Referat Benda Asing Esofagus [PDF]

  • Author / Uploaded
  • rapol
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BENDA ASING ESOFAGUS A. Pendahuluan Tertelannya benda asing merupakan masalah global dan seringkali menyebabkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa. Benda asing dapat berasal dari luar tubuh maupun dalam tubuh. Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen dan yang dari dalam tubuh disebut benda asing endogen. Benda asing endogen seperti gigi yang terlepas. Benda asing eksogen dapat berupa kacang-kacangan, tulang serta zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu dan lain-lain.1 Benda asing yang tertelan pada esofagus merupakan masalah umum yang dihadapi oleh dokter dan sering menjadi alasan untuk endoskopi. Benda asing tertelan lebih sering terjadi pada anak-anak, mayoritas pada usia 6 bulan hingga 6 tahun. Biasanya 80% hingga 90% benda asing yang tertelan yang mencapai perut akan berlalu dengan lancar tanpa intervensi, sisanya tertahan dalam esofagus, menyebakan pasien berisiko untuk terjadi komplikasi seperti perforasi atau aspirasi. Esofagus adalah lokasi paling umum untuk penyumbatan benda asing di saluran pencernaan dan menyumbang 75% dari semua kasus. Penanganan benda asing pada esofagus dapat memberikan kompilikasi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis benda dan karakteristik fisiknya, lokasi benda, usia dan kondisi medis pasien, onset, dan bukti komplikasi seperti obstruksi atau perforasi total.1 B. Anatomi dan Fisiologi Esofagus 1



Esophagus merupakan tuba muskular dengan panjang 9- 10 inci ( 25 cm) dan diameter 1 inci (2,54 cm). Saat lahir panjang esofagus bervariasi antara 8 dan 10 cm dan kira-kira 19 cm pada usia 15 tahun. Esofagus berasal dari laringofaringeal area vertebrae C6 melewati diagfragma (hiatus esofagus) pada areasekitar vetebreae thoraks 10 dan membuka kearah lambung. Esofagus adalah saluran berotot yang lurus dan memanjang diantara faring dan lambung. 2 Esofagus memiliki 3 lokasi penyempitan dalam proses vertikal, sebagai berikut: 2 1. Tempat penyempitan pertama adalah pada 15 cm dari gigi insisivus atas, di mana esofagus dimulai pada sfingter krikofaringeal, ini adalah bagian tersempit dari esofagus dan sekitar sesuai dengan vertebra C6. 2. Tempat penyempitan kedua adalah pada 23 cm dari gigi insisivus atas, di mana ia dilintasi oleh arkus aorta dan kiri bronkus utama 3. Tempat penyempitan ketiga adalah 40 cm dari gigi insisivus atas, di mana ia menembus diafragma.



Lower Esophageal Sphincter (LES) terletak pada



tingkat ini.



2



Gambar 1. Gross Anatomy of Esophagus.2 Dalam proses menelan akan terjadi hal-hal seperti berikut: 2 1. Pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang baik 2. Upaya sfingter mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase-fase menelan, 3. Mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada saat respirasi, 4. Mencegah masuknya makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laring, 5. Kerjasama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus makanan ke lambung, 6. Usaha untuk membersihkan kembali esofagus. Proses menelan di mulut, faring, laring, dan esofagus secara keseluruhan akan terlibat secara berkesinambungan. Menelan dibagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus. Tahap orofaring berlangsung sekitar 1 detik dan terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalui faring untuk masuk ke esofagus.Ketika masuk ke faring, bolus makanan 3



