5 0 4 MB
PROPOSAL PENGEMBANGBAN TEACHING FACTORY
2017
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI TANJUNGSARI Jl.Raya Kertosari No 51 B Kec. Tanjungsari Kab. Lampung Selatan E-mail: [email protected]
SMK Ne ge ri Ta njungsa ri
1
PROPOSAL PENGEMBANGBAN TEACHING FACTORY
2017
IDENTITAS SEKOLAH
NAMA SEKOLAH
: SMK NEGERI Tanjungsari
ALAMAT SEKOLAH
: Jln Raya Kertosari No 51 B Kec Tanjungsari Kab/Kota Lampung Selatan Propinsi Lampung
Web
: www.smkntjsari.sch.id
Email
: [email protected]
Nama Kepala Sekolah
: Drs. Ifraim Azis, MM
Telepon/Fax
: 081369367392
Web/E-mail
: [email protected]
Program Keahlian
: 1. Teknik Sepeda Motor 2. Teknik Komputer dan Jaringan 3. Akuntasni
Tanjungsari, 20 Mei 2017 Kepala Sekolah
Drs. Ifraim Azis,M.M NIP. 19690105 200012 1 002
SMK NEGERI 1 Belitang Madang Raya
ii 2
LEMBAR PENGESAHAN
Pengembangan Teaching Factory SMK Negeri Tanjungsari Tahun 2017 .
Disetujui dan disahkan oleh :
Tanjungsari, 20 Maret 2017 Ketua Komite Sekolah
KAOLAN,S.Pd,M.M
SMK NEGERI TANJUNG SARI
Kepala Sekolah
Drs. IFRAIM AZIS, MM NIP. 19690105 200012 1 002
3 3
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya yang melimpahkan kemampuan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Proposal Pengembangan Teaching Factory
Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dan
Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri Tanjungsari. Penyusunan proposal ini di buat sebagai upaya menindaklanjuti Program Direkrotart Pembinaan SMK dan ditunjuknya SMK Negeri Tanjungsari sebagai salah satu SMK Peneriman Program Pengembangan Teaching Factory. Proposal ini berisikan tentang rencana Pengembangan Teaching Factory SMK Negeri Tanjungsari Tahun 2017 Kami berharap proposal ini dapat di terima dan selanjutnya diwujudkan menjadi kenyataan di lapangan. Kami sadar bahwa dalam pembuatan proposal ini banyak sekali pihak yang terlibat yang tidak dapat di tuliskan satu persatu, untuk itu kami pihak SMK Negeri Tanjungsari mengucapkan terima k asih, Semoga Allah SWT. dapat meridhoi da n memberkahi usaha kita serta dapat membalasnya. Amiin..
Tanjungsari, 20 Mei 2017 Kepala Sekolah
Drs. Ifraim Azis,M.M NIP. 19690105 200012 1 002
4
DAFTAR ISI Halaman COVER ............................................................................................................ IDENTITAS SEKOLAH .................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ KATA PENGANTAR ................ ....................................................................... DAFTAR ISI ....................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. A. Latar Belakang ......................................................................................... B. Maksud dan Tujuan.................................................................................. C. Rencana Pelaksanaan................................................................................ D. Tim Pelaksana ..........................................................................................
i ii iii iv v 6 6 8 8 8
BAB II PELAKSANA PROGRAM ............................................................. 10 A. Manajemen dan Strategi Pelaksanaan ..................................................... 10 B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ................................................................... 16 BAB III EVALUASI PELAKSANAAN......................................................
17
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 18 LAMPIRAN-LAMPIRAN
SMK NEGERI TANJUNG SARI
5
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan Menengah Kejuruan sedang dihadapkan pada pemasalahan yang serius
yaitu
belum
terserapnya
secara
optimal
lulusan
sekolah
menengah kejuruan oleh dunia usaha dan dunia industri. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 Bab 2 pasal 3 sudah diamanatkan bahwa
Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa kehidupan
yang
bermartabat
dalam
rangka
mencerdaskan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Merujuk pada fungsi pendidikan diatas, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Demikian juga halnya dengan pendidikan di Lampung Selatan yang masih perlu pembenahan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan (Pemda, Orang Tua, Masyarakat, Dunia usaha dunia industri dan Instansi Pendidikan / sekolah) harus berperan aktif
dalam meningkatkan kualitas dan
juga
kuantitas. Upaya
pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang dihasilkan benar – benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia global. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa SMK adalah lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten dibidangnya harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatkan sumber daya manusia (skill / keahlian) harus menjadi
prioritas Rendahnya
utama
dalam
rangka
meningkatkan
kualitas
lulusannya.
