Resume Jenis-Jenis Penelitian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Sumiati Petronella Sitinjak



Prodi/Nim



: Ners 3b/ 032017094



Dosen



: Pomarida Simbolon,. SKM,. MKes,



Mata Kuliah



: Metodologi Penelitian



Judul Materi



: Prosedur Dan Tata Cara Melakukan Penelitian



A. Jenis Penelitian 1. Deskriptif vs Analitik Penelitian deskriptif mencakup penelitian survei dan pencarian fakta dari berbagai jenis. Tujuan utama penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan keadaan yang biasanya disebut dengan penelitian ex post facto. Penelitian ini tidak memiliki kontrol terhadap variabel, sehingga hanya berusaha untuk mengukur permasalahan yang ada. Jenis penelitian ini hanya untuk menemukan penyebab, walaupun variabel tersebut tidak dikendalikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian deskriptif adalah metode survei, termasuk juga di dalamnya komparatif dan korelasional. Lain halnya dengan penelitian analitik, peneliti harus menggunakan fakta atau informasi yang sudah ada, sehingga untuk menganalisis ini dilakukan evaluasi kritis terhadap materi yang ada.



2. Terapan vs Fundamental Penelitian terapan atau penelitian fundamental penamaan dari jenis penelitian ini. Penelitian terapan bertujuan untuk menemukan solusi terhadap masalah praktis yang dihadapi. Lain halnya dengan penelitian fundamental yang merupakan generalisasi rumusan sebuah teori, dalam arti kata lain mengumpulkan pengetahuan demi pengetahuan, sehingga diarahkan untuk menemukan informasi sebagai penambahan pengetahuan ilmiah yang sudah ada.



3. Kuantitatif vs Kualitatif Penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif merupakan jenis dari penelitian ini. Penelitian kuantitatif didasarkan pada pengukuran yang diekspresikan dalam bentuk kuantitas. Berbeda dengan penelitian kualitatif yang berkaitan dengan menemukan motif atau keinginan yang mendasari hal yang dimaksudkan, sehingga perlu dilakukan wawancara mendalam untuk mencapai tujuan tersebut.



4. Konseptual vs Empiris Penelitian konseptual berhubungan dengan beberapa gagasan atau teori. Hal ini secara umum digunakan oleh para filsuf untuk mengembangkan konsep atau menemukan konsep baru untuk menafsirkan ulang terhadap konsep yang sudah ada. Penelitian empiris tergantung kepada pengalaman tanpa memperhatikan sistem dan teori. Hal ini disebabkan penelitiannya berlandasrkan data, sehingga diakhiri ddengan kesimpulan yang dapat diverifikasi melalui observasi atau percobaan. Penelitian ini mengharuskan peneliti memberikan hipotesis kerja untuk menebak kemungkinan hasil dari penelitian yang dilakukan. Oleh sebab itu, bukti dilakukan melalui eksperimen untuk mendukung hipotesis yang mungkin terjadi. Nama lain dari penelitian empiris ini adalah penelitian eksperimen.



5. Beberapa jenis penelitian lainnya Semua jenis penelitian lainnya adalah variasi dari satu atau lebih dari jenis penelitian yang telah disebutkan di atas, baik berdasarkan tujuan penelitian, waktu penelitian, lingkungan penelitian dilakukan atau dasar dari beberapa faktor serupa lainnya. Dengan demikian, penelitian tersebut dapat berupa penelitian lapangan atau laboratorium, simulasi penelitian, atau lainnya, tergantung lingkungan mana yang harus dilakukan penelitian. Di bawah ini merupakan uraian jenis penelitian, baik dari segi deskriptif vs analitik, terapan vs fundamental, kuantitatif vs kualitatif, konsptual vs empiris, dan beberapa penelitian lainnya secara rinci.



1) Eksperimen Metode eksperimen dilakukan untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan kausalitas (sebab-akibat) dan berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok ekperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan a. Group Design Experiment Desain ini termasuk eksperimen lemah karena tidak adanya kelompok kontrol atau pretes, sehingga efek tindakan terhadap hasil yang diperoleh belum bisa diyakini sepenuhnya karena tidak ada bukti pretes atau kelompok kontrol.



