Proposal Perancangan Rumah Sakit Umum Kualanamu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RUMAH SAKIT UMUM KUALANAMU



PROPOSAL



OLEH



PRILSA NADHIRAH 120406087



DEVIN DEFRIZA H., S.T., M.T.



DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016



LATAR BELAKANG Kualanamu merupakan kawasan yang akan berkembang menjadi daerah Aerotropolis (Airport City). Hal ini menjadikan Kualanamu sebagai New Development yang terintegrasi pada Bandara Internasional Kualanamu. Gagasan ini diperkuat karena Bandara Internasional Kualanamu satu-satunya bandara yang memiliki transportasi langsung berupa kereta api di Indonesia. Kawasan Kualanamu berada di Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang merupakan Kabupaten dalam tahap pengembangan. Dengan perencanaan kawasan Kualanamu yang akan menjadi daerah Aerotropolis, hal ini akan membentuk suatu kawasan maju yang bersifat mandiri. Sejak dibangunnya Bandara Internasional Kualanamu, perkembangan kawasan ini cukup cepat. Beberapa pengusah dan investor sudah mulai memanfaatkan kawasan ini sebagai peluang bisnis, mulai dari perkembangan industri, perumahan dan pemukiman, jasa, pelayanan, fasilitas, dan lainnya. Dengan perkembangan Kualanamu saat ini, kita di suguhkan pada suatu kawasan yang akan menjadi New City. Sebagai kawasan yang berada di luar Kota Medan, Kualanamu harus menjadi kawasan mandiri. Perkembangan kawasan dengan sendirinya akan mendesak kebutuhan kebutuhan pokok seperti rumah sakit, rumah ibadah, kantor pelayanan jasa, ruang terbuka hijau, pemukiman, kantor, dan fasilitas penunjang lainnya. Rumah Sakit Umum merupakan elemen penunjang yang sangat penting dalam perkembangan suatu kawasan yang sangat di butuhkan di Kawasan Kualanamu. Kawasan Kualanamu memiliki beberapa klinik dan rumah sakit dengan fasilitas penunjang yang cukup terbatas. Beberapa Rumah sakit Umum yang bersertifikasi berada di Kota Medan. Jangkauan yang cukup jauh dari Kualanamu menuju Kota Medan menuntut adanya rumah sakit yang nantinya akan menunjang perkembangan Kualanamu sebagai Aerotropolis. Oleh karena itu, Kualanamu sebagai salah satu kawasan yang akan berkembang menjadi New Development harusnya memiliki Rumah Sakit Umum yang bersertifikasi.



ALASAN PEMILIHAN TOPIK PERMASALAHAN/KASUS PROYEK/TEMA Berikut ini beberapa alasan pemilihan topik permasalahan/kasus proyek/tema terkait dengan Perencanaan Rumah Sakit Umum di Kawasan Kualanamu: 



Dengan perkembangan Kualanamu sebagai Aerotropolis dan keadaan bahwa kawasan tersebut hanya memiliki beberapa klinik dan rumah sakit yang belum bersertifikasi, kebutuhan akan Rumah Sakit Umum bersertifikasi sangat penting.







Tema yang digunakan terhadap perancangan rumah sakit ini adalah tema arsitektur tropis. Kawasan Kualanamu terletak di daerah beriklim tropis, sehingga perencanaan rumah sakit akan lebih relevan jika di kaitkan dengan arsitektur tropis.



KAJIAN PUSTAKA Rumah sakit berasal dari kata yunani yaitu hospitium “Yang mempunyai arti sebagai tempat untk menerima orang-orang asing dan pejiarah jaman dahulu. Dalam bentuknya yang pertama rumah sakit memang hanya melayani para pejiarah, orang-orang miskin, dan kemudian penderita penyakit pes. Seiring dengan berjalananya waktu, rumah sakit mulai berkembang setahap demi setahap hingga menjadi bentuk yang kompleks seperti sekarang ini. Rumah sakit mempunyai pengertian yang beragam, diantaranya sebagai berikut: 



Depkes RI (1990) rumah sakit adalah “sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan penelitian”.







