Proposal Skripsi Nur Auliah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



UNIVERSITAS ESA UNGGUL GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020



PROPOSAL PENELITIAN



NUR AULIAH 20180301132



FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PRODI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2021



ii2



LEMBAR PERSETUJUAN



Proposal Skripsi ini diajukan oleh: Nama



: Nur Auliah



NIM



: 20180301132



Fakultas



: Ilmu-Ilmu Kesehatan



Program Studi : Kesehatan Masyarakat Peminatan



: Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK)



Judul



: Gambaran Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Tahun 2020



Proposal skripsi ini telah disetujui dan diperiksa oleh Dosen Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas IlmuIlmu Kesehatan Universitas Esa Unggul



Jakarta, 5 Juli 2021 Menyetujui, Dosen Pembimbing



Zelfino, SKM., MKM.



iii 3



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas hidayahNyalah, penulis dapat menyelesaikan dan menyusun Proposal Penelitian yang berjudul “Gambaran Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan kementerian Kesehatan tahun 2020” dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan dalam tepat waktu. Dalam penulisan dan penyusunan Proposal Penelitian ini penulis tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1.



Dr. Ir. Arif Kusuma Among Praja, MBA. Selaku Rektor Universitas Esa Unggul Jakarta



2.



Dr. Aprilita Rina Yanti Eff, M. Biomed, Apt selaku Dekan Fakultas Ilmu – ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul



3.



Ibu Putri Handayani, S.KM, M.KKK selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat



4.



Ibu Zelfino, SKM., MKM. selaku Dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Proposal Penelitian ini Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Penelitian ini masih



terdapat kekurangan, mengingat penulis dalam taraf belajar sehingga masih terdapat



keterbatasan



ilmu



dan



pengalaman.



Oleh



sebab



itu,



penulis



mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Proposal Penelitian ini Demikian Proposal Penelitian ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi para pembaca umumnya



Jakarta, 5 Juli 2021



Nur Auliah



4 iv



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL.................................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii KATA PENGANTAR............................................................................................iii DAFTAR ISI...........................................................................................................iv DAFTARGAMBAR...............................................................................................vi DAFTAR TABEL..................................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1 1.1 Latar Belakang.....................................................................................1 1.2 Perumusan Masalah.............................................................................6 1.3 Pertanyaan Penelitian...........................................................................7 1.4 Tujuan .................................................................................................7 1.5 Manfaat Penelitian...............................................................................8 1.6 Ruang Lingkup.....................................................................................8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................10 2.1.Landasan Teori..................................................................................10 2.2.Kerangka Konsep...............................................................................18 2.3.Penelitian Terkait...............................................................................18 BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................21 3.1 Kerangka Konsep...............................................................................21 3.2 Definisi Operasional...........................................................................22 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................23 3.4 Jenis Penelitian...................................................................................24 3.5 Populasi dan Sampel..........................................................................24 3.6 Teknik Pengambilan Sampel............................................................. 25 3.7 Instrumen Penelitian ..........................................................................27



5



3.8 Analisis data.......................................................................................28 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31 LAMPIRAN



vi6



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori...................................................................................17 Gambar 2.2 Kerangka Konsep...............................................................................21



vii 7



DAFTAR TABEL



Tabel 2.1 Penelitian Terkait .................................................................................17 Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................22 Tabel 3.3 Besar proporsi yang digunakan untuk besar sampel penelitian.............24



8 viii



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Informed Consent Lampiran 2 Lembar Checklist



1



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai(Pusat Data dan lnformasi & Rl, 2018). Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya(Kemenkes, 2019). Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet



2



(vertigo), jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan(Pusat Data dan lnformasi & Rl, 2018). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 menyebutkan 63 Juta lebih penduduk Indonesia menyandang Hipertensi. Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya Hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan(Kemenkes, 2019). Dalam menyikapi kejadian penyakit hipertensi ini, pemerintah Indonesia sudah banyak melakukan upaya untuk mengatasi kejadian hipertensi diantaranya adalah mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif (skrining), meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui kegiatan posbindu Penyakit tidak Menular (PTM), meningkatkan akses pasien terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi puskesmas untuk pengendalian PTM(Kementerian Kesehatan RI, 2012). Upaya menurunkan konsekuensi timbulnya penyakit hipertensi di butuhkan deteksi awal dan manajemen kesehatan yang efektif. Kegiatan



