Review Anfis & Pengkajian Sistem Muskuloskeletal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III



REVIEW ANATOMI FISIOLOGI, PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL



Oleh : Rahayu Setyowati, SKp., M.Kep



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKes YPIB MAJALENGKA 2019



1



PENDAHULUAN



A. Latar belakang Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang



terdiri



dari



tulang



–tulang



yang



memungkinkan



tubuh



mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paruparu terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulangtulang kostae (iga). B. Rumusan Masalah 1. Apa saja organ dalam sistem muskuloskeletal? 2. Bagaimana pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal? 3. Apa perbedaan pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal yang sehat dan tidak sehat? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui organ sistem muskuloskeletal. 2. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal. 3. Untuk



mengetahui



perbedaam



pemeriksaan



fisik



pada



organ



muskuloskeletal yang sehat dan tidak sehat.



2



REVIEW ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL



A. Sistem Organ Muskuloskeletal Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung



jawab



terhadap



pergerakan.



Komponen



utama



system



musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.



1. TULANG / SKELETAL



3



A. Fungsi Tulang 1)    penunjang (support) ·         tulang-tulang ekstremitas inferior, cingulum pelvicum, columna vertebralis. ·         mandibula pada gigi ·         tulang lainnya yang menunjang organ dan jaringan 2)    perlindungan (protection) ·         cranium melindungi otak ·         costae dan sternum yang melindungi paru-paru dan jantung ·         vertebrae melindungi corda spinalis 3)    pergerakan (movement) 4)    penyimpanan mineral dan jaringan lemak (adiposa) ·         99% kalsium tubuh ·         85% fosfor ·         jaringan adiposa terdapat pada cavum medullare tulang-tulang tertentu 5)    hematopoiesis ·         pembentukan sel-sel darah di cavum medullare B. Klasifikasi Tulang a. Tulang Berdasarkan Jenisnya 1) Tulang Rawan (Kartilago) Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur. Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga, antara ruasruas tulang belakang.



4



Tulang rawan dibagi menjadi 3 yaitu ; 1) Tulang Rawan Hialin Matriks tulang rawan hialin berwarna putih kebiruan, mengkilat, dan jernih. Fungsinya adalah membantu pergerakan, membantu jalannya pernapasan. Tulang rawan ini terdapat pada cakram epifisis, dan ujung rusuk.



2) Tulang Rawan Elastis Tulang rawan elastis tersusun dari serabut kolagen dan bersifat elastis. Matriksnya berwarna kuning. Fungsinya adalah memberikan fleksibelitas dan menguatkan. Contohnya pada daun telinga, epiglotis dan bronkiolus.



5



3) Tulang Rawan Fibrosa Matriks pada jaringan ini sedikit dan berwarna gelap, tetapi banyak mengandung serabut kolagen yang membentuk suatu berkas dan tersusun sejajar. Fungsinya adalah untuk memberikan kekuatan dan melindungi jaringan yang lebih dalam.



4) Tulang Keras atau Tulang Sejati (Osteon) Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas) ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras. Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat ( CaCO3 )dan kalsium fosfat ( Ca(PO4)2) yang diperoleh atau dibawa oleh darah. Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang. Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka.



Contoh tulang keras : - tulang paha - tulang lengan - tulang betis - tulang selangka



6



b. Tulang Berdasakan Bentuknya 1) Tulang Pipa (Long Bone) Tulang pipa berbentuk bulat, panjang dan tengahnya berongga berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah. Tulang pipa terdiri atas dua bagian, yaitu diafisis dan epifisis. Diafisis adalah bagian “badan” tulang, sedangkan epifisis adalah bagian tepi (epi) atau bagian “kepala” tulang. Di antara epifisis dan diafisis, dibatasi oleh bagian yang disebut cakram epifisis. Cakram epifisis lebih lambat proses penulangannya dibandingkan dengan daerah diafisis.



Tulang pipa terdapat pada : a) Tulang paha b) Tulang lengan atas c) Tulang jari tangan 2) Tulang Pipih (Flat Bone) Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dan di tengahnya berupa lapisan tulang seperti bunga karang (spons) yang di dalamnya berisi sum-sum merah sebagai tempat pemben-tukan selsel darah. Tulang-tulang pipih berperan dalam melindungi organ tubuh. Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih.



7



Tulang pipih terdapat pada : 1) tulang belikat 2) tulang dada 3) tulang rusuk



3) Tulang Pendek (Short Bone) Bentuknya pendek dan bulat, berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. Tulang pendek diselubungi jaringan padat tipis. Tulang pendek sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat ringan



yang dan



kuat. Karena kuatnya, maka tulang pendek mampu mendukung bagian tubuh. Tulang pendek terdapat pada: 1) ruas-ruas tulang belakang 2) tulang pergelangan tangan 3) tulang pergelangan kaki



c. Tulang Berdasarkan Strukturnya



8



1) Tulang Kompak Memiliki matriks yg susunannya rapat. tedapat sistem havers. Tulang kompak terdapt pada tulang pipa.



2) Tulang Spons Matriks berongga tersusun atas anyaman trabeculae (semacam pecahan genting) yangpipih dan mengandung serabut kolagen. Ronggarongga



yang



ada



pada



tulang



spons



diisi



oleh



jaringan.Tulang spons terdapat pada tulang pipih.



C. Faktor Pertumbuhan Tulang 1)    Nutrisi kecukupan vitamin dan mineral 2)    Hormon pada anak-anak berfungsi sebagai stimulan pembelahan sel. hormon yang berpengaruhi adalah hormon pertumbuhan (di kelenjar pituitary), hormone tyrosin dan calcitonin (di kelenjar tiroid), hormon insulin (di kelenjar



9



pankreas), kelenjar paratiroid, hormon estrogen dan progesterone (diovarium dan testis).



D. Proses Penuaan 1)    demineralisasi- kehilangan mineral (osteoporosis) ·         pada wanita umur 40-45 tahun karena turunnya kadar estrogen dengan cepat ·         pada laki-laki dimulai usia 60 tahun dan bertahap 2)    turunnya sintesa protein ·         hormon pertumbuhan menurun ·       produksi kolageb menurun, tulang lebih keras dan mudah fraktur



2. OTOT / MUSKULUS Otot merupakan jaringan peka rangsang (eksitabel) yang dapat dirangsang secara kimia, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu aksi potensial. Ada tiga jenis otot yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Fungsi otot sebagai berikut : a. Penggerakan Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh. b. Membentuk postur tubuh Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi. c. Produksi panas karna adanya kontraksi dan relaksasi Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal. Fungsi Otot Lainnya antara lain sebagai berikut : a. Otot Punggung



10



Diskus Merupakan bantalan tulan rawan yang berfungsi sebagai penahan



goncangan.Terdapat



diantara



vertebrae



sehingga



memungkinkan sendi-sendi untuk bergerak secara halus. Tiap diskus mengandung cairan yang mengalir kedalam dan keluar diskus. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas sehinggamemungkinkan punggung bergerak bebas. Diskus bersifat elastis, mudahkembali ke bentuk semula jika tertekan diantara kedua vertebra.



b. Otot leher 1) Muskulus plastima yang terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini menuju ketulang selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik sudut-sudut mulut ke bawahdan melebarkan mulut seperti sewaktu mengekspresikan perasaan sedih dantakut, juga untuk menarik kulit leher ke atas. 2) Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada permukaan lateralproc.Fungsinya memiringkan kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral (samping). fleksidan rotasi leher, sehingga wajah menghadap ke atas pada sisi yang lain; kontraksikedua sisi menyebabkan fleksi leher. 3) Muskulus longisimus kapitis terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis.Fungsinya adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan leher ke sisi yang sama.



