PTK Ipa Audio Visual [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI ENERGI ALTERNATIF MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS IV SDN CAKUNG BARAT 15 JAKARTA TIMUR



DWI PUTRI FITRIYANI



FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara pendidik dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum



pengajaran



merencanakan



yang



kegiatan



dilakukan.



pengajarannya



Pendidik secara



dengan



sistematis



sadar dengan



memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara pendidik dan siswa. Hal ini sangat membantu pendidik dalam mengajar dan memudahkan peserta didik menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan pendidik yang mampu menyelaraskan antara media pembelajaran dan metode pembelajaran. Media yang dimanfaatkan memiliki posisi sebagai alat bantu pendidik dalam mengajar. Misalnya grafik, film, slide, foto, serta pembelajaran dengan menggunakan komputer. Gunanya adalah untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Pendidik



yang



profesional



harus



memiliki



pengetahuan,



kemampuan, penguasaan materi, keterampilan dan dapat memberi pengajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan terhadap peserta didiknya.



Salah



satunya



pendidik



menggunakan



media



dalam



pembelajaran. Namun pada kenyataannya pendidik dalam mendidik selalu monoton atau tidak melakukan variasi-variasi. Fungsi media pendidikan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar alat peraga bagi guru, melainkan



pembawa



pesan-pesan



informasi



dan



pesan-pesan



pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik. Proses pembelajaran IPA yang berlangsung di kelas IV SDN



Cakung Barat 15 didapatkan data yaitu rendahnya hasil belajar peserta didik yang sebagian besar nilainya masih di bawah nilai kriteria ketuntusan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Hal ini dikarenakan kurang minatnya peserta didik pada materi yang disampaikan guru. Pendidik secara tidak sengaja bertindak sebagai satu-satunya sumber informasi di kelas, sedangkan peserta didik hanya menjadi pendengar yang pasif. Hal ini disebabkan karena pendidik secara dominan menggunakan metode ceramah yang berdampak pada suasana belajar yang monoton. Akibatnya, peserta didik merasa bosan dan motivasi atau keinginan belajar peserta didikmenjadi kurang, sehingga mengakibatkan hasil belajar mereka menurun. Pada saat kegiatan pembelajaran pendidik hanya menggunakan satu sumber buku yang dijadikan acuan dalam pembelajaran, hal ini mengakibatkan kurang luasnya informasi/materi yang diterima oleh siswa. Alasan utama pendidik kelas IV tidak menggunakan media sebelumnya karena pendidik tidak memiliki banyak waktu untuk membuat media pembelajaran. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah peneliti yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah “Bagaimanakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV di SDN Cakung Barat 15? C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran IPA tentang Energi Alternatif di kelas IV SDN Cakung Barat 15 ?”



D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA pada peserta didik kelas IV SDN Cakung Barat 15 ? 2. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran IPA di kelas IV SDN Cakung Barat 15 ? E. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar melalui penggunaan media audio visual dengan peta konsep pada peserta didik kelas IV SDN Cakung Barat 15 Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Secara khusus tujuan penelitian tindakan kelas ini antara lain: 1. Meningkatkan aktivitas peserta didik melalui penggunaan media audio visual pada muatan pelajaran IPA tentang energi alternatif pada kelas IV SDN Cakung Barat 15 Kecamatan Cakung Jakarta Timur. 2. Meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui penggunaan media audio visual pada muatan pelajaran IPA tentang energi alternatif pada kelas IV SDN Cakung Barat 15 Kecamatan CakungJakarta Timur. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pendidik Manfaat penelitian ini bagi pendidik dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para pendidik agar dapat menggunakan media audio visual dalam pembelajaran di sekolah.



2. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas melalui penggunaan media audio visual dalam pembelajaran di kelas. 3. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan peserta didik dapat belajar dengan aktif dan dapat meningkatkan hasil belajarnya di kelas. 4. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian berikutnya.



BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teoritis 1. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkanmelalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; (2) proses: prosedur pemecahan



masalah



melalui



metode



ilmiah;



metode



ilmiah



meliputi



penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Empat unsur utama IPA ini seharusnya muncul dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA sebaiknya menggunakan metode discovery, metode pembelajaran



yang



menekankan



pola



dasar:



melakukan



pengamatan,



menginferensi, dan mengomunikasikan /menyajikan. Pola dasar ini dapat dirinci dengan melakukan pengamatan lanjutan (mengumpulkan data), menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama di dalam pikirannya, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD pada kurikulum 2013 disesuaikan dengan tingkat kebutuhan peserta didik dan peningkatan terhadap hasil belajar yang mengacu kepada aspek spiritual, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Adapun ruang lingkup muatan pelajaran IPA di tingkat sekolah dasar berdasarkan keputusan dari Mendikbud (2016) adalah sebagai berikut : Ruang lingkup materi mata pelajaran IPA SD mencakup Tubuh dan panca indera, Tumbuhan dan hewan, Sifat dan wujud benda-benda sekitar, alam semesta dan kenampakannya, Bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan, Daur hidup makhluk hidup, Perkembangan tanaman, Wujud benda, Gaya dan gerak, Bentuk dan sumber energy dan energy alternative, rupa bumi dan perubahannya, Lingkungan, alam semesta dan sumber daya alam, Iklim dan



cuaca, Rangka dan organ tubuh manusia dan hewan, Makanan, rantai makanan dan keseimbangan ekosistem, Perkembangan makhluk hidup, Penyesuaian diri makhluk hidup pada lingkungan, Keshatan dan sitem pernafasan manusia, Perubahan dan Sifat benda, Hantaran panas, listrik dan magnet, Tata surya, Campuran dan larutan. 1 2. Penggunaan Media dalam Pembelajaran a. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, dkk, 2006) 2. Arsyad Azhar (2011) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.3 Dalam pengertian



ini, guru, buku teks, lingkungan sekolah



merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Selain pengertian media yang telah diuraikan diatas, masih terdapat pengertian lain yang dikemukakan oleh beberapa ahli dalam Hernawan, dkk, (2007)4 antara lain: 1.



Teknologi



pembawa



pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan



pembelajaran. 2.



Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya.



3.



Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya.



1 Kemendikbud.(2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor 21, Tahun 2016, tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.halaman 3 2 Sadiman, Arief. 1993. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan. Jakarta : Grafindo Pers.halaman 6 3 Azhar, Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grofindo Persada. Ibnu Badar A., Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual; Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013. Jakarta : Prenadamedia Group. 4 Hermawan,H. 2007. Media Pembelajaran SD. Bandung: Upi Press. Halaman 4



Kegiatan



pembelajaran



itu



pada



hakikatnya



merupakan



proses



komunikasi. Dalam proses komunikasi, biasanya pendidik berperan sebagai komunikator yang bertugas menyampaikan pesan sedangkan peserta didik dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan. Agar pesan atau bahan ajar yang disampaikan pendidik dapat diterima oleh peserta didik maka diperlukan wahana penyalur pesan yaitu media pembelajaran. Jika dilihat dari perkembangan Media Pendidikan, pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu pendidik (teaching aids). Alat Bantu yang dipakai adalah alat bantu visual misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang



memperhatikan



aspek



disain,



pengembangan



pembelajaran



(instruction) produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio-visual atau Audio-Visual Aids (AVA). “Alat Bantu Dengar” seperti : Video Tape, Televisi dan Gambar Hidup (biocope). Akan tetapi media bukan hanya menjadi alat Bantu pendidik atau seseorang pendidik lainnya, media mempunyai banyak manfaat bagi semua orang



untuk



mendapatkan



informasi



yang



sedang



berkembang



dan



mempermudah manusia menerima pesan darimana pun. Secara umum manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Memudahkan keberhasilan dan kemantapan hasil belajar mengajar b. Kejelasan, kemudahan dan peragaan (konkritisasi) bahan pelajaran c.