3



identifikasi faktor risiko diharapkan mampu mendeteksi kasus hipertensi secara efektif. Ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi kejadian hipertensi. Faktor risiko ini diklasifikasikan menjadi faktor yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, genetik, dan etnis. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah yaitu olahraga, obesitas, stress, kebiasaan merokok, pola makan makanan asin/garam, konsumsi alkohol, konsumsi kalium, konsumsi lemak dan konsumsi kafein. Berbagai penelitian telah membuktikan berbagai faktor risiko yang berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi(Anggraini, 2009) Hipertensi dapat dikontrol dengan gaya hidup sehat dan pengendalian faktor risiko. Kebiasaan merokok, rokok mengandung nikotin yang dapat meningkatkan hormone epinefrin/adrenaline yang bersifat memacu jantung untuk berkontraksi yang dapat merusak lapisan dinding pembuluh darah yaitu berupah plak/penebalan sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan lairan darah keotak akan terhambat yang akan lambat laun merusak jaringan otak karena kurangnya suplai oksigen, hasil pembakaran rokok berupa karbon monoksida (CO) yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen keorgan tubuh sehingga untuk memenuhi kebutuhan oksigen jantung bekerja lebih cepat untuk menggantikan oksigen yang akan disuplai ke jaringan tubuh sehingga dapat menigkatkan tekanan darah (Sartik, 2017) Dalam penelitian sebelumnya telah banyak membuktikan bahwa hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor-faktor. Dalam penelitian Sartik



4



(2017) hasil penelitian menunjukkan bahwa individu dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi, terdapat hubungan antara riwayat hipertensi keluarga dengan kejadian hipertensi. Masih menurut penelitian yang dilakukan oleh Sartik (2017), diketahui bahwa terdapat hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada penduduk Palembang dimana responden yang berusia >40 tahun lebih beresiko menderita hipertensi, artinya semakin tua umur semakin beresiko menderita hipertensi(Sartik, 2017). Menurut penelitian Maulidina menunjukan distribusi responden yang mengalami hipertensi yaitu sebanyak 72 orang (50,3%) dari 143 responden, dimana faktor penyebab kejadian hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor resiko seperti umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan(Maulidina, 2018). Berdasarkan penelitian Tirtasari didapatkan prevalensi penderita hipertensi sebesar 1.401 responden dari total 10.310 responden (13,59%), dimana mayoritas penderita hipertensi berasal dari kelompok usia 31-45 tahun. Oleh sebab itu diketahui bahwa faktor usia tetap menjadi faktor yang paling mempengaruhi terjadinya hipertensi dimana pada kelompok usia 31-45 tahun memiliki resiko 2,91 kali terkena hipertansi. Sehingga semakin bertambahnya usia, risiko hipertensi pun semakin meningkat. Faktor jenis kelamin juga memiliki pengaruh yang cukup besar. Hipertensi pada usia muda tidak dapat dipandang sebelah mata karena prevalensinya yang terus meningkat, sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan sejak dini(Tirtasari, 2019). Kemudian dalam penelitian yang dilakukan oleh Sarumaha mengenai



5



faktor resiko kejadian hipertensi pada usia dewasa muda menunjukan bahwa faktor resiko genetik mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kejadian hipertensi(Sarumaha, 2018). Unit Pelayanan Kesehatan kementerian Kesehatan berlokasi diJl. H. R. Rasuna Said Blok X5, No.Kav. 4-9, RT.1/RW.2, Kuningan, East Kuningan, Kuningan, Jakarta selatan, Jakarta. Jenis pasien yang dilayani adalah sebagian besar pegawai Kemenkes, pasien umum, serta pasien BPJS. Jam pelayanan di klinik Kemenkes dari Senin sampai kamis pukul 07.30 hingga16.00 dan Jumat pukul



07.30 sampai 16.30, Sabtu, Minggu dan tanggal merah tutup.



Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan diketahui pada tahun 2019 dari bulan januari sampai desember, penyakit hipertensi termasuk salah satu 10 besar diagnosis terbanyak. Pada tahun 2018, penyakit hipertensi menempati urutan ketiga setelah ISPA dan Dyspepsia dengan jumlah pasien yang berobat di Unit Pelayanan Kesehatan kementerian Kesehatan sebanyak 133 pasien dan pada tahun 2019 meningkat menjadi 166 pasien. Sementara itu pada tahun 2020 angka penderita hipertensi terus meningkat menjadi 211 pasien. Berdasarkan data laporan kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tersebut diatas, dimana hipertensi masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, dari data kesakitan 10 penyakit terbanyak yang ada di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Upaya yang telah dilakukan Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan untuk pencegahan hipertensi adalah dengan penyuluhan dalam gedung serta promosi kesehatan



6



seperti penyebaran leaflet hipertensi, mini X banner tentang hipertensi, senam serta pemberian obat anti hipertensi, namun ada beberapa faktor lain yang menjadi penyebab tingginya kasus kejadian hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan diantaranya adalah faktor gaya hidup, riwayat hipertensi, obesitas, usia dan tingkat pengetahuan. Sampai saat ini, hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi dan masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapatkan pengobatan maupun yang sudah diobati tekanan darahnya namun belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi. Di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tingginya prevalensi atau kasus hipertensi memberikan dampak kepada absensi karyawan penderita hipertensi seperti pusing dan vertigo (Unit Pelayanan Kesehatan kementrian Kesehatan, 2020). Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020”.



1.2.



Perumusan Masalah Jumlah kasus hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan dalam tiga tahun terakhir terus mengalami pengingkatan. Pada tahun 2018, penyakit hipertensi menempati urutan ketiga setelah ISPA dan Dyspepsia dengan jumlah pasien yang berobat diUnit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan sebanyak 133 pasien dan pada tahun 2019 naik



7



menjadi 166 pasien. Sementara itu pada tahun 2020 jumlah penderitanya terus meningkat menjadi 211 pasien. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui Gambaran Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020.



1.3.



Pertanyaan Penelitian



1. Apa saja faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020 2. Bagaimana gambaran kejadian hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020? 3. Bagaimana gambaran umur pada pasien di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020? 4. Bagaimana gambaran jenis kelamin pada pasien di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020? 5. Bagaimana gambaran obesitas (kegemukan) pada pasien di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020?



1.4.



Tujuan Penelitian



1.4.1. Tujuan Umum Mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020. 1.4.2. Tujuan Khusus



8



1.4.2.1.Mengetahui gambaran kejadian hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020. 1.4.2.2.Mengetahui gambaran umur pada pasien di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020. 1.4.2.3.Mengetahui gambaran jenis kelamin pada pasien di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020. 1.4.2.4.Mengetahui gambaran obesitas (kegemukan) pada pasien di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020.



1.5.



Manfaat Penelitian



1.5.1. Bagi Instansi Terkait Memberikan informasi untuk evaluasi dalam promosi kesehatan mengenai hipertensi pada masyarakat di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan. 1.5.2. Bagi Universitas Sebagai bahan bacaan khususnya di perpustakaan besar Universitas Esa Unggul yang diharapkan bermanfaat sebagai data awal dan referensi untuk penelitian lebih lanjut. 1.5.3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai sarana pengembangan diri dan penerapan pengetahuan yang diperoleh peneliti tentang metodologi penelitian, epidemiologi penyakit tidak menular khususnya penyakit hipertensi.



1.6.



Ruang Lingkup Penelitian



9



Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020”, penelitian yang akan dilakukan mulai dari Maret 2021 sampai dengan selesai. Penelitian dilaksanakan di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Jl. H. R. Rasuna Said Blok X5, No.Kav. 4-9, RT.1/RW.2, Kuningan, East Kuningan, Kuningan, Jakarta selatan, Jakarta. Penelitian ini dilakukan karena Jumlah kasus hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan dalam tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2018, penyakit hipertensi yaitu 133 pasien dan pada tahun 2019 naik menjadi 166 pasien. Sementara itu pada tahun 2020 jumlah kasusnya ada 211 pasien. Jenis penelitian yang dilakukan adalah



penelitian



kuantitatif,



dengan desain



cross



sectional



teknik



pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling. Sampel yang diambil adalah seluruh pasien yang terdiagnosa hipertensi yang terdaftar di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020.