harus diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke lubang-lubang lain yang berhubungan dengan faring. Dengan kata lain, makanan harus dijaga agar tidak masuk kembali ke mulut, masuk ke saluran hidung, atau masuk ke trakea. 2 Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar makanan tidak masuk kembali ke mulut sewaktu menelan. Kontraksi m.levator palatine mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat dan bagian atas dinding posterior faring akan terangkat pula. Bolus terdorong ke posterior karena lidah terangkat ke atas. Selanjutnya terjadi kontraksi m.palatoglosus yang menyebabkan ismus fausium tertutup, diikuti oleh kontraksi m.palatofaring, sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut. Uvula terangkat dan menekan bagian belakang tenggorokan, menutup saluran hidung atau nasofaring dari faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung.2 Makan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara di pintu masuk laring atau glottis. Faring dan laring bergerak ke arah atas oleh kontraksi m.stilofaring, m.salfingofaring, m.tirohioid dan m.palatofaring.Aditus laring tertutup oleh epiglotis, sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan plika vokalis tertutup karena kontraksi m.ariepiglotika dan m.aritenoid obligus. Bersamaan dengan ini terjadi juga pengentian aliran udara ke laring karena refleks yang menghambat pernapasan, sehingga bolus makanan tidak akan masuk ke dalam saluran napas.



4



Selanjutnya bolus makanan akan meluncur ke arah esofagus, karena valekula dan sinus piriformis sudah dalam keadaaan lurus. 2 Tahap esofagus dari proses menelan dimulai. Pusat menelan memicu gelombang peristaltik primer yang menyapu dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong



bolus



di



depannya



menelusuri



esofagus



untuk



masuk



ke



lambung.Gelombang peristaltik memerlukan waktu sekitar 5 sampai 9 detik untuk mencapai ujung bawah esofagus.Perambatan gelombang dikontrol oleh pusat menelan, dengan persarafan melalui saraf vagus.Sewaktu gelombang peristaltik menyapu menuruni esofagus, sfingter gastroesofagus melemas secara refleks sehingga bolus dapat masuk ke dalam lambung. Setelah bolus masuk ke lambung, proses menelan tuntas dan sfingter gastroesofagus kembali berkontraksi.2 C. Definisi Benda asing esofagus adalah benda yang tajam maupun tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan baik secara sengaja maupun tidak sengaja. 3 Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan masalah utama pada anak usia 6 bulan sampai 6 tahun dan dapat terjadi pada semua umur pada tiap lokasi di esofagus baik di tempat penyempitan fisiologis maupun psikologis dan dapat pula menimbulkan komplikasifl fatal akibat perforasi.3



D. Epidemiologi



5



Benda asing yang tetelan di esofagus dapat merupakan ketidaksengajaan atau yang disengaja. Kelompok pasien yang paling sering tidak sengaja menelan benda asing adalah anak-anak. Secara keseluruhan, 80% dari konsumsi benda asing terjadi pada anak-anak, sebagian besar terjadi antara usia 6 bulan dan 3 tahun.4 Benda asing yang ditelan secara sengaja sering dilakukan oleh pasien dengan gangguan jiwa atau tahanan. Kejadian tahunan benda asing esofagus sekitar 13-16 per 100.000 orang. Di Amerika Serikat, daging seperti hot dog, babi, sapi, dan ayam adalah makanan yang paling umum yang menyebabkan tersangkutnya benda asing di esofagus sedangkan di negara-negara Asia dan wilayah pesisir, ikan dan tulang ikan adalah penyebab paling umum.4 Lebih dari 100.000 kasus tertelan benda asing dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat. Angka kejadian tertelan benda asing mengakibatkan 1500 kematian di Amerika Serikat. Sebanyak 80-90 % benda asing esofagus akan melewati saluran pencernaan selama 7-10 hari tanpa komplikasi, sedangkan 1020% sisanya membutuhkan tindakan endoskopi dan 1%



membutuhkan



pembedahan. Sebanyak 75% benda asing saluran cerna berada di esofagus saat terdiagnosis.4



Berikut data mengenai kasus benda asing di esofagus pada anak-anak (0–14 tahun) yang didapatkan di Children's Hospital Gutierrez di Buenos Aires selama lima tahun yakni antara Desember 2001 dan Mei 2006.5 6



