RENY YUNITASARI Skripsi Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA JARIT SKRIPSI



Oleh : Reny Yunitasari NIM : 15201.02.21108



PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN PROBOLINGGO 2022 i



HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA JARIT



SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Kebidanan



Oleh : Reny Yunitasari NIM : 15201.02.21108



PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN PROBOLINGGO 2022 ii



HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA JARIT



Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan



Oleh Reny Yunitasari NIM : 15201.02.21108 Menyetujui Untuk Diuji:



Pembimbing I



Pembimbing II



Dr. Yessy Nur Endah Sary, S.SiT., M.Kes NIDN. 0702048801



Tutik Ekasari, S.ST., M.Kes NIDN. 0716028803



iii



HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA JARIT Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan Oleh Reny Yunitasari NIM : 15201.02.21108 Telah diuji pada: Hari : Tanggal : Dan dinyatakan lulus oleh: Ketua Penguji NIDN



: :



Nova Hikmawati,SST,M.Kes 0712018501



(...........................)



Penguji I NIDN



: :



Dr. Yessy Nur Endah Sary,S.SiT,M.Kes 0702048801



(...........................)



Penguji II NIDN



: :



Tutik Ekasari, SST,M.Kes 0716028803



(..........................)



Mengetahui



Ketua STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong



Dr. H. Nur Hamim, S.K.M., S.Kep., Ns., M.Kes. NIDN. 0706037103 iv



PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama



: Reny Yunitasari



NIM



: 15201.02.21108



Jurusan



: Kebidanan



Program Studi



: S1 STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong



Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar- benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa hasil skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut



Probolinggo,5 september 2022 Yang membuat pernyataan



(Reny Yunitasari)



v



KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti kehadirat Allah SWT atas rahmat taufik serta hidayahNya atas terselesaikannya Skripsi untuk Skripsi yang berjudul “ hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting pada balita di desa jarit”, Proposal ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program S1 Kebidanan di STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Probolinggo. Pada penyusunan penelitian ini, tidak lepas dari kesulitan dan hambatan namun berkat bimbingan pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan, untuk itu dengan segala hormat peneliti sampaikan terima kasih kepada : 1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, S.H., M.M., selaku Ketua Yayasan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo. 2. Dr. H. Nur Hamim, SKM, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ketua STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo. 3. Dr. Yessy NES., S.SiT.,M.Kes selaku Pembimbing 1 yang banyak meluangkan waktu, pikiran serta petunjuk demi perbaikan skripsi ini. 4. Tutik Ekasari,S.ST., M.Kes selaku Pembimbing 2 yang banyak meluangkan waktu, pikiran serta petunjuk demi perbaikan skripsi ini. 5. Semua rekan seperjuangan dalam suka dan duka yang membantu demi terselesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan dan semoga Skripsil ini berguna baik bagi penulis maupun pihak lain yang memanfaatkan. Probolinggo, Peneliti vi



ABSTRAK Yunitasari, Reny. 2022. Hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting pada balita di desa jarit. Sekripsi STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Pembimbing (1) Dr. Yessy Nur Endah Sary, S.SiT., M.Kes (2) Tutik Ekasari, S.ST., M.Kes Pola asuh ibu merupakan perilaku ibu dalam mengasuh anak mereka yang dipengaruhi oleh pengetahuan. Kurangnya pengetahuan banyak menjadi penyebab terjadinya faktor resiko berbagai penyakit salah satunya ialah stunting, tingkat pengetahuan pada ibu sangat berpengaruh terhadap terjadinya angka kejadian stunting. Tujuan penelitian ni untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting pada balita di desa jarit. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, melalui pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah Semua ibu dan balita yang melakukan kunjungan posyandu di desa jarit sebanyak 45 responden dengan menggunakan teknik total sampling, dan analisis data menggunakan uji chi square. Hasil identifikasi pola asuh didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pola asuh otoriter sebanyak 23 responden (60,5%). Dan di dapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai mengalami kejadian stunting kategori pendek sebanyak 36 responden (94,7%). Dari hasil uji dengan menggunakan uji Chi-Square di dapatkan nilai α>0,05 yaitu α=0,000 yang berarti bahwa ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Jarit. Disarankan para petugas kesehatan hendaknya menambah wawasan dan menerapkan pola asuh yang baik untuk para orangtua sehingga dapat membantu memberikan pengaruh gizi yang baik untuk pertumbuhan balita. Kata kunci: pola asuh orang tua, kejadian stunting, dan balita.