Menkes No.983 /Menkes / SK / XI / 1992 tentang pedoman organisasi rumah bersifat dasar, spesialistik dan sub spesialistik, sedangkan klasifikasinya didasarkan kepada perbedaan tingkatan menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang dapar disediakan yaitu Rumah Sakit kelas A, kelas B ( pendidikan dan non pendidikan ), kelas C dan kelas D. 15







WHO (1957) member batasan tentang pengertian rumah sakit adalah “bagian menyeluruh atau (integral) dari organisasi sosial dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap pada masyarakat, baik kuratif, maupun rehabilitatif, dimana pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan



lingkungan, dan rumah sakit juga merupakan pusat latihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian bio-sosial”. 



AHA (1974) rumah sakit adalah “ suatu organisasi yang melalui tenaga medik operasional yang terorgansasi serta saranan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnose serta pengobatan penyakit yang diderita pasien”.



Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun.2009 Pasal.1 Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Undang-undang tersebut juga menjelaskan mengenai pembagian rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan menjadi, 



Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.







Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.



Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, yang berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit, Klasifikasi Rumah Sakit Umum beserta jumlah minimal tempat tidur yang tersedia adalah: 



Rumah Sakit umum kelas A - tempat tidur minimal 400 buah







Rumah Sakit umum kelas B - tempat tidur minimal 200 buah







Rumah Sakit umum kelas C - tempat tidur minimal 100 buah







Rumah Sakit umum kelas D - tempat tidur minimal 50 buah



Dalam perancangan sebuah rumah sakit, aspek lokasi menjadi pertimbangan, selain fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan, pemilihan lokasi sarana pelayanan kesehatan menurut Pedoman 12 Penentuan Standart Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Pemukiman dan Pekerjaan Umum (Keputusan Mentri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001), yaitu Rumah Sakit sebaiknya berada di pusat



lingkungan/ kecamatan, bersih, mudah dicapai, tenang, jauh dari sumber penyakit, sumber bau/ sampah, dan pencemaran lainnya. Pertimbangan lokasi sebuah rumah sakit selain jauh dari sumber pencemaran seperti pabrik. Rumah sakit juga diharapkan tidak menimbulkan pencemaran



bagi



lingkungan



sekitarnya.



Menurut



KEPMENKES



RI



No.1204/MENKES/SK/X/2004 Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan Limbah (Hal.17) Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas. Minimasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle). Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Iklim tropis adalah iklim dimana panas merupakan masalah yang dominan yang pada hampir keseluruhan waktu dalam satu tahun bangunan “bertugas” mendinginkan pemakai, dari pada menghangatkan dan suhu rata-rata pertahun tidak kurang dari 200C (Koenigsberger. 1975:3). Menurut Lippsmiere, iklim tropis Indonesia mempunyai kelembaban relatif (RH) yang sangat tinggi (kadang-kadang mencapai 90%), curah hujan yang cukup banyak, dan ratarata suhu tahunan umumnya berkisar 230C dan dapat naik sampai 380C pada musim “panas”.



PERUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang menjadi batasan kegiatan perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Umum Kualanamu sebagai berikut:







Bagaimana menentukan site yang tepat untuk lokasi rumah sakit agar sesuai dengan RDTR Kabupaten Deli Serdang dan sesuai dengan konsep Aerotropolis.







Bagaimana menentukan klasifikasi rumah sakit yang dibutuhkan di Kabupaten Deli Serdang dan mampu mendorong Kualanamu menjadi kawasan Aerotropolis.







Bagaimana menerapkan kebutuhan dan besaran ruang yang telah di tetapkan agar menciptakan suatu perancangan rumah sakit yang ideal.







Bagaimana mengatur sirkulasi ruang luar dan ruang dalam rumah sakit yang terintegrasi.







Bagaimana menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan perancangan rumah sakit seperti pencahayaan, penghawaan, dan perencanaan sistem utilitas.







Bagaimana menerapkan tema yang dipilih dalam desain rumah sakit agar sesuai dengan peraturan dan prinsip-prinsip terkait perancangan rumah sakit.







