Resume Estetika Bentuk [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Allfi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ESTETIKA BENTUK 1.1.



Pengertian



Kata estetika berasal dari bahasa Yunani aistheticadan aisthesis. Aesthetica adalah hal-hal yang dapat dipersepsi atau dicerap oleh pancaindera,sementara aisthesis adalah pencerapan indera atau persepsi inderawi. Istilah Estetika pertama kali muncul pada Tahun 1750-an oleh seorang filsuf bernama Alexander Gottlieb Baumgarten untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan. Estetika merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika erat kaitannya dengan filosofi seni. Ilmu ini sendiri membahas keindahan bisa terbentuk mapun merasakannya. Estetika atau yang sering kita sebut dengan keindahan memiliki banyak makna dan arti,setiap orang memiliki pengertian yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain mengenai arti dan makna. Setiap orang memiliki sudut pandang tersendiri dalam penilaian dan keindahan. Bentuk atau wujud atau rupa merupakan faktor penting dalam dunia arsitektur, karena dengan itulah cirri-ciri arsitektur sebagai gaya menjadi Nampak. Sementara estetika bentuk merupakan keseimbangan dari segala aspek dalam desain, cenderung bersifat kontekstual dan merupakan‟ jiwa‟ desain. Dengan penerapan prinsip, desain (kesatuan, keseimbangan, irama dll) dalam desain dengan tingkatannya (denotatif ataupun konotatif) merupakan aspek penting estetika bentuk.  



1.2.



Estetika : suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang di rasakan seseorang. Tetapi rasa keindahan tersebut baru akan di rasakan apabila terjalin perpaduan yang harmonis dari elemen-elemen keindahan yang terkandung dalam suatu objek. Bentuk : suatu wujud yang terjadi sebagai hasil perpaduan dari beberapa bidang.



Pengertian Estetika Menurut Para Ahli



Pengertian secara umum Estetika adalah cabang ilmu filsafat yang membahas mengenai keindahan/hal yang indah, yang terdapat di alam dan seni. Walaupun pembahasan estetika sebagai ilmu baru dimulai pada abad ke 17 namun pemikiran tentang keindahan dan seni sudah ada dari sejak zaman Yunani Kuno. Dalam proses perkembangannya filsuf dan para ahli terus mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai cabang filsafat ini. Mulai dari pengertian estetika, hingga merasuk kedalam ilmunya sendiri.



1.2.1. Pengertian Estetika menurut Herbert Read Sir Herbert Read adalah seorang profesor seni rupa di Universitas Edinburgh 19311933 dan seorang dosen seni di Universitas Liverpool (1935-1936).Saat Perang Dunia II Read memiliki keyakinan politik anarkis, Read berpendapat “Persetan dengan budaya, kebudayaan sebagai hal yang ditambahkan seperti saus ikan basi jika tidak enak!”. Sebagian besar orang merasa bahwa setiap keindahan merupakan seni dan sesuatu yang tidak indah bukan merupakan seni. Pandangan seperti itu menciptakan keterkaitan yang erat antara keindahan dengan seni serta menyulitkan masyarakat untuk mengapresiasi seni. Namun pandangan tersebut dibantah oleh Herbert dimana seni itu sendiri tidak harus terlihat indah. Keindahan adalah kesadaran yang muncul di dalam diri kita muncul sewaktu menanggapi ekspresi suatu objek. Keindahan adalah unsur emosional suatu perasaan terpesona yang menyenangkan pada diri kita, yang ditimbulkan dari unsur-unsur karya.keindahan merupakan kesadaran yang bersifat apresiatif, suatu sensasi berupa kekaguman dan penghargaan. Herbert Read menjelaskan bahwa pernyataan tentang seni yang disamakan dengan estetika atau kendahan adalah sesuatu yang salah. Seni merupakan hasil kebudayaan manusia yang tidak selau yang indah-indah saja, namun seni dapat berupa hasil karya manusia yang unik, antik, menyeramkan, dan tidak melulu memiliki nilai estetika akan tetapi memliki kesan bagi penikmatnya.



1.2.2. Pengertian Estetika menurut Alexander Baumgarten Alexander Baumgarten lahir di Berlin, Jerman. Anak ke-5 dari 7 bersaudara putra pendeta pietis garrison, Jacob Baumgarten dan istrinya Rosina Elisabeth. Filosofinya sangat terpengaruh oleh Gottfried Wilhem Leibniz (1646-1716), seorang ahli matematika dan filsuf



dari Jerman. Ia mengambil gelar doctor pada September 1735, ketika berusia 21 tahun, dengan tesis Mediationes Philosophicae de Nonnulis ad poema pertinentibus : dari sini kata „estetika‟ (Aesthetic) muncul untuk pertama kalinya sebagai nama sebuah sains khusus (special science). Alexander Gottlieb Baumgarten menjelaskan bahwa estetika itu berdasarkan pengalaman inderawi yang dialami oleh manusia dalam mengungkapkan pendapat dan perspektifnya yang juga merupakan salah satu bentuk sebuah teori seni. Dan dari situlah baumgarten mengembangkan studi tentang rasa (Baik dan buruk) menurut baumgarten penilaian rasa terhadap indra seseorang merupakan dasar dari perasaan senang atau tidak senang untuk menilai suatu keindahan. Menurut baumgarten ada 3 cara untuk mengetahui kesempurnaan 1.



Kecantikan (kesempurnaan yang dirasakan oleh indra)



2.



Kebenaran (kesempurnaan yang dirasakan oleh akal)



3.