Membina gairah belajar ke arah peserta didik aktif



d. Stimulus untuk personalisasi Sedangkan manfaat media pembelajaran secara khusus adalah sebagai berikut: a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar pendidik dapat dihindarkan dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara peserta didik dimanapun berada. b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih jelas. Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami



maupun dimanipulasi. Sehingga dapat membantu pendidik untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, tidak membosankan dan anak tertarik untuk mengikuti pembelajaran. c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan adanya media pembelajaran akan terjadi komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media pembelajaran yang cenderung terjadi komunikasi satu arah, peserta didik menjadi pasif dan tidak aktif dalam pembelajaran tersebut. d. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam menyerap materi pelajaran agar lebih mendalam dan utuh. e. Efesien dalam waktu dan tenaga. Dengan media pembelajaran tujuan pembelajaran akan lebih mudah Tuntas secara maksimal dengan waktu dan tenaga yang seminimal mungkin. f. Media dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi dan proses pembelajaran. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong peserta didik untuk mencintai ilmu pengetahuan dan mereka menjadi gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan yang lain. b. Pengertian Media Audio Visual Media Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yaitu Media Audio dan Media Visual. Media audiovisual adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indra pendengaran dan indra penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak. Menurut (Azhar Arsyad 2011) Media visual yang menggabungkan penggunaan suara



memerlukan



pekerjaan



tambahan



untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan dan penelitian. 5 Beberapa Kelebihan media Audio Visual dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata- kata, tertulis atau lisan belaka), mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indra, media audio visual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial. Menurut Hermawan,(2007) mengemukakan bahwa Media Audio Visual adalah Media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi) meliputi media yang dapat dilihat dan didengar).6 Jenis media audio visual mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi kedalam : 1. audio visual diam, yaitu media yang menampilakan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, dan cetak suara. 2. audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette. Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media audio visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua yaitu suara dan gambar. Audio visual merupakan jenis media tidak hanya dapat dipandang atau diamati, tetapi juga dapat didengar. Beberapa Kelebihan atau kegunaan media Audio-Visual pembelajaran sama dengan pengajaran Audio & visual yaitu: 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka) 2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:



5 Azhar, Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grofindo Persada. Ibnu Badar A., Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual; Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013. Jakarta : Prenadamedia Group. Halaman 94 6 Hermawan,H. 2007. Media Pembelajaran SD. Bandung: Upi Press. Halaman 12



a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau model b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll f. Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat divisualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll. 3. Media audio visual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial. Pengajaran audio-visual juga mempunyai beberapa kelemahan yang sama dengan pengajaran visual, yaitu : 1.



Terlalu



menekankan



pentingnya



materi



ketimbang



proses



pengembangannya dan tetap memandang materi audio-visual sebagai alat bantu pendidik dalam mengajar. 2.



Terlalu



menekankan



pada



penguasaan



materi



dari



pada



proses



pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat Bantu pendidik dalam proses pembelajaran. Media yang beorieantsi pada pendidik sebernarnya. 3.



Media audio visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah.



4.



Media audio-visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karna media audio-visual cenderung tetap di tempat.



D. Pengertian Belajar Dan Hasil Belajar Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berlangsung di mana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, di sekolah dan di masyarakat, baik disadari maupun tidak disadari, disengaja atau tidak disengaja. Menurut Sri Anitah (2014) Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses artinya bahwa dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan 11. Sejalan dengan itu Slameto (2010) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang



10 Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2015. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group. Halaman 187 11 Anitah W.,Sri. 2014. Materi Pokok Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka. Halaman 2.5



untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.12 Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang merupakan gambaran terjadinya rangkaian perubahan dalam kemampuan siswa. Dalam proses belajar pendidik harus dapat membimbing dan memfasilitasi peserta didik supaya peserta didik dapat melakukan proses-proses tersebut. Proses belajar mengajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh desain pelajaran maupun strategi yang diterapkan pendidik dalam pembelajaran. Proses belajar terjadi melalui banyak cara, baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar/siswa. Perubahan yang dimksud yaitu perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh siswa. Adapun pengalaman merupakan interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar disini dapat diartikan sebagai perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan dan diri peserta didik itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2001) disebutkan bahwa hasil adalah: 1) Sesuatu yang diadakan atau dibuat, atau dijadikan dsb untuk usaha. 2) Pendapat, perolehan, buah. 3) Akibat. 4) Pajak, sewa tanah. 13 Dalam proses pembelajaran, hasil belajar menjadi tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran yang telah berlangsung. Apabila hasil belajar sudah memenuhi indikator ketuntasan yang distandarkan, maka dapat dinyatakan proses pembelajaran tersebut berhasil. Ketuntasan hasil belajar dapat diperoleh melalui evaluasi yang mencakup tiga ranah, yakni kognitif, psikomotor, dan afektif. Kesemuanya itu saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain.



12 Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempenagruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 2 13 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan/Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta: Balai Pustaka.



Halaman 391



Sejalan dengan itu, Sri Anitah (2014) mengemukakan bahwa perwujudan perubahan tingkah laku dari hasil belajar adalah adanya peningkatan kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Perubahan tersebut sebagai perubahan yang disadari, relatif



bersifat



permanen, kontinu dan fungsional.14 Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor dalam diri peserta didik (intern) dan faktor dari luar diri peserta didik (ekstern). Faktor dari dalam diri peserta didik yang berpengaruh terhadap hasil belajar antara lain minat, bakat,motivasi, perhatian, kesehatan serta kebiasaan siswa. Sedangkan faktor dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya lingkungan fisik dan lingkungan non fisik, lingkungan sosial, lingkungan keluarga, guru, pelaksanaan pembelajaran, juga teman sekolah. Lingkungan fisik seperti tempat belajar, ruang kelas, pencahayaan dan lain-lain, sedangkan yang termasuk lingukngan non fisik diantaranya yaitu suasana kelas saat belajar,seperti riang gembira, menyenangkan, kondusif dan lain-lain. Pendidik merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab pendidik merupakan manajer atau sutradara dalam kelas. Selain itu pelaksanaan pembelajaran juga berpengaruh terhadap hasil belajar, karena dalam pelaksanaan pembelajaran ini terjadi interaksi antara pendidik dengan siswa, dimana dalam pembelajaran pendidik menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang berhubungan langsung dengan peserta didik sebagai pelaksana pembelajaran di kelas.



14 Anitah W.,Sri. 2014. Materi Pokok Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka. Halaman 2.6



B. Kerangka Berpikir



Kondisi Awal



Pelaksanaa n



1. Pembelajaran belum bersifat holistik dan student centered (masih terpusat pada guru). 2. Pendidik baru berperan sebagai transformator dan mediator. 3. Pendidik banyak yang masih gagap teknologi 4. Peserta didik tidak aktif dalam pembelajaran 5. Peserta didik banyak yag merasa bosan dengan metode ceramah 6. Pendidik tidak menggunakan media pembelajaran saat menjelaskan materi IPA 7. Hasil belajar rendah.



Penerapan penggunaan media audio visual dengan peta konsep dalam pembelajaran IPA



1. Kondisi Akhir



2. 3. 4. 5. 6.



7.



