Renungan Harian: Keluaran 31:1-11 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Alkitab Mobile SABDA Renungan Harian >



Bacaan: Keluaran 31:1-11 Bacaan Setahun: Zakharia 8-14 Nas: "Dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan." (Keluaran 31:3)



Bezaleel yang Multitasking Saya selalu takjub ketika melihat orang-orang yang dapat melakukan satu dua aktivitas dalam waktu bersamaan. Misalkan, sembari mengaduk teh dengan tangan kanan, tangan kirinya sibuk menutup termos dan menaruhnya pada tempatnya. Saya percaya bahwa di dalam diri setiap orang ada kemampuan untuk melakukan setidaknya dua hal sekaligus, dengan sama baiknya, selama orang tersebut tidak malas. Kemampuan inilah yang Allah berikan dalam diri Bezaleel bin Uri bin Hur. Nama Bezaleel memang tak seterkenal Harun, Yosua, atau Miryam. Namun, peran Bezaleel tak dapat dianggap remeh dalam proses pembuatan Kemah Pertemuan dan semua perlengkapannya. Allah telah mengaruniakan keahlian, pengertian, dan pengetahuan untuk melakukan segala macam pekerjaan, bersama Aholiab bin Ahisamakh dan beberapa orang ahli lainnya (ay. 6). Tanpa mereka, sepertinya Musa akan sangat kesulitan melakukan perintah Allah terkait pembuatan Kemah Pertemuan. Dalam hidup ini, orang yang diberi kemampuan untuk mengerjakan lebih dari satu hal sejatinya memiliki bekal yang sangat berharga. Orang tersebut akan berguna dalam mengerjakan banyak hal, dengan kualitas yang sama baiknya. Tentu saja, modal berharga tersebut harus ditopang pula dengan ketekunan dan kerajinan, supaya hasilnya dapat lebih maksimal. Apakah kita merasa "diberi titipan Allah" kemampuan dan keahlian mengerjakan lebih dari satu hal? Jangan simpan atau pendam potensi itu, tetapi kembangkanlah dan muliakanlah Allah! -GHJ/www.renunganharian.net *** PEKERJAAN YANG DILAKUKAN DENGAN PENYERTAAN ALLAH, UJUNGNYA AKAN MEMULIAKAN DIA.



“ Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.” 1 Petrus 5:6 Banyak orang berpikir bahwa merendahkan diri mereka di hadapan orang lain merupakan salah satu tanda kerendahatian seseorang. Benarkah demikian? Mari kita belajar dari Rasul Paulus yang merupakan contoh terbaik bagi setiap umat Tuhan mengenai bagaimana caranya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara yang benar. *courtesy of PelitaHidup.com Dengan semua masa lalu dan latar belakangnya yang gelap, Paulus tidak pernah mengerdilkan arti dirinya di hadapan Tuhan dan mengatakan kepada Tuhan bahwa ia adalah orang yang sangat berdosa dan hina. Sebaliknya, Paulus terus menerus mengatakan dengan sikap rendah hati tentang kasih karunia yang sudah Tuhan limpahkan dalam hidupnya. “Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku, aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.” (1 Timotius 1:12-13) Berikut apa yang dapat kita lakukan untuk membangun sikap hidup yang rendah hati seperti Paulus: 1. Mematikan Keakuan Hal pertama yang harus kita lakukan agar dapat memiliki sikap rendah hati adalah mematikan keakuan kita. Kita harus menolak untuk menempatkan diri kita dan kepentingan kita sebagai prioritas utama, sebaliknya kita harus selalu mendahulukan kehendak Tuhan dalam setiap apapun yang terjadi dalam hidup kita. 2. Mengejar Kerendahatian Penting bagi masing-masing kita untuk “mati terhadap keinginan diri sendiri”. Kita harus menolak untuk mengandalkan diri sendiri dan mencari apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam setiap keadaan dan masalah yang kita hadapi. Allah ingin agar kita mengutamakan orang lain karena Ia menciptakan kita sebagai saluran kebenaranNya, yaitu kebenaran yang sangat dibutuhkan oleh orang-orang di sekitar kita saat ini. Ketika Allah memberkati orang lain, maka kita para pengikut Kristus ikut bersukacita atas apa yang mereka terima.



“Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” Roma 12:15 Lalu, bagaimana dengan diri kita? Kita harus sepenuhnya mengandalkan kepada Tuhan. Jika kita ingin hidup dengan sikap rendah hati yang benar-benar murni, kita harus mengandalkan Tuhan dalam setiap keadaan di setiap waktu. Tuhan senantiasa menyediakan yang terbaik bagi anak-anakNya dari perbendaharaanNya yang tak terbatas. *courtesy of PelitaHidup.com Ketika kita mengarahkan hati dan pikiran kita kepada anugrah dan kebaikanNya secara terus menerus, maka rasa percaya diri kita dalam Tuhan akan bertumbuh dan bertumbuh. Sangat penting juga bagi kita untuk menjaga jarak terhadap segala hal yang dapat membuat kita menjadi sombong seperti kekayaan, prestasi, pangkat dan jabatan, pujian, pekerjaan, hubungan dengan pribadi tertentu, dan lain sebagainya. Perlu kita waspadai bahwa hal-hal yang dapat membuat kita menjadi sombong berbeda-beda, kita sendiri yang tahu daerah-daerah rawan mana yang patut kita waspadai dan mulai menjaga jarak untuk menjaga sikap rendah hati kita. Terima ayat Alkitab melalui Facebook. Ayo gabung dengan lebih dari 54.000 member di Facebook Page Pelita Hidup. Klik like berikut ini: Pada akhirnya, kita harus bersikeras untuk taat kepada Tuhan apapun konsekuensi secara duniawi yang harus terima. Mungkin kita akan kehilangan teman bahkan saudara, kerabat maupun keluarga karena mereka menjauh dari kita; atau mungkin kita bahkan kehilangan pekerjaan kita dan lain sebagainya. Ketika kita merendahkan diri di hadapan Tuhan, itulah saat terbaik dalam hidup kita, karena Ia sendiri yang akan membela kita dalam apapun yang kita hadapi dan alami.



*courtesy of PelitaHidup.com “Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.” Yakobus 4:10