Proses Pengembangan Pendidikan Islam Wanda [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERIODE PENGEMBANGAN MELALUI PROSES ADAPTASI PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA Pada fase kedua periode islam yakni masa pengembangan dengan proses adaptasi, pendidikan Islam terus berkembang. Mahmud Yunus menggambarkan pendidikan Islam pada fase ini ditandai dengan terbentuknya sistem langgar atau surau sebagai pusat studi keIslaman. Dengan dipandu oleh juru dakwah yang biasanya dikenal dengan sebutan modin atau lebai, pengajian al-Qur’an dibedakan menjadi dua tingkatan. Pertama, tingkat rendah atau pemula dengan materi pembelajaran pengenalan huruf dan bacaan al-Qur’an pada malam dan pagi hari sesudah shalat subuh. Kedua, tingkat atas, yaitu dengan penambahan beberapa pembelajaran seperti pelajaran lagu, qasidah, barzanji, dan tajwid. Metode yang digunakan ialah dengan cara sorogan dan halaqah.1 Pendidikan Islam di Indonesia sudah berlangsung sejak masuknya Islam di Indonesia. Agama Islam datang ke Indonesia dibawa oleh pedagang-pedagang dari Gujarat, disiarkan secara damai tanpa paksaan, kekerasan atau perang. Dalam penyiaran islam pada tahun-tahun permulaan dilakukan oleh pemuka masyarakat yang dikenal dengan sebutan para wali.Parawali inilah yang berjasa mengembangkan agama islam, terutama di pulau Jawa yang dikenal dengan sebutan wali songo. Kegiatan pendidikan Islam tersebut merupakan pengalaman dan pengetahuan yang penting bagi kelangsungan perkembangan Islam dan umat Islam, baik secara kuantitas maupun kualitas. Pendidikan Islam itu bahkan menjadi tolak ukur, bagaimana Islam dan umatnya telah memainkan perananya dalam berbagai aspek sosial, politik, budaya.2 Inti dari pendidikan pada masa awal tersebut adalah ilmu-ilmu keagamaan yang dikonsentrasikan dengan membaca kitab-kitab klasik. Kitab-kitab klasik menjadi  ukuran bagi tinggi rendahnya ilmu keagamaan seseorang.3 Sejarah Pendidikan Islam dimulai sejak agama Islam masuk ke Indonesia yang oleh sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa awal mula masuknya di pulau Sumatera bagian utara di daerah Aceh. Artinya, sejarah pendidikan Islam sama tuanya dengan masuknya agama Islam keIndonesia. Hal ini disebabkan karena pemeluk agama baru tersebut sudah tentu ingin mempelajari dan mengetahui lebih dalam tentang ajaran-ajaran Islam. Ingin pandai sholat, berdoa dan membaca al-Quran yang menyebabkan timbulnya proses belajar, meskipun dalam pengertian yang amat sederhana. Moh Ismail. Makalah Pendidikan Islam di Indonesia. Link: http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.com/2016/09/pendidikan-islam-di-indonesia_4.html (16 November 2021) 2 Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),138 3 HaidarPutra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2004) 145-146. 1



Dari sinilah mulai timbul pendidikan Islam, dimana pada mulanya mereka belajar di rumah-rumah, langgar/surau, masjid kemudian berkembang menjadi pondok pesantren. Setelah itu baru timbul sistem madrasah yang teratur sebagaimana yang kita kenal sekarang ini. Kendatipun pendidikan Islam dimulai sejak pertama Islam itu sendiri menancapkan dirinya di kepulauan nusantara, namun secara pasti tidak dapat diketahui bagaimana cara pendidikan pada masa permulaan Islam di Indonesia, seperti tentang buku yang dipakai, pengelolanya dan sistemnya. Yang dapat dipastikan hanyalah pendidikan Islam pada waktu itu telah ada, tetapi dalam bentuk yang sangat sederhana. Periode Pengembangan Melalui Proses Adaptasi Pada tahap awal pendidikan Islam, pendidikan berlangsung secara informal. Disinilah para Muballigh banyak berperan, yaitu dengan memberikan contoh teladan dalam sikap hidup mereka sehari-hari. Para Mubaligh itu menunjukan akhlaqul karimah, sehingga masyarakat yang menjadi tertarik untuk memeluk agama Islam dan mencontoh perilaku mereka. Didalam sejarah Islam, sejak zaman Nabi Muhammad SAW, rumah-rumah ibadah difungsikan sebagai tempat pendidikan. Dengan demikian, masjid berfungsi sebagai tempat pendidikan adalah merupakan suatu keharusan di kalangan masyarakat muslim.4 Adanya masjid tersebut dapat pula dipastikan bahwa mereka menggunakannya untuk melaksanakan proses pendidikan Islam, dan sejak saat itu pula mulai berlangsungnya pendidikan non formal. Selain itu, penyebaran Islam juga dilakukan melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan Islam yang datang dari luar Indonesia, maka untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja melalui cara berdagang, para mubaligh inipun menyebarkan Islam kepada para pedagang dari penduduk asli, hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan ahli kerajaanlah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. 5 Dan dengan demikian masyarkat atau rakyatnya memeluk agama Islam seperti yang terjadi pada beberapa kerjaaan, yaitu Kerajaan Samudra pasai, Perlak, Aceh Darussalam, dan Maluku, dan beberapa kerajaan lainnya. Dengan demikian,terbentuk pula lah secara otomatis masyarakat muslim. Ada beberapa lembaga pendidikan Islam awal yang muncul di Indonesia yaitu: 1. Masjid dan Langgar Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),135. 5 http//:Id.wikipedia.org/wiki/sejarah/Islam/Indonesia