vii



ABSTRACT Yunitasari, Reny. 2022. The relationship between parenting and the incidence of stunting in toddlers in Jarit village. Thesis STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Supervisor (1) Dr. Yessy Nur Endah Sary, S.SiT., M.Kes (2) Tutik Ekasari, S.ST., M.Kes Mother's parenting is the behavior of mothers in caring for their children which is influenced by knowledge. Lack of knowledge is the cause of many risk factors for various diseases, one of which is stunting, the level of knowledge in mothers greatly affects the incidence of stunting. The purpose of this study was to determine the relationship between parenting patterns and the incidence of stunting in toddlers in Jarit village. This research is a quantitative research, through a cross sectional approach. The sample of this study was all mothers and toddlers who visited posyandu in Jarit village as many as 45 respondents using total sampling technique, and data analysis using chi square test. The results of the identification of parenting patterns were found that most of the respondents had authoritarian parenting as many as 23 respondents (60.5%). And it was found that most of the respondents had experienced stunting in the short category as many as 36 respondents (94.7%). From the test results using the Chi-Square test, the value of > 0.05 is = 0.000, which means that there is a relationship between Parenting Parenting Patterns and Stunting Incidents in Toddlers in Jarit Village. It is suggested that health workers should add insight and apply good parenting patterns for parents so that they can help provide good nutrition for toddlers' growth. Keywords: parenting style, incidence of stunting, and toddlers.



viii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................



i



LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................



ii



HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................



iii



HALAMAN KEASLIAN TULISAN.................................................................



iv



KATA PENGANTAR ....................................................................................



vi



ABSTRAK ....................................................................................................



vii



ABSTRACT .................................................................................................. viii DAFTAR ISI ..................................................................................................



x



DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................



xiii



DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................



1



1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................



4



1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................



4



1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................



4



1.3.2 Tujuan khusus.................................................................................



4



1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................



5



1.4.1 Manfaat Teoritis..............................................................................



5



1.4.2 Manfaat Praktis...............................................................................



5



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola asuh ...............................................................................................



7



2.1.1 Pengertian......................................................................................



7



2.1.2 Tipe Pola asuh ..............................................................................



7



2.1.3 jenis pengasuhan .......................................................................... 10 2.2 Stunting.................................................................................................... 13 2.2.1 Pengertian...................................................................................... 13 2.2.2 klasifikasi ....................................................................................... 14 ix



2.2.3 Indikator gizi .................................................................................. 15 2.2.4 faktor yang mempengaruhi stunting .............................................. 15 2.2.5 dampak stunting ............................................................................ 16 2.3 hubungan pola asuh dengan stunting ..................................................... 16 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................... 19 3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 20 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian .................................................................................... 21 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ....................................................................... 22 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 23 4.3.1 Populasi .......................................................................................... 23 4.3.2 Sampel ............................................................................................ 23 4.4 Variabel Penelitian .................................................................................. 23 4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 24 4.5.1 Lokasi Penelitian ............................................................................. 24 4.5.2 Waktu Penelitan ............................................................................. 24 4.6 Definisi Operasional ................................................................................ 24 4.7 Prosedur Penelitian ................................................................................. 26 4.7.1 Langkah-Langkah Pengumpulan Data Secara Administratif........... 26 4.7.2 Langkah-Langkah Pengumpulan Data Secara Tekhnis ................. 26 4.8 Pengumpulan Data ................................................................................. 27 4.8.1 Instrumen Penelitian ...................................................................... 27 4.8.2 Teknik analisa data ........................................................................ 27 4.9 Analisa Data ............................................................................................ 29 4.10 Etika Penelitian ..................................................................................... 30 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 33 5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian................................................... 33 5.1.2 Karakteristik responden.................................................................... 33 5.1.3 Data khusus responden.................................................................... 36 x



BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 hasil penelitian pola asuh orang tua di Desa Jarit.................................... 39 6.2 hasil penelitian kejadian stunting di Desa Jarit......................................... 41 6.3 hubungan antarapola asuh dengan stunting............................................ 43 6.4 keterbatasan ........................................................................................... 46 6.5 implikasi .................................................................................................. 46 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan.............................................................................................. 46 7.2 Saran....................................................................................................... 46 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 48



xi



DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Definisi Operasional....................................................................



24



Tabel 5.1 Distribusi frekuensi data menurut usia ibu di desa jarit.................



34



Tabel 5.2 Distribusi frekuensi data menurut pendidikan ibu di desa jarit....



34



Tabel 5.3 Distribusi frekuensi data menurut pekerjaan ibu di desa jarit.......



35



Tabel 5.4 Distribusi frekuensi data menurut usia anak di desa jarit..............



35



Tabel 5.5 Distribusi frekuensi data menurut jenis kelamin anak di desa jarit...............................................................................................................



35



Tabel 5.6 Distribusi frekuensi data menurut riwayat persalinan anak di desa jarit......................................................................................................



35



Tabel 5.7 Distribusi frekuensi data menurut nutrisi yang diberikan kepada anak di desa jarit...........................................................................................



