Proposal Karya Inovatif Kelistrikan SM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL KARYA INOVATIF KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR



Disusun Guna Memenuhi Tugas karya Inovatif Semester VIII



Dwi Cahyono



K2509017



Arif Priambodo



K2510013



Dwiki Muda Yulanto



K2510024



Endah Natalia



K2510025



Galih Adi Pamungkas



K2510036



Kharisul Islam



K2510041



Lucyana Pratama



K2510044



Made Rai Puspandari



K2510045



Muhammad Iqbal



K2510049



Riky Irawan



K2510055



PENDIDIKAN TEKNIK MESIN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014



LEMBAR PENGESAHAN Proposal Karya Inovatif ini telah disetujui dan disahkan guna memenuhi syarat menempuh mata kuliah Praktik Karya Inovatif Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada hari



:



Tanggal



:



Dosen Pembimbing Karya Inovatif



Ir. Husin Bugis,M.Si. NIP. 19581003 198811 1 001 Mengetahui,



Ketua Jurusan PTK



Ketua Program Studi PTM



Drs. Sutrisno, S.T., M.Pd NIP. 19530727 198003 1 002



Yuyun Estriyanto, ST., M.T. NIP. 19780113 200212 1 009



KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Proposal Karya Inovatif “Kelistrikan Sepeda Motor”. Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Sutrisno, S.T., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Program Pendidikan Teknik dan kejuruan FKIP UNS. 2. Bapak Yuyun Estriyanto, ST., M.T. selaku Ketua Program Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS. 3. Ir. Husin Bugis,M.Si. selaku Dosen Pembimbing Praktik Karya Inovatif. 4. Teman-teman mahasiswa PTM 2010 yang telah membantu dalam penulisan laporan ini. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan proposal ini. Semoga proposal ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin.



Surakarta, April 2014



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................... B. Perumusan Masalah ............................................................................... C. Batasan Masalah .................................................................................... D. Tujuan.................................................................................................... BAB II PENGENALAN A. Dasar Teori ............................................................................................ B. Teori Komponen ................................................................................... BAB III PEMBAHASAN A. Bahan dan Alat ...................................................................................... B. Langkah Kerja ....................................................................................... C. Anggaran .............................................................................................. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... B. Saran DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya Inovatif (KI) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh mahasiswa semester VIII Pendidikan Teknik Mesin UNS. Pada mata kuliah Karya Inovatif mahasiswa dituntut untuk menghasilkan suatu karya (benda) dengan memanfaatkan wawasan, teori, dan keterampilan yang telah diperoleh mahasiswa. Mata kuliah Karya Inovatif (KI) bertujuan untuk menambah keterampilan dalam membuat, merakit benda yang berhubungan dengan otomotif, sehingga dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Project yang diberikan untuk diselesaikan dalam mata kuliah Karya Inovatif ini merupakan sebuah Media Pembelajaran berupa Sistem Kelistrikan Sepeda Motor. Media pembelajaran merupakan alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, kemampuan, dan keterampilan peserta didik (Haryanto, S.Pd, 2012). Sedangkan menurut Briggs (1977) yang dikutip oleh Haryanto, S.Pd (2012) “Media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran, seperti: buku, film, video”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat atau sarana untuk menyampaikan materi pembelajaran yang dapat merangsang fikiran, perasaan, keterampilan, dan kemampuan peserta didik. Sistem kelistrikan sepeda motor merupakan bagian penting pada sepeda motor, karena sistem ini menyediakan arus listrik untuk keperluan pembakaran dan untuk menggerakkan pendukung sepeda motor. Umumnya sebagai sumber listrik utama sering digunakan baterai, namun sering juga digunakan flywheel magnet (altenator) yang menghasilkan pembangkit listrik dengan arus bolak- balik atau AC (alternating current). Ditinjau dari penggunaan arus listriknya, sistem kelistrikan sepeda motor dapat dibedakan menjadi sistem pembangkit listrik, sistem pengisian, sistem pengukuran, sistem pengapian, sistem penerangan, dan sistem stater.



Karena sistem kelistrikan sepeda motor yang sangat kompleks, maka di fokuskan pada sistem kelistrikan body atau sistem penerangan (lighting system). Sistem penerangan merupakan sistem yang sangat penting bagi keselamatan pengguna sepeda motor, karena selain sebagai penerangan tetapi juga memberi isyarat atau peringatan, misalnya saat beebelok.



B. Perumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang diatas, dapat dirumuskan: 1. Bagaimana bentuk rancangan media pembelajaran sistem kelistrikan body atau sistem penerangan sepeda motor? 2. Komponen- komponen apa sajakah yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran sistem kelistrikan body atau sistem penerangan sepeda motor? 3. Bagaimana langkah perencanaan dan pembuatan media pembelajaran sistem kelistrikan body atau sistem penerangan sepeda motor? 4. Berapa anggaran yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran sistem kelistrikan body atau sistem penerangan sepeda motor?



C. Tujuan Tujuan dari kegiatan karya inovatif (KI) adalah: 1. Membuat media pembelajaran sistem kelistrikan sepeda motor 2. Menambah bekal pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam merancang dan membuat media pembelajaran sistem kelistrikan sepeda motor 3. Menambah informasi mahasiswa sebagai bekal terjun dalam dunia kerja dan dunia usaha.



BAB II KAJIAN TEORI



A. Pengertian Sistem Kelistrikan Sepeda Motor Setiap sepeda motor dilengkapi dengan beberapa rangkaian sistem kelistrikan. Umumnya sebagai sumber listrik utama sering digunakan baterai, namun ada juga yang menggunakan flywheel magnet (altenator) yang menghasilkan pembangkit listrik arus bolak- balik atau AC (alternating current). Sistem kelistrikan pada sepeda motor dapat digolongkan menjadi: 1. Sistem pengapian (ignition system),



3. Sistem stater



2. Sistem pengisian (charging system),



4. Sistem penerangan (lighting system) dan sistem tanda



B. Sistem Kelistrikan Body (Sistem Penerangan) Sistem penerangan sangat diperlukan untuk keselamatan pengendaraan, khususnya di malam hari dan juga untuk memberi isyarat/ tanda pada kendaraan lainnya. Sistem penerangan pada sepeda motor memiliki fungsi, yaitu: 1. Sebagai penerangan (illumination) yang terdiri dari: a. Headlight (lampu kepala/ depan) b. Taillight (lampu belakang), c. Instrument lights (lampu- lampu instrumen). 2. Sebagai pemberi isyarat/ peringatan (signalling/ warning) yang terdiri dari: a. Brake light (lampu rem) b. Turn signals (lampu sein/ tanda belok) c. Oil pressure dan level light (lampu tanda tekanan dan level oil) d. Netral light (lampu netral untuk transmisi/ perseneling) e. Charging light (lampu tanda pengisian). f. Untuk sistem yang lebih komplit, misalnya pada sepeda motor dengan sistem bahan bakar tipe injeksi (EFI), kadang-kadang terdapat juga hazard lamp (lampu hazard/ tanda bahaya), low fuel warnig (pemberi peringatan



bahan bakar sudah hampir kosong), temperature warning (pemberi peringatan suhu), electronic fault warning (pemberi peringatan terjadinya kesalahan/ masalah pada komponen elektronik). Penempatan sistem penerangan (lighting system), baik yang berfungsi sebagai penerangan maupun pemberi isyarat adalah seperti pada gambar di bawah ini:



Gambar. 2.1 Penempatan Sistem Penerangan Sepeda Motor. C. Komponen- komponen Sistem Kelistrikan Body (Sistem Penerangan) Sistem penerangan terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: 1. Lampu Kepala/ Besar (Headlight) Lampu kepala berfungsi untuk menerangi bagian depan dari sepeda motor digunakan pada saat malam hari atau pada cuaca tidak mendukung, misalnya berkabut. Komponen- komponen sistem lampu kepala antara lain: a. Saklar lampu (lighting swicth) Saklar lampu berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan lampu. Pada umumnya saklar lampu pada sepeda motor terdapat tiga posisi, yaitu; 1) Posisi OFF (posisi lampu dalam keadaan mati/ tidak hidup)



