Proposal Inovasi Padeh Beres PKM Sopaah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK



“PADEH BERES” (PEMANTAUAN DETEKSI DINI KESEHATAN BERSAMA PUSKESMAS SOPAAH)



PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN



DINAS KESEHATAN



UPT PUSKESMAS SOPAAH TAHUN 2020



KATA PENGANTAR Indonesia saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (PTM). PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis degeneratif,antara lain penyakit jantung, diabetus mellitus (DM), kanker, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang seringkali tidak terdeteksi karena tidak bergejala dan tidak ada keluhan. Biasanya ditemukan dalam tahap lanjut sehingga sulit disembuhkan dan berakhir denga kecacatan atau kematian dini. PTM ini dapat dicegah melalui faktor resiko yaitu merokok, kurang aktifitas fisik, diet yang tidak sehat, dan konsumsi alkohol. Peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap faktor resiko PTM sangat penting dalam Pengendalian PTM. Untuk itu, diperlukan pemberdayaan dan peran serta masyarakat yang dikenal dengan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM. Dalam meningkatkan pencapaian kinerja Puskesmas dalam hal pemberian dan pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat mengenai upaya pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM), maka UPT Puskesmas Sopaah membuat inovasi pelayanan melalui Posbindu PTM PADEH BERES (Pemantauan Deteksi Dini Kesehatan Bersama Puskesmas Sopaah). Bagaimanapun juga penyusunan proposal inovasi Padeh Beres ini masih jauh dari sempurna dan untuk itu diharapkan masukan dan saran dari sejawat dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan dalam pembuatan dan pelaksanaan inovasi Padeh Beres ini selanjutnya. Kepada semua pihak yang terkait dan ikut mendukung penyusunan proposal inovasi Padeh Beres ini kami sampaikan penghargaan dan terima kasih, mudahmudahan jerih payah dan apa yang telah di sumbangkan mendapat balasan yang lebih dari ALLAH SWT.



PENDAHULUAN Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 Juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia,dimana sdekitar 29 Juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO,2010).Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% (44 Juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020, kondisi ini muncul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada Negara bekembang. Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 66,9% dari kasus diabetes mellitus dan 63,2% kasus hipertensi masih belum terdiagnosis.keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini dalam kurun waktu 1995 – 2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit stroke 12,1 per 1000, penyakit Jantung koroner 1,5%; Gagal Jantung 0,3%; Diabetus Melitus 6,9%; Gagal ginjal 0,2%; Kanker 1,4 per 1000; Penyakit Paru Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%. Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor resiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor resiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik Kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor resiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan faislitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat . Berdasarkan data pencapaian program PTM pada tahun 2017 mulai dirilis kegiatan Posbindu di beberapa desa, yaitu Desa Pademawu Timur, Desa Prekbun, dan Desa Baddurih. Namun, tingkat kehadiran masyarakat dalam kegiatan posbindu tersebut masih minim yaitu sebanyak 188 orang yang melakukan pemeriksaan di posbindu PTM dari total sasaran 26869.



POS PEMBINAAN TERPADU DAN PEMANTAUAN DETEKSI DINI KESEHATAN BERSAMA PUSKESMAS SOPAAH



A. ANALISA MASALAH 1. Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inovasi ? a. Uraikan fakta dan situasi sebelum inovasi dimulai dengan didukung oleh data : Salah satu program kesehatan yang dicanangkan pemerintah dalam rangka mengendalikan masalah kesehatan dan kasus penyakit telah cukup lama dilaksanakan Posbindu. Posbindu diarahkan untuk melakukan deteksi dini dan penemuan kasus secara dini khususnya untuk penyakit yang tidak menular (PTM). Dari 10 Kasus penyebab kematian tertinggi 63% termasuk dalam PTM. Sedangkan berdasarkan data 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Sopaah ada 2 penyakit yang termasuk dalam kategori PTM yaitu Hipertensi dan Diabetus Mellitus. Untuk itu, pada tahun 2017 mulai dirilis kegiatan Posbindu di beberapa desa, yaitu Desa Pademawu Timur, Desa Prekbun, dan Desa Baddurih. Namun, tingkat kehadiran masyarakat dalam kegiatan posbindu tersebut masih minim 0,7% yaitu sebanyak 188 orang yang melakukan pemeriksaan di posbindu PTM dari total sasaran 26869 pada tahun 2017. Hal ini, dikarenakan dilaksanakan pada siang hari di saat beberapa sasaran ada kegiatan lain, seperti melaut dan bertani. Disamping itu, peran serta masyarakat terhadap kegiatan posbindu masih kurang, sehingga pelaksanaan posbindu PTM masih kurang efektif. Sedangkan pencapaian posbindu PTM pada tahun 2018 yaitu 7553 orang dari total sasaran 26869 (28,11%). Berdasarkan