2) Survei Penelitian survei ini merupakan penelitian yang digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus maupun menggunakan sampel. Ada dua tipe penelitian jenis ini.



a) Cross-sectional surveys tipe metode survei dengan desain cross-sectional surveys ini dengan cara data dikumpulkan dari individu yang telah dipilih pada titik waktu tertentu. menambahkan bahwa desain ini dapat memeriksa perilaku, kepercayaan, pendapat, atau praktik saat ini. Hal ini merupakan suatu cara untuk mengetahui isu yang bersifat temporer dengan pengumpulan data cukup satu kali.



b) Longitudinal surveys mengungkapkan bahwa desain ini digunakan untuk mengumpulkan data dari waktu ke waktu, sehingga melibatkan partisipan yang berkemungkinan dari orang berbeda atau orang yang sama. Menambahkan bahwa kesulitan dalam metode survei dengan desain ini yakni melacak anggota sampel dari waktu ke waktu dan menjaga kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Oleh sebab itu, survei dengan jenis ini dibedakan atas tiga jenis.



3. Korelasi Korelasi digunakan untuk menemukan kemungkinan adatidaknya hubungan antar dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel itu terjadi secara bersama-sama dan bersifat konstruk, sehingga apapun variabel konstruk dapat dicari hubungannya dalam penelitian sepanjang didukung teori. Gay, Mills dan Airasian ((2009):207) mengungkapkan bahwa dasar desain korelasi ini untuk dua atau lebih variabel yang diperoleh dari setiap sampel yang telah dipilih dan variabel tersebut dipasangkan. Jadi, walaupun ada yang menyelidiki sejumlah variabel, namun desain dasarnya tetaplah sama. 4. Kausal Komparatif (Ex post facto) Penelitian dengan metode kausal komparatif ini, peneliti mencoba untuk menentukan penyebab, atau alasan, untuk perbedaan yang ada dalam perilaku kelompok atau individu (Gay, Mills, dan Airasian, 2009:218). Ary (1992, dalam Hanafi, 2007:113) menambahkan bahwa data yang akan diambil nantinya adalah sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas terjadi yang bukan akibat dari perlakuan manipulasi.



B. Langkah- Langkah melakukan Penelitian 1. Mengidentikasi, Memilih dan merumuskan Masalah A. Mengidentifikasi Masalah 1) Mengidentifikasi masalah adalah mencari masalah yang paling relevan dan menarik untuk diteliti. 2) Masalah dapat dicari melalui “Pancaindera”, yaitu pengamatan, pendengaran, penglihatan, perasaan, dan penciuman. 3) Permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das sollen dan das sein , yaitu ada perbedaan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan. Masalah berkaitan dengan suatu kondisi yang mengancam, mengganggu, menghambat, menyulitkan, yang menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. “A problem as any situation where a gap exist between the actual and the desire d ideal state (Sekaran, 1992). B. Sumber Masalah Masalah dapat diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut: 1) Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan penelitian 2) Seminar, diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiah 3) Pernyataan pemegang otoritas 4) Pengamatan sepintas 5) Pengalaman pribadi 6) Perasaan intuitif. C. Memilih Masalah/Pembatasan Dalam mengidentifikasi masalah biasanya dijumpai lebih dari satu masalah, dan tidak semua masalah dapat/layak diteliti. Oleh sebab itu perlu diadakan pemilihan/pembatasan masalah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah: 1) Masalah tersebut layak atau tidaknya untuk diteliti, tergantung pada : a. Ada/tidaknya sumbangan terhadap teori dan ada/tidaknya teori yang relevan dengan itu , b. Ada/tidaknya kegunaan untuk pemecahan masalah-masalah praktis. 2) Managebility,yaitu



a. Cukup dana, b. cukup waktu, c. cukup alat, d. cukup bekal kemampuan teoritis, dan e. cukup penguasaan metode yang diperlukan. D. Merumuskan Masalah 1) Setelah masalah diidentifkasi dan dipilih/dibatasi, selanjutnya masalah tersebut hendaknya: a) Dirumuskan dalam kalimat tanya (?) yang padat dan jelas. b) Memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data guna menjawab pertanyaan dalam rumusan tersebut. Contoh: Apakah diversifikasi usaha lebih lebih berhasil daripada intensifikasi usaha? Bagaimana hubungan tingkat pendidikan dengan produktivitas kerja karyawan?