36



Tabel 5.8 Distribusi frekuensi data pola asuh orang tua di desa jarit...........



36



Tabel 5.9 Distribusi frekuensi data kejadian stunting anak di desa jarit.......



37



Tabel silang 5.10 pola asuh orang tua dengan kejadian stunting di desa jarit..............................................................................................................



37



Tabel 5.11 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Jarit............................................................................



xii



37



DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 kerangka konseptual.................................................................. 19 Gambar 4.2 Kerangka Kerja.......................................................................... 22



xiii



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Pengantar kuisioner Lampiran 2 : Surat Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Lampiran 3 : Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Informend Consend Lampiran 4 : Lembar Kuisioner Lampiran 5 : Tabulasi Data Lampiran 6 : hasil SPSS Lampiran 7 : Lembar konsultasi Lampiran 8 :



Berita Acara Revisi



xiv



DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL DAFTAR SINGKATAN Kemenkes RI



: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia



UNICEF



:United Nations Children's Fund



WHO



: World Healt Organization



DAFTAR SIMBOL α



: Alfa



ρ



: Value








: Lebih Dari



%



: Presentase



H1



: Hiotesa Diterima



H0



: Hipotesa ditolak



xv



1



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang Pola asuh ibu merupakan perilaku ibu dalam mengasuh anak mereka yang dipengaruhi oleh pengetahuan. Kurangnya pengetahuan banyak menjadi penyebab terjadinya faktor resiko berbagai penyakit salah satunya ialah stunting, tingkat pengetahuan pada ibu sangat berpengaruh terhadap terjadinya angka kejadian stunting. Stunting atau dikenal dengan istilah kerdil adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, stunting dapat mengakibatkan



peningkatan



kejadian



kesakitan



dan



kematian,



perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal dan peningkatan biaya kesehatan sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah postur tubuh yang tidak optimal saat



dewasa



(lebih



pendek



dibandingkan



pada



umumnya),



meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya, menurunnya kesehatan reproduksi, kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah dan produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal (Kemenkes RI, 2018) Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi stunting tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 20151



2



2017 adalah 36,4% (Pusat Data dan Informasi Kemekes R.I, 2018). Riset Kesehatan Dasar 2018 mencatat prevalensi stunting nasional mencapai 30,8%. Tingginya prevalensi stunting diakibatkan oleh berbagai faktor risiko diantaranya riwayat kebiasaan ibu saat hamil, berat badan lahir, penyakit infeksi, pendidikan orang tua, ASI Eksklusif dan MP-ASI dini. Selain itu pantangan makan-makanan tertentu juga termasuk di dalamnya.



Hal ini



dapat



menjadi



kendala



dalam



memperbaiki pola pemberian makanan (pola asuh makan) dan nutrisi terhadap anggota keluarga dengan makanan yang bergizi (Kemenkes RI, 2018). Hasil studi penduhuluan di posyandu srikandi 1 jarit tgl 16 februari 2022 didapatkan bahwa dari 10 reponden yang di ambil sampel didapatkan 6(60%) responden mengalami stunting dan 4 (40%) responden tidak mengalami stunting. Kejadian stunting diposyandu disebabkan karena kurangnya dukungan keluarga dalam memberikan makanan pada bayi dan juga pola asuh lebih banyak mengarah kepada pola asuh otorisasi. Faktor penyebab terjadinya stunting disebabkan oleh faktor langsung dan faktor tidak langsung , faktor langsung dari kejadian stunting adalah kurangnya asupan gizi dan adanya penyakit infeksi sedangkan penyebab tidak langsung faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan dapat memberikan kontribusi dari penyebab tidak langsung terhadap pertumbuhan janin sehingga



bayi akan lahir



dengan



kekurangan gizi selain itu , kurangnya pengetahuan ibu dalam melakukan asuhan kepada anak, pola asuh orang tua, kurangnya ketersediaan layanan kesehatan, serta tidak tercukupinya ketersedian



3



pangan ekonomi keluarga, yang dapat menyebabkan dampak jangka panjang dan pedek terhadap pada kesehatan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) pola asuh merupakan salah satu faktor tidak langsung yang berhubungan dengan status gizi anak termasuk stunting. Pola asuh orang tua sangat sedikit dilakukan penelitian sedangkan pola asuh memiliki kontribusi sangat penting dengan kejadian stunting, pola asuh orang tua menjadi sangat penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan anak baik secara fisik maupun psikis, pola asuh juga memegang



peranan



penting



terhadap



terjadinya



gangguan



pertumbuhan pada balita karena asupan makanan pada balita sepenuhnya diatur oleh ibunya.(Bella et al., 2020) Hasil penelitian Kullu, dkk. (2018) menunjukkan ada hubungan antara pola asuh ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmayana yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu berupa praktik pemberian makan, praktik kebersihan diri dan lingkungan serta pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas Depok tentang Pola Asuh dan status gizi anak menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara praktik merawat balita yang kurang baik memiliki resiko dua kali lipat terhadap kejadian stunting. Perbedaan dalam penelitian ini dengan



