Rencana Pengembangan Sekolah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Manajemen Pendidikan dan Administrasi Sekolah “Rencana Pengembangan Sekolah” Dosen Pengampu: Suprianto, S.Sos, M.Pd.



Disusun Oleh: Selvi Darlin Rombe



1740604018



Sulastri Handayani



1740604046



Nurarifah



1740604082



PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIIDIKAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 2019/2020



1



KATA PENGANTAR Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang membahas tentang “Rencana Pengembangan Sekolah”. Shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada junjungan kita semua, yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, kepada sahabat, tabi’in dan tabi’at serta semua umatnya hingga akhir zaman. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan dan Administrasi Sekolah. Selain itu kami berharap semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran bagi kita semua. Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca sebagai pedoman dalam penyusunan makalah dimasa yang akan datang. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.



Tarakan,



Desember 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3 C. Tujuan ................................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4 A. Pengertian Rencana Pengembangan Sekolah ....................................... 4 B. Menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) ............................ 8 C. Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah ........................ 12 D. Kriteria RPS yang Baik ....................................................................... 34 BAB III PENUTUP ............................................................................................ 36 A. Kesimpulan .......................................................................................... 36 B. Saran .................................................................................................... 37 RUJUKAN



iii



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Perencanaan merupakan bagian yang strategis dan inilah kosekuensi terakhir



pelaksanaan MBS di sekolah. Salah satu manfaat perencanaan dalam organisasi adalah terciptanya fokus arah yang hendak dicapai. Fokus dalam konteks ini adalah bahwa organisasi mengetahui secara jelas kebutuhan stake-holder dan bagaimana cara memberikan pelayanan yang terbaik kepada mereka. Perencanaan memungkinkan



perubahan



dalam



organisasi



atas



suatu



keadaan



atau



menyesuaikan diri terhadap suatu perubahan. Selanjutnya, perencanaan juga menyebabkan tindakan organisasi menjadi terfokus. Fokus tindakan dalam konteks ini adalah terciptanya prioritas-prioritas kebutuhan dalam organisasi. Perencanaan dapat mengantisipasi masalah-masalah dan memberikan jalan bagaimana mengatasinya. Selanjutnya perencanaan juga dapat memberikan manfaat-manfaat



dalam



upaya



meningkatkan



koordinasi



antar individu,



kelompok, dan sub-sub sistem dalam suatu organisasi. Untuk itulah sekolah harus memiliki perencanaan yang dikemas secara sistematis. Setiap sekolah pada umumnya telah memiliki visi, misi, dan tujuan yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu mutlak diperlukan adanya suatu pengembangan program sekolah. Berbagai program yang dikembangkan tersebut harus relevan dengan visi dan misi sekolah serta sebagai bentuk penjabaran yang lebih rinci, terukur dan feasible untuk dilaksanakan di sekolah. Pengembangan program sekolah hendaknya dilakukan melalui



tahapan



yang



dipertanggungjawabkan,



sistematis baik



dengan



secara



langkah-langkah



akademik,



yuridis,



yang



maupun



dapat sosial.



Pengembangan program sekolah juga harus mempertimbangkan potensi dan kemampuan sekolah, sejauh mana kekuatan sekolah dan lingkungan mendukung keterlaksanaan program, dan apakah terdapat ancaman atau hambatan dalam pelaksanaan nantinya. Sekolah dapat menentukan seberapa besar peluang yang ada dari program yang dikembangkan untuk ditetapkan sebagai suatu rencanarencana kegiatan yang dapat ditempuh dengan tingkat keberhasilan tinggi.



1



Sekolah yang menyusun program tanpa mengindahkan berbagai pertimbangan tersebut akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan, baik penyimpangan dalam bentuk perubahan atau penggantian terlaksananya



program,



banyaknya



hambatan



yang



muncul,



maupun



penyimpangan keuangan. Terjadinya penyimpangan-penyimpangan program tersebut merupakan suatu pemborosan dan kerugian dalam berbagai bidang yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kegagalan keberhasilan yang diinginkan. Begitupun dengan sekolah yang programnya tidak terukur, tidak jelas, tidak aplicable, dan tidak fokus, dampak yang terjadi akan lebih besar dan berpotensi merugikan semua pihak. Terjadinya kekeliruan manajemen sekolah juga disebabkan kondisi program sekolah yang salah, begitupun sebaliknya. Pada sisi lain, kesuksesan sekolah dalam bentuk prestasi akademik maupun non akademik tidak terlepas dari program sekolah yang ditata dengan baik dan benar. Sustainabilitas keberhasilan sekolah bertaraf nasional dan internasional juga disebabkan adanya kejelasan program sekolah yang memiliki sifat jangka menengah dan jangka panjang. Pengembangan program sekolah hendaknya melalui



tahapan



yang



sistematis



dan



langkah-langkahnya



dapat



di



pertanggungjawabkan, baik secara akademik, yuridis, maupun sosial. Dalam pengembangan program sekolah juga harus mempertimbangkan potensi dan kemampuan sekolah, sejauh mana kekuatan sekolah dan lingkungan mendukung keterlaksanaan program sekolah. Oleh karena itu, pengembangan programprogram sekolah, baik secara kualitas maupun kuantitas, dianggap sangat penting sehingga



dalam



penyelenggaraan



pendidikannya



langkahlangkah pelaksanaan yang efektif dan efisien.



2



dapat



terarah



dengan



B.



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan masalahnya



adalah sebagai berikut: 1. Apa yang di maksud dengan pengertian rencana pengembangan sekolah? 2. Bagaimana menyusun rencana pengembangan sekolah (RPS)? 3. Bagaimana proses penyusunan rencana pengembangan sekolah? 4. Bagaimana kriteria RPS yang baik?



C.



Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan dalam



penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui



apa



yang



di



maksud



dengan



pengertian



rencana



pengembangan sekolah. 2. Mengetahui bagaimana menyusun rencana pengembangan sekolah (RPS). 3. Mengetahui bagaimana proses penyusunan rencana pengembangan sekolah. 4. Mengetahui bagaimana kriteria RPS yang baik.



3



BAB II PEMBAHASAN



A.



Pengertian Rencana Pengembangan Sekolah RPS merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan



sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan dan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia menuju sekolah yang berkualitas. RPS merupakan dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah sekarang dan yang akan datang dalam rangka untuk mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, RPS adalah suatu rangkaian rencana yang menggambarkan adanya berbagai upaya sekolah dan pihak Iain yang terkait untuk mengatasi berbagai persoalan sekolah yang ada. RPS berisi sasaran program dan kegiatan untuk mengatasi kesenjangan yang ada dalam kenyataan seperti gambar di bawah ini KONDISI SEKOLAH SAAT INI SEBAGAI SEKOLAH POTENSIAL A. 1. 2. 3. 4. B. 1. 2. 3. 4. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



OUTPUT Prestasi akademik Prestasi Non akademik Kelulusan siswa lainnya PROSES PBM Manajemen Kepemimpinan Lainnya INPUT Kondisi siswa Kurikulum Guru Kepala sekolah Tenaga pendukng Organisasi dan administrasi Sarana dan prasarana (ruang kelas, laboratorium, ruang multimedia, perpustakaan, ruang pimpinan, ruang guru, ruang TU, WC dan presarana atau fassilitas pendukung lain. 8. Pembiayaaan 9. Longkungan sekolah 10. Hubungan atau kerjasama 11. Budaya sekolah 12. lainnya



kesenjangan



KONDISI SEKOLAH YANG DIHARAPKAN (IDEAL) MENJADI SSN A. OUTPUT 1. Prestasi akademik 2. Prestasi non akademik 3. Kelulusan siswa 4. Lainnya. B. PROSES 1. PBM 2. Manajemen 3. Kepemimpinan 4. Lainnya C. INPUT 1. Kondisi siswa 2. Kurikulum 3. Guru 4. Kepela sekolah 5. Tenaga pendukung 6. Organisasi dan administrasi 7. Sarana dan prasarana (ruang kelas, laboratorium, ruang multimedia, perpustakaan, ruang pimpinan, ruang guru, ruang TU, WC dan presarana atau fassilitas pendukung lain. 8. Pembiayaaan 9. Longkungan sekolah 10. Hubungan atau kerjasama 11. Budaya sekolah 12. lainnya



