Resume Modul 5 - 8 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD MODUL 5



DISUSUN OLEH: NAMA



: TONI LUKIAWAN SOPYAN



NIM



: 835631499



PROGRAM



: S1.PGSD/ MASUKAN SARJANA



KELAS



: A



SEMESTER



: III ( TIGA )



UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ- UT BANDUNG ( POKJAR KABUPATEN TASIKMALAYA ) TAHUN 2019



MODUL 5 KARAKTERISTIK BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Kegiatan Belajar 1 Bentuk – Bentuk Kegiatan Belajar Yang Biasa Dilakukan Siswa Sekolah Dasar A. BELAJAR MENEMUKAN Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk – bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari – hari. Bentuk – bentuk kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak, meniru, menghafal, merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon, mengorganisasikan, mengambil keputusan, berlatih, menghayati, dan mengamati. Kegiatan pengembangan masing – masing kemampuan belajar pada siswa SD dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan karakteristik siswa dan kreatifitas guru, sehingga dengan demikian diharapkan kemampuan belajar siswa SD dapat berkembang secara maksimal. Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar menemukan, guru dapat menerapkan metode discovery learning yang dikemukakan oleh Bruner, selain itu dapat juga menggunakan metode eksperimen ( experimental method ). B. BELAJAR MENYIMAK Pada kegiatan belajar menyimak, biasanya dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan katan dan pertanyaan. Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan belajar meniru, guru dapan menggunakan kegiatan bermain peran mengenai pekerjaan / profesi yang ada di sekitar siswa. Contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh guru untuk belajar menyimak siswa adalah sebagai berikut: 1. Bermain dengan kata, dengan cara mengajak siswa bermain dengan bahasa, seperti bercerita, membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena dapat membantu siswa mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal – hal lainnya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya. Cara lain adalah dengan melakukan permainan



“kuda bisik”. Melalui permainan ini, siswa dituntut untuk menyimak apa yang disampaikan oleh temannya untuk kemudian diteruskan kepada teman yang lain. 2. Bermain dengan pertanyaan, misalnya, guru memancing keingintahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan , hingga didapatkan hasil yang paling akhir atau kesimpulan. 3. Bermain dengan gambar, misalnya membuar gambar, merancang, dan melihat gambar, slide, video, atau film. 4. Bermain dengan musik, misalnya menggali informasi, melalui syair atau kata – kata yang terdapat pada lagu tersebut. C. BELAJAR MENIRU Anak – anak merupakan pribadi yang sangat suka meniru ( modelling ) dari lingkungan sekitarnya. Guru dan orang tua merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak. Anak akan banyak sekali belajar melalui melihat, mengamati, menginternalisasi, hingga meniru dalam bentuk perilaku, bahkan hingga perilaku hasil meniru itu menetap sebagai suatu kebiasaan dan kegemaran. Oleh karena itu, sebagai guru hendaknya selalu memberi contoh yang baik karena budaya meniru siswa tersebut. Siswa akan berperilaku sesuai dengan apa yang biasa dilihatnya. Contohnya siswa bermain peran sabagai polisi lalu lintas, dokter, guru, ibu rumah tangga sesuai dengan apa yang biasanya mereka lihat sehari – hari. D. BELAJAR MENGHAFAL Pada pengembangan kemampuan mengahafal, hendaknya siswa diberi bekal pengetahuan dan berpikir logis serta sistematis, sehingga siswa tidak hanya berada pada tingkatan ingatan dan pemahaman saja. Kecenderungan siswa belajar dengan metode menghafal ini disebabkan oleh budaya yang terjadi di sekolah yang pada umumnya didominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu guru ke siswa dan kurang merangsang rasa ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi. Siswa menjadi penerima yang pasif. Walaupun kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) telah dicanangkan sebagai dasar strategi proses belajar mengajar, namun dalam praktik di lapangan yang terjadi masih dalam pola siswa Datang, Duduk, Dengar, Catat dan Hafal (D3CH) dan siswa tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Lambat laun siswa menjadi cenderung suka mencari gampangnya saja dalam belajar. Hal ini akan terpola dalam banyak bentuk kebiasaan belajar, sehingga siswa kehilangan sense oflearning atau kepekaan untuk belajar. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus membenahi metode belajar siswa. Disamping memberi bekal keterampilan