4



penelitian sebelumnya adalah penelitian lebih fokus pada balita umur 12-14 bulan.(Rahmandiani et al., 2019). Upaya pencegahan stunting yang konvergen dan terintegrasi sudah dilakukan sejak tahun 2017. Kementrian PPN/Bappenas telah meluncurkan



intervensi



pencegahan



terintegrasi



sebagai



upaya



pencegahan komprehensif dengan pendekatan multisektor dan metode untuk merubah kebiasaan individu, kelompok, dan masyarakat untuk mencapai derajat sehat yang maksimal, untuk mencapai kesehatan yang maksimal diperlukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan



latar



belakang



diatas



peneliti



tertarik



untuk



melakukan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting pada balita di desa jarit. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting pada balita di desa jarit.? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting pada balita di desa jarit. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Menganalisis pola asuh orang tua pada balita di desa jarit. 2. Menganalisis kejadian stunting pada balita di desa jarit.



5



3. Menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting pada balita di desa jarit. 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sumber dalam mengembangkan pelayanan kesehatan khususnya di bidang kebidanan sehingga dapat menjadi acuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan juga untuk mencocokkan teori yang ada dengan kejadian stunting di masyarakat. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Institusi Kesehatan Memberikan informasi bagi institusi kesehatan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita sehingga dapat melakukan upaya-upaya pencegahan untuk menurunkan prevalensi stunting pada balita. 2. Bagi Puskesmas Memberikan masukan bagi pemerintah sebagai pembuat kebijakan mengenai masalah stunting pada balita yang ada di wilayah puskesmas jarit. Selain itu, sebagai bahan penunjang dalam evaluasi program kesehatan yang berkaitan dengan masalah stunting yang telah dilaksanakan. 3. Bagi Bidan Penelitian ini dapat menjadi informasi bagi bidan sebagai pemberi



pelayanan



untuk



menyebarluaskan



informasi



dan



melakukan pencegahan pada ibu dan anak terkait masalah stunting.



6



4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan, masukan



dan



perbandingan



dalam



mengembangkan



dan



melakukan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting.



7



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Konsep Pola Asuh 2.1.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua Secara etiologi, pola asuh berarti bentuk, tata cara. Sedangkan asuh berarti merawat, menjaga, mendidik. Sehingga pola asuh berarti bentuk atau sistem dalam merawat, menjaga dan mendidik. Pola asuh orang tua adalah interaksi orang tua terhadap anaknya dalam hal mendidik dan memberikan contoh yang baik agar anak dapat kemampuan sesuai dengan tahap perkembangannya. (Notoatmodjo, 2016) Pola asuh orang tua merupakan segala bentuk dan proses interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak yang dapat memberi pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Interaksi orang tua dalam suatu pembelajaran menentukan karakter anak nantinya (Nursalam, 2017) 2.1.2 Tipe Pola Asuh Orang Tua Anak yang baru lahir belum memiliki karakter, melainkan temperamen. Temperamen merupakan dasar dari sebuah karakter, yang diasah melalui berbagai peristiwa seperti hubungan pertemanan dan persaudaraan atau cara belajar di sekolah. Namun, yang paling besar pengaruhnya adalah pola asuh orang tua di rumah. Menurut (Bella Amelia1, Veny Elita2, 2015) dikenal empat jenis pola asuh. Masingmasing memiliki dampak yang berbeda pada karakter anak :: 7



8



1. Pola Asuh Otoriter Pola asuh ini lebih mementingkan apa yang anak lakukan ketimbang mengapa anak melakukannya. Ciri utamanya adalah orang tua mendominasi dan memiliki kontrol yang besar pada anak. Ini terlihat dari banyaknya aturan dan batasan yang harus dipatuhi anak tanpa syarat. Mereka memiliki tuntutan dan ekspektasi yang tinggi pada anak-anak dan percaya bahwa cara seperti ini bisa membuat anak sukses dan berperilaku baik. Sayangnya, orang tua yang otoriter kerap kurang peduli dengan keinginan atau pendapat anak. Anak tidak punya pilihan sehingga tidak terdorong untuk membuat keputusan atau menunjukkan kemandirian. Jika aturan tak diikuti, anak akan mendapat hukuman. Karena terbiasa tak punya pilihan, anak cenderung sulit untuk berpikir kreatif terhadap suatu masalah. Ini membuat mereka mudah cemas jika sesuatu tidak berjalan semestinya. Bahkan saat frustrasi, kemarahan bisa meledakledak karena sulit membuat keputusan secara mandiri. Anakanak inilah yang biasanya menjadi agak “liar” saat kuliah atau berada jauh dari orang tua. Dalam hal hubungan interpersonal, anak-anak hasil pola asuh otoriter cenderung kurang terampil bersosialisasi dan berkomunikasi, serta mudah menarik diri dari pergaulan. Lebih jauh lagi, mereka juga cenderung menjadi otoriter kepada pasangan maupun setelah menjadi orang tua. (Bella Amelia1, Veny Elita2, 2015)