Gambar 1: kesenjangan antar kondisi sekolah saat ini dan kondisi yang diharapkan 4



Pada kenyataannya, sekolah-sekolah yang termasuk dalam sekolah sekarang masih memiliki kekurangan baik ditinjau dari output, proses, maupun input sekolah. Kekurangan yang terdapat dalam tiap indikator pada tiap-tiap aspek tersebut juga sangat bervariasi. Misalnya, indikator pendidikan dalam aspek output seperti prestasi akademik, prestasi non-akademik dan kelulusan siswa belum memenuhi persyaratan sekolah yang berkualitas. lndikator dalam aspek proses pendidikan seperti PBM, manajemen dan kepemimpinan juga belum memenuhi kriteria. Demikian juga pada aspek input sekolah seperti indikator siswa, kurikulum, guru, kepala sekolah, tenaga pendukung, organisasi dan administrasi, sarana dan prasarana (ruang kelas, laboratorium, ruang multimedia, perpustakaan, ruang pimpinan, ruang guru, ruang TU,WC dan prasarana atau fasilitas pendukung lain seperti pembiayaan, lingkungan sekolah, hubungan atau kerjasama dan budaya sekolah. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diberikan pengertian bahwa RPS adalah suatu rencana sekolah yang memuat berbagai upaya, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada pada tiap aspek dan indikator pendidikan sehingga berbagai persoalan tersebut secara bertahap dapat dikurangi atau dihilangkan. Pada saatnya nanti, sekolah diharapkan akan benar-benar mencapai standar atau mampu memenuhi kriteria yang semestinya sebagai sekolah standar nasional atau SSN. Sekolah harus berupaya mengatasi berbagai persoalan sekolahnya secara bertahap dan berkesinambungan sampai akhirnya semua dapat diatasi dan memenuhi persyaratan sekolah berkualitas. Rencana Pengembangan Sekolah dapat menggambarkan arah pengembangan sekolah, sasaran, program dan kegitan yang akan dijalankan, biaya yang di perlukan, keterlibatan stakeholder, hal-hal lain yang diperlukan dan target-target kebersihan yang direncanakan akan tercapai. Rencana Pengembangan Sekolah pada akhirnya akan menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan dalam penyelenggaraan seklah. RPS berperan penting untuk menentukan keberhasilan suatu sekolah sehingga kesalahan dalam pembuatan RPS akan mengindikasikan terjadinya kegagalan pelaksanaan dan hasil-hasil yang diharapkan,demikianjuga sebaliknya.



5



Hal yang sangat penting penyusunan RPS adalah mempertimbangakan segala aspek yang dapat mempengaruhi kesempurnaan RPS itu sendiri, misalnya tentang 1. Kemampuan memahami potensi sumber daya sekolah dan lingkungan. 2. Kemampuan memahami kelemahan dan ancaman terhadap pelaksanaan program. 3. Kemampuan membaca peluang yang adauntuk dijadikan dasar penentuan program. 4. Keterlibatan stakeholder dalam penyusunan RPS. 5. Ketetapan pemilihan prioritas ataupun keruntutan program yang dikembangkan dalam RPS. Makin baik RPS disusun, akan makin memberikan kemudahan dan kepastian langkah bagi sekolah pada khususnya dan pihak lain pada umumnya dalam melakukan pengontrolan, pembinaan dan penilaian keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan sekolah. Oleh karena itu, RPS memiliki peran dan kedudukan yang sangat vital terhadap eksistensi penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Tujuan umum penyusunan RPS oleh sekolah antara lain: 1. Sebagai dasar bagi sekolah dalam melaksanakan program-program sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah. 2. Sebagai dasar bagi sekolah untuk membuat target yang akan di capai sebagai tonggak keberhasipan sekolah dalam jangka pendek, menegah dan jangka panjang. 3. Sebagai dasar bagi sekolah untuk menentukan langkah-langkah strategis untuk merubah kondisi nyata sekolah yangda sekarang menuju kondisi sekolah yang diharapkan. 4. Sebagai dasar bagi sekolah untuk melaksanakan supervisi, monitoring, dan evaluasi keterlaksanaan program dan hasil-hasilnya dalam rangka memperoleh umpan balik untuk memperbaiki RPS selanjutnya. 5. Sebagai dasar bagi Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota, Provinsi, dan Pusat untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan



6



program dan hasil-hasilnya dalam rangka melakukan pembinaan kepada sekolah-sekolah yang potensial. 6. Memberikan masukan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat dalam rangka penyusunan rencana pendidikan bertaraf nasional (Rencana Pendidikan Bertaraf Nasional Tingkat Kabupaten, Rencana Pendidikan Bertaraf Nasional Tingkat Provinsi, dan Rencana Pendidikan Bertaraf Nasional Tingkat Pusat). 7. Memberikan gambaran kepada stakeholder sekolah (khususnya kepada orangtua siswa atau masyarakat) terhadap segala bentuk program sekolah yang akan diselenggarakan, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Tujuan khusus (operasional) RPS yang disusun oleh sekolah antara lain adalah: 1. Menjamin perubahan/tujuan sekolah yang telag ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan risiko yang kecil. 2. Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah. 3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi di antara pelaku sekolah, sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan antar waktu. 4. Menjamin



keterkaitan



penganggaran,



dan



pelaksanaan,



konsistensi dan



antara



pengawasan.



perencanaan,



Mengoptimalkan



partisipasi warga sekolah dan masyarakat dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. 5. Sebagai dasar saat pelaksanaan monitoring dan evaluasi pada akhir program. Landasan Hukum Penyususnan RPS didasarkan oleh beberapa landasan hukum, diantaranya adalah: 1. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.



7



3. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009. Sesuai



dengan



prinsip-prinsip



MBS,



yaitu



otonomi



kemandirian,



transparansi, akuntabel, fleksibel, partisipatif atau kerjasama dan sustainibilitas, dalam penyusunan RPS harus melibatkan berbagai pihak, khususnya semua warga sekolah, Komite Sekolah dan stakeholder sekolah lainnya. Untuk merealisasikan prinsip-prinsip tersebut, dalam penyusunan RPS di sekolah harus dibuat tim penyusun RPS. Tim tersebut terdiri atas semua warga sekolah, Komite Sekolah, dan stakeholder sekolah lainnya. Tugas dan fungsi utama dari tim tersebut antara lain: 1. Mempersiapkan segala sesuatu untuk menyusun atau membuat RPS. 2. Menyusun atau membuat RPS baku (Renstra dan Renop). 3. Mempertanggungjawabkan keterlaksanaan RPS. 4. Mengevaluasi keterlaksanaan dan keberhasilan RPS. 5. Menyusun RPS tahun berikutnya. Tim tersebut sekurang-kurangnya harus terdiri atas kepala sekolah sebagai ketua sekaligus anggota, koordinator, sekretaris, penanggung jawab pada tiap sasaran atau program kegiatan dan anggota lain yang terdiri atas dewan guru, wali kelas dan Komite Sekolah serta anggota lainnya yang diperlukan. Agar lebih efektif dan efisien, tim penyusun RPS juga sekaligus sebagai tim pengembang sekolah.



B.



Menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) 1. Menyusun Desain RPS Sekolah yang melaksanakan MBS harus melakukan perencanaan sekolah dan menghasilkan RPS. Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan dengan perhitungan sumberdaya yang tersedia. Hasil dari perencanaan sekolah adalah RPS. RPS adalah dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah yang telah ditetapkan. RPS penting dimiliki oleh sekolah untuk memberi arah dan bimbingan para pelaku sekolah dalam rangka mencapai



8



tujuan sekolah dengan resiko yang kecil dan mengurangi ketidakpastian di masa depan. RPS disusun dengan tujuan, yaitu: 1. Menjamin agar perubahan atau tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil. 2. Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah. 3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi, baik antar pelaku sekolah, antar sekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota, dan antar waktu. 4. Menjamin



keterkaitan



dan



konsistensi



antara



perencanaan,



penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. 5. Mengoptimalkan tartisipasi warga sekolah dan masyarakat. 6. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Tergantung dari kepentingan/kebutuhan, sekolah dapat mengembangkan jenis-jenis RPS yang meliputi perencanaan peningkatan pemerataan kesempatan (pemerataan kesempatan, akses, dan ekuirasi), peningkatan mutu (input, proses, output), peningkatan efisiensi (internal dan eksternal) dan peningkatan relevansi pendidikan (relevansinya dengan kebutuhan peserta didik, keluarga, masyarakat dan sektor-sektor pembangunan). Sekolah harus membuat rencana strategis (RPS Stategis atau Renstra) untuk jangka waktu 5 tahun kedepan dan rencana operasiona atau rencana tahunan sekolah (RPS Tahunan) yang merupakan penjabaran dari Renstra. Rencana strategis sekolah pada umumnya mencakup perumusan visi, misi, tujuan strategis sekolah, program-program strategis, strategi pelaksanaan, rencana biaya, monitoring dan evaluasi, dan tonggak-tonggak kunci keberhasilan. Sedangkan rencana tahunan sekolah pada umumnya (alternatif 1) meliputi tujuan yang akan dicapai satu tahun ke depan, rencana pelaksanaan, rencana biaya, rencana pemantauan dan evaluasi, dan tonggaktonggak kunci keberhasilan satu tahun ke depan. Rencana tahunan (alternatif 2) meliputi identifikasi tantangan nyata yang dihadapi oleh sekolah,



9



perumusan tujuan/sasaran satu tahun ke depan berdasarkan tantangan nyata yang dihadapi (tujuan situasional sekolah), pemilihan urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai sasaran yang telah dirumuskan, analisis SWOT, langkah-langkah pemecahan persoalan, dan penyusunan rencana dan program kerja sekolah tahunan.



2. Melaksanakan RPS Dalam melaksanakan rencana peningkatan mutu pendidikan yang telah disetujui bersama antara sekolah, orangtua siswa, dan masyarakat, sekolah perlu mengambil langkah proaktif untuk mewujudkan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Kepala sekolah dan guru hendaknya mendayagunakan sumberdaya pendidikan yang tersedia semaksimal mungkin, menggunakan pengalaman-pengalaman



masa



lalu



yang



dianggap



efektif,



dan



menggunakan teori-teori yang yang terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Kepala sekolah dan guru bebas mengambil inisiatif dan kreatif dalam menjalankan program-program yang diproyeksikan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sekolah harus dapat membebaskan diri dari keterkaitan-keterkaitan birokratis yang biasanya banyak menghambat penyelenggaraan pendidikan. Dalam



melaksanakan



proses



pembelajaran,



sekolah



hendaknya



menerapkan konsep belajar tuntaas (mastery learning). Konsep ini menekankan pentingnya siswa menguasai materi pelajaran secara utuh dan bertahap sebelum ke pembelajaran topik-topik yang lain. Dengan demikian siswa dapat menguasai suatu materi pelajaran secara tuntas sebagai prasyaran dan dan dasar yang kuat untuk mempelajari tahapan pelajaran berikkutnya yang lebih luas dan mendalam. Untuk menghindari berbagai penyimpangan, kepala sekolah peru melakukan supervisi dan monitoring terhadap kegiatan-krgiatan peningkatan mutu yang diakukan sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer dan pemimpin pendidikan di sekolahnya berhak dan perlu mamberikan arahan, bimbingang, dukungan, dan teguran kepada guru dan tenaga kerja lainnya



10



jika ada kegiatan yang tidak sesuai dengan jalur-jaur yang telah ditetapkan namun demikian, bimbingan dan arahan jangan sampai membuat guru dan tenaga kerja lainnya menjadi terlalu terkekang dalam melaksanakan kegiatansehingga kegiatan tidak mencapai sasaran.



3. Melakukan monitoring dan evaluasi RPS Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program, sekolah perlu mengadakan evaluasi pelaksanaan program, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Evaluasi jangka pendek dilakukan setiap akhir caturwulan untuk mengetahui keberhasilan program secara bertahap. Apabila pada satu semester dinilai adanya faktor-faktor yang tidak mendukung, sekolah harus dapat memperbaiki pelaksanaan program peningkatan mutu pada semester berikutnya. Evaluasi jangka menengah dilakukan pada setiap akhir tahun untuk mengetahui seberapa jauh program peningkatan mutu telah mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan evauasi ini akan diketahui kekuatan dan kelemahan program untuk diperbaiki pada tahuntahun berikutnya. Dalam melaksanakan evaluasi, kepala sekolah harus mengikutsertakan setiap unsur yang terlibat dalam program, khususnya guru dan tenaga lainnya agar mereka dapat menjiwai setiap penilaian yang dilakuakan dan memberikan alternatif pemecahan. Demikian pula orangtua peserta didik dan masyarakat sebagai pihak eksternal harus dilibatkan untuk menilai keberhasila program yang telah dilaksanaka. Dengan demikian, sekolah mengetahui bagaimana sudut pandang pihak luar bila dibandingkan dengan hasil penilaian internal. Suatu hal yang terjadi bahwa orangtua peserta didik dan masyarakat menilai suatu program gagal atau kurang berhasil, walaupun pihak sekolah menganggapnya cukup berhasil. Yang perlu disepakati adalah indikator apa saja yang perlu ditetapkan sebelum penilaian dilakukan. Hasil evaluasi pelaksanaan MBS harus dibuat laporan yang terdiri atas laporan teknis dan keuangan. Laporan teknis menyangkut program pelaksanaan dan hasil MBS, sedangkan laporan keuangan meliputi



11



penggunaan uang serta pertanggungjawaban. Jika sekolah melakukan upayaupaya penambahan pendapat (income generating activities), pendapatan tambahan



tersebut



juga



harus



dilaporkan.



Sebagai



bentuk



pertangguajawaban (akuntabiitas), laporan harus dikirim kepada pengawas, dinas pendidikan kabupaten/kota, komite sekolah, orang tua siswa dan yayasan (bagi sekolah swasta).



C.



Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah Dalam penyususnan RPS harus diterapkan prinsip-prinsip, yaitu mengubah



prinsip nyata menjadi kondisi yang diinginkan (ideal), mencapai prestasi siswa, membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/pengembangan), sistematis, terarah, terpadu (saling terkait & sepadaan), partisipasi dan keterwakilan, transparansi, data driven, realistik sesuai dengan hasil analisis SWOT, dan mendasarkan pada hasil review dan evauasi. Faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap sekolah adalah konsistensi antara perencanaan dan pelaksanaan pengembangan sekolah. Perencanaan sekolah yang baik akan memberikan kontribusi keberhasilan yang besar dalam implementasinya, sedangkan perencanaan yangkurang baik akan memberikan dampak yang kurang baik pua terhadaap implementsasinya. Oleh karena itu, setiap membuat RPS, sekolah harus mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhinya seperti kondisi lingkungan yang strategis, kondisi sekolah saat ini, dan harapan masas datang. Alur berpikir dan keterkaitan antara perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sekolah dapat dilihat pada gambar berikut.