10



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Landasan Teori 1. Hipertensi a.



Pengertian Hipertensi Menurut Benson tahun 2012 menyatakan tekanan darah yaitu jumlah gaya yang diberikan oleh darah di bagian dalam arteri saat darah dipompa ke seluruh sistem peredaran darah. Tekanan darah tidak pernah konstan, tekanan darah dapat berubah drastis dalam hitungan detik, menyesuaikan diri dengan tuntutan pada saat itu. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik yang menetap di atas atau sama dengan 140 mm Hg atau tekanan darah diastolik yang menetap di atas atau sama dengan 90 mm Hg. Tekanan darah seorang dewasa muda yang sehat yang telah duduk selama lima menit tidak lebih dari 120/80 mmHg (Benson, 2012).



b. Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi



tekanan



darah



menurut



WHO-ISH



(World



Health



Organization-International Society of Hypertension), dan ESH-ESC (European Society of Hypertension-European Society of Cardiology), 2014



11



Tabel : 2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII Klasifikasi



Tekanan



Darah Optimal Normal Tinggi-Normal Hipertensi Derajat 1 Hipertensi Derajat 2 Hipertensi Derajat 3



Tekanan



Sistolik



dan



Diastolik (mmHg) < 120 dan < 80 < 130 dan < 85 120- 139 atau 80-89 140- 159 atau 90- 99 > 160 atau > 100 > 180 atau> 110



Secara umum hipertensi menurut patofisiologi hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1) Hipetensi Essensial (Primer) Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik. sistem renin angiotensin, efek dari sekresi Na, obesitas. merokok. dan stress. Higga saat ini, penyebab hipertensi primer belum diketahui. 2) Hipertensi Sekunder disebabkan adanya penyakit lain, misalnya pada gangguan ginjal. penyempitan pembuluh darah terutama ginjal, tumor tertentu, atau gangguan hormon. Gangguan tersebut mengakibatkan gangguan aliran darah sehingga jantung harus bekerja lebih keras sehingga tekanan darah meningkat. Hingga saat ini, jumlah penderita hipertensi sekunder mencapai lebih dari 90 persen dari seluruh hipertensi (Benson, 2012).



c.



Patogenesis Hipertensi Tekanan darah arteri sistemik merupakan hasil perkalian total



12



resistensi/ tahanan perifer dengan curah jantung (cardiac output). Hasil Cardiac Output didapatkan melalui perkalian antara stroke volume (volume darah yang dipompa dari ventrikel jantung) dengan hearth rate (denyut jantung). Sistem otonom dan sirkulasi hormonal berfungsi untuk mempertahankan pengaturan tahanan perifer. Hipertensi merupakan suatu abnormalitas dari kedua faktor tersebut yang ditandai dengan adanya peningkatan curah jantung dan resistensi perifer yang juga meningkat (Kowalak, 2011). Tekanan darah yang meningkat secara terus-menerus pada pasien hipertensi dapat menyebabkan beban kerja jantung akan meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri. Agar kekuatan kontraksi jantung meningkat, ventrikel kiri mengalami hipertrofi sehingga kebutuhan oksigen dan beban kerja jantung juga meningkat. Dilatasi dan kegagalan jantung bisa terjadi, jika hipertrofi tidak dapat mempertahankan curah jantung yang memadai. Karena hipertensi memicu aterosklerosis arteri koronaria, maka jantung bisa mengalami gangguan lebih lanjut akibat aliran darah yang menurun menuju ke miokardium, sehingga timbul angina pektoris atau infark miokard. Hipertensi juga mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah yang semakin mempercepat proses aterosklerosis dan kerusakan organorgan vital seperti stroke, gagal ginjal, aneurisme dan cedera retina (Kowalak, 2011).



d. Faktor-Faktor resiko yang Mempengaruhi Hipertensi



13



1) Faktor Keturunan atau Gen (Herediter) Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu juga akan menyebabkan keluarga itu memiliki risiko untuk menderita penyakit hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraselular dan rendahnya rasio antara potassium terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70- 80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Rohaendi, 2016) Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sapitri tahun 2016, menunjukkan bahwa mayoritas responden hipertensi memiliki riwayat hipertensi keluarga sebanyak 71,8%. Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2 sampai 5 kali lipat.