9



2. Pola Asuh otoritatif/ Demokratis Pola asuh otoritatif dianggap sebagai cara mengasuh anak yang terbaik. Orang tua yang seperti ini menganggap penting alasan di balik sikap atau perilaku anak sehingga mereka bersikap demokratis. Mereka mau mendengar pendapat dan memahami perasaan anak. Pada saat yang sama, ada pula batasan dan aturan tetapi dalam batas wajar. Disiplin diterapkan secara konsisten dengan cara yang suportif dan bukan bersifat menghukum. Sama seperti orang tua yang otoriter, orang tua yang



demokratis



juga



memiliki



ekspektasi



tinggi



pada



anakanaknya. Akan tetapi, mereka menyediakan sumber daya agar anak bisa mencapainya. Mereka pun berusaha menjadi teladan yang baik. Perbedaan lain, orang tua yang demokratis cenderung banyak berkomunikasi dan menjelaskan alasanalasan mengapa anak boleh atau tidak boleh melakukan sesuatu. Tidak sekadar “pokoknya”. Mereka pun mendorong kemandirian dengan memberi anak pilihan dan kesempatan untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan usianya. Anak juga akan mendapat pujian dan penghargaan jika menunjukkan sikap dan perilaku yang baik atau berhasil melakukan sesuatu. (Bella Amelia1, Veny Elita2, 2015) 3. Pola Asuh Permisif Pola



asuh



permisif



atau



memanjakan



(permissive/



indulgent) Pola asuh ini adalah lawan dari pola asuh otoriter. Ciri utamanya adalah orang tua menunjukkan sikap permisif atau



10



“serba boleh” dan tidak banyak menuntut. Mereka jarang mendisiplinkan, memberikan batasan atau aturan pada anak karena meyakini bahwa anak harus jujur terhadap dirinya sendiri. Dari luar, orang tua yang permisif lebih terlihat sebagai teman bagi anak. Memang orang tua memberikan banyak perhatian, kehangatan, dan interaksi. Namun, miskinnya aturan dan batasan akan mendorong anak untuk berbuat semaunya. Hanya mau memakan apa yang diinginkannya atau tidur sesuai kemauannya. Dalam jangka panjang, ini akan membuat anak bingung. Karena tidak pernah tahu batasan-batasan dalam bersikap dan berperilaku, mengontrol dan mengelola perasaan, anak kerap tidak tahu saat perilakunya tidak bisa diterima oleh orang lain, dan juga tidak tahu mengapa orang lain tidak menyukainya.(Setiadi, 2019) 2.1.3 Jenis-Jenis Pengasuhan 1. Pola Asuh oleh Orang Tua Sudah menjadi tugas orang tua untuk memberikan anak pengalaman yang dibutuhkan anak agar kecerdasannya berkembang sempurna. Ayah dan ibu memiliki peran yang sama dalam pengasuhan anak-anaknya. Namun ada sedikit perbedaan dalam sentuhan dari apa yang ditampilkan oleh ayah dan ibu. Peran ibu, antara lain : menumbuhkan perasaan sayang, cinta, melalui kasih sayang dan kelembutan seorang ibu, menumbuhkan kemampuan berbahasa dengan baik kepada anak, mengajarkan anak perempuan berperilaku sesuai jenis kelaminnya dan baik. Peran ayah, antara lain



11



: menumbuhkan rasa percaya diri dan berkompeten kepada anak, memumbuhkan untuk anak agar mampu berprestasi, mengajarkan anak untuk tanggung jawab (Rahmandiani et al., 2019) 2. Pola Asuh oleh Orang Tua Tunggal Menjadi orang tua tunggal membutuhkan tenaga ekstra dalam merawat anak. Orang tua tunggal dapat terjadi akibat perceraian atau perpisahan,



kematian pasangan, wanita tidak menikah yang



membesarkan anaknya sendiri, atau adopsi oleh pria atau wanita yang tidak menikah. Pola asuh dengan orang tua tunggal memiliki beberapa masalah yang dapat memengaruhi kesehatan anak-anak. Hidup dalam rumah tangga dengan orang tua tunggal dapat menimbulkan stress baik bagi individu dewasa dan anak-anak. Orang tua tunggal dapat merasa kewalahan karena tidak ada individu lain untuk berbagi tanggung jawab sehari-hari dalam mengatur asuhan anak-anak,



mempertahankan



pekerjaan,



menjaga



rumah



dan



keuangan. Pola asuh yang baik pada balita dapat dilihat pada praktik pemberian makanan yang bertujuan untuk mendapatkan zat-zat gizi yang cukup bagi pertumbuhan fisik dan mental anak. Zat gizi juga berperan dalam memelihara dan memulihkan kesehatan anak dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Aspek gizi juga mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang dan kecerdasan anak yang ditentukan sejak bayi, bahkan dalam kandungan (Femidio & Muniroh, 2020).



