Resensi Buku Generasi Z [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Judul Buku : Generasi Z “Memahami Karakter Generasi Baru yang Akan Mengubah Dunia Kerja” Penulis : David Stillman dan Jonah Stillman Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2018 Jumlah Hal. : 269 hal.



GENERASI Z “Memahami Karakter Generasi Baru yang Akan Mengubah Dunia Kerja” Dunia kerja sekarang sudah mengalami perkembangan yang sangat cepat, apalagi adanya Revolusi Industri 4.0 yang sedang hangat-hangatnya menjadi perbincangan banyak orang. Revolusi Industri 4.0 merupakan segala hal yang yang berkaitan dengan teknologi yang canggih dan serba online. Dunia kerja saat ini masih di dominasi oleh generasi X dan Generasi Y atau Millenial, dan 10 tahun ke depan generasi baru yaitu generasi Z akan mendominasi pekerjaan-pekerjaan di perusahaan maupun di pemerintahan. Oleh karena itu perusahaanperusahaan jangan pernah menyamakan generasi Z dengan generasi sebelumnya yaitu generasi Millenial atau Y, karena kharakteristik mereka dalam pekerjaan sangatlah berbeda. Buku ini Buku ini ditulis oleh seorang ayah (David Stillman) dan anaknya yang berusia 17 tahun (Jonah Stillman). David Stillman adalah sosok yang mewakili generasi X, sementara Jonah Stillman mewakili generasi Z. Buku ini akan lebih menitikberatkan tentang kharakteristik Jonah sebagai generasi Z yang mewakili para generasinya dalam pekerjaan.



Siapa itu Generasi X, Generasi Y atau Millenial, dan Generasi Z Generasi menurut Kupperschmidt adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan tahun lahir, umur, lokasi, dan juga pengalaman historis atau kejadian-kejadian dalam individu tersebut yang sama dan memiliki penagruh signifikan dalam fase pertumbuhan mereka. Pada dasarnya setiap generasi ini dibedakan berdasarkan lingkungan dan pengalaman mereka dalam pekerjaan. Lebih jauh buku ini menjelaskan perbedaan-perbedaan setiap generasi berdasarkan tahun kelahiran mereka, bisa dilihat dibawah ini;  Generasi Traditionalist lahir sebelum 1946  Generasi Baby Boomer lahir antara tahun 1946-1964  Generasi X lahir antara tahun 1965-1979  Generasi Y atau Millennial lahir antara 1980-1994  Generasi Z lahir antara 1995-2012 Generasi-generasi tersebut pasti akan mempunyai perbedaan yang mencolok dalam perilaku mereka pada pekerjaan, oleh karena itu perusahaan harus mampu membedakan perhatian di setiap generasinya. Dalam buku ini nantinya akan lebih jauh membahas tentang bagaimana sifat-sifat dan



kharakteristik yang dimiliki oleh generasi Z dalam dunia pekerjaan, yang dalam hal ini diwakili oleh Jonah Stillman. Pengalaman sebelumnya dalam dunia kerja perbandingan antara generasi X dan Y pernah mengalami suatu kegagalan. Perusahaan menganggap sifat dari generasi Y sama dengan generasi X, ternyata sangat berbeda kharakteristiknya dalam dunia kerja. Untuk saat ini antara generasi Y dan Z juga berbeda sehingga harus dibedakan. Dalam buku ini nantinya akan dibedakan beberapa hal tentang kharakteristik dan sifat dari generasi Z yang nantinya bisa membantu perusahaanperusahaan dalam mengelola generasi Z dalam pekerjaan. Buku ini menjelaskan ada 7 ciri-ciri dari generasi Z apabila dibandingkan dengan generasi sebelumnya yaitu generasi Y atau Millenial, yaitu sebagai berikut;



Figital (Phygital) Gabungan antara Physical dan Digital Generasi Z adalah generasi pertama yang lahir ke dunia di mana segala aspek fisik (manusia dan tempat) ekuivalen digital, yaitu anatara dunia nyata dan dunia virtual saling tumpang tindih. Dunia kerja biasanya lambat beradaptasi terkait dengan hal-hal digital. Bagi generasi Z kecanggihan teknologi suatu perusahaan akan berdampak terhadap keputusan mereka bekerja di perusahaan tersebut. Ketika perusahaan itu tidak mempunyai fasilitas terkait dengan teknologi maka kalau generasi Z sudah bekerja di perusahaan tersebut pasti tidak akan lama bekerja di tempat itu, sebaliknya kalau fasilitasnya tinggi maka mereka akan lebih loyal terhadap pekerjaan dan perusahaan tersebut.



Hiper-Kustomisasi Karena hidup di dunia maya yang sangat cair, gen Z selalu ingin memiliki identitas unik yang membuatnya tidak larut dalam lautan massa. Mereka tidak menyukai produk standar dan seragam. Mereka mengkostumisasi apapun, mulai daftar lagu, film, logo, dan sebagainya. Dalam dunia kerja, gen Z juga menginginkan kustomisasi nama jabatan dan deskripsi pekerjaan dibandingkan nama dan deskripsi standar yang selama ini ada. Dalam dunia kerja generasi Z mempunyai tingkat fleksibiltas sangat tinggi, meraka tidak ingin disekat-sekat dalam pekerjaannya, contohnya misalnya passsion generasi Z adalah fotografi tapi generasi Z tidak mendaftar sebagai fotografer, jadi mereka ingin pekerjaannya itu masih berkaitan dengan fotografi.