Kebaikan (kesempurnaan yang diresapi oleh kehendak moral)



1.2.3. Pengertian Estetika menurut Immanuel Kant Immanuel Kant lahir di Konigsberg, Prussia (sekarang bernama Kalingrad di Rusia) pada tanggal 22 April 1724. Ia dididik dan dibesarkan dalam suasana pietisme (spiritualitas kristiani yang menekankan kesalehan hidup). Teori yang telah dibuat oleh Baumgarten dibantah Immanuel Kant. Menurutnya dalam teori Baumgarten tidak mengandung aturan objektif. Studi mengenai penilaian rasa yang telah dikembangkan oleh Baumgarten menurut Immanuel Khant bukanlah menjadi penilaian objektif akan tetapi seharusnya menjadi penilaian subjektif yang dikeluarkan oleh subjek tersebut. Menurut Immanuel Kant estetika sebagai kesenangan yang dirasakan pada saat melihat benda, namun penilaian yang dirasakan tidak ada sangkut pautnya dengan benda tersebut. Menurut Immanuel Kant estetika hanya sekedar perasaan melihat sesuatu, tanpa adanya karakteristik objektif keindahan pada benda/ karya. Kant membahas daya pertimbangan estetika atas keindahan dengan menggunakan istilah ‟momen‟. Momen Pertama: Pertimbangan Selera menurut Kualitas. Momen Kedua: Pertimbangan Selera menurut Kuantitas. 3. Momen Ketiga: tentang pertimbangan selera menurut hubungan dengan tujuan yang dibawa dalam pertimbangannya. 4.Momen Keempat: tentang pertimbangan selera menurut modalitas kepuasan di dalam objek.



1.2.4. Pengertian Estetika menurut Plato Plato (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Plato adalah filusuf pertama didunia barat yang dalam seluruh karyanya mengemukakanpandangan yang meliputi hamper semua pokok semua estetika. Plato mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan keindahan yang sesungguhnya diperlukan pikiran yang kosong serta hati yang bersih dari segala kekurangan dan kesalahan. Dalam hakikatnya manusia memiliki dosa dan kesalahan yang diperbuat oleh karena itu haruslah untuk membuang kesalahan serta dosa. Menurut Plato sumber keindahan adalah cinta. Hati dan pikiran yang bersih menuntun subjek untuk mencintai benda-benda yang indah. Keindahan terbagi menjadi 4 macam : 1. Keindahan jasmani 2. Keindahan moral 3. Keindahan akal 4. Keindahan mutlak.



1.2.5. Pengertian Estetika menurut Aristoteles Sebagai murid plato, Aristoteles mengemukakan beberapa pandangan yang mirip dengan ajaran sang guru, tetapi sudut pandangnya berbeda. Mengapa? Karena Aristoteles menolak dunia idea Plato sebagai sumber pengetahuan. Sumbangan utama Aristoteles bagi estetika diuraikan dalam buku Poetika (poetics).



Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada. Pemikiran lainnya adalah tentang gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan.



1.2.6. Pengertian Estetika Menurut Dra. Artini Kusmiati Dra. Astini kusmiati mendefinisikan bahwa estetika adalah kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang tetapi rasa keindahan tersebut baru akan dirasakan apabila terjalin perpaduan yang harmonis dari elemen elemen keindahan yang terkandung pada suatu objek. Estetika berkaitan dengan segala keindahan yang terlihat pada penglihatan seseorang, dan bagaimana seseorang dapat meihat sebuah objek, sehingga benda tersebut memiliki nilai sendiri dalam hati seseorang.



1.2.7. Pengertian Estetika Menurut Katstsoff Kattsoff mendefinisikan baahwa esetetika adalah menyangkut hal perasaan seseorang, dan perasaan ini dikhususkan akan perasaan yang indah. Nilai indah yang dimaksudakan tidak hanya semata-mata mendefinisikan bentuknya tetapi bisa juga menyangkut keindahan dari isi atau makna yang terkandung didalamnya. Dari definisi yang telah dijabarkan oleh Kattsoff tentang estetika maka bisa diibaratkan dengan membandingkan dua orang wanita, wanita yang cantik adalah kecantikan yang hanya terpancar dari fisik wanita tersebut dan enak dipandang oleh mata. Akan tetapi wanita yang indah bisa digambarkan dengan seorang wanita yang memilki pesona jangka panjang, selain mempunyai paras yang cantik wanita tersebut memiliki value atau nilai tambah dengan pesona yang dimilikinya, jadi wanita yang cantik tidak semuanya termasuk wanita yang memilki keindahan atau nilai estetika. Karena wanita yang indah (menurut kattsoff, 1986:381).



1.2.8. Pengertian Estetika Menurut AA Djelantik Estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajadri semua aspek yang disebut keindahan.



1.2.9. Pengertian Estetika Deni Junaedi Estetika adalah kajian tentang proses yang terjadi antara subjek, objek dan nilai terkait pengalaman, property dan parameter kemenarikan dan ketidak menarikan.



1.2.10. Pengertian Estetika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau sering disebut KBBI, definisi estetika terdiri dari dua poin  



Cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya. Kepekaan terhadap seni dan keindahan



2.1.