belajar, guru harus berusaha membiasakan siswa menggunakan metode berfikir logis dan sistematis pada siswa dalam belajarnya. E. BELAJAR MERANGKAI Untuk meningkatkan kemampuan merangkai , guru dapat menggunakan permainan aneka jenis binatang dengan karakteristiknya. Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan mengamalkan, biasanya diterapkan pada mata pelajaran PPKn dan Agama karena pada mata pelajaran tersebut siswa diajarkan tentang nilai – nilai moral dan pengalamannya dalam kehidupan sehari – hari. F. BELAJAR MENGAMALKAN Kegiatan belajar mengamalkan biasanya erat kaitannya dengan mata pelajaran PPKn dan Agama, karena pada mata pelajaran tersebut anak diajarkan tentang nilai – nilai moral dan perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka bersosialisasi di masyarakat. Contohnya pada saat mempelajari tentang sikap saling hormat – menghormati antara penganut agama yang satu dengan yang lain, siswa diajak untuk menanamkan nilai yang terkandung dari pelajaran tersebut dalam kehidupannya sehari – hari dengan cara menghormati teman yang sedang berpuasa, memberi selamat hari raya kepada teman yang sedang merayakan hari besar agamanya, dan lain –lain. G. BELAJAR MENGANALISIS Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan belajar menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka –teki atau tebak – tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan informasi yang tersedia dan mencari jawabannya. Manfaat dari permainan teka – teki ini adalah: 1. Mengasah daya ingat 2. Belahar klarifikasi 3. Mengembangkan kemampuan analisis 4. Menghibur



H. BELAJAR MERESPON Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi dari suatu tetentu. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan merespon bagi siswa SD adalah dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan seputar peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Misalnya bagaimana respon/tanggapan yang diberikan siswa apabila temannya sedang ditimpa musibah banjir, gempa bumi, atau tanah longsor. I.



BELAJAR MENGORGANISASIKAN Belajar mengorganisasikan disini sesuai dengan teori belajar humanistik yang dikemukakan



Carl Rogers. Menurut Rogers yang penting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu: 1.



Manusia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar



2.



Siswa akan mempelajari hal – hal yang bermakna bagi dirinya



3.



Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siwa. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.



J.



BELAJAR MENGAMBIL KEPUTUSAN Pengembangan kemampuan untuk mengambil keputusan dapat dilakukan dengan metode



problem solving atau pemecahan masalah. Sementara untuk mengembangkan kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode bermain peran dengan cara mengajak siswa untuk praktik jual beli di warung sekolah. K. BERLATIH Untuk membiasakan anak berlatih melakukan kegiatan sehari –hari, guru dapat mengadakan kegiatan bermain peran, misalnya melakukan transaksi jual beli, seperti yang diterapkan di sekolah alam Ar-Ridho dalam pembelajaran matematika. Contoh lainnya adalah seorang guru melakukan praktik mengajar mata pelajaran IPS di SDN Kalisalak II Kebasen dan SD Gombong V, Kebumen. Salah satub kegiatannya adalah siswa diajak ke warung deket sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang, harga beli dan harga jual.



L. BELAJAR MENGHAYATI Kegiatan belajar menghayati biasanya dilakukan pada saat mengajarkan mata pelajaran kesenian. Pada mata pelajaran ini, siswa diajarkan bagaimana menghayati suatu peran (drama) dan menghayati sebuah lagu, sehingga dengan melakukan penghayatan tersebut, siswa dapat memahami karakter atau sifat dari tokoh yang diperankan atau makna yang terkandung dari sebuah lagu. M. BELAJAR MENGAMATI Untuk membelajarkan anak tentang kemampuan mengamati, contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengajak anak untuk mengenal ekosistem perairan laut yang memilki keanekaragaman hayati tinggi, yang menjadi sumber pangan, mineral, penghasilan, dan bibit budi daya serta berfungsi menyerap karbon dari udara. Kegiatan ini diterapkan dengan metode Edutainment (edukasi dan entertainment) seperti yang dilakukan oleh Gelanggang Samudra Ancol.



Kegiatan Belajar 2 Motivasi Belajar Siswa Kata motif merupakan kata dasar motivasi yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Pengertian motivasi mengandung 3 hal penting, yaitu: hal yang mengawali kegiatan perubahan energi seseorang dan nampak sebagai kegiatan fisik, motivasi ditandai dengan adanya rasa, dan pemahaman terhadap motivasi sebagai respon dari adanya aksi berupa tujuan yang didasarkan atas kebutuhan. N. RUANG LINGKUP MOTIVASI Pengertian motivasi sebagai perubahan energi yang ditandai dengan munculnya rasa tapi diawali dahulu dengan adanya tanggapan terhadap tujuan oleh Mc. Donald mengandung 3 aspek penting, yaitu: 1. Motivasi adalah hal yang mengawali kegiatan perubahan energi pada seseorang, sehingga yang terlihat adalah yang menyangkut kegiatan fisik.



2. Kemunculan motivasi ditandai dengan adanya rasa. 3. Motivasi sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Sedangkan tujuan sendiri menyangkut soal kebutuhan. Teori tentang motivasi lahir dan dan berkembang dengan tingkatan – tingkatannya. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu terkait dengan masalah kebutuhan (Teori Abraham Maslow), yaitu: 1. Kebutuhan fisiologis seperti haus, lapar, kebutuhan untuk istirahat. 2. Kebutuhan akan keamanan, bebas dari rasa cemas, dan khawatir. 3. Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu kelompok masyarakat. 4.



