RENLITA PKM - Dinkes 2021-2026 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga Rencana Lima Tahunan (Renlita) Puskesmas Bajulmati Tahun 20222026 ini dapat disusun. Renlita



ini merupakan dokumen perencanaan yang



diharapkan menjadi acuan bagi penyusunan kegiatan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan Puskesmas Bajulmati selama jangka waktu lima tahun mendatang. Dengan adanya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, ada kewajiban bagi Perangkat Daerah untuk menyusun Rencana Strategis sesuai tugas dan fungsinya. Renlita Puskesmas Bajulmati Tahun 2022-2026



ini



mengacu



pada



Perubahan



Rencana



Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Banyuwangi Tahun 2021- 2026, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 20192024, Rencana Strategis kementrian Kesehatan Tahun 2019-2024 dan Rencana Pembangunan



Jangka



Menengah



Nasional



Tahun



2019-2024.



Penyusunan Rancangan Akhir Rencana Strategis Puskesmas Bajulmati merupakan penjabaran visi dan misi Bupati terpilih dan akan dijadikan sebagi acuan dalam pelaksananaan program kerja tahunan secara bertahap di bidang kesehatan. Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan rencana strategis ini. Kritik dan saran selalu kami harapkan demi kesempurnaan.



. Bajulmati,



Desember 2021



Kepala Puskesmas Bajulmati



dr. CINCIN HARI PURWANTI Pembina Tk I NIP 19730925 200501 2 013



DAFTAR ISI 1. KATA PENGANTAR 2. DAFTAR ISI 3. BAB I : PENDAHULUAN 1.1.



LATAR BELAKANG



1.2.



LANDASAN HUKUM



1.3.



TUJUAN DAN MANFAAT



1.4.



SISTEMATIKA



4. BAB II : GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS 2.1



TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI



2.2



SUMBER DAYA



2.3



KINERJA PUSKESMAS



2.4



TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN



5. BAB III : ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1



IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN



3.2



TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN DAN DAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH



3.3



TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA PROFINSI / KABUPATEN



3.4



TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS



3.5 6. BAB IV



PENENTUAN ISU – ISU STRATEGIS : VISI , MISI, TUJUAN DAN SASARAN



4.1



VISI DAN MISI PUSKESMAS



4.2



TUJUAN DAN SASARAN



7. BAB V



: STRATEGI DAN KEBIJAKAN



5.1 STRATEGI 5.2 KEBIJAKAN 8. BAB VI



: RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,



KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 9. BAB VII



: PENUTUP



LAMPIRAN MATRIK RENLITA



1



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat



setinggi-tingginya



yang



dilaksanakan



dengan



sasaran



meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai dari promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan. Dokumen Rencana Lima Tahunan (Renlita) Puskesmas Bajulmati Tahun 20222026



merupakan



salah



satu



dokumen



perencanaan



yang



bersifat



indikatif,memuat Program-Program Pembangunan Kesehatan di Puskesmas Bajulmati yang akan dilaksanakan langsung pada kurun waktu Tahun 20222026. Renlita ini disusun sebagai arah dan acuan sekaligus kesepakatan bagi seluruh komponen dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan sesuai visi, misi dan arah kebijakan pembangunan kesehatan yang disepakati bersama sebagai bentuk penjabaran visi, misi Bupati terpilih dan arah kebijakan pembangunan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021-2026.



Rencana Strategis ini juga



digunakan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Puskesmas Bajulmati Selain itu Menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja Tahunan Puskesmas Bajulmati (RENJA); dapat dijadikan bahan evaluasi yang penting agar pembangunan dapat berjalan secara lebih sistematis, komprehensif dan tetap fokus pada pemecahan masalah-masalah mendasar yang dihadapi Puskesmas Bajulmati , khususnya di bidang kesehatan. Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 2 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Menengah Jangka Panjang Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021-2026, maka diperlukan penyusunan dokumen Rencana kerja lima tahunan.



I.1. Landasan Hukum Rencana Lima Tahunan Puskesmas Bajulmati 2022-2026 disusun berdasarkan: 1. Undang-Undang Nomor 25



Tahun 2004 tentang



Perencanaan Pembangunan Nasional;



Sistem



3 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005–2025; 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 5. 6.



Undang-undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;



7. 8.



Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional; Peraturan



Pemerintah



Nomor



13



Tahun



2006



tentang



Pedoman



Pengelolaan Keuangan Daerah; 9.



Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal



4 10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Penerapan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan; 11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas ; 12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 2 tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2021-2026; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah 15. Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kab. Banyuwangi; 1.3 Maksud Dan Tujuan Tujuan Adapun tujuan perencanaan Puskesmas Bajulmati dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan adalah: a. Sebagai pedoman/acuan perencanaan yang konsisten sesuai dengan kebutuhan daerah dibidang kesehatan. b. Penjabaran visi dan misi serta kebijakan lainnya dengan merumuskan program kegiatan dan pembangunan sebagai langkah dan strategi untuk mencapai visi, misi serta tujuan puskesmas Bajulmati. c. Sebagai upaya sinergisme dan sinkronisasi segala upaya-upaya pembangunan kesehatan Puskesmas Bajulmati d. Sebagai arahan pemangku kebijakan (stakeholder) dan instansi terkait berperan aktif untuk mencapai tujuan dan sasaran. e. Memberikan arah terhadap kebijakan keuangan Puskesmas Bajulmati , strategi pembangunan kesehatan dan program-program pembangunan kesehatan, lintas satuan kerja perangkat daerah dan program kewilayahan disertai rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif selama 5 (lima) tahun ke depan. Manfaat Penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas ini dimaksudkan agar



seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Bajulmati dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan dapat terarah dan fokus sehingga tujuan pembangunan kesehatan Jawa Timur dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.



1.4. Sistematika Rencana Lima Tahunan Puskesmas Bajulmati Tahun 2022 - 2026 secara garis besar disusun dengan sistematika penulisan tertuang dalam permenkes no 44 tahun 2016 tentang pedoman manajemen puskesmas 1. Kata pengantar 2. Daftar isi 3. Bab I : Pendahuluan 1.1 Latar belakang 1.2



Landasan hukum



1.3



Maksud dan tujuan



1.4



Sistematika penulisan



4. Bab II : Gambaran pelayanan puskesmas 2.1 Tugas, fungsi dan struktur organisasI 2.2



Sumber daya



2.3



Kinerja pelayanan



2.4



Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan



5. Bab III: Isu – isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi 3.1 Identifikasi permasalahan tugas dan fungsi pelayanan 3.2



Telaahan visi, misi dan program dinas kesehatan dan dan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih



3.3



Telaahan renstra k/l dan renstra profinsi / kabupaten



3.4



Telaahan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis



3.5 6. Bab IV 4.1 4.2 7. Bab V 5.1 5.2



Penentuan isu – isu strategis : Visi , misi, tujuan dan sasaran Visi dan misi puskesmas Tujuan dan sasaran jangka menengah puskesmas : Strategi dan kebijakan Strategi Kebijakan



8. Bab VI



: Rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok 9. Bab VII : Penutup



BAB II GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS



2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI



2.1.1 Tugas dan fungsi puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bajulmati adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas diatur kembali dengan Peraturan Menteri Kesehatan yang baru yaitu Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas Puskesmas Bajulmati merupakan



Fasilitas Pelayanan Kesehatan



(Faskes) yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Di Puskesmas Bajulmati



merupakan



UKM tingkat pertama. UKM



dalam Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas dijelaskan bahwa Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara



dan



meningkatkan



kesehatan



serta



mencegah



dan



menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan



kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. Puskesmas Bajulmati juga membangun Sistem Informasi yaitu Sistem Informasi Puskesmas. Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang



menyediakan



informasi



untuk



membantu



proses



pengambilan



keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas untuk mencapai sasaran kegiatannya.dengan tetap melakukan Prinsip penyelenggaraan Puskemas Bajulmati sesuai dalam Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas yaitu : 1. Paradigma sehat; 2. Pertanggungjawaban wilayah; 3. Kemandirian masyarakat; 4. ketersediaan akses pelayanan kesehatan; 5. teknologi tepat guna; dan 6. keterpaduan dan kesinambungan Bagan Struktur Organisasi



RENCANA LIMA TAHUNAN PUSKESMAS BAJULMATI 2021-2026



7



B. Sumber Daya Berdasarkan karakteristik wilayah kerja Puskesmas Bajulmati merupakan puskesmas kawasan pedesaan.Adapun sumber daya yang dimiliki oleh Puskesmas Bajulmati di tahun 2021 antara lain : 2.2.1 Data Wilayah Puskesmas Gambar 1. Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bajulmati Puskesmas Bajulmati terletak di ujung utara Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu dari dua Puskesmas yang ada di Kecamatan Wongsorejo, dengan keterangan sbb:



a) Data Umum Kode Puskesmas



: P.3510210102



Alamat



: Jalan Raya Situbondo No.94



Desa



: Bajulmati



Kecamatan



: Wongsorejo



Kabupaten



: Banyuwangi



Propinsi



: Jawa Timur



Kode Pos



: 68453



Telpon



: (0333) 461137



Email



: [email protected]



b) Batas Wilayah Secara geografis Puskesmas Bajulmati terletak pada 07.93845 LS dan 114.39046 LU dengan ketinggian ± 23 meter diatas permukaan laut. Dengan batas-batas wilayah sbb: 1). Batas Wilayah a. Sebelah Utara



: Desa



Wonorejo



Kec.Banyuputih



Kabupaten



Kec.Wongsorejo



Kabupaten



Situbondo b. Sebelah Timur



: Selat Bali



c. Sebelah Selatan : Desa



Alasrejo



Banyuwangi d. Sebelah Barat



: Pegunungan Ijen



Data Ketenagaan Puskesmas Bajulmati merupakan salah satu Puskesmas rawat inap Tingkat Pertama, yang ketenagaan terdiri dari : A.



Status Kepegawaian



N



Pendidikan



PNS



PTT



Kontrak



MAGANG



1



Dokter Umum



2



0



0



0



2



Dokter Gigi



1



0



0



0



3



Apoteker



0



0



1



0



4



Sarjana KesLing



0



0



0



1



5



S1 Keperawatan



0



0



3



1



6



DIII Keperawatan



9



1



1



4



7



D IV Gizi



1



0



1



0



8



DIII Kebidanan



10



0



4



5



9



D IV Kebidanan



1



0



0



0



10



Analis Kesehatan



0



0



1



0



11



Sarjana Umum



0



0



0



1



12



SKM



0



0



2



0



13



SMA/SMU



1



0



2



0



14



SMP



1



0



0



0



26



1



14



12



JUMLAH



Sumber data: Data Dasar Puskesmas Bajulmati tahun 2021



2.2.2 DATA KEPENDUDUKAN PUSKESMAS BAJULMATI Jumlah penduduk yang berada di wilayah Puskesmas Bajulmati :



NO



PUSKESMAS NAMA DESA



LUAS (KM2)



1



2



3



2.



PKM BAJULMATI SUMBERKENCON O



JUMLAH PENDUDUK



KEPALA KELUARGA / KK



1 4.65 1 4.68 2 5.22 8 2.54



LAKILAKI



PEREMPUA N



JUMLAH



5



6



7



1,776



2,472



2,498



4,970



1,041



1,629



1,646



3,275



1,817



2,580



2,606



5,186



2,723



4,111



4,154



8,265



2,528



3,415



3,450



6,865



SUMBERANYAR



3.25 1 4.11



910



1,229



1,242



2,471



BIMOREJO



2.22



1,425



1,975 17, 411



1,995



3,970



17,591



35,002



SIDOWANGI SIDODADI BAJULMATI WATUKEBO



Jumlah



157



12,220



DATA SASARAN BUMIL, BULIN, BUFAS, NEONATAL RISTI, BUMIL RISTI DESA



Jumlah Lahir Hidup L+P



Jumlah Bumil



L



P



SUMBERKENCONO



32



32



64



0



SIDOWANGI



21



21



42



6



SIDODADI



30



34



64



3



BAJULMATI



53



53



106



7



WATUKEBO



44



44



88



7



SUMBERANYAR



16



16



32



5



BIMOREJO



26



26



52



6



JUMLAH



222



226



448



4



7 4 7 11 9 3 5 49



Jumlah Bulin/Bufas 67 44 69 111 92 34 54 471



Jumlah Neonatal Risti L



P



L+P



5



5



10



3



3



6



5



5



10



8



8



16



6



7



13



3



2



5



4



4



8



34



34



68



Jumlah Bumil Risti 14 9 15 24 19 7 11 99



JUMLAH PASANGAN USIA SUBUR TAHUN 2021 KABUPATEN BANYUWANGI NO 45



PUSKESMAS



JUMLAH PUS (17% JML PENDUDUK)



DESA



BAJULMATI



SUMBERKENCONO



845



SIDOWANGI



557



SIDODADI



881



BAJULMATI



1,405



WATUKEBO



1,167



SUMBERANYAR



420



BIMOREJO



675



JUMLAH



5,950



JUMLAHSASARAN BAYI, BALITA Jumlah Bayi



DESA



Jumlah Surviving Infant (0 Tahun)



Jumlah Baduta (0 1 Tahun)



Jumlah Anak Balita (1 - 4 Tahun)



Jumlah Balita (0 4 Tahun)



Balita (5 Tahun)



L



P



L+ P



L



P



L+ P



L



P



L+P



L



P



L+P



L



P



L+P



65



16



16



32



66



64



130



134



131



265



167



163



330



34



34



68



21



43



11



10



21



43



42



85



88



86



174



110



107



217



23



22



45



34



33



67



17



17



34



69



67



136



140



137



277



174



170



344



36



35



71



54



53



27



26



53



10 9



10 7



216



223



218



441



277



271



548



57



56



113



WATUKEBO SUMBERANYA R



45



44



89



23



22



45



91



88



179



185



181



366



230



225



455



48



46



94



16



16



32



8



8



16



33



32



65



67



65



132



84



80



164



17



17



34



BIMOREJO



27



25



52



13



13



26



52



51



103



107



105



212



133



130



263



27



27



54



231



22 4



455



11 5



11 2



227



46 3



45 1



914



944



923



1, 867



1, 175



1,146



2, 321



24 2



23 7



479



L



P



SUMBERKENC ONO



33



32



SIDOWANGI



22



SIDODADI BAJULMATI



JUMLAH



L+ P



Jumlah Bayi 6 - 11 Bulan



107



JUMLAH SASARAN 15 TAHUN KEATAS DESA



JUMLAH USIA ≥ 15 TAHUN



JUMLAH USIA 15-59 TAHUN



JUMLAH USIA ≥ 18 TAHUN



JUMLA H WUS



JUMLA H WUS



SUMBERKENCON O SIDOWANGI SIDODADI BAJULMATI WATUKEBO SUMBERANYAR BIMOREJO JUMLAH



L



P



1, 961 1, 292 2, 046 3, 260 2, 708



2, 002 1, 320 2, 088 3, 329 2, 765



975 1, 566 13, 808



995 1, 599 14, 098



L+P 3,963 2,612 4,134 6,589 5,473 1,970 3,165 27,906



L



P



L+P



L



P



L+P



1, 537 1, 013 1, 604 2, 556 2, 123



1, 541 1, 016 1, 607 2, 562 2, 129



1, 859 1, 225 1, 939 3, 090 2, 566



1, 903 1, 254 1, 986 3, 165 2, 630



764 1, 228 10, 825



766 1, 231 10, 852



3, 078 2, 029 3, 211 5, 118 4, 252 1, 530 2, 459 21, 677



924 1, 484 13, 087



946 1, 521 13, 405



3, 762 2, 479 3, 925 6, 255 5, 196 1, 870 3, 005 26, 492



30-50 TAHUN 77 0 50 8 80 3 1,2 80 1,0 64 38 3 61 5 5,4 23



15-49 TAHUN 1,198 789 1,250 1,991 1,654 596 957 8,435



JUMLAH SASARAN LANSIA DAN PRA LANSIA DESA



PRA LANSIA (45 - 59 Tahun) L



P 5



SUMBERKENCONO



12



SIDOWANGI



38



SIDODADI



35



BAJULMATI



52



WATUKEBO



08



SUMBERANYAR



55



BIMOREJO



09 3,6 09



JUMLAH



3 5 8 7 2 4



29 48 51 79 29 63



5 3 5 8 7 2 4



23 3,7 22



L+P 1,0 41 6 86 1,0 86 1,7 31 1,4 37 5 18 8 32 7,3 31



LANSIA (60 - 69 TAHUN) L 73 80 84 54 76 36



P 2 1 2 4 3 1 2



17 1,9 20



79 84 93 65 88 39



LANSIA RISTI (70+ TAHUN)



L+P 2 1 2 4 3 1 2



24 1,9 72



52 64 77 19 64 75



L 5 3 5 9 7 2 4



41 3,8 92



51 99 58 51 09 75



P 1



1 2 2



1



21 1,0 64



81 20 88 01 49 90



L+P 1 1 1 3 2



1



44 1,2 73



32 19 46 52 58 65



3 2 3 5 4 1 2



65 2,3 37



2.2.1. Sarana dan Prasarana Kesehatan A. Puskesmas Bajulmati Jumlah sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Bajulmati meliputi : Tabel 2.4 Sarana dan Prasarana kesehatan NO



FASILITAS KESEHATAN



1 2 PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1 PUSKESMAS (RAWAT INAP) - JUMLAH TEMPAT TIDUR 2 PUSKESMAS KELILING 3 AMBULANCE 4 PUSKESMAS PEMBANTU 5 POSKESDES 6 PONKESDES



JUMLAH 3 1 10 1 1 2 6 1



SARANA PELAYANAN LAIN 1 APOTEK 2 KLINIK PRATAMA 3 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 4 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 5 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 6 PRAKTEK MANDIRI BIDAN 7 PRAKTEK MANDIRI PERAWAT 8 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 9 LABORATORIUM KESEHATAN



2.1.