Realistis Sebagai sosok yang mengalami kekhawatiran usai peristiwa serangan teroris 11/9 dan krisis ekonomi, generasi Z cenderung bersikap pragmatis. Mereka berhitung apakah perlu kuliah atau tidak berdasarkan rasionalitas kepentingan mereka. Demikian juga pilihan-pilihan berkaitan dengan pekerjaan. Sosok realistis ini bisa didapatkan melalu didikan dari generasi X yang memang skeptis dan selalu berpikiran negatif dalam mendidik generasi Z. Sifat realistis salah satunya bersifat pasrah dengan apa yang diterima, karena sebagian besar generasi Z pada saat menjalani pendidikan sudah khawatir mereka akan kerja apa, sehingga mereka lebih menerima pekerjaan apapun yang penting dapat gaji dan bisa memulai dari bawah dalam pekerjaannya.



FOMO (Fear of Missing Out) Dengan perubahan di linimasa yang terus mengalir, generasi Z selalu khawatir ketinggalan informasi. Mereka takut tidak update, ketinggalan gosip, isu terbaru, dan menjadi tidak relevan di kalangan teman-temannya. Dalam konteks dunia kerja, generasi Z selalu ingin mendorong perusahaan terlibat pada hal-hal baru yang sedang menjadi isu yang diperbincangkan. Oleh karena itu dalam hal pengetahuan atau perkembangan yang kekinian generasi Z bisa diandalkan dan mereka akan



semangat untuk berkomentar terhadap hal-hal yang memang membuat penasaran. Dalam hal dunia kerja ada beberapa hal yang negatif terkait dengan FOMO ini yaitu kurang fokusnya mereka dalam bekerja sehingga sangat berpengaruh dengan kualitas dan kinerja generasi Z. Hal tersebut bisa dijadikan pertimbangan bagi pimpinan dalam hal memberikan jobdesk bagi generasi Z. sebagian besar generasi Z tertarik dengan situasi yang memungkinkan mereka memiliki peran ganda di satu kantor.



Weconomist Dalam dunia kerja kharakteristik dari generasi Z sebagian besar sangat peduli dengan keadaan ekonomi dan segala hal yang berkaitan dengan sosial. Apabila sebuah perusahaan itu mempunyai tingkat kepedulian sosial yang rendah bisa dipastikan mereka tidak akan mau menerma untuk bekerja di perusahaan tersebut, sebaliknya apabila perusahaan mempunyai tingkat kepedulian soasial yang tinggi 85 persen pasti generasi Z sangat antusias bekerja di tempat tersebut. Pada saat bertumbuh, generasi Z telah hidup dengan fasilitas platform ekonomi yang memungkinkan berbagi, seperti Uber, AirBnB, dan lain-lain. Mereka selalu ingin mencari jalan untuk terus memanfaatkan sumber daya bersama tanpa harus melakukan investasi besar. Dalam dunia kerja, sikap gen Z yang terbiasa dengan kolaborasi massal membuat mereka memiliki harapan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan filantropis untuk menunjukkan kepedulian pada dunia.



DIY (Do It Yourself) Generasi Z merupakan generasi yang bisa sendiri melakukan hal apapun. Bertumbuh dengan You Tube, yang dapat mangajari mereka melakukan apa saja, dan generasi Z yakin mereka bisa melakukan sendiri tanpa ajaran atau pendidikan dari orang lain atau lembaga. Sifat dan sikap tersebut banyak dipengaruhi oleh orang tuanya yaitu generasi X yang selalu mendidik untuk tidak mengikuti hal-hal yang bersifat tradisional atau tidak modern. Hal negatif yang terjadi yaitu kerja sama atau kolaborasi yang sudah pondasinya sudah dibangun oleh generasi sebelumnya akan terbentur dengan sifat generasi Z yang lebih suka melakukan suatu hal itu sendiri. Hal tersebut membutuhkan pimpinan yang memang sangat memahami kharakteristik generasi Z sehingga mereka akan mengarahkan pekerjaan yang sesuai dengan sifat mereka.



Terpacu Pengalaman mereka yang tumbuh saat orangtua mengalami krisis ekonomi membuat generasi Z lebih kompetitif dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka ingin menjadi bagian dari tim pemenang, bukan pecundang dan menginginkan bekerja di perusahaan pemenang. Generasi Z akan siap untuk mengerahkan segala kemampuan mereka pada pekerjaannya, sehingga hal tersebut akan sangat membantu dalam kinerja perusahaan. Satu perbedaan besar antara generasi Y dan generasi Z adalah generasi Z lebih kompetitif. Dalam survei menyebutkan 72 persen generasi Z mengatakan mereka sangat kompetitif dengan melakukan pekerjaan yang sama. Kalau generasi Y lebih menujukkan sifat kolaborasi dalam sebuah pekerjaan sedangkan generasi Z walaupun mereka berkolaborasi tapi mereka juga berkompetisi dalam kolaborasi tersebut. Dalam buku ini nantinya akan menjelaskan lebih detai tentang ciri-ciri yang dimiliki oleh generasi Z, yang di dalamnya akan lebih banyak berisi tentang pengalaman-pengalaman Jonah Stillman dalam dunia kerja. Satu generasi baru generasi yang bersifat digitalisasi baru mulai menyerbu dunia kerja, tapi sepertinya hal tersebut belum diperbincangkan oleh sebagian perusahaan. Buku ini sangat direkomendasikan bagi siapapun yang ingin mengetahui dan memahami karakter dan sifat dari generasi-generasi. Ada kekurangan yang dijadikan pertimbangan



terkait dengan buku ini yaitu pengalaman dan lingkungannya lebih menitikberaktan pada negara Amerika bukan spesifik di Indonesia. Tapi hal tersebut adalah sebagian kecil kekurangan dari buku ini, lebih besarnya generasi Z dimanapun tempatnya sifat dan karakternya tidak jauh beda. Muhammad Qoes Atieq, MBA. Dosen Fakultas Ekonomi Syariah IAIN Syekh Nurjati