2) Faktor Berat Badan (Obesitas atau Kegemukan) Obesitas merupakan keadaan kelebihan berat badan sebesar 20% atau lebih dari berat badan ideal. Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak remaja yang mengalami kegemukan cenderung mengalami hipertensi. Ada dugaan bahwa meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10% mengakibatkan kenaikan tekanan darah 7 mmHg (Mannan,



14



2012) Penyelidikan



epidemiologi



membuktikan



obesitas



merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi. Curah jantung dan volume darah pasien obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan penderita yang mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang setara. Akibat obesitas, para penderita



cenderung



menderita



penyakit



kardiovaskuler,



hipertensi dan diabetes mellitus (Aggie, 2012) Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sapitri tahun 2016 menunjukkan bahwa orang dengan obesitas (IMT>25) beresiko menderita hipertensi sebesar 6,47 kali dibanding dengan orang yang tidak obesitas.



3) Stres Stress diyakini memiliki hubungan dengan hipertensi. Hal ini diduga melalui aktivitas syaraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten. Disamping itu juga dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stress berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan patologis. Gejala yang akan muncul berupa hipertensi atau penyakit mag. Stress dapat meningkatkan tekanan darah untuk



15



sementara waktu dan bila stress sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali (Sugiyono, 2017).



4) Faktor Jenis Kelamin (Gender) Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria hampir sama dengan



wanita.



kardiovaskuler



Namun sebelum



wanita



terlindung



menopause.



Wanita



dari



penyakit



yang



belum



mengalami menopause dilindungi oleh hormon esterogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL) (Mannan, 2012). Menurut penelitian dari Sapitri tahun 2016, menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi. Jenis kelamin terbanyak pada lakilaki yaitu 56,4%.



5) Faktor Usia Pertambahan



usia



menyebabkan



adanya



perubahan



fisiologis dalam tubuh seperti penebalan dinding arteri akibat adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan mengalami penyempitan dan menjadi kaku dimulai saat usia 45 tahun. Selain itu juga terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik serta kurangnya sensitivitas baroreseptor (pengatur tekanan darah) dan peran ginjal aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun (Arif, 2013).



16



Menurut penelitian dari Febby Hendra tahun 2012 menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi. Hal ini disebabkan karena tekanan arterial yang meningkat



sesuai



dengan



bertambahnya



usia,



terjadinya



regurgitasi aorta, serta adanya proses degeneratif, yang lebih sering pada usia tua.



6) Faktor Asupan Garam Garam



merupakan



faktor



penting



dalam



pathogenesis



hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam rendah. Apabila asupan garam antara 5-15 g/hr prevalensi hipertensi meningkat menjadi 1520%.Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gr/hr yang setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hr. asupan natrium yang tinggi dapat menyebabkan tubuh meretensi cairan sehingga meningkatkan volume darah(Armilawaty, 2017)



7) Faktor Kebiasaan Merokok Hubungan antara merokok dengan peningkatan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler telah banyak dibuktikan. Selain dari lamanya merokok, risiko akibat merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap per hari. Seseorang



17



yang merokok lebih dari satu pak (15 batang) rokok sehari memiliki risiko 2 kali lebih rentan untuk menderita hipertensi dan penyakit



kardiovaskuler



merokok(Armilawaty, 2017)



daripada



mereka



yang



tidak



18



B. Kerangka Teori



Faktor faktor yang mempengaruhi Hipertensi:



1.1



Usia Jenis kelamin Keturunan Obesitas Asupan Garam Stress Kebiasaan Merokok



Hipertensi



Gambar 2.1 Kerangka Teori (Rohaendi, 2016); (Mannan, 2012); (Sugiyono, 2017); (Arif, 2013); (Armilawaty, 2017) C. Penelitian Terkait No 1



