduk Desa Perampuan dikatakan jarang berbanding dengan luas wilayah Desa Perampuan. Jumlah penduduk 1775 Kk yang terdiri dari 5.706 jiwa berdasarkan data registrasi penduduk 21 Juli Tahun 2011. Dengan rincian sebagai berikut : 1. Perampuan Barat



Kk



: 547



Jiwa



: 1776



2. Krepet



Kk



: 439



Jiwa



: 1342



3. Kapitan



Kk



: 330



Jiwa



: 1015



4. Karang Bayan



Kk



: 203



Jiwa



: 679



5. Bayan Pengsong



Kk



: 236



Jiwa



: 944



Laju pertumbuhan penduduk masyarakat Desa Perampuan bisa dikatakan cukup cepat, dibidang pendidikan khususnya bisa dikatakan cukup bagus, karena perkembangan pola pikir masyarakat yang sudah berkembang tentang paradigma-paradigma yang berkembang yang walaupun sebagian masyarakat masih menjalankan pernikahan di usia dini, Dari aspek spiritualitas juga cukup bagus karena suasana religius yang masih kental di desa Perampuan ini khususnya yang bersifat belajar mengaji bagi anak-anak begitu antusias. 1. Keluarga Berencana dan Keluarga Prasejahtera



Laju pertumbuhan penduduk yang cukup cepat menjadikan lahan pekerjaan menjadi berkurang, lahan usaha baik dibidang pertanian maupun bidang-bidang lain. Oleh karena itu sangat perlu adanya suatu program dalam upaya penekanan pertumbuhan jumlah penduduk. Program Kelurga Berencana sudah diterapkan di Desa perampuan Alhamdulillah berhasil dikarenakan latar belakang sosial masyarakat. Adat istiadat serta pengetahuan masyarakat yang mengalami perkembangan. Apalagi Pernikahan usia dini,serta kondisi sosial masyarakat yang sedikit terbuka dengan pemikiran-pemikiran yang berkembang. Dikarenakan upaya yang telah dilakukan antara lain penyuluhan, perbaikan mutu pendidikan, serta upaya merubah pradigma masyarakat yang diharapkan akan membawa hasil yang maksimal. Secara garis besar masyarakat Desa Perampuan masih dikatakan rata-rata dalam angka kemiskinannya atau kata lain tidak begitu dijastifikasi sebagai keluarga prasejahtera seperti data berikut : Jumlah Kk Miskin Desa Perampuan 1. Perampuan Barat Kk : 321 2. Krepet Kk : 188 3. Kapitan Kk : 290 4. Karang Bayan Kk : 157 5. Bayan Pengsong Kk : 64 6. Hasil Kerajinan, Industri dan Sumber Daya Pendukung.



Hasil kerajinan atau tekhnologi tepat guna masyarakat Desa Perampuan mencoba mengembangkan usaha pembuatan telur asin yang dilakukan oleh ibu-ibu di desa perampuan.di desa peramampuan juga perkembangan potensi pariwisata karena secara geografis Desa Perampuan memiliki tempat wisata yaitu gunung pengsong yang bisa mempengaruhi wisatawan drai mancanegara sehingga cukup banyak pengunjung yang datang yang diharapkan mampu menunjang untuk pengembangan objek wisata yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli desa serta merubah kondisi sosial masyarakat Desa Perampuan. 1. Keadaan Pendidikan dan Sosial Budaya



Keadaan pendidikan masyarakat Desa Perampuan cukup bagus karena sarana dan prasarana penunjang pendidikan sudah ada, sehingga hampir tidak ada masalah dalam bidang pendidikan. Keadaan sosial budaya masyarakat Desa perampuan kurang bagus, karena budaya gorong royong sudah tidak kental lagi yang berada ditengah-tengah masyarakat, sehingga sulit kami dari mahasiswa KKN untuk mengajak bekerjasama dalam hal yang bersifat gotong royong.



1. Sarana dan Prasarana di Pedesaan



Sarana dan prasarana Desa cukup lengkap diantara lain seperti sarana peribadatan mesjid Nurul Hidayah, Al-Mujahidin,Nurussholihin dan mesjid Al-Bayani yang sampai sekarang masih dalam proses pembangunan, untuk sarana Musholanya yang aktif adalah mushola Nurul Yaqin di Dusun Kapita, serata sarana pendidikan cukup memadai seperti SDN 2 Perampuan,SDN 1 Perampuan dan MTs Al-Ikhlashiyah begitu pun dengan yang lainnya sarana kesehatan, sarana air bersih serta sarana umum lainnya. Alhamdulillah tidak ada hambatan yang dialami oleh masyarakat terkait bidang sarana dan prasarana ini. BAB III PERMASALAHAN DESA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA 1. Bidang Administrasi Pemerintah Desa 2. Masalah



Bidang pemerintahan desa dari hasil observasi terdapat banyak kekurangan dalam bentuk fisik maupun non fisiknya, lingkungan yang tidak terurus,dari bangunan kantor desa banyak yang rusak akibat ulah warga setempat baik itu pintu yang di jebol, jendela yang pecah kacanya, pintu kamar mandi yang tidak ada serta musholah yang tidak terurus gentengnya rusak dan lain hal . serta administrasi yang belum lengkap seperti pendataan jumlah penduduk yang masih belum akurat, profil desa yang masih belum lengkap, aturan surat menyurat yang masih belum baku dan sistim yang kurang akuntabel. Hal ini dikarenakan sumber daya aparat desa yang masih kurang. 2. Alternatif Pemecahan Masalah



Terkait lingkungan kantor desa yang kotor harus ada kesadaran pada pegawai/staf-staf desa tentang menjaga kebersihan agar lingkungan kantor desa bersih, sebelum jam kantor masuk luangkan waktu untuk membersihkan kantor desa, serta kantor desa harus memiliki penjaga agar terhindar dari hal-hal yang bisa merugikan bangunan kantor desa karena ulah masyarakat itu sendiri. Dan terkait administrasi desa yang belum lengkap harus ada kejelasan garis koordinasi yang jelas antara para staf desa dengan kepala dusun terkait kendala-kendala yang dihadapi dalam perekapan masalah pendataan KK, agenda surat keluar-masuk, buku Notaris dan lain-lain. Serta harus diadakan evaluasi setiap bulan dengan kepala dusun di desa perampuan. 1. Bidang Kebersihan dan Lingkungan Hidup 2. Masalah



Kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan masih kurang dari lima dusun yang akan dijadikan target dalam KKN ini yaitu Dusun Kapitan, Krepet, Karang Bayan, Bayan Pengsong



dan Perampuan Barat. Mayoritas warga membuang sampah sembarang tempat akibat dari kurangnya fasilitas yang mendukung seperti bak sampah dampaknya lingkungan masyarakat menjadi kotor sungai-sungai dijadikan sasaran tempat pembuangan sampah, selokan-selokan pun mampet sehingga air tergenang karena sampah-sampah yang tertumpuk diselokan, dari kondisi seperti ini bisa mempengaruhi kesehatan masyarakat dan bisa menimbulkan penyakit. 2. Alternatif Pemecahan Masalah



