(Revisi) Laporan Face Lotion A.1.2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR



                        Judul praktikum Praktikum ke Kelas/Kelompo k Anggota



: pembuatan face lotion dengan zat aktif zink klorida :I : A1/2 1. Lilis Putri Rahayu(2018210028) 2. Leonardus Yudha P(2018210052) 3. Maliya Shofa F(2018210064) * 4. Noval Saiful Faruq(2018210073)



                                                                    



FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2020 Lapres diketik dengan font times new roman



I.



II.



Tujuan Percobaan 1. Mengenal dan mengetahui cara pembuatan dan komposisi formula sediaan face lotion 2. Mengetahui pengaruh penambahan pelarut campur dan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat Teori Dasar



1. ( Di + Keuntungan dan kekurangan sediaan) 2. (Alasan pemilihan bahan, zat aktif beserta excipient, parameter yang di bahas : kelarutan, kegunaan, compatible/tidak, stabilitas dan PH sediaan dan target pada penggunaan)



Pengertian Lotion Menurut FI IIIp.19 Lotio adalah sediaan cair berupa suspense dan disperse, digunakan sebagai oat luar. Dapar berbentuk suspense zat padat dalam bentuk serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe m/a dengan surfaktan yang cocok dapat di tambahkan zat warna, zat pengawet dan zat pewangi. Penandaan harus tertera : 1. “ obat luar “ 2. “ Kocok Dahulu” Menurut Formularium Nasional Edisi II (1978) p.325 Lotio berupa larutan, suspense atau emulsi dimaksudkan untuk penggunaan pada kulit. Penambahan etanol 90% dalam lotio akan mempercepat efek pendinginan, sedangkan penambahan gliserol akan menyebabkan kulit tetap lembab dalam kurun waktu tertentu. Digunakan dengan cara mengoleskan pada kulit tanpa pijitan. Pembuatan lotio harus dilalukan dengan tehnik aseptic, yaitu seapat mungkin harus hidindari dari terjadinya cemaran jasad renik kedalam lotio, terutama jika lotio mengandung pengawet. Catatan: Pada eitiket juga harus tertera ‘’Hanya untuk pemakaian luar’’ Seiring dengan pengembangan ilmu pengetahuan, kata “lotio” mengalami perubahan makna tidak lagi di definisikan sebagai bentuk sediaan farmasi tetapi hanya terbatas pada bagimana cara menggunakan sediaan tersebut. Jadi kata ‘’lotio” lebih diartikan sebagai sesuatu yang cara penggunaan nya dioleskan. Banyak bahan obat yang digunakan dengan diusapkan pada kulit membrane mukosa yang dimaksudkan untuk efek setemoat. Seperti hal nya antibiotic, atiseptik, dan anestesi local yang termasuk dalam kelas terapi tersebut. Efek fisiologisnya tergantung dari sifat kimia bahan obat biasa sebagai pelindung, pengabsorpsi pelembut, astringen dan sebagai cleaning agents. Face lotion sendiri adalah sediaan lotio yang dioleskan pada wajah. III.



DATA PREFORMULASI



A. Zat Aktif 1. Zink Klorida (Fi ed V hal Rumus molekul : ZnCl2 Berat molekul : 136,29 Pemerian : Serbuk hablur atau masa granul, putih/ hamper putih dapat berupa massa seperti porselen atau berbentuk silinder. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air atau dalam etanol biasanya agak keruh jadi kekeruhannya juga hilang jika di tambahkans edikit asam klorida Ph : 4,6 – 5,5 Khasiat : astrigen Dosis : 1,2g (mt dhal 1999) Stabilitas : simpan dalam wadah kedap udara , ditempat kering dan sejuk Wadah dan penyimpanan dakam wadah non logam B. Zat Tambahan 1. Etanol Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih mudah menuap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap. Kelarutan : sangat mudah larut dalma air Keguaan : pengawet anti mikroba, desinfektan, penetran kulit, pelarut,penyegar (HOPE ed VI hal 17) Konsentrasi : 5-10% Stabilitas : mudah menguap walaupun pada suhu rendah Inkompatibilitas: dalam kondisi asam dapat bereaksi keras dengan bahan pengoksidasi, campuran dengan alkali dapat mnjadi lebih gelap karena reaksi dengan sejumlah residu aldehida. Garam/akana orgarin dapat diendapkan dari larutan/disperse berair. Larutan etanol juga tidak sesuai dengan wadah alumunium dan dapat berinteraksi ddengan beberapa obat ( HOPE hal 17) Wadah : Penyimpanan wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditenpatkan di tempat sejuk, jauh dari nyala api 2. Na. Benzoat (F1 V hal 892, HOPE 627) Rumus Molekul : C7H5NaO2 Bobot Molukul : 144,11 Pemerian : granul atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil di udara. Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan mudah larut dalam etanol 50% Kegunaan : pengawet Konsentrasi : 0.02 – 0.5% (HOPE 627) Stabilitas : larutan di strerilisasi menggunakan auticlav / filtrasi Inkompatibilitas: gelatin, garam ferri, garam kalsium, logam beat, termasuk merkuri, dorsa direduksi bilaberiteraksi dengan kaolin, aqua dan ion surfaktan