2. Penyususnan Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah konstruksi berfikir yang bersifat logis dengan argumentasi yang konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun. kerangka berfikir berarti menduduk-perkarakan masalah dalam kerangka teoritis (theoritical framework) atau disebut juga proses deduktif. Untuk menyusun kerangka pemikiran, perhatikanlah hal-hal berkut ini: (1) Cari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang relevan untuk dijadikan landasan teoritis dalam penelitian. Teori- teori dan konsep-konsep tersebut berasal dari acuan umum yaitu dari kepustakaan seperti buku teks, ensiklopedia, monografh dan sejeneisnya. Sedangkan generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti. Kriteria sumber bacaan adalah prinsip kemutakhiran (recency) dan relevansi. tahap penguraian teori yang menjadi titik tolak berfikir untuk menjawab masalah kepada konsep-konsep yang mengabstraksikan fenomena, disebut tahap conceptioning.



(2) Dari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi tersebut, lakukan perincian analisis melalui penalaran deduktif. Sedangkan dari hasil-hasil penelitian yang terdahulu dilakukan pemaduan (sistesis) dan generalisasi melalui penalaran induktif. Proses deduksi dan induksi itu dilakukan secara iteratif, sehingga dihasilkan jawaban yang paling mungkin terhadap masalah. Jawaban inilah yang dijadikan hipotesis penelitian. 3. Perumusan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang jawabannya harus diuji. Hipotesis dirangkum atau diturunkan dari kerangka pemikiran/kesimpulan teoritis. Ada dua jenis hipotesis: 1. Hipotesis Deskriptif, yaitu hipotesis yang menunjukan pemaknaan suatu konsep dari sautu teori. 2. Hipotesis Verivikatif, yaitu hipotesis yang mengubungkan atau mempetautan dua veriabel atau lebih untuk diuji. Hipotesis verifikatif hendaknya menyatakan pertauatan dua variabel atau lebih. Hipoteis dinyatakan dalam kalimat deklaratif/pernyataan yang jelas, padat dan spesifik. Harus teruji/dapat diuji. 4. Menguji Hipotesis Secara Empirik 1. Menguji dengan alat statistik inverensial dan statistik deskriftif, untuk membuktikan apakah teori-teori tersebut teruji secara meyakinkan (significant) atau tidak berdasarkan hasil uji fakta-fakta secara empirik (Penelitian Kuantitatif). 2. Menguji dengan tanpa statistis untuk mencari pemaknaan (Penelitian Kualitatif).



C. Ruang Lingkup Penelitian Keperawatan 1. Ilmu keperawatan dasar dan manajemen keperawatan Fokus masalah penelitian ilmu keperawatan dasar adalah (1) pengembangan konsep dan teori keperawatan; (2) kebutuhan dasar manusia (sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia) melalui pendekatan proses keperawatan, yang meliputi faktor-faktor



yang



memengaruhi



pemenuhan



kebutuhan,



mekanisme



fisiopatobiologis, dan masalah-masalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia; (3) pendidikan keperawatan; (4) manajemen keperawatan; dan (5) peran organisasi profesi (persatuan perawat nasional indonesia-PPNI). 2. Ilmu Keperawatan Anak lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan anak didasarkan pada filosofi keperawatan anak yang menekankan pada masalah biopsikososial anak akibat hospitalisasi 3. Ilmu Keperawatan Maternitas Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan maternitas difokuskan pada wanita pada masa pranatal, natal, pascalahir, dan gangguan reproduksi yang sering terjadi pada wanita. 4. Ilmu Keperawatan Medikal Bedah dan Gawat Darurat Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan medikal bedah difokuskan pada asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan. 5. Lingkup Keperawatan Kesehatan Jiwa lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan jiwa ditunjukkan pada seluruh komponen, meliputi klien, keluarga, dan masyarakat serta pengembangan model asuhan keperawatan kesehatan jiwa mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. 6. Ilmu Keperawatan Komunitas, Keluarga, dan Gerontik Lingkup masalah penelitian keperawatan komunitas adalah pengkajian tentang kondisi kesehatan dari suatu masyarakat, yang meliputi : pemeliharaan kesehatan di masyarakat, peran serta masyarakat dalam kesehatan, peningkatan kesehatan lingkungan, pendekatan multisektoral, dan pengembangan penggunaan teknologi tepat guna untuk masyarakat.



REFERENSI : Maya, Panorama & Dr. Muhajirin. 2017. Pendekatan Praktis Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Yogyakarta: Idea Press. Nursalam. 2020. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. Siyoto, Sandu, dkk. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Literasi Media Publishing



Suryana. (2010). Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitaif Dan Kualitatif. Bandung: UPI Nursalam,dkk.(2010).



Konsep



dan



Penerapan



Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika



Metodologi



Penelitian



Ilmu