E. Etiologi dan Faktor Predisposisi2,6 1. Usia. Anak-anak lebih sering terkena. mereka memiliki kecenderungan untuk memasukkan apapun ke dalam mulut. Kebiasaan bermain sambil makan adalah faktor lain yang dapat mengakibatkan masuknya benda asing ke dalam saluran pencenaan 2. Hilangnya mekanisme perlindungan. Penggunaan gigi palsu menyebabkan gangguan sensasi sentuhan sehingga benda asing tertelan tidak terdeteksi. faktor lain adalah kehilangan kesadaran, kejang epilepsi, tidur nyenyak atau keracunan alkohol 3. Kecerobohan. Makanan yang tidak disiapkan dengan baik, kesalahan mengunyah, makan dan minum yang terburu-buru 4. Lumen esofagus yang menyempit. Potongan makanan dapat tertahan dalam esofagus seperti pada kasus striktur esofagus atau karsinoma. Gejala pertama karsinoma esofagus mungkin obstruksi mendadak dari benda asing seperti potongan daging, buah atau sayuran. 7



5. Gangguan psikotik. Benda asing dapat tertelan biasanya pada upaya bunuh diri 6. Gangguan motilitas esofagus seperti achalasia 7. Eosinophilic esophagitis F. Patofisiologi Patofisiologi untuk benda asing yang tertelan dipengaruhi oleh lokasi anatomi yang sempit dalam saluran GI, karakteristik fisik benda asing (ukuran, bentuk, dan komposisi), dan reaksi tubuh terhadap benda asing. Sebagai contoh, disk baterai dapat ditemukan di bagian tersempit dari esofagus, mengikis dinding esofagus, dan menyebabkan edema trakea dan fistulisasi trakea-esofagus dan mediastinitis karena arus listrik dan kebocoran alkali.6 Obstruksi atau perforasi akibat menelan benda asing ditentukan oleh penyempitan anatomi atau angulasi (atas sfingter esofagus, lengkung aorta, bronkuskiri dan perbatasan gastro-esofagus), karakteristik fisik dari benda asing (ukuran, bentuk, dan komposisi) dan waktu tinggal. Lokasi umum untuk obstruksi oleh benda asing yang tertelan sebagian besar meliputi daerah cricopharyngeal, sepertiga tengah esofagus dan sphincter esofagus bagian bawah. Umur juga telah dijelaskan sebagai salah satu faktor penentu untuk lewatnya benda asing esofagus pada anak-anak.7 G. Gejala Klinis Gejala klinis pasien bervariasi.Simptom paling sering ialah disfagia dan odinofagia yang sering dilaporkan. Gejala lain ialah nyeri dada, hipersalivasi,



8



muntah dan regurgitasi. Pada anak-anak muda umumnya ditemui gejala pernafasan stridor, batuk dan tersedak dengan benda asing. Gejala-gejala dikaitkan dengan tertelan benda asing terjadi dalam tiga tahap.Pada tahap pertama gejala-gejala awal, serangan hebat dari batuk atau muntah. Hal ini terjadi ketika benda asing pertama kali tertelan. Tahap kedua adalah interval tidak ada gejala.Benda asing telah tersangkut, serta gejala-gejala tidak lagi ditimbulkan. Dalam tahap ini dapat berlangsung untuk sesaat atau sementara. Selanjutnya, tahap ketiga terdiri dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh komplikasi. Kemungkinan timbul rasa tidak nyaman, disfagia, sumbatan, atau perforasi esofagus yang dapat menyebabkan mediastinitis.2,8 Selain itu gejala lain yang mungkin didapat : 1. Adanya riwayat tersedak 2. Rasa tidak nyaman atau nyeri. terletak tepat di atas klavikula di sebelah kanan atau kiri trakea. Rasa ketidaknyamanan meningkat pada upaya untuk menelan. Lokasi rasa tidak nyaman/nyeri dapat menunjukan lokasi benda asing di esofagus bagian serviks tetapi tidak demikian pada esofagus yang lebih rendah 3. Dysfagia. obstruksi menelan dapat sebagian atau total. obstruksi parsial berkembang menjadi total seiring waktu akibat adanya edema 4. Air liur menetes. Air liur terlihat pada kasus obstruksi total. saliva dapat teraspirasi yang dapat menyebabkan pneumonitis