permasalahan tersebut maka



dibahas dalam rapat rutin



Puskesmas guna mencari solusi terbaik. Dari beberapa pendapat yang muncul, maka diperoleh fakta bahwa pada saat dilaksanakan Posbindu Masyarakat banyak yang melakukan aktifitas bekerja serta mayoritas petani dan melaut. Selanjutnya ada usulan bahwa untuk menjaring Kehadiran Masyarakat mungkin pada saat acara forum kegiatan masyarakat/pengajian rutin setiap minggu, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini dikarenakan, biasanya waktu pelaksanaan dilakukan pada saat sore hari dan malam hari, sehingga diharapkan tingkat kehadiran masyarakat dalam pelaksanaan posbindu dapat meningkat. b. Kelompok sosial mana saja yang terpengaruh, misalnya kelompok miskin, buta huruf, penyandang cacat, lansia, imigran, perempuan, pemuda, minoritas etnis, dan dalam hal apa ? Kelompok yang potensial untuk menjadi masalah adalah sasaran Posbindu yaitu penduduk 15-59 tahun menurut ketentuan program. Namun sasaran yang hadir di kebanyakan Posbindu biasanya mayoritas masyarakat yang tidak bekerja kebanyakan kelompok wanita. Kelompok wanita memang status



kesehatan rentan terhadap kasus PTM misalnya Diabetus mellitus, hipertensi, gangguan sendi dan sebagainya.sehingga kelompok yang paling beresiko adalah wanita dan lansia meskipun besar kemungkinan kaum pria juga bisa terkena penyakit PTM.karena tidak bisa hadir pada posbindu berarti ada potensial kehilangan kesempatan pada Deteksi Dini Kejadian PTM c. Sebutkan masalah utama yang perlu diselesaikan ? Masalah utama yang menjadi ukuran keberhasilan program Posbindu adalah tingkat kehadiran sasaran posbindu masyarakat usia 15-59 tahun akibat sosial ekonomi. Oleh karena itu tingkat sasaran masyarakat harus dapat ditingkatkan. Menjadikan Forum kegiatan masyarakat/Pengajian Rutin sebagai tempat pelaksanaan Posbindu di tiap minggu merupakan solusi tepat.



B. PENDEKATAN STRATEGIS 2. Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inovasi ini a. Ringkaskan tentang apa dan bagaimana inovasi telah memecahkan masalah yang dihadapi : 1. Sosialisasi dan advokasi di lokakarya mini, baik di lintas program dan lintas sektor kepada bapak camat para kepala desa sebagai pemilik masyarakat 2. Membangun komitmen dengan tokoh agama dan ketua kegiatan masyarakat/pengajian rutin 3. Membentuk Posbindu di Forum kegiatan masyarakat/Pengajian rutin yang pelaksanaannya langsung di kegiatan masyarakat/pengajian 4. Bekerja sama dengan ketua kegiatan masyarakat/Pengajian rutin dalam pelaksanaannya pada setiap minggu sesuai jadwal kegiatan yang ada 5. Melaporkan ke Bapak Camat Pademawu beserta Forpimcam bahwa puskesmas akan melaksanakan Posbindu di setiap forum kegiatan masyarakat/pengajian rutin dengan sasaran masyarakat yang berusia 1559 tahun, baik laki –laki maupun perempuan. 6. Petugas Puskesmas secara



Lintas Program



bekerja sama untuk



mengisi kegiatan posbindu ini yang diintegrasikan dengan kegiatan Germas. 7. Melakukan Monitoring dan Evaluasi secara berkala untuk mengetahui kemajuan program dan mendeteksi masalah yang mungkin menghambat program. 8. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara rutin 9. Melibatkan kader Kesehatan yang ada di Desa sebagai tempat dilaksanakan nya kegiatan.



