Proposal Kegiatan Kelompok Ketrampilan Kelompok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL KEGIATAN KELOMPOK KETRAMPILAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK DI DUSUN REJOSARI DESA DARUNGAN KABUPATEN KEDIRI



Disususn Oleh: Kelompok II



Desi Puspita Rizki S.Kep



2019.060.08



Lailatul Auliya S.Kep



2019.060.14



Syamsudin S.Kep



2019.060.05



Kanisia Nataia Ria S.Kep



2019.060.12



Nur Ana Makromah S.Kep



2019.060.



Setyo Herlina S.Kep



2019.060.



Tutut Setyowati S.Kep



2019.060.22



Yohan Dwi Erlandhi S.Kep



2019.060.24



PROGRAM PROFESI NERS STIKES KARYA HUSADA KEDIRI 2019



LEMBAR PENGESAHAN



KATA PENGANTAR



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Lanjut usia (lansia) adalah orang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan ber- negara (UU RI No 13 tahun 1998). Menurut WHO (World Health Organization) membagi masa usia lanjut sebagai berikut : Usia 45-60 tahun, disebut middle age (setengah baya atau A-Teda madya); usia 60-75 tahun, disebut elderly (usia lanjut atau wreda utama) usia 75-90 tahun, disebut old (tua atau wreda prawasana); usia diatas 90 tahun, disebut very old (tua sekali atau wreda wasana). Masyarakat kita saat ini memandang para lanjut usia sebagai orang- orang yang kurang produktif, kurang menarik, kurang energik, mudah lupa, barangkali kurang bernilai dibandingkan dengan mereka yang masih dalam keadaan prima (Kroll dan Hawkins, 1999), untuk itu dalam pembangunan nasional pemerintah telah berhasil mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat atau sering disebut dengan Lansia Booming (Nugroho, 2000).



B. TUJUAN Tujuan Umum Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, sesuai dengan kemampuan dan minat lansia. Tujuan Khusus 1. Megidentifikasi kemampuan yang dimiliki lansia 2. Mengidentifikasi minat ketrampilan lansia 3. Mengidentifikasi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor lansia 4. Menganalisis kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor lansia sesuai dengan kemampuan serta minat ketrampilan lansia



C. MANFAAT 1. Bagi Lansia Menjadikan lansia kreatif dan bisa menjadikan daya kerja otak menjadi optimal sehingga terhindar dari dimewnsia yang diakibatkan seiring pertambahan usia lansia. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan mampu membantu meningkatkan kemampuan kognitif sesuai dengan kemampuan serta minat lansia. Selain itu kegiatan ketrampilan dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang lansia 2. Bagi Mahasiswa Kegiatan ini diharpkan menjadi pengalaman belajar dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan khususnya dalam bidang kesenian. 3. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan informasi untuk institusi pendidikan sebagai sumber referensi terkait tentang cara meningkatkan kemempuan kognitif lansia. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1. KONSEP LANSIA 2.1.1 Pengertian Lansia Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari (Azwar, 2006). Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu



kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005). WHO



dan



Undang-Undang



Nomor



13



Tahun



1998



tentang



kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa usia 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu



penyakit,



tetapi



merupakan



proses



yang



berangsur-angsur



mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000). 2.1.2 Klasifikasi Lansia WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis/ biologis menjadi 4 kelompok yaitu : a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 b. Lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun c. Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun d. Usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun.



Menurut Maryam (2008), lima klasifikasi pada lansia antara lain: a. Pra Lansia Seseorang yang berusia 45-59 tahun b. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih c. Lansia resiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan d. Lansia potensial Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan /atau kegiatan yang masih dapat menghasilkan barang/ jasa e. Lansia tidak potensial



Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. 2.1.3 Karakteristik Lansia Beberapa karakteristik lansia yang perlu diketahui untuk mengetahui keberadaan masalah kesehatan lansia adalah: a. Jenis kelamin Lansia lebih banyak pada wanita. Terdapat perbedaan kebutuhan dan masalah kesehatan yang berbeda antara lansia laki-laki dan perempuan. Misalnya lansia laki-laki sibuk dengan hipertropi prostat, maka perempuan mungkin menghadapi osteoporosis. b. Status perkawinan Status masih pasangan lengkap atau sudah hidup janda atau duda akan mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun psikologis. c. Living arrangement: misalnya keadaan pasangan, tinggal sendiri atau bersama instri, anak atau kekuarga lainnya. d. Kondisi kesehatan 1) Kondisi umum: Kemampuan umum untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, buang air besar dan kecil. 2) Frekuensi sakit: Frekuensi sakit yang tinggi menyebabkan menjadi tidak produktif lagi bahkan mulai tergantung kepada orang lain. e. Keadaan ekonomi 1) Sumber pendapatan resmi: Pensiunan ditambah sumber pendapatan lain kalau masih bisa aktif. 2) Sumber pendapatan keluarga: Ada bahkan tidaknya bantuan keuangan dari anak atau keluarga lainnya atau bahkan masih ada anggota keluarga yang tergantung padanya. 3) kemampuan pendapatan: Lansia memerlukan biaya yang lebih tinggi, sementara pendapatan semakin menurun. Status ekonomi sangat terancam, sehinga cukup beralasan untuk melakukann berbagai



perubahan besar dalam kehidupan, menentukan kondisi hidup yang dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik 2.1.4 Tugas perkembangan Lanjut Usia Seiring tahap kehidupan, lansia memiliki tugas perkembangan khusus, menurut Potter dan Perry(2005), tujuh kategori utama tugas perkembangan lansi meliputi: a) Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan Lansia harus menyesuaikan dengan perubahan fisik seiring terjadinya penurunan sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi. Hal ini tidak dikaitkan dengan penyakit, tetapi hal yang normal. b) Menyesuaikan terhhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan Lansia umumnya pensiun dari pekerjaan purna waktu, dan oleh karena itu mungkin perlu untuk menyesuaikan dan membuat perubaan karena hilangnya peran bekerja. c) Menyesuaikan terhadap kematian paangan Mayoritas lansia dihadapkan pada kematian pasangan, teman, dan kadang anaknya. Kehilangan ini sering sulit diselesaikan , apalagi bagi lansia



yang



menggantungkan



hidupnya



dari



seseorang



yang



meningggalkannya dan sangat berarti bagi dirinya. d) Menerima diri sendiri sebagai individu lansa Beberapa lansia menemukan kesulitan untuk menerima diri sendiri selama penuaan. Mereka dapat memperlihatkan ketidakmampuannya sebagai koping dengan menyangkal penurunan fungsi, meminta cucunya untuk tidak memanggil mereka “nenek” atau menolak meminta bantuan dalam tugas yang menempatkan keamanan mereka pada resiko yang besar. e) Mempertajhankan kepuasan pengaturan hidup Lansia dapat mengubah rencana kehidupannya. Misalnya kerusakan fisik dapat mengharuskan pindah ke rumah yang



lebih kecil dan untuk



seorang diri. f) Mengidentifikasi ulang hubungan dengan anak yang dewasa



Lansia sering memerlukan penetapan hubungan dengan anak-anaknya yang sudah dewasa. g) Mementukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup Lansia harus belajar menerima aktivitas dan minat baru untuk mempertahankan kualitas hidupnya. Seseorang yang sebelumnya aktif secara sosial sepanjang hidupnya mungkin relatif mudah untuk bertemu orang baru dan mendapat minat baru. Akan tetapi, seseorang yang introvert



dengan sosialisasi tebatas, mungkin menemui kesulitan



bertemu orang baru selama pensiun. 2.2. KONSEP KUALITAS HIDUP LANSIA 2.2.1 Pengertian Kualitas Hidup Kualitas hidup sebagai persepsi individu terhadap kehidupannya di masyarakat dalam konteks budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait dengan tujuan, harapan, standar, dan juga perhatian. Kualitas hidup dalam hal ini merupakan suatu konsep yang sangat luas yang dipengaruhi kondisi isik individu, psikologis, tingkat kemandirian, serta hubungan individu dengan lingkungan (Netuveli dan Blance, 2008). 2.2.2 Dimensi Kualitas Hidup Netuveli dan Blance (2008) menjelaskan ada 2 dimensi kualitas hidup yaitu objektif dan subjektif. Kualitas hidup objektif yaitu berdasarkan pada pengamatan