Setiap kepala dusun harus mengadakan kerja bakti setiap pekan agar menimbulkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan seperti minggu bersih yang tentunya masyarakat harus terjun secara langsung karena hari libur yang diadakan, dan pihak kota harus menyediakan penampungan sampah terhadap warga agar sungai, got, perkebunan tidak menjadi sasaran dalam pembuangan sampah. 1. Bidang Sarana dan Prasarana 2. Masalah



Sarana dan prasarana desa perampuan perlu diperhatikan, dari sistimatis penulisan gang-gang di tiap dusun tidak ada sama sekali, Plang-plang TPQ, Plang-plang RT, kondisi mushola yang tidak terurus. 2. Alternatif pemecahan masalah



Dari pihak kepala dusun bersama warga harus melakukan musyawarah terkait permasalahan ini untuk mendapatkan dana dari perkumpulan hasil musyawarah. 1. Bidang Perekonomian



Di bidang ini hampir tidak ditemukakan masalah yang krusial yang dialami oleh warga karena mereka mayoritas petani sehingga tidak ada yang kami sumbangsikan yang bisa diberikan terkait di bidang ini. 1. Bidang Pendidikan, Sosial Budaya dan Spiritual 2. Masalah



Terkait bidang pendidikan angka buta huruf khususnya untuk Lansia banyak sekali sehigga dampaknya kami dari mahasiswa KKN di luar lombok kesulitan berkomunikasi dengan mereka karena faktor tidak bisa membaca dan berbahasa indonesia. Sarana pendidikan di MTs salah satu yang terdapat di desa perampuan cukup memprihatinkan karena kurang memadai baik bentuk bangunan itu sendiri.



Selain itu juga permasahan dalam lingkungan sosial budaya, pembatasan kegiatan nyongkolan, dan ketika acara pernikahan tidak di adakan semacam orhen karena akan berdampak hal yang negatif terhadap warga itu sendiri karena akan ada acara mabuk-mabukan di kalangan pemuda. Begitupun dengan kondisi spritual atau keagamaan kurangnya pemuda-pemudi untuk meramekan mesjid-mesjid maupun mushola-mushola untuk sholat berjamaah dan tidak adanya semangat kolektif dan kolegial masyarakat untuk melakukan perbaikan terhadap mesjid yang baru di bangun di desa perampuan yaitu mesjid bayyanudin. 2. Altrnatif pemecahan masalah



Pemerintah mengadakan program buta aksara lagi yang walaupun tahun lalu diterapkan, sehingga tidak stagnan pada kebutuhan realisasi program mereka tapi bagaimana program ini benar-benar dijalankan secara estafet di setiap KKN sehingga benar-benar mendidik umat, khususnya ibu-ibu dn bapak-bapak karena merekalah yang akan mendidik generasi selanjutnya dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Sedangkan disosial budaya, nyongkolan memang adat yang sudah berakar dikalangan suku sasak, sehingga timbul perasaan sensitif jika suatu adat dibatasi khususnya desa perampuan ini,untuk itu warga haarus sadar jangan sampai kegiatan nyongkolan yang mendatangkan orhenorhen tidak menyebabkan mereka mabuk-mabukkan, sehingga orang tidak akan memandang miring terhadap adat yang bersih menjadi tercoreng oleh oknum-oknum tertentu. Serta kegiatan nyongkolan ini harus ada pengawasan dari polisi, karena dampaknya ketika turun dijalan, jalanan menjadi macet untuk itu perlu penertiban agar semuanya lancar. Yang khususnya semua akan baik jika kepala desa dan setiap dusun berkomunikasi dengan baik. Begitupun dengan spiritual atau keagamaan perlu himbauan agar masyarakat tidak apatis dengan kegiatan gotong royong khusunya kepada mesjid yang baru dibangun yaitu mesjid bayyanudin, sedangkan kegiatan TPQ sangat bagus karena telah berjalan dan yasinan al-quran setiap malam jumat. 1. Bidang Kesehatan 2. Masalah



Permasalahan ditiap dusun hampir sama dijumpai yaitu kader-kader posyandu yang tidak menertibkan administrasi kesehatan sehingga data-data yang ada tidak akurat karena tekhnik pendataan dari kader-kader posyandu acuh tak acuh. 2. Alternatif pemecahan masalah



Memang sarana kesehatan sudah memadai dengan kata lain bahwa fasilitas kesehatan cukup memadai yang walaupun masih ada beberapa dusun yang tempat posyandu tidak begitu nyaman tapi tidak menjadi penghambat berjalannya posyandu, serta antusias dari masyarakat sangat tinggi terhadap adanya posyandu karena memang kepedulian terhadap kesehatan perlu sekali. Terkait pendataan administrasi yang kurang, agar kader-kader dari posyandu ini diaktifkan kembali dalam artian bahwa tidak hanya mencatat dan menimbang balita tapi bagaimana datadata yag kurang harus dilengkapi. 1. Bidang Pemberdayaan Perempuan 2. Masalah



Peranan perampuan di desa perampuan dirasakan masih sangat kurang akibat dari tingkat pendidikan juga faktor pernikahan dini sert faktor ekonomi menjadikan peranan dan pemberdayaan perampuan kurang aktif. Latar belakang budaya dan tradisi juga mempengaruhi peranan wanita dalam pembangunan desa. 2. Altenatif Pemecahan masalah



Pihak kepala desa khusunya serta pemerintah kota pada umumnya harus peduli terhadap kegiatan-kegiatan yang membangun keaktifan dari peranan perampuan ini yang bisa membantu ekonomi keluarga, misalnya dengan cara memperbaiki fasilitas yang dimiliki membantu dengan biaya materi yang akan dikembangkan dalam usaha tersebut. Yang walaupun pada sampai saat ini kegiatan yang dihasilkan oleh ibu-ibu di desa perampuan yaitu pengembangan usaha kecil seperti telur asin. BAB IV RENCANA PROGRAM KKN Dengan berbagai permasalahan dari hasil analisa diatas maka mahasiswa KKN universitas muhammadiyah mataram membuat suatu rencana program kerja yang berorientasi pada polemikpolemik tersebut. Dalam upaya pembuatan rencana program kerja terlebih dahulu mahasiswa KKN melakukan observasi dan pendekatan-pendekatan dengan masyarakat setempat untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan yang dianggap akurat yang kemudian bisa menghasilkan suatu rencana awal dari permasalahan yang diperoleh. Adapun rencana program yng kami buat meliputi 3 sub program dengan kegiatan uraian kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Program Pokok