9



5. Distress pernapasan. Benda asing yang terletak di esofagus bagian atas menekan dinding posterior trakea yang menyebabkan sumbatan pernapasan terutama pada anak-anak. edema laring juga dapat terjadi 6. Nyeri substernal atau epigastrik dapat terjadi akibat spasme esofagus atau perforasi. 7. Demam 8. Hematemesis H. Diagnosis



Diagnosis benda asing di esofagus ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis dengan gejala dan tanda, pemeriksaan radiologik dan endoskopik. Tindakan endoskopi dilakukan untuk tujuan diagnostik dan terapi. 1. Anamnesis 2,3 Pasien dengan keluhan adanya riwayat tertelan benda asing perlu dianamnesis untuk mengetahui lokasi, onset, durasi, frekuensi, apakah berhubungan dengan makanan, dan faktor yang dapat meminimalkan atau meningkatkan gejala-gejala penyerta seperti : a) Kesukaran dalam menelan (disfagia) makanan padat atau cairan b) Sumbatan komplit (ketidakmampuan untuk menelan) c) Rasa tidak nyaman dalam menelan (odinofagia) d) Regurgitasi dari makanan yang belum dicerna e) Hematemesis (muntah darah) f) Sensasi benda asing 10



g) Sumbatan dalam tenggorokan h) Rasa panas dalam perut i) Suara serak 2. Pemeriksaan Fisik 3,8 Pada pemeriksaan fisik, bila benda asing terjepit terdapat kekakuan lokal pada leher akibat edema yang timbul progresif. Bila benda asing tersebut ireguler



menyebabkan



perforasi



akut,



dan



didapatkan



tanda-tanda



pneumomediastinum, emfisema leher dan pada auskultasi terdengar susara getaran di daerah prekordial atau di antara skapula. Bila terjadi mediastinitis, tanda efusi pleura unilateral atau bilateral dapat dideteksi. Perforasi langsung ke rongga pleura dan pneumotoraks jarang terjadi tetapi dapat timbul akibat komplikasi tindakan endoskopi. Pada anak-anak, gejala nyeri atau batuk dapat disebabkan oleh aspirasi dari air liur atau minuman dan pada pemeriksaan fisik didapatkan ronki, mengi, demam, abses leher atau tanda-tanda emfisema subkutan. Selain itu, bisa didapatkan tanda-tanda lanjut seperti berat badan menurun dan gangguan pertumbuhan. Benda asing yang berada di daerah servikal esofagus dan di bagian distal krikofaring, dapat menimbulkan gejala obstruksi saluran nafas dengan bunyi stridor, karena menekan dinding trakea bagian posterior, dan edema periesofagus. Gejala aspirasi rekuren akibat obstruksi esofagus sekunder dapat menimbulkan pneumonia, bronkiektasis dan abses paru. 3. Pemeriksaan Penunjang 8,9