Bagaimana merancang rumah sakit dengan perencanaan pengembangan bangunan tersebut kedepannya.



TUJUAN Tujuan kegiatan perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Umum Kualanamu sebagai berikut: 



Agar mampu menentukan site yang tepat untuk lokasi rumah sakit agar sesuai dengan RDTR Kabupaten Deli Serdang dan sesuai dengan konsep Aerotropolis.







Agar mampu menentukan klasifikasi rumah sakit yang dibutuhkan di Kabupaten Deli Serdang dan mampu mendorong Kualanamu menjadi kawasan Aerotropolis.







Agar mampu menerapkan kebutuhan dan besaran ruang yang telah di tetapkan agar menciptakan suatu perancangan rumah sakit yang ideal.







Agar mampu mengatur sirkulasi ruang luar dan ruang dalam rumah sakit yang terintegrasi.







Agar mampu menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan perancangan rumah sakit seperti pencahayaan, penghawaan, dan perencanaan sistem utilitas.







Agar mampu menerapkan tema yang dipilih dalam desain rumah sakit agar sesuai dengan peraturan dan prinsip-prinsip terkait perancangan rumah sakit.







Agar mampu merancang rumah sakit dengan perencanaan pengembangan bangunan tersebut kedepannya.



MANFAAT Manfaat dari Perancangan Rumah Sakit Umum Kualanamu ini, antara lain: 



Perancangan Rumah Sakit Umum Kualanamu dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit yang bersertifikasi dan berstandarisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.







Perancangan



Rumah



Sakit



Umum



Kualanamu



diharapkan



dapat



menyempurnakan rencana Kualanamu sebagai Kawasan Aerotropolis. 



Perancangan Rumah Sakit Umum Kualanamu mampu menjadi salah satu generator penggerak Kawasan Kualanamu sebagai New Development yang nantinya diharapan mampu berkembang menjadi rumah sakit berstandarisasi Internasional sehingga memberikan pemasukan terhadap kawasan disekitarnya.



KELUARAN Hasil akhir dari penelitian ini adalah Rancangan Rumah Sakit Umum Kualanamu berupa gambar perancangan, gambar kerja, maket model perancangan, dan laporan perancangan.



METODOLOGI Metoda yang akan digunakan dalam analisis deskriptif dan komparatif, yaitu dengan menggambarkan permasalahan dan keadaan yang ada pada kawasan perancangan, pengumpulan data yang terkait dengan perancangan, selanjutnya dilakukan analisis, serta dinilai dari sudut pandang yang relevan untuk mendapatkan kriteria desain dan dasar perancangan. Pendekatan perancangan yang dipakai, antara lain :



1. Pendekatan Tipologi Objek, yaitu tahap pendekatan pengidentifikasian objek berdasarkan tipe dan tahap pengolahan tipe. 2. Pendekatan Tematik (Arsitektur Tropis), yaitu penerapan rancangan dengan aspek pengerjaan sesuai tematik. 3. Pendekatan Tapak dan Lingkungan, yaitu pendekatan yang terdiri dari analisis lokasi, tapak, dan lingkungan serta eksistensinya terhadap kawasan. Metoda pengumpulan data yang dilakukan adalah metoda studi kepustakaan dan observasi lapangan, dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Observasi lapangan, dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada lokasi perancangan. 2. Dokumentasi, dilakukan dengan pengambilan gambar yang diperlukan guna melengkapi kebutuhan data. 3. Studi banding, yaitu mempelajari kasus lain yang sejenis sebagai masukan dalam merancang. 4. Studi literatur, untuk mendapatkan data dari pustaka-pustaka yang berhubungan dengan judul perancangan.



DAFTAR PUSTAKA Undang-undang 



Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 1 Tentang Rumah Sakit.







Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.



Internet 



http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2629-bab2.pdf. [27 Februari 2016]







http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142AR%20Bab2001.pdf [27 Februari 2016]







Mandiri, Yufa Karya (2012). Pengertian dan Konsep arsitektur Tropis , , [Online]. Tersedia: http://cvyufakaryamandiri.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-dan-konsep-arsitekturtropis.html. [28 Februari 2016]