eksternal



individu



seperti



standar



hidup,



pendapatan,



pendidikan, status kesehatan, umur panjang, dan yang terpenting adalah bagaimana individ mengontrol dan sadar mengarahkan hidupnya. Kualitas hidup dari dimensi subjektif didasarkan pada respon psikologis individu terhadap kepuasan dan kebahagian hidup. Jadi kualitas hidup subjektif adalah sebagai persepsi individu tentang bagaimana suatu hidp yang baik dirasakan oleh masing-masing individu yang memilikinya. 2.2.3 Domain Kualitas Hidup Menurut WHO Quality of Life yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dimensi kualitas hidup mencakup empat domain meliputi kesehatan fisik, kesehatan psikologik, hubungan sosial, dan lingkungan



(salim ,20007). Keempat domain tersebut dijelaskan oleh Yuliaw (dalam Lase, 2011) meliputi a) Domain kesehatan fisik yaitu berhubngan langsung dengan kesakitan dan kegelisahan, ketergantungan pada perawatan medis, energi dan kelelahan, mobilitas, tidur dan istirahat, aktifitas kehidupan sehari-hari, dan kapasitas kerja. b) Domain kesehatan psikologik berhubungan dengan pengasuh positif dan negatif spiritual, pemikiran pembelajaran, daya ingat dan konsentrasi, gambaran tubuh dan penampilan, serta penghargaan terhadap diri sendiri. c) Domain hubungan sosial terdiri darihubungan personal , aktifitas seksual dan hubungan sosial. d) Domain lingkungan terdiri dari keamanan dan kenyamanan fisik, lingkungan fisik, sumber penghasilan, kesempatan memperoleh iformasi, dan ketrampilan baru, partisipasi dan kesempay\ta untuk rekreasi, atau aktifitas pada waktu luang. 2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Lanjut Usia Gabriel dan Bowling (dalam Netuveli dan Blane, 2008) menjelaskan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Kualitas hidup seseorang dikatakan baik tidak hanya didapat dari kesehatan akan tetapi ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi. Faktor tersebut antara lain hubungan sosial yang baik dengan anak, keluarga, teman, tetangga; faktor lingkungan sosial ditunjukkan melalui hubungan baik dengan tetangga, lingkungan yang menyenangkan, rumah yang nyaman, dan pelayanan umum yang baik seperti fasilitas transportasi; faktor psikologik seperti selalu optimis dan sikap positif, berfikir kearah masa depan, penerimaan dan strategi koping yang lain; aktif dalam kegiatan soaial; kondisi keuangan yang aman; dan tidak tergantung pada orang lain. 2.3. KONSEP TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang diberikan kelompok klie dengan maksud memberi terapi bagi anggotanya. Dimana berkesempatatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan respon sosial.



Terapi aktifitas kelompok merupaka salah satu bentuk kegiatan terapi psikologik yang dilakukan dalam sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam kegiatan aktivitas kelompok: tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta dan sedikit banyak dapat diatasi dengan pendekatan terapi aktivitas kelompok. Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu tujuan terapiutik dan peningkatan pengetahuan. Tujuan terapiutik meliputi: menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi; meningkatkan stimulus realitas dan individu; memotivasi dan mendorong fungsi kognitf dan afektif; meningkatkan rasa percaya diri. Sedangkan tujuan peningkatan pengetahuan meliputi: meningkatkan pengetahuan akan penyakit yang yaoritas dialami lansia,; meningkatkan pengetahuan lansiia tentang tanda dan gejala penyait, cara perawatan, pengelolaan diet, serta aktivitas yang dapat dilakukan. Terapi aktivtas kelompok ini diharpkan mamacu klien dalam hubungan interpersonal yang adekuat, dan meningkatkan pengetahuan lansia terhadap penyakit yang mayoritas dialami oleh lansia. A. Tujuan  Diharapkan setelah dilakukannya kegiatan oleh mahasiswa dapat meningkatkan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.  Diharapkan lansia mendapatkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang.  Diharapkan lansia menjadi lebih aktif dan produktif dalam beraktivitas. B. Persiapan 1. Analisis situasi meliputi: waktu pelaksanaan, jumlah mahasiswa, pembagian tugas mahasiswa, alat bantu yang dipakai dan persiapan tempat. 2. Uraian tugas mahasiswa (terapist)  Leader dan Co-Leader bertugas menganalisa dan mengobservasi polapola komunikasi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk



menyadari



dinamisasi



kelompok,



menjadi



moyivator, membantu



kelompok untuk mendiskusikanapa yang harus dilakukan selanjutnya, memotivasi kesatuan kelompok dan membantu kelompok untuk berkembang dan bergerak secara dianamis.  Fasilitator bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain agar dapat mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok.  Observer bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya aktivitas terapi, peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta peserta yang drop out (peserta yang tidak dapat mengikuti kegiatan sampai selesai). 3. Proses seleksi:  Berdasarkan observasi peri laku para lansia  Melakukan kontrak pada klien untuk melakukan terapi aktivitas kelompok C. Kegiatan 1. Perkenalan Kelompok perawat memperkenalkan identitas diri masing-masing dipimpin oleh leader. Leader menjelaskan peraturan kegiatan. 2. Kegiatan Klien mencari pasangan yang tepat melakukan perkenalan dengan pasangan, melakukan perintah permainan dan memberikan jawaban dari pertanyaan dari kelompok. 3. Evaluasi Setelah melakukan kegiatan klien dipersilakan untuk mengemukakan perasaaan dan pendapatnya tentang kegiatan. 4. Terminasi/penutup Leader menjelaskan kembali tujuan dan manfaat kegiatan, klien menyebutkan kembali tujuan dan manfaat kegiatan. D. Kriteria Evaluasi Persentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan: 80% klien menemukan pasangan yang tepat 90% dari jumlah klien mampu nyebutkan identitas diri



90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas mahasiaswa 80% dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan 70% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah permainan 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang terapi aktivitas kelompok



BAB 3 RENCANA KEGIATAN 1



A. Jenis Kegiatan Nama kegiatan



: terapi aktivitas kelompok dan perkenalan



Hari/ tanggal



: Selasa, 12 November 2019



Tempat



: Kediaman Bapak Kasun



Waktu



: pukul 09.30- selesai



B. Pengorganisasian Koordinator



: Desi Puspita Rizki



Fasilitator



:



Kegiatan pembuatan sari kedelai  Setyo Herlina  Lailatul Auliya  Syamsudin  Kanisia Natalia Ria  Nur Ana Makromah  Tutut Setyowati  Yohan Dwi Erlandhi C. Sasaran Lansia yang mengikuti kegiatan pada hari tersebut di RT 1-3, RW 9, Dusun Rejosari, Desa Darungan. D. Susunan Acara Membuat sari kedelai Tanggal /Jam 12-11-2019 09.30-selesai



Kegiatan Penyuluh  Pembukaan  Salam  Perkenalan  Pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi  Evaluasi 1. Lansia mampu



Kegiatan Peserta Lansia menjawab salam dan kooperatif Lansia terlibat dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok Lansia kooperatif dan mampu



Penanggung Jawab



mengenali sesama lansia 2. Lansia mampu mengenali mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut  Penutup  Salam



menjawab siapa lansia lain yang ada pada saat kegiatan serta mahasiswa yang yang ada pada kegiatan



Lansia menjawab salam dan koopereatif



RENCANA KEGIATAN 2 A. Jenis Kegiatan Nama kegiatan



: rekreatif (drama)



Hari/ tanggal



: Selasa, 12 November 2019



Tempat



: Kediaman Bapak Kasun



Waktu



: pukul 10.00- selesai



B. Pengorganisasian Koordinator



: Desi Puspita Rizki



Fasilitator



:



Kegiatan pembuatan sari kedelai  Setyo Herlina  Lailatul Auliya  Syamsudin  Kanisia Natalia Ria  Nur Ana Makromah  Tutut Setyowati  Yohan Dwi Erlandhi C. Sasaran Lansia yang mengikuti kegiatan pada hari tersebut di RT 1-3, RW 9, Dusun Rejosari, Desa Darungan. D. Media E. Susunan Acara Membuat sari kedelai Tanggal /Jam 12-11-2019 09.30-selesai



   



Kegiatan Penyuluh Pembukaan Salam Perkenalan Pelaksanaan drama



 Evaluasi 1. Menanyakan kepada lansia tentang melihat



Kegiatan Peserta Lansia menjawab salam dan kooperatif Lansia terlibat menyimak dan memperhatikan jalannya drama Lansia terlihat antusias dan kooperatif



