Resume Pasta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS RESUME FTS SEMI PADAT- CAIR “PASTA DAN SALEP”



OLEH: KELOMPOK 6 KELAS C 2018 NAMA: 



NURMEILINDAH MUSTAPA



O1A118169







SITI HAJRAH MAISARA



O1A118161







NUR ARIFKA RAHMA



O1A118142







PUTRI LISTIYA SARI



O1A118158







ZULIASTI



O1A118163



JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2020



BAB 1 PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya ilmu dan tekhnologi di dunia farmasi . Semakin hari semakin banyak jenis dan ragam penyakit yang muncul. Perkembangan pengobatan pun terus di kembangkan. Berbagai macam bentuk sediaan obat, baik itu liquid, solid dan semisolid telah dikembangkan oleh ahli farmasi dan industri. Ahli farmasi mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang bertujuan untuk memberikan efek terapi obat, dosis yang sesuai untuk di konsumsi oleh masyarakat. Selain itu, sediaan semisolid digunakan untuk pemakaian luar seperti krim, salep, gel, pasta dan suppositoria yang digunakan melalui rektum. Kelebihan dari sediaan semisolid ini yaitu praktis, mudah dibawa, mudah dipakai, mudah pada pengabsorbsiannya. Juga untuk memberikan perlindungan pengobatan terhadap kulit. Sediaan pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan secara topikal. Biasanya mengandung serbuk sampai 50% hingga pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan salep. Pasta tidak melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada daerah dimana pasta digunakan. Berbagai macam bentuk sediaan semisolid memiliki kekurangan, salah satu diantaranya yaitu mudah di tumbuhi mikroba. Untuk meminimalisir kekurangan tersebut, para ahli farmasis harus bisa memformulasikan dan memproduksi sediaan secara tepat. Dengan demikian, farmasis harus mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Dengan cara melakukan, menentukan formulasi dengan benar dan memperhatikan konsentrasi serta karakteristik bahan yang digunakan dan dikombinasikan dengan baik dan benar.



BAB 2 PEMBAHASAN A. Pengertian Pasta dalam Farmasi 



Menurut FI Edisi III, pasta adalah sediaan berupa masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin dan parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung.







Berdasarkan Fl IV : Pasta merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.







Berdasarkan FI VI: Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Kelompok pertama dibuat dari gel fase tunggal mengandung air, misalnya Pasta Natrium Karboksimetilselulose, kelompok lain adalah pasta berlemak misalnya Pasta Zink Oksida, merupakan salep yang padat, kaku, yang tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.







Dispensing of Medication (Husa’s Pharm) : Pasta adalah produk seperti ointment untuk penggunaan eksternal yang dikarakterisasi dengan adanya bagian serbuk padat yang lebih banyak. Pasta lebih kental dan keras, serta kurang oklusif dibandingkan ointment lain.







Pharmaceutical Practice : Pasta merupakan ointment yang mengandung sekitar 50% serbuk yang terdispersi dalam basis berlemak, namus pasta kurang berlemak dibandingkan ointment karena serbuk akan mengabsorpsi sebagian hidrokarbon air.







Fornas : Pasta adalah sediaan berupa massa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar, digunakan sebagai antiseptikum atau pelindung kulit.







Industri buku 2 : Pasta merupakan salep yang didalamnya ditambahkan zat padat yang tidak larut dalam konsentrasi yang tinggi, biasanya digunakan sebagai penghambat yang melindungi kulit, seperti pengobatan dengan masker atau pelindung muka dan bibir dari sinar matahari.







Pasta sama dengan salep digunakan untuk pemakaian luar kulit, namun perbedaannya dengan salep adalah kandungannya, secara umum persentase bahan padat pada pasta lebih besar dibandingkan salep. Oleh karena itu pasta lebih kental dan kaku, daya absorbsinya lebih besar dan kurang berlemak daripada salep yang dibuat dengan komponen yang sama.







