Proposal Seminar Arsitektur Judul 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL SEMINAR ARSITEKTUR POLA PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PADA KAWASAN PERUMAHAN BUMI RANCAEKEK KENCANA



Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Arsitektur



Disusun oleh : Rindi Eka Putri 20191210028



Dosen Pembimbing :



PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS KEBANGSAAN REPUBLIK INDONESIA 2022



KATA PENGANTAR



\



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan pendukung serta pelayanan yang merupakan subsistem dari wilayah sekitarnya. Di lingkungan ini biasanya terdapat aturan-aturan, kebiasaan, serta system nilai yang harus diikuti oleh warganya. Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 28, bahwa rumah adalah salah satu hak dasar rakyat dan oleh karena itu setiap Warga Negara berhak untuk bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selain itu rumah juga merupakan kebutuhan dasar manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan penghidupan, serta sebagai pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup, serta pembentukan watak, karakter dan kepribadian bangsa. Kawasan perkotaan di Kota Bandung mengalami permasalahan tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, sehingga menyebabkan pengelolaan tata ruang kota makin berat. Menurut Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri mencatat jumlah penduduk di Kota Bandung mencapai 2,53 juta jiwa. Dengan ini, adapun penduduk di Kota Bandung merasa sudah sangat lelah dengan terus bertingkatnya populasi penduduk dan pemukiman di Kota Bandung yang sudah sangat berdempetan, memilih untuk pindah ke wilayah dataran rendah. Tentu bukan hanya karena padatnya populasi penduduk di Kota Bandung, adapun alasan lain seperti mudahnya akses sarana transportasi dan banyaknya fasilitas umum yang mempermudah kebutuhan hidup penduduk, sehingga banyak penduduk dari berbagai wilayah yang pindah dan memadati wlayah dataran rendah. Nmaun kepadatan penduduk di daerah dataran rendah juga menimbulkan berbagai dampak pada lingkungan. Di antaranya adalah semakin berkurangnya lahan penyangga keseimbangan alam seperti sawah dan hutan, karena permintaan tempat tinggal dan tempat usaha yang semakin tinggi. Semakin berkurangnya lahan-lahan tersebut, makan akan semakin sedikit daerah resapan air sehingga timbul masalah banjir pada musim hujan. Selain itu, banyak pula masalah lingkungan lain seperti polusi udara dan masalah sosial seperti kriminalitas. Green Open Space atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah sebuah area atau jalur di dalam kota atau kawasan hunian di mana penggunaannya bersifat terbuka. Hunian dengan konsep ruang terbuka hijau pun memiliki banyak manfaat, terutama jika terletak di tengah kawasan yang padat penduduk. Penduduk setempat dapat memanfaatkan keberadaan ruang terbuka tersebut untuk menunjang aktivitas dalam berinteraksi dengan sesama penduduk. Ruang terbuka yang ada di perumahan umumnya berupa lahan kosong yang ditumbuhi tanaman atau pepohonan, maka disebut sebagai ruang terbuka hijau. Dan ada juga area terbuka yang dibangun, seperti taman di sekitar



hunian, area yang memang dibuat khusus untuk keperluan tertentu seperti tempat ibadah, gedung serbaguna, lapangan, dan sebagainya. Ruang terbuka tidak hanya berfungsi untuk mengembangkan interaksi sosial dalam sebuah kawasan, tetapi juga berperan penting dalam menjaga sistem ekologis lingkungan secara keseluruhan, di samping mendukung terbentuknya unsur estetika lingkungan (Hidayah, 2012). RTH dapat dimaksudkan untuk menekan efek negatif yang ditimbulkan lingkungan terbangun di perkotaan, seperti peningkatan temperatur udara, penurunan tingkat peresapan air dan kelembaban udara, polusi dan lain sebagainya. Karena tingkat kepentingannya yang kompleks, pemerintah mengatur pemanfaatan ruang terbuka dalam skala yang berjenjang, baik dalam tingkat RT, RW, desa, kecamatan dan bahkan sampai tingkat nasional. Dalam setiap tingkat kewilayahan, diatur kuantitas dan kualitas ideal guna lahan termasuk prosentase jumlah ruang terbuka untuk mendukung kelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan dan penghuninya (Permendagri, 2007).



1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan mengkaji dan menganalisis pola pemanfaatan ruang terbuka hijau yang diterapkan pada Perumahan Bumi Rancaekek Kencana.



1.3. Batasan Masalah Ruang lingkup batasan masalah sesuai dengan permasalahan yang sudah di bahas, penulis memfokuskan penelitian ini pada pola pemanfaatan ruang terbuka hijau yang diterapkan pada Perumahan Bumi Rancaekek Kencana.



1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik pola pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Perumahan Bumi Rancaekek Kencana. Dan secara khusus bertujuan untuk mengkaji pola pemanfaatan ruang berdasarkan kebutuhan dan pola pemanfaatan RTH berdasarkan aktivitas yang dilakukan di dalamnya.



1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini, yaitu : a. Manfaat Akademis Penulis dapat mengetahui pola pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada perumahan.



b. Manfaat Masyarakat Adapun manfaat bagi masyarakat Perumahan Bumi Rancaekek Kencana pada ekologis karena menambah oksigen, menurunkan suhu dengan keteduhan dan kesejukan tanaman. Dan juga menjadi ruang tempat masyarakat dapat bersilaturahmi dan melakukan aktivitas lainnya.



1.6. Kerangka Kerja Berpikir



TUJUAN Mengetahui karakteristik pola pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Perumahan Bumi Rancaekek Kencana



TEORI



SUMBER DATA



STUDI KASUS



Pola Pemanfaatan RTH Perumahan



Data Pribadi



Pola pemanfaatan RTH Perumahan



ANALISIS



KESIMPULAN



Gambar 1. Kerangka Kerja Berpikir Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2022



\



1.7



Sistematika Penulisan a.



Bab I Pendahuluan 1) Latar Belakang 2) Perumusan Masalah dan Batasan Masalah 3) Tujuan dan Manfaat 4) Kerangka Kerja Berpikir 5) Sistematika Penulisan



b. Bab II Tinjauan Pustaka 1) Landasan Teori 2) Kerangka Teori 3) Kerangka Konsep Penelitian c. Bab III Metode Penelitian 1) Jenis Metode Penelitian 2) Lokasi Penelitian 3) Instrumen Penelitian 4) Data dan Sumber Data 5) Teknik Pengumpulan Data 6) Tahap-Tahap Penelitian d. Bab IV Hasil dan Pembahasan 1) 2) 3) e. Bab V Penutup 1) Kesimpulan 2) Saran