2. Penyuluhan dalam usaha meningkatkan produksi pertanian 3. Penyuluhan pertanian dan pembinaan kelompok tani 4. Program vaksinasi ternak hewan dan unggas untuk mengantisipasi penyakit atrax dan flu burung 5. Pelatihan pembuatan pekan ternak dan sterilisasi kandang ternak unggas. 6. Pembibitan dengan pencakokan dan stek 7. Budidaya ikan air tawar dan lain-lain. 8. Pembinaan administrasi dan pemerintahan desa/ kelurahan 9. Membantu pendataan penduduk dan potensi desa. 10.Penataan administrasi kantor desa, BPD, PKK, Kepala Dusun, karang taruna dan lainnya. 11.Sosialisasi undang-undang No.32/2004 peraturan pemerintah dan peraturan daeraha lainnya. 12.Penerapan tekhnologi tepat guna 13.Daur ulang barang bekas, sebagai bahan baku pembuatan aneka kerajinan. 14.Pembuatan bunga dari serabut dan daun kelapa. 15.Pembuatan kotak tisu dan sampul undangan dari kulit pinang, serta asbak dari bambu. 16.Pembutan bingkai foto dari triplek dan kulit pinang. 17.Pelatihan pembuatan alat perontok padi dan jagung. 18.Pembuatan pupuk organik dan jerami, EM4, dan kotoran hewan. 19.Pembuatan kulkas tanpa listrik. 20.Pelatihan pembuatan obat-obatan tradisional. 21.Kursus keterampilan seperti sablon, salon/kecantikan, computer, bahasa inggris, perbengkelan dan lain-lain. 22.Kebersihan dan lingkungan hidup 23.Mengaktifkan kegiatan gotong royong melalui jumat bersih



24.Penanaman pohon pelindung dan progam penghijauan. 25.Penyuluhan tentang kebersihan lingkungan disekitar. 26.Pemukiman penduduk dan manajemen persampahan. 1. Program Pilihan 27.Bidang Sarana dan Prasarana 28.Perbaikan dan pembuatan jalan, gotong royong pembuatan dan perbaikan jembatan dan lain-lain. 29.Pembuatan/perbaikan saran dan prasarana penyediaan air bersih. 30.Perbaikan dan pembangunan saluran got. 31.Perbaikan dan pengadaan palng desa/dusun/ nama jalan, rumah ibadah, balai pengobatan, kantor kepala desa, balai pertemuan, sarana olahraga dan lainlain. 32.Bidang Perekonomian 33.Pembentukan dan pembinaan koperasi 34.Pembinaan usaha ekonomi produktif bagi masyarakat prasejahtera/miskin. 35.Mendorong perkembangan kegiatan kerajinan/home industri dari segi produksi secara kuantitas/kualitas pemasran dan lain-lain. 36.Bidang Pendidikan, Sosial Budaya dan Spritual. 37.Mengadakan atau meningkatkan kursus keterampilan 38.Pengadaan dan pembinaan perpustakaan sekolah, desa dn masjid. 39.Memelihara dan mengembangkan budaya setempat. 40.penyuluhan kesadaran hukum masyarakat dan kamtibmas. 41.Pembinaan dan pemmasyrakatan kegiatan pelatihan kepemimpinan, olahraga, kesenian dan pramuka bagi pelajar, genrasi muda dan krang taruna. 42.Program keaksaraan fungsional bagi masyarakat buta aksara. 43.Pembinaan dan peningkatan kegiatan keagamaan dan toleransi antar umat beragama.



44.Pembentukan dan pembinaan TPA. 45.Membantu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pada lembagalembaga pendidikan setempat. 46.Bidang Kesehatan 47.Penerangan tentang hidup sehat (makanan, perumahan, jmaban kelurga, pembuangan kotoran, limbah, MCH) dan lain-lain. 48.Penyuluhan KB dan keluarga sejahtera, gizi, HIV / AIDS, narkoba dn lain-lain. 49.Pemanfaatan lahan pekarnagan untuk tanaman apotik hidup. 50.Membantu kegiatan posyandu, seperti penimbangan balita dan imunisasi dan lainnya. 51.Bidang Peningkatan Peranan Wanita/Pemberdayaan Perampuan 52.Penerangan tentang fungsi dan peranan wanita (kegiatan kreatifitas, penundaan usia kawin, memahami hak-hak wanita dan lain-lain) 53.Menyelenggarakan kursus-kursus keterampilan, serta menjahit, salon/kecantikan, kerajinan tangan, pembuatan jajan, dan lain-lain. 54.Penerangan tentang konsep keluarga bahagia dan sejahtera. 55.Pelatihan kepemimpinan wanita, kader kesehatan atau posyandu, kader PKK dan lainnya. 1. Program Khusus o



Pendataan registrasi anggota muhammadiyah di tingkat ranting atau cabang.



o



Pendataan dan upaya sertifikasi tanah wakaf persyarikatan.



o



Pembinaan organisasi persyarikatan.



o



Pembinaan dan pemberdayaan amal usaha muhammadiyah.



o



Mmembantu dan membangun kerjasama dalam merealisasikan program pimpinan cabang dan pimpinan ranting muhammadiyah.



BAB V PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KKN



Setelah merancang dan membuat suatu rencana program kemudian dibuat dalam suatu sistimatika program kerja yang legal dan baku sekaligus menyusun dalam bentuk akuntabel yagn dilengkapi dengan schedule time atau jadwal pelaksanaan serta uraian anggaran baik swadaya maupun swadana. Kemudian dilakasanajan oleh semua anggota kelompok KKN bersama masyarakat dan pemerintah desa loloan. Hasil pelaksanaan program KKN alhamdulillah sangat dirasakan oleh masyarakat desa loloan, pemerintah desa lebih-lebih peserta KKN itu sendiri, antara lain : 1. Program Pokok 2. Pembinaan Administrasi Pemerintah Desa



Meliputi kegiatan antara lain : 1. Pendataan jumlah penduduk



Program ini dilaksanakan mulai awal pekan ke II dan III, pada pelaksnaan kegiatan ini kami dibantu oleh staf desa bersama kepala dusun yang terdiri dari 5 Dusun, yang walaupun kami mengalami kesulitan untuk mendata 1 Dusun yaitu Dusun kapitan sehingga alternatifnya kami meminta kepada salah satu aparat kepala Dusun yaitu ketua RT Dusun Kapitan dan akhirnya bisa terselesaikan dengan baik dan telah selesai 100%, dari pendataan jumlah penduduk tersebut hasilnya akan dimasukan kedalam profil desa. 1. Kerja Bakti Kantor Desa



Melihat kondisi awal desa dengan lingkungan yang perlu perawatan kami melakukan kerja bakti dengan membersihkan kantor desa agar terlihat bersih dan rapi program ini dilaksanakan pada pekan II. 1. Membantu menyusun RPJMDES



Program ini dilaksanakann pada pekan III, pembenahan data potensial desa yaitu geografis, topografis, demografis dan monografi serta data potensial pemetaan swadaya. Memuat tentang data kependuduan KK, surat, notulen dan lain sebagainnya dalam melaksanakan program ini tidak ada kesulitan dalam pembuatannya karena semua data telah ada tinggal disusun dalam sistematika format PJM yang legal dan akuntabel dan selesai 100%. 1. Membuat peta desa



Kegiatan ini dilaksanakan pada pekan III, pada kegiatan ini kami melakukan survei serta mencocokan dengan peta yang ada di kabupaten yang dibuat lebih awal di desa dan dilengkapi dengan peta pengembangan desa, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui batas serta pemetaan potensial juga pengembangan wilayah desa dan telah selesai 100%.