2 1 2 0 0 5 7 10 0



Kinerja Pelayanan Kinerja Puskesmas Bajulmati dilaksanakan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. 1. Pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar 2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin sesuai standar 3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir (usia 0-28 hari) sesuai standar 4. Pelayanan kesehatan balita ( usia 0-59 bulan) sesuai standar 5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar kelas 1 sampai kelas 9 dan diluar satuan pendidkan dasar 6. Pelayanan kesehatan usia produktif 7. Pelayana kesehatan warga negara indonesia usia 60 tahun keatas 8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 9. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus 10. Pelayanan kesehatan jiwa ODGJ berat 11. Orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar



12. Orang dengan resiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi diniHIV sesuai tandar Capaian kinerja SPM Puskesmas Bajulmati selama tahun 2017-2021 dapat dilihat pada tabel berikut: Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota Tahun 2017-2021 No



Indikator SPM



target



Sumber data



1



Pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin sesuai standar Pelayanan kesehatan bayi baru lahir (usia 0-28 hari) sesuai standar Pelayanan kesehatan Balita (usia 0-59 bulan) sesuai standar Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar kelas 1 sampai dengan kelas 9 dan diluar satuan pendidikan dasar Pelayanan Kesehatan Usia Produktif Skrining Kesehatan Warga negara indonesia usia 60 tahun keatas



100%



Laporan PWS KIA.



100%



Laporan PWS-KIA



100%



Laporan PWS KIA



2 3 4 5



6 7



8 9 10



11 12



100%



Laporan PWS-KIA



100%



Laporan skrining/penjaringan kesehatan



100% 100%



Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Mellitus Pelayanan kesehatan jiwa ODGJ berat



100%



Orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar Orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar



100%



Laporan pelayanan kesehatan usia lanjut



100%



Rekam Medik



100%



Data dasar kunjungan pasien jiwa ke puskesmas dan Buku/Laporan Kegiatan Luar Gedung TB 06



100%



Data dari SIHA (Sistim Informasi HIV AIDS)



2017



2018



201 9



2020



2021



96



96



99,1



94,1



93



96



98,56



94,4



99,3



93,8



90



90



96



97



94,3



84



85



97



77



79,9



100



100



100



98



97



38,1



46,5



44,9



33,9



79



56



60



80



46



44



10,9



11,9



10,8



13



16,6



75



70



76



65



64



90



85



90



95



95



41.3



38.6



35.8



35.3



33.6



62



79



95



96,6



83,7



1. Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 KH Grafik 2.3 Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 - 2019 Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 - 2019 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0



8,25 8,2 5,5



8,26



8,24



5,9



4,8



Target Renstra AKB per 1.000 KH Realisasi Renstra AKB per 1.000 KH



4,69



2016201720182019



Sumber : Laporan Program Berdasarkan grafik diatas, menunjukkan bahwa capaian Angka Kematian Ibu melahirkan per 100.000 KH pada tahun 2018 mengalami peningkatan, dan pada tahun 2020 mengalami penurunan. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi kurang tercapainya target indikator tersebut disebabkan adanya : a.



Batas resiko normal menjadi abnormal sangat tipis sehingga kejadian abnormal yang menimbulkan kematian kadang terjadi sangat cepat, kadangkala kematian tidak dapat dicegah.



b. Keterlambatan



mendeteksi



/



penapisan,



keterlambatan



rujukan



dan



keterlambata penanganan di tempat rujukan. c.



Kurang optimalnya system rujukan dari fasilitas kesehatan ngkat I atau Bidan Praktek Mandiri ke fasilitas kesehatan rujukan. Faktor non medis : timbulnya keterlambatan di keluarga yang tidak segera mengambil keputusan untuk dirujuk dan keterlambatan transportasi sehingga kejadian angka kematian ibu sulit untuk dihindari, namun pemerintah melalui dinas kesehatan sudah berupaya dalam hal kegiatan



promotif



dan



preventif



pada ujung tombak layanan kesehatan yaitu Puskesmas di seluruh Kabupaten.



.



2. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH Grafik 2.5 Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 - 2019



Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 - 2019 10 8,25 9 8,24 8,2 8 7 6 5,5 5 4 3 2 2016 1 0



8,26 4,8



5,9



2017



2018



4,69



Target Renstra AKB per 1.000 KH Realisasi Renstra AKB per 1.000 KH



2019



Sumber : Laporan Program Angka kematian Bayi (AKB) pada tahun 2019 Kabupaten Banyuwangi berdasarkan data diatas menunjukkan pencapaian sebesar 4.69 menunjukkan angka yang baik yaitu capaian masih dibawah target yang ditetapkan oleh Pemerintah kabupaten, propinsi maupun nasional atau dapat dikatakan baik. Dari keseluruhan kejadian kematian bayi terdapat penyebab utama kematian bayi yaitu Berat Badan Bayi Rendah (BBLR), asfiksia dan kelainan bawaan sebagai penyumbang terbesar selain karena faktor yang lain, sedangkan faktor yang menunjang tercapainya target atau penghambat munculnya kejadian kematian bayi antara lain : a) Adanya keterlibatan lintas sektor dalam upaya penurunan kematian bayi seperti kecamatan, KUA dan masyarakat (kader) b) Peningkatan persiapan kehamilan dan persalinan yang optimal untuk mendapatkan bayi yang sehat c)



Pengenalan faKtor resiko kematian dan komplikasi pada bayi sejak dini dan upaya rujukan dini berencana



d) Penanganan bayi baru lahir yang tepat dan cepat sesuai keadaan e) Penanganan komplikasi neonatus yang tepat f) Peningkatan SDM tenaga teknis dengan berbagai pelatihan- pelatihan penanganan kasus-kasus neonates Keberhasilan Indikator kinerja diatas ditunjang dengan adanya program Peningkatan Kesehatan Bayi dan Balita. Adanya keterlibatan lintas sektor dalam upaya penurunan kematian bayi seperti kecamatan, KUA dan masyarakat (kader)



3. Prevalensi Balita Stunting Grafik 2.8 Prevalensi Balita Stunting Tahun 2019 Kabupaten Banyuwangi



Sumber : Studi Status Gizi Balita Indonesi Tahun 2019 Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000HPK), yaitu dari janin sampai anak berusia dua tahun. Berdasarkan data Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) yang terakhir kali dilaksanakan Tahun 2019, angka prevalensi stunting di Kabupaten Banyuwangi mencapai 24,26%. Masih tergolong lebih rendah jika dibandingkan dengan angka prevalensi stunting di Jawa Timur yang mencapai 26,86% dan angka nasional yang mencapai 27,67%.



2.3.1.Indikator Kinerja Upaya Kesehatan Indikator tersebut dirinci dalam 12 Indikator Standar Pelayanan Minimal yang target dan pencapaiannya digambarkan selama 5 tahun seperti dilihat pada tabel



a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Grafik Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di Puskesmas Bajulmati Tahun 2017-2021



102 100 98 96 94 92 90 88



100



100 96



100



99



100



100



96 94



2017



2018



2019



2020



93



target capaian



2021



Sumber : Laporan Program Realisasi cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil pada Tahun 2020 mencapai 94%, hal tersebut belum memenuhi target yang ditetapkan sebesar 100%. Analisa Penyebab Tidak Tercapainya Indikator : a)



Mobilisasi penduduk yang masih membuat hambatan dalam pencatatan di kohort



b)



Masih banyak ditemukannya ibu hamil periksa saat usia kehamilan > 12 minggu



c)



Belum samanya persepsi antara pemegang wilayah di puskesmas yang memegang kohort tentang definisi operasional dan teknis pengisian kohort dengan benar sehingga menyebabkan kerancuan dalam pencatatan serta pelaporan



d)



Masih adanya kasus abortus yang menjadi salah satu penyebab target K4 berkurang



e)



Karakteristik masyarakat juga menjadi salah satu penyebab yang mempengaruhi akses pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan baik yang meliputi perilaku sosial dan ekonomi maupun kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap program-program kesehatan khususnya yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak



. b. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Grafik Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin di Puskesmas Bajulmati Tahun 2017-2021 102 100 98 96 94 92 90 88



100



100



100



100



98 94



2017



2018



99



94



2019



100



93 2020



target capaian



2021



Sumber : Laporan Program Realisasi cakupan pelayanan kesehatan ibu bersalin pada Tahun 2020 mencapai 99%, hal tersebut belum memenuhi target sasaran sebesar 100%. Analisa Penyebab Tidak Tercapainya Indikator a)



Adanya pandemi membuat ibu takut periksa kehamilan ke Puskesmas



b) Mobilisasi penduduk biasanya ada saat menjelang persalinan ibu pulang ke rumah nya di luar wilayah puskesmas / kabupaten. c)



Tingginya target kabupaten dibanding pencapaian riil di wilayah.



c. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Grafik Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir di Puskesmas Bajulmati Tahun 2017-2021



105 100 95 90 85



100



100



100



100 96



90 2017



97



100 94



target capaian



90 2018



2019



2020



2021



Sumber : Laporan Program Realisasi cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir pada Tahun 2020 mencapai 97% hal tersebut belum memenuhi target sasaran sebesar 100%. Analisa Penyebab Tidak Tercapainya Indikator : a) Standar pelayanan kesehatan neonatal dasar tidak selalu diterapkan b) Adanya mitos jika usia bayi belum 40 hari tidak boleh dibawa keluar rumah c) Kurangnya pemahaman ibu/suami, keluarga, masyarakat tentang pentingnya ketepatan waktu pemeriksaan bayi baru lahir d. Pelayanan Kesehatan Balita Grafik Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Balita di Puskesmas Bajulmati Tahun 2017-2021 120 100 80 60 40 20 0



target capaian 100 84



100 85



100 97



100 77



100 79



2017



2018



2019



2020



2021



Sumber : Laporan Program



Realisasi cakupan pelayanan kesehatan balita pada Tahun 2020 mencapai 77 %, hal tersebut belum memenuhi target sasaran sebesar 100%. Analisa Penyebab Tidak Tercapainya Indikator : a)



Kurangnya kesadaran orang tua untuk datang ke posyandu karena anak sudah masuk PAUD/TK.



b)



Belum optimalnya sarana untuk media promosi dalam penyuluhan.



c)



Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kunjungan anak balita baik anak dalam keadaan sehat maupun sakit.



d)



Ibu balita jarang datang membawa anaknya imunisasi setelah mendapat imunisasi campak



e. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar Grafik Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar di Puskesmas bajulmati Tahun 2017-2021 100.5 100 99.5 99 98.5 98 97.5 97



100 100



100 100



100 100



100



100 98.7



target capaian



98 2017



2018



2019



2020



2021



Sumber : Laporan Program Realisasai cakupan pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar pada Tahun 2020 mencapai 98%, hal tersebut belum memenuhi target sasaran sebesar 100%. Analisa Penyebab Tidak Tercapainya Indikator : a) Pelaksanaan pelayanan kesehatan pada anak usia dasar dilaksanakan mulai Bulan Juli 2019 sampai dengan Bulan Juni 2020 (mengikuti tahun ajaran baru) b) Pelayanan kesehatan untuk anak usia dasar sampai Desember Tahun 2020 masih difokuskan pada siswa kelas 1 dan 7 c) Adanya pandemic covid sehingga murid-murid masuk bergantian dan terkadang sekolah secara daring



f. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif Grafik Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif di Puskesmas Bajulmati Tahun 2017-2021 120 100 80



100



100



100



100



100 79



60 40 20 0



38



2017



46



2018



44



2019



target capaian



33 2020



2021



Sumber : Laporan Program Realisasi cakupan pelayanan kesehatan pada usia produktif pada Tahun 2020 mencapai 33%, hal tersebut belum memenuhi target sasaran sebesar 100%. Analisa Penyebab Tidak Tercapainya Indikator : a) Belum tercapainya sasaran dari target karena capaian SPM yang terlalu tinggi. b) Masih banyak masyarakat yang tidak mau melakukan pemeriksaan. c) Masih banyak masyarakat yang tidak mau melakukan pengobatan.



g. Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut Grafik Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut di Puskesmas Bajulmati Tahun 2017-2021 120 100 80 60 40



100



100



100



100



100



80 56



60



46



44



target capaian



20 0



2017



2018



2019



2020



2021



Sumber : Laporan Program Realisasi cakupan pelayanan kesehatan pada usia lanjut pada Tahun 2020 mencapai 46%, hal tersebut belum memenuhi target sasaran sebesar 100%. Analisa Penyebab Tidak Tercapainya Indikator : a) Kurangnya Informasi mengenai pelayanan kesehatan usia lanjut. b) Sulitnya Akses ke fasilitas pelayanan kesehatan. c) Adanya pandemic covid-19 sehingga lansia komorbid takut periksa ke puskesmas d) Adanya usia lanjut yang mendapatkan pelayanan di luar wilayah kerja Puskesmas e) Terbatasnya blangko skrining P3G dan alat cek kolesterol dan gula darah. f) Masih rendahnya pengetahuan masyarakat yang salah satunya disebabkan oleh faktor sosial budaya. g) Ketersediaan sumber daya terbatas. h) Perpindahan penduduk/migrasi.



h. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi Grafik Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi di Puskesmas Bajulmati Tahun 2017-2021 120 100 80



100



100



100



100



100 target capaian



60 40 20 10 2017



0



11 2018



11 2019



13 2020



16 2021



Sumber : Laporan Program Realisasi cakupan pelayanan kesehatan penderita Hipertensi pada Tahun 2020 mencapai 13% hal tersebuat belum memenuhi target sasaran sebesar 100%. Analisa Penyebab Tidak Tercapainya Indikator : a)



Belum tercapainya sasaran dari target karena target SPM yang terlalu tinggi.



b)



Masih banyak masyarakat yang tidak mau melakukan pemeriksaan.



c)



Masih banyak masyarakat yang tidak mau melakukan pengobatan.



i.



Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM) Grafik Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM) di Puskesmas Bajulmati Tahun 2017-2021 120 100 80 60



100



100 75



100 70



100 76



40



100 65



64



target capaian



20 0



2017



2018



2019



2020



2021



Sumber : Laporan Program Realisasi cakupan pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus (DM) pada Tahun 2020 mencapai 65% hal tersebut belum memenuhi target sasaran sebesar 100%. Analisa Penyebab Tidak Tercapainya Indikator : a) Belum tercapainya sasaran dari target karena target SPM yang terlalu tinggi. b) Masih banyak masyarakat yang tidak mau melakukan pemeriksaan. c) Masih banyak masyarakat yang tidak mau melakukan pengobatan.



j.



Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat Grafik Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat di Puskesmas Bajulmati Tahun 2017-2021



105 100 95 90 85 80 75



target capaian 100 90



100 85



100 90



100 95



100 95



2017



2018



2019



2020



2021



Sumber : Laporan Program Realisasi cakupan pelayanan kesehatan Orang dengan gangguan Jiwa (ODGJ) Berat pada Tahun 2020 mencapai 95%, hal tersebut belum memenuhi target sasaran 100%. Analisa Penyebab Tidak Tercapainya Indikator : a) Belum tercapainya sasaran dari target karena target SPM yang terlalu tinggi b) Kurang tercapai pelayanan ODGJ terutama faktor resiko GME ( Gangguan Mental Emosional )



k. Pelayanan Kesehatan Orang Terdua Tuberkulosis Grafik Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis di Puskesmas Bajulmati Tahun 2017-2021 120 100 80 60 40 20 0



100



100



41 2017



100



38 2018



100



100 target capaian



35 2019



35 2020



33 2021



Sumber : Laporan Program Realisasi cakupan Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis sampai dengan tahun 2020 sebesar 35%. Hal tersebut belum memenuhi target sebesar 100%. Analisa Penyebab Tidak Tercapainya Indikator : a) Terbatasnya ruang gerak petugas dalam melaksanakan penemuan terduga TBC secara aktif di masyarakat akhirnya penemuan terduga dan pasien TBC yang di obati belum optimal. b) Masih belum optimalnya kegiatan Investigasi Kontak dan pelacakan di masyarakat. c) cakupan pasien TBC dangan HIV mendapatakan ARV untuk koinfeksi TB-HIV masih belum optimal. d) Belum optimalnya klinik dan praktek mandiri dalam melakukan notifikasi terduga TBC.



l.



Pelayanan Kesehatan dengan Orang dengan resiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar Grafik Capa ian Indikator Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko HIV di Puskesmas Bajulmati Tahun 2017-2021 120 100



100



100



80



100



95



100



96



83



79



60



100



target capaian



62



40 20 0



2017



2018



2019



2020



2021



Sumber : Laporan Program Realisasi cakupan pelayanan kesehatan dengan resiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (HIV) pada Tahun 2020 mencapai 96%, hal tersebut belum memenuhi target sasaran sebesar 100%. Analisa Penyebab Tidak Tercapainya Indikator : a)



Penyebab menurunnya capaian test HIV pada ibu hamil di karenakan kurangnya rujukan bumil dari KIA ke test HIV, kurangnya petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah mencari sasaran bumil di wilayah kerja masing- masing



b)



Kurangnya kunjungan ibu hamil ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan HIV karena pandemic covid



c)



Petugas kesehatan kurang melakukan pendampingan bagi kelompokkelompok resiko tinggi tertular hiv untuk melakukan promosi dan preventif.



2.2.



Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah



2.4.1 Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota (untuk provinsi) dan Renstra SKPD provinsi (untuk kabupaten/kota) Komparasi capaian Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Kementrian Kesehatan dapat dijelaskan dalam tabel 2.8 Tabel 2.8 Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/kota terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L



NO (1) 1



2



3



4



5



CAPAIAN INDIKATOR SASARAN KINERJA RENSTRA SKPD KABUPATEN (2) (3) Cakupan Cakupan Pelayanan Pelayanan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Tahun Masyarakat 2019 sebesar 91.92 % Indeks Kesehatan Indeks Kesehatan Keluarga Keluarga Banyuwangi Banyuwangi Tahun 2019 sebesar 0.706 Angka Kematian Angka Kematian Ibu per 100.000 Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Kelahiran Hidup Tahun 2020 sebesar 79.7 per 100.000 KH Prosentase Prosentase Fasilitas Fasilitas Kesehatan Kesehatan Terakreditasi Terakreditasi sebesar 50% Angka Kematian Angka Kematian Bayi per 1.000 Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Kelahiran Hidup Tahun 2020 sebesar 5.09 per 1.000 KH



CAPAIAN SASARAN PADA RENSTRA SKPD PROVINSI



CAPAIAN SASARAN PADA RENSTRA K/L



(4) Merupakan SPM Inovasi Kabupaten Banyuwangi



(5) Merupakan SPM Inovasi Kabupaten Banyuwangi



Merupakan SPM Inovasi Kabupaten Banyuwangi



Merupakan SPM Inovasi Kabupaten Banyuwangi



Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Tahun 2020 sebesar 98.4 per 100.000 KH



Status awal AKI 305 per 100.000 KH (Supas 2015)



Merupakan SPM Inovasi Kabupaten Banyuwangi



Merupakan SPM Inovasi Kabupaten Banyuwangi



Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Tahun 2020 sebesar 6.3 per 1.000 KH



Status awal AKB 24 per 1000 KH (SDKI 2017)



CAPAIAN SASARAN CAPAIAN INDIKATOR PADA RENSTRA NO SASARAN KINERJA SKPD PROVINSI RENSTRA SKPD KABUPATEN (1) (2) (3) (4) 7 Umur Harapan UHH Kabupaten UHH Provinsi Jawa Hidup Banyuwangi Tahun Timur Tahun 2020 2020 sebesar 70.65 sebesar 71.30 tahun tahun 8 Prevalensi Balita Prevalensi Balita Prevalensi Balita Stunting Stunting tahun Stunting tahun 2019 sebesar 26.86% 2019 sebesar 24.46% * Sumber : Laporan program Dinas Kesehatan, Laporan BPS



CAPAIAN SASARAN PADA RENSTRA K/L (5) UHH Nasional Tahun 2020 sebesar 71.47 tahun Prevalensi Balita Stunting tahun 2019 sebesar 27.67%



2.4.2. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah a. Tantangan 1. Puskesmas Bajulmati merupakan wilayah yang mempunyai zona rawan bencana 2. Pola hidup penularan penyakit yang dipengaruhi oleh globalisasi dan arus informasi 3. Adanya tuntutan masyarakat terhadap kemudahan akses pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya 4. Masih banyaknya perilaku masyarakat yang tidak sehat yang berpotensi menyebarkan penyakit 5. Masih adanya kasus stunting 6. Kebijakan Pelaksanaan Akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan 7. Perkembangan sistem informasi dan teknologi di bidang pelayanan kesehatan 8. Adanya sarana pelayanan kesehatan pesaing di wilayah yang bisa dimanfaatkan oleh pelanggan dalam pelayanan kesehatan dan memberikan fasilitas pelayanan cukup baik.



9. Tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap mutu pelayanan kesehatan akan mengalihkan masyarakat mencari pelayanan ke Rumah sakit lain yang memberikan pelayanan yang lebih baik. 10. Adanya penambahan potensial permintaan masyarakat terhadap pelayanan, hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk yang makin meningkat, pendidikan masyarakat meningkat dan pergeseran pola penyakit/transisi epidemiologi. Pola penyakit yang diderita sebagian besar masyarakat adalah penyakit infeksi menular seperti Diare,Typhoid, TBC, ISPA, penyakit kulit, namun pada saat bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti jantung, pembuluh darah, diabetes mellitus. Sehingga akan terjadi beban ganda/pada waktu yang bersamaan (double burden). b. Peluang 1. Adanya dukungan anggaran dari Pemerintah Pusat dan Propinsi untuk pembangunan kesehatan di daerah dengan disediakannya anggaran kesehatan termasuk bagi masyarakat miskin 2. Komitmen pemerintah kabupaten yang tinggi dalam pembangunan kesehatan dengan adanya pengorganisasian dan penggerakan ProgramProgram Inovasi melalui SK Tim, baik SK Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa / Kelurahan 3. Kerjasama dengan institusi pendidikan 4. Adanya dukungan aktif dalam upaya kesehatan berbasis masyarakat 5. Adanya kelompok pendukung ASI (KP-ASI) untuk mendukung akselerasi perbaikan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan 6. Dukungan Organisasi Profesi dan Klinik 7. Tersedianya fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta dan mempunyai tenaga yang professional di bidangnya



8. Kebijakan Pelayanan Publik untuk melaksanakan survey Indeks Kepuasan Masyarakat 9. Kebijakan Pemerintah tentang pelayanan kesehatan masyarakat miskin secara gratis. 10. Angka kesakitan penduduk yang masih tinggi.



BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI



3.1.



Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Berdasarkan pada permasalahan pelayanan Puskesmas Bajulmati mengacu pada sumber daya kesehatan dan evaluasi kinerja, dapat disimpulkan bahwa permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut : Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Puskesmas Bajulmati Faktor yang mempengaruhi



Aspek Kajian



Gambaran Pelayanan Kinerja Puskesmas Bajulmati



Capaian/Kondisi saat ini



Angka Kematian Ibu 0,354 per 100.000 KH (Tahun 2020)



Standar yang digunakan



Internal (Kewenangan Perangkat Daerah)



Target Program



1. Pelaksanaan Kelas Ibu hamil di Puskesmas belum optimal 2. Kemampuan, pemahaman dan kepatuhan petugas kesehatan terhadap SOP masih kurang



Eksternal (Diluar Kewenangan Perangkat Daerah) 1. Adanya kejadian kematian ibu hamil atau bersalin yang disebabkan oleh penyakit kronis atau komplikasi



Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan belum mencapai target yang ditetapkan



Gambaran Pelayanan Kinerja Puskesma s Bajulmati



1. Perubahan trend kasus penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular yang tidak terkontrol



Standar Pelayanan Minimal



Gambaran Pelayanan Kinerja Puskesma s Bajulmati



Prosentase Balita Stunting 18 %



Lap PWS Gizi



dan belum sesuai standar profesi 3. Belum optimalnya kegiatan KIE pada sasaran oleh petugas kesehatan pada saat memberi pelayanan kesehatan ibu Terbatasnya 1. Adanya New tenaga kesehatan emerging dan yang terlatih tata re-emerging laksana program deseases kesehatan 2. Kabupaten Banyuwangi rawan bencana 3. Penutupan lokalisasi 4. Pola hidup yang tidak sehat menyebabkan peningkatan risiko penyakit tidak menular 1. Kurangnya sosialisasi Gerakan Nasional Sadar Gizi



1. Belum optimalnya pemanfaatan posyandu oleh warga masyarakat 2. Budaya masyarakat yang salah tentang pemberian makanan pada bayi dan anak 3. Masih rendanya pengetahuan ibu balita terhadap peningkatan gizi balitanya



belum optimalnya pencapaian target penanganan dan penemuan kasus penyakit



Adanya kasus Balita Stunting di Masyarakat



Gambaran Pelayanan Kinerja Puskesma s Bajulmati



Persentase capaian SPM Bidang Kesehatan 70,75%



Laporan SPM Dinas Kesehatan



1.. Program 1.Adanya kesehatan tidak pandemic berjalan COVID 19 optimal, berpengaruh dikarenakan menurunnya tenaga capaian SPM kesahatn focus 2.Penetapan pada target sasaran penanganan berdasar pandemic dan proyeksi jumlah vaksinasi penduduk COVID 19



Gambaran Pelayanan Kinerja Puskesma s Bajulmati



Masih kurang jenis tenaga kesehatan yang sesuai teknis kompetensinya



Data SISDMK



Pemenuhan tenaga PNS/P3K sesuai kebutuhan



1. Masih kurangnya jenis dan kompetensi Tenaga Kesehatan 2. Pengaturan penempatan tenaga kesehatan seringkali tidak sesuai dengan tupoksinya



Belum tercapainya target SPM Bidang Kesehatan



Jenis tenaga ada yang masih kurang belum merata



Gambaran Pelayanan Kinerja Puskesma s Bajulmati



Cakupan Desa Siaga Aktif Mandiri 14%



Data Promosi Kesehatan UKBM



1. Belum Optimalnya pengembanga n UKBM Aktif di Masyarakat



1. Kurang optimalnya kegiatan Promosi Kesehatan diwilayah 2. Keterbatasan 2. Belum Optimalnya tenaga di peran serta seksi promosi masyarakat kesehatan terhadap khususnya program tenaga media kesehatan promosi 3. Pemanfaatan Dana Desa dalam pengembang an Desa Siaga belum optimal 4. Belum optimalnya jaringan kemitraaan UKBM dengan berbagai pihak



Rendahnya Capaian desa siaga aktif di Wilayah Puskesmas Bajulmati



3.2.



Telaah Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih 3.2.1. Visi Visi pembangunan daerah Kabupaten Banyuwangi untuk periode RPJMD Tahun 2021-2026 sesuai dengan visi kepala daerah terpilih adalah : ” Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Semakin Maju, Sejahtera, Berkah”. Tabel 3.2 Perwujudan Visi Bupati Terpilih Tahun 2021-2026 Pokok-Pokok Visi Penjelasan Visi Visi ” Semakin Diorientasikan pada aspek kemajuan Terwujudnya Maju pembangunan ekonomi, kemajuan Masyarakat pembangunan fisik infrastruktur. Selain itu Banyuwangi makna maju juga dapat diartikan sebagai yang Semakin bentuk posisi Banyuwangi yang mampu Maju, berdaya saing dalam konstelasi Nasional Sejahtera, maupun Global. Basis ekonomi. Berkah”. Banyuwangi diletakkan pada 3 komponen utama yaitu 1) Pertanian dalam arti luas yang meliputi pertanian tanaman pangan, perikanan dan kelautan, kehutanan, perkebunan, dan hortikultura, 2) Pariwisata, dalam hal ini wisata alam dan budaya dengan segala kekhasannya di Banyuwangi, 3) UMKM, sebagai wadah dari industri pengolahan dan menjadi sarana penambahan nilai dari hasil pertanian dan diharapkan mampu menjadi daya tarik priwisata tersendiri Semakin Sejahtera



Merupakan manifestasi kondisi Banyuwangi yang harmonis kehidupan sosial masyarakatnya dan kondufis kondisi ketentraman dan ketertiban lingkungannya, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai lokalitas budaya dan kharakter masyarakat Banyuwangi. Sejahtera dapat pula dimaknai sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan dasar, baik secara lahir maupun batin, serta dilaksanakan dengan prinsip keadilan. Keadilan berkaitan dengan aspek



kesempatan yang sama oleh masyarakat baik sebagai objek maupun subjek pembangunan. Seluruh masyarakat mempunyai akses yang sama dalam meningkatkan taraf hidupnya, memperoleh pendidikan, kesehatan, mengemukakan pendapat/berpolitik, dan mendapat perlindungan yang sama didepan hukum tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun. Keberkahan



makna berkah ini dapat diartikan pula sebagai karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan/manfaat bagi kehidupan manusia. Artinya, pembangunan yang diberkahi pastilah akan mendatangkan manfaat dan kebaikan. Keberkahan pasti tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral kehidupan sosial, maka pembangunan yang diberkahi pasti berdampak pada meningkatnya nilai kesalehan sosial masyarakat.