11



c. Otot bahu 1) Muskulus deltoid (otot segi tiga) Otot ini membentuk lengkung bahu danberpangkal di bagian lateral clavicula (ujung bahu), scapula, dan tulang 2) Muskulus subkapularis (otot depan scapula) ini dimulai dari bagiandepan scapula, menuju tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalahmenengahkan dan memutar humerus (tulang lengan atas) ke dalam. 3) Muskulus



suprapinatus



(otot



atas



scapula)



berpangkal



di



lekuk sebelah atas menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini adalah untuk mengangkat lengan. 4) Muskulus infraspinatus (otot bawah scapula) Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinyamemutar lengan keluar. 5) Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar) Otot ini berpangkal di sikubawah scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya bisa memutarlengan ke dalam. 6) Muskulus teres minor (otot lengsn bulst kecil) Otot ini berpangkal di sikusebelah luar scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya memutarlengan ke luar.



12



3. Sendi Sendi adalah struktur khusus pada tubuh yang berfungsi sebagai penggerak hubungan antartulang. Jadi, sendi adalah daerah tempat dua tulang menyatu. Hubungan antartulang itu selanjutnya disebut dengan  artikulasi.  Agar artikulasi dapat bergerak, maka diperlukan sendi. Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago di daerah sendi. Kartilago akan membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat. Kemudian kedua ujung kartilago membentuk sel – sel tulang, keduanya diselaputi oleh selaput sendi (membran sinovial) yang liat dan menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut cairan sinovial. a. Fungsi Sendi  1) Menghubungkan tulang yang satu dengan yang lainnya. 2) Membuat tulang yang bersatu tersebut dapat digerakkan. 3) Membuat tubuh leluasa untuk bergerak 4) Klasifikasi Struktural Persendian



13



b. Klasifikasi persendian secara struktural terbagi menjadi : 1) Persendian fibrosa (sendi mati), yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan, diimana letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh selapis jaringan ikat fibrosa. Contohnya : sutura diantara tulang-tulang tengkorak. 2) Persendian



kartilago



(sendi



yang bergerak



sedikit),



yaitu



persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan kartilago. Pergerakan dari sendi ini terbatas, dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin, contohnya tulang iga. 3) Persendian sinovial (sendi yang bergerak bebas), yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligamen artikular yang membungkusnya. Pergerakannya bebas, contohnya sendi bahu dan panggul, siku dan lutut, sendi pada tulang-tulang jari tangan dan kaki, pergelangan tangan dan kaki. c. Klasifikasi Fungsional Persendian 1) Sendi sinartosis (sendi mati) Sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. Sendi jenis ini antara lain adalah : a) Sutura,



yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat



fibrosa rapat yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh : sutura sagital dan parietal. b) Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin. Contoh : lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang anak. 2) Sendi amfiartosis (sendi dengan pergerakan terbatas) Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap torsi dan kompresi. Sendi jenis ini antara lain adalah : a) Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan



14



memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh : simpisis pubis. b) Sindesmosis,



terbentuk



berdekatan dihubungkan



saat



dengan



tulang-tulang serat-serat



jaringan



yang ikat



kolagen. Contoh : ditemukan pada tulang yang bersisihan eperti radius dan ulna, serta tibia dan fibula. c)  Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalan kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada tulang rahang. 3) Sendi diartosis (sendi dengan pergerakan bebas) disebut juga sendi sinovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovial.



d. Klasifikasi Persendian Sinovial Klasifikasi persendian sinovial terdiri dari : 1) Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang kain. Contoh : sendi panggul dan bahu. 2) Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan kesatu arah. Contoh : sendi lutut dan siku.



15



3) Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan tulang kedua dan dapat berputar kesemua arah. Contoh : tulang atlas, persendian bagian kepala. 4) Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Permukaan sendi berbentuk konveks dan bersendi dengan permukaan yang konkaf seperti sendi engsel tapi bergerak dengan dua bidang dan empat empat arah (fleksekstensi, abduksi, dan adduksi). Contoh : sendi antara tulang radius dan tulang karpal.



5) Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua pelana yang saling menyatu. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari.



16



6) Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang dengan tulang yang lainnya. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksia. Misalnya : persendian intervertebrata, dan persendian antara tulang-tulang karpal dan tulang-tulang tarsal.



e.



Pergerakan pada Sendi Sinovial Pergerakan sendi merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada tulang yang membentuk artikulasi dengan cara memberikan tenaga. Tulang hanya berfungsi sebagai pengungkit dan sendi sebagai penumpu. Beberapa pergerakan sendi antara lain adalah : 1) Fleksi, adalah gerakan memperkecil sudut antara dua tulang. Contoh : saat menekuk siku, menekuk lutut atau menekuk torso kearah samping. a) Dorsofleksi, adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kearah depan (meninggalkan daerah dorsal kaki). b) Plantar fleksi, adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki 2) Ekstensi, adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang. 3)



Abduksi, adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti gerakan abduksi jari tangan dan jari kaki.



17



4) Aduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali keaksis utama tubuh (kebalikan dari gerakan abduksi). 5) Rotasi, adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu sendiri tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat  menggelengkan kepala untuk menyatakan tidak. a) Pronasi, adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang. b) Supinasi, yaitu rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap kedepan. 6) Sirkumduksi, adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk membuat suatu ruang berbetuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan berbentuk putaran. 7) Inversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap kedalam atau kearah medial. 8) Eversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap kearah luar. 9) Protaksi, adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang



bawah



kedepan



atau



memfleksi



girdel



pektoral



untuk



membusungkan dada. 10)  Retraksi, adalah gerakan menarik bagian tubuh kearah belakang, seperti saat meretraksi mandibula. 11)  Elevasi, adalah pergerakan struktur kearah superior, seperti saat mengatupkan mulut. 12)   Depresi, adalah menggerakan suatu struktur kearah inferior, seperti saat membuka mulut.



18



ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL BAGIAN PUNGGUNG, LEHER, BAHU Tulang belakang terdiri dari susunan 33 ruas tulang yang masing-masing memiliki nama sendiri. Namun ke 33 ruas tulang tersebut dapat dibagi menjadi 5 bagian. Di dalam susunan tulang tersebut terangkai pula rangkaian syaraf-syaraf, yang bila terjadi cedera di tulang belakang maka akan mempengaruhi syarafsyaraf tersebut. Tulang belakang terdiri atas 33 ruas tulang dan terbagi menjadi 5 bagian, antara lain:       Ruas tulang leher (vertebra servik).       Ruas tulang punggung (vertebra torak).       Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar).       Ruas tulang kelangkang (sacrum).       Ruas tulang ekor (coccyx).