Penanggung Jawab



pelaksanaan drama 2. Menanyakan kepada lansia apa yang disampaikan dalam drama tsb  Penutup  Salam



Lansia mampu menjawab pertanyaan dan menyimpulkan isi drama Lansia menjawab salam dan koopereatif



RENCANA KEGIATAN 3



E. Jenis Kegiatan Nama kegiatan



: ketrampilan membuat sari kedelai



Hari/ tanggal



: Selasa, 12 November 2019



Tempat



: Kediaman Bapak Kasun



Waktu



: pukul 10.30- selesai



F. Pengorganisasian Koordinator



: Setyo Herlina



Fasilitator



:



Kegiatan pembuatan sari kedelai  Desi Puspita Rizki  Lailatul Auliya  Syamsudin  Kanisia Natalia Ria  Nur Ana Makromah  Tutut Setyowati  Yohan Dwi Erlandhi G. Sasaran Lansia yang mengikuti kegiatan pada hari tersebut di RT 1-3, RW 9, Dusun Rejosari, Desa Darungan. H. Media Pembuatan sari kedelai bahan dan alat: 



Kedelai







Gula







Garam







Air







Kompor dan gas







Panci



I. Susunan Acara Membuat sari kedelai Tanggal /Jam 12-11-2019 09.30-selesai



   



Kegiatan Penyuluh Pembukaan Salam Perkenalan Pelaksanaan pembuatan sari kedelai



 Evaluasi 3. Menanyakan kepada lansia bagaimana setelah melakukan kegiatan 4. Menanyakan kepada lansia bagaimanan kemampuan setelah melakukan kegiatan  Penutup  Salam



Kegiatan Peserta Lansia menjawab salam dan kooperatif Lansia terlibat dalam kegiatan pembuatan sari kedelai Lansia terlihat antusias dan koo peratif



Penanggung Jawab



Lansia mampu melakukan kegiatan secara mandiri



Lansia menjawab salam dan koopereatif



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KETRAMPILAN MEMBUAT SARI KEDELAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KETRAMPILAN MEMBUAT SARI KEDELAI DEFINISI



Ketrampilan adalah kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide, dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai pekerjaan tersebut.



TUJUAN



Memperoleh hasil sebuah nilai dari kreatifitas dengan standar yang ditentukan.



PROSEDUR



Peralatan:  Kedelai



 Gula  Garam  Air  Kompor dan gas  Panci



 Penyaring Pelaksanaan: Mahasisawa mendampingi proses pemuatan sari kedelai TINDAKAN



1. Kedelai direndam dalam air selam ± 4-5 jam 2. Kedelai dicuci bersih 3. Kedelai yang telah dicuci bersih di kukus ± 10 menit 4. Kedelai didinginkan 5. Setelah kedelai dingin di bender dengan air/ bisa menggunakan gilingan mesin sari kedelai 6. Kedelai disaring dan dimasak sampai masak 7. Sari kedelai didinginkan dan siap dikonsumsi



Planning Of Action Identifikasi Masalah



Tujuan



Planning Of Action Rencana kegiatan Indikator



Ketrampilan 1. Kurangnya kegiatan 1. Diharapkan setelah 1. TAK dan 1. Lansia dapat mengingat lansia pada saat dilakukannya perkenalan nama nama lansia yang lain waktu luang kegiatan oleh 2. Role play atau dan mahasiswa 2. Lansia merasa tidak mahasiswa dapat drama tentang 2. Lansia dapat mengurangi bisa melakukan meningkatkan penyakit yang kejenuhan kegiatan yang terlalu aspek kemampuan banyak dialami 3. Lansia merasa terhibur berat kognitif, oleh lansia dan tidak kesepian psikomotor, dan 3. Membuat susu sari 4. Lansia dapat aktif dalam afektif kedelai berkegiatan diwaktu 2. Diharapkan lansia luang. mendapat kegiatan baru disaat waktu luang 3. Diharapkan lansia menjadi lebih aktif dan produktif dalam kegiatan.



Hari



Penanggung jawab



Selasa 12-11-2019



Desi Puspita Rizki S.Kep