Judul Penulis Variabel Hasil Faktor-Faktor Siti Sri Rejeki umur, jenis kelamin, Hasil penelitian terdapat Yang (2020) obesitas, riwayat hubungan umur, obesitas, Berhubungan hipertensi riwayat hipertensi dengan Dengan Kejadian antara kejadian Hipertensi Pada Hipertensi Pada Pasien Pasien Usia 18Usia 18-45 Tahun Di 45 Tahun Di Puskesmas Kecamatan Puskesmas Kalideres Jakarta Barat Kecamatan Tahun 2020. Tidak ada Kalideres Jakarta hubungan jenis kelamin Barat Tahun dengan antara kejadian 2020 Hipertensi Pada Pasien Usia 18-45 Tahun Di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat Tahun 2020



2



Faktor-Faktor Unung Yang (2019) Berhubungan Dengan Kejadian



Yunani Umur, riwayat keluarga, jenis kelamin, merokok, aktivitas fisik dan



Hasil dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian



19



No



3



Judul Penulis Hipertensi Pada Pegawai Puslitbang Sumber Daya Dan Pelayanan Kesehatan Tahun 2019



Faktor-Faktor Nindi Yang (2019) Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Kecamatan Kalideres Tahun 2019



Variabel stres



Hasil hipertensi pada pegawai Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan hanyalah variabel dan riwayat keluarga (p value = 0,008). Sedangkan faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pegawai Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan diantaranya umur (p value = 0,051) jenis kelamin (p value = 0,599), merokok (p value = 0,389), aktivitas fisik (p value = 0,112) dan stres (p value = 0,359). Pratiwi Kegemukan Hasil analisis uji chi (obesitas), olahraga, square menunjukkan merokok, genetik, bahwa adanya hubungan jenis kelamin dan yang signifikan antara usia kegemukan (obesitas) dengan kejadian hipertensi p=0,012, uji chi square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara olahraga dengan kejadian hipertensi p=0,029, uji chi square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara merokok dengan kejadian hipertensi p=0,004, uji chi square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara genetik dengan kejadian hipertensi p=0,000, uji chi square menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan



20



No



Judul



Penulis



Variabel



Hasil kejadian hipertensi p=0,707 > 0,05, uji chi square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian hipertensi p=0,000.



21



BAB III METODE PENELITIAN



3.1 Kerangka Konsep Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020. Adapun variabel yang digunakan berasal dari data sekunder rekam medik pasien yaitu umur , jenis kelamin, dan obesitas. Hal ini dikarenakan kondisi pandemic covid-19 yang tidak memungkinkan peneliti untuk melakukan pengambilan data primer pada pasien. Maka dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian sebagai berikut:



Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian



Variabel Independen



Umur Jenis kelamin Obesitas



Variabel Dependen



Hipertensi



22



3.2 Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Variabel Kejadian hipertensi



Umur



Jenis kelamin



Obesitas (kegemukan)



Definisi Operasional Keadaan peningkatan tekanan darah responden berdasarkan data rekam medis pasien Unit Pelayanan Kesehatan kementrian Kesehatan tahun 2020 Umur responden yang tercatat di rekam medik periode januari sampai dengan Desember202 0 Jenis kelamin responden yang tercatat di rekam medik periode januari sampai dengan Desember202 0 Keadaan dimana terjadi penimbunan lemak



Cara ukur Melihat data rekam medis 2020



Alat Ukur Lembar checklist, Data rekam medis 2020



Hasil Ukur



Skala Ukur 0 = Hipertensi Ordinal jika tekanan darah ≥ 140/90mmHg 1= Tidak Hipertensi jika tekanan darah < 140/90mmHg (JNC VII, 2003)



Melihat Lembar data rekam checklist, medis 2020 Data rekam medis 2020



0 = Berisiko jika umur pasien> 30 tahun 1 = Tidak Berisiko jika umur pasien≤ 30 tahun (Pikir et al, 2015)