12



3. Pola Asuh dengan Kakek-Nenek Dalam kecendrungan



pola lebih



asuh



oleh



banyak



kakek-nenek, untuk



nenek



mengasuh



memiliki



sang



cucu



dibandingkan kakek. Penelitian secara konsisten telah menemukan bahwa nenek memiliki kontak yang lebih banyak dengan cucunya dibandingkan kakek. Peran kakek-nenek dapat memiliki fungsi yang berbeda dalam keluarga, kelompok etnis dan budaya, dan situasi yang berbeda. Keberagaman pengasuhan cucu pada usia lanjut juga timbul pada penyidikan debelumnya tentang bagaimana kakek-nenek berinteraksi dengan cucu mereka(Femidio & Muniroh, 2020) 4. Pola Asuh dengan Perawat Asuh Perawat asuh adalah situasi ketika anak diasuh dalam situasi hidup lain yang terpisah dari orang tua atau wali legalnya. sebagian besar anak-anak yang ditempatkan dalam perawat asuh telah menjadi korban penganiayaan atau pengabaian. Anak-anak dalam perawat asuh lebih cenderung memperlihatkan banyak masalah medis, emosi, perilaku atau perkembangan. Perhatian individual terhadap anak dalam perawatan asuh sangat penting. Pendekatan multidisiplin terhadap asuhan yang mencakup orang tua kandung, orang tua asuh, anak, professional layanan kesehatan, dan pelayanan pendukung sangat penting untuk memenuhi kebutuhan anak akan pertumbuhan dan perkembangan. Perawat memainkan peran penting dalam mendukung anak.(Bella et al., 2020)



13



2.2 Konsep Dasar Stunting 2.2.1 Definisi Stunting Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usiannya. Sedangkan definisi stunting menurut kementerian kesehatan (kemenkes) adalah anak balita dengan nilai zscorenya kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari 3SD (severety stunted) (Sekretariat Wakil Presiden RI, 2017) Stunting adalah kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan ia lebih pendek daripada teman seusianya. Banyak yang tidak tahu bahwa anak pendek adalah tanda dari adanya masalah pertumbuhan. Apalagi, jika stunting dialami oleh anak yang masih di bawah usia 2 tahun. Hal ini harus segera ditangani dengan cepat dan tepat. Pasalnya stunting adalah kejadian yang tak bisa dikembalikan seperti semula jika sudah terjadi.(Adam & Medong, 2022) Stunted adalah kondisi saat tinggi badan balita lebih pendek dari yang seharusnya bisa dicapai pada umur tertentu. Orang awam biasa menyebutnya pendek. Stunted adalah masalah kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Hal ini sering terjadi lantaran ketidaktahuan atau belum adanya kesadaran orang tua untuk memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan gizi anaknya. Selain asupan gizi yang kurang, seringnya anak sakit juga menjadi penyebab



terjadinya



gangguan



pertumbuhan.



Kesimpulan



dari



14



beberapa definisi diatas bahwa stunting adalah kondisi gagalnya pertumbuhan tinggi badan balita sehingga lebih pendek dari umurnya menurut standar baku WHO, yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi yang cukup lama pada balita. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi (MCA, 2017). 2.2.2 Klasifikasi Stunting Penilaian status gizi balita yang paling sering dilakukan adalah dengan cara penilaian antropometri. Secara umum antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energy.(Kemenkes RI, 2018) Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang dinyatakan dengan standar deviasi unit z (Z- score) (Kemenkes RI, 2018)Untuk mengetahui balita stunting atau tidak indeks yang digunakan adalah indeks panjang badan/tinggi badan menurut umur. Tinggi badan merupakan parameter antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan tulang. Tinggi badan menurut umur adalah ukuran dari pertumbuhan linear yang dicapai, dapat digunakan sebagai indeks status gizi atau kesehatan masa lampau.(Kemenkes RI, 2018)



