Proposal Survei Air Tanah VES [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ali
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Proposal Penawaran Survei Eksplorasi Air Tanah Metode Geolistrik 1D (Vertical Electrical Sounding)



I.



Pendahuluan



Metode geofisika dapat menentukan kedalaman dan ketebalan perlapisan akuifer suatu lokasi dan penentuan titik pemboran. Salah satu metode yang digunakan adalah metode Geolistrik 1D (Vertical Electrical Sounding). Kondisi bawah permukaan yang dideteksi adalah penyebaran variasi resistivitas yang dikaitkan dengan variasi geologi di daerah tersebut. Penggunaan metode geolistrik dalam eksplorasi air tanah merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan. Ilmu Geofisika banyak berperan dalam mendeteksi dan menduga kondisi bawah permukaan suatu tempat. Pengukuran dengan metode resistivity digunakan untuk mengetahui harga resistivitas batuan dengan cara mengalirkan arus listrik melalui 2 buah elektroda arus dan mengukur beda potensial yang timbul pada dua buah elektroda potensial. Penentuan lapisan batuan ke arah vertikal berdasarkan harga resistivitas dilakukan dengan metode Resistivity Sounding, sedangkan untuk mengetahui penyebarannya dilakukan dengan metode Resistivitas Mapping. Resistivitas batuan sangat bervariasi dan ditentukan oleh porositas, kandungan air, dan kualitas airnya. Batuan yang jenuh air akan mempunyai resistivitas yang lebih rendah daripada batuan yang kering. Makin tinggi salinitas air yang menjenuhi batuan akan makin rendah resistivitasnya .



II.



Tujuan



Pengukuran resistivitas ini dimaksudkan untuk mengetahui resistivitas pada lapisan batuan yang relatif dangkal (kurang dari 200m). Penerapannya di bidang eksplorasi dapat digunakan pada berbagai aplikasi, diantaranya adalah; penentuan reservoar air tanah, penentuan batuan induk, memetakan panas bumi dangkal, dan pencarian bijih-bijih mineral (sulfida).



III.



Metodologi



Metode resistivitas merupakan metode geofisika yang melakukan pengukuran resistivitas suatu medium. Resistivitas medium ini diperoleh dengan persamaan (Telford dkk.,1976),



V  Dimana,



I k



ρ



= resistivitas medium



∆V



= beda potensial yang terukur



I



= kuat arus yang terukur



K = faktor geometri yang tergantung dari susunan konfigurasi elektroda yang digunakan.



P1



P2



a b C1



C2 Gambar 1. Susunan elektroda konfigurasi Schlumberger



Pengukuran langsung yang dilakukan di lapangan berupa pengukuran beda potensial (∆V) dan kuat arus listrik (I). Sedangkan untuk faktor geometri (K) dihitung berdasarkan konfigurasi yang digunakan. Dalam survei ini, metode resistivitas sounding menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger. Geolistrik 1D – Vertical Electrical Sounding: • •



Tujuannya adalah mengetahui harga resistivitas pada titik-sounding sebagai fungsi kedalaman. Dilakukan dengan cara melakukan pengukuran resistivitas pada suatu titiksounding dengan mengubah jarak elektroda arus. Jarak elektroda arus makin besar berarti "daya tembus" arus listriknya makin dalam, sehingga harga resistivitas yang terukur makin dipengaruhi oleh medium yang makin dalam.



• •



Dibuat grafik hubungan antara resistivitas yang terukur dengan jarak elektroda arus. Interpretasi model perlapisan dari kurva resistivitas fungsi jarak elektroda.



Metode Pengumpulan Data Data yang dicatat dalam survei metode resistivitas adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.



Waktu : meliputi hari, tanggal, dan jam. Data resistivitas : Titik pengukuran, Arus, Tahanan. Posisi stasiun pengamatan Kondisi cuaca dan topografi



Konfigurasi yang paling efektif diaplikasikan adalah konfigurasi Schlumberger dan Wenner, karena keduanya memiliki unsur keefektifan yang baik di lapangan. Untuk pengukuran geolistrik yang dalam (>> 500meter) tentunya diperlukan bentangan kabel yang sangat panjang.



Pengolahan Data dan Metode Interpretasi Secara garis besar, survei metode vertical electrical sounding dapat diberikan dalam diagram alir sebagai berikut