12



Analisis Lingkungan Strategis



Situasi Pendidikan saai ini (belum menjadi SSN)



Situasi Pendidikan yang diharapkan (menjadi SSN)



Rencana Strategis (5 Tahun)



Rencana Operasional (1 Tahun)



Pelaksanaan Program



Monitoring dan Evaluasi



Gambar 2. Penyusunan dan Pelaksanaan Perencanaan Pengembangan Sekolah



1. Langkah-langlah Penyusunan RPS Seperti



telah



dijelaskan



sebeumnya,



RPS



berisi



dua



rencana



pengembangan pendidikan ditinjau dari waktunya, yaitu Rencana strategis (Renstra) Sekolah dalam jangka menengah (lima tahunan) dan Rencana Operasional (Renop) Sekolah dalam jangka pendek (satu tahunan). Renstra adalah suatu perencanaan pengembangan sekolah rintisan SBI yang menggambarkan tentang program-program sekolah yang akan dilaksanakan dan dicapai selama kurun waktu lima tahun. Program-program tersebut lebih



13



bersifat garis besar, baik menyangkut fisik maupun nonfisik pada standar internasional. Renop merupakan bagian tak terpisahkan dari Renstra dan lebih merupakan penjabaran operasional dari Renstra. Program-progam dalam Renop lebih rinci dan akan dilaksanakan serta dicapai dalam satu tahun. Renstra dibuat pada awal tahun untuk lima tahun mendatang, sedangkan Renop dibuat pada tahun pertama dari lima tahun yang akan dilaksanakan. Baik Renstra maupun Renop, semua sumber dana dan alokasi biaya sudah dapat diprediksi sebelumnya. Dalam hal program, baik Renstra maupun Renop harus memperhatikan kebituhan sekolah, masyarakat dan sesuai dengan SNP. a. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dalam RPS Langkah-langkah penyusunan Renstra pada RPS adalah sebagai berikut: 1) Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah Dalam analisis lingkungan strategis sekolah, pihak sekolah melakukan kajian tentang faktor-faktor eksterna sekolah yang dapat memengaruhi penyelenggaraan pendidikan. Berbagai faktor tersebut diantaranya kondisi sosial masyarakat, kondisi ekonomi masyarakat dan nasional, kondisi geografis lingkungan sekolah, kondisi demografis masyarakat sekitar, kondisi perpolitikan, kondisi keamanan lingkungan,perkembangan globalisasi, perkembangan IPTEK, regulasi/kebijakan pemerintah pusat dan daerah, dan sebagainya. Hasil kajian tersebut dapat dipergunakan untuk menentukan visi sekolah.



2) Melakukan analisis situasi pendidikan saat ini Suatu analisis atau kajian yang dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui semua unsur sekolah yang akan dan telah memengaruhi penyelenggaraan pendidikan dan hasil-hasilnya. Analisis tersebut lebih menitikberatkan pada analisis situasi pendidikan jenjang



14



sekolah di sekitar sekolah yang bersangkutan, khususnya pada sekolah yang sejenis. Aspek atau unsur-unsur sekolah yang secara internal dapat dikaji antara lain kondisi saat ini tentang PBM, guru, kepala sekolah, tenaga TU, laboran, tenaga perpustakaan, fasilitas atau sarpras, media pengajar, buku, peserta didik, kurikulum, manajemen sekoah, pembiayaan dan sumber dana sekolah, kelulusan, sistem penilaian/evaluasi, peran komite sekolah dan sebagainya. Hasil kajian tersebut dapat dirumuskan dalam education profile pada suatu daerah yang dapat dipergunakan untuk menentukan status atau potret pendidikan di sekolah (SMP) saat ini berbagai sekolah yang belum menjadi SSN. Hasil tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi ideal yang diharapkan pada masa lima tahun mendatang sehingga dapat diketahui sejauh mana kesenjangan yang terjadi.



3)



Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan pada lima tahun ke depan Sekolah melakukan suatu kajian atau penelaahan cita-cita potret



pendidikan yang berstandar nasional dimasa mendatang (khususnya dalam lima tahun mendatang). Dalam analisis situasi pendidikan sekolah yanng diharapkan pada lima tahun mendatang, melibatkan semua stakeholders sekolah, khususnya ereka yang memiliki cara pandang yang visioner sehingga dapat menentukan kondisi sekolah yang benar-benarr ideal sekaligus terukur, feasible dan rasional. Diharapkan, apa yang menjadi idealisme dalam lima tahun mendatang merupakan education profile yang ideal, yaitu mampu menjadi SSN secara penuh, baik dalam hal standar nasional tentang SKL, standar isi (KTSP), standar PBM, standar pendidik dan tenaga kependidikan,



standar



sarpras,



standar



pengelolaan,



standar



pembiayaan, maupun standar penilaian. Hasil analisis tersebut



15



selanjutnya akan dipergunakan untuk dibandingkan dengan kondid sekolah saat ini.



4)



Menentukan kesenjangan antara situasi pendidikan sekolah saat ini dan yang diharapkan 5 tahun ke depan. Berdasarkan hasil analisis sekolah saat ini dan analisis kondisi



sekolah yang ideal 5 tahun yang mendatang, selanjutnya sekolah dapat menentukan kesenjangan yang terjadi antara keduanya. Kesenjangan itulah yang menjadi sasaran yang harus dicapai atau diatasi sehingga apa yang diharapkan sekolah secara ideal dapat dicapai. Dengan kata lain kesenjangan tersebut merupakan selisih antara kondisi nyata sekarang dan sebelum sebagai rintisan SBI dengan kondisi idealnya sebagai SBI.



5) Merumuskan visi sekolah Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa yang akan datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa datang sebagai sekolah dengan standar internasional. Dalam menentukan visi tersebut sekolah harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan sebagai sekolah internasional beberapa contoh perkembangan ke depan yang perlu diperhatikan antara lain: a) Perkembangan iptek yang sangat cepat akan berpengaruh pada semua aspek kehidupan termasuk teknologi pendidikan. b) Era global akan menyebabkan lalu lintas tenaga kerja sangat mudah sehingga akan banyak tenaga kerja asing di Indonesia Sebaliknya banyak Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. c) Era informasi menyebabkan siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber sehingga guru dan sekolah bukan lagi satu-satunya sumber informasi.



16



d) Era global tampaknya juga berpengaruh terhadap perilaku dan moral manusia sehingga sekolah diharapkan berperan menanamkan akhlak kepada siswa. e) Kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan yang baik bagi anak nya ternyata berparalel dengan persaingan antar sekolah untuk menjaring anak yang pandai dengan orang tua yang penuh perhatian sehingga sekolah yang mutunya kurang baik akan mereka tinggalkan. f) Di era AFTA akan dimulai bahasa Inggris yang sangat penting untuk sarana komunikasi di dunia kerja. g) Di era AFTA juga sangat mungkin terjadi pembukaan cabang sekolah luar negeri di kota besar di Indonesia. h) Masyarakat semakin paham bahwa pendidikan bukan hanya untuk hal-hal yang bersifat kognitif sehingga prinsip multiple intelegence menjadi salah satu harapan dan sebagainya. Visi sekolah dikembangkan sesuai keinginan atau cita-cita sekolah dengan tetap berkepribadian Indonesia. Artinya visi suatu sekolah berkiblat pada kondisi lingkungan sekolah dan daerah namun tetap harus bermuatan nasionalisme. Hal tersebut penting dipahami untuk menghindari terjadinya kekeliruan bahwa sekolah bebas menentukan visinya dan tidak terkait dengan kebijakan pihak lain. Visi sekolah juga harus mempertimbangkan potensi yang dimiliki sekolah dan harapan masyarakat di sekitar sekolah. Artinya jenis dan mutu layanan pendidikan seperti apa yang diharapkan oleh orangtua dan masyarakat sekitar sekolah dan daerahnya juga harus dipertimbangkan dan Apa potensi yang dimiliki sekolah untuk mewujudkan harapan tersebut. Rumusan visi sebagai sekolah potensial seharusnya memberikan isyarat; a) Berorientasi ke masa depan menuju SSN atau bahkan SBI secara utuh dan juga fisik untuk jangka waktu yang lama.