Prinsip Dasar Estetika



Mendesain dan menata rumah atau bangunan dapat dilakukan sesuai dengan keinginan individu. Namun, setidaknya ada beberapa prinsip dasar desain arsitektur atau prinsip dasar estetika yang harus diperhatikan agar hasil akhir bangunan mendapatkan hasil yang maksimal . Dalam dunia



arsitektur terdapat tujuh prinsip dalam mendesain arsitektur bangunan. Adapun ketujuh prinsip tersebut di antaranya adalah sebagai berikut. 2.1.1. Keseimbangan (Balance) Keseimbangan merupakan suatu kualitas nyata dari setiap objek di mana perhatian visual dari dua bagian pada dua sisi dari pusat keseimbangan (pusat perhatian) adalah sama. Untuk menerapkannya dalam dunia arsitektur, bisa dilakukan dengan cara memusatkan sebuah titik tengan suatu objek bangunan arsitektur. Dalam keseimbangan kita dapat mersakan bahwa desain yang dibuat terlihat nyaman dipandang atau tidak. Penempatan atau pembuatan desain tergantung pada penciptanya ada yang rapih dan ada juga yang acak. Ketika sebuah desain telah dibuat secara seimbang walau penempatannya rapih ataupun secara acak itu akan membuat desain tersebut lebih enak dipandang serta tidak terlihat berat sebelah.



Gambar 1 Taj Mahal (Agra,India)



2.1.2. Kesatuan (Unity) Dalam desain arsitektur tentunya dibutuhkan sebuah nilai yang harmonis untuk menyatukan semua elemen menjadi sebuah produk desain arsitektur. Prinsip kesatuan menjadi keperluan dalam merancang sebuah produk. Menyatukan berbagai elemen seperti warna, bentuk, pola, material, hingga gaya desain sehingga terbentuk keserasian. Prinsip ini akan melahirkan perasaan yang menyenangkan bagi penikmatnya. Prinsip ini merupakan sebuah hubungan jadi dibutuhkan hubungan yang damai dan hindari perpecahan di setiap elemennya.



Gambar 2 Sebuah Rumah di Switzerland



2.1.3. Proporsi (Proportion) proporsi merupakan hasil perhitungan yang bersifat rasional dan terjadi bila dua buah perbandingan adalah sama. Artinya, proporsi harus memperhitungkan kesesuian dimensi dari sebuah elemen arsitektur dengan lingkungan sekitarnya, seperti lokasi, posisi, maupun objek lainnya. Jika prinsip proporsi ini diabaikan dalam mendesain, maka dapat dikatakan sebuah bangunan memiliki kesan yang kurang nyaman saat dilihat. Sebuah desain haruslah dibuat dengan ukuran yang pas dan tidak boleh distorsi agar seseorang dapat meihatnya dengan nyaman.



Gambar 3 Kuil Parthenon (Yunani)



2.1.4. Irama (Accentuation & Rhythm) Prinsip pembuatan desain dengan menggunakan teknik pengulangan atau irama dari variasi atau elemen-elemen desain yang dibuat menjadi satu kesatuan yang indah. Irama sendiri memiliki definisi sebuah elemen yang harmonis. Elemen-elemen tersebut bisa berupa bentuk, warna, hingga perabot dan dekor ruangan. Prinsip irama dalam desain arsitektur sendiri dibagi menjadi dua jenis irama. Pertama adalah irama statis. Dalam desain arsitektur, irama statis merupakan pengulangan dengan pola yang sama dan konsisten. Prinsip desain arsitektur irama yang kedua adalah irama dinamis, di mana faktor penentu pengulangan irama bisa lebih dari satu aspek dan bervariasi. Dalam desain arsitektur, contoh dari pengaplikasian prinsip irama dinamis adalah pola warna pada fasad rumah atau fasad bangunan yang diselang-seling secara teratur dan konsisten.



Gambar 4 Colosseum Roma (Italia)



2.1.5. Tekanan (point of interest atau contrast) Prinsip desain arsitektur ini adalah membuat sebuah elemen kontras yang menjadi perhatian utama dari sebuah desain. Baik itu dalam interior maupun secara arsitektural. Ada banyak cara mengimplementasikan prinsip ini pada desain arsitektur rumah ataupun interiormu. Berbagai elemen mulai dari bentuk, warna, ukuran, posisi, hingga tekstur ataupun visual. Prinsip ini dibutuhkan dalam menentukan beban visual dari sebuah komposisi, menetapkan ruang dan perspektif, serta seringkali menunjukkan kemana mata menuju ketika pertama kali melihat sebuah desain atau komposisi.



Gambar 5 Colosseum Roma (Italia)



2.1.6. Skala (Scale) Skala adalah suatu system pengukuran (alat pengukur) yang menyenangkan,dapat dalam satuan cm, inchi atau apa saja dari unit-unit yang akan diukur. Dalam arsitektur yang dimaksud dengan skala adalah hubungan harmonis antara bangunan beserta komponenkomponennya dengan manusia. Skala-skala itu ada beberapa jenis yaitu: skala intim, skala manusiawi, skala monumental/megah, skala kejutan. Skala merupakan perbandingan dari ruang atau bangunan dengan lingkungan atau elemen arsitektural lainnya. Pada dasarnya, skala pada desain arsitektur tak ada aturan khusus karena skala bisa disesuaikan dengan nuansa atau kesan yang diinginkan. Untuk memiliki kesan megah pada suatu desain dapat kita lakukan dengan membuat ruangan yang lebih tinggi dari ruangan lainnya.



Gambar 6 Perbandingan Menara Tinggi di Dunia



2.1.7. Komposisi (Sequence) Prinsip ini merupakan suatu peralihan atau perubahan pengalaman dalam pengamatan terhadap komposisi.urut-urutan yang baik peralihan atau perpindahan ini mengalir dengan baik, tanpa kejutan yang tak terduga, tanpa perubahan yang mendadak. Tujuan penerapan prinsip urut-urutan seperti dalam arsitektur adalah untuk membimbing pengunjung ketempat yang dituju dan sebagai persiapan menuju klimaks.(H.K Ishar (1992 : 110-121))



Penerapan dalam bidang arsitektur bisa kita lakukan dengan menata denah komposisi sebuah ruangan. Dalam desain arsitektur, setiap ruang umumnya terbagi menjadi tiga fungsi zona yaitu public, private, dan service. Setiap ruangan perlu diatur sesuai dengan alur zona dan fungsi ini.