kualitas lulusan sekolah kejuruan dapat berakibat produktifitas tenaga kerja terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat lembaga pendidikan kejuruan tidak siap dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Seharusnya Sebagai lembaga pendidikan yang mendidik calon tenaga kerja, keunggulan yang dikembangkan oleh sekolah menengah kejuruan diutamakan pada keunggulan skill Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mencapai hal tersebut SMK harus memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan yang berorientasi pada peningkatan tamatan yang benar-benar profesional, memiliki etos kerja, disiplin dan tetap menjunjung tinggi serta berakar pada budaya bangsa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai untuk meningkatkan hal tersebut adalah pendidikan yang berorentasi pada dunia industri dengan penekanan pada pendekatan pembelajaran dan didukung oleh kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dunia industri yang merupakan sasaran dari proses dan hasil pembelajaran sekolah menengah kejuruan mempunyai karakter dan nuansa tersendiri. Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan dalam proses pembelajaran harus bisa membuat pendekatan pembelajaraan yang tepat dan sesuai dengan keinginan dunia industri. Salah satu model pendidikan yang cocok adalah dengan menerapkan teaching factory dalam proses belajar di SMK. Teaching
Factory
adalah
suatu
konsep pembelajaran
dalam
suasana
sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi inovatif
dan
praktek produktif
pembelajaran yang
merupakan konsep metode pendidikan yang
berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia
industri. Program Teaching Factory
(TEFA)
merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan
prosedur
dan
standar
bekerja
yang
sesungguhnya
untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/ konsumen. Dalam
pengertian sederhana teaching factory adalah pembelajaran berorientasi bisnis dan
produksi. Proses penerapan program teaching factory
adalah dengan
memadukan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misalnya : pada kompetensi keahlian Pemasaran melalui kegiatan usaha dagang dan Usaha jasa . Sebagai perwujudan nyata untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK di Lampung Selatan maka sejak tahun 2016/2017 SMKN Tanjungsari berupaya menerapkan konsep teaching factory dalam pembelajaran di sekolah melalui kegiatan usaha dagang melalui
kegiatan praktek
yang
telah
ada
dan
melalui
kegiatan
pembelajaran. Untuk mendukung program ini, SMK Negeri Tanjungsari bermitra dengan CV. Linux Lampung, klinik Centro dan TRI Motor Lampung sebagai mitra dalam menunjang keberhasilan Program Teaching Factory. Program Teaching Factory merupakan langkah positif yang ditawarkan pihak SMKN Tanjungsari kepada siswa dan orang tua murid guna mengembangkan jiwa enterpreneur, dengan harapan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) mampu menjadi aset daerah. B. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan pengembangan teaching factory adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kompetensi lulusan SMK 2. Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah 3. Meningkatkan jiwa enterpreneurship lulusan SMK 4. Menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang memiliki nilai tambah 5. Meningkatkan sumber pendapatan sekolah 6. Meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha dunia industri yang relevan C. Rencana Pelaksanaan Rencana pelaksanaan kegiatan Teaching factory SMK Negeri Tanjungsari adalah sebagai berikut : 1. Menyusun proposal pengembangan teaching factory 2. Membentuk manajemen teaching factory 3. Melakukan studi banding 4. Melakukan rehab tempat pelaksaan teaching factory
5. Melengkapi peralatan teaching factory 6. Melakukan uji coba pelaksanaan teaching factory 7. Melakukan produksi pelaksanaan teaching factory 8. Melakukan promosi D. Tim Pelaksana Tim pelaksana kegiatan teaching factory di SMK Negeri Tanjung Sari adalah sebagai berikut: 1.
Penanggungjawab
: Kepala SMK Negeri Tanjungsari Drs. Ifraim Azis, MM
2.
Ketua
: Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Riyanto Heri Puspito, S.Si
3.
Sekretaris
: Sumar Priyantono, S.Pd
4.
Bendahara
: Dini Indah Permatasari, S.Pd
5.