Memperhatikan visi tersebut serta perubahan paradigma dan kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan dating diharapkan Kabupaten Banyuwangi dapat lebih berperan dalam perubahan yang terjadi di lingkup regional, nasional maupun global. 3.2.2. Misi Dalam



rangka



Banyuwangi



mewujudkan



yang



telah



Visi



Pembangunan



ditetapkan,



maka



Kabupaten



ditetapkan



Misi



pembangunan Kabupaten Banyuwangi 2021-2026 sebagai berikut : 1. Membangun ekonomi inklusif dan pemerataan infrastuktur yang mampu



mengungkit



produktifitas



sektor



unggulan



dan



menguatkan ketahanan lingkungan 2. Membangun SDM unggul berkharakter dan harmonisasi social yang kondusif



3. Membangun layanan publik dan tata kelola pemerintahan yang inovatif dan dinamis Penyusunan



Rencana



Strategis



Dinas



Kesehatan



Kabupaten



Banyuwangi sebagai upaya dalam melaksanakan pokok–pokok pikiran visi dan misi pembangunan Kabupaten Banyuwangi, terutama pada misi kedua yaitu “Membangun SDM unggul berkharakter dan harmonisasi social yang kondusif”. Tabel 3.3 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Bupati Banyuwangi Visi : ” Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Semakin Maju, Sejahtera, Berkah”. Misi : Membangun SDM unggul berkharakter dan harmonisasi social yang kondusif



No



Misi Dan Program Bupati Dan Wakil Bupati Banyuwangi



Faktor Permasalahan Pelayanan SKPD



Penghambat



Pendorong



(1)



(2)



(3)



(4)



(5)



1. Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan Dan Upaya Kesehatan Masyarakat 2. Program Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan Dan Makanan Minuman



1. Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan belum mencapai target yang ditetapkan 2. Adanya kasus Balita Stunting di Masyarakat 3. Masih adanya kematian bayi 4. Belum optimalnya pencapaian target penanganan dan penemuan kasus



INTERNAL : INTERNAL : 1. Terbatasnya 1. Terdapat tenaga minimal 1 kesehatan puskesmas di yang terlatih tiap tata laksana kecamatan program 2. Penetapan kesehatan RSUD 2. Perencanaan menjadi dan Badan pemanfaatan Layanan anggaran Umum belum optimal Daerah sejak Tahun 2011 3. Belum optimalnya 3. Rumah Sakit Umum upaya promotif dan preventif Daerah di Banyuwangi 4. Beberapa jenis ketenagaan merupakan



Visi : ” Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Semakin Maju, Sejahtera, Berkah”. Misi : Membangun SDM unggul berkharakter dan harmonisasi social yang kondusif



No



Misi Dan Program Bupati Dan Wakil Bupati Banyuwangi



Faktor Permasalahan Pelayanan SKPD



Penghambat



Pendorong



(1)



(2)



(3)



(4)



(5)



5. Belum tercapainya target SPM Bidang Kesehatan 6. Jumlah sebaran dan kualitas tenaga kesehatan belum merata 7. Rendahnya Capaian desa siaga aktif di Wilayah Kabupaten Banyuwangi 8. Masih adanya fasilitas arana Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Sarana Pengelolaan Makanan dan Minuman yang belum memenuhi Standar dan Persyaratan Perizinan



SDM Kesehatan belum terpenuhi jumlah nya 5. Masih adanya kasus stunting dan gizi buruk 6. Puskesmas belum memenuhi standar sesuai Permenkes 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas 7. Terbatasnya tenaga kesehatan yang terlatih tata laksana program kesehatan



RSSI (Rumah sakit sayang Ibu), RSSB (Rumah sakit sayang bayi) yang saat ini dilaksanakan menggunaka n program Care n Quick Response AKI dan AKB, dan telah terakreditasi lima kegiatan pelayanan (pelayanan medik, pelayanan gawat darurat, pelayanan rekam medik, pelayanan keperawatan dan administrasi manajemen) 4. Pembanguna n bidang kesehatan menjadi prioritas kebijakan



Visi : ” Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Semakin Maju, Sejahtera, Berkah”. Misi : Membangun SDM unggul berkharakter dan harmonisasi social yang kondusif



No



Misi Dan Program Bupati Dan Wakil Bupati Banyuwangi



Faktor Permasalahan Pelayanan SKPD



Penghambat



Pendorong



(1)



(2)



(3)



(4)



(5)



5.



6.



7.



8.



Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi Tersedianya sarana prasarana, pedoman, petunjuk teknis dan stándar operasional prosedur Dukungan APBD Kab. Banyuwangi untuk peningkatan akses pelayanan kesehatan Dukungan APBD Kabupaten Banyuwangi untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Adanya kebijakan semua fasilitas kesehatan



Visi : ” Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Semakin Maju, Sejahtera, Berkah”. Misi : Membangun SDM unggul berkharakter dan harmonisasi social yang kondusif



No



Misi Dan Program Bupati Dan Wakil Bupati Banyuwangi



Faktor Permasalahan Pelayanan SKPD



Penghambat



Pendorong



(1)



(2)



(3)



(4)



(5) harus mempunyai izin operasional 9. Adanya regulasi yang mendukung program kesehatan 10. Adanya program inovasi kesehatan untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan 11. Sudah adanya Standar Prosedur Operasional di Fasilitas Kesehatan 12. Puskesmas telah mempunyai Sistem Informasi Manajemen puskesmas 13. Adanya kemitraan antara bidan



Visi : ” Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Semakin Maju, Sejahtera, Berkah”. Misi : Membangun SDM unggul berkharakter dan harmonisasi social yang kondusif



No



Misi Dan Program Bupati Dan Wakil Bupati Banyuwangi



Faktor Permasalahan Pelayanan SKPD



Penghambat



Pendorong



(1)



(2)



(3)



(4)



(5) dan dukun bayi



EKSTERNAL : 1. Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah yang mempunyai zona rawan bencana 2. Pola hidup penularan penyakit yang dipengaruhi oleh globalisasi dan arus informasi 3. Adanya tuntutan masyarakat terhadap kemudahan akses pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya, dan peningkatan kualitas



EKSTERNAL : 1. Adanya dukungan anggaran dari Pemerintah Pusat dan Propinsi untuk pembanguna n kesehatan di daerah dengan disediakanny a anggaran kesehatan termasuk bagi masyarakat miskin 2. Tersedianya fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta dan mempunyai tenaga yang professional di bidangnya 3. Kebijakan Pelaksanaan



Visi : ” Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Semakin Maju, Sejahtera, Berkah”. Misi : Membangun SDM unggul berkharakter dan harmonisasi social yang kondusif



No



Misi Dan Program Bupati Dan Wakil Bupati Banyuwangi



Faktor Permasalahan Pelayanan SKPD



Penghambat



Pendorong



(1)



(2)



(3)



(4)



(5)



4.



5.



6. 7. 8.



9.



pelayanan di Akreditasi RSUD fasilitas Masih pelayanan banyaknya kesehatan perilaku 4. Komitmen masyarakat Pemkab yang yang tidak tinggi dalam sehat yang pembanguna berpotensi n kesehatan menyebarka dengan n penyakit adanya Belum pengorganisa optimalnya sian dan pemanfaatan penggerakan posyandu Programoleh warga Program masyarakat Inovasi Masih melalui SK adanya kasus Tim, baik SK gizi buruk Tingkat Penutupan Kabupaten, Lokalisasi Kecamatan Masih ada dan Desa / persalinan Kelurahan ditolong oleh 5. Event dukun bayi program Perkembang Kota Sehat an sistem sebagai informasi dan pendekatan teknologi di mengatasi bidang masalah pelayanan melalui kesehatan sinergisitas lintas sector



Visi : ” Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Semakin Maju, Sejahtera, Berkah”. Misi : Membangun SDM unggul berkharakter dan harmonisasi social yang kondusif



No



Misi Dan Program Bupati Dan Wakil Bupati Banyuwangi



Faktor Permasalahan Pelayanan SKPD



Penghambat



Pendorong



(1)



(2)



(3)



(4)



(5) 6. Kerjasama antara pemerintah kabupaten Banyuwangi dengan institusi pendidikan 7. Adanya dukungan aktif upaya kesehatan berbasis masyarakat 8. Adanya kelompok pendukung ASI (KP-ASI) untuk mendukung akselerasi perbaikan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan 9. Dukungan Organisasi Profesi dan Asosiasi RS, Dinkes dan Klinik 10. Tersedianya fasilitas kesehatan



Visi : ” Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Semakin Maju, Sejahtera, Berkah”. Misi : Membangun SDM unggul berkharakter dan harmonisasi social yang kondusif



No



Misi Dan Program Bupati Dan Wakil Bupati Banyuwangi



Faktor Permasalahan Pelayanan SKPD



Penghambat



Pendorong



(1)



(2)



(3)



(4)



(5) pemerintah dan swasta dan mempunyai tenaga yang professional di bidangnya 11. Kebijakan Pelayanan Publik untuk melaksanaka n survey Indeks Kepuasan Masyarakat



3.3.



Telaah Renstra Kementrian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 3.3.1. Renstra Kementrian Kesehatan Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2019-2024 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong”.



Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 9 misi pembangunan yaitu: 1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia 2. Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Sains 3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan 4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan 5. Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa 6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya 7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga 8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya 9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan adalah: Tabel 3.4 Sasaran Strategis Kementrian Kesehatan No



Tujuan Strategis



No



Sasaran Strategis



1



Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan siklus hidup



1



Meningkatnya kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat



2



Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan



2



Meningkatnya ketersediaan dan mutu fasyankes dasar dan rujukan



3



Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit dan pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat



3



Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit serta pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat



4



Peningkatan sumber daya kesehatan



4



Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu kefarmasian dan alat kesehatan



5



Meningkatnya pemenuhan SDM Kesehatan dan kompetensi sesuai standar



6



Terjaminnya pembiayaan kesehatan



5



Peningkatan tata kelola



7



Meningatnya sinergisme pusat dan daerah serta meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih



8



Meningkatnya efektivitas pengelolaan litbangkes dan sistem informasi kesehatan untuk pengambilan keputusan



pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif



Tabel. 3.5 Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan Kab. Banyuwangi Berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya



No



Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L



Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Kab. Banyuwangi



(1)



(2)



(3)



1. Meningkatnya kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat 2. Meningkatnya ketersediaan dan mutu fasyankes dasar dan rujukan 3. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit serta pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat 4. Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu kefarmasian dan alat kesehatan



1. Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan belum mencapai target yang ditetapkan 2. Adanya kasus Balita Stunting di Masyarakat 3. Masih adanya kematian bayi 4. Belum optimalnya pencapaian target penanganan dan



Sebagai Faktor PENGHAMBAT



PENDORONG



(4)



(5)



1. Belum 1. Akreditasi sinkronnya fasilitas menu program pelayanan pusat dengan kesehatan prioritas 2. Regulasi daerah tentang 2. Belum ada Internship standarisasi lulusan kompetensi dokter umum lulusan tenaga kesehatan 3. UU 14/2008 3. Pernebitan e dan PP katalog dan 61/2010 alat kesehatan tentang dr LKPP tidak keterbukaan tepat waktu informasi 4. Belum publik optimalnya mendorong implementasi tranparansi perencanaan dan melalui eakuntabilitas kinerja



No



Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L



5. Meningkatnya pemenuhan SDM Kesehatan dan kompetensi sesuai standar 6. Terjaminnya pembiayaan kesehatan 7. Meningatnya sinergisme pusat dan daerah serta meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih 8. Meningkatnya efektivitas pengelolaan litbangkes dan sistem informasi kesehatan untuk pengambilan keputusan



Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Kab. Banyuwangi



5.



6.



7.



8.



Sebagai Faktor PENGHAMBAT



penemuan Planning dan e kasus renggar Belum 5. Regulasi yang tercapainya diterbitkan target SPM Kemenkes Bidang hanya Kesehatan didasarkan Belum pada standar optimalnya minimal belum penanganan mengakomodi masalah gizi r kebutuhan masyarakat pengembanga Jumlah n pelayanan sebaran dan kesehatan di kualitas Kab. tenaga Banyuwangi kesehatan belum merata Masih adanya fasilitas arana Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Sarana Pengelolaan Makanan dan Minuman yang belum memenuhi Standar dan Persyaratan Perizinan



PENDORONG pelayanan kesehatan



3.3.2. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Visi merupakan gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi Dinas Kesehatan 2019-2024 dilaksanakan melalui analisis dan telahaan pada bab-bab sebelumnya. Visi Dinas Kesehatan merujuk pada visi Gubernur dalam RPJMD 2019-2024 dan Visi dalam Renstra Kementrian Kesehatan. Rumusan Visi Renstra Dinas Kesehatan 2019-2024 adalah sebagai berikut: ” Terwujudnya Masyarakat Jawa Timur Yang Adil, Sejahtera, Unggul Dan Berakhlak Dengan Tata Kelola Pemerintahan Yang Partisipatoris Inklusif Melalui Kerja Bersama Dan Semangat Gotong Royong”. Visi tersebut dijelaskan melalui beberapa pokok-pokok visi sebagai berikut :



Visi Masyarakat Jawa Timur Lebih Mandiri Untuk Hidup Sehat



Tabel 3.6 Penyusunan Penjelasan Visi Pokok-Pokok Visi Penjelasan Visi ADIL Adil dalam pengertian bahwa pembangunan yang akan dijalankan melalui tata kelola pemerintahan di Jawa Timur menuju pada pemerataan hasilhasil pembangunan secara seimbang baik antarkelompok sosial, antarwilayah maupun antarsektor. Keadilan sebagai visi pembangunan di Jawa Timur juga berarti bahwa seluruh warga akan mendapatkan pelayanan publik yang setara tanpa diskriminasi. Tata kelola pemerintahan yang adil juga berarti bahwa pemerintah menghormati kesetaraan sosial dan gender dalam proses pembangunan. Dimensi keadilan dalam pembangunan di Jawa Timur juga berarti bahwa tata kelola pemerintahan juga berpijak pada prinsip inklusi sosial, budaya dan



SEJAHTERA



ekonomi yang artinya adalah pemerintah akan menjamin pemenuhan hak-hak dasar warga; pembangunan juga memperhatikan kebutuhan kelompok-kelompok rentan dan marjinal; pemerintah memperhatikan dan menghormati identitas budaya baik dari setiap kelompok budaya maupun warga; serta pemerintah menjamin agar setiap warga memperoleh akses yang luas dan berpartisipasi dalam arena ekonomi pasar yang berkeadilan Sejahtera dalam makna terdalamnya adalah setiap warga Jawa Timur melalui proses pembangunan dapat menikmati kehidupan yang layak, aman dan manusiawi. Kehidupan yang layak, aman dan manusiawi berarti bahwa setiap warga dapat terpenuhi hak untuk sehat dan berpendidikan yang layak, memperoleh pekerjaan yang layak serta mampu mendapatkan akses di dunia usaha, tidak tersisihkan dalam kehidupan sosial, mendapatkan jaminan rasa aman dan menjadi bagian dari komunitas yang sehat dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial sebagai warga Jawa Timur. Untuk merealisasikan visi ini maka tata kelola pemerintahan di Jawa Timur akan diabdikan tidak saja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun juga diarahkan untuk peningkatan kualitas hidup sosial warga, sehingga warga Jawa Timur memiliki etos hidup yang optimis dan memiliki harapan yang baik bagi masa depan diri, keluarga,



komunitas maupun Provinsi Jawa Timur. UNGGUL DAN BERAKHLAK



Unggul dan berakhlak merupakan satu rangkaian tekad yang tidak terpisahkan. Unggul adalah sebuah keadaan dimana masyarakat Jawa Timur memiliki kapasitas dan kompentensi tinggi banding dengan masyarakat lainnya. Berakhlak adalah keadaaan dimana masyarakat Jawa Timur memiliki keadaban sosial, karakter luhur, kesalehan sosial. Pemerintah Jawa Timur bertanggung jawab untuk membawa masyarakat menjadi unggul dan berakhlak. Kualitas keunggulan tersebut dari sisi pendidikan, kesehatan, ekonomi, kematangan sikap politik, serta capaian pembangunan lainnya. Sedangkan berakhlak menegaskan bahwa unggul saja tidak cukup, melainkan harus diimbangi dengan budi pekerti serta akhlak yang mulia berbasis pada nilai-nilai budaya dan keagamaan. Akhlak ini tidak hanya menegaskan tentang karakter manusia Jawa Timur, namun juga menjadi jiwa dalam seluruh aspek mulai dari pelayanan publik, pendekatan pembangunan hingga kebijakan secara umum. Unggul dan berakhlak berarti bahwa pembangunan di Jawa Timur tidak hanya mengejar pemenuhan material namun juga bertujuan untuk membentuk kualitas warga Jawa Timur yang memiliki kualitas moral, etika dan karakter hidup yang tinggi berbasis kehidupan spiritual berlandaskan akhlakul karimah sesuai dengan ajaran-ajaran



agama. Sehingga dengan visi unggul dan berkualitas maka pembangunan di Jawa Timur berusaha untuk membangun warga yang memiliki solidaritas yang tinggi, menghormati keragaman dan perduli terhadap nilai-nilai toleransi, memiliki daya juang hidup yang tinggi dan berkarakter. TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG PARTISIPATORIS DAN INKLUSIF



Komitmen mengenai tatakelola pemerintahan yang partisipatoris dan inklusif selaras dengan tujuan besar Reformasi Birokrasi di Indonesia yang deliberative dengan mengikutkan masyarakat sebagai sumber kebijakan, birokrasi yang innovative yang selalu memperbaiki performancenya dan penciptaan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di lingkungan Instansi Pemerintah akan dielaborasi dengan pendekatan pembangunan yang partisipatoris dan inklusif. Deliberative participatory diwujudkan melalui perluasan ruang publik (public sphere) yang memadai bagi seluruh elemen masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan, sedangkan di sisi lain karakter birokrasi yang inklusif akan menghapus sekat diskriminasi pembangunan. Prinsip tata kelola yang partisipatoris dan inklusif artinya bahwa pemerintah tidak hadir dan bekerja sendirian dalam menjalankan proses pembangunan, namun menjalankan tata kelola pemerintahan dimana pemerintah menempatkan tiga pilar good governance yaitu seluruh warga sebagai aktor-aktor strategis



KERJASAMA DAN GOTONG ROYONG



pembangunan, dunia usaha untuk menciptakan tatanan ekonomi yang terbuka dan pemerintahan yang kredibel, responsive dan accountable. Dalam tata kelola pemerintahan yang partisipatoris, ruang pengambilan kebijakan menjadi ruang yang terbuka, transparan dan akuntabel bagi keterlibatan setiap warga negara untuk memperjuangkan kehidupannya. Sementara prinsip inklusif berarti bahwa pemerintah mendorong birokrasi dan sistem pelayanan publik yang terbuka, bertanggung jawab dan menjamin agar mereka yang berada pada kondisi rentan dan marjinal mendapatkan perhatian penuh dalam proses pembangunan. Tata kelola pemerintahan partisipatoris dan inklusif juga mendorong pada penghormatan, perlindungan dan pemenuhan ruang publik yang bebas sebagai manifestasi kontrol terhadap pembangunan dalam relasi negara dan masyarakat yang demokratis Kerjasama dan Gotong-royong, secara holistik adalah nilai-nilai otentik budaya Indonesia yang telah teruji selama berabad-abad dan membuktikan ketangguhan dalam menghadapai berbagai tantangan zaman. Jawa Timur merupakan miniatur Nusantara yang sudah pasti mewarisi nilainilai hebat tersebut. Kerjasama dan gotong royong memiliki nilai dan makna strategis dalam konteks pembangunan Jawa Timur, karena mendorong semangat untuk menjalin mitra setara dan saling menguntungkan dengan semua pihak. Semangat ini tentu dapat menjadi pendorong bagi percepatan pembangunan Jawa Timur ke depan.



