Proposal Terapi Bermain Anak [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Fy
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan



fase



pertumbuhan



dan



perkembangan



secara



optimal,



mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).



1



1.2 Tujuan 1. Tujuan Umum Anak



diharapkan



dapat



melanjutkan



tumbuh



kembangnya,



mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat. 2. Tujuan Khusus a) Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu: b) Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya c) Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawat. d) Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan e) Beradaptasi dengan lingkungan f) Mempererat hubungan antara perawat dan anak



2



BAB II TINJAUAN TEORITIS



2.1 Pengertian Bermain Masak-masakan Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berpilaku dewasa. (aziz alimul, 2009) Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak (Anggani Sudono, 2000). Bermain masak-masakan yang sering dilakukan anak usia dini terutama anak perempuan merupakan salah satu stimulasi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.seringkali kita dan lingkungan sekitar menganggap permainan masak-masakan ini akan membuat rumah kotor serta sebuah permainan yang biasa saja.



2.2 Tujuan Bermain Tujuan bermain pada anak yaitu memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinsi anak. Sebagai suatu aktifitas yang memberikan stimulus dalam kemampuan keterampilan, kognitif, dan afektif sehingga anak akan selau mengenal dunia, maupun mengembangkan kematangan fisik, emosional, dan mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas dan penuh inovatif.



3



2.3 Fungsi Bermain Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensorismotorik, perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi. 



Perkembangan Sensoris – Motorik Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan



komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang digunakan untuk bayi yang mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dan alat permainan untuk anak usia toddler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktivitas motorik baik kasar maupun halus. 



Perkembangan Intelektual Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap



segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-mobilan, kemudian bannya terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia telah belajar memecahkan masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai kemampuan ini, anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya semaksimal mungkin. Semakin sering anak melakukan eksplorasi seperti ini akan semakin terlatih kemampuan intelektualnya. 



Perkembangan Social Perkembangan social ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan



lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima.



Bermain



dengan



orang



lain



akan



membantu



anak



untuk



mengembangkan hubungan social dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas bermain, anak belajar 4



berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar tentang nilai social yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi terutama pada anak usia sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler dan prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya dilingkungan keluarga. 



Perkembangan Kreativitas Berkreasi



adalah



kemampuan



untuk



menciptakan



sesuatu



dan



mewujudkannya kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk semakin berkembang. 



Perkembangan Kesadaran Diri Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam mengatur



mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain. Misalnya, jika anak mengambil mainan temannya sehingga temannya menangis, anak akan belajar mengembangkan diri bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini penting peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari perilakunya terhadap orang lain 



Perkembangan Moral Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari



orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya.



5



Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar bertanggung-jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya, merebut mainan teman merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat permainan sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggungjawab terhadap tindakan serta barang yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan kognitifnya, bagi anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah media yang efektif untuk mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan memberikan nasihat. Oleh karena itu, penting peran orang tua untuk mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas bermain dan mengajarkan nilai moral, seperti baik/buruk atau benar/salah.



2.4 Manfaat Bermain Masak-masakan 1. Meningkatkan Bonding Permainan ini



dapat dilakukan bersama-sama dengan ananda akan



meningkatkan kedekatan antara orang tua dan anak. Membersamainya itu yang terpenting bukan hanya menemani saja. Ananda akan mengingat bahwa dia bermain dengan siapa, bukan bermain dengan mainan apa. Terus tingkatkan bonding dengan ananda dengan mengajaknya bermain bersama. 2. Imajinasi Bermain masak-masakan ini dapat meningkatkan imajinasi ananda. Sudah pasti ananda akan berimajinasi memasak apa, menggoreng apa dan bahkan membuat minuman apa. Hal ini sangat menstimulasi imajinasinya. Untuk anak usia dini hal ini harus distimulus agar 3. Kecerdasan Bahasa Selama bermain masak-masakan pasti akan banyak sekali obrolan sehingga bisa meningkatkan kecerdasan bahasa dan memperbanyak kosakata.