19



1.    LEHER



Skeletal Terdapat 7 ruas tulang leher dengan ruas pertama adalah tulang atlas.  Tulang atlas berfungsi untuk menunjang tengkorak.  Ruas kedua adalah tulang pemutar (aksis). Adanya tulang atlas dan aksis memungkinkan kepala untuk



20



berputar.  Ruas ketiga sampai ruas ketujuh memiliki bentuk yang mirip dan tidak bersendian dengan tulang rusuk. Muskulo Bagian otot ini dibagi menjadi 3 bagian : a.    Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir. b.    Muskulus sternokleidomstoid di samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri dan ke kanan, memutar kranium dan kalau keduanya bekerja sama merupakan fleksi kranium ke depan di samping itu sebagai alat bantu pernapasan. c.    Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kranium ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kranium ke belakang, menggelengkan cranium. d.    Muskulus Trapesius menarik bahu ke belakang ketika digunakan secara menyeluruh dan juga menarik skapula ke atas dan ke bawah, ketika bagian atas dan bagian bawah digunakan secara terpisah



2.    PUNGGUNG



21



Skeletal Tulang punggung berjumlah 12 ruas dengan bentuk yang hampir serupa.  Tiap ruas tulang punggung memiliki badan tulang dengan tonjolan tulang ke kiri dan ke kanan sebagai tempat persendian dengan tulang-tulang rusuk (ribs).  Badan tulang ini berlekatan dengan lengkung vertebra yang melindungi sumsum tulang belakang.  Diantara ruas tulang belakang terdapat tulang rawan (kartilago). Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar) Berjumlah 5 ruas tulang. Tulang pinggang merupakan ruas tulang belakang yang paling kuat dan besar dibandingkan ruas tulang belakang lainnya.  Bentuknya hampir serupa dengan ruas tulang punggung, namun tidak bersendian dengan tulang rusuk. Ruas tulang kelangkang (sakrum) Sakrum merupakan gabungan 5 ruas tulang yang bersatu.  Tulang ini bersendian dengan tulang gelang panggul, ruas tulang pinggang terakhir dan tulang ekor. Ruas tulang ekor (coccyx) Tulang ekor merupakan vertebra terakhir.  Tulang ekor atau coccyx adalah gabungan 4 ruas tulang yang bersatu.  Tulang ini bersendian dengan tulang kelangkang.



22



Muskulo Otot punggung (bagian belakang tubuh), otot ini di bagi menjadi 3 bagian : A. Otot yang ikut menggerakkan lengan Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang vertebra. Berpangkal di tulang oksipital. Fungsinya mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik scapula ke bagian medial dan yang bawah menarik ke bawah lateral.  Muskulus latisimus dorsi (otot punggung lebar), berpangkal pada ruas tulang vertebra yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang vertebra dan kosta III di bawah, gunanya menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan ke dalam. Muskulus lumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari ujung prosesus sifoid, dari tulang leher V, ruas tulang vertebra V, di sini menuju ke pinggir tengah tulang belikat. Gunanya menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah. B. Otot antara ruas vertebra dan kosta Otot yang bekerja menggerakkan kosta atau otot bantu pernapasan, terdiri dari dua otot yaitu : 1)    Muskulus seratus inferior superior (otot gergaji belakang bawah). Terletak di bawah otot punggung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis dan menuju ke kosta V dari bawah. Gunanya menarik tulang kosta ke bawah pada waktu bernapas. 2)    Muskulus seratus posterior superior, terletak dibawah otot belah ketupat dan berpangkal di ruas tulang leher keenam dan ke tujuh dari ruas os vertebra yang kedua. Gunanya menarik os kosta ke atas waktu inspirasi. C. Otot punggung sejati 1)    Muskulus interspinalis transversi dan Muskulus semispinalis, terdapat di antara kiri – kanan prosesus transversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergelangan vertebra. 2)    Muskulus sakrospinalis (muskulus erector spina), terletak disamping ruas tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas os vertebra.



23



Muskulus quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os kosta, terdiri dari dua lapisan : fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga merupakan dinding bagian belakang rongga perut.



3.    BAHU Skeletal Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena bagian belakangnya terbuka. Bagian ini dibentuk oleh dua buah tulang yaitu scapula (tulang belikat)dan klavikula (tulang selangka). a.    Scapula (tulang belikat) terdapat dibagian punggung sebelah luar atas, mempunyai tulang iga I sampai tulang iga VIII, bentuknya hamper segitiga. Di sebelah atas mempunyai bagian yang disebut spina scapula. Sebelah atas dan bawah spina scapula terdapat dataran melekuk yang disebut fosa supraskapula (sebelah atas) dan fosa infraskapula (sebelah bawahnya). Ujung dari spina scapula di bagian bahu membentuk taju yang disebut acromion dan berhubungan dengan klavikula dengan perantara perseendian. Di sebelah bawah medial dari acromion terdapat sebuah taju yang menyerupai paruh burung gagak yang disebut dengan prosesus karakoid. Di sebelah bawahnya terdapat lekukan empat kepala sendi yang disebut kavum glenoid. b.    Klavikula (tulang sela ngka), bentuknya panjang, sedikit bengkok hamper menyerupai huruf S. bagan yang berhubungan dengan acromion disebut ekstremitas akrominalis.



24



Humerus Humerus (tulang pangkal lengan) mempunyai tulang panjang seperti tongkat. Bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya bundar membentuk kepala sendi yang disebut kaput humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang disebut tuberkel mayor-minor. Di sebelah bawah kaput humeri terdapat taju (kapitulum, epikondilus lateralis dan epikondilus medialis). Disamping itu juga mempunyai lekukan yang disebut fosa koronoid (bagan depan) dan fosa olekrani (bagian belakang).



Muskulo



25



Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar. a.    Muskulus deltoid (otot segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di bagian sisi tulang selangka lengan. Diantara otot ini dan taju besar tulang pangkal lengan terdapat kandung lendir. Fungsinya mengangkat lengan sampai mendatar. b.    Muskulus subskapularis (otot depan tulang belikat) Otot ini mulai dari bagian depan tulang belikat, menuju taju kecil tulang pangkal lengan, di bawah ototnya terdapat kantung lender. Fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus kedalam. c.    Muskulus supraspinatus (otot atas tulang belikat). Otot ini berpangkal dilekuk sebelah atas menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan. d.    Muskulus infraspinatus (otot bawah tulang belikat). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar. e.    Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid kecil tulang pangkal lengan. Diantara otot lengan bulat kecil dan otot lengan bulat besar terdapat kepala yang panjang dari muskulus triseps brakii. Fungsinya bisa memutar lengan ke dalam. f.     Muskulus teres minor (otot lengan belikat kecil). Otot ini berpangkal di siku sebelah luar tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.



26



ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL BAGIAN KEPALA, DADA DAN PERUT



1.    KEPALA (CRANIUM)



27



Skeletal a.    Tulang tengkorak otak (os cranium)



1)    Gubah tengkorak yang terdiri atas tulang-tulang seperti : ·         Os frontal (tulang dahi) ·         Os parietal (tulang ubun-ubun) ·         Os Occipital (tulang kepala bagian belakang) 2)    Dasar tengkorak, yang terdiri dari tulang-tulang seperti : ·         Os Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah dasar tengkorak dan berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap. ·         Os Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os sfenoidal diantara lekuk mata. ·         Selain kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulangtulang lain seperti : tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis. 3)    Samping tengkorak, dibentuk oleh tulang pelipis ( os Temporailis) dan sebagian tulang dahi, tulang ubun-ubun dan tulang baji. Tulang pelipis terdapat di bagian kiri dan kanan samping kepala dan terbagi atas 3 bagian yaitu: ·         Bagian tulang karang (skuamosa), yang membentuk rongga-rongga yaitu rongga telinga tengah dan rongga trlinga dalam.