2) Posisi 1 (pada posisi ini lampu yang hidup adalah lampu kota/ jarak baik depan maupun belakang) 3) Posisi 2 (pada posisi ini lampu yang hidup adalah lampu kepala/ besar dan lampu kota. b. Saklar lampu Kepala (dimmer switch) Saklar lampu kepala berfungsi untuk memindahkan posisi lampu kepala dari posisi lampu dekat ke posisi lampu jauh atau sebaliknya. Posisi lampu dekat biasanya digunakan untuk saat berkendara dalam kota, sedangkan posisi lampu jauh digunakan saat berkendara ke luar kota selama tidak ada kendaraan lain dari arah berlawanan atau ada kendaraan lain dari arah berlawanan namun jaraknya masih cukup jauh dari kita. c. Bola lampu kepala (beam) Terdapat dua tipe lampu besar atau lampu kepala (headlight), yaitu; tipe semi sealed beam dan tipe sealed beam. Lampu kepala biasanya menggunakan low



filament beam untuk posisi lampu dekat dan high



filament beam untuk posisi lampu jauh. 1) Tipe Semi Sealed Beam Tipe semi sealed beam merupakan konstruksi lampu yang dapat mengganti dengan mudah dan cepat, dimana bola lampu (bulb) tidak memerlukan penggantian secara keseluruhan jika bola lampu terjadi terbakar atau putus. Bola lampu yang termasuk tipe semi sealed beam adalah:



Gambar. 2.2 Bola Lampu Biasa (filament tipe Tungsten) (Kiri); Bola Lampu quartz-halogen (Kanan).



a) Bola lampu biasa (filament tipe Tungsten) Bola lampu biasa adalah bola lampu yang menggunakan filamen (kawat pijar) tipe tungsten. Bola lampu jenis ini mempunyai memiliki kekurangan yaitu tidak bisa bekerja di atas suhu yang telah ditentukan karena filamen dapat menguap. Uap tersebut dapat menimbulkan endapan yaitu membentuk lapisan seperti perak di rumah lensa kacanya (envelope) yang dapat mengurangi daya terang lampu tersebut. b) Bola lampu quartz-halogen Pada bola lampu quartz-halogen, gas halogen tertutup rapat di dalam tabungnya, sehingga bisa terhindar dari efek penguapan yang terjadi akibat naiknya suhu. Bola lampu halogen menghasilkan cahaya lebih terang dan putih dibanding bola tungsten, namun lebih sensitif terhadap perubahan suhu. Bola lampu quartz-halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa (tungsten). Masa pakai lampu akan lebih pendek jika terdapat oli atau gemuk yang menempel pada permukaannya. Selain itu, kandungan garam dalam keringat manuasia dapat menodai kacanya (quartz envelope). 2) Tipe Sealed Beam Tipe ini terdiri dari lensa (glass lens), pemantul cahaya (glass reflector), filamen dan gas di dalamnya. Kelemahan dari tipe bola mini jika terdapat filamen yang rusak/ terbakar, maka penggantiannya tidak dapat diganti secara tersendir, tapi harus keseluruhannya.



Gambar. 2.3. Tipe Sealed Beam



2. Lampu Belakang dan Rem (Tail light dan Brake light) Lampu belakang berfungsi memberikan isyarat jarak sepeda motor pada kendaraan lain yang berada di belakangnya ketika malam hari. Lampu belakang pada umumnya menyala bersama dengan lampu kecil yang berada di depan. Lampu ini sering disebut dengan lampu kota atau lampu senja. Untuk bagian depan disebut lampu jarak (clereance light) dan untuk bagian belakang disebut lampu belakang (tail light).



Gambar. 2.4. Posisi Lampu Rem dan Lampu Belakang Sedangkan lampu rem berfungsi untuk memberikan isyarat pada kendaraan lain agar tidak terjadi benturan saat kendaraan mengerem. Lampu rem pada sepeda motor biasanya digabung dengan lampu belakang. Dimana dalam satu bola lampu terdapat dua filamen, yaitu untuk lampu belakang dan lampu rem. Lampu yang menyalanya lebih redup (diameter kawat filamentnya lebih kecil) untuk lampu belakang dan lampu yang menyalanya lebih terang (diameter kawat filament-nya lebih besar) untuk lampu rem. Komponenkomponen untuk sistem lampu belakang antara lain: a. Saklar lampu (lighting switch) b. Lampu belakang dan dudukan Bola lampu belakang biasanya digabung langsung dengan bola lampu rem. Pemasangan bola lampu belakang biasanya disebut dengan



tipe



bayonent yaitu menempatkan bola lampu pada dudukannya, dimana posisi pasak (pin) pada bola lampu harus masuk pada alur yang berada pada dudukannya.