6



Secara tidak langsung kecerdasan bahasa akan meningkat. Kecerdasan ini bisa distimulasi dari bermain peran. 4. Bermain Peran Dari permainan ini ananda akan belajar bermain peran. Menjadi penjual ataupun pembeli dengan belajar karakter. Dari bermain peran pula akan menstimulasi kecerdasan bahasa. 5. Kecerdasan Matematika Ananda dapat pula belajar matematika dari permainan ini. Memasak sambil belajar menakar bahan. Biasanya ananda memainkannya dengan menggunakan timbangan. Dari sini ananda juga bisa belajar berhitung. 6. Motorik Halus Bermain masak-masakan pasti akan melibatkan tangan, koordinasi mata dan tangan untuk memegang, menyendok, mengiris serta menuang. Kegiatan ini bisa mengasah motorik halusnya untuk menguatkan otot-otot jarinya sebagai dasar untuk menulis nantinya. 7. Sensori Beragam alat dan bahan untuk memasak akan menstimulasi sensori ananda. Dengan memegangnya maka ananda dapat merasakan tekstur bahanbahan tersebut apakah kasar atau halus bahkan tekstur yang lain. Bermain sensori memang sangat menyenangkan. 8. Menumbuhkan Rasa Suka Memasak Sebagai seorang perempuan, maka memasak merupakan salah satu keahlian yang harus dimilikinya. Terutama nanti jika sudah menikah dan memiliki anak. Seorang perempuan diwajibkan untuk bisa memasak dan memberikan gizi yang baik untuk keluarganya.



7



Dengan



bermain masak-masakan ini diharapkan sedari kecil akan



menumbuhkan rasa suka memasak yang nantinya akan menjadi bekal masa depannya. 9. Kecerdasan Interpersonal Bermain masak-masakan pastilah lebih banyak akan berinteraksi dengan orang lain, yaitu dengan temannya yang diajak bermain. Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain sehingga dapat pula memahami emosi, motivasi dan perasaan orang lain.



2.5 Katagori Bermain Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif dan



yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif



kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan didapatkan dari orang lain. a) Bermain aktif 



Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play)



Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada bunyi mencuim, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar. 



Bermain konstruksi (construction play)



Pada anak umur 3 tahun, misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi rumahrumahan.



8







Bermain drama (dramatik play)



Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudarasaudaranya atau dengan teman-temannya. 



Bermain bola, tali, dan sebagainya



b) Bermain pasif Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contohnya: a)



Melihat gambar- gambar dibuku- buku/ majalah



b) Mendengarkan cerita atau musik c)



Menonton televisi



d) dan lain-lain



2.6 Hal-hal yang Harus Diperhatikan 1) Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak. 2) Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak. 3) Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk. 4) Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.



9



2.7 Bentuk-bentuk Permainan Menurut Usia a. Usia 0 – 12 bulan Tujuannya adalah :  Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam.  Melatih kerjasama mata dan tangan.  Melatih kerjasama mata dan telinga.  Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.  Melatih mengenal sumber asal suara.  Melatih kepekaan perabaan.  Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang. Alat permainan yang dianjurkan :  Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.  Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.  Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.  Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.  Alat permainan berupa selimut dan boneka. b. Usia 13 – 24 bulan Tujuannya adalah :  Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.  Memperkenalkan sumber suara.  Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.  Melatih imajinasinya.  Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik



10



Alat permainan yang dianjurkan:  Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.  Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.  Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna. c. Usia 25 – 36 bulan Tujuannya adalah ;  Menyalurkan emosi atau perasaan anak.  Mengembangkan keterampilan berbahasa.  Melatih motorik halus dan kasar.  Mengembangkan



kecerdasan



(memasangkan,



menghitung,



mengenal dan membedakan warna).  Melatih kerjasama mata dan tangan.  Melatih daya imajinansi.  Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda. Alat permainan yang dianjurkan :  Alat-alat untuk menggambar.  Lilin yang dapat dibentuk  Pasel (puzzel) sederhana.  Manik-manik ukuran besar.  Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.  Bola.



11



d. Usia 32 – 72 bulan Tujuannya adalah :  Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.  Mengembangkan kemampuan berbahasa.  Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.  Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).  Membedakan benda dengan permukaan.  Menumbuhkan sportivitas.  Mengembangkan kepercayaan diri.  Mengembangkan kreativitas.  Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).  Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.  Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.  Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam.  Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong. Alat permainan yang dianjurkan :  Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.  Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.



12



2.8 Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain a. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan b. Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu c. Jenis kelamin d. Lingkungan lokasi, negara, kultur e. Alat permainan senang dapat menggunakan f. Intelegensia dan status sosial ekonomi



2.9 Tahap Perkembangan Bermain a. Tahap eksplorasi : Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain b. Tahap permainan : Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan c. Tahap bermain sungguhan : Anak sudah ikut dalam permainan d. Tahap melamun e. Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.



2.10 Prinsip Bermain Di Rumah Sakit a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana b. Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis c. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien d. Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien e. Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak f. Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan



13



2.11 Hambatan Yang Mungkin Muncul a. Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia b. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan c. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang bersamaan.



2.12 Antisipasi Hambatan a. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama b. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain c. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan d. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan e. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan lainnya.