Kerja sama dan gotong royong adalah social capital paling tinggi yang dimiliki oleh bangsa kita maupun masyarakat Jawa Timur. Kerjasama dan gotong royong dapat diterjemahkan sebagai proses pengelolaan pemerintah berbasis kolaborasi dan partnership. Kolaborasi artinya bahwa adalah pemerintah akan meningkatkan keterlibatan masyarakat, sektor publik dan privat untuk mencapai tujuantujuan pembangunan. Partnership dalam pengertian bahwa pemerintah bekerja untuk memfasilitasi dan mendorong kondisi yang memperkuat peran masyarakat sipil untuk terlibat dan memantau proses pembangunan dalam relasi kemitraan yang setara dan saling menghargai. Sesuai pokok-pokok visi dapat dijelaskan bahwa Dinas Kesehatan berupaya untuk mewujudkan masyakakat yang mandiri dengan kemampuan yang optimal bisa memelihara kesehatan secara mandiri dalam rangka mencapai hidup yang sehat yang paripurna mulai dari fisik, mental, emosional, spiritual dan kultural. Kondisi tersebut akan diukur melalui indikator-indikator kesehatan. Misi merupakan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur secara jelas mengambarkan visi Dinas Kesehatan yang menjadi cita-cita upaya kesehatan dan menguraikan upayaupaya yang akan dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dalam perencanaan Misi ini penting untuk memberikan kerangka dalam mencapai tujuan dan sasaran yang akan dicapai.



Misi tersebut adalah: 1. Mewujudkan



Keseimbangan



Pembangunan



Ekonomi,



Baik



antar



Kelompok, antar Sektor dan Keterhubungan Wilayah 2. Terciptanya



Kesejahteraan



yang



Berkeadilan



Sosial,



Pemenuhan



Kebutuhan Dasar Terutama Kesehatan dan Pendidikan, Penyediaan Lapangan Kerja dengan Memperhatikan Kelompok Rentan 3. Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Inovatif, Terbuka, Partisipatoris Memperkuat Demokrasi Kewargaan untuk Menghadirkan Ruang Sosial 4. Melaksanakan



Pembangunan



Berdasarkan



Semangat



otong



Royong,



Berwawasan Lingkungan untuk Menjamin Keselarasan Ruang Ekologi, Ruang Sosial, Ruang Ekonomi dan Ruang Budaya. Tabel. 3.7 Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan Sasaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya



No



Sasaran Jangka Menengah Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur



Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah



PENGHAMBAT



PENDORONG



(1)



(2)



(3)



(4)



(5)



INTERNAL : 1. SDM : - Kompetensi - Jumlah tenaga medis yang kurang 2. Sarana dan prasarana belum semuanya sesuai standar 3. Pembiayaan operasional



INTERNAL : 1. Pergub no 4 tahun 2010 tentang Ponkesdes 2. Pergub no 63 tahun 2011 tentang PAUD holistik integratif



1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan 2. Meningkatnya Status Kesehatan Keluarga 3. Meningkatnya Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan



Sebagai Faktor



1. Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan belum mencapai target yang ditetapkan 2. Adanya kasus Balita Stunting di Masyarakat 3. Masih adanya kematian bayi 4. Belum optimalnya pencapaian target penanganan dan penemuan kasus



No



Sasaran Jangka Menengah Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur



Sebagai Faktor Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah



5. Belum tercapainya target SPM Bidang Kesehatan 6. Jumlah sebaran dan kualitas tenaga kesehatan belum merata 7. Rendahnya Capaian desa siaga aktif di Wilayah Kabupaten Banyuwangi 8. Masih adanya fasilitas arana Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Sarana Pengelolaan Makanan dan Minuman yang belum memenuhi Standar dan Persyaratan Perizinan



3.4.



PENGHAMBAT



PENDORONG



4. Obat dan perbekalan kesehatan EKSTERNAL : 1. tindak lanjut hasil koordinasi lintas sektor belum optimal 2. Kabupaten Banyuwangi rawan bencana alam 3. pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan 4. belum sinkron dan terpadunya indikator program lintas sektor



EKSTERNAL : 1. dukungan kepala desa melalui SK penguatan desa siaga 2. kemitraan strategis pihak ketiga, organisasi kemasyarakatn dan organisasi profesi 3. Perpes 42 tahun 2013 tentang gerakan nasional percepatan perbaikan gizi



Kajian Rencana Tata Ruang dan Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam upaya mendukung Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).



Pemerintah Kabupaten Banyuwangi khusunya berkaitan dengan pelayanan kesehatan dapat diuraikan sebagai berikut :



Tabel 3.8 Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Implikasi terhadap Pelayanan SKPD (3)



No



Permasalahan/Isu Strategis dalam KLHS



(1)



(2)



1.



Menjamin Kesehatan Masyarakat Melalui kebijakan Jaminan Kesehatan Masyarakat



Meningkatkan pelayanan kesehatan dan pemberian jaminan kesehatan



2.



Pentingnya Pemenuhan Gizi Bayi, Imunisasi Dasar dan Peningkatan Kesadaran



1. Melakukan perbaikan gizi khususnya kepada bayi melalui pemberian makanan tambahan (makanan pendamping ASI) 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan balita. 3. Koordinasi antar sektor terkait pemenuhan gizi bayi dan pemenuhan imunisasi dasar terhadap bayi



Permasalahan Pelayanan PD



Tantangan



Peluang



(4)



(5)



(6)



Sebanyak 58,60% penduduk masih belum menjadi peserta SJSN Bid. Kesehatan



Kebijakan Universal Health Coverage



1. Ma 2. An



Pembiayaan masyarakat miskin melalui PBI Daerah



1. Komitmen Pemkab yang tinggi dalam pembangunan kesehatan dengan adanya pengorganisasian dan penggerakan Program Program Inovasi melalui SK Tim, baik SK Tingkat Kabupaten, Kecamatan Dan Desa/Kelurahan 2. Adanya dukungan aktif upaya kesehatan berbasis Masyarakat 3. Adanya kelompok pendukung ASI (KP-ASI) untuk mendukung akselerasi perbaikan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan



Tabel 3.8 Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Nomor 1 2 3



4



5 6



Permasalahan Sebanyak 58,60% penduduk masih belum menjadi peserta SJSN Bid. Kesehatan Sebanyak 46,81% penduduk yang bekerja masih belum menjadi peserta SJSN Bid. Ketenagakerjaan Penduduk yang memperoleh cakupan asuransi kesehatan atau sistem kesehatan masyarakat mengalami penurunan sebesar 0,53% dari tahun 2018 Masih terdapat sebesar 62,53% anak umur 12-23 bulan yang belum menerima imunisasi dasar lengkap Angka Kematian Balita (AKBa) mengalami peningkatan dari tahun 2018 sebesar 0,05 Sebanyak 0,34% penduduk masih menderita tekanan darah tinggi



Isu Strategis Menjamin Kesehatan Masyarakat Melalui kebijakan Jaminan Kesehatan Masyarakat



Pentingnya pemenuhan Gizi Bayi, Imunisasi dasar dan Peningkatan Kesadaran



3.5.



Penentuan Isu-isu Strategis Tabel 3.9 Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal) Isu Strategis



1. 2. 3. 4. 5.



Dinamika Internasional (1) AFTA ( Asean Free Trade Area) SDGS (Sustainable Developments Goals) Universal Coverage jaminan kesehatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Hak Azazi Manusia (HAM)



Dinamika Nasional



Dinamika Regional/ Lokal



Lain-Lain



(2) 1. Otonomi Daerah 2. Regulasi Kementrian kesehatan belum semua mendukung Daerah 3. Jumlah fasilitas opelayanan kesehatan yang berkembang pesat 4. Kebijakan JKN 5. Kebijakan Cukai dan Pajak Rokok 6. Perubahan lingkungan menyebabkan bencana alam dan social 7. Pengarusutamaan Gender 8. Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan



(3) 1. Belum adanya pemerataan tenaga kesehatan 2. Perijinan , standarisasi dan akreditasi pelayanan falititas pelayanan kesehatan 3. Persaingan fasilitas pelayanan kesehatan 4. Belum semua masyarakat menjadi peserta jaminan kesehatan 5. Kerjasama lintas sektor dalam upaya kesehatan belum optimal 6. Tingginya perilaku merokok dan pola makan tidak sehat 7. Kondisi lingkungan umum, lingkungan kesehatan kurang mendukung. 8. Perubahan Gaya Hidup, konsumsi makanan dan bahan makanan tambahan dengan pegawasan yang belum optimal



(4)



Dengan memperhatikan faktor-faktor dari pelayanan yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Puskesmas Bajulmati ditinjau dari : 1. Gambaran pelayanan d i P u s k e s m a s B a j u l m a ti 2. Sasaran Jangka Menengah pada Renstra Kementerian Kesehatan 3. Implikasi RTRW bagi pelayanan Puskesmas Bajulmati 4. Implikasi KLHS bagi pelayanan Puskesmas Bajulmati Berdasarkan skala kriteria diatas, maka issu strategis yang ditetapkan adalah : 1.



Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan belum mencapai target yang ditetapkan



2.



Adanya kasus Balita Stunting di Masyarakat



3.



Masih adanya kematian bayi



4.



Belum optimalnya pencapaian target penanganan dan penemuan kasus



5.



Belum tercapainya target SPM Bidang Kesehatan



6.



Rendahnya Capaian desa siaga aktif di Wilayah Kabupaten Banyuwangi



BAB IV VISI, MISI ,TUJUAN , DAN SASARAN A. Visi dan Misi Puskesmas Bajulmati 1. Visi “ Terwujudnya Masyarakat Yang Semakin Maju, Sejahtera, dan Berkah “ 2. Misi Membangun SDM unggul, sehat jasmani dan rohani, produktif dan berkualitas melalui peningkatan akses serta kualitas pelayanan kesehatan 3. Tujuan Dalam mencapai visi dan misi Puskesmas Bajulmati, dirumuskan suatu bentuk yang lebih terarah yaitu berupa tujuan dan sasaran yang strategis organisasi. Tujuan dan sasaran adalah perumusan sasaran yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan kinerja selama lima tahun. Tujuan yang akan di capai Puskesmas Bajulmati adalah sebagai berikut : Meningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan serta kualitas SDM Kesehatan ,sehingga masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bajulmati semakin maju, sejahtera dan berkah. 4.



Sasaran



Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan dan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai, diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai melalui tindakan – tindakan yang akan dilakukan secara operasional . Berdasarkan hal tersebut, maka Puskesmas Bajulmati menetapkan sasaran : 1.



Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan, dengan indikator sebagai berikut : a) Cakupan Pelayanan Kesehatan Masyarakat b) Indeks Kesehatan Keluarga



2.



Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan, dengan indikator sebagai berikut : a) Angka Kematian Ibu b) Angka Kematian Bayi c) Puskesmas Terakreditasi Minimal Utama d) Indeks Kepuasan Masyarakat minimal 90



BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 5.1 STRATEGI Dengan melakukan analisis untuk faktor pendukung dan penghambat untuk



mencapai



kinerja



yang



baik



di



Puskesmas



Bajulmati



dengan



menggunakan ANALISIS SWOT . Faktor pendukung Merupakan hal – hal Yang mampu



mendorong



perubahan yang signifikan kearah yang lebih baik : 1. Kemampuan untuk menganalisa permasalahan di suatu program yang bisa saja terjadi akibat/dampak dari program lainnya, sehingga yang harus diselesaikan masalahnya lebih dahulu adalah program sebagai penyebab. 2. Kemampuan



merumuskan



strategi



dan



langkah-langkah mewujudkan



dengan baik dan berkualitas. 3. Kemampuan mengelola sumber daya dan mengembangkan potensinya sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal, termasuk tenaga kesehatan yang tersedia. 4. Dukungan yang diperoleh dari dinas kesehatan kabupaten/kota, dan lintas sektor. 5. Dukungan pembiayaan dari APBD dan APBN. 6. Ketetapan membuat pemetaan masyarakat untuk mendapatdan memilih mitra masyarakat yang dapat difungsikan dalam pergerakkan peran serta. 7. Kemampuan



menghadapi



kondisi



dan



situasi



matra



yang



dihadapi



masyarakat, yaitu kondisi dimana seseorang/individu dan/atau masyarakat berada



dalam



lingkungan



kehidupan



yang



berubah/berbeda



secara



bermakna dari kondisi lingkungan kesehariannya. 8. Kemampuan mengelola kondisi seperti pada saat bencana, situasi konflik dan sebagiannya mampu mempersiapkan dan menyesuaikan dirinya terhadap kondisi/situasi lingkungan matra dan yang dampak terhadap kesehatan.







Faktor Penghambat yaitu hal – hal Yang dapat menyebabkan perubahan signifikan kearah yang buruk, seperti:



1. Kurangnya optimalnya kepala Puskesmas dalam melakukan pembinaan dan menggerakkan staf untuk menjalankan peran, tugas dan fungsinya masingmasing. 2. Puskesmas kurang memanfaatkan data/informasi untuk mengantisipasi resiko, yang dapat berdampak buruk kesehatan masyarakat. 3. Puskesmas kurang melakukan monitoring dan evaluasi temuan masalah kesehatan ataupun kesenjangan pencapaian kinerja dan tidak melakukan tindakan koreksi (corrective action). Hal ini mengakibatkan sewaktu-waktu dapat terjadi Outbreak/kejadian luar biasa yang akan berpengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat. 4. Ketidakmampuan Puskesmas di dalam mengidentifikasi adanya perubahanperubahan signifikan yang tidak diketahui penyebab dan latar belakangnya. 5. Ketidakmampuan memanfaatkan pengalaman untuk perubahan signifikan kearah yang baik, dalam memperluas perbaikan-perbaikan pelayanan kesehatan lainnya yang dinilai masih perlu untuk ditingkatkan. 6. Kurang optimalnya Puskesmas melakukan langkah-langkah perbaikannya dan mewaspadai temuan permasalahan kesehatan sedini mungkin. 7. Kurangnya kedisiplinan petugas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. 8. Kurangnya pemahaman sebagian petugas tentang DO (Definisi Operasional) penilaian Kinerja Puskesmas. 9. Kompetensi pegawai yang tidak sesuai dengan jabatan



 ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL Dari hasil data-data pengukuran dan evaluasi kinerja 3 tahun terakhir diatas, kemudian faktor-faktor internal diidentifikasi dan diperhitungkan terhadap rencana pengembangan UPTD Puskesmas Bajulmati berikut hasil penilaian untuk masing-masing indikator yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Faktor Strategi Internal (Internal Factor Analysis Summary/FAS) NO



URAIAN FAKTOR



BOBOT RATING



SKO R



KEKUATAN (STRENGHT) 1.