Menurut DOM, pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan tahan untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya gaya pada penggunaan. Pasta biasanya disiapkan dengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya 20% atau lebih) pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep menjadi aliran dilatan.







Menurut Scoville’s, pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan.







Menurut Prescription, pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk penggunaan luar. Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak berlemak mengandung gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain lain. Pasta biasanya sangat kental atau kaku dan kurang berlemak dibandingkan dengan salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati, ZnO dan kalsium karbonat pada basisnya memiliki bagian yang tinggi. Jadi pengertian pasta secara umum, pasta adalah sediaan semi padat yang



mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian luar/topikal. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Pasta ini serupa dengan salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk), suatu salep tebal, karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diolesi. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit. B. Karakteristik Pasta Karakteristik dari sediaan pasta adalah : 1. Daya absorbsi pasta lebih besar 2. Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian. 3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu. 4. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian luar/topikal. 5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum. 6. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.



7. Memiliki persentase bahan padat lebih besar daripada salep yaitu mengandung bahan serbuk (padat) antara 40%-50%. C. Macam-Macam Pasta Adapun beberapa macam-macam dari pasta. Berikut ini adalah pembagiannya : 1. Pasta Berlemak Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan lebih menyerap dibandingkan dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas terhadap air. Pasta ini cenderung untuk menyerap sekresi seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi lebih rendah dari salep. Contoh pasta berlemak adalah Acidi Salicylici Zinci Oxydi Pasta (RN. 1978), Zinci Pasta (RN. 1978) dan Resorcinoli Sulfurici Pasta (F.N. 1978). 2. Pasta Kering Pasta kering adalah suatu pasta bebas lemak mengandung ± 60% zat padat (serbuk). Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis ichthanolum atau Tumenol Ammonim, zat ini akan menjadikan pasta menjadi encer. 3. Pasta Pendingin Pasta pendingin adalah campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair, dikenal dengan Salep Tiga Dara. Contohnya pada penggunaan zat aktif berupa zink oxide. Zinc oxide merupakan suatu zat aktif yang memiliki aktivitas sebagai mild astringent dan UV protecting. Pasta Zinc Oxide ini dimaksudkan untuk menormalkan ketidakseimbangan fungsi kulit. Mild astringent yang dimaksud adalah mengecilkan jaringan kulit sehingga dapat melindungi jaringan kulit. Sediaan pasta dipilih karena tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau pelindung. Pasta Zinc Oxide ini dimaksudkan untuk menormalkan ketidakseimbangan fungsi kulit, membantu mencegah kelainan, dan meregulasi kelenjar sebacea (Morkoc, 2009). 4. Pasta Dentifriciae (Pasta Gigi) Pasta Dentifriciae (pasta gigi) adalah suatu campuran kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum yang digunakan untuk pembersih gigi. Pasta gigi digunakan untuk



pelekatan pada selaput lendir untuk memperoleh efek lokal. Misalnya, pasta gigi Triamsinolon Asetonida. D. Formulasi Pasta Pasta biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago, atau sabun. 1. Vasellnum Album Vaselln terdiri dari vaselin putih dan kuning. Vaselin putih adalah bentuk yang telah dimurnikan warnanya, karena pemucatan menggunakan asam sulfat anhydrous tidak larut dalam air, tidak tercucikan dengan air. Kerugiannya adalah berlemak dan tidak dapat dikombinasikan dengan cairan yang mengandung air, hanya dapat menyerap air 5%, jarang dipengaruhi oleh udara, kelembaban kebanyakan bahan obat dan bahan kimia. Vaselin digunakan pula sebagai pelumas, pelindung, penutup kulit, karena merupakan film penutup pada kulit yang mencegah penguapan. 2. Gliserol Gliserol dipakai sebagai zat tambahan, antimikroba dan kelembapan. Pada dasarnya basis formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu : 3. Basis hidrokarbon Karakteristik : 



Tidak diabsorbsi oleh kulit







Inert







Tidak bercampur dengan air







Daya adsorbs air rendah







Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan absorbsi obat melalui kulit. Dibagi menjadi 5 yaitu: soft paraffin, hard paraffin, liquid paraffin, paraffin



substitute, paraffin ointment. Contohnya adalah Vaselin, White Petrolatum/Paraffin, White Ointment. 4. Basis absorbsi Karakteristik: bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.