Bidang-Bidang
:
a. Bidang Usaha Dagang
: 1. Khoirudin, S.Si, M.Ti 2. Fajar Fauzi Nur, S.T 3. Ns. Yulianti, S.Kep 4. Sukiran, S.Pd
b. Bidang Usaha Jasa
: 1. Eka Septi Nurlia, S.Kom 2. Novita Rochmadeni, S.Pd 3. Kadek Ceria Sukma Putri, S.Pd 4. Ariyani, A.Md.Keb
c. Bidang Promosi
: 1. Nursidik, S.T 2. Dra. Nanik Sulistyowati 3. Richi Arif Pratama Saputra, S.Kom
d. Bidang Sarana/Prasarana
: 1. Alloysius Suparjo, S.Pd 2. Rendy Fatridal, S.T, M.TI
BAB II PELAKSANAAN PROGRAM
A. Mekanisme/Strategi Pelaksanaan -
Manajemen Sebagai tahap awal untuk pelaksanaan program teaching factory di SMKN Tanjung Sari membentuk team pelaksana program teaching factory yang melibatkan : 1. Kepala Sekolah, bertanggungjawab atas keterlaksanaan kegiatan teaching factory 2. Guru-Guru Kompetensi Keahlian bertanggungjawab terhadap proses pelaksanaan dan pembinaan terhadap siswa dalam pelaksanaan kegiatan teaching factory 3. Siswa Kompetensi Keahlian, merupakan pelaksana kegiatan teaching factory 4. Dunia Usaha Dunia Industri, merupakan mitra dalam melaksanakan kegiatan teaching facory Team ini bekerja dari mulai mencari informasi tentang pelaksanaan program teaching factory melalui kegiatan study literature dan observasi ke beberapa sekolah yang telah
melaksanakan program itu. Setelah mendapatkan
beberapa informasi dan penjelasan team menyusun proposal permohonan untuk mendapatkan program teaching factory. Selanjutnya sebagai langkah persiapan pelaksanaan program teaching SMK NEGERI TANJUNG SARI
10
factory team bekerja mengadakan sosialisasi kepada jajaran dewan guru, para siswa dan orangtua/wali murid. Melalui tahapan sosialisasi diharapkan semua steak holder mendapatkan pemahaman tentang pengertian teaching factory, manfaat teaching factory dan bagaimana sistem pengelolaannya. Diharapkan dengan tahap sosialisasi ini mereka memiliki motivasi bahwa teaching factory sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas lulusan SMKN Tanjung Sari, dengan demikian semua steak holder secara bersamasama termotivasi untuk dapat melaksanakan program teaching factory. Tahapan
selanjutnya
setelah
team
melaksanakan
kegiatan
sosialisasi langkah berikutnya team menyusun perencanaan-perencanaan pelaksanaan program teaching factory yang menyentuh untuk kepentingan guru dan kepentingan siswa. Hal itu perlu dilaksanakan karena teaching factory merupakan model
pembelajaran yang pada prinsipnya perpaduan
antara competensi based training (PBT). Dengan
demikian untuk
(CBT) dan
production based training
semua guru mata pelajaran diharapkan
mengintegrasikan teaching factory
pada perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran sehingga seluruh mata pelajaran dapat saling mendukung dan menunjang bahwa teaching factory merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas kompetensi siswa khususnya pada kompetensi skill. Bagi guru-guru produktif
penekanan
pembelajarannya siswa harus lebih banyak mendapatkan alokasi waktu untuk kegiatan praktik, karena esensi program teaching factory berada pada intensitas dan kapasitas siswa melakukan praktek baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan industri. Dengan demikian siswa betul-betul dibentuk dan dilatih segi kompetensi skillnya, etos kerjanya, disiplin kerja, budaya kerja. Secara intensif kegiatan itu dilakukan dan berulang sehingga kualitas lulusan sesuai dengan harapan dunia industri sehingga lulusannya akan mudah diserap oleh dunia kerja. Selama pelaksanaan program teaching factory agar tidak menyimpang dari indikator-indikator tujuan kegiatan teaching factory perlu ada pengawasan. Pengawasan
dilakukan
oleh
kepala
sekolah
dan
oleh
ketua
team
pengembang untuk mengukur sudah seberapa banyak pelaksanaan program teaching factory telah dicapai, dan berapa banyak pula program teaching
factory yang belum dilaksanakan. Evaluasi ini dengan tujuan berapa persen tingkat
ketercapaian
tujuan
program
teaching
factory
yang
telah
dilaksanakan, selanjutnya untuk mengetahui kendala-kendala yang muncul selama kegiatan berlangsung. Sebagai tindak lanjut kegiatan evaluasi perlu ada
kajian prediksi serta solusi terhadap kendala-kendala yang
menghambat terlaksananya program teaching factory beberapa waktu
yang akan
sehingga pada
datang program teaching factory
di SMKN
Tanjung Sari dapat dilaksanakan secara utuh sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kegiatan
pelaksanaan program teaching factory
selanjutnya
team
pengembang membuat
di SMKN Tanjung
laporan,
sebagai
Sari
bentuk
pertanggung jawaban karena program ini adalah program yang diamanatkan oleh direktorat PSMK kepada SMKN Tanjung Sari.