Ordinal



Melihat Lembar data rekam checklist, medis 2020 Data rekam medis 2020



0 = Laki-laki 1 = Perempuan



Ordinal



Melihat Lembar data rekam checklist, medis 2020 Data rekam medis 2020



0=Obesitas jika IMT > 25 1 = Tidak Obesitas jika jika IMT ≤ 25



Ordinal



23



berlebih di dalam jaringan tubuh responden yang dihitung dari perbandingan antara berat badan (dalam kilogram) dibagidengan kuadrattinggi badan (dalammeter) responden



(Kementrian Kesehatan RI, 2013)



3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Adapun penelitian ini dilakukan di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Jl. H. R. Rasuna Said Blok X5, No.Kav. 4-9, RT.1/RW.2, Kuningan, East Kuningan, Kuningan, Jakarta selatan, Jakarta dari bulan Maret 2021 hingga selesai.



3.4 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan Kuantitatif dan desain Cross sectional (potong lintang) yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan korelasi secara bersamaan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah, Umur, jenis kelamin dan obesitas dan variabel dependen adalah hipertensi.



24



3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah Semua pasien yang terdiagnosis Hipertensi yang tercatat di rekam medis periode januari sampai dengan Desember 2020. 3.5.2 Sampel Besar sampel yang digunakan sesuai dengan rumus besar sampel yang sesuai rancangan penelitian rumus sampel uji dua proporsi, yaitu : 2



n=



(Z 1−∝/2 √ 2 P ( 1−P ) +Z 1−β √ P 1 ( 1−P 1 )+ P 2(1−P 2)) ( P 1−P 2)2



Keterangan : N



: Besar Sampel



Z1-α/2



: Derajat Kemaknaan (95%)= 1,96



Z1-β



: Kekuatan Uji pada 1-β= 80% = 0,84



P



: Rata-Rata Proporsi pada Populasi = (P1+P2):2



P1



: Proporsi subjek sakit pada yang terpajan.



P2



: Proporsi subjek sakit pada yang tidak terpajan.



Tabel 3.2 Besar proporsi yang digunakan untuk besar sampel penelitian Variabel Umur Jenis kelamin Obesitas



P1 0,31 0,74 0,86



P2 0,06 0,51 0,43



N 24 96 38



Sumber (Sartik, 2017) (Yogaswara, 2018) (Yogaswara, 2018)



Berdasarkan perhitungan sampel diperoleh sampel minimal untuk penelitian ini adalah 96. Kemudian jumlah sampel dikalikan dua dan



25



ditambahkan 10% dari jumlah sampel sehingga didapatkan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 211 orang.



3.6 Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple total sampling karena jumlah hitung sampel sama dengan jumlah populasi.



3.7 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini berdasarkan variabel independen adalah Umur, jenis kelamin, dan obesitas dan variabel dependen adalah kejadian hipertensi. a. Kejadian hipertensi Keadaan peningkatan tekanan darah responden yang diukur oleh tenaga medis berdasarkan lembar observasi/pengkajian yang ada dalam rekam medis pasien pada tahun 2020 dengan alat ukur lembar checklist yang diketahui. 0 = Hipertensi jika tekanan darah ≥ 140/90 mmHg 1= Tidak Hipertensi jika tekanan darah < 140/90 mmHg (JNC VII, 2003) b. Umur Untuk mengukur satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau mahluk, sampel diukur sejak dia lahir sampai berdasarkan ulang tahun terakhir berdasarkan lembar observasi/pengkajian yang ada dalam rekam medis pasien pada tahun 2020 dengan alat ukur



26



lembar checklist yang diketahui 0 = Berisiko jika umur pasien> 30 tahun 1 = Tidak Berisiko jika umur pasien≤ 30 tahun (Pikir et al, 2015) c. Jenis kelamin Untuk mengetahui perbedaan biologis sejak seseorang lahir yang sudah ditentukan



pada



saat



konsepsinya



berdasarkan



lembar



observasi/pengkajian yang ada dalam rekam medis pasien pada tahun 2020 dengan alat ukur lembar checklist yang diketahui 0 = Laki-laki 1 = Perempuan d. Obesitas Keadaan dimana terjadi penimbunan lemak berlebih di dalam jaringan tubuh responden yang dihitung dari perbandingan antara berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalammeter) responden berdasarkan lembar observasi/pengkajian yang ada dalam rekam medis pasien pada tahun 2020 dengan alat ukur lembar checklist yang diketahui 0=Obesitas jika IMT > 25 1 = Tidak Obesitas jika jika IMT ≤ 25 (Kementerian Kesehatan RI, 2013)