Basis absorbsi terbagi menjadi : 



Non emulsi co. Basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dan minyak. Terdiri atas: Wool Fat, Wool Alcohols, Beeswax, dan Cholesterol.







Emulsi A/M co. Terdiri atas: Hydrous Wool Fat (Lanolin), Oily Cream.



5. Larut Air Misalnya PEG (Polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat.Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pigmen dan higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian sediaan pasta. 6. Air misibel Air misibel misalnya salep beremulsi E. Keuntungan dan Kerugian dari Pasta Suatu sediaan farmasi berupa pasta memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sediaan farmasi bentuk lainnya, keunggulan sediaan pasta antara lain : 1. Pasta dapat mengikat cairan lebih baik dari pada unguentum (salep). 2. Pasta lebih melekat pada kulit. Pasta memiliki sifat melindungi, membentuk lapisan yang dapat menyerap dan menetralkan bahan kimia tertentu yang berbahaya sebelum mencapai permukaan kulit. Sifat ini karena adanya bahan tak terlarut pada formulasi pasta. 3. Pasta dapat membentuk lapisan pelindung untuk menutupi luka pada kulit,serta mencegah luka yang lebih parah dari kulit yang tergores. 4. Pasta memiliki kemampuan menyerap eksudat oleh sifat alami serbuk /komponen penyerap lain ketika dioleskan. 5. Pasta dapat membentuk lapisan kedap air yang buram sehingga dapat digunakan sebagai sunblock. 6. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum. 7. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum (salep). Sedangkan kerugian sediaan pasta adalah : 1. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu. 2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis 3. Dapat menyebabkan iritasi kulit.



Kelebihan pasta dibanding sediaan topikal yang lain yaitu pasta mengikat cairan sekret sehingga untuk luka akut lebih baik dibandingkan unguentum, bahan obat dalam sediaan pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja lokal, konsentrasi pasta lebih kental dari salep, dan daya absorpsi pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep (Lieberman,1994). F. Evaluasi Sedian Pasta Untuk mengetahui kestabilan sediaan pasta, perlu dilakukan beberapa pengujian, yakni: 1. Organoleptik, merupakan pengujian sediaan dengan menggunakan pancaindra untuk mendiskripsikan bentuk atau konsistensi (misalnya padat, serbuk, kental, cair), warna (misalnya kuning, coklat) dan bau (misalnya aromatik, tidak berbau). (Anonim, 2000). 2. pH, prinsip uji derajat keasaman (pH) yakni berdasarkan pengukuran aktivitas ion hidrogen secara potensiometri/ elektrometri dengan menggunakan pH meter (Anonim, 2004). Caranya pengujian klik. 3. Viskositas, viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya (Martin et al., 1993). Caranya pengujian klik. 4. Penghamburan/daya sebar, uji penghamburan diartikan sebagai kemampuan untuk disebarkan pada kulit. Penemuannya dilakukan dengan Extensometer. Caranya yakni salep dengan volume tertentu dibawa ke pusat antara dua lempeng gelas, lempeng sebelah atas dalam interval waktu tertentu dibebani oleh peletakan dari anak timbang. Permukaan



penyebaran



yang



dihasilkan



dengan



menaiknya



pembebanan



menggambarkan suatu karakteristik untuk daya hambur (Voigt, 1994). 5. Resitensi panas, uji ini untuk mempertimbangkan daya simpan suatu sediaan salep atau gel dalam daerah iklim dengan perubahan suhu (tropen) nyata dan terus menerus. Caranya yakni salep dalam wadah tertutup diulang dan ditempatkan dalam pertukaran kontinue suhu yang berbeda beda (misalnya 20 jam pada 37°C dan 4 jam pada 40°C) dan ditentukan waktunya (Voigt, 1994). 6. Pengamatan organoleptis. Pemerian dilakukan pada bentuk, warna,bau, dan suhu lebur. 7. Homogenitas. Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses



pembuatan pasta bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen.Persyaratannya harus homogen, sehingga pasta yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit. Alat yang biasanya digunakan pada uji homogenitas adalah roller mill, colloid mill, homogenizer tipe katup. Dispersi yang seragam dari obat yang tak larut dalam basis maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau mill pada temperatur 30-40° C. -