1. Penulisan struktur organisasi permberdayaan masyarakat dan data pemerintahan desa.



Kegiatan ini dilaksanakan pada pekan IV, kegitan ini terdapat partisipasi aparat desa untuk membantu memberikan data yang akurat, sehingga mempermudah kami dalam menulis di bagan papan kantor desa dengan secara sistimatika. Dan dapat diselesaikan 100%. 1. Pembuatan administrasi dusun.



Dlam menyusun administrasi dusun kami laksanakan pada pekan IV hampir tidak ada kesulitn dalam penyusunannya karena semua data telah ada. Dan kami hanya merekap data-data yang telah ada dengan sistematik. Dan selesai 100% 2. Penerapan Tekhnologi Tepat Guna 1. Pembuatan kotak tisu dari kardus bekas, yang kami lakukan pada pekan V dengan mempraktekan kepada anak-anak SD agar bisa mereka praktekan di rumah masing-masing dan bisa memanfaatkan lingkungan yang ada tidak ada hambatan dalam pembuatan kerajinan ini dan hasilnya selesai 100%. 2. Pembuatan asbak dari bambu.



Pembuatan asbak dari bmabu dilakukan pada pekan VI yang dalam hal ini di desa perampuan terutama di dusun kapian banyak sekali warga menanam pohon bambu sehingga kami bisa memanfaatkannya dan alhamdulillah bisa dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa KKN maupun masyarakat. Dan selesai 100 %. 1. Kursus keterampilan



Dalam pelaksanakan kegiatan kursus keterampilan kami mengadakan kursus bahasa inggris yang dilaksanakan di dua tempat yaitu di MI Al-Ikhlashiyah dan SD 2 Perampuan. Dan selesai 100%. 3. Bidang Kebersihan dan Lingkungan Hidup 4. Gotong royong melalui jum’at bersih



Kegiatan ini dilakukan pada setiap pekan kecuali pekan I, hari jumat yaitu membersihkan sarana peribadatan, dan sarana umum lainnya disetiap dusun yang ada didesa perampuan, yang walaupun ada hambatan di ke-4 dusun dikarenakan masyarakat kurang berpartisipasi dalam membersihkan lingkungan karena kondisi masyarakat di sibukkan dengan kegiatan memanen padi yang walaupun masyarakat dusun bayan pengsong warga mereka saja yang hanya berpartisipasi sehingga mempermudah kami dalam membersihkan lingkungan. Dan hasilnya terlaksana 100%.



1. Gotong royong di Mesjid Bayanudin



Dalam kegiatan ini pelaksanaan pekan VI yaitu membantu proses pembangunan mesjid yang baru dibangun di Dusun Karang Bayan. Dalam kegiatan ini partisipasi masyarakat dalam membangun mesjid sangat tinggi.dan hasilnya dalam usaha membantu pembangunan 100% berjalan dengan baik. 1. Penghijaun



Penghijauan dilakukan di pekan IV kami melakukan penghijaun di sepanjang pinggir jalan desa perampuan di tiap dusun dan juga dilakukan di belakang kantor desa yang pemanfaatan yang kami lakukan karena kondisi lahan kosong. Dan selesai 100%. 1. Program Pilihan 1. Bidang Sarana dan Prasarana 2. Pembuatan Plang



Dalam pembuatan plang dilakukan pekan IV, tidak ada hambatan dalam pembuatan plang di dusun yang tidak memiliki nama gang, TPQ, memperbaiki nama mesjid dan lain-lain. 1. Pengecatan Gapura



pengecatan gapura dilakukan pekan III dan IV, dalam kegiatan ini ada hambatan cuaca buruk sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.tapi alhamdulillah bisa diselesaikan dengan baik 100%. 2. Bidang Pendidikan, Sosial Budaya dan Spiritual 1. Membantu mengajar di MTs Al-Ikhlashiyah.



Kami mengajar di sekolah MTs ini pada pekan III,IV,V dan VI, hampir tidak ada hambatan dalam pelaksanaannya dan berjalan dengan lancar 100%. 1. Membantu mengajar di TPQ/Bimbingan Al-Quran



Alhamdulillah pelaksanaanya berjalan dengan baik dengan antusias adek-adek di desa perampuan yaitu di dusun kapitan yang walaupun kami fokuskan di dusun kapitan karena faktor SDM dari mahasiswa KKN terbatas terkait kemampuan dibidang ini dan juga faktor jarak dari posko ke dusun-dusun yang lain agak jauh.dan selesai 100%. 1. Menyumbangkan Iqro’



Kegiatan ini kami sumbangkan pada TPA yang benar-benar kekurangan buku panduan Iqro’ dan kami jalankan pada akhir kegiatan KKN yaitu pekan VI dan berjalan dengan lancar 100%. 1. Kultum Ba’da Magrib.



Kegiatan ini dilakukan pada pekan III,IV dan V setiap hari bersama adek-adek yang diajarkan bimbingan Al-Quran agar bisa menjadi bekal rohani bagi adek-adek karena memberikan pendidikan pada usia dini sangat urgen di ajarkan. Dan selesai 100%. 3. Bidang Kesehatan 1. membantu kegiatan Posyandu



Kegiatan ini dilakukan pada pekan II di Dusun Perampuan Barat dan Dusun Bayang Pengsong, Pekan III di Dusun Karang Bayan dan Dusun Kapitan serta Pekan IV di Dusun Krepet. Dalam pelaksanaannya berjalan dengan lancar dalam usaha membantu kader-kader posyandu. Dan selesai 100%. 1. Penanaman Apotik Hidup



Kegiatan ini dilakukan pada Pekan V, berupa tumbuh-tumbuhan yang bisa di manfaatkan sebagai obat dan lain-lain oleh warga setempat seperti tumbuhan tamu lawak, kunyit, dan jahe serta selesai 100%. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN 1. Kesimpulan



Dengan menyimak pada permasalahan yang terjadi di Desa Perampuan dapat kita tarik kesimpulan bahwa Desa Perampuan masih memerlukan perhatian yang serius dari pemrintah baik oleh pemerintah daerah maupun oleh pemerintah provinsi terutaa di bidang administrasi pemerintahan desa, bidang pemberdayaan perampuan yang perlu di berikan perhatian lebih begitupun dengan bidang-bidang lainnya yang memerlukan tindakan nyata dan perhatian juga dari semua pihak. Kehadiran mahasiswa KKN UMM terasa cukup membantu masyarakat maupun pihak kantor desa dalam upaya pemecahan masalah masyarakat yang setidaknya akan membawa perubahan yang membangun masyarakat yang setidaknya mampu menjalankan dengan baik bukan saja untuk masyarakat tetpi juga dalam rangka menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diharapkan mampu dirasakan oleh mahasiswa KKN sendiri.