Komponen-komponen untuk sistem lampu rem antara lain: a. Saklar lampu rem depan (front brake light switch) Saklar lampu rem depan berfungsi untuk .menghubungkan arus dari baterai ke lampu rem jika tuas/ handel rem ditarik. Dengan menarik tuas rem tersebut, maka sistem rem bagian depan akan bekerja. b. Saklar lampu rem belakang (rear brake light switch) Saklar lampu rem belakang berfungsi untuk .menghubungkan arus dari baterai ke lampu rem jika pedal rem ditarik. Dengan menginjak pedal rem tersebut, maka sistem rem bagian belakang akan bekerja. c. Lampu rem dan dudukannya Bola lampu belakang digabung langsung dengan bola lampu rem. Pemasangan bola lampu belakang biasanya disebut dengan tipe bayonent yaitu menempatkan bola lampu pada dudukannya, dimana posisi pasak (pin) pada bola lampu harus masuk pada alur yang berada pada dudukannya. 3. Sistem Lampu Sein/ Tanda Belok (Turn Signals System) Fungsi lampu tanda belok adalah untuk memberikan isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang ataupun di sisinya bahwa sepeda motor tersebut akan berbelok ke kiri atau kanan atau pindah jalur. Sistem tanda belok terdiri dari komponen utama, yaitu dua pasang lampu, sebuah flasher/ turn signal relay, dan three-way switch (saklar lampu tanda belok tiga arah). Flasher tanda belok merupakan suatu alat yang menyebabkan lampu tanda belok mengedip secara interval/ jarak waktu tertentu yaitu antara antara 60 dan 120 kali setiap menitnya. a. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Kapasitor



Gambar. 2.5. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Kapasitor



Cara kerja sistem tanda belok dengan flasher tipe kapasitor sebagai berikut: 1) Pada saat kunci kontak dihubungkan, namun saklar lampu sein masih dalam posisi „off”, arus mengalir ke L2 melalui plat kontak P kemudian mengisi kapasitor 2) Setelah saklar lampu sein diarahkan ke salah satu lampu, arus kemudian juga mengalir ke L1 terus ke lampu tanda belok sehingga lampu menyala 3) Saat ini L1 menjadi magnet Gambar.



2.6.



Cara



kerja



rangkaian sistem tanda belok dengan flasher tipe kapasitor (1)



4) Kemudian Plat kontak (contact point) P terbuka, sehingga arus yang mengalir ke lampu kecil karena melewati tahanan R. Plat kontak tetap dalam kondisi terbuka selama kumparan L2 masih menjadi magnet yang



Gambar.



diberikan oleh kapasitor sampai



rangkaian sistem tanda belok



muatan dalam kapasitor habis



dengan flasher tipe kapasitor (2)



2.7.



Cara



kerja



5) Setelah muatan kapasitor habis, kemagnetan pada kumparan hilang dan plat kontak akan menutup kembali. Arus yang besar mengalir kembali ke lampu sehingga lampu akan menyala dan juga terjadi pengisian ke dalam kapasitor. Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip. b. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Bimetal Sistem tanda belok tipe ini yaitu dengan mengandalkan kerja dari dua keping/ bilah (strip) bimetal untuk mengontrol kedipannya. Bimetal terdiri



dari dua logam yang berbeda (biasanya kuningan dan baja) yang digabung menjadi satu. Jika ada panas dari aliran listrik yang masuk ke bimetal, maka akan terjadi pengembangan/ pemuaian dari logam yang berbeda tersebut dengan kecepatan yang berbeda pula. Hal ini akan menyebabkan bimetal cenderung menjadi bengkok ke salah satu sisi. Dalam flasher tipe bimetal terdapat dua keping bimetal yang dipasang berdekatan dan masing-masing mempunyai plat kontak pada salah satu ujungnya.