2.13 Cara Bermain Masak-masakan a. Sediakan alat permainan masak-masakan b. Lalu mulai menata peralatan masak-masakan seperti kompor, piring, sendok, pisau, dll c. Pasien duduk di sekitar area permainan d. Lalu anak diajak bermain oleh perawat



14



BAB III SAP TERAPI BERMAIN Pokok Bahasan



: Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit



Sub Pokok Bahasan



: Terapi Barmain Anak Usia 3-5 tahun



Tujuan



: Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan Anak



Hari / Tanggal



: Jumat / 23 November 2018



Jam / Durasi



: Pkl. 09.00 sd selesai



Tempat Bermain



: Ruang rawat



Peserta



: Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di



Ruang anak yang memenuhi kriteria : o Anak usia 3 – 5 tahun o Tidak mempunyai keterbatasan fisik o Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga o Pasien kooperatif a. Peserta terdiri dari : · Anak usia pra sekolah dan sekolah sebanyak 2 orang didampingi keluarga Target : 2 orang b. Sarana dan Media 



Sarana:



- Ruangan tempat bermain - Tikar untuk duduk 



Media:



Peralatan Masak-masakan



15



c. Pengorganisasian Jumlah leader 1 orang, co leader 1 orang, fasilitator 1 orang dan 1 orang observer dengan susunan sebagai berikut: Co leader



: Wardah Khasanah



Fasilitator



: 1. Offyyanti 2. Sakila Fina



d. Pembagian Tugas



:



1. Peran Leader o Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya o Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau mendominasi o Koordinator,



yaitu



mengarahkan



proses



kegiatan



kearah



pencapaian tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan 2. Peran Co Leader o Mengidentifikasi issue penting dalam proses o Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader o Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok yang akan dating o Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya 3. Peran Fasilitator o Mempertahankan kehadiran peserta o Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta o Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari dalam kelompok



16



4. Peran Observer o Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy o Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan o Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy o Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi



e. Setting Tempat Karpet



f. Keterangan



= Pembimbing



= Peserta



= Co Leader



= Fasilitator



17



g. Susunan Kegiatan No Waktu 1



Terapy



Anak



Ket



5 menit Pembukaan : 1. Co-Leader







membuka dan



Menjawab salam



mengucapkan salam 2. Memperkenalkan







Mendengarkan







Mendengarkan



diri 3. Memperkenalkan pembimbing



Mendengarkan



4. Memperkenalkan



dan saling



anak satu persatu



berkenalan



dan anak saling







Mendengarkan







Mendengarkan







Mendengarkan







Menjawabperta



berkenalan dengan temannya 5. Kontrak waktu dengan anak



2



20 menit



Kegiatan bermain : 1. Leader menjelaskan cara permainan 2. Menanyakan pada anak, anak mau



nyaan



bermain atau tidak 3. Menbagikan







permainan 4. Leader ,co-leader,



Menerima permainan







Bermain



dan Fasilitator memotivasi anak



18



5. Fasilitator mengobservasi anak







Bermain







Mengungkapka



6. Menanyakan perasaan anak



n perasaan



3



5 menit Penutup : 1. Leader Menghentikan







Selesai bermain







Mengungkapka



permainan 2. Menanyakan perasaan anak 3. Menyampaikan hasil



n perasaan 



Mendengarkan







Senang







Mendengarkan







Menjawab



permainan 4. Menanyakan perasaan anak 5. Co-leader menutup acara 6. Mengucapkan salam



salam



h. Evaluasi 1. Evaluasi struktur yang diharapkan o Alat-alat yang digunakan lengkap o Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana



19



2. Evaluasi proses yang diharapkan o Terapi dapat berjalan dengan lancar o Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik o Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi o Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya 3. Evaluasi hasil yang diharapkan o Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan koordnasi mata dan tangan seperti menyendok,memotong o Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik o Anak merasa senang o Anak tidak takut lagi dengan perawat



20



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, Salah satunya adalah masak-masakan. Bermain masak-masakan yang sering dilakukan anak usia dini terutama anak perempuan merupakan salah satu stimulasi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.seringkali kita dan lingkungan sekitar menganggap permainan masak-masakan ini akan membuat rumah kotor serta sebuah permainan yang biasa saja.



4.2 Saran 1. Orang tua Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor keamanan dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.



21



2. Rumah Sakit Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat meminimalkan trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan menyediakan ruangan khusus untuk melakukan tindakan. 3. Mahasiswa Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus melanjutkan tumbuh kembang anak walaupun dirumah sakit.



22



DAFTAR PUSTAKA Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. https://www.google.co.id/amp/s/suciryzkyaputri.wordpress.com/2018/01/31/manf aat-bermain-masak-masakan-untuk-menstimulasi-perkembangan-anak-usiadini/amp/ Diunduh pada Kamis, 22 November 2018



23