Letakan 0,5 gram sediaan pada obyek glass



-



Tutup dengan obyek glass yang lain



-



Amati homogenitasnya menggunakan lup.



8. Uji Viskositas Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya. Nilai viskositas dipengaruhi oleh zat pengental, surfaktan yang dipilih, proporsi fase terdispersi dan ukuran partikel. 9. Uji Stabilitas Fisik Stabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat produk dibuat (Dirjen POM,1995).Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap bahan obat yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa, cara cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label (Lachman, 1994).Ketidakstabilan formulasi dapat dilihat dari perubahan penampilan fisik, warna, rasa, dan tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan perubahan kimia yang terjadi hanya dapat dipastikan melalui analisis kimia. 10. Pemeriksaan konsistensi Penetrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi atau kekerasan semisolid. 11. Pengukuran diameter globul rata-rata Pengukuran diameter globul rata rata dilakukan menggunakan mikroskop optik dengan perbesaran 100x. 12. Penetapan kadar zat aktif



Penetapan kadar dapat dilakukan dengan cara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). 13. Keseragaman sediaan Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan menggunakan dua metode, yaitu keragaman bobot dan keseragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan yang mengandung dua atau lebih zat aktif.Persyaratan keragaman bobot diterapkan pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih , dari bobot satuan sediaan. Keseragaman dari zat aktif lain, jika dalam jumlah kecil ditetapkan dengan persyaratan keseragaman kandungan (Dirjen POM, 1995). 14. Evaluasi fisik Berupa penampilan, distribusi ukuran partikel, homogenitas, konsistensi, uji kebocoran tube, isi minimum, pengukuran kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan dan Pengujian difusi zat aktif dari sediaan. 15. Evaluasi kimia Berupa penetapan kadar zat aktif dan Identifikasi zat aktif. 16. Evaluasi biologi Berupa uji Penetapan potensi antibiotika dan uji sterilitas. G. Cara Pembuatan Pasta Umumnya pasta dibuat dengan cara yang sama dengan salep. Tetapi, bahan untuk menggerus dan menghaluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi lembut, bagian dari dasar ini sering digunakan lebih banyak dari pada minyak mineral sebagai cairan untuk melembutkan pasta. Untuk bahan dasar yang berbentuk setengah padat, dicairkan terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen. Pembuatan pasta dilakukan dengan dua metode : a. Pencampuran komponen dari pasta dicampur bersama sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai. b. Peleburan semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan meleburkannya secara bersamaan, kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.



c. Bahan dasar pasta : vaselin, lanolin, adepslanae, unguentum simplex, minyak lemak dan parafin liquidum. d. Pembuatan : Bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen. H. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Agar Sediaan Berhasil Bila meracik sediaan semisolid, peracik menyiapkan jumlah berlebih dari jumlah total sediaan. Dalam meracik sediaan ini diperhatikan : 1. Tidak memakai bahan bahan yang pedas, mengiritasi,alergenik terhadap kulit atau tapak pemakaian lain kecuali kalau perlu untuk pengobatan. 2. Pilih dasar atau pembawa yang membolehkan bahan aktif memberikan efek terapetik lokal atau sistemik. 3. Kurangi ukuran partikel menjadi terkecil yang layak. 4. Gabungkan bahan aktif dengan bahan bahan yang ditambahkan untuk mendapatkan cairan yang uniform atau dispersi padat dalam sediaan. 5. Amati keseragaman I. Proses Meracik (Compounding Process) Sediaan Pasta Langkah-langkah berikut untuk meminimalkan kesalahan dan memaksimalkan tujuan penulis resep 1. Pertimbangkan kecocokan resep yang akan diracik dengan syarat syarat keamanan dan tujuan pemakaian. 2. Kerjakan perhitungan yang yang penting untuk mendapatkan jumlah bahan bahan yang diperlukan. 3. Identifikasi alat alat yang diperlukan 4. Pakai pakaian yang tepat dan cuci tangan 5. Bersihkan daerah peracikan dan alat yang diperlukan. 6. Hanya satu resep yang harus diracik pada satu waktu dalam suatu peracikan yang ditentukan. 7. Kumpulkan semua bahan bahan untuk meracik resep 8. Racik sediaan dengan mengikuti catatan formulasi (formulation record) Proses meracik (lanjutan)