28



·         Bagian tulang keras (os petrosum) yang menjorok ke bagian tulang pipi dan mempunyai taju yang disebut prosesus stiloid. ·         Bagian mastoid, terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-lubang halus berisi udara dan mempunyai taju, bentuknya seperti puting susu yang disebut prosesus mastoid b.    Tengkorak wajah



c.    Dibagi atas dua bagian yaitu: 1)    Bagian hidung a)    Os lakrimal : tulang mata, terletak disebelah kiri/kanan pangkal hidung di sudut mata b)    Os nasal : tulang hidung yang membentuk batang hidung sebelah atas c)    Os konka nasal : tulang karang hidung letaknya di dalam rongga hidung bentuknya berlipat-lipat d)    Septum nasi : sekat rongga hidung adalah sambungan tulang tapis yang tegak 2)    Bagian rahang a)    Os maksilaris (tulang rahang atas), terdiri dari tulang bagian kiri dan kanan menjadi satu di dalamnya terdapat lubang-lubang besar yang berisi udara yang



29



disebut sinus maksilaris (antrum higmori) yang berhubungan dengan rongga hidung. b)    Di bawah os maksilaris terdapat suatu taju tempat melekatnya urat gigi yang disebut prosesus alveolaris c)    Os zigomatikum, tulang pipi, terdiri dari dua tulang kiri/ kanan d)    Os palatum, tulang langit–langit, terdiri dari dua buah tulang kiri/kanan, di bagian tulang muka ini yang keras disebut palatum mole e)    Os mandibularis, tulang rahang bawah. Dua buah kiri/ kanan dan menjadi satu dipertengahan dagu. Bentuknya seperti logam kuda, bagian muka membentuk taju yang disebut prosesus korakoid yaitu tempat melekatnya otot-otot kunyah dan kondilus yang membentuk persendian tulang pipi. Pada tulang rahangh atas dan tulang rahang bawah banyak mempunyai lubang-lubang yaitu tempat saraf dan pembuluh darah. f)     Os hyoid, tulang lidah letaknya agak terpisah dari tulang-tulang wajah yang lain yaitu terdapat dipangkal leher antara otot-otot leher.



Os Cranium tengkorak)



(tulang 1 tulang dahi (os.frontale) 2 tulang ubun-ubun (os.parietale) 1 tulang kepala belakang (os.occipitale) 2 tulang baji (os.sphenoidale) 2 tulang pelipis (os.temporale) 2 tulang tapis (os.ethmoidale)



Sutura



         Sutura coronalis yang menghubungkan antara os frontal (Tulang-tulang tengkorak dan os parietal. kepala dihubungkan satu



30



sama lain oleh tulang         Sutura sagitalis yang bergerigi yang disebut menghubungkan antara os sutura) parietal kiri dan kanan.          Sutura lambdoidea/ lambdoidalis yang menghubungkan antara os parietal dan os occipital. os.splanchocranium (tulang wajah)



2 tulang rahang atas (os.maxilla) 2 tulang rahang bawah (os.mandibula) 2 tulang pipi (os.zygomaticum) 2 tulang langit-langit (os.pallatum) 2 tulang hidung (os.nasale) 2 tulang mata (os.laximale) 1 tulang lidah (os.hyoideum) 2 tulang air mata (os.lacrimale) 2 tulang rongga mata (os.orbitale)



Muskulo Kepala



Otot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian: a.     Otot pundak kepala, funsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menajdi 2 bagian: 31



1)     Muskulus frontalis, funsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata 2)     Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang b.    Otot wajah terbagi atas:



1)     Otot mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah 2)     Muskulus oblikus okuli/otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya memutar mata 3)     Muskulus orbikularis okuli/otot lingkar mata terdapat di sekliling mata, funsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata 4)     Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata c.     Otot mulut bibir dan pipi, terbagi atas:



32



1)     Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut, fungsinya menarik sudut mulut ke bawah 2)     Muskulus quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo penggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung 3)     Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah 4)     Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah. 5)     Muskulus zigomatikus/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu mulut ke atas waktu senyum. d.    Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah, terbagi atas: 1)     Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka 2)     Muskulus temporalis fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang 3)     Muskulus pterigoid internus dan eksternus, fungsinya menarik rahang bawah ke depan e.     Otot lidah sangat berguna dalam membantu pancaindra untuk mengunyah, terbagi atas: 1)     Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan 2)     Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang



  2.    DADA



33



Skeletal Kerangka dada dibentuk oleh susunan tulang yang melindungi rongga dada yang terdiri dari : a.    Tulang dada (sternum) : 1 buah b.    Tulang iga (kosta) : 12 pasang 1)    Tulang iga sejati (costae varae) : 1-7 2)    Tulang iga palsu (costae sporie) : 8-10 3)    tulang iga melayang (costae fluctuantes) : 11-12 c.    Vertebra torakalis : 12 ruas Tulang dada menjadi tonggak dinding depan dari toraks (rongga dada) bentuknya gepeng dan sedikit melebar, yang terdiri atas 3 bagian yaitu : a.    Manubrium sterni, bagian tulang dada sebelah atas yang membentuk persendian dengan tulang selangka (klavikula) dan tulang iga. b.    Korpus sterni, bagian yang terbesar dari tulang dada dan membentuk persendian dengan tulang-tulang iga. c.    Prosesus xifoideus, bagian ujung dari tulang dada dan pada bayi masih berbentuk tulang rawan.



Muskulo Bagian Dada Terdiri atas :



34



1)    Otot dada besar (muskulus pektoralis mayor). Pangkalnya terdapat di ujung tengah tulang selangka, korpus dan rawan kosta. Fungsinya dapat memutar lengan ke dalam dan menengahkan lengan, menarik lengan melalui dada, merapatkan lengan ke dalam. 2)    Otot dada kecil (muskulus pektoralis minor). Terdapat di bawah otot dada besar, berpangkal di kosta III, IV dan V menuju prosesus korakoid. Fungsinya menaikkan tulang belikat dan menekan bahu. 3)    Otot bawah selangka (muskulus subklavikula). Terdapat di antara klavikula dan ujung kosta I, bagian dada atas sebelah bawah os klavikula. Fungsinya menetapkan tulang selangka di sendi sebelah korpus dan menekan sendi bahu ke bawah dan ke depan. 4)    Otot gergaji depan (muskulus seratus anterior). Berpangkal di kosta I sampai IX dan menuju ke sisi tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju ke bawah. 5)    Otot dada sejati yaitu otot-otot sela kosta dalam. Fungsinya mengangkat dan menurunkan kosta waktu bernafas. Otot dada bagian dalam disebut juga dada sejati, otot dada yang membantu pernafasan terdiri dari: ·         Muskulus interkostalis eksternal dan internal terdapat di antara tulang-tuang kosta. Fungsinya mengangkat dan menurunkan tulang kosta ke atas dan ke bawah pada waktu bernafas. ·         Muskulus diafragmatikus,merupakan alat istimewa yang di tengahnya mempunyai aponeourosis yang disebut sentrum tendieum. Bentuknya melengkung ke atas menghadap ke rongga toraks, mempunyai lobang tempat lalu aorta vena dan esophagus. Fungsinya menjadi batas antara rongga dada dan rongga perut. Kontraksi dan relaksasinya memperkecil serta memperbesar rongga toraks waktu bernafas.



35



3.    PERUT Muskulo Terdiri dari atas : 1)    Muskulus abdominis internal (dinding perut). Garis di tengah dinding perut dinamakan linea alba, otot sebelah luar (muskulus abdominis eksternal). Otot yang tebal dinamakan apeneurosis, membentuk kandung otot yang terdapat di sebelah kiri dan kanan linea itu. 2)    Lapisan sebelah luar sekali dibentuk otot miring luar (muskulus obliqus eksternus abdominis). Berpangkal pada kosta V sampai kosta yang bawah sekali. Serabut ototnya yang sebelah belakang menuju ke tepi tulang panggul (Krista iliaka). Serabut yang depan menuju linea alba. Serabut yang tengah membentuk ikat yang terbentang dari spina iliaka anterior superior ke simfisis. 3)    Lapisan ke dua di bawah otot di bentuk oleh otot perut dalam(muskulus obliqus internus abdominis). Serabut miring menuju ke atas dank e tengah. Apeneurosis terbagi 2 dan ikut membentuk kandung otot perut lurus sebelah depan dan belakang muskulus rektus abdominis, otot perut lurus mulai dari pedang rawan kosta III di bawah dan menuju ke simfisis. Otot ini mempunyai 4 buah urat melintang. 4)    Muskulus transverses abdominis, merupakan xifoid menuju artikule ke kosta III terus ke simfisis. Otot ini membentuk 4 buah otot yang bentuknya melintang dibungkus oleh muskulus abdominis dan otot vagina.