Penyimpanan



: wadah tertutup baik, ditempat kering dan sejuk



3. Propilenglikol ( FI III hal 534) Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwrna tidak berbau, rasa agak manis higroskopis Rumus molekul : C3H802 Bobot Jenis : 1,38 g/cm3 at 20°C (HOPE hal 592) Bobot Molekul : 76,10 g/mol Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dengan etanol ( 95%) p dan dengan kloroform Kegunaan : zat tambahan, pelarut, pelembab Konsentrasi : 15% (HOPE hal 592) Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung air, cahaya, sejuk dan kering. 4. Aquadest Rumus molekul : H20 Bobot molekul : 18.02 Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa Kegunaan : pembawa Wadah : wadah dan penyimpanan wadah tertutup baik 5. Menthol ( FI III hal 363) Pemerian : hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna , bau rajam seperti minyak permen, rasa panas dan aromatic diikuti rasa dingin. Rumus molekul : C10H2OO Kelarutan : sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol 96% p Bobot Molekul : 156,27 g/mol Konsentrasi : topical formulation 0,05 – 10% (HOPE hal 433) Inkompatibilitas: dengan butyl kloralhidrat, campora cloralhidrat, cronium, triouside, phenol dll. Penyimpanan : disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dengan suhu tidak melebihi 25°C karena akan mengalami sublimasi. 6. Tween 80 Pemerian : cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau khas Rumus Molekul : C16H124O26 Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95% p Konsentrasi : 1 – 15% ( HOPE hal 550) Penyimpanan : dalam eadah tertutup baik 7. Aqua Rosae (FI III hal 459) Pemerian : cairan tidak berwarna atau kering, bau menyerupai bunga nawar, rasa khas



Kelarutan Penyimpanan IV.



V.



VI.



: larut dalam 1 bagian kloroform p , larutan jernih : wadah tertutup rapat



Alat dan Bahan A. ALAT 1. Mortir dan stamper 2. Breaker glass 3. Batang pengaduk 4. Erlenmeyer 5. Gelas ukur 6. Cairan penguat 7. Tabung sedimentasi 8. Viscometer Brookfield 9. Timbangan 10. Spatula 11. Sudip 12. Pipet tetes B. BAHAN 1. Zink Clorida 2. Prpilenglikol 3. etanol 4. Natrium Benzoat 5. Aqua Rosae 6. Tween 80 7. Menthol 8. Aquadest FORMULA Bahan



Formula I



Zink Clorida Propilenglikol Etanol Natrium Benzoat Aqua Rosae Tween 80 Mentol Aquadest



1,2% 7,5% 25% 0.2% 0,05% 1% 0,05% Ad 300mL



PERHITUNGAN DAN PENIBANGAN A. Perhitungan 1. Zink Clorida : 1,2/100 x 300 2. Propilenglikol : 7,5/199 x 300 3. Etanol : 25/100 x 300 4. Na benzoate : 0,2/100 x 300



= 3,6g = 22,5g = 75g = 0.6g



5. 6. 7. 8.



Ol. Rosae Tween 80 Menthol Aquadest



: 0.05/100 x 300 = 0.15g : 1/100 x 300 = 3g : 0.05/100 x 300 = 0,15g : 300 – ( 3,6 + 22,5 + 75 + 0,6 + 0,15 + 0,15 + 3 ) = 195 mL



B. Penimbangan



Bahan Zink Clorida Propilenglikol Etanol Natrium Benzoat Aqua Rosae Tween 80 Mentol Aquadest



Formula Teori 1,2% 7,5% 25% 0.2% 0,05% 1% 0,05% Ad 300mL



Praktek 3,60g 22,50g 75 0,624g 0,57g 3g 0,15g 195mL



VII.



Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Masing – masing bahan ditimbang 3. Dikalibrasi botol 60mL 4. Zink klorida dilarutkan dengan air 5. Menthol dilarutkan dalam etanol 6. Na, benzoate dilarutkan dengan air ad larut 7. Kemudian semua pekerjaan dicampur lalu di gerus ad homogen 8. Ditambahkan air sisa, gerus ad homogen 9. Ditambahkan aqua rosae, gerus ad homogen 10. Tween 80 dimasukkan kedalam campuran tersebut lalu gerus ad homogen 11. Diberi etiket, label, masukkan kedalam kemasan 12. Sisanya dilakukan evaluasi



VIII.



Evaluasi dan Tabulasi data



1. ( Di + kan pustaka di setiap data evaluasi) 2. ( Jika ada syarat dicantumkan dan disertai dengan kesimpulan dari masing2 evaluasi memenuhi syarat/tidak) 3. ( Di + kan Alat untuk evaluasi) A. Organoleptik Porameter



Sediaan



Bentuk Bau Warna



Larutan Mentol Agak keruh



B. Penetapan bobot jenis 1. Fiknometer dibilas dengan air, dikeringkan, dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer dengan bobot air yang didihkan pada suhu 25°C 2. Dimasukkan kedalam piknometer, suhu piknometer diukur 20°C (botol piknometer yang telah diisi – bobot piknometer kosong)



BJ :



(piknometer + zat) – ( pikno kosong) (pikno + air) – (pikno kosong)



Pengujian



Bobot



Pikno kosong PIkno + air Pikno + zat BJ



24,97 78,25 79,10 0.67



C. Uji kejernihan 1. Dimasukan penetapan menggunakan tabung reaksi dengan diameter 15-25mm, transparan, tidak berwarna dan terbuat dari kaca 2. Dimasukkan kedalam 2tabung reaksi masing-masing larutan diuji dan suspense yang sesuai 3. Dibandingkan kedua sisi tabung setelah 5menit 4. Pengamatan dilakukan di bawah cahaya Waktu



Hasil Pengamatan



Hari 1 Hari 2 Hari 3



Keruh Keruh tidak ada endapan



D. Uji pH Dilakukan dengan pH meter pH = 6



4. Pembahasan (Di + kan pembahasan untuk setiap uji evaluasi mencangkup :)



1) 2) 3) 4) 5)



( Manfaat dilakukannya uji evaluasi tersebut ) ( Hasil yang diperoleh) ( Dibahas sesuai atau tidak dengan persyaratan) ( Jika tidak sesuai di bahas mengapa, kesalahannya di mana) ( Di bahas efek yang akan dirasakan seperti apa jika uji eval tidak sesuai persyaratan )



Maliya Shofa F 2018210064 1. Pada uji evaluasi organoleptik warna, bau dan bentuk dari sediaan didapatkan agak keruh, mentol, larutan. 2. Bentuk sediaan agak keruh pada formula, kekeruhan ini di dapat terjadi karena kelarutan zink klorida dalam air atau etanol biasanya tidak sempurna. 3. Uji kejernihan dilakukan selama 2hari dan dihasilkan sediaan mempunyai kondisi yag sama yaitu transpara keruh dan tidak menimbulkan endapan 4. Pada uji bobot jenis sediaan fase lotion, didapatkan nilai bobot jenis kurang dari 1 g/ml yang artinya sediaan face lotion zinc clorida lebih kecil dibandingkan dengan BJ air. 5. Penambahan pelarut campur propilenglikol dalam sediaan facelotion bertujuan untuk meningkatkan kelarutan zat aktif zink klorida dan sebagai humektan atau pelembut 6. Face lotion dimaksudkan segera kering pada kulit wajah setelah pemakaian dan membentuk lapisan tipis dari komponen pobat pada permukaan kulit wajah 7. Etanol yang terdapat pada formula selain sebagai pelarut campur juga berfungsi sebagai anti mikroba dan penyegar 8. Pada fase face lotion penggunaan penyegar sangat penting karena penyegar yang digunakan yaitu etanol menguap dengan cepat membentuk lapisan tipis (lapisan film) pada kulit wajah yang mengandung zat aktif dan memberikan efek dingin pada kulit wajah 9. Pada formula propilenglikol sebagai pengubah viskosita sehingga terjadi kontak yang lama dengan kulit wajah. Hal ini berfungsi untuk menjaga kelembapan kulit untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga mempertahankan kelembapan pada kulit setelah diaplikasikannya face lotion Leonardus Yudha Pradana 2018210052 1. Pada pembuatan sediaan face lotion dalam hal ini menggunakan zat aktif zink klorida. Zink klorida dapat berfungsi sebagai menghilangkan kotoran pada wajah dan melembutkan kulit wajah, 2. Pada pembuatan face lotion dibutuhkan pelarut campur air,etanol,dan propilen glikol. Fungsi daripada penambahan pelarut campur tersebut adalah untuk meningkatkan kelarutan daripada zat aktif. 3. Fungsi tween 80 dalam hal ini adalah sebagai surfaktan untuk menurunkan tegangan antar muka pada permukaan air. 4. Sediaan face lotion biasanya berbentuk cairan. Air sendiri merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba. Untuk menghindari hal tersebut dapat mengunakan Natrium Benzoat sebagai antimikroba.