Gambar. 2.8. Konstruksi Bimetal



Gambar. 2.9. Rangkaian Sistem Belok dengan Rangkaian Bimetal Cara kerja sistem tanda belok dengan flasher tipe bimetal sebagai berikut:



Gambar. 2.10. Cara Kerja Sistem Belok dengan Rangkaian Bimetal



1) Pada saat saklar lampu sein digerakan (ke kiri atau kanan), arus mengalir ke voltage coil (kumparan) yang akan membuat kumparan tersebut memanas dan bengkok. 2) Setelah kebengkokannya sampai menghubungkan kedua plat kontak di bagian ujungnya, arus kemudian mengalir ke current coil (kumparan arus) terus ke lampu sein/ tanda belok dan akhirnya ke massa. 3) Saat ini lampu sein menyala dan current coil akan mulai bengkok menjauhi voltage coil. 4) Setelah kebengkokan current coil membuat plat kontak terpisah/ terbuka, maka lampu sein mati. 5) Selanjutnya current coil akan menjadi dingin setelah arus yang mengalir hilang dan akhirnya bimatalnya akan lurus kembali posisinya sehingga plat konta menempel kembali dengan plat kontak yang dari voltage coil. Arus akan mengalir kembali untuk menghidupkan lampu sein. Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip. c. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Transistor Sistem tanda belok dengan flasher menggunakan transistor merupakan tipe flasher yang pengontrolan kontaknya secara elektronik. Sistem ini menggunakan



multivibrator oscillator untuk menghasilkan pulsa



(denyutan) ON- OFF yang kemudian akan diarahkan ke flasher (turn signal relay) melawati amplifier (penguat listrik). Selanjutnya flasher akan menghidup- matikan lampu tanda belok agar lampu tersebut berkedip.



Gambar. 2.11. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Transistor



4. Klakson (Horn) Fungsi klakson adalah untuk memberikan isyarat dengan bunyi atau suara yang ditimbulkannya. Terdapat beberapa tipe klakson, yaitu; Klakson listrik, klakson udara, dan klakson hampa udara. Klakson listrik terdiri atas diafragma (diaphragm), lilitan kawat (coil), kontak platina (contact), dan pemutus (armature). Konstruksi klakson listrik sebagai berikut:



Gambar. 2.12. Konstruksi Klakson Listrik (Kiri) dan Rangkaian Klakson Listrik (kanan). Cara kerja klakson listrik sebagai berikut: a. Saat saklar klakson ditekan, arus dari baterai mengalir melalui saklar klakson, terus ke coil (solenoid), menuju platina dan selanjutnya ke massa. Solenoid menjadi magnet dan menarik armature. b. Kemudian armature membukakan platina sehingga arus ke massa terputus. Dengan terputusnya arus tersebut, kemagnetan pada solenpid hilang, sehingga armature kembali ke posisi semula. Hal ini menyebabkan platina menutup kembali untuk menghubungkaan arus ke massa. Proses ini berlangsung cepat, dan diafragma membuat armature bergetar lebih cepat lagi, sehingga menghasilkan resonansi suara. 5. Sistem Instrumentasi dan Tanda Peringatan (Instrumentation and Warning System) Sistem instrumentasi adalah perlengkapan sepeda motor berupa alat ukur yang memberikan informasi kepada pengendara tentang keadaan sepeda motor tersebut. Sistem instrumentasi terdiri dari; speedometer (pengukur



kecepatan kendaraan), tachometer (pengukur putaran mesin), ammeter (pengukur arus listrik), voltmeter (pengukur tegangan listrik), clock (jam), fuel and temperature gauges (pengukur suhu dan bahan bakar), oil pressure gauge (pengkur tekanan oli) dan sebagainya. a. Speedometer Speedometer adalah alat untuk memberikan informasi kepada pengendara tentang kecepatan kendaraan (sepeda motor). Speedometer pada sepeda motor ada yang digerakkan secara mekanik, yaitu kawat baja (kabel speedometer) dan secara elektronik. Speedometer yang digerakkan oleh kabel biasanya dihubungkan ke gigi penggerak pada roda depan, tetapi ada juga yang dihubungkan ke output shaft (poros output) transmisi/ persneling untuk mendapatkan putarannya. Pada bagian speedometernya terdapat magnet permanen yang diputar oleh kabel tersebut. Penunjukkan jarum kecepatan berdasarkan atas kekuatan medan magnet yang berputar, dan diterima oleh sebuah piringan besi non magnet yang dipasang berhadapan dengannya. Pada speedometer elektronik, sensor pulsa mengirimkan sinyal setiap putaran yang diperoleh dari sproket depan atau output shaft ke unit pengontrol. Hasilnya akan ditampilkan pada panel.