Gambar 7 Penataan Interior Ruang Tamu



3.1.



Unsur-unsur Estetika



Menurut A.M. Djelantik, unsur-unsur dari estetika ada tiga yaitu : 1. Wujud/rupa (appereance) : Menyangkut bentuk (unsur yang mendasar) dan susunan atau struktur. 2. Bobot/isi(content/substance) : Menyangkut apa yang dilihat dan dirasakan sebagai makna dari wujud, seperti suasana (mood), gagasan (idea) dan ibarat/pesan. 3. Penampilan/penyajian (presentation) : Menyangkut cara penyajian karya kepada pemerhati atau penikmat. Penampilan sangat dipengaruhi oleh bakat (talent), keterampilan (skill), dan sarana/media (medium).



Unsur-unsur dasar desain sebagai elemen komposisi: 1. Titik Titik adalah sebuah noda yang muncul karena persentuhan sebuah media penghasil noda dengan bidang kerja tanpa menggerakkan media tersebut.Titik tidak dilihat dari dimensinya saja, tetapi dilihat pada seberapa jauh dia akan berpengaruh pada sebuah bidang kerja, bagaimana arah yang ditunjukkan olehnya, semakin banyak arah orientasi yang ditunjukkan, maka akan semakin memenuhi persyaratan sebuah obyek dikatakan sebagai sebuah titik. Pada saat tertentu sebuah titik dapat menjelma menjadi sebuah bidang. Hal tersebut akan sengat dipengaruhi oleh dimensi titik tersebut.



Gambar 8 3 Buah Titik dengan Dimensi Berbeda



2. Garis Garis terdiri dari unsur titik yang memiliki peran untuk mendukung keindahan, keseimbangan dan harmoni. Setiap bentuk garis yang berbeda memiliki karakter yang berbeda. Secara umum orang lebih mengenal garis lurus, lengkung dan garis bersudut. Garis juga memiliki arah vertikal, horizontal, diagonal. Garis juga memiliki dimensi panjang, pendek, tipis, tebal. Garis dapat saling berhubungan satu sama lain membentuk apa yang dinamakan garis sejajar atau paralel, garis memancar atau garis berlawanan. Dalam media komunikasi visual, garis dapat menjadi pembatas kolom, memberi kesan tertentu dan menjadi pembatas antara unsur grafis satu dengan lainnya.



Gambar 9 Pemanfaatan Garis pada Dunia Desain 3. Bentuk Bentuk atau shape juga diartikan form, terutama berkaitan dengan benda-benda dua dimensional. Sedangkan untuk benda “massa” sering dipergunakan untuk benda dua atau tiga dimensi. Bentuk benda sebenarnya didalamnya berisi garis-garis. Sebuah benda terdiri dari fill dan stroke. Stroke dapat juga disebut dengan garis tepi, membentuk kontur (contour) benda yang dapat mengidentifikasikan bangun atau gerakan dari bentuk tersebut. 4. Tekstur Tekstur menyangkut sifat dan kualitas fisik permukaan suatu benda, seperti kusam, mengkilap, kasar, halus, dapat diaplikasikan dalam desain. Tekstur terkait dengan indera penglihatan dan inderaa peraba. Intensitas dan arah cahaya dapat membentuk bayangan yang mempengaruhi jelas-tidaknya tekstur atau karena ilusi optis. Setiap benda memiliki sifat dan kualitas tekstur yang berbeda-beda. Dalam penggunaanya tekstur disusun secara serasi dan kontras, namun tekstur yang kontras tampak lebih menonjol dan mnarik. Dibutuhkan ketrampilan tersendirri untuk menggabungkan berbagai macam tekstur pada sebuah karya desain, karena belum ada aturan khusus untuk hal ini.



Gambar 10 Tekstur pada Seni Rupa 5. Gelap Terang Benda apapun yang terdapat pada alam kita akan memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap bagian. Begitu pula pada sebuah desain. Gelap Terang adalah unsur terpenting dalam membuat bentuk/gempal agar tampak tiga dimensi dengan memanfaatkan highlight (bagian terang) dan shading (bayangan). Gelap Terang juga berlaku untuk tint dan shading pada warna, misal: merah muda, merah tua. Gelap terang berkaitan dengan cahaya, artinya bidang gelap berarti tidak kena cahaya dan yang terang adalah yang kena cahaya. Goresan pensil yang keras dan tebal akan memberi kesan gelap sementara goresan pensil yang ringan-ringan akan memberi kesan lebih terang. Gelap



terang dalam gambar dapat dicapai melalui teknik arsir yaitu teknik mengatur jarak atau tingkat kerapatan suatu garis atau titik, semakin rapat akan menghasilkan kesan semakin gelap demikian sebaliknya.



Gambar 11 Gelap Terang pada Bangunan



6. Warna Warna merupakan unsur yang memberikan nusansa bagi terciptanya desain, dengan warna dapat ditampilkan karya desain yang menarik dan menyenangkan. Melalui berbagai kajian dan eksperimen, jenis warna diklasifikasi ke dalam jenis Warna Primer, Warna Sekunder, Warna Tersier. Warna Primer adalah warna yang tidak diperoleh dari pencampuran warna lain, warna pokok atau dengan kata lain warna yang terbebas dari unsur warna-warna lain. Seperti ( merah, kuning, biru ). Warna Sekunder adalah merupakan pencampuran dari dua warna Primer. misalnya warna biru campur warna kuning jadi warna hijau, warna biru campur warna merah jadi warna ungu atau violet, warna merah campur warna kuning jadi warna orange. Warna Tersier Adalah pencampuran dari dua warna sekunder



Gambar 12 Diagram Warna



4.1.