Jenis layanan rawat jalan yang cukup



0,04



4



0,16



0,04



4



0,16



memadai 2.



Terdapat pelayanan gawat darurat,rawat jalan,penunjang



laboratorium 3.



Terdapat pelayanan spesialistik (TB



0,036



4



0,144



Paru) 4.



Pelayanan berkualitas dan sesuai SOP



0,31



3



0,093



5.



Jumlah pengguna layanan cukup tinggi



0,035



4



0,14



6.



Peralatan medis cukup



0,031



3



0,093



7.



Jumlah dokter cukup



0,036



3



0,108



8.



Peralatan teknologi informatika cukup



0,025



2



0,05



9.



Ketersediaan obat cukup



0,036



3



0,108



10.



Lokasi Puskesmas strategis



0,025



3



0,075



11.



Jaringan Puskesmas di setiap Desa



0,028



4



0,112



12.



Kontak langsung dengan masyarakat



0,04



4



0,16



13.



Layanan jemput bola melalui Pusling,



0,036



4



0,114



Posyandu, Posyandu Lansia dan posbindu 14.



Terdapat komunitas forum kader



0,036



4



0,114



15.



Memiliki kader kesehatan disetiap desa



0,036



4



0,114



16.



Terdapat pelayanan yang terintegrasi



0,04



4



0,16



0,031



3



0,093



dengan layanan konseling gizi dan sanitasi 17.



Survey kepuasan pelanggan menunjukkan hasil yang baik



18.



Jejaring Puskesmas di setiap desa ada



0,036



4



0,114



19.



Terdapat forum lintas sektor



0,036



4



0,114



20.



Adanya dana kapitasi



0,036



4



0,114



TOTAL STRENGHT



0,69



2,52



KELEMAHAN (WEAKNES) 1.



Tenaga administrasi dan manajerial



0,04



-2



-0,08



0,03



-4



-0,12



kurang kompeten 2.



Pencairan dana Puskesmas yang rumit (JKN, OPP, BOK)



3.



Proses pengadaan barang rumit



0,02



-4



-0,08



4.



Distribusi kompetensi petugas non



0,03



-2



-0,06



Adanya rangkap tugas



0,03



-2



-0,06



Kondisi gedung pelayanan kurang



0,04



-2



-0,08



medis tidak merata 5. 6.



memadai 7.



Keterbatasan pendanaan operasional



0,04



-3



-0,12



Puskesmas 8.



Pemeliharaan dan kalibrasi alat kurang



0,02



-4



-0,08



9.



Strategi pemasaran pasif



0,02



-4



-0,08



10.



Lahan tidak memadai untuk



0,04



-2



-0,08



pengembangan TOTAL WEAKNES



0,31



-0,84



TOTAL INTERNAL



1



1,68



 ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL Faktor-faktor eksternal yang diperhitungkan berpengaruh terhadap perkembangan UPTD Puskesmas Bajulmati adalah : a. Jaringan kerja 



Institusi pelayanan kesehatan binaan UPTD Puskesmas Bajulmati di desa seperti Posyandu, Poskesdes serta UKBM yang dapat dijadikan sebagai jaringan promosi dan pemasaran yang efektif.







Menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan sebagai tempat untuk membina anak didik mereka dan sebagai tempat belajar.







Forum kader sangat potensial dalam kelancaran program dibidang kesehatan.







Adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat dengan sistem asuransi dengan premi yang terjangkau memberikan peluang bagi UPTD Puskesmas Bajulmati untuk memberikan pelayanan terbaik.



b. Peraturan Pemerintah 



Besaran tarif yang relatif terjangkau bagi masyarakat khususnya masyarakat menengah ke bawah.







Proses pengadaan barang yang memerlukan perencanaan dan pengusulan



terlebih



dahulu



ke



Dinas



Kesehatan,



sehingga



membutuhkan waktu bagi pemenuhan kebutuhan puskesmas yang bersifat emergensi. 



Komitmen



Pemerintah



terhadap



program



Jaminan



Nasional c. Kondisi Persaingan 



Adanya klinik, DPM, PMB, Apotek , praktek perawat mandiri



Kesehatan



Terdapatnya klinik, apotek, praktek dokter mandiri dan tenaga medis lainya dapat dipandang dari dua sisi, satu sisi merupakan mitra kerja dalam sistem rujukan, disisi lain merupakan pesaing yang perlu diwaspadai. 



Pelanggan fanatik



Perlu dikembangkan usaha-usaha untuk terus menjaga hubungan antara UPTD Puskesmas Bajulmati dengan pelanggan, misalnya dengan memperbaiki sistem pelayanan sehingga pelayanan dapat lebih cepat, mengingatkan kegiatan yang bersinggungan dengan masyarakat khususnya pelanggan misalnya pendamping atau kunjungan rumah. Faktor Strategi External (External Factor Analysis Summary / WFAS) NO



URAIAN FAKTOR



BOBOT



RATI



SKOR



NG PELUANG (OPPORTUNITIES) 1



Dukungan lintas sektor besar



0,06



3



0.18



2



Minat masyarakat terhadap



0,08



4



0,32



0,08



2



0,16



0,06



3



0,18



0,085



4



0,34



0,085



4



0,34



Puskesmas tinggi 3



Adanya peraturan daerah yang mengatur tarif Puskesmas



4



Adanya kerjasama dengan institusi pendidikan



5



Peran dan dukungan forum kader kesehatan



6



Adanya kegiatan home visite (Bumil Resti, Gibur, HIV, Jiwa)



7



Pelanggan yang fanatik



0,065



2



0,13



8



Jumlah penduduk besar



0,085



3



0,255



9



Adanya komitmen pemerintah



0,085



4



0,34



0,085



3



0,255



terhadap sistem Jaminan Kesehatan Nasional 10



Adanya komitmen pemerintah tentang akreditasi UPTD Puskesmas TOTAL PELUANG



0,77



2,5



ANCAMAN (THREATHS) 1



adanya Klinik, apotek, DPM , PMB



0,08



-2



-0,16



2



Beberapa alkes rusak



0,08



-3



-0,24



3



Kurangnya item obat dan alkes



0,07



-4



-0,28



TOTAL ANCAMAN



0,23



-0,68



TOTAL EXTERNAL



1



1,82



Dri Total Skor Peluang dan Ancaman (1,82) menunjukan bahwa UPTD Puskesmas Bajulmati memiliki peluang yang lebih dominan dibandingkan ancaman. II.



MATRIKS SWOT Dengan melihat hasil kesimpulan analisa internal dan eksternal diperoleh dengan posisi UPTD Puskesmas Bajulmati berada di kuadran 1 (Agresive) menunjukkan bahwa peluang untuk tumbuh sangat besar, kekuatan yang dimiliki cukup kuat dalam rangka untuk menangkap peluang yang ada.



III.



MATRIKS INTERNAL – EKSTERNAL



PELUANG (O)  Dukungan lintas sektor besar  Minat masyarakat terhadap Puskesmas tinggi  Adanya peraturan daerah yang



ANCAMAN (T)  Dokter praktek swasta dan tenaga medis lainya



mengatur tarif Puskesmas



 Pengurangan



 Adanya kerjasama dengan



dana kapitasi



institusi pendidikan  Peran dukungan forum kader kesehatan  Adanya kegiatan home visite



JKN  Kenaikan harga obat dan alkes



(Bumil resti, Gibur, HIV, jiwa)  Peran dan dukungan forum kader kesehatan  Pelanggan yang fanatik  Jumlah penduduk besar  Adanya komitmen pemerintah terhadap sistem jaminan kesehatan nasional  Adanya komitmen pemerintah tentang akreditasi UPTD EKSTERNAL



KEKUATAN (S)  Jenis layanan rawat



Puskesmas RENCANA STRATEGIS (SO)  Meningkatkan pelayan



jalan yang cukup



danfasilitas bagi pengunjung



memadai



puskesmas



 Terdapat Pelayanan



 Memperkuat dukungan lintas



RENCANA STRATEGIS (ST)  Meningkatkan keterampilan



Rawat Darurat, Rawat



sektor melalui komunikasi aktif



dalam



Jalan, Penunjang



dengan stakeholder, toga dan



pengadaan



Laboratorium



toma



barang dan



 Terdapat pelayanan spesialistik (TB paru)  Pelayanan berkualitas dan sesuai SOP  Jumlah pengguna



 Meningkatkan kerjasama lintas sektor (pendidikan, perusahaan



jasa  Meningkatkan



swasta) serta memperkuat



ketelitian



jejaring puskesmas (pustu dan



keuangan



layanan cukup tinggi



polindes)



 Meningkatkan



 Peralatan medis cukup  Meningkatkan pelayanan yang  Jumlah dokter cukup  Peralatan teknologi informatika cukup  Lokasi puskesmas strategis



berkualitas dan ramah



sumberdaya manusia untuk



 Meningkatkan kualitas managemen pengelolaan JKN



 Kontak langsung



meningkatkan kualitas



 Mengembangkan produk



pelayanan dan



layanan



organisasi di



 Jaringan puskesmas di  Meningkatkan publikasi setiap kelurahan ada



kompetensi



puskesmas melalui berbagai



puskesmas



media



dengan masyarakat  Layanan jemput bola melalui Pusling, Posyandu, Posyandu lansia dan Posbindu  Terdapat komunitas forum kader  Memiliki kader kesehatan disetiap kelurahan  Terdapat pelayanan yang terintergrasi dengan layanan konseling gizi dan sanitasi  Survey kepuasan pelanggan menunjukkan hasil yang baik  Jejaring Puskesmas disetiap kelurahan ada  Terdapat forum lintas sektor



KELEMAHAN (W)



RENCANA STRATEGIS (WO)



RENCANA STRATEGIS



(WT) 







Tenaga







manajerial



daya manusia untuk



kompetensi



kurang



mengoptimalkan tenaga



sumber daya



Pencairan dana



yang ada



manusia untuk



Meningkatkan sarana



meningkatkan



dan prasarana



daya saing



DAU, BOK)











Meningkatkan ketelitian keuangan



sarana dan



Meningkatkan publikasi



prasarana ketelitian



Meningkatkan kualitas



keuangan







petugas non



pelayanan dan



medis tidak



keramahan 



Mengajukan







Strategi pemasaran aktif







Meningkatkan



Adanya rangkap



pengembangan lahan



kualitas pelyanan



tugas



puskesmas untuk



dengan



Kondisi Gedung



mengoptimalkan



pengembangan



pelayanan



pelayanan



lahan.



Keterbatasan operasional puskesmas Pemeliharaan dan kalibrasi alat kurang Strategi pemasaran pasif







Meningkatkan



pemasaran aktif)



pendanaan











Distribusi



kurang memadai







Meningkatkan



puskesmas (strategi



merata











barang rumit kompetensi











Proses pengadaan







Meningkatkan



kompetensi sumber



rumit (BPJS,











administrasi dan



puskesmas yang







Meningkatkan



Lahan tidak memadai untuk pengembangan



 FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN



Dalam memerlukan factor-faktor kunci keberhasilan digunakan analisis SWOT, dimana analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Straight) dan peluang (Opportunites), namun



secara



bersamaan



dapat



meminimalkan



kelemahan



(Weakness) dan ancaman (Threath). Secara garis besar faktor yang menjadi kunci keberhasilan adalah : a. Meningkatkan pelayanan dan fasilitas bagi pengunjung puskesmas Dengan



meningkatkan



kualitas



pelayanan



dan



fasilitas



akan



memberikan rasa nyaman dan senang saat berkunjung, sehingga pengunjung tidak merasa dirinya sakit saat berkunjung ke puskesmas. b. Memperkuat dukungan dan kerjasama lintas sector Melalui kerjasama lintas sector diharapkan akan meningkatkan serta mendukung



program-program



kesehatan



sehingga



dalam



melaksanakan tugas akan lebih lancer dengan adanya dukungan tersebut. c. Meningktkan kualitas dan keramahan dalam pelayanan Keramahan kepada pasien merupakan suatu hal yang sangat penting khususnya petugas yang berada dibagian loket, di tempat pelayanan rawat jalan dalam memberikan pelayanan sehingga kesan nyaman dan dihargai akan diraskan oleh pasien. Hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan kepercayaan untuk selalu dating dan menggunakan pelyanan UPTD Puskesmas Bajulmati. d. Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia dan optimalisasi tenaga yang ada. Demi menjaga kepercayaan pasien terhadap UPTD Puskesmas Bajulmati perlu adanya peningkatkan dalam pelayanan kepada masyarakat dengan memberi kesempatan kepada petugas untuk mengikuti berbagai seminar, pelatihan bahkan studi jenjang pendidikan sebelumnya. e. Pengembangan produk layanan UPTD Puskesmas Bajulmati akan selalu memberikan layanan yang sangat dibutuhkn oleh masyarakat, dengan dukungan tenaga fungsional yang terampil dibidangnya akan memberi kontribusi positif. Diharapkan



di tahun mendatang UPTD Puskesmas



Bajulmati bisa menyediakan layanan laboratorium lengkap.



f. Meningkatkan sarana dan prasarana Agar masyarakat mendapat layanan yang terbaik di UPTD Puskesmas Bajulmati, maka perlu melengkapi sarana pelayanan khususnya alkes yang memadai dan berfungsi dengan baik. Alkes yang sudah tidak layak dan kurang akan segera diafkir dan dilengkapi. Selain itu bahan habis pakai (BHP) juga dicukupi kebutuhannya. Gedung dan ruangan yang dalam kondisi kurang layak juga diupayakan untuk



dilakukan



renovasi



guna



kenyamanan



pasien



saat



mendapatkan pelayanan. g. Meningkatkan ketelitian keuangan System keuangan akan lebih fleksibel dalam penggunaan anggaran menyesuaikan kebutuhan prioritas guna mendukung kelancaran operasional dan lebih memberi keuntungan dalam pengelolaan, cepat serta tidak rumit. h. Meningkatkan keterampilan pengadaan barang dan jasa i. Strategi pemasaran aktif Dalam rangka uoaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, UPTD Puskesmas Bajulmati melakukan strategi jemput bola dengan promosi, layanan pusling, Posyandu Lansia, Posbindu secara berkala dan terjadwal, sehingga masyarakat dapat menggunakan kesempatan mendapat layanan di wilayah tanpa harus ke UPTD Puskesmas. j. Manajemen JKN yang berkualitas JKN merupakan program baru sehingga masyarakat masih perlu untuk memahami. Dalam memberikan layanan bagi peserta JKN, UPTD Puskesmas Bajulmati telah melakukan layanan yang cepat, tepat sesuai juklak dan juknis. Memberi layanan sesuai diagnosa dan dukungan administrasi akan menjadikan peserta JKN merasa puas akan layanan di UPTD Puskesmas Bajulmati. Dalam Tim kerja (Team Work) 1. Kemampuan untuk menganalisa permasalahan di suatu program yang bisa saja terjadi akibat/dampak dari program lainnya, sehingga yang harus diselesaikan masalahnya lebih dahulu adalah program sebagai penyebab. 2.Kemampuan merumuskan strategi dan langkah-langkah mewujudkan dengan



baik dan berkualitas. 3. Kemampuan mengelola sumber daya dan mengembangkan potensinya sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal, termasuk tenaga kesehatan yang tersedia. 4. Dukungan yang diperoleh dari dinas kesehatan kabupaten/kota, dan lintas sektor. 5. Dukungan pembiayaan dari APBD dan APBN. 6. Ketetapan membuat pemetaan masyarakat untuk mendapatdan memilih mitra masyarakat yang dapat difungsikan dalam pergerakkan peran serta. 7. Kemampuan menghadapi kondisi dan situasi matra yang dihadapi masyarakat, yaitu kondisi dimana seseorang/individu dan/atau masyarakat berada dalam lingkungan kehidupan yang berubah/berbeda secara bermakna dari kondisi lingkungan kesehariannya. 8. Kemampuan mengelola kondisi seperti pada saat bencana, situasi konflik dan sebagiannya mampu mempersiapkan dan menyesuaikan dirinya terhadap kondisi/situasi lingkungan matra dan yang dampak terhadap kesehatan. Faktor Penghambat Yang dapat memyebabkan perubahan signifikan kearah yang buruk, seperti: 1.Kurangnya



kepala



Puskesmas



dalam



melakukan



pembinaan



dan



menggerakkan staf untuk menjalankan peran, tugas dan fungsinya masingmasing. 2.Kurang mampu Puskesmas memanfaatkan data/informasi untuk mengantisipasi resiko, yang dapat berdampak buruk kesehatan masyarakat. 3.Puskesmas kurang melakukan monitoring dan evaluasi temuan masalah kesehatan ataupun kesenjangan pencapaian kinerja dan tidak melakukan tindakan koreksi (corrective action). Hal ini mengakibatkan sewaktu-waktu dapat terjadi Outbreak/kejadian luar biasa yang akan berpengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat. 4.Petugas kurang aktif/pasif dalam mengatasi kondisi matra sehingga dapat berdampak buruk pada masyarakat. 5.Ketidakmampuan Puskesmas di dalam mengidentifikasi adanya perubahanperubahan signifikan yang tidak diketahui penyebab dan latar belakangnya. 6.Ketidakmampuan memanfaatkan pengalaman untuk perubahan signifikan kearah yang baik, dalam memperluas perbaikan-perbaikan pelayanan kesehatan lainnya yang dinilai masih perlu untuk ditingkatkan.