11



Pemeriksaan radiografi pada esofagus adalah kemungkinan cara paling berguna untuk pemeriksaan organ ini. Persiapan radiogram dada dan film pengintai leher harus didahului fluoroskopi dengan barium atau menelan minyak yodida. Teknik videoradiografi juga dapat berguna jika tersedia. Lapisan barium esofagus dengan demikian seharusnya tidak dipakai sebagai zat kontras jika esofagoskopi direncanakan singkat setelah radiogram dilakukan. Uji diagnostik lain dapat dilakukan dalam kaitannya dengan radiografi, termasuk pengukuran tekanan intraluminal. Pada penyelidikan ini, tuba terisi air ditempatkan untuk mengukur perubahan tekanan dalam lumen esofagus selama proses penelanan. Gangguang fungsi motor dan efek terapi penekanan secara kuantitatif menggunakan teknik ini. Gambaran radiologik benda asing batu baterai menunjukkan pinggir bulat dengan gambaran densitas ganda, karena bentuk bilaminer. Foto polos sering tidak menunjukkan gambaran benda asing, seperti daging dan tulang ikan,



sehingga



memerlukan



pemeriksaan



esofagus



dengan



kontras



(esofagogram). Esofagogram pada benda asing radiolusen akan memperlihatkan “filling defect persistent”. Xeroradiografi dapat menunjukkan gambaran penyangatan (enhancement) pada daerah pinggir benda asing. Computed tomography scan (CT Scan) esofagus dapat menunjukkan gambaran inflamasi jaringan lunak dan abses. Magnetic resonance imaging (MRI) dapat menunjukkan gambaran semua keadaan patologik esofagus.



12



Gambar 2. Tombol baterai. (A) Tombol baterai berbagai ukuran. (B) Sebuah radiografi yang menunjukkan tanda khas dari baterai tombol yang bersarang di esofagus bagian atas.9



Gambar 3. Radiografi anteroposterior (kiri) dan lateral (kanan) menunjukkan koin bersarang di bagian proksimal esofagus. Perhatikan orientasi melintang dari koin 8 I. Diagnosis Banding



13



Diagnosa banding bisa dilihat daripada gambaran klinis yang ada seperti disphagia, stridor ,sianosis, odinofagia dan lain-lain. Berdasarkan



gambaran



klinis yang ada contohnya disphagia penyakit atau kelainan bisa menyebabkan dysphagia adalah akalasia, Ca esofagus, striktur esofagus. Gambaran klinis stridor pada anak-anak bisa di diagnosa banding dengan pharyngitis, stenosis subglotid dan lain-lain. Anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang sangat penting dalam menegakkan diagnosa, selain menyingkirkan penyebab lainnya.5



J. Penatalaksanaan



1. Oesophagoscopic removal, sebagian besar benda asing di esofagus dapat diangkat dengan esofagoskopi dengan anestesi umum.2 Benda asing esofagus diambil paling umum dengan menggunakan esofagoskopi, dengan esofagoskop kaku (Gambar. 4A) lebih banyak digunakan biasanya daripada esofagoskop fleksibel. Keunggulannya esofagoskopi kaku meliputi: 1) visualisasi esofagus yang sangat baik, 2) berbagai jenis dan ukuran instrumen ekstraksi, 3) kemampuan untuk memeriksa esofagus secara langsung setelah pengangkatan benda asing, dan 4) tingkat keberhasilan yang hampir 100%. Selain itu, karena prosedur ini dilakukan di bawah anestesi umum, jalan nafas terlindungi, anak tidak merasa tidak nyaman, dan ada elemen kontrol yang baik pada pasien dan



14



prosedur. Kerugian relatif adalah risiko kecil dari anestesi umum dan biaya yang lebih besar dari prosedur ini dibandingkan dengan teknik lainnya. 8 Esofagoskopi kaku dilakukan di ruang operasi di bawah anestesi umum. Anak diintubasi, dan leher sedikit tertekuk sementara kepala sedikit diperpanjang (yaitu, posisi "mengendus"). Esofagoskop dimasukan, dan begitu benda asing terlihat, teleskop dikeluarkan dari selubung dan penggenggam dengan teleskop yang terpasang dimasukkan ke dalam selubungnya (Gambar 4B). Benda asing dipegang, dan selubung dan teleskop dilepaskan bersama. Esofagoskop kemudian dapat dimasukkan kembali untuk menilai esofagus untuk setiap cedera dari benda asing. Rontgen dada pasca-prosedur dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan pneumomediastinum. 8