5. Dalam pembuatan face lotion digunakan etanol yang berfungsi sebagai penyegar. Etanol menguap dengan cepat membentuk lapisan tipis (lapisan film) pada kulit wajah yang mengandung zat aktif dan memberikan efek dingin pada kulit wajah 6. Berdasarkan uji organoleptic didapat bahwa sediaan berbentuk larutan,berbau mentol dan berwarna keruh. 7. Berdasarkan uji tingkat kekeruhan sediaan face lotion dari hari pertama hingga hari kedua berwarna keruh. Hal itu disebabkan karena zink klorida jika bercampur dengan etanol ataupun air akan menjadi keruh. 8. Berdasarkan uji PH dengan indicator universal didapat PH sediaan face lotion yaitu 6. Noval saeful faruq (2018210073) 1. Pada sedian ini zat aktif yang digunakan yaitu zink klorida, zink klorida dapat berfungsi untuk menghilangkan kotoran pada wajah dan melembutkan kulit wajah. 2. Pada sedian face lotion di butuhkan pelarut campur seperti air, etanol dan propilen glikol, fungsi dari penambahan pelarut campur ini yaitu untuk meningkatkan kelarutan dari pada zat aktif. 3. Etanol yang terdapat pada formula sedian ini berfungsi sebagai penyegar, selain sebagai penyegar juga etanol berfungsi sebagai anti mikroba. 4. Propilen glikol pada sediaan ini berfungsi sebagai pengibah viskositas sehingga terjadi kontak yang lama dengan kulit wajah. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelembapan kulit untuk jangka waktu yang cukup lumayan lama. 5. Uji kejernihan dilakukan selama 2 hari dan hasil yang di dapat sediaan mempunyai kondisi yang sama yaitu agak keruh, dan tidak menimbulkan endapan. 6. Organoleptic yang di dapat pada sedian ini yaitu sediaan berbentuk larutan, berbau mentol, dan berwarna agak keruh. 7. Berdasarkan uji ph yang didapat pada sediaan ini yaitu ph nya 6. 8. Pada uji bobot jenis sediaan face lotion, didapatkan nilai bobot jenis kurang dari 1g/ml yang berarti sediaan face lotion zink klorida lebih kecil jika di bandingkan dengan bobot jenis air. Lilis Putri Rahayu (2018210028) 1. Praktikum pembuatan face lotion kali ini menggunakan zat aktif zink klorida yang berfungsi sebagai adstringensia. 2. Pada pembuatan face lotion dibutuhkan pelarut campur air,etanol,dan propilen glikol untuk meningkatkan kelarutan daripada zat aktif. 3. Ditambahkan juga tween 80 sebagai surfaktan untuk menurunkan tegangan antar muka pada permukaan air. 4. Natrium Benzoat ditambahkan untuk sediaan cair seperti face lotion untuk menghambat pertumbuhan mikroba. 5. Pemakaian alkohol digunakan untuk penyegar karena menimbulkan rasa dingin pada kulit. 6. Berdasarkan uji organoleptic didapat bahwa sediaan berbentuk larutan,berbau mentol dan berwarna keruh.



7. Berdasarkan uji tingkat kekeruhan sediaan face lotion dari hari pertama hingga hari kedua berwarna keruh dimungkinkan karena kelarutan zat aktif pada pelarut campur tidak mendekati konstanta dielektriknya. 8. Berdasarkan uji PH dengan indikator universal didapat PH sediaan face lotion yaitu 6 sehingga memenuhi standar untuk pemakaian topical.



5. Kesimpulan 1. Organoleptik : warna, bau dan bentuk Dapat disimpulkan bahwa formula menghasilkan bentuk sediaan dengan bentuk larutan agak keruh dan berbau mentol 2. Uji kejernihan (FI IV hal 998) Pengaruh pelarut campur untuk melarutkan zink klorida dirasa kurang baik karena menimbulkan kekeruhan pada sediaan , sehingga sediaan kurang bagus 3. Berat jenis dengan pikometer (FI ed IV hal 1030) Dari uji ini didapatkan bobot jenis sediaan - Bobot Jenis dari Formula yang di buat = 0,67g/ml