Reproduksi Sapi Jantan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM REPRODUKSI TERNAK ORGAN REPRODUKSI SAPI JANTAN



Di Susun Oleh : Egi Candra Suhara Putra (24032118029)



PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GARUT 2020 1



KATA PENGANTAR Kami panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, dan berkatnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktiku tentang organ reproduksi sapi jantan dengan tepat waktu. Laporan praktikum ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................ 1 1.3. Maksud Dan Tujuan ............................................................................ 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 2 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6.



Testis ................................................................................................... 2 Epidudymis ......................................................................................... 3 Vas Deferns ......................................................................................... 3 Penis .................................................................................................... 4 Kelenjar Vesicular (Vesicula Seminalis) ............................................ 4 Kelenjar Bulbourethral Atau Cwoper ................................................. 5



BAB III BAHAN, ALAT DAN PROSEDUR KERJA ................................ 6 3.1. Bahan Dan Alat ................................................................................... 6 3.2. Prosedur Kerja .................................................................................... 6 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 7 4.1. Hasil .................................................................................................... 7 4.2. Pembahasan......................................................................................... 7 BAB V PENUTUP .......................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reproduksi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Hal ini juga bertujuan agar keseimbangan alam tetap terjaga. Usaha peternakan (animal farming) merupakan sector ekonomi yang penting baik di negara beriklim sedang maupun di negara-negara tropis di dunia. Terdapat perbedaan yang cenderung semakin membesar antara meningkatnya populasi (penduduk) dunia dan kemampuan bumi untuk memproduksi makanan, yang kecepatan peningkatannya kurang dari kecepatan pertumbuhan populasi. Akibatnya pasokan makanan perkapita menurun. Namun isu disini yang paling penting adalah peranan peternakan. Dengan meningkatnya standar hidup maka konsumsi produk-produk peternakan pun meningkat. Oleh karena itu, peternak sebisa mungkin harus dapat meoptimalkan kemampuan dari hewan ternaknya. Keberhasailan usaha perbaikan peternakan dan peningkatan populasi ternak tidak dapat dicapai hanya dengan bantuan material dan biaya dari pemerintah tetapi harus ditunjang pula oleh pengerian, pengetahuan, dan ketermapilan semua pihak yang berkecimpung dalam usaha pengembangan produksi peternakan, baik perencana dan pelaksana, maupun calon-calon perencana dan peternaknya sendiri, khususnya dalam bidang reproduksi dan inseminasi buatan. 1.2. Identifikasi Masalah Adapun rumusan masalah dalam laporan praktikum ini adalah : 1. Apa saja organ reproduksi sapi jantan ? 2. Apa saja fungsi dari organ reproduksi sapi jantan ? 1.3. Maksud Dan Tujuan 1. Mahasiswa dapat memahami anatomi organ reproduksi ternak jantan 2. Mahasiswa dapat memahami struktur dan letak masing-masing organ reproduksi jantan 3. Mahasiswa dapat memahami fisiologi dari masing-masing organ reproduksi ternak jantan