Pembelajaran bersifat holistik dan student centered Pendidik berperan sebagai fasilitator Pendidik melek teknologi Peserta didik aktif dalam pembelajaran Antusias peserta didik meningkat dalam pembelajaran Pendidik menggunakan media pembelajaran saat menjelaskan materi IPA Hasil belajar meningkat



 Keterampilan pendidik menggunakan media meningkat  Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran meningkat  Hasil belajar peserta didik meningkat



C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan analisis teoritis, tinjauan beberapa penelitian relevan, dan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian ini secara umum diajukan suatu hipotesis yaitu melalui peta konsep dan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Cakung Barat 15Jakarta Timur. Secara khusus, hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melalui penggunaan media audio visual dengan penerapan peta konsep dapat meningkatkan keterampilan pendidik dalam pembelajaran IPA kelas IV SDN Cakung Barat 15Jakarta Timur 2. Melalui penggunaan media audio visual dan penerapan peta konsep dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran IPA kelas IV SDN Cakung Barat 15Jakarta Timur 3. Melalui penggunaan media audio visual dan penerapan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA kelas IV SDN SDN Cakung Barat 15Jakarta Timur D. Penelitian yang relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah : 1. Penelitian yang dilakukan tahun 2010 oleh Vita Romala yang berjudul “Penerapan peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan perkembangan makhluk hidup kelas VI SDN Balearjosari 1 Kota Malang” . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan peta konsep dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA. Aktivitas siswa meningkat. Siswa lebih aktif dan antusias selama proses pembelajaran, ini terlihat dari rata-rata nilai aktivitas siswa pada siklus I adalah 68,19 menjadi 78,88 pada siklus II. Dari nilai pratindakan rata-rata 62,2 meningkat pada siklus I menjadi 70,09 dan meningkat menjadi 74,80 pada siklus II. 2. Penelitian yang dilakukan tahun 2014 oleh Hana Rohana yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV”. Hasil penelitiannya adalah melihat hasil dari siklus I dengan Rata-rata nilai 68,18 dengan kategori “cukup” dan hasil belajar pada siklus



II meningkat dengan rata-rata nilai 75,90 dengan kategori “baik sekali”, hal ini terlihat pada kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran pada siklus I dengan rata-rata 2,53 dengan kategori “cukup” dan meningkat pada siklus II menjadi 3,16 dengan kategori “Baik”. Dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I dengan nilai rata-rata 2,42 dengan kategori “cukup” dan meningkat pada siklus II menjadi 3,24 dengan kategori “baik sekali’.



BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang akan dilakukan berbentuk Penelitian Tindakan Kelas, untuk itu peneliti mempersiapkan setting penelitian berupa keterangan lokasi penelitian, waktu penelitian, sarana dan prasarana, kondisi Pendidik dan Siswa, serta gambaran umum sekolah penelitian. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai setting penelitian diantaranya: 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian yaitu di SDN Cakung Barat 15Kecamatan Duren Sawit Kota Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta. 2. Kondisi Pendidik Tenaga Pendidik di SDN Cakung Barat 15Kecamatan Duren Sawit Kota Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta terdapat 30 orang yang secara keseluruhan sudah berpendidikan S1, tetapi baru 14 orang yang sudah lulus sertifikasi. 3. Waktu Penelitian Waktu penelitian dalam melaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti memerlukan rancangan waktu yang tepat sehingga penelitian dapat berjalan dengan



baik dan



sesuai dengan



yang diharapkan



yaitu



memperoleh hasil yang maksimal. Berikut adalah rancangan waktu penelitian yang direncakan oleh peneliti: No



Rencana Kegiatan



1.



Permintaan izin kepala sekolah



2.



Permintaan kerja sama dengan pendidik kelas IV Persiapan



3.



Menyusun perangkat pembelajaran



4.



Menyiapkan alat dan bahan



Juli



Agustus



(Minggu ke) 1 2 3 4



(Minggu ke) 1 2 3 4



5.



Menyusun instrument



6.



Pelaksanaa n Menyiapkan kelas



7.



Melakukan tindakan siklus I



8.



Perencanaan



9.



Pelaksanaan



10.



Observasi



11.



Refleksi



12.



Melakukan tindakan siklus II



13.



Perencanaan



14.



Pelaksanaan



15.



Observasi



16.



Refleksi



17.