36



Otot yang masuk ke dalam formasi bagian bawah dinding perut atau dindig abdominal posterior : 1)    Muskulus psoas, terletak di belakang diafragma bagian bawah mediastinum, berhubungan dengan quadratus lumborum di dalamnya terdapat arteri, vena dan kelenjar limfe 2)    Muskulus iliakus terdapat pada sisi tulang ilium, sebelah belakang berfungsi menopang sekum, dan sebelah depan menyentuh kolon desendens.



ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL BAGIAN LENGAN, PANGGUL, DAN GERAK BAWAH



37



1.    LENGAN Skeletal Kerangka anggota gerak atas dikaitkan dengan kerangka badan dengan perantaraan gelang bahu yang terdiri dari skapula dan klavikula. Tulang-tulang yang membentuk kerangka lengan antara lain : gelang bahu (skapula dan klavikula), humerus, ulna dan radius, karpalia, metakarpalia dan falangus Gelang Bahu Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena bagian belakangnya terbuka. Bagian ini di bentuk oleh dua buah tulang yaitu skapula dan klavikula Bagian-bagian Tulang Ekstremitas Bagian-Bagian Ini Akan Dijelaskan Bagian-Bagian Dari Ekstremitas Atas. Bagian Ekstremitas Atas terdiri dari : a.    Tulang Skapula



Skapula (tulang belikat) terdapat di bagian punggung sebelah luar atas, mempunyai tulang iga I sampai VIII, bentuknya hampir segitiga. Di sebelah atasnya mempunyai bagian yang di sebut spina skapula. Sebelah atas bawah spina skapula terdapat dataran melekuk yang di sebut fosa supraskapula dan fosa infraskapula. Ujung dari spina skapula di bagian bahu membentuk taju yang di sebut akromion dan berhubungan dengan klavikula dengan perantara persendian. Di sebelah bawah medial dari akromion terdapat sebuah taju menyerupai paruh



38



burung gagak yang disebut dengan prosesus korakoid. Di sebelah bawahnya terdapat lekukan tempat kepala sendi yang di sebut kavum glenoid b.    Tulang Klavikula



Klavikula adalah tulang yang melengkung membentuk bagian anterior dari gelang bahu.Untuk keperlua pemeriksaan dibagian atas batang dan dua ujung. Ujung medial disebut extremitas sternal dan membuat sendi dengan sternum. Ujung lateral disebut extremitas akrominal, yang bersendi pada proseus akrominal dari scapula. Fungsi kavikula yaitu member kaitan kepada beberapa otot dari leher dan bahu dan dengan demikian bekerja sebagai penompang lengan. c.    Tulang Humerus



39



Humerus (tulang pangkal lengan) mempunyai tulang panjang seperti tongkat. Bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya bundar membentuk kepala sendi yang di sebut kaput humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang di sebut tuberkel mayor dan minor. Di sebelah bawah kaput humeri terdapat lekukan yang di sebut kolumna humeri. Pada bagian bawah terdapat taju (kapitulum, epikondius lateralis dan epikondilus medialis). Di samping itu juga mempunyai lekukan yang disebut fosa koronoid (bagian depan) dan fosa olekrani (bagian belakang). d.    Tulang Ulna



Ulna adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial dari lengan bawah dan lebih panjang dari radius. Kepala ulna berada disebelah ujung bawah. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasisupinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid.



e.    Tulang Radius



40



Radius adalah tulang disisi lateral lengan bawah. Merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek daripada ulna. Di daerah proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate. f.     Tulang Karpal



Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate.



41



Bagian dari Tulang Karpal yaitu : 1)    Metacarpal



Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid. 2)    Falang



42



Falang juga tulang panjang,mempunyai batang dan dua ujung. Batangnya mengecil diarah ujung distal. Terdapat empat belas falang, tiga pada setiap jari dan dua pada ibu jari.Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu. Muskulo 1)    Otot Pangkal Lengan Atas a.    Otot – otot ketul (fleksor): ·         Muskulus biseps braki (otot lengan berkepala 2). Otot ini meliputi dua buah sendi dan mempunyai dua buah kepala (kaput). Kepala yang panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala yang pendek  melekatnya disebelah luar dan yang kedua disebelah dalam. Otot itu ke bawah menuju ke tulang pengumpil. Di bawah uratnya terdapat kandung lender. Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan. ·         Muskulus brakialis (otot lengan dalam). Otot ini berpangkal dibawah otot segitiga di tulang pangkal lengan dean menuju prosesus sifoid di pangkal tulang radius. Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku. ·         Muskulus korakobrakialis. Otot ini berpangkal di prosesus korakoid dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan. b.    Otot kedang (ekstensor): Muskulus triseps braki (otot lengan berkepala 3), yaitu :



43



·         Kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain. ·         Kepala dalam dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan.Kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah otot yang melekat di olekrani. Tabel 14.2 otot-otot yang menghubungkan lengan atas dengan tubuh. Nama



posisi



Asal



Pektorali s mayor



Depan dada



Sternum, Humerus klavikula, dan (lengkung kartilago iga- bisipital) iga sejati



Mengaduksi  bahu, menarik lengan melewati depan dada. Rotasi internal bahu



Torakal bawah, Humerus vertebra (lengkung lumbal dan bisipital) sekral serta krista iliaka



Mengaduksi bahu, menarik lengan ke belakang dan ke bawah, seperti menarik lonceng dan mendayung, dan merotasi internal bahu



Latisimus Menyilang dorsi punggung dari regio lumbal ke bahu



Seratus anterior



insersi



Kerja



Di atas sisi Bagian depan Bagian medial Menarik skapula ke torak dan di iga ataas ke-8 batas skapula depan, antagonis bawah terhadap trapezius skapula pada punggung



2)    Otot-Otot Lengan Bawah a.    Otot-otot kedang yang memainkan peranannya dalam pengetulang di atas sendi siku, sendi tangan, sendi jari, dan sebagian dalam gerak silang radius: ·         Muskulus ekstensor karpi radialis longus ·         Muskulus ekstensor karpi radialis brevis ·         Muskulus ekstensor karpi ulnaris. Ketiga otot ini fungsinya sebagai ekstensi lengan (menggerakkan lengan) ·         Digitonum karpi radialis, fungsinya ekstensi falang kecuali ibu jari



44



·         Muskulus ekstensor policis, fungsinya ekstensi ibu jari b.    Otot-otot ketul yang mengedangkan sikudan tangan serta ibu jari dan meratakan radius. Otot-otot ini berkumpul sebagai berikut : ·         Otot-otot di sebelah metacarpal. Otot-otot ini ada 4 lapis. Lapis yang pertama ke 2 di sebelah luar berpangkal di tulang pangkal lengan. Didalam lapis yang pertama terdapat otot-otot yang meliputi sendi siku, sendi antara radius dan tulang pengumpil sendi pergelangan. Fungsinya dapat membengkokkan falang. Lapis yang ke 4 ialah otot-otot untuk sendi antara tulang radius dan tulang pengumpil. Di antara otot-otot ini disebut : ü  Muskulus pronator teres. Fungsinya dapat mengerjakan silang radius dan membengkokkanlengan bawah siku ü  Muskulus Palmaris ulnaris, berfungsi mengetulkan lengan,muskulus Palmaris longus, muskulus fleksor karpi radialis, muskulus fleksor digitor sublimis. Fungsinya fleksi jari kedua dan kelingking.: muskulus fleksor digitorumprofundus, fungsinya fleksi jari 1, 2, 3, 4: muskulus fleksor policis ingus,  fungsinya fleksi ibu jari. ü  Otot yang bekerja memutar radialis (pronator dan supinator) terdiri dari : muskulus pronator teres equadratus, fungsinya pronasi tangan : muskulus spinator brevis, fungsinya supunasi tangan. ·         Otot – otot di sebelah tulang ulna, berfungsi membengkokkan lengan di siku, membengkokkan tangan ke arah tulang ulna atau tulang radius. ·         Kedang Otot – otot di sebelah punggung atas, disebut otot kedang jari bersama yang meluruskan jari tangan. Otot yang lain meluruskan ibu jari (telunjuk). Otot – otot lengan bawah mempunyai otot yang panjang di bagian bawah di dekat pergelangan dan di tangan. Otot – otot tersebut menpunyai kandung otot. 3)    Otot-Otot Tangan Di tangan terdapat otot – otot tangan pendek terdapat di antara tulang – tulang telapak tangan atau membantu ibu jari tangan (thenar) dan anak jantung tangan (hipothenar).