Teori Estetika



Teori Estetika pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3, yaitu : 4.1.1. Teori Estetik Formalis Banyak berhubungan dengan seni klasik dan pemikiran-pemikiran klasik. Teori ini menyatakan bahwa keindahan luar bangunan menyangkut persoalan bentuk dan warna. Teori beranggapan bahwa keindahan merupakan hasil formil dari ketinggian, lebar, ukuran (dimensi) dan warna. Rasa indah merupakan emosi langsung yang diakibatkan oleh bentuk tanpa memandang konsep-konsep lain. Teori ini menuntut konsep ideal yang absolut yang dituju oleh bentuk-bentuk indah, mengarah pada mistik. keindahan telah melekat dengan sendirinya, misalnya komposisi, proporsi, simetri, irama kemudian dikombinasikan untuk memproduksi keseluruhan gaya dan efek.Kita dapat menjumpai estetik formalis pada sebuah objek yang tercipta dengan keindahan yang terbentuk dari elemen vertikal dan elemen horizontal atau tercipta dari simetri dan irama kolom serta bukaan.



4.1.2. Teori Estetik Ekspresionis Dalam teori ekspresi, sebuah karya dalam bentuk fisik dianggap tidak penting. Namun yang penting adalah pemikiran, ide dan konsep seniman serta bagaimana audience dapat merasakan apa yang dirasakan pencipta. Berdasarkan teori ekspresi, suatu karya atau objek dikatakan bagus, jika pesan atau ekspresi yang ingin disampaikan penciptanya sama dengan pesan yang diterima oleh penikmat. Teori menyebutkan bahwa keindahan tidak selalu terjelma dari bentuknya tetapi dari maksud dan tujuan atau ekspresinya. Teori ini beranggapan bahwa keindahan karya seni terutama tergantung pada apa yang diekspresikannya. Dalam arsitektur keindahan dihasilkan oleh ekspresi yang paling sempurna antara kekuatan gaya tarik dan kekuatan bahan (material). Kini anggapan dasar utama keindahan arsitektur adalah ekspresi fungsi atau kegunaan suatu bangunan. 4.1.3. Teori Estetik Psikologis Keindahan ini ditentukan oleh reaksi pengamat. Keindahan sangat dipengaruhi oleh pengalaman masalalu, orientasi nilai, suasana hati saat mengamati, usia, dsb dari pengamat. Proses penciptaan sebuah objek atau desain adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seorang pembuat atau penciptanya. Sedang karyanya itu merupakan bentuk terselebung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Teori estetik dalam arti psikologi menyatakan bahwa keindahan memiliki 3 aspek, yaitu sebagai berikut : a. Keindahan dalam arsitektur merupakan irama yang sederhana dan mudah. Dalam arsitektur pengamat merasa dirinya mengerjakan apa yang dilakukan bangunan dengan cara sederhana, mudah dan luwes. b. Keindahan merupakan akibat dari emosi yang hanya dapat diperlihatkan dengan prosedur Psikoanalistik. Karya seni mendapat kekuatan keindahannya dari reaksi yang berbeda secara keseluruhan. c. Keindahan merupakan akibat rasa kepuasan si pengamat sendiri terhadap obyek yang dilihatnya. Ketiga teori ini merupakan manifestasi untuk menerangkan keindahan dari macam-macam sudut pandang secara mistik, emosional atau ilmiah intelektual. Teori yang kemudian muncul, seperti dikutip Maryono antara lain adalah teori keindahan Obyektif dan Subyektif. Teori Obyektif berpendapat bahwa keindahan adalah sifat (kualitas) yang melekat pada obyek. Teori ini hanya berdasarkan naluri saja untuk menyatakan indah tanpa penjelasan tentang ciri-ciri keindahan dari benda yang dilihatnya. Para penganut teori ini adalah Hendri Home, Lord Ashley, dan Edmund Bruke.Teori Subyektif mengemukakan bahwa keindahan hanyalah tanggapan perasaan pengamat dan tergantung pada persepsi pengamat. Teori ini melihat nilai keindahan dari komposisi dan unsurunsur pembentuk karya yang dilihatnya, sehingga kita bisa memberikan penjelasan tentang ciri-ciri keindahan yang terkandung pada suatu karya seni. Teori keindahan secara umum menurut dasar pemikiran Timur, seperti diuraikan Sachari (1988 : 29-33), antara lain didasarkan pada hubungan alam dengan semesta (Taoisme), manusia dengan masyarakat (Konfusianisme), hubungan manusia dengan yang mutlak (Budhisme). Keseimbangan alam merupakan ukuran keindahan menurut pemikiran Timur.



5.1.