7.Kurang optimalnya Puskesmas melakukan langkah-langkah perbaikannya dan mewaspadai temuan permasalahan kesehatan sedini mungkin. 8.Kurangnya kedisiplinan petugas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. 9.Kurangnya pemahaman sebagian petugas tentang DO (Definisi Operasional) penilaian Kinerja Puskesmas. 10.Kompetensi pegawai yang tidak sesuai dengan jabatan  ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL Dari hasil data-data pengukuran dan evaluasi kinerja 5 tahun terakhir diatas, kemudian faktor-faktor internal diidentifikasi dan diperhitungkan terhadap rencana pengembangan UPTD Puskesmas Bajulmati berikut hasil penilaian untuk masing-masing indikator yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Faktor Strategi Internal (Internal Factor Analysis Summary/FAS) N



URAIAN FAKTOR



O



BOBO RATIN T



G



SKO R



KEKUATAN (STRENGHT) 1.



Jenis layanan rawat jalan yang cukup memadai



0,04



4



0,16



2.



Terdapat pelayanan gawat darurat,rawat



0,04



4



0,16



0,036



4



0,144



jalan,penunjang laboratorium 3.



Terdapat pelayanan spesialistik (TB Paru)



4.



Pelayanan berkualitas dan sesuai SOP



0,31



3



0,093



5.



Jumlah pengguna layanan cukup tinggi



0,035



4



0,14



6.



Peralatan medis cukup



0,031



3



0,093



7.



Jumlah dokter cukup



0,036



3



0,108



8.



Peralatan teknologi informatika cukup



0,025



2



0,05



9.



Ketersediaan obat cukup



0,036



3



0,108



10. Lokasi Puskesmas strategis



0,025



3



0,075



11. Jaringan Puskesmas di setiap desa ada



0,028



4



0,112



12. Kontak langsung dengan masyarakat



0,04



4



0,16



13. Layanan jemput bola melalui Pusling, Posyandu,



0,036



4



0,114



14. Terdapat komunitas forum kader



0,036



4



0,114



15. Memiliki kader kesehatan disetiap kelurahan



0,036



4



0,114



16. Terdapat pelayanan yang terintegrasi dengan



0,04



4



0,16



Posyandu Lansia dan posbindu



layanan konseling gizi dan sanitasi 17. Survey kepuasan pelanggan menunjukkan hasil



0,031



3



0,093



18. Jejaring Puskesmas di setiap desa ada



0,036



4



0,114



19. Terdapat forum lintas sector



0,036



4



0,114



20. Adanya dana kapitasi



0,036



4



0,114



yang baik



TOTAL STRENGHT



0,69



2,52



KELEMAHAN (WEAKNES) 1.



Tenaga administrasi dan manajerial kurang



0,04



-2



-0,08



0,03



-4



-0,12



kompeten 2.



Pencairan dana Puskesmas yang rumit (BPJS, DAU, BOK)



3.



Proses pengadaan barang rumit



0,02



-4



-0,08



4.



Distribusi kompetensi petugas non medis tidak



0,03



-2



-0,06



Adanya rangkap tugas



0,03



-2



-0,06



6.



Kondisi gedung pelayanan kurang memadai



0,04



-2



-0,08



7.



Keterbatasan pendanaan operasional Puskesmas



0,04



-3



-0,12



8.



Pemeliharaan dan kalibrasi alat kurang



0,02



-4



-0,08



9.



Strategi pemasaran pasif



0,02



-4



-0,08



0,04



-2



-0,08



merata 5.



10. Lahan tidak memadai untuk pengembangan TOTAL WEAKNES



0,31



-0,84



TOTAL INTERNAL



1



1,68



BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Dalam rangka mewujudkan sasaran organisasi dengan indikator sasaran sebagai tolok ukur keberhasilannya, maka Puskesmas Bajulmati menetapkan program operasional



yang mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten



Banyuwangi Nomor 2 Tahun 2021 tentang Raperda RPJMD 2021-2026, adapun program dan kegiatan sebagai berikut : 1. Program Penunjang Operasional dan kinerja Pelayanan Puskesmas Bajulmati, yang di dukung dengan Kegiatan : a. Kegiatan Pendukung Pelayanan JKN Kapitasi FKTP Puskesmas Bajulmati b. Operasional dan pemeliharaan Puskesmas Puskesmas Bajulmati 2. Program Pemberdayaan Masyarakat, yang di dukung dengan Kegiatan : a.



Kegiatan Pendukung Penyelenggaraan Biaya Operasional Kesehatan Pelayanan Puskesmas Bajulmati (BOK)



b.



Dalam



mewujudkan



program



penunjang



operasional



dan



kinerja



bersumber dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK/DAK) dilakukan dengan kegiatan: 1. UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat ) Esensial a. Upaya Promosi Kesehatan b. Upaya kesehatan lingkungan c. Upaya pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana d. Kesehatan anak usia sekolah dan remaja e. Pelayanan kesehatan lansia f.



Pelayanan Keluarga Berencana (KB)



g. Upaya pelayanan Gizi h. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2.



UKM Pengembangan a. Pelayanan Kesehatan Gigi masyarakat b. Pelayanan kesehatan indera c. Penanganan masalah penyalahgunaan Napza d. Kesehatan Matra e. Pelayanan Kesehatan Tradisional f.



Pelayanan kesehatan olahraga



g. Pelayanan kesehatan kerja



h. Kefarmasian 3. UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) a. Pelayanan non rawat inap b. Pelayanan Gawat Darurat c. Pelayanan Kefarmasian d. Pelayanan Laboratorium e. Pelayanan Rawat Inap 4. Mutu a. Kepatuhan kebersihan tangan b. Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) c. Kepatuhan identifikasi pasien d. Keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus Sensitive Obat (SO) e. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar f.



Kepuasan Pasien



g. Sasaran keselamatan Pasien h. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)



BAB VII PENUTUP



Dalam Program Nasional terdapat keenam kegiatan prioritas diantaranya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), pencegahan stunting, peningkatan pengendalian penyakit baik menular maupun tidak menular serta penguatan health security untuk penanganan pandemi, penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) serta peningkatan sistem kesehatan nasional. Kami memiliki komitmen untuk melaksanakan program dan kegiatan prioritas untuk mendukung pencapaian visi dan misi yang ada terutama dalam pencegahan dan pengendalian penyakt termasuk TB dan COVID-19 serta penguatan health security. Dengan dukungan anggaran yang ada semoga kami dapat melaksanakan prioritas kegiatan tersebut dapat terwujud sebagai investasi untuk pembangunan Sumber Daya Manusia yang unggul dan sehat, sehingga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia. Semoga



Puskesmas



Bajulmati



bisa



melaksanakan semua hal strategis ini dan kami akan jalankan dengan sungguh-sungguh yang berdampak langsung



pada



memberikan



kepentingan



dukungan



ekonomi nasional.



pada



rakyat



dan



peningkatan



mampu sektor



NO



1



UPAYA KESEHAT AN



TUJUAN



2 PROMOSI KESEHAT AN



TARGET



INDIKATOR KINERJA



CARA PERHITUNGAN



3



4



5



meningkat kan PHBS masyarak at



Rumah Tangga yang dikaji



Jumlah Rumah Tangga yang dikaji PHBS dibagi jumlah sasaran Rumah Tangga dikali 100%



20%



Institusi Pendidikan yang dikaji



Jumlah Institusi Pendidikan yang dikaji PHBS dibagi jumlah sasaran Institusi Pendidikan dikali 100%



50%



Pondok Pesantren (Ponpes) yang dikaji Rumah Tangga Sehat yang memenuhi 10 indikator PHBS



Jumlah Pondok Pesantren yang dikaji PHBS dibagi jumlah Ponpes dikali 100% Rumah Tangga (minimal yang dikaji adalah 20% dari Total Rumah Tangga) yang memenuhi 10 indikator PHBS rumah tangga (persalinan ditolong oleh nakes, bayi diberi ASI eksklusif, menimbang bayi/balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan pakai air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik dirumah, makan buah dan sayur tiap hari, aktivitas fisik tiap hari, tidak merokok di dalam rumah) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu. Institusi Pendidikan (minimal yang dikaji adalah 50% dari institusi pendidikan yang ada ) yang memenuhi 7-8 indikator PHBS Institusi Pendidikan (mencuci tangan dengan air yang mengalir & menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban bersih dan sehat,



Institusi Pendidikan yang memenuhi 7-8 indikator PHBS (klasifikasi IV)



20 22



202 3



202 4



RINCIAN KEGIATAN 202 5



202 6



6 20%



KEBUTUHAN ANGGARAN (Rp)



20%



7



2022



Rumah Tangga (RT) yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan RT di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.



5 jt



20 %



20%



50%



50 %



50%



50%



Institusi Pendidikan (SD/ MI , SLTP / MTs, SLTA/ MA ) yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan Instistusi Pendidikan



70%



70%



70 %



70%



70%



Pondok Pesantren yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan Pondok Pesantren



63%



63%



63 %



63%



63%



Jumlah Rumah Tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS rumah tangga



73%



73%



73 %



73%



73%



Jumlah Institusi Pendidikan yang memenuhi 7-8 Indikator PHBS Institusi Pendidikan



202 3



2024



2025



2026



Pondok Pesantren yang memenuhi 1618 indikator PHBS Pondok Pesantren (Klasifikasi IV)



Kegiatan intervensi pada Kelompok Rumah Tangga



melaksanakan olahraga teratur, memberantas jentik, tidak merokok di sekolah, mengukur BB dan TB 6 (enam) bulan sekali, membuang sampah pada tempatnya) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Pondok Pesantren (minimal yang dikaji adalah 70 % dari Ponpes yang ada) yang memenuhi 16-18 indikator PHBS Pondok Pesantren (kebersihan perorangan, penggunaan air bersih, kebersihan tempat wudhu, menggunakan jamban, kebersihan asrama, kepadatan penghuni asrama, kebersihan ruang belajar, kebersihan halaman, ada kader santri husada, kader terlatih, kegiatan rutin kader, bebas jentik, penggunaan garam beryodium, makanan gizi seimbang, pemanfaatan sarana yankes, tidak merokok, sadar AIDS, menjadi peserta dana sehat) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu. Jumlah kegiatan penyuluhan kelompok /bentuk intervensi lain terkait 10 indikator PHBS pada rumah tangga melalui Posyandu Balita yang ada di wilayah Puskesmas selama 1 tahun dibagi (4 kali jumlah posyandu Balita yang ada di wilayah kerja puskesmas) dikali 100 %



45%



46%



47 %



48%



49%



Jumlah Ponpes yang memenuhi 16-18 indikator PHBS Ponpes Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi bila tidak ada Ponpes



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Kelompok RT di Posyandu Balita yang telah diintervensi minimal 4 kali per Posyandu terkait 10 indikator PHBS bisa dengan penyuluhan kelompok langsung atau memberikan informasi kesehatan melalui WA grub dan atau bentuk intervensi lain (dengan metode apapun) oleh petugas Puskemas di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu



Kegiatan intervensi pada Institusi Pendidikan



Jumlah kegiatan penyuluhan/bentuk intervensi lain pada institusi pendidikan yang dikaji PHBS selama 1 tahun dibagi (2 kali jumlah institusi pendidikan yang dikaji PHBS) dikali 100 %



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Institusi Pendidikan (SD / MI ; SLTP / MTs, SLTA/MA ) yang telah diintervensi minimal 2 kali per institusi pendidikan baik dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya (dengan metode apapun) oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu



Kegiatan intervensi pada Pondok Pesantren



Jumlah kegiatan penyuluhan/bentuk intervensi lain pada pondok pesantren yang dikaji PHBS selama 1 tahun dibagi (2 kali jumlah pondok pesantren yang dikaji PHBS) dikali 100 %



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Pondok Pesantren yang telah diintervensi minimal 2 kali tiap ponpes baik dengan penyuluhan kelompok langsung atau memberikan informasi kesehatan melalui WA grub dan atau bentuk intervensi lainnya ( dengan metode apapun ) oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu



Posyandu Balita PURI (Purnama Mandiri)



Jumlah Posyandu Balita Purnama dan Mandiri dibagi jumlah Posyandu Balita dikali 100%



76%



77%



78 %



79%



80%



Poskesdes/ Poskeskel Aktif



Jumlah Poskesdes/Poskeskel yang berstrata Madya, Purnama dan Mandiri dibagi jumlah Poskesdes/Poskeskel yang ada dikali 100% Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan Strata Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan Strata Purnama dan Mandiri di wilayah kerja Puskesmas



77%



78%



79 %



80%



81%



Posyandu Balita yang berstrata Purnama dan Mandiri di wilayah kerja Puskesmas dalam waktu 1 tahun Poskesdes/Poskeskel yang berstrata Madya, Purnama dan Mandiri di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu



98%



99%



10 0 %



100 %



100 %



pembinaan Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan Strata Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri



18%



19%



20 %



21%



22%



Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif Purnama dan Mandiri



Pembinaan Desa/Kelurahan Siaga oleh petugas Puskesmas minimal 2 (dua) kali dalam satu tahun di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas, Pustu, Ponkesdes) memberikan promosi kesehatan program



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Jumlah Desa/Kelurahan Siaga yang dibina 2 kali per tahun



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Jumlah Puskesmas dan jaringannya melakukan promosi kesehatan program prioritas sebanyak 12 (dua belas) kali dalam kurun waktu



Desa/Kelurahan Siaga Aktif



Desa/Kelurahan Siaga Aktif PURI (Purnama Mandiri ) Pembinaan Desa/Kelurahan Siaga Aktif



Promosi kesehatan untuk program prioritas di



dalam gedung Puskesmas dan jaringannya (sasaran masyarakat)



Pengukuran dan Pembinaan Tingkat Perkembangan UKBM



Kesehatan Lingkunga n



Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Bersih (SAB) / Sarana Air



prioritas (Penurunan AKI & AKB, Stunting, Covid, HIV/AIDS, TB, Kusta, Napza, Diabetes Melitus, Hipertensi, Gangguan Jiwa , Imunisasi, Germas dan Posyandu ) kepada masyarakat yang datang ke Puskesmas dan jaringannya minimal 12 (dua belas) kali dalam satu tahun Pengukuran dan pembinaan tingkat perkembangan UKBM adalah penentuan strata UKBM yang terdiri dari strata Pratama, Madya, Purnama & Mandiri serta pembinaan tingkat perkembangannya agar meningkat stratanya. UKBM yang diukur dan dibina tingkat perkembangannya adalah Posyandu Balita, Poskesdes, Pos Kesehatan Pesantren, Saka Bhakti Husada, yang ada di wilayah kerja Puskesmas, oleh petugas Puskesmas selama 1 (satu) tahun . Skor strata berdasarkan Buku Pedoman Pengukuran Tingkat Perkembangan UKBM yaitu Posyandu Balita ( Pratama : 84 %



Jumlah penderita baru PB 1 (satu) tahun sebelumnya dan MB 2 (dua) tahun sebelumnya yang menyelesaikan pengobatan dibagi jumlah penderita baru PB 1 (satu) tahun sebelumnya dan MB 2 (dua) tahun sebelumnya yang seharusnya menyelesaikan pengobatan dikali 100%, Jumlah tenaga kesehatan telah mendapat sosialisasi kusta dibagi jumlah seluruh tenaga kesehatan dikali 100% Jumlah kader Posyandu telah mendapat sosialisasi kusta dibagi jumlah seluruh kader Posyandu dikali 100%



>90 %



>91 %



>9 2 %



>93 %



>94 %



Pemeriksaan kontak serumah dan tetangga sejumlah lebih kurang 10 (sepuluh) rumah disekitar penderita Kusta baru yang diperiksa. Dengan asumsi jumlah kontak yang ada disekitar penderita sejumlah 25 (dua puluh lima) orang di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Release From Treatment (RFT) bila penderita baru tipe PB 1 (satu) tahun sebelumnya dan tipe MB 2 (dua) tahun sebelumnya menyelesaikan pengobatan tepat waktu di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu



>95 %



>96 %



>9 7 %



>98 %



>99 %



>95 %



>96 %



>9 7 %



>98 %



>99 %



SD/ MI telah dilakukan screening Kusta Kasus TBC yang ditemukan dan diobati



Jumlah SD / MI telah dilakukan screening Kusta dibagi jumlah seluruh SD / MI dikali 100% jumlah semua kasus TB yang diobati dan dilaporkan di antara perkiraan jumlah semua kasus TB (insiden) dikali 100%.



