Tingkuluak Di Era Generasi Z [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TINGKULUAK DI ERA GENERASI Z, PERLUKAH DILESTARIKAN? Tingkuluak, kain penutup kepala dari “Limpapeh Rumah nan Gadang” pakaian adat perempuan di Minangkabau



Tingkuluak adalah kain penutup kepala sekaligus hiasan yang merupakan bagian dari “Limpapeh Rumah nan Gadang” pakaian adat perempuan di Minangkabau. Tingkuluak memiliki beberapa jenis berdasarkan bentuk, bahan, dan warnanya yakni, Tingkuluak talakuang putiah yang memiliki bentuk agak besar dan dibagian atasnya dibentuk seperti cerobong dengan kain yang berbahan katun dan berwarna putih, Tingkuluak kompong yang memiliki bentuk hampir sama dengan Tingkuluak talakuang putiah dengan kain dari bahan tenun atau selendang yang bercorak, Tingkuluak baikek yang memiliki bentuk menyerupai tanduk kerbau dengan ujung tanduk tumpul dan terdiri dari beberapa jenis yang tiap jenisnya memiliki bahan dan corak yang berbeda, dan Tingkuluak Bugih yang memiliki bentuk sederhana dengan bahan kain sarung bugis motif kotak-kotak. Diluar pembahasan mengenai apa itu tingkualak, ternyata tingkuluak yang merupakan warisan budaya Minangkabau tengah bertahan dalam arus modernisasi dengan Generasi Z sebagai aditokoh Generasi Z adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai tahun 2010 Masehi. Generasi Z disebut sebagai iGeneration atau generasi internet, sebab mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih sejak kecil. Generasi Z adalah generasi digital yang mahir akan teknologi informasi dan berbagai aplikasi computer. Era Generasi Z bersanding dengan laju integritas internasional pertukaran pandangan dunia dalam bidang teknologi, ilmu pengetahuan, dan tak terkecuali budaya. Hal ini tentu memicu terjadinya suatu transformasi atau perubahan dari suatu aspek dalam kehidupan masyarakat kearah yang lebih maju dan kita kenal sebagai modernisasi. Modernisasi yang tengah terjadi memiliki sisi positif yang sangat mendukung berbagai aspek kehidupan. Salah satunya yakni dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak hanya memudahkan masyarakat dalam beraktivitas, tetapi juga mendorong masyarakat untuk berfikir lebih maju. Modernisasi dalam sisi positif memang yang terbaik, namun dalam realitas kehidupan modernisasi banyak bertentangan dengan nilai-nilai budaya tradisi yang ada. Modernisasi yang tengah marak-maraknya terjadi menjadi ancaman bagi



kebudayaan tiap daerah di Indonesia. Lalu apakah Tingkuluak penutup kepala perempuan minang akan lenyap? Atau akan mampu bertahan dan tetap lestari ditengah modernisasi? Tentu hal ini tidak akan luput dari campur tangan Generasi Z sebagai aditokoh dalam pelestariannya. Generasi Z perlu melestarikan budaya yang ada di Indonesia seperti tingkuluak. Tingkuluak memiliki makna filosofis mendalam yang perlu diketahui. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk menopang pemikiran dan pandangan masyarakat Indonesia termasuk muda-mudi negeri dalam menghadapi modernisasi. Makna-makna filosofis yang melekat pada tingkuluak antara lain : -



Tanggung jawab, karena kepala adalah letak semua tanggung jawab sedang tingkuluak diletakkan di atas kepala



-



Kerendahan hati dan sifat tawaduk yang harus selalu dijunjung tinggi dimaknai oleh tingkuluak yang bagian ujungnya selalu tumpul walau sedikit dan berarti tajam tapi tidak pernah melukai



-



Keseimbangan, karena ukuran tingkuluak selalu sama jika ada dua bentuk serupa. Keseimbangan sangat penting dalam kehidupan karena termasuk di dalamnya keadilan dan kebijaksanaan Beberapa makna filosofis tingkuluak di atas merupakan nilai kearifan lokal yang



sangat penting untuk dipertahankan dan dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan seharihari khususnya Generasi Z. Generasi Z adalah generasi dengan orang-orang yang penuh ambisi. Karakter dari generasi era digital, yakni karier, perkembangan diri, dan kesuksesan. Karakter seperti ini kadang mengabaikan kepentingan orang lain, bersifat individualistis dan egosentris. Karena itulah Generasi Z sangat perlu untuk menjadikan makna filosofis tersebut sebagai pedoman dan melestarikannya. Mengamalkan nilai filosofis suatu benda akan membuat jiwa kita melekat terhadap bendanya. Hal ini akan membuat kita sebagai Generasi Z lebih mudah dalam upaya pelestariannya. Melestarikan suatu kebudayaan membutuhkan peran dan aksi nyata dari aditokoh zaman tersebut dan zaman ini adalah era Generasi Z. Seperti yang telah kita ketahui bersama, Generasi Z merupakan iGeneration atau generasi internet. Generasi Z menggunakan internet sebagai media untuk berkomunikasi dan mencari informasi. Dalam pelestarian warisan



budaya secara umum dan tingkuluak secara khusus, Generasi Z dapat memanfaatkan seperangkat teknologinya. Pemanfaatan teknologi internet dalam pelestarian warisan budaya khususnya tingkuluak dapat dilakukan dengan mengarsipkan semua data-data informasi tentang tingkuluak di sebuah web khusus, merekam dan mengupload tata cara penggunaan berbagai jenis tingkuluak oleh ahlinya, dan mengadakan event-event kebudayaan seperti sekarang ini. Hal-hal yang telah disebutkan di atas mungkin telah dilaksanakan, tetapi dalam pelaksanaannya tidak begitu maksimal. Untuk memaksimalkan semua upaya tentu saja memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, dan yang paling utama adalah aditokoh zaman sekarang, peran dan aksi nyata Generasi Z dengan seperangkat teknologinya.