Nilai dalam Estetika



Dalam bidang ilmu filsafat kata nilai dipakai sbg suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan atau kebaikan. Nilai juga merupakan kemampuan yang dipercayai ada pada sesuatu benda untuk memuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkannya menarik minat seseorang atau suatu golongan. Nilai terbagi menjadi dua yakni nilai intrinsik dan nilai ekstrinsik. Nilai intrinsik merupakan sifat baik atau bernilai dalam dirinya atau sebagai tujuan ataupun demi kepentingan sendiri dari benda yang bersangkutan. Pada poin ini nilai itu terdapat pada objek itu sendiri. Nilai ekstrinsik merupakan susunan dari arti-arti di dalam dan susunan medium inderawi yang menampung proyeksi dari makna dalam harus dikawinkan. Nilai ekstrinsik jelas bersifat kontekstual (seniman bersinggungan dengan



kenyataan di luar dirinya secara konkret). Nilai ini merupakan hasil keterlibatan seniman dengan lingkungan hidupnya. Estetika sebagai ilmu tentang seni menelaah beberapa persoalan objektif di dalam sebuah karya seni seperti susunannya, anatomi bentuknya, perkembangan genre seni, dan lainnya. Menurut Dharsono ada 3 tingkatan basis aktivitas estetik/artistika. 1. Pengamatan terhadap kwalitas material, warna, suara, gerak, sikap, dan banyak lagi sesuai dengan jenis seni serta reaksi fisik yang lain. 2. Penyusunan dan pengorganisasian hasil pengamatan pengorganisasian tersebut merupakan konfigurasi dari sturktur bentuk-bentuk pada yang menyenangkan, dengan pertimbangan harmoni, kontras, balance, unity yang selaras atau merupakan kesatuan yang utuh . 3. Susunan hasil persepsi(pengamatan) Nilai estetis adalah proses memberikan takaran keindahan pada sebuah objek. Kant membagi nilai estetis menjadi dua, yakni: 1. Nilai murni terhadap pada garis, bentuk, warna dalam rupa seni rupa. Gerak, tempo, irama dalam seni tari. Suara, metrum, irama dalam seni music. Dialog, ruang, gerak dalam seni drama, dan lainnya. 2. nilai tambahan adalah yang ditambahkan pada bentuk-bentuk manusia, alam, binatang, dll. Laurie Schneider Adams memberi 5 nilai estetika: 1. Nilai material adalah nilai material yang ada di dalam sebuah karya seni 2. Nilai intrinsik terganung dari gaya estetik dan keseluruhan karya-karya dari seorang seniman. 3. Nilai religius (keagamaan) adalah sebagai sarana ritual keagamaan. Tujuannya untuk mendekatkan yang Ilahiah dengan manusia, pemujanya. 4. Nilai nasionalisme berhubungan dengan nilai keagamaan, karena pada dasarnya sama-sama mengespresikan kedekatan, rasa bangga, atau keberhasilan masyarakat tersebut dalam membangun peradaban. 5. Nilai psikologis yakni membuat kita bereaksi seperti merasa senang, gembira, bahagia, terharu, takut, jijik, kegirangan, kemarahan, ketenangan dan lain sebagainya.



6.1.



Fungsi Estetika



Di zaman modern, perkembangan seni semakin tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia. Pada seni yang berdaya guna dalam kehidupan mereka, bahkan seni menduduki fungsifungsi tertentu dalam kehidupan manusia. Nilai dapat di bedakan atas dua macam yaitu nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik. Nilai ekstrinsik ialah nilai yang di kejar manusia demi sesuatu tujuan yang ada di luar kegiatananya, sedangakan nilai instrinsik yaitu nilai yang di kejar manusia dari nilai itu sendiri karena keberhargaan, keunggualan atau kebaikan yang terdapat pada seni itu sendiri.



6.1.1. Fungsi Kerohanian (Spiritual) Seni di pandang memiliki fungsi kerohanian (spiritual) karena banyak dimanfaatkan sebagai media bagi manusia untuk mendekatkan diri denagn sang pencipta. Fungsi ini tampaknya yang tertua dan pokok dari seni yang bercorak spiritual. Misalnya seperti membaca Al-Quran, kaligrafi, nyanyian rohani, arsitektur Masjid dll. Karl Barth berpendapat bahwa sumber keindahan adalah Tuhan. Agama sering dijadikan juga sebagai salah satu sumber inspirasi seni yang berfungsi untuk kepentingan keagamaan. Pengalamanpengalaman religi tersebut tergambarkan dalam bentuk nilai estetika. Banyak media yang mereka pergunakan. Ada yang memakai suara, gerak, visual dsb. Contoh: Kaligrafi arab, makam, relief candi, gereja dsb.



6.1.2. Fungsi Kesenangan Seni di pandang memiliki fungsi kesenangan hanya untuk kesenangan yaitu hiburan (peluapan emosi yang menyenangakan). Seorang seniaman akan akan terhibur ketika berkarya dan akan lebih merasa terhibur jika karyanya dinyatakan berhasil. Demikian seseorang akan merasa terhibur jika mendengarkan musik, film yang bagus, lukisan yang menyentuh perasaan. Dan semuanya kembali kepada sejaauh mana apresiasi seseorang terhadap karya seni.



6.1.3. Funsi Pendidikan Seni di pandang memiliki fungsi pendidikan karena dapat meningkat potensialitas manusia seperti keterampilan, kreatifitas, emosionalitas dan sensibilitas (kepekaan). Beberapa seni lukis misalnya dapat meningkatkan keterampilan tangan ketajaman penglihatan, daya khayal sehingga menjadi lebih kreatif. Peningkatan karya seni dapat mengasah perasaan sesseorang sehingga menjadi lebih sensitif, sensibilitasnya meningkat, serta penyerapan panca inderanya lebih lengkap, upaya pendidikan yang sudah umum di lakukan agar menyenangkan dalam seni contohnya seperti drama yang di aplikasikan dalam pelajaran sejarah, menyanyi dan bermain musik. Sedangakan pendidikan nonformal dapat dilakukan oleh pemerintah melalui film, lagu, atau wayang. Pendidikan dalam arti luas dimengerti sebagai suatu kondisi tertentu yang memungkinkan terjadinya transformasi dan kegiatan sehingga mengakibatkan seseorang mengalami suatu kondisi tertentu yang lebih maju. Dalam sebuah pertunjukan seni orang sering mendapatkan pendidikan secara tidak langsung karena di dalam setiap karya seni pasti ada pesan/makna yang sampaikan. Disadari atau tidak rangsanganrangsangan yang ditimbulkan oleh seni merupakan alat pendidikan bagi seseorang. Seni bermanfaat untuk membimbing dan mendidik mental dan tingkah laku seseorang supaya berubah kepada kondisi yang lebih baikmaju dari sebelumnya. Disinilah seni harus disadari menumbukan pengalaman estetika dan etika.