Gambar 2. Diagram alir survei metode resistivitas-Vertical Electrical Sounding



Data hasil pengukuran di lapangan adalah arus listrik I (mA), beda potensial (V), dan keterangan konfigurasi yang digunakan. Selanjutnya dilakukan perhitungan harga resistivitas semu pada tiap-tiap lintasan/titik. . Pengolahan data resistivitas secara umum dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan kurva standard atau dapat pula digunakan software Resix atau Progress III. Untuk memperoleh hasil interpretasi yang baik , diperlukan data lapangan yang baik (sedikit kesalahan). Data lapangan yang baik dapat diperoleh bila pengumpulan data memperhatikan hal-hal berikut : 1. Kurva standard ("master curves'), dihitung dengan pengandaian bahwa lapisanlapisan mendatar (horisontal). Dalam prakteknya, di lapangan sangat jarang dijumpai lapisan yang betul-betul mendatar. Kemiringan lebih besar dari 150 akan mulai banyak menimbulkan kesalahan pada interpretasinya. Untuk mengurangi kesalahan karena ha1 tersebut dianjurkan ontuk membuat bentangan sejajar dengan jurus (strike) dari lapisan (geologi). 2. Kurva standard ("master curves"), dihitung dengan pengandaian tidak ada ketidak homogenan lateral (setiap perlapisan dianggap honogen isotrop). 3. Adanya ke-tidak homogenan lateral menimbulkan data yang banyak kesalahan dalam interpretasinya. Dalam ha1 ini susunan elektroda Schlumberger lebih baik terhadap susunan elektroda Wenner. Pada susunan elektroda Schlumberger ketidak homogenan lateral akan terlihat pada saat pengukuran dilakukan dengan jarak elektroda arus tetap, sedang elektroda potensial pindah (pindah-pot.). Ketidak-homogenan ini juga dapat terlihat bila dalam susunan elektroda ditambahkan elektroda tengah ( susunan Lee). 4. Kurva standard diturunkan dengan mengandaikan arus yang dimasukkan adalah arus searah, sehingga tidak diperhatikan hal-ha1 seperti "skin effect”, kopling antara kabel dan beda fase antara arus dan tegangan. Bila digunakan arus bolakbalik dengan frekuensi rendah, pendekatan dengan arus searah masih diperbolehkan. 5. Di lapangan harus dilakukan penggambaran kurva hubungan antara resistivitas semu dan setengah jarak elektroda (dalam skala log-log) sebagai "field-curve" sehingga bila terjadi kesalahan pengukuran dapat segera diperbaiki . 6. Orientasi geologi sangat penting pada saat awal sebelum menentukan titik sounding dan arah bentangannya. Termasuk sebagai pertimbangan dalam pengambilan titik dan bentangan sounding adalah kenampakan permukaan seperti adanya sungai, jurang (cliff), tebing, atau sesuatu yang dibuat oleh manusia seperti jalur listrik, pipa ledeng, pagar besi, dll.



IV.



Paket Layanan



Untuk Survei Eksplorasi Air Tanah Dengan Metode VES Konfigurasi Schlumberger ini kami tawarkan dengan skema biaya: No



Jenis Pekerjaan



Satuan



Volume



Harga Satuan (Rp)



Jumlah (Rp)



1



Survei VES (Vertical Electrical Sounding)



Titik



15



1,500,000



22,500,000



(Biaya tersebut tidak termasuk mobilisasi-demobilisasi, akomodasi, logistik, penginapan, transportasi lokal, dan tenaga lokal) Jumlah titik yang tertera adalah jumlah minimum untuk setiap paket pekerjaan. Apabila jumlah titik kurang dari 15, maka harga akan disesuaikan. Panjang total bentangan kabel untuk masing-masing titik pengukuran VES adalah 500 meter dengan konfigurasi Schlumberger dan penetrasi kedalaman hingga 100 meter. Jumlah anggota tim yang akan berangkat untuk 1 tim dari Yogyakarta adalah 3 orang.



Contoh Hasil : Contoh Data : Pengukuran titik vertical electrical sounding dengan konfigurasi Schlumberger, panjang bentangan 250meter. Pengolahan data menggunakan sofware Progress III yang menghasilkan kurva resistivitas batuan terhadap kedalaman. Kemudian diinterpretasi langsung dengan menghubungkan kondisi batuan sekitar.



Model Geologi



Soil Akuifer air Batupasir



Gambar 3. Hasil vertical electrical sounding menggunakan software Progress III



Contoh Korelasi Model Dari hasil interpretasi masing-masing titik sebagaimana di atas, lalu dilakukan korelasi antar titik yang berada dalam satu garis atau yang mendekatinya. Berikut adalah salah satu contoh hasil interpretasi dalam bentuk profil lintasan yang terdiri dari beberapa titik.



Gambar 4. Contoh hasil interpretasi korelasi antar titik dalam satu lintasan.



Gambar 5. Contoh lainnya korelasi antar titik dalam satu lintasan



Gambar 6. Contoh korelasi 3D dari seluruh titik data



Partner kami : Instansi



Metode



Target



Tahun



LIPI Karangsambung



Geolistrik 1D



Akuifer air tanah



2018



PDAM Gunung Kidul



Geolistrik 1D



Akuifer air tanah



2018



Ademos Indonesia



Geolistrik 1D



Akuifer air tanah



2018



Komunitas Sedekah Air



Geolistrik 1D



Akuifer air tanah



2018



Pertamina WMO



Geolistrik 1D



Akuifer air tanah



2019



Citra Borneo Indah



Geolistrik 1D



Akuifer air tanah



2019



Dinas PU Pacitan



Geolistrik 2D



Zona gelincir (longsor)



2017



Hokkaido University



Seismik Refraksi



Penelitian floating sediment



2018



CV. Aneka SDA



Geolistrik 2D



Eksplorasi tambang andesit



2019



Dinas PU Ponorogo



Geolistrik 2D



Zona gelincir (longsor)



2019



Universitas Padjajaran



Gravitasi



Penelitian (disertasi) Geologi



2019



Geolistrik 2D



Eksplorasi tambang batugamping



2019



PT. SMM