\ A



B



Gambar 4. A. Esofagoskop kaku tersedia dalam berbagai panjang dan diameter B. Instrumen ekstraksi teleskopik kaku. Sebuah Grasper melekat pada ujung



15



selubung di mana teleskop dilewatkan. Alat ini, pada gilirannya, dilewatkan melalui selubung esofagoskop.8 2. Cervical oesophagostomy, benda asing yang memiliki ujung tajam seperti gigi palsu yang masuk dan terletak di atas saluran masuk regio toraks mungkin memerlukan pengangkatan melalui sayatan di leher dan pembukaan cervical oesofagus. 2



B



A



Gambar 5. A.Sebagian gigi palsu dikeluarkan dari esofagus bagian serviks B. Pengeluaran Bagian Gigi Plasu10 3. Transthoracic oesophagotomy, untuk benda asing yang masuk sampai oesofagus pars torakalis, dada dibuka pada tingkat yang sesuai dengan lokasi



16



benda asing tersebut. Benda asing yang telah mencapai perut dapat melewati sisa saluran pencernaan tanpa kesulitan, tinja harus diperiksa dengan cermat setiap hari. pasien harus diet normal, dan tidak boleh diberikan pencahar untuk mempercepat pengeluaran tinja tersebut. Penanganan operasi mungkin diperlukan ketika: 2 a) pasien mengeluhkan nyeri dan nyeri tekan pada bagian perut b) benda asing tidak menunjukkan kemajuan pada sinar-X serial yang diambil pada interval beberapa hari c) benda asing 5 cm atau lebih panjang pada anak di bawah 2 tahun. tidak mungkin melewati duodenum d) adanya stenosis pilorik.



A



B



Gambar 6. A.Tulang ayam menembus dinding esofagus bagian toraks. B. Pengeluaran Tulang ayam berbentuk ‘V’ 10 4. Ekstraksi Dengan Balon Kateter



17



Metode yang semakin populer untuk menyingkirkan benda asing di esofagus adalah dengan ekstraksi menggunakan balon kateter di petunjuk radiografi.



Metode



bawah



ini memiliki keuntungan yaitu menghindari



anestesi umum dan jauh lebih murah daripada ekstraksi esophagoscopic. Kerugiannya adalah bahwa benda tidak dilihat langsung, Kerusakan pada esofagus dari benda asing atau prosedur ekstraksi mungkin tidak terdeteksi awalnya, jalan nafas tidak terlindungi, dan anak mungkin mengalami kesulitan. Meskipun demikian, ini sangat efektif dari segi biaya lebih hemat dn waktu lebih efisien.8 Ekstraksi benda asing dengan kateter balon mengharuskan anak untuk bisa tenang dan benda asing yang halus dan umumnya tersangkut kurang dari 72 jam. Penyempitan yang sudah ada sebelumnya mungkin merupakan kontraindikasi dari ekstraksi balon, kateter tetapi teknik ini berhasil digunakan bahkan dalam situasi ini.8 Tenaga profesional terlatih dan troli emergensi rumah sakit dalam melakukan prosedur resusitasi harus tersedia. Jika anak seorang bayi, harus dibantu dengan papan papoose. Balita mungkin lebih aman di papan yang lebih besar dan dipegang oleh orang tua atau pengasuh. Anak ditempatkan dengan posisi pronasi-oblique dengan kepala turun. Pada petunjuk fluoroskopi, kateter balon dengan ukuran yang sesuai untuk anak (biasanya ukuran nomor 12 Kateter French Foley) dilewatkan melalui hidung atau mulut dan melewati benda asing. Balon kemudian dipompa dengan barium tipis atau bahan kontras 18