1. Saran-saran



Untuk semua pihak agar mampu memberikan perhatian dan memikirkan pembanguan desa sebagai pangkal pembangunan nasional. Dan program KKN harus terus dijalankan, melirik pada desa-desa yang tertinggal yahng sekiranya masih memerlukan perhatian dan upaya perubahan kearah yang lebih baik. Kepada pemerintahan, instansi-instansi terkait agar kiranya memperhatikan aspirasi dari bawah kalangan masyarakat, mendukung program-program yang berorientasi pada pembangunan desa, program KKN salah satunya, dukungan yang diharapkan bukan hanya moril tetapi tindakan nyata melalui upaya realisasi program dan aspirasi.



You may also like:



Supriyanto Mengaku Baru Sekali Rekam Daleman Rok Wanita di TransJ



Cara mengatasi error



Perbedaan KKN Tematik dengan KKN Posdaya



13 Tips Sukses PPL



istilah dalam statistika



Cara Menghitung IP dan IPK



Contoh spanduk kkn



Televisi Lokal Bengkulu



Ads by Shareaholic Ads by Shareaholic Related



1017 Mahasiswa Baru akan ikuti Masta UMB 2016August 27, 2016In "Liputan Khusus" Wagub Bengkulu akan hadiri Seminar Nasional BEM UMBSeptember 30, 2016In "Info" Ini dia harapan Gubernur Bengkulu terhadap Mahasiswa UMBAugust 29, 2016In "Liputan Khusus" Comments 0 Shares /Shares on facebook0Tweet on twitter0



Related Posts 



Instrumen Penilaian Untuk Ujian PPL







Laporan PPL







Panduan Pembuatan Laporan KKN UMB







Contoh Spanduk KKN







Perbedaan KKN-Tematik dan KKN-POSDAYA



Most view article 



Cara Menghitung IP dan IPK - 15907 Views







Contoh Laporan Akhir KKN Tematik Posdaya 2015 - 7333 Views







Cara Mengatasi masalah “Network Error (tcp_error) - 3705 Views







Perbedaan KKN-Tematik dan KKN-POSDAYA - 3622 Views







Gila! Seorang Ibu Gelapkan 58 Mobil - 2122 Views



Subscribe Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below



Twitter Facebook Google +



No Responses Leave a Reply



Laporan KKn BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan merupakan salah satu pemanduan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pendidikan dan penelitian yang dilaksanakan secara interdisipliner dan intrakulikuler serta menggunakan lintas sektoral. Hal itu dimaksudkan agar mahasiswa memperoleh pengalaman bermasyarakat dalam jangka waktu tertentu sebagai bekal untuk terjun di masyarakat setelah mampu menyelesaikan masa studinya nantinya. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan temetik kali ini secara khusus mengambil tema Pemberantasan Buta Aksara (PBA). Salah satu hambatan program dalam Buta Aksara ini karena kondisi kemiskinan yang masih membelit kepada penduduk dan masyarakat, baik kemiskinan absolut relatif maupun kultural. Di desa ini termasuk golongan tersebut, karena itu dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi Jawa Tengah serta perguruan tinggi se Jawa Tengah bekerja sama dalam mempercepat pemberantasan buta aksara di Jawa Tengah sehingga obsesi Jawa Tengah terbebas dalam buta aksaran di tahun ini segera terealisasi.



Dalam upaya ini, penuntasan buta aksara membutuhkan tenaga, pikiran, semangat dan komitmen yang besar baik dari pemerintah dan seluruh masyarakat. Komitmen pemerintah sangat besar dalam berbagai program, inovasi dan kreasi yang secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk menuntaskan kemiskinan serta mencerdaskan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan. B. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Tujuan penyelenggaraan pendidikan keaksaraan fungsional dalam target percepatan Pemberantasan Buta Aksara (PBA) di Jawa Tengah, yaitu melalui paket Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan maka tujuannya adalah : 1. Tujuan Umum : a) Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang Pengabdian Masyarakat. b) Mengenalkan aksara kepada masyarakat agar yang bersangkutan dapat membaca, menulis, dan berhitung. c) Sebagai proses pendewasaan mahasiswa dalam berpikir, bersikap, berperilaku secara realistis dan akademis yang dilandasi dengan semangat dan komitmen yang tinggi untuk memberikan pengabdian terbaik bagi masyarakat. d) Sebagai proses pembelajaran kepada mahasiswa dalam mengimplementasikan seperangkat teori yang telah diterima di bangku kuliah kepada masyarakat secara langsung. e) Sebagai proses pendidikan bagi mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian dalam mengawal pembangunan serta memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara. f) Membentuk sarjana yang berilmu, cakap, berbudi pekerti luhur, serta memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi atas kesejahteraan masyarakat maupun masa depan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. g) Membentuk sarjana penerus pembangunan yang mampu menghayati berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dan mampu mengembangkan pemikiran maupun penalaran untuk belajar memecahkan permasalahan yang kompleks secara pragmatis dan interdisipliner. h) Mendekatkan Perguruan Tinggi dengan masyarakat untuk menyesuaikan tuntutan pembangunan dan dinamika masyarakat. 2. Tujuan Khusus a) Melaksanakan program percepatan penuntasan buta aksara di Jawa Tengah. b) Membantu pemerintah dalam upaya mewujudkan Jawa Tengah bebas buta aksara tahun 2008. C. Rencana Kegiatan Program Tematik PBA Dalam rancangan Program kegiatan Program Tematik PBA di lapangan yang dilaksanakan selama 45 hari, kami berencana melakukan kegiatan untuk memperoleh hasil pelaksanaan PBA sesuai dengan yang diharapkan sebagai berikut :



