Psikologi Pendidikan Tugas 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Psikologi Pendidikan Pertumbuhan dan Perkembangan serta Hubungannya dengan Proses Pembelajaran Disusun O L E H Vina Oktaviani 18053143 Dosen Pengampu : Dr.Yeni Karneli, M.Pd, Kons



Pertumbuhan dan Perkembangan serta Hubungannya dengan Proses Pembelajaran



A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Perkembangan Perkembangan (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup kompleks. Secara sederhana, Seifert & Hoffnung (1994) mendefenisikan perkembangan sebagai "long-term changes in a person's growth, feelings, patterns of thinking, social relationships, and motor skills". Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai : (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir samapai mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmanilah kedalam bagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari. Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas merujuk pada keseluruhan perubahan proses yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Menurut F.J Monks, dkk (2001), pengertian perkembangan merujuk pada "suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Dari beberapa defenisi tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pertumbuhan yang semakin besar, melainkan didalamnya juga terdapat serangkaian perubahan yang berlangsung terus menerus dan bersifat tetap dari fungs-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar. Mempelajari perkembangan manusia memiliki 4 (empat) tujuan, yaitu untuk memberikan gambaran, penjelasan, peramalan, dan intervensi (Papalia dkk., 2009). Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu tahap ke tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian. Sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia individu tidak pernah statis, melainkan selalu mengalami perubahan-perubahan



bersifat progresif dan berkesinambungan. Misalnya saja dari masa kanak-kanak menuju remaja, ia mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai ciri-ciri memasuki jenjang kedewasaan. 2. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah perubahan yang terjadi pada setiap manusia terutama berkaitan dengan fisiknya. Vasta (1992) mengemukakan bahwa panjang bayi menjadi hampir dua kali pada usia 4 tahun. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh, atau dari organisme secara keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) selsel. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat diartikan dan dipahami jika istilah pertumbuhan dalam perkemabangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung, paru-paru dan sebagainya. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan. Genetika yang diturunkan sangat penting, namun faktor lingkungan seperti, nutrisi, olahraga, penyakit, dan kesehatan individu mempunyai peran juga. Karakteristik pertumbuhan adalah adanya perubahan secara kuantitas yang meliputi jumlah, ukuran, bentuk, luas, tinggi serta berat pada fisiknseseorang anak. Selain itu, setiap anak telah mengalami pertumbuhan sejak bertemunya sel telur dengan sel ovum dalam kandungan ibu sampai batas usia tertentu, secara berangsur-angsur. Setiap anak mengalami fase-fase pertumbuhan yang berbeda tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu mencolok ketika sang anak masuk kategori “normal” atau tidak berkebutuhan khusus terkait gen atau sel. B. Hukum Perkembangan



Proses perkembangan merupakan suatu evolusi yang secara umum adalah sama pada setiap anak. Perbedaan-perbedaan individual dimungkinkan terjadi karena faktor-faktor pembawaan, pengalaman dalam lingkungan, dan faktor lainnya, seperti iklim, sosiologis, ekonomis dan sebagainya. Proses perkembangan yang berkesinambungan, beraturan, bergelombang naik turun, yang berjalan dengan kelajuan cepat maupun lambat, semuanya itu menunjukkan bahwa perkembangan tunduk pada hukum-hukum tertentu yang disebut "hukum perkembangan". 1. Hukum Kesatuan Organis Menurut hukum ini, anak adalah kesatuan organis,, bukan suatu penjumlahan atau suatu kumppulan unsur yang berdiri sendiri. Pertumbuhan dan perkembangan adalah diferensiasi atau pengkhususan dari totalitas pada unsur atau bagian baru, bukan kombinasi dari unsur ataupun kumpulan dari bagian. Daya dan fungsi jiwa tidaklah berkembang satu demi satu atau terlepas satu dengan yang lain, melainkan saling bersangkut paut. Misalnya ingatan berkembang karena adanya pengamatan dan perhatian. 2. Hukum Tempo Perkembangan Setiap anak punya tempo perkembangannya sendiri. Artinya, ada anak yang mengalami perkembangan cepat, sedang, dan ada pula yang lambat. Sebenarnya tempo ini dapat dirubah. Misal, ada orangtua yang menganggap dirinya bijaksana, dengan berusaha mengajari anaknya yang belum bersekolah membaca, menulis, dan berhitung. Ketika sekolah, anak tidak diberi kesempatan untuk bermain dan harus senantiasa belajar. 3. Hukum Irama (ritme) Perkembangan Hukum ini berlaku untuk setiap manusia. Baik perkembangan jasmani dan rohani tidak selalu dialami pelahan dengan urutan yang teratur, melainkan merupakan gelombang besar dan kecil yang silih berganti. Pada suatu masa, laju perkembangannya berjalan cepat, tetapi pada waktu berikutnya tidak terlihat sedikitpun kemajuan (terhambat). 4. Hukum Masa Peka Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri ke luar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang akan datang. Maria Montessori, berpendapat bahwa masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu jiwa mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Masa peka ini hanya datang sekali dalam hidup, apabila tidak digunakan sebaik-baiknya atau tidak mendapat kesempatan