1



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Reproduksi hewan jantan adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan seluruh tubuh hewan itu. Sistem reproduksi akan berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin. Setelah mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai berkembang dan proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun betina. Organ reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas tiga komponen; (a) organ kelamin primer, yaitu gonad jantan, dinamakan testis testiculus (jamak: testes atau testiculae), disebut juga orchis didymos, (b) sekelompok kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap kelenjar-kelenjar vesikularis, prostata dan cowper, dan saluran-saluran yang terdiri dari epididimis dan vas deferens, dan (c) alat kelamin luar atau organ kopulatoris yaitu penis ( Toelihere, 1993) 2.1. Testis Testes sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu: 1. mengahasilkan spermatozoa atau sel-sel kelamin jantan, dan 2. mensekresikan hormon kelamin jantan, testosteron. Spermatozoa dihasilkan dalam tubuli seminiferi atas pengaruh FSH (Follicle Stimulating Hormone), sedangkan testosteron diproduksi oleh sel-sel intertitial dari Leydig atas pengaruh ICSH (Intertitial Cell Stimulating Hormone) (Toelihere, 1979). Struktur-struktur testis meliputi; Tunika albuginea merupakan pembungkus langsung testis Licin karena banyak mengandung pembuluh syaraf dan darah, Septum testis, Tubulus seminiferus merupakan tabung (saluran) kecil panjang berkelok-kelok dan merupakan isi dari Lobulus, Rete testis merupakan saluran penghubung antara epididimis dengan Lobulua, Ductus efferentis, Caput Epididimis membentuk suatu tonjolan dasar dan agak berbentuk mangkuk yang dimulai pada ujung proximal testis, Corpus Epididimis bagian bawah terentang ke bawah sejajar dengan jalannya vasdeferens menjalar terus hampir melewati testes dibagian bawah teats epididimis membelok ke atas, Cauda epididimis merupakan bagian epididimis yang terletak pada bagian bawah testis yang membelok ke atas, Vasdeferens terentang dari ekor epididimis sampai urethra (Toelihere 1979, Marawali 2001).



2



2.2. Epididymis Epididimis, suatu pembuluh yang timbul dari bagian dorsal testis berasal dari duktus efferensia, terdiri dari 3 bagian: kepala, badan dan ekor (Salisbury, 1985). Kepala (caput epididymis) membentuk suatu penonjolan dasar dan agak berbentuk mangkok yang dimulai pada ujung proximal testis. Umumnya berbentuk U, berbeda-beda dalam ukurannya dan menutupi seluas satu pertiga dari bagian-bagian testis (Toelihere, 1979). Corpus epididimis (badan epididimis): bagian badan terentang lurus ke bawah, sejajar dengan jalannya vasdeferens, menjalar terus hampir melewati testes, dibagian bawah testes epididimis membelok ke atas. Cauda epididimis (ekor epididimis): merupakan bagian epididimis yang terletak pada bagian bawah testes yang membelok ke atas. Pada hewan hidup cauda epididimis terlihat berupa benjolan di bagian ujung bawah testes dan dapat diraba (Marawali, 2001). Lumen epididymis hanya dilapisi oleh satu macam sel yaitu sel berambut silia yang tidak bergerak. Karena silianya tidak bergerak maka sel-sel ini disebut stereo silia (Sukra, 2000). 2.3. Vas Deferns Vas deferens atau ductus deferens mengangkut sperma dari ekor epididimis ke urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisme pengangkutan semen waktu ejakulasi. Diameternya mencapai 2 mm dan konsistensinya seperti tali (Toelihere, 1979. Marawali, 2001). Salisbury (1985), menyatakan, vas deferens berasal dari epididimis dan berjalan dari titik terendah testis ke atas dan bersama dengan tali spermaticus melewati cincin inguinalis dan di tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari pembuluh darah arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali spermaticus tersebut. Vas deferens akan masuk ke dalam ruang abdominalis. Mengandung sel epitel yang berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan urat daging yang membujur dan melingkar, dan dibungkus oleh selaput peritoneum. Dekat kepala epididimis, vas deferens menjadi lurus dan bersama-sama buluh-buluh darah dan lymphe dan serabut-serabut syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui canalis inguinalis ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens, yang terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal dan membesar membentuk ampullae ductus efferentis (Toelihere, 1979). Ampula pada sapi panjangnya 10 sampai 14 cm, diameter 1.0 sampai 1.5 cm dan pada kuda panjagnya 15 sampai 24 cm dan diameternya 2 – 2.5 cm, sedangkan pada anjing dan kucing tidak terdapat ampula dan pada babi kecil (Marawali, 2001).