17



b) Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik daripada sekarang sesuai dengan norma dan harapan masyarakat daerah. c) Mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai dengan SNP. d) Mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi semangat dan komitmen warga untuk mewujudkan sekolah yang berstandar nasional. e) Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah kearah SSN. f) Menjadi dasar perumusan Visi dan tujuan sekolah



6) Merumuskan misi sekolah Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi sekolah. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layananuntuk memenuhi tuntutan sekolah yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya. Rumusan misi Selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukan tindakan dan bukan kalimat yang menunjukan keadaan sebagaimana pada rumusan misi. Satu indikator misi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara indikator visi dan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang merah yang jelas. Merumuskan tujuan sekolah selama lima tahun ke depan menuju Sekolah Standar Nasional atau SSN bertolak dari visi dan misi, selanjutnya merumuskan tujuan sekolah. Jika visi dan misi terkait dengan jangka waktu yang panjang, tujuan dikaitkan dengan jangka waktu menengah (lima tahunan). Dengan demikian, pada dasamya tujuan merupakan tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi sekolah yang telah dicanangkan. lsi tujuan ini masih bersifat global



18



dan komprehensif. baik isi yang mengarah pada pencapaian standar internasional pada aspek isi, proses, sarana, kelulusan, pengelolaan, pembiayaan, pendidik maupun penilaian. Tiap-tiap aspek yang dikembangkan dalam tiap tujuan dirumuskan secara umum atau belum terlalu Operasional. Perumusan program-program strategis bertujuan mencapai visi, misi dan tujuan jangka menengah. Rumusan yang dibuat oleh sekolah tentang program-program lima tahunan masih hanya bersifat strategis. Artinya, masih bersifat utama, pokok, urgent dan komprehensif. Program strategis tersebut harus sesuai dengan rumusan tujuan sebelumnya. Dengan kata lain, program yang di~ rumuskan merupakan penjabaran isi dari tujuan yang akan dicapai selama kurun waktu lima tahun menuju sekolah yang memenuhi SNP. Program tersebut belum Operasional, hanya berisi garis besarnya. Selanjutnya, program tersebut akan dijabarkan lebih kongkret dan terukur secara operasional ke dalam program Rencana Operasional (Renop).



7) Menentukan strategi pelaksanan pada sekolah Setelah program dirumuskan, hal yang harus dilakukan adalah menetukan Strategi apa yang harus dijalankan untuk melaksanakan program tersebut secara eflsien, efektif,jitu, dan tepat. Karakteristik Strategi adalah sesuai dengan tuntutan program. Strategi yang salah akan menyebabkan tidak tercapainya program, demikian pula sebaliknya.



Misalnya,



Strategi



untuk



pencapaian



program



pengembangan KTSP dimungkinkan berbeda dengan Strategi untuk mencapai standar prasarana atau fasilitas pendidikan. Oleh karena itu, dalam perumusan Strategi harus mempertimbangkan keterlibatan pihak lain yang terkait dan kemampuan sekolah itu sendiri.



19



8) Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan (Milestone) Berdasarkan tujuan, program, dan Strategi pencapaiannya yang telah disampaikan sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan tentang apa saja yang akan dihasilkan (sebagai output), baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatifdan dalam waktu berapa lama akan dicapai (satu tahun, dua tahun atau lima tahun, dst). Misalnya, dalam program pencapaian sarana dan prasarana pendidikan, apa saja bentuk hasil yang akan dicapai dalam jangka lima tahun. Demikian pula untuk hasil-hasil yang akan dicapai dari aspek-aspek pendidikan berstandar nasional yang lain.



9) Menentukan rencana biaya (alokasi dana) Sekolah



merencanakan



alokasi



anggaran



biaya



untuk



kepentingan lima tahun. Rencana biaya tersebut dapat dirumuskan pertahun sehingga dalam waktu lima tahun akan diketahui jumlah biaya yang diperlukan dan dari sumber biaya mana saja. Untuk membantu keakuratan dalam rancangan biaya pertahunnya, rencana biaya untuk tahun pertama dapat dipergunakan sebagai dasar dalam menentukan biaya di tahun kedua, ketiga, dan keempat. Ada kemungkinan, suatu program biayanya makin lama makin berkurang karena telah terpenuhi sebelumnya atau sebaliknya, suatu program makin lama makin banyak biayanya. Dalam batas waktu atau tahun tertentu besarnya biaya akan menyusut. Semua itu sa ngat bergantung kepada kemampuan sekolah dan daerah masing-masing. Dalam membuat rencana anggaran dari setiap besarnya alokasi dana, semua sumber dana harus dicantumkan, misalnya dana dari iuran rutin atau daerah dari pusat, Komite Sekolah, atau sumberdana Iainnya. Renstra bersifat global, maka tidak menjadi suatu masalah seandainya terjadi perubahan besarnya biaya dan asal sumber dana. Perubahan tersebut akan nampak ketika sekolah menyusun Renop pada tahun kedua, ketiga dan keempat karena Renstra hanya dibuat



20



sekali saat awal tahun pertama atau dengan kata Iain Renstra tidak boleh berubah setiap tahun dan yang diperbaharui adalah Renopnya. Dengan penyusunan rencana anggaran yang baik dalam Renstra, akan sangat membantu sekolah dalam merumuskan strategi ke depan, khususnya dalam pencapaian anggaran pendidikan (RAPBS) yang memenuhi pembiayaan penyelenggaraan pendidikan.



10) Membuat rencana pemantauan dan evaluasi Sekolah sebagai rintisan SBI harus merumuskan rencana su pervisi, monitoring internal, dan evaluasi internal sekolahnya yang dilakukan oleh kepala sekolah dan tim yang dibentuk sekolah, merumuskan rencana supervisi yang akan dilakukan sekolah ke semua unsur sekolah, merumuskan monitoring tiap kegiatan sekolah oleh tim, dan harus merumuskan evaluasi kinerja sekolah oleh tim. Siapa dan kapan rencana tersebut akan dilaksanakan harus dirumuskan secara jelas selama kurun waktu lima tahun. Dengan demikian, sekolah dapat memperbaiki kelemahan proses dan dapat rnengetahui keberhasilan atau kegagalan tujuan. Pada akhimya, sekolah akan mengetahui kapan suatu target akan dicapai dengan pasti. Tanpa adanya langkah seperti ini, sekolah akan cenderung berjalan tanpa kejelasan dan kepastian. Selanjutnya, berdasarkan



Renstra



tersebut



Operasional Tahunan.



21



kemudian



disusun



Rencana



Contoh format Renstra dapat dilihat pada lampiran. Secara skematis, penyusunan Renstra dapat dilihat pada gambar berikut. Lingkungan Strategis Kondisi saat ini Kesenjangan sosial



Visi



Harapan 5 th yg akan datang



Misi 1



Tujuan 1



Program 1



Misi 2



Tujuan 2



Program 2



Misi 3



Tujuan 3



Program 3



Rencana Strategis Pelaksanaan



Lingkungan Strategis



Tonggak-tonggak Kunci Keberhasilan



Rencana Biaya



Monitoring dan Evaluasi Gambar 3: Langkah-langkah Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) 5 tahun dalam Rencana Pengembangan Sekolah



b. Penyusunan Rencana Operasional (Renop) dalam RPS Renop disusun berdasarkan Renstra dan tidak boleh menyimpang dari Renstra sehingga antara Renstra dan Renop harus terkait dan terdapat benang merah. Renstra dan Renop inilah yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi, pembinaan,



dan



pembimbingan



oIeh



berbagai



pihak



yang



berkepentingan dengan sekolah. Terdapat dua alternatif dalam IangkahIangkah menyusun RPS, alternatif pertama adalah: 1) Analisis situasi pendidikan sekolah saat ini.



