5 0 498 KB
REFERAT
TERAPI INSULIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
Pembimbing : dr. Swa Kurniati, DTM&H Penyusun: Maria Agnes Ivana Maria Veronika Prescillia Hartanuh Friska Pratiwi
2012-061-098 2012-061-099 2012-061-100
KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT ATMA JAYA JAKARTA PERIODE 25 MARET 2013 – 1 JUNI 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat yang diberikan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Referat ini. Penulis menyadari Referat ini mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada dr. Swa Kurniati, DTM&H Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa Referat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki kekurangan Referat ini di kemudian hari. Penulis juga memohon maaf jika ada kata-kata penulis yang kurang berkenan. Akhir kata, penulis berharap agar Referat ini dapat bermanfaat. Atas perhatian yang diberikan, penulis mengucapkan terima kasih.
Jakarta, April 2013
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1
1.2. Tujuan
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Diabetes Melitus
2
2.1.1. Definisi
2
2.1.2. Klasifikasi
2
2.1.3. Patofisiologi
4
2.1.4. Manifestasi Klinis
6
2.1.5. Diagnosa
7
2.2. Insulin
8
2.2.1. Terapi Insulin
8
2.2.2. Jenis-jenis Insulin
9
2.2.3. Alur Pemberian Insulin
13
BAB III KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat defek sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Kondisi hiperglikemia kronis mengakibatkan kerusakan, disfungsi dan kegagalan organ-organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.1 Studi epidemiologi menunjukkan terjadi peningkatan insiden dan prevalensi diabetes melitus di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) menyatakan terdapat 150 juta individu menderita diabetes melitus di seluruh dunia dan angka ini dapat meningkat dua kali lipat pada tahun 2025. Kebanyakan penderita diabetes melitus terdapat di negara berkembang dengan kelompok usia 45-64 tahun.2 WHO memprediksi diabetes melitus menjadi penyebab ke-7 terbanyak kematian di tahun 2030. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskerdas) tahun 2007 diperoleh proporsi penyebab kematian akibat DM pada usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki peringkat ke-2 yaitu sebesar 14,7% sedangkan di daerah pedesaan menduduki peringkat ke-6 sebesar 5,8%.3 Penatalaksanaan diabetes melitus bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu pengelolaan secara holistik berupa edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, dan intervensi farmakologis. Insulin merupakan salah satu intervensi farmakologis yang ditujukan untuk melakukan koreksi terhadap defisiensi insulin yang dialami penderita diabetes.1 Semakin meningkatnya prevalensi DM serta seringnya penggunaan insulin maka penulis terdorong untuk membahas lebih lanjut mengenai penggunaan insulin pada penderita diabetes melitus.
1.2. -
Tujuan Mengetahui definisi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis diabetes melitus Mengetahui terapi insulin pada penderita diabetes melitus
4
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Diabetes Melitus 2.1.1. Definisi Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat defek sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Kondisi hiperglikemia kronis mengakibatkan kerusakan, disfungsi dan kegagalan organ-organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.4 2.1.2 Klasifikasi a.
Diabetes melitus tipe 1 Pada diabetes melitus tipe 1 terjadi destruksi sel beta pankreas sehingga menyebabkan defisiensi total insulin.
b.
Diabetes melitus tipe 2 Diabetes melitus tipe 2 ditandai dengan resistensi insulin, sekresi insulin yang terganggu, dan peningkatan produksi glukosa. Diabetes melitus tipe 2 diawali dengan Impaired Fasting Glucose (IFG) atau Impaired Glucose Tolerance (IGT). Disebut IFG apabila glukosa darah puasa 110-125 mg/dL, IGT apabila kadar glukosa 2 jam setelah makan 140-200 mg/dL.
c. Diabetes melitus tipe lain Etiologi lain DM kelainan
metabolik
yaitu defek genetik spesifik pada sekresi insulin, yang
mengganggu
sekresi
insulin,
kelainan
mitokondria. Maturity-onset diabetes of the young (MODY) merupakan subtipe DM yang diturunkan secara autosomal dominan dan ditandai dengan timbulnya hiperglikemia (biasanya penderita berusia