Gambar. 2.13. Spedometer b. Switch (Saklar) pada Sistem Tanda Peringatan Saklar-sakar yang terdapat pada sistem tanda peringatan umumnya digerakkan secara mekanik atau langsung digerakkan secara manual untuk menghidup- matikan (ONN/ OFF) suatu sistem. Saklar- saklar yang termasuk dalam sistem tanda peringatan antara lain:



1) Neutral Switch (Saklar Netral) Hampir semua sepeda motor dilengkapi dengan netral switch yang digunakan untuk mengontrol lampu peringatan pada panel instrumen. Umumnya neutral switch diskrupkan ke rumah transmisi. Pada saat gigi transmisi netral, kontak pada saklar akan tertekan (tertutup) dan membuat lampu peringatan di-massa-kan sehingga menyala. Pada sepeda motor yang dilengkapi sistem pengaman, neutral switch juga digunakan untuk mencegah sistem starter tidak bisa dihidupkan jika posisi transmisi sedang masuk gigi. 2) Clutch switch (Saklar Kopling) Clutch switch merupakan tipe plunger dan dipasang pada bagian clutch lever (tuas kopling). Pada sepeda motor yang dilengkapi sistem pengaman, clutch switch juga digunakan untuk mencegah sistem starter tidak bisa dihidupkan jika kopling tidak ditarik. 3) Sidestand switch (Saklar Standar samping) Sidestand switch juga merupakan bagaian dari sistem pengaman yang dirancang agar sepeda motor tidak bisa dijalankan jika sidestandnya sedang pada posisi diturunkan/ digunakan untuk menyandarkan sepeda motor . Tipe sidestand switch dapat berupa tipe plunger maupun rotari yang dipasangkan. Secara sederhana kombinasi hubungan antara neutral switch, clutch switch dan side stand switch yang berfungsi sebagai pengaman sebagai berikut:



Gambar. 2.14. Rangkaian Sidestand switch (Saklar Standar samping)



Dangkaian starter relay pada sistem starter baru bisa dihubungkan ke massa jika clutch switch dan kickdown switch posisi menutup atau neutral switch saja yang menutup. Clucth switch menutup jika kopling sedang ditarik, sidestand switch menutup jika posisi sidestand sedang dinaikkan (tidak sedang dipakai untuk menyandarkan sepedea motor). Sedangkan neutral swicth menutup kalau posisi gigi transmisi sedang netral (i transmisi tidak masuk gigi) 4) Brake light switch (saklar lampu rem) Fungsi brake light switch adalah untuk menghidupkan lampu rem ketika rem depan atau rem belakang sedang digunakan. Saklar rem depan biasanya tipe pressure switch (saklar tekanan) yang digerakkan oleh sistem hidrolik rem depan. Sedangkan saklar rem belakang biasanya tipe plunger yang digerakkan melalui pegas pedal rem belakang, dan dapat distel sesuai ketinggian pedal dan jarak bebas rem.



Gambar 2.15. Saklar rem belakang (A = saklar rem belakang tipe plunger, B = pegas, dan C = pedal rem) 6. Sumber Listrik Sistem Penerangan Sumber listrik untuk sistem penerangan dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu: a. Sumber Listrik AC dengan Pengontrolan pada Main Switch (Saklar Utama)



Sistem penerangan pada tipe ini hampir semuanya menggunakan arus listrik AC, kecuali peralatan pemberi isyarat (seperti lampu sein). Sistem ini digunakan pada motor-motor kecil yang menggunakan flywheel magnet. Lampu-lampu akan menyala jika mesin sedang hidup dengan posisi main switch (saklar utama) pada nomor II dan atau nomor III. Pada sistem ini tidak ada pengaturan arus dan tegangan yang keluar dari flywheel magnet. Oleh karena itu, pada kecepatan rendah, output listrik terbatas dan lampu menyala agak suram. Sedangkan pada kecepatan tinggi, lampu-lampu akan cenderung lebih terang.



Gambar. 2.16. Rangkaian Sistem Penerangan dengan Sumber Listrik AC dengan Pengontrolan pada Main Switch. b. Sumber Listrik AC dan DC dengan Pengontrolan pada Lamp Switch Sistem penerangan tipe ini menggunakan sumber listrik DC dari baterai untuk lampu sein, lampu belakang, dan lampu pada dashboard. Sumber listrik AC digunakan untuk lampu kepala. Pengontrolan lampulampu dilakukan secara terpisah pada saklar lampunya. Untuk lampu belakang, lampu sein, dan lampu dashboard, dapat dihidup matikan oleh saklar utama seperti terlihat.