Pengolahan data



18.



Finalisasi draf PTK



19.



PTK selesai



Adapun jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : No



Kegiatan



Muatan Pelajaran



Kelas



Hari/Tanggal



Waktu 07.50 09.00 07.50 09.00



1



Siklus I



IPA



IV



Kamis/ 01 Agustus 2019



2



Siklus II



IPA



IV



Kamis/ 08 Agustus 2019



Pihak yang membantu penelitian ini adalah teman sejawat di SDN Cakung Barat 15dan instruktur pembimbing penelitiaan tindakan kelas. Adapun pemilihan teman sejawat ini dilakukan atas beberapa pertimbangan yang dapat mendukung proses penelitian dari tahap perencanaan, pelaksanaan sebagai observer sampai dengan penyusunan laporan.



B. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek adalah peserta didik kelas IV SDN Cakung Barat 15Kecamatan Duren Sawit Kota Jakarta Timur Tahun Ajaran 2019/2020 yang berjumlah 32 orang terdiri dari peserta didik laki-laki 17 orang dan peserta didik perempuan 15 orang. SDN Cakung Barat 15beralamat di Jalan Delima II No. 39 Malaka Sari Perumnas Klender Kecamatan Duren Sawit Kota Jakarta Timur. C. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research. Menurut Suharsimi Arikunto (2008) penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 15 Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan sebagai strategi pemecahan masalah dengan memanfaatkan tindakan nyata kemudian merefleksi terhadap hasil tindakan. Penelitian tindakan cocok untuk meningkatkan kualitas subyek yang akan diteliti. Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam muatan pembelajaran IPA melalui peta konsep dengan menggunakan media audio visual. Pada pelaksanaannya, penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru. Peneliti bertindak sebagai observer dan pendidik bertindak sebagai pengajar. Dalam hal ini peneliti berkolaborasi dengan pendidik dengan tujuan agar lebih mudah dan teliti dalam kegiatan observasi. Prosedur penelitian dilakukan dua siklus dengan waktu perbaikan pembelajaran 2 x 35 menit atau dua jam pelajaran setiap siklusnya. Masing-masing siklus meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi. 16Adapun



prosedur perbaikan pembelajaran dapat dilihat dalam diagram



dibawah ini (Suharsimi Arikunto,2015) :



15 Suharsimi,Arikunto, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 3 16 Ibid halaman 42



Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa pelaksanaan penelitian merupakan suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan. Oleh sebab itu, rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, adapun penjabaran tahapan pelaksanaan dari tiap- tiap siklus adalah sebagai berikut: a.



Perencanaan Sesuai dengan rumusan masalah hasil studi pendahuluan, peneliti



bersama pendidik membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan itu berupa pembelajaran IPA di kelas IV dengan menggunakan media audio visual dan peta konsep. Kegiatan ini dimulai dengan merumuskan rancangan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, yaitu dengan kegiatan berikut: 1. Menyusun rancangan tindakan berupa Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP), hal ini meliputi (a) standar kompetensi, (b) kompetensi dasar, (c) indikator, (d) materi, (e) metode, (f) kegiatan pembelajaran, (g) media/sumber, (h) evaluasi/penilaian.



2. Menyusun indikator, deskriptor, dan kriteria pembelajaran energi alternatif. 3. Menyusun alat untuk mengambil data berupa lembar pengamatan, catatan lapangan dan dokumentasi 4. Melakukan diskusi untuk membuat RPP, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dan peta konsep. Waktu yang digunakan untuk mendiskusikan adalah waktu luang yang ada bagi pendidik kelas dan teman sejawat, misalnya pada jam istirahat atau juga diakhir pembelajaran. b.



Pelaksanaan Tahapan ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran IPA materi energi



alternatif, dengan menggunakan media audio visual dan pembuatan peta konsep sesuai dengan RPP. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan, dengan film dokumenter yang berbeda, tetapi masih berada pada satu topik sesuai dengan RPP yang telah disusun. Kegiatan dilakukan oleh peneliti sebagai pendidik kelas dan pendidik senior sebagai teman sejawat sebagai pengamat. Pendidik melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas berupa kegiatan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan peserta didik dengan siswa. Kegiatan yang dilakukan seperti berikut ini: 1. Pendidik melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual sesuai dengan RPP yang dibuat yaitu dibagi dalam tahap persiapan, pelaksanaan (penyajian), dan tindak lanjut. 2. Pengamat melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar pengamat, dan format catatan lapangan. 3. Peneliti dan pengamat melakukan diskusi terhadap tindakan yang dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan pembelajaran selanjutnya. Tahap pelaksanaan tindakan ini, setiap siklus mempunyai kompetensi dasar yang sama diambil berdasarkan KD yang ada dalam kurikulum pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD semester I, tetapi ada perbedaan indikator pembelajaran dari setiap siklusnya.



c.



Pengamatan Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran dengan menggunakan



media audio visual dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis. Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat pada waktu melaksanakan tindakan pembelajaran. Dalam kegiatan ini pendidik kelas berusaha mengenal, merekam, dan mendokumentasikan semua indikator dari proses perubahan yang terjadi, yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dan pembuatan peta konsep. Keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk lembar pengamatan. Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada satu siklus dapat mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan pendidik kelas, kemudian diadakan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. d.



Refleksi Refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap ini pendidik



sebagai peneliti dan pendidik senior sebagai teman sejawat mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah: a) menganalisis tindakan yang baru dilakukan, b) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana yang ada dalam RPP dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, c) melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang diperoleh. Hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan pada tindakan selanjutnya. Selain hasil kegiatan refleksi setiap tindakan digunakan untuk menyusun simpulan terhadap hasil tindakan I dan II. 1.



Siklus I Tindakan pada siklus I mencakup langkah tindakan secara rinci. Segala



keperluan pelaksanaan tindakan mulai dari materi atau bahan ajar, rencana pelajaran yang mencakup metode atau teknik mengajar, serta teknik dan instrumen observasi atau evaluasi dipersiapkan dengan matang pada tahap ini. Pelaksanaan tindakan merupakan



suatu kegiatan yang dilakukan sesuai skenario pembelajaran yang telah dibuat. Siklus I dilakukan pada hari Kamis, 01 Agustus 2019 2. Siklus II Pada siklus II dilakukan pada hari Kamis tanggal 08 Agustus 2019. Perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran IPA. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan interpretasi serta analisis dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan non tes (observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi). E. Instrumen Penelitian Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan pencatatan lapangan, lembar pengamatan, dan hasil tes. Catatan lapangan berisi deskripsi atau paparan tantang latar pengamatan terhadap tindakan pendidik sewaktu pembelajaran



IPA



energi



alternatif.



Unsur-unsur



yang



diamati



dalam



pelaksanaan mengacu pada yang tertera pada butir- butir lembar pengamatan. Disamping itu juga memuat rancangan refleksi berdasarkan pengamatan yang dilakukan pengamat. F. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat adanya peningkatan nilai hasil belajar peserta didik setiap siklusnya. Hasil belajar peserta didik dianggap tuntas apabila adanya peningkatan rata-rata nilai peserta didik setiap siklusnya dan secara klasikal dianggap tuntas apabila mencapai ≥75% (kategori tinggi) dari jumlah peserta didik seluruhnya mencapai KKM ≥70 untuk muatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Energi Alternatif.



G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa pengaruh perlakuan yang digunakan memberikan sinergi terhadap hasil pembelajaran, dan bila hasil pembelajaran mencapai di atas atau minimal 70, maka tujuan penelitian telah Tuntas. Menurut Suharsimi Arikunto (2015) pengertian dari instrumen PTK adalah semua alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data tentang semua proses pembelajaran, jadi bukan hanya proses tindakan saja. Pengamatan



dilakukan



untuk



mengamati



latar



17



kelas



tempat



berlangsungnya pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar-lembar pengamatan.