22



2) Analisis situasi pendidikan sekolah satu tahun ke depan (tujuan jangka pendek atau tahunan yang mencakup pemerataan, mutu, relevansi, eflsiensi dan kapasitas. 3) Kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan masa mendatang (tantangan atau loncatan). 4) Program-program untuk mengurangi kesenjangan tantangan atau loncatan Menentukan tongak-tonggak kunci keberhasilan sekolah (milestone). 5) Rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana) 6) Rencana pelaksanaan program. 7) Rencana pemantauan dan evaluasi. 8) Jadwal pelaksanaan program. 9) Penanggungjawab program atau kegiatan. Alternatif kedua dalam Iangkah-Iangkah penyusunan RPS adalah sebagai berikut: 1) Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah. 2) Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini. 3) Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun kedepan (yang diharapkan). 4) Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu tahun kedepan. 5) Merumuskan tujuan tahunan/tujuan jangka pendek (sasaran). 6) Mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya. 7) Melakukan analisis SWOT (mengenali tingkat kesiapan masingmasing urusan sekolah melalui analisis SWOT). 8) Menyusun



Iangkah-langkah



pemecahan



persoalan,



mengubah ketidaksiapan menjadi kesiapan urusan sekolah. 9) Menyusun rencana program sekolah. 10) Menentukan milestone (output apa dan kapan dicapai).



23



yaitu



11) Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana). 12) Menyusun rencana pelaksanaan program. 13) Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi. 14) Membuat jadwal pelaksanaan program. 15) Menentukan penanggung jawab program atau kegiatan.



Sekolah potensial tidak diharuskan menggunakan alternatif. Secara skematis dalam menyusun Renop sekolah dapat dilihat pada Gambar di bawah ini: Manifikasi fungsi-fungsi untuk mencapai sasaran



Situasi operasional lingkungan sekolah



Kondisi yg ideal diharapkan 1 th ke depan



Kesenjangan antara kondisi sekarang dengan idealnya satu tahun kedepan



Kondisi sekolah saat ini



Situasi operasional lingkungan sekolah



Sasaran 1 sasaran 2 sasaran 3 ………… ………



Analisis SWOT setiap fungsi dan faktornya



Alternative langkah-langkah pemecahan permasalahan



Rencana program dan anggaran untuk masingmasing sasaran Merencanakan supervisi dan monev Menentukan jadwal kegiatan



Menentukan penanggung jawab Gambar 4: langkah-langkah penyusunan rencana operasional (Renop) sekolah satu tahunan dalam rencana pengembangan sekolah 24



Renop tersebut adalah sebagai berikut: 1) Melakukan Analisis Lingkungan Operasional Sekolah Langkah ini pada prinsipnya sama dengan analisis lingkungan strategis. Perbedaannya adalah analisis lingkungan operaional sekolah lebih menitikberatkan kepada lingkungan sekolah yang cakupannya Iebih sempit dan berpengaruh langsung kepada operasional sekolah, yaitu menganalisis kebutuhan masyarakat atau daerah setempat, potensi daerah, sekolah, masyarakat sekitar, kondisi geografis sekitar sekolah, ekonomi masyarakat sekitar sekolah dan potensi lainnya, termasuk di dalamnya regulasi atau kebijakan daerah dan peta perpoliitikan daerah setempat. Hasil kajian tersebut, baik yang bersifat kuantitas maupun kualitas dapat dipergunakan untuk membantu melakukan analisis pendidikan yang ada di sekolah saat sekarang ini.



2) Melakukan Analisis Pendidikan Sekolah Saat Ini Suatu analisis atau kajian yang dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui semua unsur internal sekolah yang akan dan telah memengaruhi penyelenggaraan pendidikan dan hasil-hasilnya. Analisis tersebut lebih menitikberatkan kepada analisis situasi pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Aspek atau unsur-unsur sekolah yang secara internal dapat dikaji antara lain kondisi saat ini tentang PBM, guru, kepala sekolah, tenaga TU, laboran, tenaga perpustakaan, fasilitas atau sarpras, media pengajaran, buku, peserta didik, kurikulum, manajemen sekolah, pembiayaan dan sumber dana sekolah, kelulusan, sistem penilaian atau evaluasi, forum komite sekolah dan sebaginya.



25



Hasil kajian tersebut dapat dirumuskan dalam shcool profile yang dapat dipergunakan untuk menentukan status atau potret sekolah saat ini. Hasil analisis tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi ideal yang diharapkan pada satu tahun mendatang sehingga dapat diketahui sejauh mana kesenjangan yang terjadi.



3) Melakukan Analisis Pendidikan Sekolah Satu Tahun ke Depan (yang Diharapkan) Pada dasarnya, analisis tersebut sama dengan yang dilakukan untuk analisis sebelumnya di Renstra, bedanya untuk jangka waktu satu tahun. Sekolah melakukan suatu kajian atau penelaahan cita-cita potret sekolah yang ideal di masa datang (khususnya dalam satu tahun mendatang). Dalam analisis ini dilibatkan semua stakeholders sekolah, khususnya mereka yang memiliki cara pandang yang visioner sehingga dapat menentukan kondisi sekolah yang benarbenar ideal sekaligus terukur, feasible dan rasional. 4) Menentukan Kesenjangan antara Situasi Sekolah Saat Ini dan yang Diharapkan Satu tahun ke Depan Dalam menentukan kesenjangan antara situasi saat ini dan yang diharapkan satu tahun ke depan pada dasarnya sama seperti menyusun Renstra. Berdasarkan hasil analisis sekolah saat ini dan analisis kondisi sekolah yang ideal satu tahun mendatang, selanjutnya sekolah dapat menentukan kesenjangan yang terjadi antar keduanya. Kesenjangan itulah yang menjadi sasaran yang harus dicapai atau diatasi dalam waktu satu tahun sehingga apa yang diharapkan sekolah secara ideal dapat dicapai. Dengan kata lain, kesenjangan tersebut merupakan selisih antara kondisi nyata sekarang dan kondisi idealnya satu tahun kedepan.



5) Merumuskan Tujuan Sekolah Selama Satu Tahun Kedepan (Sasaran atau Tujuan Situasional Satu Tahun)



26



Sekolah menentukan atau merumuskan sasaran atau tujuan jangka pendek satu tahunan. Rumusan tujuan satu tahunan tersebut merupakan penjabaran lebih rinci, operasional dan terukur dari tujuan lima tahunan dalam renstra. Oleh karena itu, tujuan tidak boleh berbeda atau menyimpang dari tujuan lima tahunan. Dalam perumusannya,



harus



mengandung



aspek



ABCD



(audience,



behaviour, condition dan degree). Secara substansi, tujuan tersebut lebih menitikberatkan pada tujuan pencapaian SNP dalam berbagai aspek pendidikan. Tujuan satu tahun pendidikan merupakan penjabaran dari tujuan sekolah yang telah dirumuskan berdasarkan kesenjangan atau selisih yang terjadi antara kondisi sekolah untuk satu tahun kedepan. Berdasarkan pada tantangan nyata tersebut, selanjutnya dirumuskan sasaran mutu yang akan dicapai oleh sekolah rintisan SBL. Sasaran harus menggambarkan mutu dan kuantitas berstandar nasional yang ingin dicapai dan terukur agar mudaah melakukan evaluasi keberhasilannya.