1. Perkenalan dengan Kepala Desa beserta Perangkat Desa dan Tokoh masyarakat 2. Pertemuan prakondisi dengan warga belajar 3. Penentuan jadwal pembelajaran dengan warga belajar. Jadwal pembelajaran dilaksanakan 3 kali dalam seminggu. 4. Membentuk kelompok belajar @ 5 warga belajar, sekaligus memulai proses pembelajaran 5. Konsultasi dengan DPL yang dilakukan 1 kali seminggu. 6. Evaluasi hasil pembelajaran 7. Penyerahan SUKMA yang akan dilaksanakan setelah evaluasi berakhir 8. Penyusunan laporan 9. Perpisahan dengan WB, Tutor, perangkat desa, dan warga sekitar 10. Pemberian kenang-kenangan kepada pemerintah desa. D. Tempat Pelaksanaan Program Tematik PBA Pelaksanaan Tematik PBA Universitas Terbuka tahun 2009 mengambil lokasi di Kab. Pati. Kami melaksanakan program tersebut di Kec. Sukolilo, tepatnya di Ds. Sukolilo yang dipimpin/dikepalai oleh Bapak Saronji, ST, sebagai kepala desa. 1. Batas-batas wilayah Desa Sukolilo  Sebelah Utara : Kelurahan Gadudero  Sebelah Selatan : Kelurahan Parang Paring  Sebelah Barat : Kelurahan Batu Rejo  Sebelah Timur : Kelurahan Tompe Gunung 2. Luas daerah kelurahan Sukolilo Luas kelurahan Sukolilo 975.740 Ha, suhu rata-rata kelurahan SUkolilo 30oC, dengan dua perubahan musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kelurahan Sukolilo merupakan daerah pegunungan kapur dan sawah sebagai areal pertanian yang menghasilkan tanaman produksi yaitu, padi dan jagung. 3. Orbitrasi Orbitrasi merupakan jarak dari pusat pemerintahan, meliputi :  Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 10 km  Jarak dari pusat pemerintahan kota administrative : 550 km  Jarak dari ibukota Kotamadya Daerah Tingkat II : 27 km  Jarak dari ibukota Propinsi Daerah Tingkat I : 51 km 4. Pembagian Wilayah Kelurahan Sukolilo merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan SUkolilo Kabupaten Pati yaitu yang mempunyai 5 wilayah, yang masing-masing wilayah diketuai oleh ketua RW. Tabel persebaran RT di kelurahan SUkolilo. No Rukun Warga Ketua Jumlah RT 1. RW I Bapak Jaeni 5 RT 2. RW II Bapak Purnomo 6 RT 3. RW III Bapak Rusman Hadi 8 RT



4. RW IV Bapak Muaimin 7 RT 5. RW V Bapak Susanto 5 RT Sumber : Data monografi Kelurahan Sukolilo per Oktober 2009. E. Waktu pelaksanaan Program Tematik PBA Waktu pelaksanaan Program Tematik PBA berlangsung selama 45 hari efektif mulai tanggal 12 September – 26 Oktober 2009. Selama kegiatan PBA berlangsung, setiap mahasiswa harus berada di lokasi yang telah di tentukan yaitu sejak bulan di izinkan secara resmi kepada pemerintah desa setempat sampai dengan selesainya program PBA. Dalam waktu tersebut, mahasiswa menjalankan program observasi dan pendataan selama 1 minggu pertama. Proses pembelajaran berlangsung pada tanggal 27 September – 18 Oktober 2009, Evaluasi berlangsung pada tanggal 19 – 24 Oktober 2009. Jangka waktu yang diberikan Universitas Terbuka kepada mahasiswa dalam pembuatan laporan adalah 3 hari setelah PBA selesai yaitu tanggal 30 Oktober – 1 November 2009. F. Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Sosialisasi dengan warga setempat di perlukan dalam langkah awal penyelenggaraan pendidikan keaksaraan. Dengan penjelasan yang jelas tentang kegiatan Pemberantasan Buta Aksara dan memberikan pengertian pentingnya pendidikan bagi warga, di harapkan kegiatan ini di dukung penuh oleh warga setempat, baik oleh calon warga belajar atau warga lain. Karena kegiatan ini di tujukan untuk orang dewasa (15 – 40 tahun) yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung. Sambutan positif dari warga menjadi hal yang paling penting. Warga yang mau bekerja sama diharapkan ikut serta dalam mensukseskan kegiatan ini. Dengan demikian, untuk mengajak warga agar bisa bekerja sama, keikutsertaan Mahasiswa dalam kegiatan kemasyarakatan seperti : Tahlilan, rembug desa, posyandu, membantu KBM di SD atau kegiatan sehari-hari warga setempat menjadi langkah yang bisa kita lakukan. Kegiatan pembelajaran keaksaraan yang akan diadakan disesuaikan dengan metodologi keaksaraan fungsional, yaitu pembelajaran yang menitikberatkan pada minat dan kebutuhan warga belajar dengan memperhatikan konsep belajar untuk orang dewasa (androgogi) sebagai berikut : a. Pembelajaran berorientasi pada masalah yang di hadapi warga belajar (problem oriented) b. Pembelajaran berorientasi pada pengalaman sendiri warga belajar (experiences oriented) c. Warga belajar bebas untuk belajar sesuai dengan pengalamannya, dan pengalaman bermakna (meaningfull) bagi warga belajar. d. Tujuan pembelajaran di tentukan dan disetujui warga belajar melalui kontrak belajar (learning contract). e. Warga belajar memperoleh umpan balik tentang pencapaian tujuan pembelajaran



f. Motivasi intrinsik menghasilkan pembelajaran lebih mudah diserap dan lebih permanen. g. Bahan ajar lebih mudah di pelajari oleh WB atau sesuai dengan kebiasaannya. h. Partisipasi aktif setiap WB dalam proses pembelajaran untuk memperbaiki ingatan mereka. BAB II PROSES PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN



A. Pendataan Calon Warga Belajar Pendataan calon warga belajar di lakukan sehari setelah penerjunan. Pendataan yang berlangsung selama 7 hari di lakukan dengan berbagai cara, diantaranya koordinasi dengan kepala desa yang diteruskan ke tiap-tiap RT, koordinasi dengan guru pioneer di desa Sukolilo, koordinasi dengan tim PLS di UPTD Kecamatan Sukolilo, dan juga dengan pendekatan secara personal (door to door) ke rumah masing-masing warga belajar, serta dilakukan sosialisasi pada setiap RW. Oleh karena itu, dari pendataan tersebut didapat data warga belajar valid sebanyak 5 orang. (data terlampir). B. Pembentukan Kelompok Belajar Data valid calon warga belajar yang didapat dengan metode yang telah disebutkan dan telah di-cross-check diklasifikasikan sesuai dengan alamat calon warga belajar. Klasifikasi warga sesuai dengan alamat tempat tinggal tersebut memudahkan dalam pembentukan kelompok belajar. Kesepakatan pembentukan kelompok belajar dilakukan dan didiskusikan bersama oleh tutor dan calon warga belajar. Setelah mengadakan kesepakatan bersama dengan Warga Belajar, maka terbentuklah kelompok belajar dengan nama yaitu Kelompok Melati yang bertempat di rumah Bapak Sugeng RT 01 RW II. C. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran dalam kelompok belajar keaksaraan fungsional, terdiri atas lima kegiatan yaitu diskusi, menulis, membaca, menghitung dan ketrampilan fungsional. Pelaksanaan tersebut bukanlah pelaksanaan yang baku melainkan pelaksanaan secara acak contohnya dimulai dari keterampilan kemudian belajar membaca, menulis, menghitung, mendengar, bicara dan seterusnya. Banyak variasi tentang metode yang dapat digunakan tutor dalam membelajarkan WB. Ketepatan penggunaan beberapa metode dan teknik pembelajaran sangat tergantung dengan kemampuan dasar yang sudah dimiliki WB, serta minat dan kebutuhan WB. Oleh karena itu keanekaragaman metode bisa digunakan sesuai dengan situasi, kondisi, minat, dan kebutuhan WB. Metodologi pembelajaran keaksaraan yang digunakan antara lain : 1. Menggunakan bahasa daerah setempat (lokal) sebagai bahasa pengantar agar warga belajar lebih cepat memahami materi pembelajaran.