9. Nilai variasi berat, kecukupan pencampuran, kejernihan, bau, warna, konsistensi, dan pH setepatnya. 10. Bubuhi keterangan catatan racikan dan jelaskan rupa sediaan 11. Beri label wadah resep dengan memasukkan item berikut: a) nama sediaan, b) nomor identifikasi internal, c) initial compounder, d) penyimpanan yang diperlukan, dan pernyataan yang diperlukan berdasarkan undang undang. 12. Tandatangani dan beri tanggal resep yang menegaskan bahwa semua prosedur telah dikerjakan untuk menjamin keseragaman, identitas, kekuatan,kuantitas, dan kemurnian. 13. Bersihkan semua peralatan dan simpan dengan tepat (Bangun, 2004). J. Metode Pembuatan Pasta Metode pembuatan skala lab dan industri a. Pembuatan pasta skala laboratorium Umumnya pasta dibuat dengan cara yang sama dengan salep. Tetapi, bahan untuk menggerus dan menghaluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi lembut, bagian dari dasar ini sering digunakan lebih banyak daripada minyak mineral sebagai cairan untuk melembutkan pasta. Untuk bahan dasar yang berbentuk setengah padat, dicairkan terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen. Pembuatan pasta dilakukan dengan dua metode : 1. Pencampuran Komponen dari pasta dicampur bersama sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai. 2. Peleburan Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan meleburkannya secara bersamaan, kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen komponen yang tidak dicairkan biasa nya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk. b. Pembuatan pasta skala industri 1. Penentuan bahan yang berkualitas 2. Tes sterilisasi awal



3. Sterilisasi terminal dari pasta 4. Filtrasi agar jenih 5. Pengerjaan penampilan 6. Penggunaan LAF 7. Uji stabilitas obat 8. Tonisitas > Menurut kamus lengkap kedokteran hal. 263: Tonisitas adalah tegangan otot yang



sehat.



> Menurut farmasi fisik hal. 483: Tonisitas larutan dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu yaitu hemolisis, pengaruh berbagai larutan diperiksa berdasarkan timbulnya efek ketika disuspensi kan dengan darah. > Menurut SDF ha1. 358: Tonisitas mengacu pada tekanan osmotik yang diberikan oleh larutan atau padatan larutan ini. Tonisitas adalah membandingkan tekanan osmosa antara dua cairan yang dipisahkan oleh membrane semi permeabel. 9. Viskositas Viskositas merupakan ukuran kekentalan suatu fluida yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, seperti kita ketahui setiap fluida atau zat yang memiliki ukuran kekentalan masing masing-misalnya minyak dan air,yang memiliki ukuran kekentalan yang berbeda. 10. Pengemasan Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan. 11. Pemeriksaan hasil dengan teliti Peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan semi padat untuk skala kecil (laboratorium) maupun untuk skala besar (industri) pada prinsipnya sama. Perbedaannya hanya pada kapasitas alatnya, pada skala laboratorium kapasitas peralatannya lebih kecil. K. Basis/Pembawa Pasta Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu : 1. Basis Hidrokarbon



Karakteristik: Tidak diabsorbsi oleh kulit, inert, tidak bercampur dengan air, daya adsorbsi air rendah, menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan absorbsi obat melalui kulit. Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin, Paraffin substitute, paraffin ointment Contoh: vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointment. 2. Basis Absorbsi Karakteristik: bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair. Terbagi: Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dalam minyak. Terdiri atas: Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol. Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream. 3. Larut Air Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen dan higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian sediaan pasta. 4. Air misibel Misalnya salep beremulsi. L. Cara Penyimpanan Sediaan Pasta 



Simpan dalam wadah aslinya beserta label dan petunjuknya







Simpan pada tempat sejuk dan kering yaitu pada suhu kamar yang jauh dari sumber panas.