Kebutuhan akan penghargaan seperti dihargai karena kemampuan, kebutuhan untuk diakui kenaikan status atau pangkat pada diri seseorang.



5.



Kebutuhan untuk mewujudkamn diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, dan pembentukan pribadi. (Purwanto, 1990)



Begitu pula dengan kegiatan belajar, sangat membutuhkan motivasi agar kegiatan belajar pada diri siwa dapat bermanfaat dan berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa fungsi motivasi yaitu sebagai berikut: 1. Motivasi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan 2. Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya 3. Motivasi dapat menjadi alat untuk menyeleksi perbuatan 4. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk usaha mencapai prestasi. Berkaitan dengan jenis motivasi, ada beberapa sudut pandang yang membagi motivasi menjadi beberapa macam. Namun, disini kita hanya akan mengkaji motivasi intrinsik dan ekstrinsik saja. 1.



Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif atau berfungsi yang tidak



memerlukan rangsangan dari luar diri seseorang, karena biasanya dalam diri seseorang tersebut



sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contohnya adalah seseorang siswa yang melakukan kegiatan belajar karena ingin menambah ilmu, nilai, atau keterampilan. 2.



Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didalam aktifitas belajar dimulai dan diteruskan



berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Sebagai contohnya adalah seseorang akan belajar hingga keesokan harinya akan dapat mengerjakan soal dengan baik dan mendapat nilai 100, dengan harapan akan mendapatkan hadiah dari orangtuanya. Anda sebagai guru perlu secara berhati –hati memilih motivasi yang tepat bagi kegiatan belajar siswa, karena dapat saja pemberian motivasi yang tidak tepat dapat mempengaruhi perkembangan belajar ke arah negatif. Dibawah ini akan diuraikan beberapa bentuk dan cara yang dapat menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. 1. Memberi nilai 2. Hadiah 3. Saingan/Kompetensi 4. Ego involvement 5. Memberi ulangan 6. Mengetahui hasil 7. Pujian 8. Hukuman 9. Hasrat untuk belajar 10. Minat 11. Tujuan yang diakui Gaya belajar siswa perlu dipahami agar Anda dapat menentukan variasi cara dalam memotivasi belajar siswa dikelas. Berikut ini 3 kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar sendiri – sendiri:



1.



Siswa yang berorientasi pada visual Pada umunya siswa yang bergaya belajar visual, memiliki beberapa kekhasan seperti mereka



memiliki kebutuhan yang kuat untuk melihat sesuatu secara visual agar mereka dapat memahami informasi yang mereka lihat tersebut. Selain itu, ciri khas berikutnya adalah mereka biasanya memiliki kepekaan terhadap warna, dan memiliki pemahaman terhadap suatu hal yang artistik. 2.



Siswa yang berorientasi pada suara Para siswa yang kuat dalam hal pendengarannya, akan dapat memahami dan mengingat suatu



informasi dengan baik apabila guru menyampaikan sesuatu secara lisan atau berceramah. Masalah yang sering dialami siswa tipe ini adalah sulit menyerap informasi dalam bentuk tulisan dan otomatis memiliki kesulitan dalam menulis atau membaca. Pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk siwa seperti ini adalah dengan menggunakan tape perekam sebai alat bantu atau melibatkan siswa dalam kelompok diskusi. Pendekatan selanjutnya adalah dengan melakukan review secara verbal dengan sesama teman atau dengan guru. 3.



Siswa yang berorientasi pada benda yang dimanipulasi Karakter siswa yang mempunyai gaya belajar seperti ini adalah mereka selalu menempatkan



tangan sebagai alat penerima informasi utama agar mereka selalu dapat mengingat informasi tersebut. Siswa tipe ini juga tidak termasuk siswa yang suka diam lama atau duduk terlalu lama untuk mendengarkan penjelasan. O. SERBA – SERBI MEMOTIVASI SISWA SD Cara lain yang dapat Anda pelajari dan tiru agar memotivasi belajar siswa dapat meningkat adalah melalui bebrapa cara yang dikemukakan berikut ini. Dalam tulisannya, Agus Sampurno menceritakan 7 kebiasaan guru yang efektif untuk memotivasi siswanya agar lebih bersemangat dalam belajar: 1. Konsistensi 2. Perlakukan siswa sebagai individual 3. Jadikan lingkungan fisik kelas anfa sedapat mungkin bernuansa belajar 4. Lakukan penilaian terhadap siswa sesering mungkin tapi dengan alasan yang kuat 5. Dapatkan umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja 6. Libatkan diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun informal 7. Membuka diri terhadap kebutuhan siswa



RESUME PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD MODUL 6



DISUSUN OLEH: NAMA



: TONI LUKIAWAN SOPYAN



NIM



: 835631499



PROGRAM



: S1.PGSD/ MASUKAN SARJANA



KELAS



: A



SEMESTER



: III ( TIGA )



UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ- UT BANDUNG ( POKJAR KABUPATEN TASIKMALAYA ) TAHUN 2019



MODUL 6 Layanan Pendidikan Bagi Siswa Sekolah Dasar Kegiatan Belajar 1 Prinsip-Prinsip Bimbingan di Sekolah Dasar A. PENGERTIAN BIMBINGAN Menurut Agus Taufik (2007), istilah bimbingan pada umumnya dipahami sebagai upaya memberikan arahan, panduan, nasihat dan biasanya mengandung nilai-nilai yang bersifat menuntun ke arah yang baik. Bimbingan sering dipadankan dengan “konseling” yang diadopsi dari bahasa Inggris yaitu Counseling yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “penyuluhan”. Pada akhir tahun sembilan puluhan , istilah penyuluhan dianggap tidak cocok lagi karena konotasinya lebih bersifat pemberian informasi, sedangkan konotasi konseling lebih bersifat hubungan antar dua pribadi, yaitu antara konselor dengan yang diberi bantuan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah sebagai suatu proses membantu individu siswa untuk dapat memahami diri,mengenal lingkungan dan merencanakan masa depannya, sehingga diharapkan dapat mencapai perkembangan yang optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang demokratis. B. TUJUAN BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR Tujuan bimbingan dan konseling adalah memberi kemudahan belajar pada siswa SD agar mereka dapat belajar dengan percaya diri, menyadari kekurangan dan kelebihannya serta mampu berinteraksi secara baik dengan lingkungannya. C. FUNGSI BIMBINGAN DI SEKOLAH Ada 6 fungsi bimbingan di sekolah yaitu: 1. Fungsi Pengungkapan 2. Fungsi Penyaluran 3. Fungsi Penyesuaian 4. Fungsi Pencegahan



5. Fungsi Perkembangan 6. Fungsi Perbaikan D.



PRINSIP- PRINSIP BIMBINGAN DI SD



Ada 8 prinsip dalam bimbingan di SD yaitu : 1. Bimbingan untuk semua 2. Bimbingan di SD dilaksanakan oleh guru semua kelas 3. Bimbingan diarahkan untuk perkembangan kognitif dan afektif 4. Bimbingan diberikan secara insidental dan informal 5. Bimbingan ditekankan pada tujuan belajar dan kebermaknaan belajar 6. Bimbingan difokuskan pada aset 7. Bimbingan terhadap proses pendewasaan 8. Program bimbingan dilaksanakan secara bersama E.



PERAN GURU DALAM PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Dalam Proses bimbingan guru memiliki peran penting, karena guru mempunyai hubungan



yang sangat dekat dengan siswa, sehingga siswa lebih terbuka terhadap guru. Bimbingan di SD dilaksanakan oleh guru kelas bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.



Kegiatan belajar 2 Berbagai Layanan Pendidikan Untuk anak sekolah dasar



A. LAYANAN PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT Pengertian Anak Berbakat Menurut Clark (dalam Astuti) adalah anak yang menunjukkan kemampuan/penampilan yang tinggi dalam bidang-bidang seperti, intelektual, kreatif, seni, kapasitas, kepemimpinan atau bidang akademik khusus dan bidang yang memerlukan pelayanan atau aktivitas yang tidak biasa disediakan oleh sekolah, agar tiap kemampuan anak berkembang penuh. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan anak berbakat disekolah Dasar. a. Mengidentifikasi anak berbakat



b. Layanan Anak Berbakat c. Strategi pembelajaran dan model layanan d. Layanan perkembangan kreatifitas e. Stimulasi imajinasi dan proses inkubasi f. Desaign pembelajaran g. Evaluasi



B. LAYANAN PENYANDANG KELAINAN FISIK Pengertian Menurut Mulyono Abdulrahman (dalam pengantar pendidikan anak luar biasa 2007) keluarbiasaan merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi anak yang menunjukkan perbedaan dengan anak normal pada umumnya. Jenis – jenis kelainan fisik dikelompokan menjadi 1. Tunanetra (ganguan pada penglihatan) 2. Tunarungu (gangguan pendengaran) 3. Tunadaksa (cacat secara fisik, seperti folio,anggota tubuh diamputasi,kelainan tulang belakang)



C. LAYANAN TERHADAP ANAK DENGAN GANGUAN PSIKOLOGIS 1.



Anak Tunalaras: menurut Rosembera, anak tunalaras dapat dikelompokkan atas tingkah laku yang beresiko tinggi hiperaktif, agresif, pembangkang delinkuensi dan anak yang menarik diri dari pergaulan sosial. Sedang yang beresiko rendah yaitu Autisme dan skizofrenia.



2.