b. Uraikan strategi yang dilakukan,termasuk tujuan utama dan kelompok sasarannya. 1. Untuk meningkatkan hasil kegiatan program yang terdapat dalam posbindu



maka



pelaksanaan



posbindu



yang



sudah



rutin



tetap



dilaksanakan dan ditingkatkan. 2. Untuk meningkatkan tingkat kehadiran masyarakat baik laki laki maupun perempuan Posbindu di pengajian rutin/forum kegiatan masyarakat. 3. Dilakukan integrasi dengan program Germas agar program UKM menjadi tampak nyata di Puskesmas. 4. Keberhasilan Posbindu dan Germas di Pengajian rutin/forum kegiatan masyarakat dapat menjadi inspirasi untuk kegiatan yang lain. 3. Dalam hal apa inovasi kreatif dan inovatif a. Jelaskan bahwa inovasi pelayanan publik yang diajukan ini bersifat unik dan mampu menyelesaikan masalah dengan cara-cara baru dan berbeda dari metode sebelumnya serta berhasil di implementasikan. Kegiatan Posbindu biasanya dilakukan dalam koridor yang konvensional baik waktu pelayanan maupun teknis pelaksanaannya.Padeh beres yang di lakukan di pengajian/ forum kegiatan masyarakat ini telah menyeberang dari konvesional.waktu



pelaksanaan



setiap



ada



pengajian/forum



kegiatan



masyarakat. Pola kegiatan posbindu tidak hanya meliputi pola kegiatan yang ada



pada



petunjuk



tetapi



di



integrasikan



dengan



kegiatan



Germas.pelaksanaannya melibatkan cukup banyak petugas dan kader serta anggota pengajian/forum kegiatan masyarakat tersebut dan diharapkan gaungnya pelaksanaan posbindu bersama Germas akan lebih menjadi pendidikan kesehatan untuk masyarakat secara nyata.



C. PELAKSANAAN DAN PENERAPAN 4. Bagaimana Pelaksanaan Inovasi ? a. Uraikan unsur-unsur rencana aksi yang telah dikembangkan untuk melaksanakan inovasi termasuk perkembangan dan langkah – langkah kunci kegiatan – kegiatan utama serta kronologinya: 1. Melaksanakan rapat posbindu dalam rapat puskesmas . 2. Menetapkan akar penyebab masalah untuk ditemukan solusinya. 3. Menetapkan Padeh beres sebagai alternative solusi yang rasional. 4. Berkoordinasi dengan Pengurus forum kegiatan masyarakat/Pengajian agar mendapatkan dukungan. 5. Melaporkan ke camat dan Forpimcam agar mendapat dukungan. 6. Menetapkan tim Padeh beres sebagai pelaksana Program. 7. Menetapkan Jadwal pelaksanaan program Padeh beres. 8. Melaksanakan program Padeh beres di integrasikan dengan Germas.



9. Melakukan monitoring dan evaluasi program serta tindak lanjutnya. 10. Melakukan pencatatan dan pelaporan. b. Unggah rencana aksi tersebut (Ukuran berkas maksimal 2MB atau kurang dari 5 halaman). 1. Melakukan sosialisasi inovasi dengan lintas sektor, pengurus pengajian/ forum kegiatan masyarakat 2. Seperti halnya Posbindu dalam pelaksanaannya pada meja pertama adalah pendaftaran. Pendaftaran dengan mencatat data dasar identitas nama, alamat, NIK, umur. 3. Meja 2 adalah wawancara. Para anggota pengajian/forum kegiatan masyarakat merupakan sasaran bagi UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat). Sasaran kemudian kami wawancara tentang PTM (Penyakit Tidak Menular) meliputi ada keluhan penyakit DM (Diabetus Mellitus) dan memiliki riwayat DM atau tidak, Penyakit Hipertensi dan riwayat Hipertensi, penyakit jantung dan riwayatnya dan juga diwawancarai tentang hidup sehat seperti pernah merokok sedang merokok atau tidak merokok, dan kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayur. 4. Meja 3 adalah pengukuran Tinggi badan, Berat Badan, Lingkar Perut, IMT (Indeks Masa Tubuh). Untuk mengetahui berat badan ideal dan obesitas (Kegemukan) Karena Obesitas adalah salah satu faktor pendukung dari penyakit PTM (Penyakit Tidak Menular) seperti Penyakit Jantung, Diabetus Mellitus (DM). 5. Meja 4 adalah pemeriksaan tensi darah, nadi dan pemeriksaan laboratorium sederhana seperti pemeriksaan gula darah. 6. Meja 5 adalah konsultasi Pada saat pelaksanaan meja kelima adalah tempat konsultasi. Konsultasi tentang Penyakit, PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), kebiasaan hidup sehari hari, tentang Gizi, dan konsultasi dari pemeriksaan yang sudah dilakukan. 7. Meja Terakhir dengan pemberian buah-buahan Salah satu Program Pemerintah adalah GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dan salah satu indikatornya adalah mengkonsumsi buah buahan.kami sangat mendukung program pemerintah dengan adanya GERMAS. Oleh karena itu, maka salah satu tujuan Posbindu Padeh Beres adalah memberikan dan mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan mengkonsumsi buah-buahan.



c. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan 1. Sebutkan siapa saja yang telah berkontribusi dalam perancangan dan pelaksanaan inovasi, termasuk pegawai sipil yang relevan, instansi pemerintahan, organisasi masyarakat, LSM, Sektor Swasta dan lain-lain. Program Padeh Beres dirancang oleh karyawan Puskesmas Sopaah dalam rangka menyelesaikan masalah tingkat kehadiran sasaran Masyarakat



dalam



posbindu



yang



hanya



sedikit



pada



setiap



pelaksanaannya. Kontribusi dari tim UKM Puskesmas sangat besar dalam program Padeh Beres ini. Partisipasi



Aktif



dari



pengurus



Pengajian/tahlilan/forum



kegiatan



masyarakat sangat mendukung sejak dari perencanaan sampai dengan setiap pelaksanaannya. Dukungan dari Camat dan forpincam sangat memberikan situasi kondusif pada setiap pelaksanaan Padeh Beres 2. Jelaskan peran dari masing-masing pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan dalam Program Padeh Beres ini hampir semua lapisan. Camat beserta Forpincam sebagai Koordinator pembangunan di wilayah kecamatan. Puskesmas selaku operator pelaksanaan sangat berkepentingan terhadap pelaksanaan program. Pengurus Pengajian/ Tahlilan/forum kegiatan masyarakat sangat memberikan dukungan serta ikut serta bahwa acara pengajian/forum kegiatan masyarakat bukan hanya urusan spiritual saja, menyehatkan jasmani dan rohani juga urusan agama. Masyarakat yang di wilayah Puskesmas Sopaah yang menjadi subjek sekaligus objek akan sangat terbantu dengan program ini. 3. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inovasi dan bagaimana sumber daya yang termobilisasi? a. Uraikan sumber daya keuangan, teknis manusia dan lain-lain yang berkaitan dengan inovasi 1. Sumber daya manusia yang dikerahkan untuk pelaksanaan berasal dari



karyawan Puskesmas Sopaah. Profesi yang terlibat



langsung Perawat, Nutrisi dan Promosi kesehatan. 2. Tenaga lain yang berpartisipasi dari Pengurus Pengajian/tahlilan/ forum kegiatan masyarakat. 3. Sumber dana berasal dari BOK Puskesmas. 4. Kader kesehatan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Padeh Beres ini. b. Jika ada uraikan mekanime pengelolaan sumber daya yang seperti pola kemitraan swadaya masyarakat dan lain-lain.



lain



No 1



Kegiatan



Sumber Dana



Pelaksanaan Lab sederhana



Dana BOK Puskesmas dan Dana Desa



2



Membeli Buah dan Air



Swadaya Masyarakat



3



Perlengkapan



Swadaya Masyarakat



4. Sistem apa saja yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi inovasi? a. Uraikan bagaimana pelaksanaan inovasi dipantau dan di evaluasi Monitoring dan Evaluasi terhadap program Padeh Beres ini dilakukan dengan cara langsung, yakni memonitor ke lokasi pelaksanaan ketika Posbindu dilaksanakan. Monitoring secara tidak langsung dengan meminta laporan pelaksanaan atau laporan pelaksanaan dari tugas pelaksana. Apabila dalam monitoring ternyata ditemukan target kegiatan belum tercapai maka akan langsung ditindak lanjuti. 5.