6.1.4. Fungsi Komunikatif Seni di pandang memiliki fungsi komunikatif karena dapat menghubungkan pikiran seseorang dengan orang lain. Orang usia lanjut dan orang muda dapat bertemu melalui seni. Pria dan wanita dapat berhubungan pada landasan yang sama berupa karya seni bahkan orangorang (seniman) yang hidup berabad-abad yang lampau dan di tempat yang ribuan kilometerr jauhnya dapat berkomunikasi dengan orang-orang sekarang melalui karya seni yang di tinggalkan



7.1.



Contoh Estetika dalam Kehidupan 7.1.1. Keindahan pada Diri manusia



Gambar 13 Aktor dan Aktris Korea Setiap manusia diciptakan berbeda-beda dan tanpa bisa memilih. Paras yang cantik atau tampan bukanlah pilihan kita namun atas kehendak Tuhan. Untuk menilai seseorang apakah cantik atau tidak tergantung orang yang menilainya. Bagi orang yang menilai seorang



perempuan cantik dan seorang pria tampan tentunya akan berbeda apabila orang lain yang menilainya karena memang kecantikan atau ketampanan tersebut merupakan hal yang relatif antara satu orang dengan orang lainnya. Setiap orang memiliki kriteria sendiri untuk menilai dirinya sendiri maupun orang lain. Selalu ada keindahan disetiap diri manusia baik itu parasnya ataupun di lubuk hatinya.



7.1.2. Keindahan Alam



Gambar 14 Gunung Tangkuban Parahu Keindahan alam adalah keharmonisan yang menakjubkan dari hukum-hukum alam yang dibukakan untuk mereka yang mempunyai kemampuan untuk menerimanya. Pemandangan dalam berbagai macam gejala alam seperti pegunungan, laut dan pantai, danau, hutan, dan berbagai fitur geografis lainnya masing-masing memiliki nilai estetika atau keindahan yang seringkali menjadi daya tarik untuk menjadikan fitur tersebut sebagai objek wisata. Di Indonesia sendiri khususnya memiliki keanekaragaman alam yang tidak kalah saing dengan Negara luar. Alam pada hakikatnya terlahir dengan indah namun apabila terjadi kerusakan bukanlah murni karenanya tapi karena uah manusia yang tidak mampu menjaganya. Setiap pemandangan pastinya indah namun mereka memiliki kelebihan serta ketertarikan sendiri untuk menarik penikmatnya.



7.1.3. Seni rupa



Gambar 15 Lukisan Monalisa Estetika karya seni rupa adalah sebuah keindahan yang bisa kita rasakan setelah kita menilai seberapa indah sebuah objek yang berupa hasil karya seni. Lukisan merupakan salah satu bentuk karya seni yang dibuat oleh manusia untuk menyalurkan ide, gagasan, khayalan atau kritikan yang berbentuk gambar. Selain berisi hal-hal tersebut, suatu lukisan tentunya juga mengandung nilai estetika tertentu sesuai dengan kreativitas dari pembuatnya atau si pelukis. Penilaian terhadap sebuah karya seni rupa atau khususnya sebuah lukisan bisa dinilai secara objektif dimana nilai estetika tergantung dalam lukisan itu. Kemudian penilaian subjektif dimana nilai estetika tergantung pada sang pengamat bagaimana perasaan yang didapat setelah melihat karya tersebut.



7.1.4. Seni Tari



Gambar 16 Tari Kecak (Bali) Tari adalah gerakan berirama yang dilakukan dalam suatu ruang. Suatu gerakan dikatakan tari jika terdapat mengandung suatu ungkapan tertentu, mempunyai ekspresi, dilakukan secara berirama, dilakukan dalam suatu ruangan, memiliki nilai estetika, gerakan itu dapat dinikmati oleh penari dan orang yang melihat tarian itu. Seni tari merupakan salah satu cabang karya seni dimana seni memiliki nilai estetis. Nilai estetis pada gerak tari dapat diartikan sebagai kemampuan dari gerak tersebut dalam menimbulkan suatu pengalaman estetis. Pengalaman estetis seorang penari dalam melakukan gerak harus dilihat juga dalam kualiatas gerak yang dilakukannya. Contoh nilai estetika dalam gerak tari misalnya tari kecak dari Bali. Tarian ini memiliki unsur estetis dimana saat tarian berlangsung para penari duduk membentuk lingkaran didampingi oleh iringan musik dari suara decakan penari yang kompak dan beruntun. Untuk menilai sebuah tarian terdapat 4 dasar yakni: wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa. Tidak cukup apabila 4 dasar nilai estetis tadi bila tidak didukung dengan kesesuaian dari tata rias, kostum, tata lampu, dan tata pangung. Tarian yang mengekspresikan kisah sedih misalnya, tidak cocok ditampilkan dengan tata rias yang menor serta kostum yang berwarna cerah. Sebaliknya, tarian yang mengekspresikan kegembiraan, sangat cocok ditampilkan dengan kostum yang gemerlap.