4



Masjid fungsi utamanya adalah untuk tempat shalat yang lima waktu ditambah dengan sekali seminggu dilaksanakan shalat jum’at dan dua kali setahun dilaksanakan shalat Hari Raya Idul fitri dan Idul Adha. Selain dari masjid ada juga tempat ibadah yang disebut langgar, bentuknya lebih kecil dari masjid dan digunakan hanya untuk tempat shalat lima waktu, bukan untuk tempat shalat jum’at. Selain dari fungsi utama masjid dan langgar difungsikan juga untuk tempat pendidikan. Ditempat ini dilakukan pendidikan buat orang dewasa maupun anak-anak. Pengajian yang dilakukan untuk orang dewasa adalah pengajian penyampaian-penyampaian ajaran islam oleh Muballigh ( Ustadz,Guru,Kyai ) Kepada para jamaaah dalam bidang yang berkenaan dengan aqidah,ibadah dan akhlak. 2. Pesantren Ditinjau dari segi sejarah, belum ditemukan data sejarah, kapan pertama sekali berdirinya pesantren, ada pendapat mengatakan bahwa pesantren telah tumbuh sejak awal masuknya islam ke Indonesia, sementara yang lain berpendapat bahwa pesantren baru muncul pada masa Wali Sanga dan Maulana Malik Ibrahim dipandang sebagai orang yang pertama mendirikan pesantren. Inti dari pesantren itu adalah pendidikan ilmu agama, dan sikap beragama. Karenanya mata pelajaran yang diajarkan semata-mata pelajaran agama. Pada tingkat dasar anak didik baru diperkenalkan tentang dasar agama dan Al-Qur’anul Kariim. Setelah berlangsung beberapa lama pada saat anak didik telah memiliki kecerdasan tertentu maka mulailah diajarkan kitab-kitab klasik. Kitab-kitab klasik ini juga di klasifikasikan kepada tingkat dasar,menengah dan tinggi. Mahmud Yunus membagi pesantren menjadi empat tingkatan, yaitu : 1. Tingkat dasar. 2. Menengah 3. Tinggi. 4. Takhassus. Setelah datang kaum penjajah barat (Belanda), peranan pesantren sebagai lembaga pendidikan islam semakin kokoh. Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang reaksional terhadap penjajah. Karena itu, di zaman Belanda sangat kontras sekali pendidikan di pesantren dengan pendidikan sekolah-sekolah umum. Pesantren semata-mata mengajarkan ilmu-ilmu agama. Sistim pendidikan pesantren baik metode, sarana fasilitas serta yang lainnya masih bersifat tradisional. Administrasi pendidikannya belum seperti sekolah umum yang dikelola oleh pemerintah colonial Belanda, non klasikal, meodenya sorogan, wetonan



hapalan. Menurut Zamaksyari Dhofier agama lewat kitab-kitab klasik, sedangkan sekolah umum Belanda sama sekali tidak mengajarkan pendidikan ada lima unsure pokok pesantren : Kyai. Santri. Masjid. Pondok. Dalam perkembangan berikutnya pensantren mengalami dinamika, kemampuan dan kesediaan pesantren untuk mengadopsi nilai-nilai baru akibat modernisasi, menjadikan pesantren berkembang dari yang tradisional ke modern. Karena itu hinga saat sekarang pesantren tersebut di bagi menjadi dua secara garis besar: – Pesantren Salafi, adalah pesantren yang masih terkait dengan system dan pola yang lama, – Pesantren Khalafi, adalah pesantren yang telah menerima unsure-unsur pembaharuan. 3. Meunasah, rangkang dan dayah. Secara etimologi meunasah berasal dari perkataan madrasah, tempat belajar atau sekolah. Bagi masyarkat Aceh meunasah tidak hanya semata-mata tempat belajar, bagi mereka meunasah memiliki multifungsi. Meunasah di samping tempat belajar, juga berfungsi tempa ibadah, tempat pertemuan, musyawarah, pusat informasi, tempat tidur, dann tempat menginap bagi musyafir, tempat perayaan kenduri masal dalam kampung, seperti maulid nabi SAW, nuzulul Qur’an, dan Isra’ mi’raj dan juga sebagai tempat pejabat-pejabat gampong memutuskan dan memecahkan masalah-masalah social kemasyarakatan. 4. Surau Dalam kamus bahasa Indonesia,surau diartikan tempat umat Islam melakukan ibadah. Pengertian ini apabila dirinci mempunyai arti bahwa surau berarti suatu tempat bangunan kecil untuk tempat shalat,tempat belajar mengaji anak-anak,tempat wirid bagi orang dewasa.Perkataan surau menyebar luas di Indonesia dan Malaysia, yang dalam kehidupan keseharian adalah suatu bangunan kecil yang penggunaaan utamanya untuk shalat berjamaah bagi masyarakat sekitar.Di Sumatera barat pengertian surau tidak hanya berfungsi kepda beberapa fungsi yang disebutkan diatas,tetapi lebih luas dari itu lagi.6



Naydi. Pendidikan pada Masa Awal Masuknya Islam di Indonesia. https://id.scribd.com/document/377685840/Pendidikan-Pada-Masa-Awal-Masuknya-Islam-Di-Indonesia 6



Link: