Reading Report 3: Bryman Chapter 19-23 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Reading Report 3: Bryman Chapter 19-23 Azkiah Sekar Andini (1806221751) Etnografi atau observasi partisipan merupakan salah satu bentuk pengumpulan data. Sang peneliti berada pada suatu lokasi dengan jangka waktu tertentu untuk mengobservasi dan memahami budaya suatu kelompok sosial yang akhirnya menimbulkan sikap apresiasi. Sebagai partisipan, peneliti mengikuti kegiatan masyarakat yang sedang ditelitinya, namun masih tetap mempertahankan statusnya sebagai peneliti. Namun, etnografi lebih memfokuskan pada budaya yang sedang diteliti. Terdapat dua bentuk wawancara dalam penelitian kualitatif, yakni unstructured interview dan semi-structured interview. Pendekatannya lebih tidak terstruktur kalau di dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, lebih terstruktur untuk memaksimalkan validitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Di dalam wawancara kualitatif, lebih banyak sudut pandang si informan. Dalam penelitian kuantitatif lebih banyak merefleksikan masalah dari penelitian itu. Dalam wawancara kualitatif, seringkali informan diwawancarai beberapa kali dalam beberapa kesempatan. Namun, di structured interview informan hanya di wawancara sekali saja, kecuali penelitian tersebut berjangka panjang. Wawancara penelitian kualitatif lebih fleksibel dan menyesuaikan dengan macam penelitiannya, sedangkan penelitian kuantitatif lebih kaku karena membutuhkan standar tertentu. Banyak orang berpikir bahwa interview merupakat sesuatu yang melibatkan satu orang pewawancara dan satu orang yang diwawancara, namun, pada kenyataannya, terdapat metode focus group. Focus group merupakan sebuah metode wawancara dengan beberapa orang tentang topik atau masalah tertentu. Teknik focus group ini melibatkan lebih dari satu orang yang diwawancarai, setidaknya biasanya berjumlah empat orang. Pada dasarnya merupakan sebuah wawancara kelompok, tetapi terdapat perbedaan antara focus group dan wawancara kelompok, yakni: 1. Kelompok fokus biasanya menekankan tema atau topik tertentu yang dieksplorasi secara mendalam, sedangkan wawancara kelompok sering berlangsung sangat luas. 2. Kadang-kadang wawancara kelompok dilakukan sehingga peneliti dapat menghemat waktu dan uang dengan melakukan wawancara dengan sejumlah individu serentak. Namun, kelompok fokus tidak dilakukan karena alasan ini. 3. Praktisi kelompok fokus selalu tertarik pada cara-cara individu membahas isu tertentu sebagai anggota kelompok, bukan hanya sebagai individu. Dengan kata lain, dengan



kelompok fokus peneliti akan tertarik pada hal-hal seperti bagaimana orang menanggapi pandangan satu sama lain dan membangun pandangan dari interaksi yang terjadi dalam kelompok. Sebagian besar peneliti kelompok fokus melakukan pekerjaan mereka dalam tradisi penelitian kualitatif. Ini berarti bahwa mereka secara eksplisit peduli untuk mengungkapkan bagaimana peserta kelompok melihat masalah yang mereka hadapi; Oleh karena itu, peneliti akan bertujuan untuk memberikan pengaturan yang cukup tidak terstruktur untuk mengekstraksi pandangan dan perspektif mereka. Orang yang menjalankan sesi kelompok fokus biasanya disebut moderator atau fasilitator, dan dia diharapkan untuk memandu setiap sesi tetapi tidak terlalu mengganggu. Bahasa sangat penting bagi para peneliti sosial. Melalui bahasa, kita bisa menanyakan pertanyaan saat wawancara dan mendapatkan timbal balik berupa jawaban dari pihak yang diwawancarai. Memahami kategori bahasa telah menjadi komponen penting dari penelitian yang melibatkan observasi partisipan karena dengan mengetahui arti kata-kata yang digunakan dan makna istilah-istilah tertentu dalam bahasa setempat sering dipandang sebagai sesuatu yang penting untuk apresiasi tentang dunia sosial yang sedang dipelajari dipandang oleh para anggotanya. Terdapat dua pendekatan yang memperlakukan bahasa sebagai titik fokus utama mereka, yakni analisis percakapan (AP) dan analisis wacana (AW). Pendekatan ini bukan memperlakukan bahasa sebagai sumber daya, melainkan sebagai topik dari penelitian. Ini berarti bahwa bahasa diperlakukan secara signifikan lebih dari satu media di mana bisnis penelitian sosial dilakukan (seperti mengajukan pertanyaan dalam wawancara). Sementara CA dan DA tidak menguras berbagai kemungkinan untuk belajar bahasa sebagai topik, mereka memang mewakili dua pendekatan yang paling menonjol. Masing-masing telah mengembangkan kosa kata teknis dan serangkaian teknik. Terdapat banyak dokumen sebagai sumber data dan dokumen sebagai sumber pelengkap untuk penelitian kualitatif. Dokumen sebagai sumber data dapat dibaca, belum diproduksi spesifik untuk penelitian, dijaga agar dapat dianalisis, serta adanya relevansi dengan bahan si peneliti. Kriteria ideal sebuah dokumen dilihat dari kualitasnya, yakni authenticity, credibility, representativeness, dan meaning. Sumber Referensi: Bryman, Alan. Social Research Methods, 4th Edition. New York: Oxford University Press, 2012.