15 0 173 KB
STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN KERAPU TIKUS DI KJA
Oleh : FARDI MULIADI NIT. 16.2.01.012
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SUMBERDAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BONE 2019
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan iman dan kesehatan. Hanya atas izin dan karuni-Nyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal analisa usaha ini. Proses persiapan, pelaksanaan, dan
penyusunan proposal ini telah
melibatkan kontribusi pemikiran dan saran konstruktif banyak pihak, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada teman – teman yang telah membantu dalam proses pembuatan proposal analisa usaha ini yang berjudul “pembesaran ikan kerapu tikus”. Semoga proposal ini bisa mendapatkan keuntungan.
Penyusun
Fardi Muliadi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ DAFTAR ISI....................................................................................................... I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang........................................................................................ I.2 Gambaran Umum.................................................................................... II. ANALISA USAHA II.1 ................................................................................................................. II.2 ................................................................................................................. III. PENUTUP
i ii 1 1 2 2
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang Udang windu merupakan salah satu komuditas unggulan di Indonesia dan menjadi komuditas ekspor. Hingga sekarang ini udang windu masih menjadi dambaan bagi para pelaku usaha tambak karena permintaan pasar untuk jneis udang windu masih cukup tinggi. Oleh sebab itu, banyak petani tambak yang tidak jera untuk membudidayakan tambak meskipun usaha budidaya udang windu ini sering naik turun dan tidak stabil. Secara umum, budidaya udang di Indonesia telah dilakukan sejak lama. Namun budidaya udang secara intensif baru berkembang pesat pada pertengahan tahun 1986, dimulai di Pulau Jawa, selanjutnya berkembang di Bali, Sumatera Utara, Aceh, Lampung, Bengkulu, Bangka, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Lombok, Sumbawa, dan Irian Jaya (Poernomo, 1988). Dalam budidaya perairan (akuakultur) khusunya udang windu, produksi
merupakan
fungsi
dari
biota,
lingkungan
dan
pakan.
Keberhasilan budidaya udang ditentukan oleh biota yang mempunyai toleransi besar terhadap perubahan atau fluktuasi lingkungan, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta responsif terhadap pakan yang diberikan. Keberhasilan suatu budidaya merupakan derajat kelangsungan hidup dan bobot rata-rata individu yang tinggi sehingga diperoleh produksi yang maksimal. B. Gambaran Umum 1. Biodata pengusaha
2.
a. Nama
: Fardi Muliadi
b. Tempat Tanggal Lahir
: Jalang, 12 Oktober 1997
Alamat usaha
:
Desa
: Lawallu
Kecamatan
: Soppeng Riaja
Kabupaten
: Barru
3. Alamat pemilik
:
Desa
: Akkajeng
Kecamatan
: Sajoanging
Kabupaten
: Wajo
4. Data usaha
Sektor usaha
: Pembesaran ikan kerapu tikus
Jenis produksi
: ikan kerapu tikus hidup
Tahun mulai produksi
: 2019
Usaha lain
:-
C. Hubungan dengan perbankan
Sebagai pemilik rekening
Sebagai pemilik tabungan
Sebagai nasabah/peminjam
Data yang diperlukan, meliputi : Nama Bank, Nomor rekening, dan Fasilitas yang sedang dinikmati
D. Aspek legalitas
Ijin domisili usaha
: Sudah ada
Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP)
: Sudah ada
Surat tanda pendaftaran industri kecil
: Sudah ada
Nomor Peserta Wajib Pajak (NPWP)
Kartu penduduk
Kartu keluarga
E. Aspek manajemen
Riwayat pengelola perusahaan
:-