7.1.5. Seni musik



Gambar 17 Alat Musik Gamelan Nilai Estetis dalam musik adalah nilai-nilai keindahan baik itu pada untaian nadanya atau pun pada liriknya (musik vokal). Unsur-unsur yang membentuk nilai estetis pada seni musik ini antara lain adalah bunyi, irama, birama, harmoni, dinamika, tempo dan lain sebagainya. Untuk menciptakan nilai keindahan atau nilai estetis pada seni musik, diperlukan pengetahuan mengenai unsur-unsur musik. Unsur ini sendiri dibagi ke dalam 2 kelompok umum yakni: 1. Unsur Pokok yang terdiri atas melodi, bunyi, harmoni, birama dan tekstur. 2. Unsur Pendukung yang terdiri atas dinamika, gaya dan tempo. Nilai estetika pada musik dimaksudkan agar musik atau lagu yang didengar tidak terdengar monoton dan dapat terus dievaluasi sehingga menghasilkan karya yang lebih sempurna



7.1.6. Pembuatan Produk Pertarungan produk tidak lagi terbatas pada keunggulan kualitas atau teknologi canggih saja, tetapi juga pada usaha untuk mendapatkan nilai tambah untuk memberikan emotional benefit kepada para konsumen. Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapinya adalah melalui desain produk. Daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari kemasannya karena kemasan merupakan pemicu utama yang langsung berhadapan dengan konsumen. Oleh karena itu, kemasan harus dapat memengaruhi konsumen untuk memberikan respon yang positif, yaitu membeli produk. Desain kemasan produk memang memegang pengaruh yang cukup penting dalam upaya menarik minat pembeli dan meningkatkan penjualan suatu produk.Itulah mengapa sangat penting hubungannya antara estetika dengan desain produk yang akan dijual demi mningkatkan daya beli dari konsumen.



7.1.7. Arsitektur



Gambar 18 Kuil di Delhi (India) Dalam bidang arsitektur, nilai estetika banyak berkaitan dengan hal-hal yang visual seperti serangkaian bentuk permukaan, volume, massa, elemen garis, dan lain sebagainya, termasuk berbagai bagian daripada harmoni, seperti komposisi. Sebuah bangunan bisa jadi menarik bagi seseorang, namun tidak untuk yang lain. Determinasi estetika dalam pikiran tidak melulu ditumbuhkan melalui faktor-faktor eksternal yang hadir dari luar seorang subyek, namun juga hadir dari perangkat pengenalan dalam dirinya. Karenanya arsitektur tidak selalu cukup hanya dipelajari melalui ilmu estetika yang dangkal dan obyektif semata, perlu pendekatan subyektif untuk mengetahui sebuah preferensi. Karenanya, arsitek yang berhasil dengan sebuah obyek arsitektural biasanya berhasil dengan mengetahui lebih jauh tentang sisi subyektif klien, misalnya dengan proses berbincang-bincang dengan seorang klien. Ini menjadi arsitektur yang didasarkan pada intuisi saat mendesain, selain bisa juga merupakan wadah kreativitas dari implementasi teori estetika.



7.1.8. Budaya Bangsa



Gambar 19 Motif Batik Negara dengan keanekaragaman budaya pastinya banyak sekali budaya bangsa kita yang menjadi ciri khas serta kebanggaan bagi masyarakatnya. Batik memiliki nilai seni yang tinggi melalui motif-motifnya yang di desain semenarik mungkin serta banyak penikmat seni yang menykainya. Motif tersebut tidak dibuat dengan semena-mena tanpa aturan tapi dipertimbangkan dengan harmoni, kontras, keselarasan, dan lan-lain. Dengan keteitian tersebut membuat orang-orang menilai batik sebagai seni yang memiliki estetika yang cukup tinggi. Batik sendiri memiliki dua cara pembuatan yakni secara manual dan dibuat secara cetak. Keduanya memiliki nilai tersendiri namun dengan pembuatan secara manual menambah estetika tersendiri yakni pembuatan motif dengan tangan dan menghasilkan karya yang indah. Maka wajare bila harga yang dimiliki batik tersebut cukup tinggi.



Daftar Pustaka 1. Sumber Materi https://id.wikipedia.org/wiki/Estetika (diakses pada 11/09/2020) https://www.academia.edu/9102885/BAB_I_ESTETIKA_BENTUK?auto=download (diakses pada 11/09/2020) https://id.scribd.com/upload- (diakses pada 11/09/2020) https://www.senibudayaku.com/2017/02/12-pengertian-estetika-atau-keindahan-senimenurut-para-ahli.html(diakses pada 11/09/2020) http://baumgartenaest.blogspot.com/2014/01/estetika-alexander-baumgarten.html (diakses pada 11/09/2020) https://bejanakehidupan.com/pengertian-estetika-menurut-para-ahli/ (diakses pada 11/09/2020) http://farihailyas.blogspot.com/2009/04/estetika-plato_12.html (diakses pada 11/09/2020) https://nirmalaovi17.wordpress.com/2012/11/01/plato-dan-aristoteles/ (diakses pada 11/09/2020) https://www.dictio.id/t/apa-pengertian-estetika-menurut-dra-artini-kusmiati/29908 (diakses pada 12/09/2020) https://ilmuseni.com/dasar-seni/pengertian-estetika-menurut-para-ahli (diakses pada 12/09/2020) https://kbbi.web.id/estetika (diakses pada 12/09/2020) https://eticon.co.id/prinsip-desain-arsitektur/ (diakses pada 12/09/2020) http://sintak.unika.ac.id/staff/blog/uploaded/5811988034/files/estetika_&_citra_arsitek tural.pdf (diakses pada 12/09/2020) http://rahibchristianamore24.blogspot.com/2018/11/normal-0-false-false-false-en-usx-none_25.html (diakses pada 12/09/2020) https://ipsterpadu.com/contoh-estetika/ (diakses pada 13/09/2020)