45



2.    PANGGUL Skeletal Kerangka panggul : a.    Os ileum (tulang usus) ·         Fosa iliaka ·         Spina iliaka ·         Krista iliaka b.    Os pubis (tulang kemaluan) ·         Simfisis pubis



46



·         Tuberkel pubis c.    Os iskhi (tulang duduk) ·         Tuberositas iskhiardikum ·         Foramen obturatum ·         Asetabulum



Muskulo Otot ini berasal dari tulang panggul atau kolumna vertebralis menuju ke pangkal paha. 1)    Sebelah depan bagian dalam dari panggul terdapat : a.    Muskulus psoas mayor, terbentang dari prosesus transversi lumbalis menuju trokanter minor iliakus b.    Muskulus iliakus, berasal dari fosa iliaka menuju trokanter minor c.    Muskulus psoas minor, yang terletak di muka psoas mayor. Ketiga otot ini disebut juga otot iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar tungkai ke bagian luar 2)    Sebelah belakang bagian luar terdapat : a.    Muskulus gluteus maksimus merupakan otot yang terbesar yang terdapat di sebelah luar panggul membentuk bokong. Fungsinya antagonis dari iliopsoas yaitu rotasi fleksi dan endorotasi femur



47



b.    Muskulus gluteus medius dan minimus, terdapat dibagian belakang dari sendi panggul dibawah gluteus maksimus, fungsinya abduksi dan endorotasi dari femur dan bagian medius eksorotasi femur.



3.    GERAK BAWAH Skeletal a.    Pelvis Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur. b.    Femur Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.



48



c.    Tibia Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial. d.    Fibula Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal. e.    Tarsal Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri. f.     Metatarsal Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid. g.    Phalangs Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.



49



Muskulo 1)    Otot-Otot Tungkai Atas Muskulus femoris superior, mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata yang dibagi atas 3 golongan yaitu : a.    Muskulus abduktor yang terdiri dari : ·         Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam ·         Muskulus abduktor brevis sebelah tengah ·         Muskulus abduktor longus sebelah luar. Ketiga otot ini menjadi satu yang di sebut muskulus abduktor femoralis. Fungsinya menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur. b.    Muskulus ekstensor (quadriseps merupakan otot yang terbesar dari :



femoris) otot



kepala



empat.Otot ini



·         Muskulus rektus femoris ·         Muskulus vastus lateralis eksternal ·         Muskulus vastus medialis internal ·         Muskulus vastus intermedial ·         Otot fleksor femoris, yang terdapat di bagian belakang femur terdiri dari: 50



ü  Biseps femoris, otot berkepala dua. Fungsinya membengkokkan femur dan meluruskan tungkai bawah. ü  Muskulus semi membranosus, membengkokkan tungkai bawah.



otot



yang



seperti



selaput.



Fungsinya



ü  Muskulus semi tendinosus, otot seperti urat. Fungsinya membengkokkan otot bawah serta memutarkan ke dalam. ü  Muskulus sartorius, otot penjahit. Bentuknya bentuknya panjang seperti pita, terdapat di bagian femur. Fungsinya, eksorotasi femur memutar keluar pada waktu lutut mengentul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar. 2)    Otot-Otot Tungkai Bawah Terdiri dari : a.    Muskulus tibialis anterior. Fungsinya menggangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki. b.    Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telinjuk ke tengah jari, jari manis dan kelingking kaki. c.    Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Otot – otot tersebut di paut oleh ikat melintang dan ikat silang sehinggaotot itu bisa membengkokkan kaki ke atas.otot – otot yang terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang. Fungsinya dapat mengangkat kaki sebelah luar. d.    Otot akiles (tendo achilles). Funfsinya meluruskan kaki di sendi kalkaneus dan membengkokkan tungkai bawah patela (muskulus popliteus).yang : ·         Berpangkal pada kondilus fibula. ·         Melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang femur. Fungsinya memutar tibia kedalam (endorotasi). Otot kentul jari (muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal pada tibia dan ototnya manuju metatarsal dan melekat pada tuas falang. Fungsinya membengkokkan jari dan menggerakkan kaki kedalam. e.    Muskulus falangus longus. Berpangkal pada fibula, ototnya melewati falang dan melekat pada ruas falang. Fungsinya membengkokkan falang. f.     Otot tulang tibia (muskulus tibialis posterior). Berpangkal pada selaput antara  tulang dan melekat pada pangkal falang. Fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi kalkaneus dan metatarsal di sebelah ke dalam.



51



g.    Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki, fungsinya dapat meluruskan jari kaki.



52



PEMERIKSAAN FISIK SISTEM MUSKULOSKELETAL



Tidak ada peralatan khusus yang diperlukan bagi pemeriksaan system musculoskeletal. Tujuan pemeriksaan musculoskeletal oleh ahli penyakit dalam adalah sebagai pemeriksaan penyaring untuk mengetahui adanya gangguan fungsional pada system musculoskeletal. Pemeriksaan ini seharusnya hanya memakan waktu beberapa menit dan harus menjadi bagian pemeriksaan rutin semua pasien. Jika menemukan keainan atau pasien mempunyai gejala spesifik yang berkaitan dengan sendi tertentu, pemeriksaan yang lebih rinci di daerah itu perlu dilakukan. Uraian lengkap mengenai pemeriksaan tiap sendi diberikan setelah pembahasan mengenai pemeriksaan penyaring. 1. Pemeriksaan Penyaring Pemeriksaan penyaring harus memberikan perhatian khusus kepada halhal berikut: a. Inspeksi b. Palpasi c. Rentang gerak pasif dan aktif d. Kekuatan otot e. Fungsi terpadu 1) Prinsip umum Selama inspeksi, setiap asimetri harus dicatat. Nodulus, pelayuan, massa, atau deformitas dapat menjadi penyebab tidak adanya kesimetrisan. Apakah ada tanda – tanda peradangan? Bengkak, hangat, kemerahan, atau nyeri tekan mengarah kepada peradangan. Untuk menentukan perbedaan suhu, pakailah punggung tangan anda untuk membandingkan satu sisi dengan sisi yang lainnya.



53



Palpasi mungkin memperhatikan daerah nyeri tekan atau diskontinuitas suatu tulang. Apakah ada krepitasi?



Krepitasi



adalah sensasi berderak yang teraba dan sering ditemukan pada tulang rawan sendi yang menjadi kasar. Penilaian rentang gerak sendi tertentu dilakukan setelah itu. Anda harus menyadari sendi yang meradang atau arthritis mungkin nyeri. Gerakkan sendi ini dengan perlahan-lahan. Fungsi otot dan fungsi terpadu biasanya diperiksa selama pemeriksaan neurologi, dan topic ini dibicarakan dalam bab berikutnya. 2. Pengkajian Sistem Otot Sistem otot dikaji dengan memperhatikan kemampuan merubah posisi, kekuatan otot dan koordinasikan ukuran otot serta ukuran masingmasing otot. Kelemahan otot menunjukkan polineuropati, gangguan elektrolit (kalsium dan kalium), miastenia grafis, poliomyelitis, distrofi otot. Dengan palpasi otot saat ekstremitas relaks digerakkan secara pasif akan terasa tonus otot. Mengkaji kekuatan otot dilakukan dengan palpasi otot dan ekstremitas yang digerakkan secara pasif dan rasakan tonus otot. Ukuran kekuatan otot dengan gradasi dan metode berikut : Skala.