yang baik untuk berkembang, maka fungsi tersebut akan mengalami kelainan/abnormal, dan dapat mengganggu perkembangan selanjutnya. Makin tapat pelayanan terhadap masa peka, berarti anak makin baik perkembangannya. 5. Hukum Rekapitulasi Dalam hukum ini, perkembangan jasmani individu merupakan ulangan dari perkembangan jenisnya. Contoh pengulangan dapat dilihat dari fase-fase perkembangan anak sesuai dengan perkembangan kehidupan bangsa sejak dahulu yaitu dari



masa berburu dan menyamun (bermain panahan dan



berburu), kemasa beternak dan menggembala (memelihara hewan peliharaan) , lalu masa bercocok tanam dan bertani (menyirami tanaman dan menanam bunga), sampai ke masa berdagang (suka jual beli dan tukar menukar barang), dan masa industri (mengerjakan pekerjaan tangan). 6. Hukum Mempertahan dan Mengembangkan diri Hasrat mempertahankan diri terlihat dalam bentuk nafsu makan dan minum serta menjaga keselamatan diri. Hasrat mengembangkan diri terlihat dalam bentuk hasrat ingin tau, mengenal lingkungan, ingin bergerak, kegiatan bermain dan sebagainya. Dapat mengembangkan pembawaan jasmani (urat, saraf, kaki, tangan, kepala) serta pembawaan rohani (fantasi, kehendak, pikiran, perasaan). 7. Hukum Predistinasi Predistinasi berarti nasib atau takdir. Pada setiap umat beragama ada kepercayaan terhadap nasib atau takdir yang telah ditetapkan Sang Pencipta. Pada umumnya semua umat beragama mengakui bahwa semua yang terjadi atas diri manusia, baik individu atau kelompok merupakan kodratbdan iradat, untuk itu harus diterima sebagai nasib oleh manusia. Dalam hal ini, betapa sempurnapun pembawaan, bakat dan sifat keturunan, beta baik pun lingkungan dan pemeliharaan anak, juga lengkapnya sarana dan sumber penghidupan, tetapi proses dan jalan perkembangan itu tidak akan berlangsung sebagaimana yang dikehendaki manusia seandainya nasib tak membawanya demikian. Perkembangan itu tergantung kepada apa yang sudah ditakdirkan-Nya. 8. Hukum Konvergensi Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis (kematangan) dan faktor-faktor lingkungan (belajar). Kematangan merupakan prasyarat munculnya kesiapan untuk belajar. Lingkungan menentukan arah perkembangan.



C. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan 1. Faktor yang Berasal dari Dalam Diri Individu Semenjak dari kandungan, janin tumbuh menjadi besar dengan sendirinya, dengan kodrat-kodrat yang dikandungnya sendiri. Ada beberapa faktor yang berpengaruh dari dalam diri sendiri yaitu : a) Bakat atau Pembawaan Bakat dapat diumpamakan sebagai bibit kesanggupan atau bibit kemungkinan yang terkandung dalam diri anak. Setiap individu mempunyai bermacam bakat sebagai pembawaannya, seperti bakat musik, agama, seni, akal yqng tajam dan sebagainya. Anak yang punya bakat musik akan mempunyai perhatian yang tinggi terhadap musik, ia akan mudah mempelajari dan mencapai kecakapan-kecakapan yang berhubungan dengan musik. Tentulah bahwa bakat atau pembawaan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan individu. b) Sifat Keturunan Sifat yang dipusakai dari orang tua atau nenek moyang dapat berupa fisik dan mental. Mengenai fisik misalnya bentuk muka (hidung), bentuk badan, dan suatu penyakit. Mengenai mental misalnya sifat pemalas, pemarah, pendiam dan sebagainya. Namun pendidikan dan lingkungan dapat menghambat tumbuhnya sifat-sifat buruk dan mengembangkan sifat anak yang baik. c) Dorongan dan Instink Dorongan adalah kodrat hidup manusia yang mendorong manusia melakukan sesuatu atau bertindak pada saatnya. Sedangkan instink atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh atau membisikkan kepada manusia bagaimana car-cara melaksanakan dorongan batin. 2. Faktor yang Berasal dari luar Individu a) Makanan Pada tahun-tahun pertama kehidupan, makanan merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan yang normal dari setiap individu. Dalam perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi sehat dan kuat, perlu memperhatikan makanan, baik itu kuantitas dan juga kualitas makanan tersebut. Makanan yang banyak hanya mengenyangkan perut, tetapi gizi yang yang cukup akan menjamin pertumbuhan yang sempurna. Namun jyga harus memperhatikan kehalalan makanan itu sendiri.