-
Tempat Praktik Siswa Untuk meningkatkan kompetensi siswa, teaching factory merupakan sarana untuk praktik peserta didik dalam proses pembelajaran, dengan melibatkan siswa dimulai dari proses perencanaan, produksi sampai dengan pemasaran. Sebagai pendukung pelaksanaan program teaching factory
di SMKN
Tanjung Sari, telah diadakan MOU (Memorandum of Understanding) dengan beberapa mitra dunia industri sebagai berikut: a. Klinik Kesehatan Centro b. Astra Honda Motor c. Daihatsu Motor d. Zekly Motor e. Abadi Motor f. Raja Komputer g. PT. Data Network Setiawan h. PT. Labinta i. CV. Linux Lampung -
Pola Pembelajaran
Teaching factory
merupakan salah satu model
pembelajaran sehingga
seluruh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajarannya harus merujuk dan
mengaju kepada indikator-indikator teaching factory
sebagai model
pembelajaran. Intinya bahwa model pembelajaran teaching factory guru bersama siswa harus bisa memadukan model pembelajaran secara serasi antara competensi based training (CBT) dan production based training (PBT). Para
siswa setelah mendapat pembekalan dari guru-gurunya tentang
pengetahuan teknis dan lain-lain berikutnya para siswa diharapkan mampu mempraktekan ilmu yang didapat di ruang kelas melalui kegiatan praktik di tempat-tempat praktik mitra dunia industri. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di sekolah struktur kurikulum dunia industri dipadukan struktur kurikulum sekolah sehingga tujuan-tujuan pembelajaran akan instruktur dari dunia
industri berkolaborasi dengan para
lebih luas, guru untuk
menyampaikan dalam pembelajaran tentang struktur kurikulum
industri
sehingga para siswa mendapat bekal yang cukup karena mereka setelah mendapat bimbingan pelatihan dari instruktur dunia industri, yang pada akhirnya pada saat siswa melaksankan praktik di lapangan mereka tidak lagi merasa asing dengan dunia industri. Sistem pelaksanaan praktiknya dengan menerapkan hasil-hasil yang jelas dan konkret artinya setiap siswa secara individu harus bisa menghasilkan baik berupa barang produksi maupun jasa. Itulah yang menjadi tolok ukur bahwa teaching factory berhasil ataukah tidak dicapai oleh setiap siswa. Langkah pelaksanaan teaching factory sebagai model pembelajaran yaitu : 1. Guru mengindentifikasi Kompetensi Dasar
yang digunakan dalam
pelaksanaan teaching factory yang dibutuhkan dalam dunia usaha dunia industri, dengan pengajaran yang berbasis kompetensi pada industri diharapkan siswa siap menghadapi tuntutan kebutuhan dunia industri 2. Guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa dimulai dari proses perencanaan, produksi sampai dengan pemasaran 3. Siswa melakukan kegiatan praktik langsung sesuai dengan kompetensi dasar dimulai
dari
proses perencanaan, produksi sampai dengan
pemasaran 4. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa berdasarkan kegiatan praktik langsung yang dilakukan siswa dengan menggunakan instrumen penilaian yang telah disediakan
-
Pemasaran Sebagai
tindak
lanjut
memasarkan produk
kegiatan
barang atau
teaching jasa
factory,
dan
karena siswa
produknya itu sudah
diupayakan sedemikian rupa untuk mencapai standar mutu dunia industri yang sesuai dengan harapan konsumen. Hasil karya siswa berupa barang produk
dan kompetensi skill siswa yang telah
mereka miliki perlu
dipasarkan agar bisa sampai ke tangan konsumen atau
pelanggan
dengan cara sebagai berikut: a. Brosur b. Spanduk c. Website d. Online shop e. Door to door ke instansi-instansi lain dan ke masyarakat f. Bazar g. Ikut serta dalam suatu event-event keramaian dan akan mendirikan stand -
Produk/Jasa Program teaching factory pada prinsipnya menghasilkan lulusan yang berkompetensi skill, sehingga para siswa dituntut oleh program itu untuk mampu membuat salah satu produk
atau
mampu memberikan jasa
pelayanan kepada para pelanggan sesuai dengan program keahliannya masing-masing. Program teaching factory di SMKN Tanjung Sari lebih diarahkan kepada usaha bidang perdagangan dan bidang jasa untuk lebih jelasnya seperti terurai dibawah ini: 1. Bidang Kesehatan: a. Klinik Pelayanan Kesehatan 1) Cek Gula Darah 2) Cek Kolesterol 3) Cek Asam Urat b. Penjualan Obat-obatan Herbal
2. Bidang TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) a. Service/suku cadang Komputer b. Percetakan 1) Cetak Sticker dan Baner 2) Cetak ID Card 3) Sablon Digital c. RT/RW Net (Jasa layanan internet) 3. Bidang TKR (Teknik Kendaraan Ringan) a. Layanan service kendaraan b. Penjualan suku cadang dan variasi kendaraan -
Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam pelaksanaan Teaching factory adalah sebagai berikut : NO 1.