Perilaku Menyimpang disekolah biasa Perilaku ini dibedakan menjadi 2, anak luar biasa yang secara jelas terlihat dan anak luar biasa yang sulit dideteksi. Untuk kelompok anak yang tidak bisa dideteksi, dapat diketahui melalui gejala yang ditunjukkan dengan perilaku, seperti jail, iri hati, mencela, rewel, agresif, suka protes, malas belajar.



3.



Penyebab prilaku menyimpang Terjadi karena a. Tidak mendapat perhatian b. Disepelekan c. Kehadirannya dianggap tidak ada d. Tidak mendapat peran apapun e. Sebagai pelengkap penderita f. Takut kehilangan peran dalam lingkungannya



4.



Memahami anak berperilaku menyimpang Untuk mengatasi permasalahan anak semacam itu diperlukan kerjasama staf dan semua guru disekolah.



5.



Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan anak a. Penyimpangan sebagai akibat : pengalaman dirumah sering dibawah kesekolah sehingga terjadi benturan nilai b. Perilaku Destruktif: perilaku yang tidak patut,tidak bertanggung jawab dan menyalahi aturan c. Perilaku mengajar:perilaku buruk seringkali dihubungkan dengan prestasi belajar d. cara mengatasi anak berperilaku menyimpang Tindakan untuk anak berperilaku menyimpang 1. Pendekatan kasih sayang 2. Responsif terhadap perasaan anak 3. Dengarkan suara hati anak 4. Binalah kasih sayang antar anak



D. LAYANAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER 1. Pengertian Kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang terancam dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah 2.



Tujuan Ekstra kurikuler Mampu mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh disekolah dengan keadaan kebutuhan lingkungan



3.



Jenis kegiatan ekstra Pramuka, UKS, olahraga, PMR, kesenian



4.



Manfaat kegiatan ekstra kurikuler Pengembangan fisik,mental,emosional,kognitif, dan sosial



5.



Pelaksanaankegiatan Ekstra kurikuler pelaksanaanya dilakukan oleh para guru yang menguasai dibidangnya



RESUME PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD MODUL 7



DISUSUN OLEH: NAMA



: TONI LUKIAWAN SOPYAN



NIM



: 835631499



PROGRAM



: S1.PGSD/ MASUKAN SARJANA



KELAS



: A



SEMESTER



: III ( TIGA )



UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ- UT BANDUNG ( POKJAR KABUPATEN TASIKMALAYA ) TAHUN 2019



MODUL 7 KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR



Kegiatan Belajar 1 Profil Kompetensi Guru Sekolah Dasar A. LANDASAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU SD 1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi Kompetensi dapat disamakan dengan suatu tindakan cerdas dan bertanggung jawab yang ditunjukkan oleh seseorang sebagai bukti bahawa ia memang kompeten dalam bidang tersebut. Tindakan cerdas dan bertanggung jawab tersebut hanya dapat ditunjukkan oleh seseorang jika ia memiliki ilmu atau pengetahuan yang mantap, keterampilan yang memadai serta sikap yang memungkinkan yang menunjukkan tidakan tersebut secara cerdas. 2. Proses Pengembangan Standar Kompetensi Dengan pesatnya perkembangan diberbagai bidang guru dituntut untuk mampu menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dan mampu menghadapi berbagai tantangan. Sebagaimana halnya sdnegan standar kompetensi dibidang profesi lainnya, standar kompetensi guru SD di kembangkan dengan mengacu kepada hal-hal berikut. 1. Ketetapan perundang-undangan yang terkait dengan guru SD seperti UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dan PP No.15/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 2. Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) guru SD. 3. Berbagai asumsi dan landasan program berupa pernyataan-pernyataan yang dianggap benar berdasarkan dugaan ahli, penelitian, dan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia 4. Kompetensi guru SD ynag sudah pernah ada seperti 10 kompetensi guru lulusan SPG B. PROFIL KOMPETENSI GURU SD Dalam SKGK-SD/MI, Standar kompetensi dirumuskan dalam 4 rumpun kompetensi yaitu: 1. Kemampuan mengenal peserta didik secara mendalam 2. Penguasaan bidang studi 3. Kemampuan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik 4. Kemampuan mengembangkan kemampuan professional secra berkelanjutan