Masyarakat cenderung meyakini bahwa anak yang diberi makanan haram oleh orang tuanya, seperti dari hasil mencuri, korupsi, dan sebagainya, akan memiliki tingkah laku yang buruk. b) Iklim Sifat-sifat iklim, alam dan udara mempengaruhi pula sifat individu dan jiwa bangsa yang berada dalam iklim tersebut. Misal seseorang yang hidup dalam iklim tropis yang kaya raya, jiwanya akan terlihat lebih tenang, dibanding seseorang yang hidup dalam iklim dingin, karena iklim tropis keadaan alamnya tidak sekeras di iklim dingin, sehingga perjuangan hidup juga lebih santai. c) Kebudayaan Latar belakang budaya suatu bangsa sedikit banyak juga mempengaruhi perkembangan seseorang. Misalnya latar belakang budaya desa, keadaan jiwanya masih murni, masih yakin akan kekuatan dan kebesaran Tuhan, akan terlihat lebih tenang, karena jiwanya masih berada dalam lingkungan kuktur, kebudayaan bangsa sendiri yang mengandung petunjuk-petunjuk dan falsafah yang diramu dari pandangan hidup keagamaan. d) Ekonomi Orang tua yang ekonominya lemah yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan pokok anak dengan baik, sering kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. Bahkan tidak jarang mengakibatkan tekanan jiwa, sehingga menimbulkan rasa rendah diri pada anak. e) Kedudukan Anak dalam Lingkungan Keluarga Bila anak tunggal, biasanya perhatian orang tua tercurah kepadanya, sehingga ia cenderung memiliki sifat manja, kurang bisa bergaul dan sebagainya. Sebaliknya jika anak yang memiliki saudara maka perhatian orangtua akan terbagi, hal ini memungkinkan anak lebih banyak meniru dan belajar dari saudaranya yang lain. 3. Faktor Umum a) Intelegensi Tujuan intelegensi yang tinggi erat kaitannya dengan kecepatan perkembangan. Misalnya dalam hal berbicara, anak yang cerdas sudah dapat berbicara pada usia 11 bulan, yang rata-rata kecerdasannya pada usi 16 bulan, yang rendah kecerdasan pada usia 34 bulan, dan yang idiot pada usia 52 bulan.



b) Jenis Kelamin Pada saat lahir, anak laki-laki sedikit lebih besar dari anak perempuan, tetapi kemudian anak perempuan tumbuh lebih cepat daripada laki-laki. c) Kelenjar Gondok Kelenjar gondok ini mempengaruhi perkembangan baik waktu sebelum lahir, maupun pertumbuhan dan perkembangan yang sesudahnya. d) Kesehatan Mereka yang memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik dan sempurna akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang memadai. Sedangkan yang mengalami gangguan kesehatan, baik secara mental dan fisik, maka pertumbuhan dan perkembangan nya juga akan terhambat. e) Ras Misalnya, anak dari ras mediterranean (sekitar laut tengah) mengalami perkembangan fisik lebih cepat dibandingkan dengan anak dari bangsa Eropa Utara. Ras indian juga mengalami perkembangan lebih cepat dari ras yang berkulit putih dan kuning.



DAFTAR RUJUKAN



Santrock, John W. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Salemba Humanika. Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hildayani, R., Sugianto, M., Tarigan, R., & Handayani, E. (2014). Psikologi perkembangan anak. Azizah, N. N., & Richval, A. A. (2018). Pertumbuhan Dan Perkembangan Dalam Psikologi Perkembangan. Pertumbuhan Dan Perkembangan Dalam Psikologi Perkembangan, 1-13. Sumantri, M. (2014). Perkembangan peserta didik.