-
JUMLAH GURU 15 Orang
JUMLAH SISWA KELAS X 300 orang
KELAS XI 239 orang
KELAS XII 225 orang
Hubungan Industri Dalam pelaksanaan teaching factory, SMK Negeri Tanjungsari telah dan akan menjalin kerja sama dengan beberapa Dunia usaha dunia industri terkait, yaitu: 1. PT Astra Daihatsu 2. PT DNS (Data Network Setiawan) 3. PT HPA Indonesia 4. CV Linux Lampung 5. CV Smart Education 6. CV Indogrosir Otomotif
-
Analisis SWOT 1. Strength (Kekuatan) a.
Dikelola oleh guru dan siswa
b.
Pangsa pasar cukup baik internal dan eksternal
c.
Daya dukung warga sekolah/ orang tua/ wali siswa yang cukup baik
d.
Instansi/ sekolah sudah dikenal luas di masyarakat
2. Weakness (Kelemahan) a. Sarana dan prasarana masih belum lengkap b. Belum memiliki minimarket sendiri c. Produk masih terbatas produk kerjasama dengan industri d. Lokasi sekolah yang agak jauh dari jalan poros e. Belum ada produk yang dibuat sendiri oleh siswa 3. Opportunities (Kesempatan) a. Sebagai pusat pelatihan untuk mencetak siswa yang terampil dibidang teknologi dan kesehatan b. Membiasakan siswa dalam situasi kerja yang nyata c. Daya beli internal dan eksternal yang sangat bagus 4. Threats (Ancaman) a. Terdapat beberapa mini market dan toko sejenis di sekitar sekolah b. Terdapat lembaga kursus di sekitar sekolah
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan JADUAL PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK KENDARAAN RINGAN, TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN, DAN KEPERAWATAN Pelaksanaan Kegiatan N o
Tujuan
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Pelaksan a
Penanggun g jawab
Waktu Pelaksanaan
Sumber daya/ Dana
2017 Jul
1
Memiliki Bengkel dan Tempat Pengembang an Usaha di bidang jasa
1
Membuat Proposal
Jalannya Operasional sesuai dengan rencana
2
Manajeme n Teaching Factory
Terbentuknya Manajemen Teaching Factory
Team TEFA
Waka Kurikulum
Pusat
3
Studi Banding
Terlaksanany a studi Banding
Team TEFA
Ketua Pelaksana
Pusat
4
Rehab/Me mbuat Tempat Pelaksana an
Mempunyai Bengkel / Tempat Usaha yang Representatif
Waka Sarana
Waka Sarana
Pusat
5
Melengkapi Peralatan
Terlaksanany a Kegiatan Wira Usaha
Waka Sarana
Waka Kurikulum
Pusat
6
Pelaksana an Kegiatan Wirausaha
Tingginya Tingkat Accupancy dan Pelayanan Yang baik
Ketua Program
Ketua Pelaksana
Pusat
Promosi
Terlaksanan ya sosialisasi produk/ jasa ke masyarakat
Waka Humas
Ketua Pelaksana
Pusat
7
Team TEFA
Ketua Pelaksana
Pusat
Ag t
Sep t
BAB III EVALUASI PELAKSANAAN
Okt
2018 No v
De s
Ja n
Fe b
Ma r
Apr
Me i
Jun
1.