Sementara itu, dalam Permen No. 16/2007, Standar Kompetensi Guru SD/MI dorumuskan menjadi 24 kompetensi inti yang dikelompokkan berdasarkan kompetensi agen pemeblajaranyang terdapat dalam peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (PP No.19/2005, tentang SNP). Kompetensi sebagai agen pembelajaran terdiri dari: 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Profesional 4. Kompetensi Sosial Pengelompokan kompetensi dalam permen No. 16/2007 yang mengambil PP No. 19/2005 tampaknya lebih mengacu pada teori bukan pada tugas-tugas nyata seorag guru di lapangan. Standar kompetensi guru SD/MI terdapat dalan dua dokumen yaitu bukuStandar Kompetensi guru kelas SD/MI lulusan S1 PGSD Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pendiidkan Nasional No. 16/2007. Dari dua dokumen tersebut dapat diidentifikasi standar kompetensi guru kelas SD/MI lulusan S1 PGSD, yang terdiri dari 30 kompetensi. Ke 30 kompetensi itu yang merupakan integrasi dari kompetensi yang terdapat dalam kedua dokumen tersebut. Semua komopetensi guru SD tercermin secara integrative dalam kinerja guru, baik ketika merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mauoun ketika menilai proses dan hasil belajar siswa. Kompetensi lulusan s1 PGSD mempunyai kelebihan dibandingkan kompetensi lulusan D II PGSD. Kelebihan tersebut antara lain terletak pada kemampuan memoerbaiki pembelajaran melalui PTK, kemampuan berperan serta dalam kegiatan pendidikan ditingkat lokal, regional, nasional, dan global, kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi baik untuk kepentingan pembelajaran maupun untutk mengembangkan wawasan. C. INDIKATOR PENGUASAAN KOMPETENSI GURU SD Penguasaan kompetensi harus diakses dengan prosedur dan instrument yang sesuai dengan hakikat kompetensi. Penguasaan akademik yang merupakan kawasan kognitif dapat diakses dengantes, baik tes objektif maupun tes uraian. Ketrampilan dapat diakses melalui pengamatan unjuk kerja seperti pidato, menunjukkan ketrampilan dasar mengajar, sedangka sikap dan nilai harus di akses melalui pengamatan dalam kontek otentik akhirnya, unjuk kerja professional seperti kemampuan mengajar diakses melalui pengamatan dengan menggunakan instrument seperti APKG.



Contoh-contoh indicator penguasaan kompetensi dapat dijadikan acuan oleh mahasiswa/Guru SD untuk menilai statusnya dalam penguasaan kompetensi tertentu. Pengetahuan mengenai kompetensi, asesmen kompetensi, dan indicator dapat dimanfaatkan oleh para guru SD ketika melaksanakan tugas sebagai seorang guru ketika mengembangkan indicator keberhasilan dan melakukan asesmen penguasaan kompetensi.



Kegiatan Belajar 2 Forum Peningkatan Profesionalitas Guru A. PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU Kompetensi pengingkatan profesionalitas secara berkelanjutan dapat dijabarkan menjadi beberapa kompetensi, salah satu diantaranya adalah mampu memperbaiki pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalitas dalam hal ini, jabaran kompetensi dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan pengalamn belajar atau kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru beberapa diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Melakukan refleksi 2. Berkolaborasi dengan teman sejawat 3. Mengomunikasikan hasil-hasil PTK melalui berbagai media 4. Mengikuti perkembangan dunia pendidikan 5. Mengikuti berbagai kegiatan ilmiah 6. Berperan serta dalam berbagai kegiatan pendidikan 7. Mengikuti perkembangan ilmu dalam 5 mata pelajaran SD 8. Mengikuti berbagai kegiatan guru B. BERBAGAI WADAH PROFESIONALITAS GURU Ada berbagai wadah atau forum yang meyediakan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan profesionalitas seperti KKG, LPMP, Klinik Pembelajaran, LPTK, PGRI, Kursus-Kursus. 1. Kelompok Kerja Guru (KKG) Kelompok Kerja Guru merupakan forum bagi guru SD untuk mengikuti berbagai kegiatan dan untuk meningkatkan profesionalitas guru. Kegiatan kkg seyogyanya tidak hanya menyangkut kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan perangkat pembelajarn, tetapi juga kegiatan yang



berkaitan dengan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan perluasan wawasan. KKG bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui arena bertukar pikiran pengalaman dan informasi sehingga para guru dapat berkembang menjadi guru yang profesional yang mampu meningkatkan kreativitas dan efektivitas dalam mengelola pembelajaran sehingga mampu menemukan atau menciptakan inovasi dalam pembelajaran. 2. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) lembaga penjaminan mutu pendidikan merupakan lembaga yang berkedudukan di tingkat provinsi dan berfungsi untuk membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk supervisi bimbingan, arahan, saran dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan nonformal dalam berbagai upaya penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan. dalam menjalankan fungsinya LPMP menyelenggarakan berbagai kegiatan pengembangan dan pelatihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru SD untuk mengembangkan profesionalitas 3. Klinik Pembelajaran (KP) Klinik pembelajaran KB merupakan forum berbagi masalah gagasan pengalaman antara para guru calon guru dan dosen lptk kegiatan berbagi pengalaman ini dilakukan melalui komunikasi dijalan sebentar klinik pembelajaran dan melalui komunikasi online yang terbuka bagi semua guru. 4. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) lembaga pendidikan tenaga kependidikan LPTK menyediakan program Sarjana (S1), Pascasarjana (S2), serta program Doktor (S3) bagi para guru untuk meningkatkan kualifikasi akademik di samping itu LPTK juga mempunyai fasilitas dan dosen yang dapat membantu guru SD meningkatkan profesionalitasnya. 5. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) merupakan organisasi profesi yang memperjuangkan hak kesejahteraan serta peningkatan profesionalitas para anggotanya dalam hal ini berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PGRI dapat diikuti oleh para guru untuk meningkatkan profesionalitas. 6. Kursus-Kursus Sebagai seorang guru yang diharapkan mempunyai akses yang luas ke sekedar informasi tentu Anda diharapkan menguasai teknologi informasi dan komunikasi tersebut jika ada guru yang memang belum melek teknologi seyogyanya guru tersebut mengikuti kursus computer, sehingga dapat menggunakan keterampilan yang diperoleh untuk mengakses berbagai informasi dan