6) Mengidentifikasi Fungsi-Fungsi atau Urusan-Urusan Sekolah untuk Dikaji Tingkat Kesiapannya Setelah sasaran atau tujuan tahunan ditentukan, dilakukan identifikasi



fungsi-fungsi



atau



urusan-urusan



sekolah



yang



diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut. Langkah tersebut harus dilakukan sebagai persiapan dalam melakukan analisis SWOT. Fungsi-fungsi yang dimaksud, misalnya meningkatkan pencapaian ketuntasan kompetensi lulusan diperlukan fungsi proses belajar mengajar (PBM) dan pendukung PBM seperti ketenagaan, kesiswaan, kurikulum, perencanaan instruksional, sarana dan prasarana serta hubungan sekolah dan masyarakat. Selain itu, terdapat pula fungsi-fungsi yang tidak terkait langsung dengan proses belajar mengajar, diantaranya pengelolaan keuangan



27



dan pengembangan iklim akademik sekolah. Apabila sekolah keliru dalam menetapkan fungsi-fungsi tersebut atau fungsi tidak sesuai dengan sasarannya, dapat dipastikan hasil analisis akan menyimpang dan tidak berguna untuk memecahkan persoalan. Untuk itu, diperukan kecermatan dan kehati-hatian dalam menentukan fungsifungsi yang diperukan untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Identifikasi fungsi dibedakan berdasarkan fungsi-fungsi pokok yang berbentuk proses, misalnya KBM, latihan, pertandingan serta fungsifungsi yang berbentuk pendukung, input (misalnya, ketenagaan), sarana dan prasarana, anggaran dan sebagainya. Pada setiap fungsi ditentukan pula faktor-faktornya, baik faktor yang tergolong internal maupun eksternal agar setiap fungsi memiliki batasan yang jelas dan memudahkan saat melakukan analisis. Setelah fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran telah didefinisikan, langkah berikutnya adalah menentukan tingkat kesiapan msing-masing fungsi beserta faktor-faktornya melalui analisis SWOT (Strength, Weaknness, Opportunity, and Threat).



7) Melakukan Analisis SWOT Apabila sekolah akan menyusun RPS dengan alternatif kedua harus menggunakan analisis SWOT sebagai salah satu langkah yang ditempuh. Analisis SWOT dilakukan dengan maksud mengenali kesiapan setiap fungsi dan keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi. Analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi tersebut, baik faktor internal aupun eksternal. Dalam melakukan analisis terhadap fungsi dan faktor-faktornya, berlaku ketentuan sebagai berikut: tingkat kesiapan yang memadai



28



atau minimal memenuhi kriteria kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan dinyatakan sebagai kekuatan bagi faktor internal atau peluang bagi faktor eksternal. Tingkat kesiapan yang kurang memadai atau tidak memenuhi tingkat kesiapan minimal, dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor internal atau ancaman bagi faktor eksternal. Untuk menentukan kriteria kesiapan, diperlukan standar, kecermatan, kehati-hatian, pengetahuan, dan pengalaman yang cukup agar dapat diperoleh ukuran kesiapan yang tepat. Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan faktor internal dan faktor eksternal yang memiliki tingkat kesiapa yang kurang memadai, disebut persoalan. Selama msih terdapat fungsi yang tidak siap atau masih persoalan, sasaran yang telah ditetapkan diduga tidak akan dapat tercpai. Oleh karena itu, agar sasaran dapat tercapai, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi siap. Tindakan yang dimaksud disebut langkah-langkah pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya merupaka tindakan mengatasi kelemahan atau ancaman agar menjadi kekuatan atau peluang. Setelah dilakukan tingkat kesipan faktor melalui analisis SWOT, langkah selanjutnya adalah memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan, yaitu tindakan yang diperlukan untuk mengubah fungsi tang tidak siap menjadi fungsi yang siap dan mengoptimalkan fungsi yang dinyatakan siap. Kondisi dan potensi sekolah berbeda antar satu dengan yang lain, maka alternatif langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda, disesuaikan dengan kesiapan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya disekolah tersebut. Dengan kata lain, sangat dimungkinkan suatu sekolah mempunyai langkah pemecahan yang berbeda dengan sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama.



29



8) Merumuskan dan Mengidentifikasi Alternatif Langkah-Langkah Pemecahan Persoalan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan utnuk sasaran pertama, dapat diidentifikasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah pada hampir semua fungsi yang diberikan. Pada fungsi PBM yang menjadi kelemahan adalah siswa kurang disiplin, guru kurang mampu memberdayakan siswa, dan umumnya tidak banyak variasi dalam memberikan bahan pelajaran dikalas serta waktu yang digunakan kurang efektif, sedangkan yang menjadi ancaman adalah kurang siapnya siswa dalam menerima pelajaran, terutama pada pagi dan siang hari menjelang pulang. Di samping itu, suasana lingkungan sekolah yang kurang kondusif dan ramai karena berdekatan dengan pusat keramaian kota. Untuk lebih memahami format analisis SWOT dapat dilihat pada tabel 1. Selanjutnya untuk mengatasi kelemahan atau ancaman tersebut, sekolah mencari alternatif langkah-langkah memecahkan persoalan. Tabel 1. contoh format analisis SWOT Analisis SWOT Urusan dan Faktornya A. Kurikulum 1. faktor internal a. ...................... b. ...................... c. ...................... 2. faktor eksternaal a. ...................... b. ...................... c. ...................... B. Ketenagaan 1. faktor internal a. .................. b. ………….. c. .................. 2. faktor eksternal a. .................. b. ………….. c. ..................



Tingkat kesiapan faktor siap Tidak siap



Kriteria kesiapan



Kondisi nyata



a. .................. b. ………….. c. ..................



a. .................. b. ………….. c. ..................



kekuatan (Strength)



Kelemahan (Weaknness)



a. .................. b. ………….. c. ..................



a. .................. b. ………….. c. ..................



Peluang (Opportunity)



Ancaman (Threat)



a. .................. b. ………….. c. ..................



a. .................. b. ………….. c. ..................



kekuatan (Strength)



Kelemahan (Weaknness)



a. .................. b. ………….. c. ..................



a. .................. b. ………….. c. ..................



Peluang (Opportunity)



Ancaman (Threat)



30



C. Dan seterusnya



9) Menyusun Rencana Program Berdasarkan beberapa alternatif pemecahan persoalan yang yang dihasilkan dari analisis SWOT, sekolah selanjutnya menyusun program sesuai dengan kemampuan. Sekolah yang sukses adalah sekolah yang mampu melaaksanakan alternatif pemecahan masalah dengan inovatif maksimal dan biaya minimal. Dari alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan yang ada, kepala sekolah bersama-sama dengan unsur komite sekolah, menyusun dan merealisasikan rencana dan program-programnya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Rencana yang dibuat harus menjelaskan secara detail dan lugas tentang aspek-aspek yang ingin dicapai, kegiatan harus dilakukan,siapa yang harus melaksanakan, kapan dan dimana dilaksanakan, dan berapa biaya yang diperlukan. Hal tersebut juga diperlukan untuk memudahkan sekolah dalam menjelaskan dan mempoeroleh dukungan dari pemerintah maupun orangtua peserta didik, baik secara moral maupun finansial.



10) Menentukan Tonggak-Tonggak Kunci Keberhasilan atau Output Apa dan Kapan dicapai (Milestone) Berdasarkan tujuan atau sasaran satu tahunan dan program, selanjutnya dapat dirumuskan tentang apa saja yang akan dihasilkan (sebagai output), baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan dalam waktu kapan akan dicapai. Misalnya, dari program pencapaian standar nasional aspek sarana dan prasarana pendidikan, apa saja bentuk hasil yang akan dicapai sarana pendidikan dalam jangka satu tahun. Misalnya, dalam lima tahun akan mencapai standar nasional sarana pendidikan 2006, pada tahun pertama ini akan dicapai pada



31



tahun 2010. Demikian pula, hasil-hasil yang akan dicapai dari program-program lainnya.