Ikuti petunjuk penyimpanan pada label kemasan obat Hindari meninggalkan obat di kamar mandi, mobil, atau di tempat yang lembab dan terlalu panas







Gunakan tempat khusus untuk menyimpan obat, lebih baik jika dalam lemari obat.







Simpanlah obat terpisah dari bahan makanan dan jangan sampai memindahkan tempat obat ke bekas tempat makanan.







Berikanlah catatan pada masing masing obat, terutama jika dalam keluarga mempunyai beberapa anak sehingga obat tidak tertukar.







Pastikan semua obat yang disimpan aman dari jangkauan anak-anak.







Obat yang harus di buang (dimusnahkan) yaitu jika: -



Sudah melebihi tanggal kedaluwarsa dari yang tertera pada label obat.



-



Terjadi perubahan fisik obat yaitu terjadi perubahan warna, bau dan bentuk walaupun belum lewat tanggal kedaluwarsa.



-



Tidak diketahui identitas obat yang bisa menjelaskan tentang nama, kegunaan, cara penggunaan dan efek samping. Jangan menebak-nebak identitas obat yang tidak jelas. Jika membutuhkan informasi sebaiknya hubungi dokter atau apoteker.







Jangka waktu penyimpanan salep/pasta (tube) adalah selama 3 tahun. Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur.







Cara memusnahkan obat yang sudah tidak terpakai sebaiknya tidak dibuang begitu saja ke tempat sampah, hal ini untuk menghindari ada yang mengambil kembali obat tersebut.



M. Cara Pemakaian Obat Pasta 1. Cuci tangan 2. Sediakan peralatan yang dibutuhkan, seperti obatnya dan tissue 3. Posisikan diri dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberi obat. 4. Periksa kondisi kulit. 5. Cuci area yang sakit, bersihkan semua kotoran pada kulit. 6. Keringkan atau biarkan area kering oleh udara 7. Oleskan obat (pasta) pada area kulit yang sakit 8. Pastikan tangan yang digunakan untuk mengoleskan sudah bersih 9. Jika sudah dioleskan, cuci tangan kembali. N. Prinsip Pemilihan Pasta 



Pada kulit tidak berambut, secara umum dapat dipakai sediaan salep, krim, emulsi. Krim dipakai pada lesi kulit yang kering dan super fisial, salep dipakai pada lesi yang tebal (kronis)







Pada daerah berambut, lotion dan gel merupakan pilihan yang cocok







Pada lipatan kulit, formulasi bersifat oklusif seperti salep, emulsi W/O dapat menyebabkan maserasi sehingga harus dihindari.







Pada daerah yang mengalami eskoriasi formulasi berisi alkohol dan asam salisilat sering mengiritasi sehingga harus dihindari.







Sediaan cair dipakai untuk kompres pada lesi basah mengandung pus berkusta.



O. Teknik Pencampuran dalam Pembuatan Sediaan Semi Padat Pencampuran adalah salah satu operasi farmasi yang paling umum. Sulit untuk menemukan produk farmasi dimana pencampuran tidak dilakukan pada tahap pengolahan. Pencampuran dapat didefinisikan sebagai proses di mana dua atau lebih komponen dalam kondisi campuran terpisah atau kasar diperlakukan sedemikian rupa sehingga setiap partikel dari salah satu bahan terletak sedekat mungkin dengan partikel bahan atau komponen lain. Proses ini melibatkan pencampuran gas, cairan atau padatan dalam setiap kombinasi dan rasio dua atau lebih komponen yang mungkin (Madinah, 2008). Tujuan pencampuran adalah sebagai berikut. 