mengkomunikasikannya. Tidak diragukan lagi bahwa penguasaan keterampilan komputer akan membantu guru untuk meningkatkan profesionalitas nya melalui informasi yang dapat diakses dari internet.



RESUME PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD MODUL 8



DISUSUN OLEH: NAMA



: TONI LUKIAWAN SOPYAN



NIM



: 835631499



PROGRAM



: S1.PGSD/ MASUKAN SARJANA



KELAS



: A



SEMESTER



: III ( TIGA )



UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ- UT BANDUNG ( POKJAR KABUPATEN TASIKMALAYA ) TAHUN 2019



MODUL 8 KURIKULUM SEKOLAH DASAR Kegiatan belajar 1 Hakikat Kurikulum Sekolah Dasar A. KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN Pendidikan di sekolah dikenal dengan istilah pendidikan formal karena semua aspek dalam pendidikan di sekolah ditata secara formal. Menurut Sukmadinata (2005: 2) salah satu karakteristik pendidikan formal adalah bahwa pendidikan di sekolah memiliki rancangan pendidikan atau kurikulum tertulis. Dengan adanya rancangan atau kurikulum secara tertulis pendidikan di sekolah berlangsung secara terencana, sistematis, dan lebih didasari karakteristik pendidikan formal tersebut menunjukkan bahwa kurikulum merupakan syarat mutlak bagi terjadinya pendidikan di sekolah Kurikulum merupakan panduan yang memberikan jawaban atas pertanyaan untuk apa pendidikan dilakukan apa yang disampaikan dalam proses pendidikan bagaimana pendidikan akan dilaksanakan serta Bagaimana mengukur hasil dan proses pendidikan Hal ini sesuai dengan pengertian kurikulum yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 19 yang menyatakan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. B. PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM Agar kurikulum yang dikembangkan benar-benar membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Secara umum, terdapat beberapa prinsip yang harus kita perhatikan dalam mengembangkan kurikulum, Sukmadinata mengemukakan empat prinsip pengembangan kurikulum yaitu relevansi, fleksibilitas, efisiensi, efektivitas, dan prinsip berkesinambungan. 1. Prinsip Relevansi Prinsip relevansi sesuai dengan arti katanya prinsip ini menuntut kurikulum sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan peserta didik dan perkembangan masyarakat berkenaan dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan peserta didik kurikulum SD dituntut untuk sesuai dengan tugas perkembangan peserta didik usia SD serta sesuai dengan proses belajar peserta didik



SD sementara itu berkenaan dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat kurikulum juga harus mampu mempersiapkan peserta didik untuk dapat mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan masyarakat. 2. Prinsip Efektivitas Prinsip efektivitas prinsip efektivitas dalam pengembangan kurikulum mengacu pada sejauh mana kurikulum yang dirancang dapat diimplementasikan atau dilaksanakan dan dicapai di sekolah. 3. Prinsip Efisiensi Makna efisiensi secara umum makna efisiensi berkenaan dengan penggunaan sumber daya dalam rangka pencapaian tujuan dan menerapkan prinsip ini dalam pengembangan kurikulum kurikulum yang dirancang dapat dilaksanakan dengan lancar dan optimal. 4. Prinsip Fleksibilitas Prinsip fleksibilitas penerapan prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum menurut kurikulum dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi sekolah tempat kurikulum diimplementasikan. 5. Prinsip berkesinambungan Prinsip berkesinambungan prinsip ini didasarkan pada pandangan bahwa perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan. Oleh karena itu kurikulum yang dikembangkan neneknya berkesinambungan antara 1 tingkatan kelas dengan kelas berikutnya antara suatu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan berikutnya. C. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DAN KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN SD Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian akhlak mulia dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut. Khusus untuk jenjang Sekolah Dasar sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan pada satuan pendidikan dasar dan menengah setelah menyelesaikan pendidikan di jenjang SD siswa. Berkenaan dengan penguasaan peserta didik terhadap standar kompetensi lulusan dan penekanan pada tahun dengan kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi, maka kurikulum dan pembelajaran dikembangkan di SD hendaknya ditekankan pada pembentukan hal-hal berikut.