11) Menyususn Rencana Biaya (Besar Dana, Alokasi, dan Sumber Dana) Sekolah



merencanakan



alokasi



anggaran



biaya



untuk



kepentingan satu tahun. Dalam membuat rencana anggaran tersebut, setiap besarnya alokasi dana dari semua sember dana harus dicantumkan, misalnya dana rutin atau daerah (provinsi dan kabupaten/kota), dari pusat, komite sekolah, dan sumber dana lainnya. Penyusunan rencana anggaran ini di tuangkan kedalam Rencana Anggaran dan Belanja Sekolah (RAPBS). Dalam penyusunannya, harus diperhatikan ketentuan-ketentuan dari masingmasing penyandang dana. Sangat dimungkinkan sutau program dibiayai dari subsidi silang dari berbagai pos atau sumber dana. Sumber dana untuk program-program yang memerlukan bantuan dari pusat harus dialokasikan dari pusat dengan sharing dari sekolah dan komite sekolah atau daerah. Pada era otonomi daerah, sekolah dan daerah memiliki kewajiban yang lebih besar dalam hal pemenuhan unit cost pendidikan anak/siswa. Dalam penyusunan anggaran di RAPBS, setiap program atau kegiatan harus nampak jelas, terukur, dan rinci untuk memudahkan dalam menentukan besarnya dana yang diperlukan.



12) Menyusun Rencana Pelaksanaan Program Perumusan atau penyusunan rencana pelaksanaan program lebih mengarah pada kiat, cara, teknik, dan atau strategi yang jitu, efisien, efektif dan feasibel untuk dilaksanakan. Cara yang dilakukan harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai pada program tersebut. Beberapa cara yang ditempuh misalnya, dengan pelatihan workshop, seminar, lokakarya, temu alumni, kunjungan, in house training,



32



matrikulasi, remedial, pengayaan, pendampingan, bimbingan teknis rutin,



dan



lainnya.



Dalam



perencanaan



pelaksanaan



harus



dipertimbangkan alokasi waktu, ketersediaan dana, SDM, fasilitas, dan sebagainya.



13) Menyusun Rencana Pemantauan dan Evaluasi Perumusan pada dasarnya sama dan mengacu kepada Renstra, khususnya tentang rencana supervisi klinis, monitoring dan evaluasi sekolah. Sekolah merumuskan rencana supervisi, monitaring internal, dan evaluasi internal sekolahnya, yang dilakukan oleh kepala sekolah dan tim yang dibentuk sekolah. Rencana supervisi yang akan dilakukan oleh sekolah harus dirumuskan kepada semua unsur sekolah, dirumuskan monitoring tiap kegiatan sekolah oleh tim. Siapa dan kapan rencana tersebut akan dilaksanakan harus dirumuskan secara jelas selama kurun waktu satu tahun. Dengan demikian, seklah dapat memperbaiki kelemaha proses dan dapat mengetahui keberhasilan atau kegagalan tujuan dalam kurunwaktu satu tahun tersesbut. Pada akhirnya, sekolah akan mengetahuai program apa yang dapat dicapai dan kapan suatu target akan dicapai dengan pasti. Tanpa adanya langkah tersebut, sekolah akan cenderung berjalan tanpa kejelasan dan kepastian. Oleh karena itu, sekolah akan memiliki daya tawar dengan pihak lain ketika berkepentingan untuk meningkatkan kemajuan sekolah.



14) Membuat Jadwal Pelaksanaan Program Apabila program-program yang telah disusun dengan baik dan pasti, sekolah dapat merencanakan alokasi waktu permingguan, bulanan, triwulan, dan seterusnnya sesuai dengan karakteristik program yang bersangkutan. Fungsi utama adanya penjadwalan tersebut adalah untuk pegangan bagi para pelaksana program dan sekaligus pengontrol pelaksanaan tersebut.



33



15) Menentukan Penanggungjawab Program atau Kegiatan Sekolah



harus



menentukan



penanggungjawab



suatu



kegiatan/program, kelompok program dan atau keseluruhan program. Dengan SK kepala sekolah, tiap orang atau kelompok dapat menjadi penanggungjawab Pertimbangan



atau



anggota



utamanya



pelaksana



adalah



program/kegiatan.



profesionalitas,



kesesuaian,



kewenangan, kemampuan, kesediaan dan kesempatan yang ada, asas proporsionalitas bisa dipertimbaangkan kemudian. Keterlibatan pihak luar seperti komite sekolah dan tokoh masyarakat dapat dilibatkan sesuai dengan kepentingannya. Pada prinsipnya, Renop harus diketahui, disetujui, dan disahkan oleh berbagai pihak yang terkait (sekolah, komite sekolah,dinas pendidikan Daerah Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota).



D.



Kriteria RPS yang baik Suatu perencanaan pengembangan dapat dikatakan baik apabila memenuhi



kriteria berikut: a. Keluasan, kecakupan, dan ketajaman analisis lingkungan strategis sekolah, b. Keluasan, kecakupan, dan ketajaman analisis situasi pendidikan saat ini, c. Kualitas dan kuantitas situasi pendidikan sekolah yang diharapkan, d. Analisis kesenian, e. Kelengkapan elemen Renstra, f. Cakupan jenis perencanaan (pemetaan, kualitas, efisiensi, relevansi, dan kapasitas), g. Kemanfaatan serta kesesuaian Renstra dan Renop dengan permasalahan pendidikan, h. Kelayakan strategi implementasi Renstra dan Renop, i. Kelayakan rencana monitoring & evaluasi,



34



j. Kecukupan, kemutakhiran, dan kerelvensian data, k. Kelayakan anggaran antar rencana pendidikan, pendapatan dan rencana belanja, l. Tingkat partisipasi & keinklusifan unsur-unsur yang terkait dengan perencanaan, m. Sustainabilitas SDM, EMIS, dana pendukung, dansebagainya, n. Sistem, proses/prosedur, dan mekanisme penyusunan RPS, o. Kelengkapan eleman Renop. Panduan penyusunan RPS dikembangkan sebagai model minimal untuk bisa dikembangkan lebih jauh tanpa mengurangi aspek-aspek yang ada. Panduan penyusuna tersebut digunakan oleh semua sekolah (SMP) potensial dalam rangka meyelenggarakan pendidikan. Panduan ini juga dapat digunakan oleh Dinas Pendidikan Kabupate/Kotan dan Provinsi dalam upaya pencapaian pendidikan yang efisian,efektif, dan relevan. Isi utama yang harus dikembangkan dalam RPS tiap sekolah adalah semua aspek yang mengaraha kepada pencapaian SNP. Diharapkan, semua sekolah yang potensial nantinya benar-benar secara penuh menjadi sekolah berstandar nasional dalam segala aspek. Oleh karna itu, diharapkan adannya masukan yang konstruktif terhadap panduan tersebut demi perbaikan dan penyempurnaansehingga dapat dipakai oleh semua pihak yang terkait seperti Komite Sekolah, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi.



35



BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan Perencanaan merupakan bagian yang strategis dan inilah kosekuensi terakhir



pelaksanaan MBS di sekolah. Salah satu manfaat perencanaan dalam organisasi adalah terciptanya fokus arah yang hendak dicapai. RPS merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan dan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia menuju sekolah yang berkualitas. RPS merupakan dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah sekarang dan yang akan datang dalam rangka untuk mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Sekolah yang melaksanakan MBS harus melakukan perencanaan sekolah dan menghasilkan RPS. Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan dengan perhitungan sumberdaya yang tersedia. Hasil dari perencanaan sekolah adalah RPS. RPS adalah dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah yang telah ditetapkan. Dalam penyususnan RPS harus diterapkan prinsip-prinsip, yaitu mengubah prinsip nyata menjadi kondisi yang diinginkan (ideal), mencapai prestasi siswa, membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/pengembangan), sistematis, terarah, terpadu (saling terkait & sepadaan), partisipasi dan keterwakilan, transparansi, data driven, realistik sesuai dengan hasil analisis SWOT, dan mendasarkan pada hasil review dan evauasi. Faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap sekolah adalah konsistensi antara perencanaan dan pelaksanaan pengembangan sekolah.



36



B.



Saran Dengan adanya makalah ini semoga pembaca dapat mengetahui dan



menambah ilmu serta wawasan dalam rencana pengembangan sekolah. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi para pembaca.



37



RUJUKAN Rohiat. (2018). Manajemen Sekolah . Bandung: PT Refika Aditama.



38