Evaluasi Konteks Evaluasi konteks dari sebuah metode teaching factory mencakup visi, misi dan hasil yang dicapai. Hal ini berarti penilaian juga dilakukan untuk menilai keadaan dimana metode tersebut dilakukan. Keseluruhan data dan informasi dijadikan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan dan
pengembangan metode
pembelajaran yang lain. Hal yang termasuk kedalam evaluasi konteks adalah kebutuhan masyarakat, kebutuhan dunia kerja dan perkembangan teknologi di dunia kerja 2.
Evaluasi Input Evaluasi masukan berisi kompetensi yang telah diajarkan oleh guru (termasuk kemampuan guru dalam membimbing pelaksanaan teaching factory
) dan itu
berhubungan dengan peserta didik dan hasil yang dicapai. Hal yang termasuk kedalam evaluasi masukan adalah rencana praktik, sarana dan prasarana, biaya, sumber daya manusia dan kerja sama industry 3.
Evaluasi Proses Evaluasi proses langsung berhubungan dengan implementasi pelaksanaan kegiatan teaching factory. Evaluasi ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar kualitas yang dicapai oleh peserta didik. Hal yang termasuk kedalam evaluasi proses adalah pengukuran sikap guru dan siswa dalam pelaksanaan, kemampuan guru dalam membina siswa dalam pelaksanaan teaching factory dan kemampuan kompetensi siswa dalam pengerjaan produk pada pelaksanaan teaching factory.
4.
Evaluasi Produk Evaluasi produk adalah penilaian produk yang dihasilkan dalam pelaksanaan teaching factory. teaching factory
Evaluasi hasil produk
pelaksanaan metode pembelajaran
yaitu instruktur mencoba untuk mengetahui apakah ide-ide
pembelajaran benar-benar membuat perbedaan. Berdasarkan informasi yang berhubungan dengan proses latar belakang, masukan, dan sebagainya, hal itu merujuk kepada membandingkan perbedaan antara hasil dan standar yang telah ditentukan. Hal ini dapat memberikan
penjelasan
pengambilan
untuk
keputusan yang
bertujuan
teaching factory di Sekolah Menengah Kejuruan
dan
konsultasi untuk
mengevaluasi pelaksanaan
BAB IV PENUTUP Teaching factory
sebagai salah satu sarana pembelajaran cukup
meningkatkan kompetensi dan jiwa wirausaha siswa, akan
tetapi
efektif
untuk
dalam rangka
pengembangan teaching factory sebagai sarana pembelajaran banyak memerlukan dukungan dari berbagai pihak supaya berjalan dengan baik. Dukungan dan kerjasama dari dunia usaha dunia industri sangat dibutuhkan dalam pengembangan teaching factory.
SMK Negeri
Tanjungsari sebagai salah
satu sekolah
yang
akan
mengembangkan teaching factory untuk kompetensi keahlian Pemasaran memiliki modal dasar yang cukup memadai diantaranya sudah memiliki guru yang mempunyai kualifikasi akademik dan sertifikat asesor, telah dikenal luas di masyarakat dan mempunyai pangsa pasar yang cukup memadai baik internal maupun eksternal. Dengan modal dasar yang cukup memadai harapan proposal pengembangan teaching factory dapat direalisasikan. Demikianlah proposal pengembangan teaching factory ini kami buat, besar harapan kami dapat terlaksananya kegiatan ini sebagai usaha dalam menghasilkan lulusan SMK yang terampil dan berdaya saing di era globalisasi.
LAMPIRAN
SMK NEGERI TANJUNG SARI
20
SURAT KETERANGAN PENGGUNAAN ASET
SMK NEGERI TANJUNG SARI
21
PROPOSAL PENGEMBANGBAN TEACHING FACTORY
SMK NEGERI TANJUNG SARI
2017
22
PROPOSAL PENGEMBANGBAN TEACHING FACTORY
2017
RENCANA ANGGARAN BIAYA TEACHING FACTORY 1. KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SMK NEGERI TANJUNG SARI
23
PROPOSAL PENGEMBANGBAN TEACHING FACTORY
2017
2. KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
SMK NEGERI TANJUNG SARI
24
3. KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN
PROPOSAL PENGEMBANGBAN TEACHING FACTORY
SMK NEGERI TANJUNG SARI
2017
26