Susunan organisasi perusahaan, yang meliputi susunan
:
1. Ketua
: FARDI MULIADI
2. Wakil ketua
: ARJUN
3. Sekretaris
: REZA
4. Bendahara
: TOMY
BAB II. ANALISA USAHA 1. Biaya investasi Table 1. biaya investasi No
Nama Alat
Jumlah
1 2 3 4 5
Rakit Jaring PE 1,5 inci Rumah jaga jangkar besi tali 12 mm Tali PE diameter 0.8 6 cm 7 Perahu motor Peralatan 8 Lapangan/kerja Total
1 unit (10 lubang ukuran 2x2 m 50 Kg 1 unit 4 buah 50 kg
harga satuan
Harga (Rp)
1,000,000 75,000 2,000,000 150,000 20,000
10,000,000 3,750,000 2,000,000 600,000 1,000,000
75,000
225,000
7,500,000
7,500,000
750,000
750,000
3 gulung 1 unit 1 paket
25,825,000
2. Biaya penyusutan N o
Nama Alat
1 Rakit Jaring PE 1,5 2 inci
harga satuan
Jumlah 1 unit (10 lubang ukuran 2x2 m
Harga (Rp)
jue(tahun)
1,000,00 0 10,000,000
3 Rumah jaga
1 unit
75,000 2,000,00 0
4 jangkar besi
4 buah
150,000
600,000
5
5 tali 12 mm Tali PE diameter 0.8 6 cm
50 kg
20,000
1,000,000
2
3 gulung
75,000
225,000
7
Perahu motor
50 Kg
5
3,750,000
3
2,000,000
5
2 1 unit
Peralatan 1 paket 8 Lapangan/kerja Total
7,500,00 0
7,500,000
750,000
750,000 25,825,000
4 2
tahu n tahu n tahu n tahu n tahu n tahu n tahu n tahu n
Nilai sisa
penyusutan/bl n
1,000,000
150,000
375,000
93,750
200,000
30,000
150,000
7,500
0
41,667
0
9,375
100,000
154,167
0
31,250 517,708
Table 2. biaya penyusutan
3. Biaya tetap Table 3. Biaya tetap no
Gaji dan Upah :
1 Pekerja : 2 org x 12 Bln 2 Teknisi : 1 org x 12 Bln 3 Perawatan (5% dari biaya inventasi) Total
Jumlah
Bulanan
1 Priode
24 OB 12 OB
450,000 900,000
10,800,000 10,800,000
1 paket
1,291,250
1,291,250
22,891,250
4. Biaya Variabel Tabel 4. Biaya Variabel No
1. Biaya Variabel
Jumlah
Harga Satuan
Total
2.500 ekor
7500.0
18,750,000
1
Benih
2
Pakan ikan Segar
2.438 kg
12.000
29.256.000
3
Bahan Bakar
1 paket
7,500,000
7,500,000
4
Es Balok
175 balok
7,000
1,225,000
Total
56.731.000
5. Biaya Bunga Tabel 5. Biaya bunga No . 1 2 3
Jenis Biaya Biaya penyusutan Biaya tetap Biaya variabel
Jumlah (Rp.) 517,708 22,891,250 56.731.000
Suku Bunga/Tahun
Biaya Bunga/Periode
17% 17% 17%
88.010 3.891.513 9.644.270
Total
13.623.793
Kesimpulan : 1. Jumlah modal = biaya tetap + biaya variabel + biaya penyusutan + bunga modal = Rp.22,891,250+Rp. 56.731.000 + Rp. 517,708 + Rp. 13.623.793 = Rp.93.763.751 (Output) 2. Jumlah hasil : a. Hasil panen = 1.625 ekor = 542 kg tipa 1 kg terdapat 2-3 ekor, harga Rp. 317.000/kg b. Jadi, jumlah hasil penjualan yaitu 542 kg x Rp. 317.000/kg = Rp.171.814.000 ,- (Input) 3. Keuntungan usaha Input – Output yaitu Rp. 171.814.000 - Rp.93.763.751 = Rp. 78.052.249,Keterangan : a. Lama pemeliharaan mulai dari persiapan sampai panen = 12 bulan b. SR = 65% c. Berat ikan rata-rata = 450 gram/ekor d. FCR = 2,5 4. B/C Ratio merupakan cara evaluasi usaha dengan membandingkan nilai sekarang seluruh hasil yang diperoleh suatu usaha dengan nilai sekarang seluruh biaya usaha :
B/C
=. 171.814.000 / Rp.93.763.751
= 1,8 Usaha ini layak dilaksanakan karena setiap kita mengeluarkan Rp. 1,- akan diperoleh hasil Rp. 1,8,5. Break even point
BEP Produksi = . 93.763.751 317.000 =295.7847
BEP Harga
=. 93.763.751 1625 = 57.700
6. Payback Period Payback Period = Total Investasi/Laba Usaha (keuntungan) = Rp. 25,825,000/78.052.249 = 0.33
7. Return of Invesment/ Rentabilitas ( ROI) Rentabilitas=
Laba /Keuntungan x 100 % Biaya Operasional
Rentabilitas=Rp. 78.052.249 ,−
¿ ¿ Rp . 93.763.751 . ,−¿ x 100 % ¿
=83.24%
8. Ratio Biaya dan Pendapatan (R/C) R/C = Penerimaan : Total Biaya Pengeluaran = Rp. 171.814.000 : 93.763 .751 = 1.8
BAB III PENUTUP Dengan proposal ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam usaha untuk melakukan pengembangan usaha sehingga dapat meningkatkan usaha menengah kebawah dan agar pemerintah lebih memperhatikan pengembangan usaha menengah kebawah