3



Sperma diangkut dari ekor epididimis ke ampula di bantu dengan gerakan peristaltik vas deferens. Kelenjar-kelenjar vesikularis mengahasilkan fruktosa dan asam sitrat. Ampula dapat diurut secara manual untuk memperoleh semen (Toelihere 1979, Marawali 2001). Vas deferens atau ductus deferens mengangkut sperma dari ekor epididimis ke urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisme pengangkutan semen. Pada saat praktikum, untuk mengamati gambaran eksternal dari testis dinding yang mengandung otot-otot licin tersebut di kupas sampai testis terlihat dan Salisbury (1985), menyatakan, vas deferens bersal dari epididimis dan berjalan dari titik terendah testis ke atas dan bersama dengan tali spermaticus melewati cincin inguinalis dan di tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari pembuluh darah arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali spermaticus tersebut. Vas deferens akan masuk ke dalam ruang abdominalis. Mengandung sel epitel yang berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan urat daging yang membujur dan melingkar, dan dibungkus oleh selaput peritoneum. Dekat kepala epididimis, vas deferens menjadi lurus dan bersamasama buluh-buluh darah dan lymphe dan serabut-serabut syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui canalis inguinalis ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens, yang terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal dan membesar membentuk ampullae ductus efferentis (Toelihere, 1979). Ampula pada sapi panjangnya 10 sampai 14 cm, diameter 1.0 sampai 1.5 cm dan pada kuda panjagnya 15 sampai 24 cm dan diameternya 2 – 2.5 cm, sedangkan pada anjing dan kucing tidak terdapat ampula dan pada babi kecil (Marawali, 2001). 2.4. Penis Penis adalah organ seksual jantan yang dibungkus oleh kulit yang disebut kalup (prepusium). Lapisan dalam kalup disuplai dengan kelenjar keringat yang mengeluarkan smegma. Uretra pada hewan jantan adalah tabung mukoid yang memanjang mulai dari kandung kemih ke bagian depan penis. Penis terdiri dari akar, badan dan ujung bebas yang berakhir pada glans penis. Badan penis terdiri dari corpus cavernosum penis yang relatif besar dan diselaputi selubung fibrosa tebal berwarna putih, tunica albuginea. Dibagian ventral terdapat corpus cavernosumyaitu suatu struktur yang relatif lebih kecil mengelilingi uretra (Sukra, 2000). 2.5. Kelenjar Vesicular (Vesicula Seminalis) Kelenjar ini di sebut juga sebagai kelenjar Vesicula Seminalis yang merupakan sepasang kelenjar yang mempunyai lobuler, mudah dikenali karena



4



mirip segerombol anggur, berbonggol – bonggol. Vesicula seminalis adalah sepasang kelenjar yang biasanya bermuara dengan duktus deferens melalui bermacam-macam duktus ejakulatori ke dalam uretra pelvis kemudian ke kaudal leher kantong kancing (Frandson, 1993). Pada postmortem zat cair yang dihasilkan kelenjar ini berupa cairan yang agak kental dan lengket mengandung potasium, asam citrat, fruktose, dan beberapa macam enzim. Sekresi kelenjar ini merupakan 50% dari volume total dari satu ejakulasi yang normal. (Sukra, 2000). 2.6. Kelenjar Bulbourethral atau Cwoper Kelenjar bulborethal terdiri sepasang kelenjar yang terletak sepanjang uretra, dekat dengan titik keluarnya uretra dari ruang pelvis, letaknya lebih kaudal lagi dari kelenjar prostat. Baik kelenjar prostat maupun Cowpers terbentuk dari lobuli dan tiap-tiap lobuli berbentuk tabung. Tiap lobule dipisahkan dari yang lain oleh susatu dinding pemisah yang mengandung serabut-serabut urat daging. Sebelum kopulasi, sering terlihat adanya tetesan-tetesan cairan dari penis yang berasal dari kelenjar Cowper (Sukra, 2000).



5



BAB III ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA 3.1. Alat Dan Bahan 3.1.1. Bahan 1. Organ reproduksi jantan 3.1.2. Alat 1. Nampan 3.2. Prosedur Kerja 1. Siapakan organ reproduksi sapi jantan 2. Letakan organ reproduksi sapi jantan di atas nampan 3. Lalu organ reproduksi siap di amati



6



BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN 4.1.