Priharjo



R.



(1996),



Reeves (2001)



Berger,



dan



Williams



(1999) Paralisis total



0



Tidak



Tidak



1



ada Sedikit.



kontraktilitas Ada bukti kontraktilitas



2



3 4



terdapat 0 % sedikit 10 % tanpa



Tidak



ada



gerakan,



teraba/terlihat



adanya



adanya gerakan sendi ROM (rentang gerak) 25 %



kontraksi otot Gerakan otot



komplit dengan batasan



menentang



Sedang.



gravitasi ROM komplit terhadap 50 %



dengan sokongan Gerakan normal



Baik.



gravitasi ROM komplit terhadap 75 %



menentang gravitasi Gerakan normal penuh



Buruk.



penuh gravitasi,



54



gravitasi



dengan



beberapa resisten 5



Normal. ROM



yang



terhadap



menentang dengan



gravitasi sedikit



penahanan. komplit 100 % Gerakan normal penuh, gravitasi



dengan resisten penuh



menentang



gravitasi



dengan penahanan penuh



3. Pemeriksaan Berjalan Bagian pertama pemeriksaan penyaring terdiri dari inspeksi gaya gaya berjalan sikap tubuh. Mintalah pasien untuk membuka pakaian dan hanya mengenakan pakaian dalam saja, dan berjalan dengan kaki telanjang untuk menentukan kelainan gaya berjalan. Mintalah pasien untuk berjalan menjauhi anada, kemudian mendekati anda dengan berjalan di ujung jari kaki, menjauhi anda dengan berjalan diatas tumit, dan akhirnya kembali kepada anda dengan gaya berjalan



dua – dua



(tandem). Jika ada kesulitan dalam gaya berjalan, harus dilakukan perubahan dalam tindakan pemeriksaan ini. 55



4. Pemeriksaan Tulang Belakang Kurvatura normal tulang belakang konveks pada bagian dada dan konkaf pada sepanjang leher dan pinggang. Deformitas tulang belakang yang sering terjadi meliputi : scoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang), kifosis (kenaikan kurvatura lateral tulang belakang bagian dada), lordosis ( membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang yang berlebihan). Kifosis terjadi pada pasien osteoporosis pada pasien neuromuscular. Skoliosis terjadi congenital, idiopatrik (tidak diketahui penyebabnya) atau akibat kerusakan otot paraspinal misalnya pada poliomyelitis. Lordosis dijumpai pada penderita kehamilan karena menyesuaikan postur tubuhnya akibat perubahan pusat gaya beratnya.  Pemeriksaan kesimetrisan dilakukan dengan memeriksa kurvatura tulang belakang dan kesimetrisan batang tubuh dari pandangan anterior, posterior dan lateral. Dengan cara berdiri di belakang pasien, dan memperhatikan perbedaan tinggi bahu dan krista iliaka. Lipatan bokong normalnya simetris. Simetri bahu dan pinggul serta kelurusan tulang belakang diperiksa dengan pasien berdiri tegak,  dan membungkuk ke depan (fleksi). Skoliosis ditandai dengan  abnormal kurvatura lateral tulang belakang, bahu yang tidak sama tinggi, garis pinggang yang tidak simetri dan scapula yang yang menonjol, akan lebih jelas dengan uji membungkuk kedepan. Lansia akan mengalami kehilangan tinggi badan karena hilangnya tulang rawan dan tulang belakang.



56



5. Pemeriksaan Sendi Temporomandibular Pasien dengan gangguan sendi temporomandibular (TMJ) mungkin mengeluh nyeri rahang unilateral atau bilateral. Nyeri memburuk dipagi hari dan setelah makan. Pasien mungkin mengeluh “bunyi klik’ pada rahangnya. Untuk memeriksa sendi, letakkan jari telunjuknya didepan tragus dan menyuruh pasien untuk membuka dan menutup mulutnya dengan perlahan. 6. Pemeriksaan Bahu Inspeksi bahi untuk melihat adanya defrmitas, pelayuan, atau asimetri. Bahu harus dipalpasi untuk menemukan daerah nyeri tekan setempat. Rentang gerak untuk abduksi, aduksi, rtasi eksternal dan internal, dan fleksi diperiksa dan dibandingkan dengan sisi lainnya. Catatlah kalau ada nyeri. 7. Pemeriksaan Siku Palpasi siku untuk mengetahui adanya pembengkakan, massa, nyeri tekan atau nodulus. Untuk memeriksa pronasi dan supinasi siku harus difleksikan 900 dan diletakan diatas meja. Tennis elbow, yang dikenal sebagai epikondilitis lateral, merupakan penyakit yang lazim dijumpai dan ditandai dengan nyeri di daerah epikondilus lateral humerus. 8. Pemeriksaan Pergelangan Tangan Palpasi sendi pergelangan tangan di antar ibu jari dan jari telunjuk, dengan memperhatikan adanya nyeri tekan, bengkak, atau kemerahan. Kalau mencurigai diagnosis carpal tunnel syndrome, ketukan tajam atau tekanan langsung diatas nervus medianus dapat menyebabkan timbulnya parestesi seperti pada carpal tunnel syndrome. Tanda ini disebut tanda Tinel. 9. Pemeriksaan Tangan



57



Palpasi



sendi



metakarpofalangeal



dan



perhatikan



setiap



pembengkokan, kemerahan, nyeri tekan. 10. Pemeriksaan Pinggul Pemeriksaan dilakukan dengan pasien berdiri dan berbaring telentang. Inspeksi puinggul dan gaya berjalan telah diuraikan diatas. Pasien diminta untuk berdiri di atas tungkai yang baik, maka akan memperlihatkan pelvis pada sisi yang berlawanan terangkat naik, dan jika buruk maka pelvis sisi yang berlawanan akan turun. 11. Pemeriksaan Lutut Pemeriksaan lutut dilakukan pada pasien dalam posisi berdiri dan berbaring telentang. Ketika berdiri, perhatikan adanya deformitas varus atau valgus. Apakah ada pembengkakan lutut? Tanda dini pembengkakan sendi lutut adalah hilangnya cekungan ringan pada sisi lateral patella. Pasien kemudian diminta berbaring telentang, patella dipalpasi dengan posisi ekstensi untuk melihat adanya nyeri tekan. Dengan menekan ke kvndilus femoralis, mungkin akan timbul nyeri. Pemeriksaan efusi sendi lutut dilakukan dengan menekan cairan tadi keluar dari kantng suprapatela kebawah dan dibelakang patella.