1. Kemelekwacaan (literacy) 2. Kemampuan berkomunikasi 3. Kemampuan memecahkan masalah (problem solving) 4. Kemampuan bernalar (reasoning) Standar kompetensi lulusan SD tersebut dikuasai peserta didik melalui pembelajaran berbagai mata pelajara. Oleh karena itu standar kompetensi lulusan tersebut kemudian dijabarkan ke dalam standar kompetensi lulusan mata pelajaran. Guru SD merupakan guru kelas yang mempunyai tugas utama mengajar 5 mata pelajaran yaitu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 1. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Secara umum peran utama Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) adalah memperkuat dasardasar kewarganegaraan Indonesia dalam konteks negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan sekaligus menyiapkan warga negara yang menjadi warga negara global yang siap bersaing dan bekerja sama namun tetap berpijak pada ke-indonesiaan. 2. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Mata pelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya diarahkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi baik secara formal maupun informal. 3. Mata Pelajaran Matematika Pada dasarnya konsep-konsep matematika adalah relasi-relasi. Mempelajari matematika berarti belajar menemukan atau mengkonstruksi relasi itu, merumuskannya, menentukan hubungan antara konsep-konsep itu, menyusunnya dalam suatu struktur, mengembangkannya, dan menggunakannya dalam penyelesaian masalah. 4. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) IPA adalah pengetahuan tentang gejala alam yang dapat mengidentifikasikan sebagai: cara berpikir untuk memahami alam semesta, cara melakukan investigasi, dan ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari penyelidikan. 5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu yakni kajian yang bersifat terpadu, interdisipliner, multidimensional, bahkan cross disipliner.



Kegiatan Belajar 2 Karakteristik Mata Pelajaran Di Sekolah Dasar A. HAKIKAT KTSP Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang bersifat desentralistik karena dikembangkan oleh satuan pendidikan. Meskipun ktsp bersifat desentralistik, kurikulum yang dikembangkan satuan pendidikan harus mengacu pada standar kompetensi lulusan dan standar isi yang telah ditetapkan secara nasional oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). KTSP terdiri atas dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. 1. Tujuan Pendidikan SD Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2. Struktur Dan Muatan Kurikulum SD Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Aspek-aspek yang harus tercantum dalam struktur dan muatan kurikulum mencakup Mata Pelajaran, Muatan Lokal, Pengembangan Diri, Pengaturan Beban Belajar, Ketuntasan Belajar, Kenaikan Kelas dan Kelulusan, Pendidikan Kecakapan Hidup, serta Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global. 3. kalender pendidikan SD Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. 4. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok ada pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. B. LATAR BELAKANG KTSP Pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan atau KTSP merupakan realisasi dari kebijakan pemerintah dengan diberlakukannya UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan



Nasional yang berkenaan dengan wewenang pengembangan pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan. Landasan filosofis dan teoritis yang melatarbelakangi perkembangan KTSP adalah: 1. Kurikulum harus dimulai dari lingkungan terdekat 2. Kurikulum harus mampu melayani pencapaian tujuan pendidikan nasional dan satuan pendidikan, serta 3. Proses pengembangan kurikulum harus bersifat fleksibel. C. PROSEDUR PENGEMBANGAN KTSP Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penyusunan KTSP adalah analisis konteks yang mencakup kegiatan berikut. 1.



Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam penyusunan KTSP



2.



Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik pendidik dan tenaga kependidikan sarana dan prasarana biaya serta program-program



3.



Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat serta lingkungan sekitar, komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam serta sosial budaya. Hasil analisis konteks tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam kemampuan yang harus



dimiliki peserta didik serta strategi dan implementasi kurikulum. Langkah berikutnya adalah menyusun silabus silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu silabus disusun untuk seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran atau tema telah na penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Menurut BSNP pengembangan silabus hendak memperhatikan berbagai prinsip berikut. 1.



Ilmiah



2.



Relevan



3.



Sistematis



4.



Konsisten



5.



Memadai



6.



Aktual dan kontekstual



7.



Flexible



8.



Menyeluruh



Berdasarkan Peraturan Mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, pelaksanaan kurikulum di sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut. 1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi perkembangan dan kondisi peserta didik. 2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar. 3. Pelaksanaan kurikulum mungkinkan peserta didik mendapat pelayanan bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan. 4. Kurikulum dimaksudkan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. 5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan multimedia 6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam sosial dan budaya kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dengan keseimbangan keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memakai antar kelas dan jenis serta bidang pendidikan. D. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENGEMBANGAN KTSP Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan KTSP pada SD adalah 1. Tim penyusun yang terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah 2. Komite sekolah 3. Narasumber (ahli kurikulum dan pembelajaran) 4. Dinas pendidikan 5. Serta pihak lain yang terkait.