Apa Saja kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan inovasi dan bagaimana kendala tersebut diatasi? a. Uraikan masalah utama yang dihadapi selama pelaksanaan inovasi beserta cara penanggulangan dan penyelesaiannya. 1. Pelaksanaan



Posbindu



di



forum



kegiatan



masyarakat/



Pengajian/forum kegiatan masyarakat ini menuntut durasi waktu pelaksanaan yang tidak terlalu lama karena waktunya sore dan malam hari. Sehingga petugas harus bekerja efektif dan efisien. Disampig itu Puskesmas harus mengerahkan petugas yang lebih banyak. 2. Ada beberapa permintaan untuk dilaksanakan juga Program Padeh Beres di forum kegiatan masyarakat/Pengajian Lain, tetapi sekali lagi ada keterbatasan sumber daya di Puskesmas.



D. DAMPAK SEBELUM DAN SESUDAH 1. Apa saja manfaat utama yang dihasilkan oleh Inovasi? a. Uraikan dampak dari inovasi disertai dengan pembuktian berupa data yang relevan Manfaat utama dari program inovasi ini adalah semakin meningkatnya jumlah masyarakat yang dapat dilakukan skrining PTM, makin meningkat deteksi dini PTM di masyarakat maka faktor resiko akan semakin terdeteksi dan bisa dicegah.



Hasil kegiatan Pelaksanaan Posbindu PTM Program Inovasi “Padeh Beres” Tahun 2019 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Desa



Jumlah yang diperiksa



Hasil pemeriksaan Hipertensi Diabetus Mellitus



Pademawu Timur



1421



26



10



Tanjung



783



30



1



Jarin



875



59



0



Padelegan



1014



56



10



Sumedangan



148



37



12



Durbuk



558



15



2



Pagagan



553



3



0



Majungan



466



6



0



Baddurih



596



27



1



Sopaah



145



15



4



Buddih



310



22



0



Prekbun



377



7



0



7246



303



40



Total



b. Unggah dokumen pendukung yang berupa gambar dan dokumen lainnya sebagai bukti perbedaan tersebut.



PENDAFTARAN



WAWANCARA DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN



KOORDINASI LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR



PELAKSANAAN KEGIATAN POSBINDU PTM DI FORUM/KEGIATAN MASYARAKAT



(DI PENGAJIAN)



(DI PKK DESA)



(DI POSBINDU PTM)



(DI REMAJA MASJID)



2. Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi dilaksanakan a. Uraikan Perbedaan sebelum dan sesudah inovasi pelayanan publik. Pada Bulan Oktober 2017 Jumlah kunjungan 97 orang Pada Bulan November 2017 Jumlah Kunjungan 50 0rang Pada Bulan Desember 2017 Jumlah Kunjungan 41 orang. b. berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan melalui inovasi Padeh beres pada bulan desember 2018 cakupan desa yang melaksanakan Posbindu PTM 100% dari total 12 Desa di wilayah kerja Puskesmas Sopaah, serta cakupan penduduk usia 15 sampai 59 tahun yang mendapat pelayanan skrening kesehatan sesuai standart 41,36% meningkat dari capaian tahun 2017 yaitu sebesar 8,2%. Pencapaian Posbindu PTM pada tahun 2019 sebesar 14.689 orang dari total sasaran 24.085 (60,99%). Oleh karena itu, tingkat pencapaian Posbindu PTM mulai meningkat semenjak adanya inovasi Posbindu PTM Padeh Beres.



PENUTUP Demikian laporan proposal kegiatan Inovasi Posbindu PTM “Padeh Beres (Pemantauan Deteksi Dini Kesehatan Bersama Puskesmas Sopaah)” Tahun 2020. Untuk itu, kami sebagai petugas mohon saran dan dukungan serta komitmen dari berbagai pihak, baik lintas program ataupun lintas sektor agar pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM Padeh Beres dapat berjalan dengan lancar. Serta dapat menurunkan dan mencegah faktor resiko terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM), khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sopaah.