Proposal Tentang Stunting [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balita merupakan salah satu kelompok umur yang rawan gizi. Salah satu masalah gizi yang masih utama pada balita yaitu masalah gizi kronik atau disebut juga stunting (Kementerian Kesehatan, 2015). Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi dan terjadi mulai janin masih dalam kandungan serta baru nampak saat anak berusia dua tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Hal ini dapat menghambat proses tubuh kembang balita (Kementrian Kesehatan,2015) sehingga menyebabkan tinggi badan balita tidak sesuai umur atau pendek. Saat ini, stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi dunia. Pada tahun 2017 prevalensi stunting mencapai 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Data menunjukkan bahwa lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia tercatat sebesar 83,6 juta sedangkan sepertiganya berasal dari Afrika sekitar 58,7 juta balita yang mengalami stunting. Wilayah Asia menduduki prevalensi stunting terbanyak kedua di Asia Tenggara tercatat sekitar 14,9% (Joint Child Malnutrition Eltimates, 2018). Pravelensi angka stunting di Asia Tenggara dimulai dari terendah sampai tertinggi yaitu Thailand (10,5%), Sri Langka (17,3%), Maldives (20,3%), Korea Utara (27,9%), Myanmar (29,2%), Bhutan (33,6%), Nepal



2



(33,8%), Bangladesh (36,1%), Indonesia (36,4%), India (38,4%), dan Timor Leste (50,2%). Berdasarkan data tersebut, prevalensi stunting tertinggi ketiga adalah Indonesia (Child stunting data visualizations dashboard, WHO, 2018). Prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2017 adalah 29,6% meningkat pada tahun 2018 menjadi 30,8% lalu mengalami penurunan pada tahun 2019 sekitar 3,13% menjadi 27,67% (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, 2020). Sedangkan, pada tahun 2020 pelaksanaan Survei Gizi Balita Indonesia (SGBI) tidak dapat berjalan sesuai rencana karena situasi pandemic COVID-19 oleh karena itu status gizi balita untuk tahun 2020 dari hasil survei tidak bisa didapatkan sehingga SGBI tahun 2020 difokuskan pada pengkajian determinan status gizi balita Indonesia. Target



pravelensi



stunting balita untuk tahun 2020 adalah 24,1% (5.543.000 balita), sementara laporan ePPGBM SIGIZI (tanggal 20 Januari 2021) dari 34 provinsi menunjukan bahwa dari 11.499.041 balita yang diukur status gizinya berdasarkan tinggi badan menurut umur (TB/U) terdapat 1.325.298 balita dengan TB/U + 3 SD



Gizi buruk (severely wasted)



+ 2 SD sd +3 SD



Obesitas (obese)



> + 3 SD



Sumber: Kemenkes, 2020 Pengukuran antropometri memilki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain, yaitu : 1.



Cara kerjanya sederhana.



2.



Aman.



3.



Dapat dilakukan dalam jumlah sampel besar.



21



4.



Dalam pengukurannya relatif tidak membutuhkan tenaga khusus tetapi cukup terlatih.



5.



Alat-alat antropometri yang digunakan harganya terjangkau.



6.



Mudah dibawa.



7.



Dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat (kecualu Skin Fold Calipter).



8.



Antropometri dapat dibakukan.



9.



Dapat menggambarkan status gizi masa lalu.



10. Dapat mengavaluasi perubahan status gizi pada waktu tertentu atau antar generasi. 11. Dapat digunakan pada suatu golongan yang berisiko malnutrisi. 12. Dapat mengidentifikasikan status gizi berdasarkan cut off point yang telah ada. Kekurangan antropometri antara lain: 1.



Tidak sensitif maksudnya antropometri tidak melihat status gizi dalam waktu singkat dan tidak dapat membedakan kekurangan gizi mikro.



2.



Penurunan spesifikasi dan sensitivitas metode ini dapat dipengaruhi oleh faktor selain gizi seperti penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi.



3.



Dapat terjadi kesalahan yang mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas pengukuran pada saat pengukuran antropometri.



22



4.