yang larut air sampai esofagus melebar. Kateter ditarik dengan lembut, esofagoskop kemudian dapat mengintrodusir kembali untuk menilai cedera esofagus dari benda asing. Radiografi dada post-prosedur dilakukan untuk menyingkirkan pneumomediastinum. Mungkin esofagoskopi fleksibel dapat dilakukan pada anak dengan pengaruh obat bius dan tanpa intubasi. Berbagai penggenggam fleksibel, forceps, keranjang, dan magnet dapat dilewati oleh saluran alat untuk mengambil benda asing. Instrumen ini umumnya lebih kecil dan dapat dilewatkan melalui esophagoscope yang kaku. Esofagoskop fleksibel paling bermanfaat untuk pengambilan benda asing dari tengah sampai bawah esofagus dan duodenum . Tampilan melalui esofagoskop fleksibel di pharing membawa benda asing bersamanya. Benda asing dikeluarkan dengan lembut atau dikeluarkan dari mulut. Biasanya memungkinkan benda asing jatuh kembalike dalam faring atau rongga mulut. Forceps McGill mungkin membantu untuk pengambilan. Jika prosedur telah selesai dan tidak ada pengmatan lebih lanjut yang diperlukan maka anak tersebut dapat dipulangkan ke rumah. Jika ada kesulitan atau jika ada darah di benda asing atau kateter, esofagografi kontras disarankan untuk menyingkirkan cedera pada esofagus. Baru-baru ini, teknik balon kateter telah digunakan hanya untuk mendorong benda asing yang tertelan dimana bisa melewati melalui saluran pencernaan itu sendiri.8 5. Bougienage Bougienage esofagus jarang digunakan dari pada teknik lain, tetapi masih merupakan metode yang berhasil untuk mengeluarkan benda asing dari 19



esofagus. Tetapi ada kriteria-kriteria tertentu. Benda asing itu harus halus; saat tertelan ada orang yang melihat, kurang dari 24 jam, keberadaan benda di esofagus harus dikonfirmasi dengan radiografi; tidak ada riwayat penyakit esofagus sebelumnya, operasi, atau penyempitan; anak tidak memiliki masalah paru; dan orang terlatih yang mampu melakukan resusitasi yang harus melakukan prosedur ini. Bougienage dilakukan di instalasi gawat darurat dan anak tersebut tidak boleh duduk tegak. Bougie dilator yang telah dilubrikasi sebelumnya di masukkan ke mulut dengan ukuran yang sesuai untuk mendorong benda tersebut kedalam perut. Setelah terkonfirmasi posisi dari benda tersebut dengan radiografi, maka orang tua diberitahukan untuk mengetahui posisi dan lewatnya benda tersebut melalui gambaran radiografi dan kemudian menghubungi dokter apabila anak mengeluhkan sakit perut lagi.8 K. Komplikasi2 1. Respiratory obstruction, ini disebabkan oleh kompresi trakea oleh benda asing di esofagus, atau edema laring terutama pada bayi dan anak-anak 2. Perioesophageal cellulitis dan abses di leher 3. Perforation, benda tajam dapat melubangi dinding esofagus, bisa juga menyebabkan mediastinitis, perikarditis, atau empiema. 4. Tracheo-oesophageal fistula. Langka. 5. Ulceration and stricture, benda asing yang terlewatkan dapat menyebabkan ulserasi dan penyempitan yang lambat. L. Pencegahan 20



