Referat Tonsilofaringitis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFERAT TONSILOFARINGITIS



OLEH : ARINA MAKINA ALIYA 201410330311190



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN 2019 1



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Tonsilitis disebabkan oleh infeksi kuman golongan streptococcus atau virus yang dapat bersifat akut atau kronis (Rukmini, 2003). Masalah kekambuhan pada pasien tonsillitis perlu diperhatikan. Apabila tonsilitis diderita oleh anak tidak sembuh maka akan berdampak terjadinya penurunan nafsu makan, demam, berat badan menurun, menangis terus-menerus, nyeri waktu menelan dan terjadi komplikasi seperti sinusitis, laringtrakeitis, otitis media, gagal nafas, serta osteomielitis akut. Pada umumnya serangan tonsillitis dapat sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh penderita baik. Tonsil yang mengalami peradangan terus-menerus sebaiknya dilakukan tonsilektomi (operasi pengangkatan amandel) yang harus dipenuhi terlebih dahulu indikasinya. Tindakan tonsilektomi mempunyai risiko yaitu hilangnya sebagian peran tubuh melawan penyakit yang dimiliki jaringan amandel (Syaifudin, 2002). Tonsilitis sering terjadi pada anak-anak usia 2-3 tahun dan sering meningkat pada anak usia 5-12 tahun (Rukmini, 2003). Tonsilitis paling sering terjadi di negara subtropis. Pada negara iklim dingin angka kejadian lebih tinggi dibandingkan dengan yang terjadi di negara tropis, infeksi Streptococcus terjadi di sepanjang tahun terutama pada waktu musim dingin (Rusmarjono, 2003). Hasil Penelitian Jagdeep (2008) menunjukkan bahwa 2 gangguan tonsillitis berdampak pada penampilan pasien, seperti sering mengalami radang namun tidak sampai mengalami gangguan suara. Penelitian Sakka dkk (2009) menyimpulkan bahwa infeksi pada tonsil merupakan masalah yang cukup sering dijumpai. Keluhan yang ditimbulkan berupa nyeri menelan, demam, otitis media, sampai obstructive sleep apnea. Kadar s-IgA penderita tonsilitis kronik sebelum



2



tonsilektomi tinggi. Empat minggu setelah operasi, kadar s-IgA turun mendekati kadar s-IgA individu normal. 1.2



Tujuan Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang tonsilofaringitis terkait definisi, faktor resiko, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, penatalaksanaan, dan komplikasinya.



1.3



Manfaat Penulisan referat ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman penulis maupun pembaca mengenai tonsilofaringitis beserta patofisiologi dan penangananannya.



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Definisi Definisi Istilah faringitis akut digunakan untuk menunjukkan semua infeksi



akut pada faring, termasuk tonsilitis (tonsiloffaringitis) yang berlangsung hingga 14 hari. Faringitis merupakan peradangan akut membran mukosa faring dan struktur lain di sekitarnya. Karena letaknya yang sangat dekat dengan hidung dan tonsil, jarang terjadi hanya infeksi lokal pada faring atau tonsil. Oleh karena itu, pengertian faringitis secara luas mencakup tonsilitis, nasofaringitis, dan tonsilofaringitis. Infeksi pada daerah faring dan sekitarnya ditandai dengan keluhan nyeri tenggorok. Faringitis Streptokokus Beta Hemolitikus grup A (SBHGA) adalah infeksi akut orofaring dan atau nasofaring oleh SBHGA. 2.2



Etiologi



Etiologi Berbagai bakteri dan virus dapat menjadi etiologi faringitis, baik faringitis sebagai manifestasi tunggal ataupun sebagai bagian dari penyakit lain. Virus merupakan etiologi terbanyak faringitis akut, terutama pada anak berusia