Sumber kesalahan bisa berasal dari tenaga yang kurang terlatih, kesalahan pada alat dan tingkat kesulitan pada pengukuran. Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan



pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Berdasarkan karakteristik tersebut, maka indeks ini menggambarkan status gizi di masa lalu. Beaton dan Bengoa (1973) menyatakan bahwa indeks TB/U disamping memberikan gambaran status gizi di masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status social-ekonomi (Supariasa, 2008). Tabel 6. Keuntungan dan Kelemahan Indeks Antropometri TB/U Keuntungan Indeks Antropometri



Kelemahan Indeks Antropometri



TB/U



TB/U



Baik untuk menilai status gizi masa Tinggi badan tidak cepat naik bahkan lalu



tidak mungkin turun



Ukuran panjang murah dan mudah Pengukuran relatif sulit dilakukan dibawa



karena anak harus berdiri tegak, sehingga diperlukan dua orang untuk melakukan pengukuran tinggi badan Sumber



B. Tinjauan Teori Tentang Faktor – Faktor Penyebab Stunting pada Balita



23



1.



Gizi Ibu Status gizi ibu saat hamil dipengaruhi oleh banyak faktor, faktor tersebut dapat terjadi sebelum kehamilan maupun selama kehamilan. Beberapa indikator pengukuran seperti 1) kadar hemoglobin (Hb) yang menunjukkan kadar Hb dalam darah untuk menentukan anemia atau tidak; 2) lingkar lengan atas (LILA) yaitu gambaran pemenuhan gizi masa lalu dari ibu untuk menentukkan KEK atau tidak; 3) hasil pengukuran berat badan untuk menentukkan kenaikan berat badan selama hamil yang dibandingkan dengan IMT ibu selama hamil (Yongky,2012;Fikawati,2010). a. Kadar hemoglobin Anemia pada saat kehamilan merupakan salah satu kondisi terjadi kekurangan sel darah merah atau hemoglobin pada saat kehamilan. Ada banyak faktor prediposisi dari anemia tersebut yaitu diet rendah zat besi, vitamin B12, dan asam folat, adanya penyakit gastrointestinal, serta adanya penyakit kronis ataupun adanya riwayat dari keluarga sendiri (Moegni dan Ochviyanti, 2013). Ibu hamil dengan anemia sering dijumpai karena pada saat kehamilan keperluan akan zat makanan bertambah dan terjadi perubahan-perubahan dalam dan sumsum tulang (Wiknjosastro, 2009). Nilai cut-off anemia ibu hamil adalah bila hasil pemeriksaan Hb Rp2.500.000) 2 = tinggi (pendapatan per bulan > Rp2.500.000) (UMK Buton Selatan)



35



BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional study. Peneliti memilih jenis penelitian ryang berhubungan dengan stuntingancangan cross sectional study kerena merupakan penelitian yang pengambilan data variable independen dan dependen hanya dilakukan satu kali dan pada waktu yang bersamaan (Nursalam,2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.



Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Siompu Kabupaten Buton Selatan tahun 2021.



2.



Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2021.



C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.



Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah balita yang masuk dalam kategori pendek dan sangat pendek yaitu sebanyak 299 balita.



36



2.



Sampel Sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam sampel ini yaitu : a. Kriteria inklusi 2) Orang tua balita yang bersedia mengikuti penelitian 3) Balita yang masuk kategori pendek dan sangat pendek di wilayah kerja Puskesmas Siompu. b. Kriteria eksklusi 1) Orang tua balita yang tidak bersedia mengikuti penelitian 2) Balita yang tidak masuk kategori pendek dan sangat pendek di wilayah kerja Puskesmas Siompu. Besarnya sampel dihitung dengan memanfaatkan rumus menurut Sugiyono, (2012) : n=



N 1+ N ¿ ¿



Keterangan : N = Besar populasi dalam penelitian n = Besar sampel dalam penelitian d = Derajat kebebasan/kemaknaan (0,05) n=



229 1+ 72¿ ¿



n=



229 1+ 0,5725



37



n = 229/1,5725 n = 145,62



=



146



Jadi besar sampel dalam penelitian ini yaitu 146 balita 3.



Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambial sampel menggunakan purposive sampling yaitu memilh sampel sesuai dengan kriteria yang telah di tentukan oleh peneliti.



D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner dan lembar ceklis, dimana responden mampu menjawab pertanyaan yang disediakan oleh peneliti. Kemudian data sekunder didapat dari hasil pemantauan pertumbuhan balita 2020, melalui buku KIA dan KMS balita stunting E. Metode Pengumpulan Data 1.



Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.



2.



Data sekunder Data sekunder didapat dari hasil pemantauan pertumbuhan balita 2020, melalui buku KIA dan KMS balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Siompu kabupaten Buton Selatan.



F.



Pengolahan dan Penyajian Data



38



1.



Editing, melakukan pengecekan kelengkapan data diantaranya kelengkapan ketentuan identitas pengisi, kelengkapan lembar Pengumpulan Data dan kelengkapan isian.



2.



Coding (pemberian kode), yaitu kegiatan mengunah data berbentuk huruf menjadi



data



berbentuk



angka/bilangan.



Coding



berguna



untuk



mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat entry data. 3.



Scoring, melakukan pemberian skor dari jawaban responden.



4.



Entry Data, memasukkan jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang bentuk kode angka kedalam program SPSS.



5.



Cleaning, mengecek kembali data dari setiap responden yang sudah dimasukkan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahankesalahan kode dan ketidak lengkapan (Sugiyono, 2007). Data disajikan dengan menggunakan komputer program SPSS versi 21 for



windows, dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi serta dilengkapi dengan penjelasan. G. Metode Analisa Data 1.



Analisis univariat Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan untuk menganalisa tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2010).



2.



Analisis bivariat Analisis bivariat adalah analisa yang dilakukan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen



39



(Sugiyono, 2007). Untuk Mengatahui ada hubungan antara Variabel dependen dan independen Maka digunakan Uji Chi-Square (X2) dengan Koreksi yates (Yates Correction) yang menggunakan Tabel 2x2 dan dengan nilai harapan > 5 dengan menggunakan rumus: Tabel 3.1 Chi-Square 2x2 Variabel Dependent Kategori 1 Kategori 2 Jumlah Interpretasi :



Variabel Independen Kategori 1 Kategori 2 A B C D a+c b+d



Jumlah a+b c+d a+b+c+d



a. Jika p< 0,05 Maka Ho di tolak Ha diterima artinya ada hubungan antara Variabel independen dengan variabel dependen. b. Jika P> 0,05 Maka Ho di terima Ha ditolak artinya tidak ada hubungan antara Variabel independen dengan variabel dependen. apabila ada nilai harapan dengan < 5 maka digunakan uji fisher exact test. H. Etika Penelitian 1. Informed Consent ( persetujuan tindakan ) Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan, dengan tujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.



40



2. Anonimity (Tanpa Nama) Dalam pengisian format pengumpulan data responden namanya, tidak perlu mencamtumkan namanya namun cukup menuliskan nomor kode saja untuk menjamin kerahasiaan identitasnya. 3. Confidentiality (Kerahasiaan) Semua informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. I.



Alur Penelitian Skema bagan alur dalam tahapan penelitian kajian tentang manajemen kualitas dengan kegagalan kosntruksi dapat dilihat pada gambar skema di bawah ini : Studi pustaka Pembuatan Proposal Penelitian Permohanan Pengambial Data Awal Pengambial Data Awal



Populasi Pasien dengan kategori pendek dan sangat pendek di wilayah kerja Puskesmas Siompu



Teknik Sampling Menggunakan posesive sampling



Permohonan izin penelitian



41



Krit eria inkl



Kriteria eksklusi Sampel



Balita stunting yang memenuhi kriteria Informend Consent Pengisian Kuosioner Pengolahan Data



Analisis Data Uji Chi-Square (X2) dengan Koreksi yates (Yates Correction)



Penyajian Data Kesimpulan dan Saran



Gambar 3. Alur Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Siompu Kabupaten Buton Selatan Tahun 2021