Hasil 4.1.1. Organ Reproduksi Sapi Jantan 1. Testis 2. Epididymis 3. Ductus Deferen 4. Urethra 5. Penis 6. Kelenjar Vesikularis 7. Kelenjar Prostata



4.2. Pembahasan 1. Testis Fungsi testis ada dua macam: yang menghasilkan hormon seks jantan disebut androgen, dan yang menghasilkan gamet jantan disebut sperma. 2. Epididymis Terdiri dari tiga bagian yaitu caput epididymis atau kepala epididymis, corpus epididymis atau badan epididymis, dan cauda epididymis atau ekor epididymis. Ketiga bagian ini mempunyai fungsi yang berbedada, caput berfungsi sebagai tempat memasakan spermatozoa, corpus berfungsi sebagai transpor atau pengangkutan spermatozoa, cauda berfungsi sebagai tempat penimbunana spermatozoa. 3. Ductus Deferen Ductus deferen merupakan saluran sperma lanjutan dari cauda epididymis sampai ke urethra.



7



4. Ampula Ductus Deferen Ampula ductus deferen adalah ductus deferen an kedua testes setelamelalui canalisinguinalis sampai atas kandung kemih yang lambat laun menjadi membesar. 5. Urethra Urethra adalah saluran dari tempat bermuaranya Ampula ductus deferen sampai ujung penis. berfungsi sebagai tempat lewatnya urine dan semen. 6. Kelenjar Vesikularis Kelenjar vesicularis berjumlah sepasang yang terletak di kanan-kiri ampula duktus deferens. Pada ruminansia kelenjar ini besar dan susunannya berlobuslobus. Saluran keluar dari kelenjar ini bermuara ke dalam urethra. 7. Kelenjar Prostata Pada sapi kelenjar prostata berjumlah sepasang, berbentuk bulat dan tidak berlobus. Kelenjar prostata terdiri dari 2 bagian, badan prosatata dan prostata yang cryptik. 8. Penis Penis merupakan organ kopulatoris pada hewan jantan, mempunyai funsi ganda yaitu pengeluaran urine dan peletakan semen ke dalam saluran reproduksi hewan betina. Penis berbentuk silinder panjang dan bersifat fibroelastik atau kenyal. Penis terdiri dari akar atau pangkal, badan penis dan ujung penis atau gland penis.



8



BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1. Secara anatomi organ reproduksi jantan terdiri dari oragan reproduksi primer dan organ reproduksi sekunder. Organ reproduksi primer yaitu testis uang terletak di dalam skrotum. Organ reproduksi sekunder yaitu epididmis , vas deferens, ampulla, kelenjar-kelenjar pelengkap, uretra, dan penis. 2. Testis berfungsi menghasilkan spermatozoa dan hormone testosterone. Epididimis berfungsi sebagai engangkutan, konsentrasi, maturasi , dan penyimpanan. Vad deferens berfungsi mengangkut spermatozoa ke uretra. Ampulla berfungsi sebagai tempat sekresi kelenjar, kelenjar vasikularis berfungsi sebagai pemberi nutrisi spermatozoa, kelenjar prostat sebagai buffer dan pemberi aroma , kelenjar cowper sebagai pembersih saluran dari sisa-sisa kotoran urin. Uretra berfungsi sebagai saluran semen dan urin. Penis berfungsi sebagai alat kopulasi.



9



DAFTAR PUSTAKA Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. Alfabetha:Bandung. Frandson, R. D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak (Terjemahan). Edisi ke empat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Lestari, Lara A. P. 2013. Struktur Anatomi dan Histologi Organ-Organ Reproduksi. Skripsi. Program studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Toilehere, M.R. 1993. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Angkasa:Bandung. Salisbury, G. W. dan N. L. VanDenmark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan Pada Sapi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Pedoman Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak. Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan.



10