15



Menilai status gizi anak dapat menggunakan tinggi badan dan umur yang dikonversikan ke dalam Z-Score. Penilaian status gizi dilakukan dengan pemeriksaan status gizi kemudian membandingkan dengan nilai Z-Score. Masingmasing indikator tersebut ditentukan oleh status gizi balita sebagai berikut. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikastor TB/U : 1. Sangat pendek : Zscore < -3,0 2. Pendek : Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0 3. Normal : Zscore ≤ -2,0 (Trihono, 2015) 2.2.3 Indikator Status Gizi Indikator status gizi berdasarkan indeks TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama. Misalnya : kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat, dan asupan makanan kurang pada waktu lama sejak usia bayi, bahkan semenjak janin, sehingga mengakibatkan anak menjadi pendek (Mustika & Syamsul, 2018). 2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stunting Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik. Faktor lainnya yang menyebabkan stunting adalah Pendidikan ibu mengenai gizi, pemberian ASI ekslusif, umur pemberian MP-ASI, riwayat penyakit infeksi, tingkat kecukupan zink, tingkat kecukupan zat besi. Selain itu, rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk akses sanitasi dan air bersih menjadi



16



salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan anak. (Kemenkes RI, 2018) 2.2.5 Dampak Stunting Dampak buruk yang dapat ditimbulkan jika balita mengalami stunting berupa jangka panjang dan jangka pendek. Jangka panjang yang akan terjadi adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit tidak menular seperti penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua. Jangka pendek yang akan terjadi adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Kesemuanya itu akan menurunkan kualitas sumber daya manusia, produktifitas, dan daya saing bangsa.(Kemenkes RI, 2018) 2.3 hubungan hubungan pola asuh orang tua terhadap kejadian stunting pada balita Kondisi pola asuh yang diberikan oleh ibu memiliki hubungan dengan kejadian stunting. Penelitian Kullu, dkk. (2018) mengemukakan bahwa ada hubungan antara pola asuh ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Pola asuh memiliki peran dalam kejadian stunting pada balita karena asupan makanan pada balita sepenuhnya diatur oleh ibunya. Ibu dengan pola asuh baik akan cenderung memiliki balita dengan status gizi yang lebih baik dari pada ibu dengan pola asuh yang kurang baik. Hal ini senada dengan Rahmayana (2014) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola



17



asuh ibu yang berupa praktik pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 Di seluruh dunia sekitar 30% anak dibawah lima tahun yang mengalami stunting merupakan konsekuensi dari praktik pemberian makan yang buruk dan infeksi yang berulang. Hal ini sesuai dengan pendapat Hutagalung dalam penelitiannya mengenai fakor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita, bahwa peran keluarga terutama ibu memiliki peran sangat penting yang berkaitan dengan pola asuh pemberian



makan



dalam



upaya



pengasuhan



anak.



Dalam



kesehariannya seringkali pola asuh pemberian makan yang dilakukan seorang ibu bertentangan dengan yang seharusnya dilakukan, dengan pola asuh pemberian makan yang tepat maka status gizi anak akan menjadi lebih baik, hal ini dimungkinkan karena anak akan mendapatkan asuhan zat gizi yang baik sesuai dengan tingkat kebutuhannya yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Penelitian Putri (2018) mengemukakan bahwa ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan status gizi balita. Peneliti memaparkan bahwa status gizi balita salah satunya dipengaruhi oleh praktek pola asuh ibu. Pengasuhan anak merupakan salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak, anak yang tidak di asuh dengan baik, misalnya kebutuhan gizi anak kurang diperhatikan, sangat mempengaruhi kesehatan fisiknya. Pola asuh orang tua menjadi sangat penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan anak baik secara fisik maupun psikis. Bukan hanya tuntutan yang diberikan oleh orang tua kepada anak, tetapi orang tua juga mendorong dan



18



memotivasi anak untuk hal-hal yang positif buat anak yang nantinya akan sangat berguna untuk masa yang akan datang buat si anak (Putri, 2018).



19



BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS



3.1 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep atu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2019). Adapun kerangka konsep dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : Faktor yang mempengaruhi pola asuh: 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Pengetahuan 4. Informasi pendidikan anak



Pola asuh orang tua



Pola asuh orang tua: 1. Pola asuh otoritatif 2. Pola asuh demokrasi 3. Pola asuh permisif



Keterangan : Variabel yang diteliti



Kejadian stunting



Indikator yang mempengaruhi stunting pada bayi 1. Pendidikan ibu mengenai gizi, 2. pemberian ASI ekslusif, umur pemberian MP-ASI, 3. riwayat penyakit infeksi, 4. tingkat kecukupan zink, 5. tingkat kecukupan zat besi. 6. rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan 7. akses sanitasi dan air bersih



Variabel yang tidak diteliti Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Jarit.