2. Menggunakan materi pembelajaran berupa peristiwa atau permasalahan yang berasal dari WB 3. Memberi kesempatan kepada setiap warga belajar untuk menulis dan membaca sendiri sesuai dengan kemampuan dasar masing-masing. 4. Membantu warga belajar agar percaya diri dan merasa senang bahwa mereka bisa menulis dan membaca. 5. Mengajarkan ketrampilan menulis dan membaca sesuai dengan tingkat kemampuan warga belajar 6. Menggunakan sarana dan media pembelajaran seperti buku bacaan, booklet, leaflet, dll sesuai dengan tingkat kemampuan warga belajar. 7. Memberi semangat kepada setiap warga belajar untuk saling membantu warga belajar lainnya yang belum bisa menulis dan membaca. 8. Melakukan kegiatan pembelajaran menulis dan membaca berulang-ulang dengan tema yang berbeda-beda agar warga belajar tidak cepat bosan. 9. Membuat suasana dan kondisi pembelajaran menyenangkan sehingga WB bisa merasa nyaman. Selama proses pembelajaran terjadi banyak perubahan kemampuan warga belajar. Beberapa ada yang mengalami perkembangan pesat dan ada juga yang masih terhambat. Kendala-kendala yang paling sering terjadi adalah kendala penglihatan yang sudah tidak normal karena faktor usia dan ingatan. Langkah-langkah yang diambil untuk menyeimbangkan perkembangan kemampuan belajar adalah sebagai berikut : 1. Memberikan motivasi secara personal kepada para warga belajar yang masih mengalami kesulitan dalam menerima bahan ajar dikarenakan dua faktor diatas. 2. Meminjami alat bantu seadanya jika memungkinkan 3. Bahan ajar tematik yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran diperbanyak dan dibagikan dengan maksud agar bisa dipelajari sendiri oleh warga belajar di rumah masing-masing. 4. Warga belajar yang sudah mengalami perkembangan pesat dan dilihat sudah mampu membaca, menulis dan berhitung diberi kesempatan mengajari warga belajar yang belum bisa. Jadi, suasana yang tercipta bukanlah suasana belajar mengajar antara tutor dengan warga belajar, melainkan suasana diskusi dan belajar bersama antara tutor dengan warga belajar. Hal tersebut juga utnuk menghindari rasa minder karena beberapa warga belajar lebih nyaman bertanya pada sesama warga belajar daripada bertanya kepada tutor. 5. Memberikan pre-test yang soalnya dibuat berdasarkan buku Pedoman Tutor Pendidikan Keaksaraan Fungsional untuk mengetahui tingkat kemampuan warga belajar. 6. Dari hasil pre-test tersebut didapat data warga belajar yang belum mampu dan yang sudah mampu. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan memberikan pembelajaran privat kepada warga belajar yang dirasa masih kurang mampu. Tempat dan waktu pembelajaran privat diadakan di rumah warga belajar tersebut diluar jam pembelajaran kelompok belajar.



D. Tempat dan Waktu Pembelajaran Tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran PBA disesuaikan dengan kesepakatan warga belajar. Adapun jadwal kegiatan pembelajaran yang telah disepakati oleh kelompok kami adalah sebagai berikut : NO NAMA KELOMPOK TUTOR TEMPAT WAKTU 1. MELATI NURYANTI Rumah Bapak Sugeng Senin, Rabu, Sabtu (18.30 – 20.00) E. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran 1. Tahapan Penilaian dalam pendidikan keaksaraan a. Penilaian sebelum proses pembelajaran Kemampuan awal setiap WB pada saat masuk kelompok belajar tidaklah sama. Setiap WB mempunyai kemampuan awal yang berbeda-beda, dari yang belum mengenal aksara sama sekali sampai dengan yang sudah mengetahui keaksaraan dalam standar tertentu. Kemampuan awal setiap WB, baik pada ketrampilan CALISTUNG (membaca, menulis, menghitung) dasarnya maupun minat dan kebutuhan fungsionalnya dapat dinilai sejak pertama kali pembelajaran dimulai. b. Penilaian selama proses pembelajaran Selama proses pembelajaran, dapat dinilai perkembangan setiap warga belajar. Peningkatan kemampuan belajar sudah dapat terlihat setelah pembelajaran berlangsung selama dua minggu. Peningkatan yang terjadi pada kemampuan warga belajar dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Warga belajar yang semula buta aksara murni, setelah 2 minggu pembelajaran sudah bisa menuliskan ke-26 Alphabet dengan lancar, dan warga belajar telah dapat merangkai kata dan membuat kalimat. 2. Dalam proses pembelajaran, warga belajar juga diajari bagaimana cara membuat aneka makanan. 3. Warga belajar dengan status SUKMA II mampu membaca dan menulis dengan baik dan lebih cepat. c. Penilaian akhir pembelajaran Setelah pembelajaran keaksaraan yang berlangsung selama kurang lebih satu bulan 27 September – 18 Oktober 2009, kemampuan keaksaraan tiap WB mengalami kemajuan yang bervariasi. Dan untuk menciptakan standar kemampuan WB, ujian diadakan serentak dengan soal yang dibuat langsung oleh Dinas Pendidikan Nasional. Ujian dilaksanakan pada tanggal 19 – 24 Oktober 2009 dan diberikan tenggang waktu untuk dilakukannya remidi bagi WB yang belum memenuhi standar lulus evaluasi sampai tanggal 24 Oktober 2009. F. Faktor Pendukung dan Penghambat 1. Faktor Pendukung a) Kondisi masyarakat yang mayoritas beragama Islam taat. Sehingga tercipta suasana aman, nyaman dan kondusif untuk mendukung pelaksanaan kegiatan