Gambar. 2.17. Rangkaian Sistem Penerangan dengan Sumber Listrik AC dan DC dengan Pengontrolan pada Lamp Switch.



c. Sumber Listrik AC dengan pengontrolan pada Regulator Arus dan tegangan yang keluar sumber listrik AC tersebut digunakan untuk lampu kepala, lampu belakang, lampu rem, lampu dashboard dan sebagainya. Namun dalam penggunaan lampu-lampu, tegangannya dikontrol oleh regulator sehingga dapat memperpanjang umur pakainya.



Gambar. 2.18. Rangkaian Sistem Penerangan dengan Sumber Listrik AC dengan pengontrolan pada Regulator. d. Sumber listrik DC Semua lampu-lampu sumber listriknya berasal dari baterai. Jika dihasilkan tegangan yang lebih besar (misalnya pada putaran tinggi), daya listriknya bisa langsung digunakan untuk sistem penerangan karena semua output listriknya sudah dalam arus DC.



BAB III PEMBAHASAN A. Bahan dan Alat Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat dan merancang media pembelajaran sistim kelistrikan sepeda motor adalah sebagai berikut: 1. Bahan Bahan yang diperlukan antara lain: Ref Supra X



Sen Supra X baut dalam



Stop ASSY Supra X



Handel Rem Tromol Supra X



Pedal Rem Supra X



Switch Rem Depan



Switch Rem Belakang



Holder Kanan Supra X



Holder Kiri Supra X



Klakson



Flasher



Kontak Depan



Bolam Depan Ichi



Spedo ASSY Supra Mitsuda



Apung Tangki Supra X



Reteng Lampu Depan Ichi



Kabel Mkt 1x4 Warna Merah



Kabel Mkt 1x4 Warna Hitam



Capit Aki Besar Tembaga



Skun besi bulat



Kabel 1 x 0,75 Merah



Kabel 1 x 0,75 Hitam



Capit Kecil 2. Alat Alat yang dipelukan antara lain: a. Toolset b. Bor c. Gerinda d. Solder B. Langkah Kerja



C. Anggaran Dana Anggaran dana yang diperlukan dalam membuat sistem kelistrikan sepeda motor sebagai berikut: Harga Jumlah Jumlah No Nama Bahan Satuan (Rp) (buah) (Rp) a.



Ref Supra X



1



47.000



47.000



b.



Sen Supra X baut dalam



1 set



35.000



35.000



c.



Stop ASSY Supra X



1



50.000



50.000



d.



Handel Rem Tromol Supra X



1



10.000



10.000



e.



Pedal Rem Supra X



1



28.000



28.000



f.



Switch Rem Depan



1



12.000



12.000



g.



Switch Rem Belakang



1



7.000



7.000



h.



Holder Kanan Supra X



1



15.000



15.000



i.



Holder Kiri Supra X



1



38.000



38.000



j.



Klakson



1



20.000



20.000



k.



Flasher



1



10.000



10.000



l.



Kontak Depan



1



35.000



35.000



m.



Bolam Depan Ichi



1



7.000



7.000



n.



Spedo ASSY Supra Mitsuda



1



97.000



97.000



o.



Apung Tangki Supra X



1



20.000



20.000



p.



Reteng Lampu Depan Ichi



1



5.000



5.000



q.



Kabel Mkt 1x4 Warna Merah



2 meter



12.900



25.800



r.



Kabel Mkt 1x4 Warna Hitam



2 meter



12.900



25.800



s.



Capit Aki Besar Tembaga



1 set



11.900



11.900



t.



Skun besi bulat



2



1.400



2.800



u.



Kabel 1 x 0,75 Merah



10 meter



2.800



28.000



v.



Kabel 1 x 0,75 Hitam



10 meter



2.800



28.000



x.



Capit Kecil



35 set



800



28.000



Total Biaya



Rp. 586.300



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan



B. Saran



DAFTAR PUSTAKA



Haryanto. 2012. Pengertian Media Pembelajaran. Diakses pada 5 April 20014, dari http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/. Jalius, Jama. 2008. Teknik Sepeda Motor. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Roedy, Afri. 2013. Sistim Kelistrikan Pada Sepeda Motor. Diakses pada 5



April



20014,



dari



http://ruddiafriyansah.blogspot.com/2013/03/sistem-



kelistrikan-pada-sepeda-motor.html.