Untuk memastikan bahwa ada keseragaman bentuk antara bahan tercampur yang dapat ditentukan dengan mengambil sampel dari bagian terbesar bahan dan menganalisisnya, yang harus mewakili komposisi dari keseluruhan campuran.







Untuk memulai atau meningkatkan reaksi fisika atau kimia seperti difusi, disolusi, dll (Madinah, 2008). Dalam semua jenis campuran, pencampuran dicapai dengan menerapkan satu atau



lebih dari mekanisme berikut. 



Convective mixing : perpindahan sekelompok partikel dalam jumlah besar terjadi dari satu bagian powder bed ke bagian lain. Convective mixing disebut sebagai selama convective mixing yang pencampuran makro.







Shear mixing : Selama shear mixing gaya geser terbentuk dalam massa bahan dengan menggunakan agitator arm atau blast of air.







Diffusive mixing : Selama diffusive mixing, bahan bahan miring sehingga gaya gravitasi menyebabkan lapisan atas tergelincir dan difusi partikel individu berlangsung di atas permukaan yang baru dikembangkan. Diffusive mixing disebut sebagai pencampuran mikro (Bhatt & Agrawal, 2007).



P. Mixing Guidelines 1. Gunakan waktu yang cukup dalam pencampuran untuk memastikan bahwa polimer benar benar terhidrasi sebelum menambahkan komponen formulasi tambahan. 2. Pencampuran yang berlebihan atau tidak tepat selama dispersi dapat menyebabkan udara terperangkap, variasi viskositas, dan/atau ketidak stabilan formulasi. Udara terperangkap dapat diminimalkan dengan menggunakan variable drive motor. Setelah



polimer terdispersi, udara ter perangkap dapat diminimalkan dengan reposisi impeller dan mengurangi kecepatan pencampuran. Biarkan dispersi asam untuk melepaskan gelembung udara terperangkap. 3. Dianjurkan melakukan pengadukan sedang. 4. Setiap pencampuran intensitas tinggi yang diperlukan harus diselesaikan sebelum netralisasi. 5. Hindari pencampuran high shear dengan waring blender atau rotor stator homogenizers. Pencampuran seperti itu dapat menggeser polimer dan menghasilkan kehilangan fungsionalitas permanen. 6. Jika busa persisten dihasilkan, busa tersebut dapat hilang dengan merusak polimer secara parsial dengan penambahan asam dengan kadar yang sangat rendah sebelum menetralisir dispersi dengan basis yang cocok. Asam klorida atau fosfat memiliki efektivitas sebesar 0,5% dari berat polimer yang digunakan (Anonim, 2011). Bentuk sediaan semi padat seperti salep dan krim digunakan untuk bagian eksternal. Sediaan ini sering digunakan ketika resep dokter memerlukan kombinasi dari dua atau lebih salep atau krim dalam rasio tertentu atau penggabungan obat ke dalam salep atau basis krim. Salep berbasis minyak dan krim berbasis air. Karena pencampuran langsung dari bahan bahan tidak selalu dapat dilaksanakan, penggabungan agen lain diperlukan untuk memastikan partikel berukuran halus. 



Wetting agent : menggantikan udara dari partikel dan memungkinkan mereka untuk bercampur lebih baik. Contoh: alkohol.







Levigating agent : mengurangi ukuran partikel. Contoh: minyak mineral, gliserin







Suspending agent : zthickening agent yang memberikan struktur ke suspensi. Memungkinkan partikel mudah terdispersi. Contoh: karboksi metil selulosa, tragakan (Madinah, 2008).



Q. Teori Pencampuran Sediaan Semi Padat 



Pellet and powder state : penambahan sejumlah kecil cairan ke sebagian besar serbuk kering padatan menjadi bola dan membentuk pelet kecil. Pelet tertanam dalam matriks serbuk kering, yang memiliki efek bantalan dan membuat pelet sulit putus. Secara keseluruhan, zat padat ini mengalir bebas dan tingkat homogenisasinya rendah.







Pelet state : penambahan lebih lanjut dari hasil cairan dalam konversi serbuk kering berlebih menjadi pelet, sampai akhirnya semua bahan pelet tidak melekat dan agitasi



akan menyebabkan agregat terurai menjadi butiran yang lebih kecil. Tingkat pencapaian homogenisasi bahkan lebih rendah daripada di tahap pelet dan serbuk dan adalah powder state bertujuan dalam bubuk untuk melembabkan granulasi tablet. 



Plastic state : Sementara isi cairan meningkat lebih jauh, karakter campuran berubah secara nyata, agregat bahan menempel, penampilan granular hilang, campuran menjadi lebih atau kurang homogen. Sifat plastik muncul, campuran menjadi sulit untuk bergeser, yang mengalir pada tegangan rendah tetapi rusak di bawah tekanan tinggi. Homogenisasi dapat dicapai jauh lebih cepat daripada di kasus sebelumnya. Tingkat ini diperoleh misalnya ketika membuat massa pil.







Sticky state : penggabungan cairan terus menerus menyebabkan campuran mencapai keadaan lengket, penampilan menjadi seperti pasta, permukaan mengkilap, dan massa melekat pada permukaan padat. Massa mengalir dengan mudah, bahkan di bawah tekanan rendah, tetapi homogenitas dicapai secara perlahan.







Liquid state : akhirnya, penambahan cairan hasil penurunan konsistensi sampai tingkat cairan tercapai. Dalam keadaan ini, campuran mengalir menurut beratnya sendiri dan akan mengalirkan permukaan vertikal (Bhatt & Agrawal, 2007).



R. Alat Pencampur Sediaan Semi Padat 1. Spatula Spatula biasanya digunakan untuk memindahkan bahan padat seperti serbuk, salep, atau krim. Mereka juga digunakan untuk mencampur bahan bersama sama menjadi campuran homogen. Spatula tersedia dalam stainless steel, plastik dan hard rubber. Jenis spatula yang digunakan tergantung pada apa yang sedang dipindahkan atau dicampur (Madinah, 2008). 2. Mortir dan stamper Mortir dan stamper digunakan untuk menggiling partikel ke dalam bubuk halus (triturasi). Penggabungan cairan (levigasi) dapat mengurangi ukuran partikel lebih lanjut. Mortar dan stamper terbuat dari kaca, porselin, wedgwood atau marmer. Kaca lebih baik digunakan untuk pencampuran bentuk sediaan cairan dan semi padat (Madinah, 2008). 3. Water bath Fungsi utama dari water bath adalah untuk menciptakan suhu yang konstan dan digunakan untuk inkubasi pada analisis mikrobiologi. Serta, digunakan untuk melebur basis, menguapkan ekstrak. Pemanasan untuk mempercepat kelarutan. 4. Cawan penguap



Cawan berfungsinya untuk melarutkan bahan yang setengah padat, jadi semacam tempat wadah, dan melarutkannya di atas asbes besi dan di bakar pakar spirtus. Nanti ada di bawah. Banyak ukurannya, ada yang kecil sampai besar. 5. Sudip/Kertas rongen Sudip berfungsi untuk membersihkan dan mengambil sisa sisa obat yang habis dibuat. 6. Timbangan Ada dua jenis timbangan, yaitu timbangan halus dan timbangan kasar. Timbangan halus tersimpan di kotak ada pintunya dan ukurannya lebih kecil,tapi Timbangan kasar dia lebih besar dan tidak tertutup. 7. Pinset/penjebit Pinset berfungsi untuk mengambil bahan atau cawan penguap. Jadi tidak boleh sembarang tangan. Untuk mengambil ukuran timbangan juga harus pakai pinset. 8. Sendok tanduk Sendok tanduk berfungsi untuk mengambil bahan agar tidak akan terkontaminasi oleh zat lain.