program Tematik PBA. b) Kerja sama yang baik yang terjalin antara warga, perangkat desa, termasuk dalam hal ini Kepala Desa dan ketua RT atau RW, dan Mahasiswa selaku tutor PBA itu sendiri. c) Sudah tersedianya data calon warga belajar yang dimiliki UPTD Sukolilo untuk desa Sukolilo. Pendataan calon warga belajar yang dilakukan mahasiswa berdasarkan data tersebut. Dengan kuota, 1 mahasiswa diharapkan mampu mengentaskan 5 orang buta aksara. d) Di dusun Ngawen yang merupakan dusun paling jauh, sekitar 3 km dari pusat desa dengan akses jalan yang berat, data warga belajar sudah ditangani oleh bapak Wiryo, selaku salah satu tutor yang dipilih oleh PLS untuk menangani Penuntasan Buta Aksara di dusun Ngawen. e) Status keaksaraan warga belajar mayoritas DO 2 dan DO 3. Hal tersebut memudahkan dalam proses kegiatan pembelajaran karena mereka sudah mempunyai dasar keaksaraan. Warga belajar tersebut dibantu untuk mengingat penggunaan aksara dan cara berhitung yang sudah lama tidak mereka gunakan. 2. Faktor Penghambat Adapun hambatan-hambatan pelaksanaan program Penuntasan Buta Aksara antara lain adalah : a) Lokasi desa yang dikelilingi hutan jati, membuat akses jalan yang sangat berat. Kondisi jalan sirtu (pasir dan batu) yang sudah rusak menjadikan komunikasi dan interaksi dari desa menuju Kecamatan sedikit terhambat. b) Tidak adanya penerangan sepanjang jalan dari desa ke kecamatan membuat kegiatan hamoir tidak mungkin dilaksanakan pada malam hari. c) Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca, menulis, dan berhitung yang diselenggarakan melalui PBA d) Dalam pendataan calon warga belajar dilakukan door to door, sebagian besar warga mengikuti status keaksaraannya masing-maisng. Walaupun nama mereka tercantum dalam nama yang diberikan ketua RT atau RW, calon warga mengaku tidak buta aksara dan menolak mengikuti pembelajaran. Calon warga belajar yang sudah terdata, beberapa menolak pembelajaran. Calon warga yang sudah terdata beberapa menolak kegiatan pembelajaran dikarenakan malu. e) Warga belajar yang rata-rata berumur di atas 30 tahun mengalami gangguan penglihatan mata tua dan kesulitan mengingat dikarenakan sudah menginjak usia lanjut. f) Mata pencaharian warga yang mayoritas petani menyulitkan dalam pembagian waktu pembelajaran g) Setiap pembelajaran akan dimulai, warga belajar belum ada di tempat pembelajaran, sehingga tutor atau pengajar harus mengumumkan terlebih dahulu kepada warga belajar untuk segera datang ke tempat pembelajaran. h) Terbatasnya alat transportasi yang tersedia menyulitkan kegiatan pembelajaran dilaksanakan. G. Upaya Mengatasi Hambatan



Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut antara lain : 1. Melakukan pendekatan dengan warga melalui kunjungan ke rumah-rumah untuk bersilaturrahmi serta memberikan pengarahan dan pengertian akan pentingnya pendidikan. 2. Mengadakan kegiatan diluar PBA yang mampu mempererat hubungan dengan WB, seperti memberikan ketrampilan praktek membuat makanan, posyandu, mengajar di sekolah dasar, pengajian, kerja baik agar menarik perhatian ibu-ibu sehingga tertarik untuk mengikuti pembelajaran. 3. Bantuan kepala desa, ketua RT atau RW sangat diperlukan untuk memberikan pengarahan kepada calon warga belajar untuk mengikuti kegiatan ini karena mengingat pentingnya pendidikan bagi warga. 4. Meminta bantuan warga sekitar dalam memperlancar kegiatan PBA ini semisal meminjam peralatan untuk praktek ketrampilan warga belajar. 5. Memberikan pengertian pada warga belajar bahwa waktu pembelajaran hanya sebentar, jadi diharapkan warga belajar datang lebih awal. 6. Faktor umur yang menjadi hambatan seperti gangguan penglihatan mata tua dan ingatan yang sudah lemah, diatasi dengan meminjami alat bantu penglihatan yang tersedia. Ingatan warga belajar yang sudah lemah diupayakan dengan mengulangi bahan ajar pertemuan sebelumnya pada awal kegiatan pembelajaran. Dan setelah itu baru melanjutkan ke bahan ajar yang selanjutnya. BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Kegiatan Program Tematik PBA yang dilaksanakan di Desa Sukolilo dapat disimpulkan bahwa masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk penyelenggaraan kelompok belajar pada program pemberantasan buta aksara. Kegiatan pemberantasan buta aksara sudah lama dilaksanakan, tetapi masih ada banyak penyandang buta aksara. Salah satu penyebab utamanya adalah masih adanya masyarakat yang tidak mementingkan dan memperhatikan pendidikan, dan sebagian warga yang kurang memahami akan pentingnya manfaat dari kegiatan pembelajaran PBA untuk hari mendatang. B. Rekomendasi 1. Bagi Desa Sukolilo : a. Masyarakat Desa Sukolilo hendaknya lebih menyadari akan pentingnya pendidikan bagi kelangsungan masa depan putra-putri mereka. b. Masyarakat Desa Sukolilo agar lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi segaa hal. c. Masyarakat desa lebih meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan-kegiatan



yang dilakukan oleh pemerintah desa, termasuk program yang berhubungan dengan pendidikan dan keterampilan. d. Lebih ditingkatkannya kerja sama antara masyarakat, dukuh, dan pemerintah desa dalam hal pembangunan dan kemajuan Desa Sukolilo. e. Harap ada perbaikan jalan dan penambahan penerangan jalan supaya transportasi lancar sehingga bisa membantu perkembangan perekonomian warga. 2. Bagi Kecamatan Sukolilo a. Semoga program PBA yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Terbuka dapat ditindaklanjuti demi tercapainya tujuan pengentasan buta aksara. b. Adanya koordinasi antar instansi yang mengurusi penuntasan buta aksara sehingga tidak terjadi tumpang tindih program yang akhirnya mengakibatkan tumpang tindih anggaran pemberantasan buta aksara. c. Kerja sama antara pemerintah desa dan pihak kecamatan lebih ditingkatkan. 3. Bagi Univesitas Terbuka (UT) a. Pembekalan untuk mahasiswa sebaiknya dilaksanakan dan dipersiapkan dengan matang. b. Sebaiknya UT mengadakan observasi langsung ke lokasi PBA sebelum melaksanakan penerjunan mahasiswa ke lokasi. Hal ini terkait dengan besarnya kuota mahasiswa per desa yang seharusnya juga diseimbangkan dengan jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah warga buta aksasra. C. Kata Penutup Laporan ini pada dasarnya berisi tentang pelaksanaan program penuntasan buta aksara sekaligus pedoman penyusunan bahan ajar tematik. Hal ini dimaksudkan sebagai panduan atau teknis bagi setiap mahasiswa peserta Tematik PBA yang akan menjadi tutor dalam Program Penuntasan Buta Aksara. Oleh karena petunjuk teknis yang tercantum dalam laporan ini masih cukup global, maka setiap mahasiswa yang akan menjadi tutor dituntut untuk mampu mengembangkan dan memperkaya dengan kreatifitasnya sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat dan warga belajar, serta kebutuhan masing-masing kelompok belajar. Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa yang akan mengikuti program Tematik Pemberantasan Buta Aksara sehingga dapat mengantarkan tercapainya tujuan utama Program Tematik PBA yakni untuk menuntaskan masyarakat buta aksara di Jawa Tengah.