PEMERIKSAAN PENUNJANG SISTEM MUSKULOSKELETAL



58



1)    Sinar – X Menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi dan perubahan hubungan tulang. Sinar-X multipel diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksa. Sinar-X korteks tulang dapat menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan dan tanda iregularitas. Sinar – X sendi dapat menunjukkan adanya cairan, iregularitas, penyempitan, dan perubahan struktur sendi 2)    CT Scan (Computed Tomografi Scan) Menunjukkan rincian bidang tertentu dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cedera ligamen atau tendon. CT Scan digunakan untuk mengindentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di daerah yang sulit dievaluasi, seperti asetabulum. Pemeriksaan dilakukan bisa dengan atau tanpa kontras dan berlangsung sekitar satu jam. 3)    MRI (Magnetic Resonance Imaging) Teknik pencitraan khusus, non invasif yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk memperlihatkan abnormalitas, misal tumor atau penyempitan jaringan lunak. Klien yang mengenakan implant logam atau pacemaker tidak bisa menjalani pemeriksaan ini. Perhiasaan harus dilepas, klien yang klaustrofobia biasanya tidak mampu menghadapi ruangan tertutup tanpa penenang. 4)    Angiografi Pemeriksaan sisitem arteri. Suatu bahan kontras radiopaque diinjeksikan ke dalam arteri tertentu, dan diambil foto sinar-X serial sistem arteri yang dipasok oleh arteri tersebut. Pemeriksaan ini sangat baik untuk mengkaji perfusi arteri dan bisa digunakan untuk indikasi tindakan amputasi yang akan dilaksanakan. Perawatan setelah dilakukan prosedur yaitu klien dibiarkan berbaring selama 12-24 jam untuk mencegah perdarahan pada tempat penusukan untuk melihat adanya pembengkakan, perdarahan dan hematoma serta nya pantau ekstremitas bagian distalnya untuk menilai apakah sirkulasinya adekuat. 5)    Digital Substraction Angiography (DSA) Menggunakan teknologi komputer untuk menggambarkan sistem arteri melalui kateter vena. 6)    Venogram Pemeriksaan sistem vena yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya trombosis vena 7)    Mielografi



59



Suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam rongga subarakhnoid spinalis lumbal, dilakukan untuk melihat adanya herniasi diskus, stenosis spinal (penyempitan kanalis spinalis) atau adanya tumor. 8)    Diskografi Pemeriksaan diskus vertebralis dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam diskus dan dilihat distribusinya 9)    Arthrografi Penyuntikkan bahan radiopaque atau udara ke dalam rongga sendi untuk melihat struktur jaringan lunak dan kontur sendi. Sendi diletakkan dalam kisaran pergerakannya sementara diambil gambar sinar-X serial. Pemeriksaan ini sangat berguna untukmengidentifikasi adanya robekan akut atau kronik kapsul sendi atau ligamen penyangga lutut, bahu, tumit, pinggul dan pergelangan tangan. Bila terdapat robekan bahan kontras akan mengalami kebocoran keluar sendi dan akan terlihat dengan sinar-X. Perawatan setelah dilakukan artrogram, imobilisasi sendi selama 12-24 jam dan diberi balut tekan elastis. Tingkatkan kenyamanan klien sesuai kebutuhan 10) Arthrosentesis (aspirasi sendi) Dilakukan untuk memperoleh cairan sinovial untuk keperluan pemeriksaan atau untuk meghilangkan nyeri akibat efusi. Normalnya, cairan sinovial adalah jernih dan volumenya sedikit. Cairan sinovial lalu diperiksa secara makroskopis terkait dengan volume, warna, kejernihan, dan adanya bekuan musin. Secara mikroskopis diperiksa jumlah sel, identifikasi sel, pewarnaan Gram, dan elemen penyusunannya. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mendiagnosis reumatoid artritis dan atrofi inflamasi, serta hemartrosis (perdarahan di rongga sendi) yang mengarah pada trauma atau kecenderungan perdarahan. 11) Arthroskopi Merupakan prosedur endoskopi yang memungkinkan pandangan langsung ke dalam sendi. Pemeriksaan ini dilakukan di kamar operasi dan memerlukan anestesi lokal atau umum sebelumnya. Jarum bor besar dimasukkan dan sendi direnggangkan dengan salin. Artroskop kemudian dimasukkan dan struktur sendi, sinovium dan permukaan sendi dapat dilihat. Perawatan yang dilakukan setelah tindakan adalah dengan menutup luka dengan balutan steril. Sendi dibalut dengan balutan tekan untuk menghindari pembengkakan. Kompres es diberikan untuk mengurangi edema dan rasa tidak nyaman. 12) Skintigrafi Tulang (Pemindai Tulang) Menggambarkan derajat sejauh mana matriks tulang “mengambil” isotop radioaktif khusus tulang yang diinjeksikan ke dalam sistem tersebut. Pemindai 60



dilakukan empat sampai enam jam setelah isotop diinjeksikan. Derajat ambilan nuklida berhubungan langsung dengan metabolisme   tulang. Peningkatan ambilan tampak pada penyakit primer tulang (osteomielitis) dan pada jenis patah tulang. 13) Termografi Mengukur derajat pancaran panas dari permukaan kulit. Kondisi inflamasi seperti artritis dan infeksi, neoplasma harus dievakuasi. Pemeriksaan serial berguna untuk mendokumentasikan episode inflamasi dan respons klien terhadap terapi pengobatan antiinflamasi. 14) Elektromiografi Memberi infoemasi mengenai potensial listrik otot dan saraf yang menyarafi. Tujuannya adalah menentukan abnormalitas fungsi  unit motor end. Setelah tindakan berikan kompres hangat untuk mengurangi ketidaknyamanan. 15) Absorpsiometri foton tunggal dan ganda Uji noninvasif untuk menentukan kandungan mineral tulang pada pergelangan tangan atau tulang belakang. Osteoporosis dapat dideteksi dengan menggunakan alat densitometri. 16) Biopsi Dilakukan untuk menentukan struktur dan komposisi tulang, otot, dan sinovium serta untuk membantu menentukan penyakit tertentu. Tindakan yang dilakukan setelah pelaksanaan prosedur adalah  memantau adanya edema, perdarahan dan nyeri. Kompres es dapat diberikan untuk mengurangi edema, bahkan pemberian analgetik untuk mengatasi nyeri. 17) Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan darah dan urine pasien dapat memberikan informasi mengenai masalah musculoskeletal primer, atau komplikasi yang terjadi sebagai dasar acuan pemberi terapi. Pemeriksaan darah lengkap meliputi kadar hemoglobin (biasanya lebih rendah apabila terjadi perdarahan karena trauma), dan hitung darah putih. Sebelum dilakukan pembedahan, periksa bekuan darah untuk mendeteksi kecenderungan pendarahan. Karena tulang merupakan jaringan yang sangat vaskuler. Pemeriksaan kimia darah memberikan data mengenai berbagai macam kondisi muskuloskeletal, kadar kalsium serum berubahpada osteomalasiya fungsi paratiroit, penyakit paget, tumor tulang metastasis, dan pada imobilisasi lama. Kadar fosfor serum berbanding terbalik dengan kadar kalsium dan menurun pada rikets yang berhubungan dengan sindrom malapsorpsi. Fosfatase asam meningkat pada penyakit paget dan kangker metastasis.fosfatase alkali meningkat selama



61



penyembuhan patah tulang dan pada penyakit pada peningkatan aktifitas osteoblas.  Metabolisme tulang dapat dievaluasi melalui pemeriksaan tiroid dan penentuan kadar kalsitosin, gormon paratiroid, dan vitamin D. kadar enzim serum keratin kinase (CK) dan serum glumatic-oxaloacetic transeminase (SGOT, aspartae aminotransferase) meningkat pada kerusakan otot. Aldolase meningkat pada penyakit otot (mis. distrofi otot dan nekrosis oto skelet). Kadar kalsium urine meningkat pada destruksi tulang (disfungsi paratiroid, tumor tulang metastasis, myeloma multiple).



PENUTUP



A. Simpulan Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung



jawab



terhadap



pergerakan.



Komponen



utama



system



musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot,



62



tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.



DAFTAR PUSTAKA



1. Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi konsep klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC



63



2. Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing (12th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 3. Syaifuddin , 2011. Anatomi & Fisiologi : kurikulum berbasis kopetensi untuk keperawatan dan kebidanan edisi 4. EGC, Jakarta. 4. Swartz, Mark II. 1995. Buku ajar diagnostic fisik. Jakarta : EGC. 5. Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.



64