Pola asuh merupakan salah satu faktor tidak langsung yang berhubungan dengan status gizi anak termasuk stunting. Ibu dengan pola asuh baik akan cenderung memiliki balita dengan status gizi yang lebih baik 19



20



dari pada ibu dengan pola asuh yang kurang baik. Faktor yang mempengaruhi pola asuh, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, dan Informasi pendidikan anak. Pola asuh orang tua sangat sedikit dilakukan penelitian sedangkan pola asuh memiliki kontribusi sangat penting dengan kejadian stunting, pola asuh orang tua menjadi sangat penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan anak baik secara fisik maupun psikis, pola asuh juga memegang peranan penting terhadap terjadinya gangguan pertumbuhan pada balita karena asupan makanan pada balita sepenuhnya diatur oleh ibunya. Indikator yang mempengaruhi stunting pada bayi, Pendidikan ibu mengenai gizi, pemberian ASI ekslusif, umur pemberian MPASI, riwayat penyakit infeksi, tingkat kecukupan zink, tingkat kecukupan zat besi. rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan dan akses sanitasi dan air bersih.



3.2 Hipotesis Hipotesis



merupakan



jawaban



sementara



terhadap



rumusanmasalah penelitian, dimana rumusan masalah tersebut telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori(Saryono, 2019). Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Hipotesis alternatif (Ha) : Ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Jarit.



21



BAB 4 METODE PENELITIAN Metode



Penelitian



adalah



suatu



proses



untuk



memperoleh



pengetahuan. Dalam bab ini diuraikan secara rinci tentang desain penelitian, kerangka kerja (frame work), populasi dan sampel, variabel penelitian, lokasi dan waktu penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, pengumpulan data, analisa data, dan etika dalam melakukan penelitian. 4.1



Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap



pertanyaan



penelitian(Setiadi,



2019).



Penelitian



ini



merupakan penelitian kuantitatif, desain penelitian digunakan diskriptif korelasi yaitu rancangan penelitian yang bermaksud untuk mencari hubungan 2 variabel. Pengumpulan



data



penelitian



menggunakan



angket



/kuesioner, melalui pendekatan cross sectional. Penelitian ini di lakukan dengan membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek, dengan cara pengumpulan data sekaligus pada satu saat.



21



22



4.2



Kerangka Kerja Penelitian Kerangka kerja adalah pentahapan atau langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (kegiatan sejak awal-akhir penelitian) (Nursalam, 2017). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Jarit.



Populasi : Semua ibu dan balita yang melakukan kunjungan posyandu di desa jarit sebanyak 45 responden



Sampel : Semua ibu dan balita yang melakukan kunjungan posyandu di desa jarit sebanyak 45 responden



Teknik Sampling : Total Sampling



Desain Penelitian : Cross Sectional



Teknik Pengumpulan Data dengan Kuesioner



Pengolahan Data : Editing, Coding, Skoring, Tabulating



Analisis Data : Univariat dan Bivariat



Kesimpulan : P Value < α 0,05 terjadi Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Jarit.



Gambar 4.1 Kerangka kerja Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Jarit



23



4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Populasi adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang memenuhi kriteria yang telah di tetapkan(Nursalam, 2017).Populasi dalam penelitian ini adalah Semua ibu yang mempunyai anak balita yang melakukan kunjungan posyandu di Desa Jarit bulan Juli sebanyak 45 responden.



4.3.2



Teknik Sampling Sampling



atau



Pengambilan



sampel



adalah



proses



menyeleksi dari populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar



memperoleh



sampel



yang



benar-benar



sesuai



dengan



keseluruhan setiap penelitian (Nursalam, 2017). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 orang dalam waktu satu bulan. 4.3.3



Sampel Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel terdiri dari



bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai subyek penelitian



melalui



sampling



(Nursalam,



2017).



Sampel



yang



digunakan dalam penelitian ini adalah Semua ibu yang melakukan kunjungan posyandu di desa jarit sebanyak 45 responden.



4.4 Variabel Penelitian Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai



24



beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) (Nursalam, 2017).Variabel mengandung pengertian ukuran, sifat atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2016).Variabel dalarn penelitian ini yaitu terdiri variabel independen dan dependen. 1. Variabel independen merupakan variabel menjadi sebab timbulnya atau



berubahnya



variabel



dependen



atau



disebut



variabel



bebas(Saryono, 2019). Variabel independen pada penelitian ini adalah pola asuh. 2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen atau disebut juga variabel terikat(Saryono, 2019). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian stunting



4.5 Lokasi dan Waktu Penelitiaan 4.5.1 Lokasi Penelitian Penelitian di lakukan di wilayah Puskesmas Candipuro Desa Jarit Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang



4.5.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2022



4.6 Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat



25



terhadap suatu objek atau fenomena(Hidayat, 2017) Tabel definisi operasional Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Jarit sebagai berikut: Variabel Independe nt Variabel : pola asuh



Dependent Variable kejadian stunting



Definisi Operasional Perilaku orang tua dalam mengasuh balita



balita dengan status gizi yang berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umurnya bila dibandingkan dengan standar baku WHOMGRS nilai z scorenya