Pengamat



mengamati



apa



yang



terjadi



pada



proses



pembelajaran. Unsur-unsur yang menjadi butir sasaran pengamatan bila terjadi dalam proses pembelajaran ditandai dengan memberikan cheklist pada lembar pengamatan. Tes, digunakan untuk memperkuat data pengamatan yang terjadi dalam kelas terutama pada butir penguasaan materi pembelajaran IPA materi energi alternatif dari unsur siswa. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas kemampuan memahami pembelajaran Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah analisis interaksi untuk menganalisis data hasil penelitiannya. Data yang diperoleh dari lapangan berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang bisa dianalisis secara diskriptif. Data ini dapat diperoleh dengan melihat hasil evaluasi siswa. Sedangkan data kualitatif yaitu data berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Data tersebut diolah dengan model interaksi dengan langkah-langkahnya yaitu: reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan model analisis data kuantitatif, karena peneliti bertujuan meningkatkan hasil pembelajaran siswa, seperti yang diungkapkan oleh Wardhani (2014) analisis data adalah upaya yang



17 Ibid halaman 85



dilakukan oleh pendidik yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar.18 Tahap analisis tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Menelaah yang telah terkumpul baik melalui pengamatan maupun catatan, dengan melakukan proses trankripsi hasil pengamatan, penyeleksian dan pemilihan data. Seperti pengelompokkan data pada siklus I dan siklus II, kegiatan menelaah data dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan. 2. Reduksi data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data yang telah terkumpul diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan fokus. 3. Menyajikan data dilakukan dengan cara menggorganisasikan informasi yang telah direduksi, data mula-mula disajikan terpisah, setelah tindakan terakhir direduksi, keseluruhan data tindakan dirangkum dan disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal berdasarkan fokus pembelajaran energi alternatif dengan menggunakan media audio visual dan pembuatan peta konsep. Menyimpulkan hasil penelitian tindakan ini merupakan penyimpulan akhir penelitian. Kegiatan dilakukan dengan cara: a) meninjau kembali catatan lapangan, b) bertukar fikiran dengan ahli, teman sejawat. Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi, baik data perencanaan yang terdapat dalam RPP, pelaksanaan, maupun data evaluasi. Analisis data dilakukan dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkana agar dapat ditemukan berbagai informasi yang spesifik dan terfokus kepada berbagai informasi yang mendukung pembelajaran dan yang menghambat pembelajaran. Dengan demikian pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan. Dalam hal mengukur keberhasilan tindakan secara kuantitatif, dipakai instrumen dalam bentuk soal-soal tes bagian I dan II. Adapun tes bagian I terdiri atas tes sub bagian A yang meliputi pokok bahasan Energi Alternatif di kelas IV Semester I Tahun ajaran 2019/2020 18 Wardhani, I.G.A.K, Wihardit Kuswaya, Nasution Noehi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarata : Universitas Terbuka. Halaman 5.4



DAFTAR PUSTAKA



Anitah W.,Sri. 2014. Materi Pokok Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka. Azhar, Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grofindo Persada. Ibnu Badar A., Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual; Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013. Jakarta : Prenadamedia Group. Dabell, John. 2012. Aktivitas Permainan dan Ide Praktis Belajar Sains. Jakarta : Esensi Erlangga Group. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan/Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta: Balai Pustaka. Hermawan,H. 2007. Media Pembelajaran SD. Bandung: Upi Press.



Sadiman, Arief.



1993. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,



dan Pemanfaatan. Jakarta : Grafindo Pers. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempenagruhi. Jakarta:



Rineka Cipta. Suharsimi,Arikunto, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas.



Jakarta: Bumi Aksara.



Wardhani, I.G.A.K, Wihardit Kuswaya, Nasution Noehi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarata : Universitas Terbuka.