Pada dasarnya pencegahan terhadap masuknya atau tertelannya benda asing ke dalam esofagus tergantung pada setiap individu itu sendiri. Dari setiap cara pencegahan benda asing yang masuk dalam esofagus hendaknya: 1. Pada dasarnya anak-anak banyak mengeksplor benda-benda apa saja yang mungkin dapat masuk kedalam mulut. Disarankan anak-anak selalu diawasi agar tidak terjadi tertelannya benda asing 2. Jangan meletakkan sesuatu sembarangan. Ketidaksengajaan pada orang tua yang meletakkan barang atau benda kecil sering sekali menjadi kecelakaan pada anak yang tertelan benda asing. Misalnya pada orang tua yang sedang meletakkan jarum pada ayunan saat sedang menidurkan anaknya di ayunan 3. Jangan makan makanan keras bila gigi tak lengkap. Proses pencernaan diawali pada masuknya benda dimulut. Bila pada anak yang belum tumbuh gigi atau pada orang tua yang tidak mampu untuk mencerna dan melunakkan makanan yang keras 4. Jangan menggigit benda-benda yang bukan makanan seperti peniti, dan lainlain. Kecerobohan yang tidak disengaja juga dapat menyebabkan benda asing tertelan. Contoh biasa sedang mengigit jarum pada saat menjahit atau pada saat sedang memasang kerudung pada wanita, jika tidak terjadi kecerobohan meletakan sesuatu pada mulut maka tidak akan tertelan benda asing. 5. Pemakaian gigi palsu yang baik dan benar. Ketidaksesuaian rongga pada gigi akan mengakibatkan renta lepas pada dasar gigi, yang akan jatuh tertelan. M. Prognosis 21



Prognosis benda asing di saluran cerna umumnya sangat baik setelah pengangkatan dan jarang menyebabkan masalah jangka panjang kecuali ada komplikasi seperti perforasi esofagus. Tertelan benda kaustik atau konsumsi kaustik berhubungan langsung dengan tingkat cedera esofagus yang ada. Cedera esofagus yang parah dapat menyebabkan morbiditas dan penyempitan yang signifikan yang membutuhkan pelebaran dengan endoskopi serial dan pada akhirnya mungkin memerlukan pembedahan. Cedera esofagus ringan biasanya sering sembuh tanpa komplikasi.11



DAFTAR PUSTAKA



1. Smith MT. Wong RKH. Esophageal Foreign Bodies: Types And Techniques For Removal. Current Treatment Options In Gastroenterology 2006, (9) Hal. 75–84 2. Dhingra PL. Disease Of Ear, Nose And Thoart Fourth Editiom.Elsevier. 2007 : India 3. Yunizaf Mariana. Benda asing di esofaagus dalam Soepardi EA, dkk. Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokn Kepala dan Leher edisi ketujuh. FK UI. 2014 hal 266 – 269 4. Pfauf PR. Removal And Management Of Esophageal Foreign Bodies. Echniques In Gastrointestinal Endoscopy 2014 (16) Hal 32–39



22



5. Chinsky Alberto, Foltran Francesca, Gregori Dario. Foreign Bodies In The Oesofagus: The Experience Of The Buenos Aires Paediatric ORL Clinic. International Journal Of Pediatrics 2010,Volune 1. Hal 1-6 6. Dehghani Navid, Ldemann Jeffrey, Skasgard Erik. Ingested Foreign Bodies In Children. Child Health BC And BC Children’s Hospital. 2007 Hal 2-9 7. Singh Bir, Nijhawan Sandeep, Narayan KS, Dkk. Endoscopic Management Of Ingested Foreign Bodies And Food Impaction In Esofagus. J Dig Endosc . 2015 Vol 6 No 3 Hal : 96 -100 8. Eugene D. Mcgahren, MD. Esophageal Foreign Bodies. Pediatrics In Review : Journal Of The American Academy Of Peditrcs 1999 Vol 20 No.4 Hal : 129-132 9. Lee JH. Foreign Body Ingestion In Children. Korean Society Of Gastrointestinal Endoscopy 2018 (51) Hal. 129-136 10. Pillai SA, Sivasnkar A, Selvaraj A. Foreign Bodies In The Oesofagus Surgery For Failed Endoscopic Retrieval. international Surgery Journal. 2016 Vol 3 No. 3 Hal : 1426-1430 11. Conner GP, Mohseni Michael. Pediatric Foreign Body Ingestion. Statpearls Publishing. 2019. Hal 1-5



23