27



3.8



Metode Analisis Data Univariat Analisis univariat dilakukan guna melihat tampilan statistik deskriptif yang akan menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi setiap variabel penelitian. Pada tahap ini data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis dengan perangkat lunak statistik komputer (Budiharto, 2010) Analisa ini digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel bebas dan terikat yang bertujuan untuk melihat variasi masing-masing variabel tersebut.



28



DAFTAR PUSTAKA



Arif, D. (2013). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Pusling Desa Klumpit UPT Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus. Armilawaty HA, dan Ridwan A. (2017). Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS Bieclecka-Dabrowa A; Aronow WS; Rysz J dan Banach M. (2011). The rise and fall of hyperension: lessons learned from Easten Eurpoe. Current Cardiovaskular Risk Reports, 5(2), 174-179 BIP PT. Bhuana Ilmu Populer Casey, Aggie.(2012). Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: Depkes.



(2013).



Jakarta:



Riset



Kesehatan



Dasar



http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas %202013.pdf Depkes.



(2014).



Jakarta:



Profile



Kesehatan



Indonesia



Tahun



2013.



http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profilkesehatanindone sia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf Haendra, F. (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012 Kementrian Kesehatan RI. (2014).



Info Datin



Jakarta: Pusat Data dan



Informasi Kementerian Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI. (2015). Situasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Pusat Data dan



Informasi



kementrian



Kesehatan



29



RIhttp://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatink erja.pdf Mannan, Hasrin., Wahiduddin., Rismayanti



(2013). Faktor Risiko Kejadian



Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala Kabupaten Jeneponto tahun 2012. http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5745. Diakses pada 24 Februari 2017 Mannan. (2012). Faktor Risiko Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Rehanun. (2014). Hubungan Kebiasan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi Pada Sopir Angkutan Di Wilayah Ungaran Kabupaten Semarang. (Skripsi). Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluuo Ungaran. http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3870.pdf Rohaendi. 2016. Treatment Of High Blood Pressure. Jakarta: Gramedia Pustaka Sugiyono, A. (2017). Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: PT. Intisari Mediatama Suprihatin, Anggun. (2016). Hubungan Antara Kebiasaan Merokok, Aktivitas Fisik, Riwayat Keluarga dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nguter. [Skripsi]. : Surakarta : Universitas Muhammadiyah Utama Walyani, E. S. (2015) Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan (1st ed.). Yogyakarta: Pustaka Barupess. World Health Organization (WHO). (2015). New data highlight increases in hypertension,diabetes,incidencen.www.who.int/entity/cardiovascular_disease s/publicati ons/global_brief_hypertension/en



30



www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/...hipe rtensi.pdf Yogaswara, Y. M. (2018). Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di RT 11 Desa Pantai Hurip Kabupaten Bekasi Tahun 2018. Universitas Esa Unggul



31



INFORMED CONSENT PERNYATAAN TERTULIS SETELAH PENJELASAN



Saya Nur Auliah, mahasiswa Ilmu – Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Jakarta sedang melakukan penelitian tentang “Gambaran Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi di Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2020”. Saya berharap saudara/i bersedia menjadi responden penelitian saya ini. Setiap jawaban akan dijaga kerahasiaannya. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan sesuatu yang berdampak negatif terhadap responden maupun institusi. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan partisipasi Saudara/i dalam penelitian ini dan atas kesediaan serta bantuannya dihanturkan terimakasih. Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa bersedia dengan sadar dan tanpa paksaan untuk menjadi responden.



Jakarta, 30 April2021



Peneliti



(..........................)



Responden



(............................)



32



Lembar Checklist



33



N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30



Nama



Usia



Jenis kelami n



Obesitas IMT



Ya



Tidak



34



31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57