100 %



100 %



100 %



100 %



≥ 85%



>86 %



10 0 % >8 7 %



>88 %



>89 %



Jumlah kasus TBC yang ditemukan, diobati secara baku dan dilaporkan



Persentase Pelayanan



Jumlah orang terduga TBC yang mendapatkan pelayanan TBC sesuai



100 %



100 %



10 0



100 %



100 %



Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar bagi orang terduga TBC meliputi :



Pemeriksaan kontak dari kasus Kusta baru



RFT penderita Kusta



Proporsi tenaga kesehatan Kusta tersosialisasi Kader Posyandu yang telah mendapat sosialisasi kusta



Prosentase tenaga kesehatan yang ada telah tersosialisasi Program P2 Kusta dari seluruh tenaga kesehatan yang ada Kader Posyandu yang telah tersosialisasi Program P2 Kusta terutama untuk membantu penemuan suspek kusta di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu SD/ MI yang telah dilakukan screening Kusta pada kurun waktu tertentu



orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar (Standar Pelayanan Minimal ke 11)



%



standar di fasyankes dalam kurun waktu satu tahun dibagi Jumlah orang terduga TBC yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100% (Jumlah orang terduga TBC yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota masing-masing)



1. Pemeriksaan klinis terduga TBC dilakukan minimal 1 kali setahun, adalah pemeriksaan gejala seseorang dengan batuk lebih dari 2 minggu disertai dengan gejala dan tanda lainnya 2. Pemeriksaan penunjang , adalah pemeriksaan dahak dan/atau bakteriologis dan/atau radiologis 3. Edukasi perilaku beresiko dan pencegahan penularan 4. Melakukan rujukan jika diperlukan 5. Edukasi Etika Batuk Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan lengkap dari semua pasien TBC yang diobati, dicatat dan dilaporkan



Angka Keberhasilan pengobatan kasus TBC (Success Rate/SR) Sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang sudah dijangkau penyuluhan HIV/AIDS Orang yang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV (Standar Pelayanan Minimal ke 12)



Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan lengkap dibagi jumlah semua kasus TBC yang diobati, dicatat dan dilaporkan dikali 100%



≥ 90%



>91 %



>9 2 %



>93 %



>94 %



Jumlah sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang mendapatkan penyuluhan HIV/AIDS dibagi jumlah seluruh sekolah (SMP dan SMA/sederajat) di wilayah kerja Puskesmas dikali 100%



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang sudah disuluh atau dijelaskan tentang penyakit HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas selama bulan pada kurun waktu tertentu



Jumlah orang yang beresiko terinfeksi HIV dibagi jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar di Puskesmas dan jaringannya dalam kurun waktu 1 tahun dikali 100%



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Setiap orang yang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil, TB, pasien Infeksi Menular Sexual/IMS), waria, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), pengguna napza mendapatkan pemeriksaan HIV oleh tenaga kesehatan sesuai kewenangannya di Puskesmas dan jaringannya serta lapas/rutan narkotika



Penilaian Faktor resiko



Penilaian Skreening faktor resiko pada pengunjung Puskesmas pada kurun waktu tertent Pasangan calon pengantin dilakukan konseling dan Testing HIV/AIDS



30%



31%



32 %



33%



34%



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Penilaian Skreening faktor resiko pada pengunjung Puskesmas pada kurun waktu tertentu Pasangan calon pengantin yang mendapatkan Konseling dan Test HIV/AIDS



Pasien IMS yang di



100



100



10



100



100



Calon Pengantis Tes HIV Penderita IMS



Semua Penderita IMS



diobati sesuai standart 6. Pemberian kondom pada orang beresiko HIV dan IMS 7. Ibu hamil mendapatkan pemeriksaan Sifilis 8. Rujukan penderita HIV ke layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP/CST) Jumlah ibu hamil di wilayah puskesmas yang mendapatkan tes Hepatitis B Bayi lahir dari ibu reaktif hepatitis B mendapat vaksin HbIg 98 %



>99 %



Rumah yang bebas jentik di wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Rumah yang di periksa Dalam Kegiatan PJB dengan target 100 Rumah /Desa/3 bulan



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



100 %



100 %



10 0



100 %



100 %



Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan berdasarkan kriteria World Health Organization (WHO) dan ditangani sesuai standar Tatalaksana Pengobatan DBD di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Penyelidikan epidemologi (PE) meliputi kegiatan



%



seluruh kasus DBD di wilayah Puskesmas dikali 100%. Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi bila tidak ada kasus DBD



pemeriksaan jentik, pencarian kasus DBD yang lain serta menentukan tindakan penanggulangan fokus selanjutnya. yang dilakukan terhadap setiap kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Kasus klinis malaria yang diperiksa Sediaan Darah (SD) nya secara laboratorium di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu



Penderita Malaria yang dilakukan pemeriksaan SD Penderita positif Malaria yang diobati sesuai pengobatan standar



Jumlah kasus klinis Malaria yang diperiksa SD nya secara laboratorium dibagi jumlah suspect kasus Malaria dikali 100%



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Jumlah penderita Malaria yang mendapat pengobatan ACT sesuai jenis Plasmodium dibagi jumlah kasus Malaria dikali 100 %



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Penderita positif Malaria yang di follow up



Jumlah kasus malaria yang telah dilakukan follow up pengobatannya pada hari ke 3, 7, 14 dan 28 sampai hasil pemeriksaan laboratoriumnya negatif dibagi jumlah kasus malaria dikali 100 % jumlah laporan yang unggah dibagi 12 dikali 100 %



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



100 %



100 %



100 %



100 %



jumlah laporan yang di unggah di elekronik sistem informasi malaria



Jumlah desa yang dilakukan survey reseptivitas per tahun



100 %



100 %



10 0 % 10 0 %



100 %



100 %



Cuci luka terhadap kasus gigitan HPR



Jumlah kasus gigitan HPR yang dilakukan cuci luka dibagi jumlah kasus gigitan HPR dikali 100 %



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



survey yang di lakukan untuk mengetahui tempat perkembangbiakan nyamuk malaria Kasus gigitan HPR (Hewan Penular Rabies) yang dilakukan cuci luka di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu



Vaksinasi terhadap kasus gigitan HPR yang berindikasi



Jumlah kasus gigitan HPR terindikasi yang mendapatkan vaksinasi dibagi jumlah kasus gigitan HPR terindikasi dikali 100%



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Ketepatan dan kelengkapakan laporan survey reseptivitas malaria



Penderita malaria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, yang dalam sediaan darahnya terdapat Plasmodium baik Plasmodium Falciparum, Vivax atau campuran yang mendapat pengobatan standart ((Artesunat Combination Therapi (ACT)/DHP dan primaquin) dengan dosis pengobatan sesuai jenis Plasmodium di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Kasus malaria yang dilakukan follow up pengobatannya pada hari ke 3, 7, 14 dan 28 sampai hasil pemeriksaan laboratoriumnya negatif di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu



Kasus gigitan HPR terindikasi yang mendapatkan vaksinasi di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu



IDL (Imunisasi Dasar Lengkap)



Jumlah bayi yang mendapat IDL dibagi Surviving Infant/SI) dikali 100 %



94.1 %



95,1 %



96 ,1 %



97,1 %



98,1 %



Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) bila bayi berusia kurang dari 1 (satu) tahun telah mendapatkan 1 (satu) kali Hepatitis B, 1(satu) kali imunisasi BCG, 3 (tiga) kali imunisasi DPT-HB-Hib, 4 (empat) kali imunisasi Polio, dan 1 (satu) kali imunisasi MR/ Measles Rubella di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu



UCI desa



Jumlah Desa UCI dibagi jumlah Desa di wilayah Puskesmas dikali 100 %



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Jumlah desa yang tercapai UCI (Universal Child Immunization) adalah suatu kelurahan telah tercapai minimal 80 % bayi yang ada di desa tersebut mendapatkan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas selama kurun waktu tertentu.



Imunisasi Lanjutan Baduta ( usia 18 sd 24 bulan)



Jumlah baduta yang mendapat Imunisasi DPTHB-Hib dan MR dibagi jumlah baduta dikali 100%



95%



96%



97 %



98%



99%



Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD



Jumlah murid SD/MI klas I yang mendapat DT dibagi jumlah murid SD/MI kelas I yang ada dikali 100 %



95%



96%



97 %



98%



99%



Imunisasi Lanjutan Baduta : Imunisasi yang diberikan kepada bayi dibawah usia dua tahun dengan pemberian imunisasi DPT-HB-Hib dan MR pada usia 18 bulan sampai dengan < 24 bulan Hasil cakupan imunisasi DT ( Difteri Tetanus) pada anak SD/MI kelas 1 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu



Imunisasi Campak pada anak kelas 1 SD



Jumlah murid SD/MI klas I yang mendpt campak dibagi jumlah murid SD/MI kelas I yang ada dikali 100 % Jumlah murid SD/ MI kelas 2 dan 5 yang mendapat Td dibagi jumlah murid SD/MI kelas 2 dan 5 yang ada dikali 100 %



95%



96%



97 %



98%



99%



95%



96%



97 %



98%



99%



Imunisasi Td pada anak SD kelas 2 dan 5



Hasil cakupan imunisasi campak pada anak SD/MI kelas 1 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Hasil cakupan imunisasi Td(Tetanus Difteri) pada anak SD/MI kelas 2 dan 5 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu



Imunisasi TT 5 pada WUS (1549 th)



Jumlah WUS yang status TT 5 dibagi Jumlah WUS tahun yang sama dikali 100 %



85%



86%



87 %



88%



89%



Imunisasi TT2 plus bumil (1549 th)



Jumlah bumil yang status (T2 + T3 + T4 +T 5) dibagi jumlah bumil tahun yang sama dikali 100 %



85%



86%



87 %



88%



89%



Pemantauan suhu, VVM, serta Alarm Dingin pada lemari es penyimpan vaksin



Jumlah bulan pemantauan (grafik) suhu lemari es pagi dan sore tiap hari (lengkap harinya,VVM dan alarm dingin) dibagi jumlah bulan dalam setahun (12) dikali 100 %



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Ketersediaan buku catatan stok vaksin sesuai dengan jumlah vaksin program imunisasi serta pelarutnya Laporan KIPI Zero reporting / KIPI Non serius



Jumlah buku stok vaksin dan pelarut yg telah diisi lengkap dibagi 12 bulan dikali 100 %



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Jumlah laporan KIPI non serius dibagi jumlah laporan 12 bulan dikali 100 %



90%



91%



92 %



93%



94%



Laporan STP yang tepat waktu



Jumlah laporan STP tepat waktu (Ketepatan waktu) dibagi jumlah laporan (12 bulan) dikali 100 %



>80 %



>81 %



>8 2 %



>83 %



>84 %



Kelengkapan laporan STP



Jumlah laporan STP yang lengkap (kelengkapan laporan) dibagi jumlah



> 90%



>91 %



>9 2 %



>93 %



>94 %



Hasil cakupan penapisan dan imunisasi TT pada WUS (Wanita Usia Subur) umur 1549 tahun dengan status TT5 (Imunisasi TT ke 5) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu (Keterangan : laporan T5 WUS pada tahun sebelumnya dimasukkan pada bulan Januari tahun berikutnya setelah dikurangi WUS usia > 50 tahun ditambah dengan hasil imunisasi T5 pada bulan berjalan ) Hasil cakupan imunisasi TT pada ibu hamil usia 15-49 tahun dengan status T2 ( Vaksin TT atau Td kedua) ditambah T3 ditambah T4 ditambah T5 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Pencatatan suhu, Kondisi Vial Vaccine Monitor (VVM) (A/B/C/D) serta Kondisi alarm dingin (V) dengan freeze tag/ freeze alert/ fride tag 2 di lemari es penyimpanan vaksin 2 (dua) kali sehari pagi dan siang pada buku grafik suhu di Puskesmas pada kurun waktu tertentu Ketersediaan buku catatan stok vaksin sesuai jumlah vaksin dan pelarut serta terisi lengkap sesuai penerimaan dan pengeluarannya ditunjukkan dengan pengisian buku stok vaksin di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Laporan zero reporting KIPI / KIPI ( Kejadian Ikutan Paska Imunisasi) non serius yang lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Laporan STP (SurveilansTerpadu Penyakit) yang tepat waktu sampai dengan tanggal 5 ( lima) setiap bulan. Laporan STP yang lengkap 12 ( dua belas) bulan di wilayah kerja Puskesmas



Laporan C1 tepat waktu Kelengkapan laporan C1 Laporan W2 (mingguan) yang tepat waktu Kelengkapan laporan W2 (mingguan) Grafik Trend Mingguan Penyakit Potensial Wabah



Desa/ Kelurahan yang mengalami KLB ditanggulangi dalam waktu kurang dari 24 (dua puluh empat) jam Penemuan kasus AFP < 15 Tahun



laporan (12 bulan) dikali 100 % Jumlah laporan C1 tepat waktu dibagi jumlah laporan (12 bulan) dikali 100 % Jumlah laporan C1 lengkap dibagi jumlah laporan (12 bulan) dikali 100 %



pada kurun waktu tertentu



>80 %



>81 %



>8 2 % >9 2 %



>83 %



>84 %



Laporan C1 (Campak) yang tepat waktu sampai dengan tanggal 5 setiap bulan.



> 90%



>91 %



>93 %



>94 %



Laporan C1 yang lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu



Jumlah laporan W2 tepat waktu dibagi jumlah laporan W2 dikali 100 %



>80 %



>81 %



>8 2 %



>83 %



>84 %



Laporan W2 (Wabah Mingguan) yang tepat waktu tiap minggu



Jumlah laporan W2 yang diterima dibagi jumlah laporan (52 minggu) dikali 100 % Jumlah grafik mingguan penyakit potensial wabah yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas dikali 100%



> 90%



>91 %



>9 2 %



>93 %



>94 %



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Jumlah desa/kelurahan yang mengalami KLB dan ditanggulangi dalam waktu kurang dari 24 (dua puluh empat) jam dibagi jumlah desa/kelurahan yang mengalami KLB dikali 100 %



100 %



100 %



10 0 %



100 %



100 %



Jumlah sampel AFP adekuat yang dilaporkan dan di kirim sampel ke Dinas Kesehatan Kab Banyuwangi