Rita Nurhasanah - Acara 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK ACARA 4. PEMBUATAN PREPARAT PENAMPANG MELINTANG BATANG TUMBUHAN TANPA EMBEDDING



oleh Rita Nurhasanah 181810401020 Mikroteknik AP



LABORATORIUM ZOOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2021



BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan terdiri dari beberapa organ antara lain akar, batang dan daun. Pada akar dan batang dan daun memiliki berbagai macam jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992). Pembuatan preparat jaringan tumbuhan dapat dilakukan dengan metode irisan. Metode irisan merupakan suatu metode pembuatan sediaan dengan jalan membuat suatu irisan dengan ketebalan tertentu sehingga dapat diamati bagian-bagiannya di bawah mikroskop. Tujuan dari pembuatan preparat irisan adalah untuk menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur bagian yang diiris secara keseluruhan seperti keadaan yang sebenarnya. Ada 2 macam preparat irisan yaitu preparat irisan bebas (non embeding) dan preparat irisan (embedding). Preparat irisan bebas (non embeding) merupakan preparat irisan yang dibuat yang dibuat secara langsung tanpa melakukan penyelubungan terlebih dahulu sedangkan preparat dengan embedding merupakan preparat irisan yang dibuat dengan penyelubungan terlebih dahulu menggunakan parafin/ celoidin/ plastik. Pada pembuatan preparat jaringan tumbuhan digunakan zat warna safranin 1%dalam alkohol 70%, agar apabila diamati, preparat irisan jaringan tumbuhan dapat terwarnai dengan kontras (Suntoro, 1983). 1.2 Tujuan Mengetahui proses pembuatan preparat penampang melintang batang tumbuhan tanpa embedding.



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Preparat penampang non embedding adalah preparat yang diiris tanpa diselubungi oleh parafin seperti ranting atau batang. Ranting atau batang merupakan bahan yang keras yang tidak cocok dibuat preparat irisan dengan penyelubungan parafin karena harus melewati beberapa proses yang mempunyai efek samping yaitu pengerasan bahan dari proses fiksasi, dehidrasi, dealkoholisasi dan infiltrasi. Jika bahan yang keras harus melewati penyelubungan parafin akan menyebabkan bahan terlalu keras dan tidak dapat diiris. Seharusnya bahan yang keras dilunakkan terlebih dahuli sebelum dilakukan pengirisan (Sutikno. 2016). Preparat irisan adalah preparat yang objeknya merupakan irisan dari bagian objek yang diamati. Tujuan pembuatan preparat ini adalah untuk dapat menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur bagian yang diiris secara lengkap seperti keadaan yang sebenarnya. Jika bahan yang bersangkutan diiris secara langsung menggunakan silet tajam dengan bantuan gabus atau hand mikrotom sebagai penahan bahan pada waktu proses pengirisan, maka preparat tersebut juga disebut dengan preparat irisan bebas atau Non Embeding (Rudyatmi, 2013). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992). Jaringan pada tumbuhan dapat diklompokkan menjadi dua klompok besar, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa (Mulyani, 2010). Menurut asal meristem, jaringan dewasa dibedakan menjadi jaringan primer dan sekunder. Jaringan primwer adalah jaringan yang di bentuk oleh sel-sel yang berasal dari meristem primer. Jaringan sekunder adalah jaringan yang dibentuk oleh sel-sel berasal dari meristem sekunder. Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tinggakat tinggi antar lain jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar, jaringan penguat, jaringan pengangkut, dan jaringan sekretoris (Mulyani, 2010).



BAB 3. METODE PRAKTIKUM 3.1 Alat :  Gelas Benda  Kaca penutup  Pipet tetes  Kuas kecil  Mikroskop  Petridish  Kertas label  Tusuk gigi  Sliding microtome 3.2 Bahan :  Batang jagung dan batang pinus  Larutan FAA  Alkohol bertingkat 70%, 80%, 96%, dan absolut  Safranin 1%  Alkohol : Xylol dengan perbandingan 3:1, 1:1, 1:3  Xylol  Enthellan



3.3 Cara Kerja Disiapkan batang jagung dan batang pinus yang telah dipotong seukuran 5 cm Difiksasi menggunakan larutan FAA selama 24 jam Diletakkan pada meja sliding microtom dan diatur menggunakan sekrup



Diletakkan pisau pemotong dan dikencangkan Diatur diameter potongan dengan memutar sekrup Diatur ketinggian pisau dengan memutar sekrup Digerakkan pisau ke kanan untuk memotong batang Dipindahkan potongan batang dari alat pemotong/slding microtom dengan kuas Dimasukkan batang dalam cawan petri berisi alkohol 70% dengan kuas Dipindahkan batang ke wadah silinder untuk diberi zat pewarna Direndam dengan larutan safranin 1 % selama 24 jam Dibuang sisa larutan safranin setelah tahap pewarnaan dengan pipet Direndam larutan alkohol 70% selama 30 menit Dibuang larutan alkohol 70% dengan menggunakan pipet Diulangi langkah sebelumnya dengan alkohol 80%; 96%; dan absolut Direndam dengan campuran alkohol-xylol dengan perbandingan 3:1 Dibuang larutan clearing menggunakan pipet setelah direndam selama 30 menit Diulangi langkah 16 dan 17 dengan larutan alkohol-xylol 1:1 ; 1:3, dan xylol murni Diletakkan potongan batang pada gelas benda Diberi larutan enthellan untuk mounting dengan tusuk gigi



Ditutup dengan gelas penutup secara hati-hati agar tidak ada gelembung Diberi label dengan nama preparat batang yang akan diamati Diamati prepat batang non embedding di bawah mikroskop Hasil



BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Preparat Penampang Melintang Batang Pinus Tanpa embedding Gambar Preparat yang bagus



Gambar Preparat yang kurang bagus



4.2 Pembahasan Praktikum kali ini tentang metode pembuatan preparat penampang melintang batang tumbuhan tanpa embedding yang mempunyai tujuan mengetahui proses pembuatan preparat penampang melintang batang tumbuhan tanpa embedding. Alat dan bahan yang digunakan mempunyai fungsi masing-masing. Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang jagung dan batang pinus. Fungsi alat-alat yang digunakan antara lain gelas benda sebagai media untuk peletakan preparat atau objek yang akan diamati. Kaca penutup sebagai penutup preparat pada gelas benda yang akan diamati sehingga ketika dilakukan pengamatan



objek tersebut tidak terkontaminasi dengan media luar. Pipet untuk mengambil larutan. Petridish sebagai tempat sementara untuk sampel. Kuas kecil untuk mengambil sampel batang jagung dan batang pinus yang telah dipotong. Tusuk gigi untuk membantu pada proses mounting. Mikroskop untuk mengamati objek yang akan diamati. Kertas label untuk melabeli atau menandai preparat. Sliding microtome untuk memotong batang jagung dan batang pinus menjadi bagian kecil dan tipis. Pada pembuatan preparat ini, pewarna yang digunakan ialah safranin 1% dalam alcohol 70%, pewarna ini digunakan untuk mewarnai sel. Safranin berwarna dasar merah, sehingga setelah sel diamati, sel tampak berwarna merah. Dari hasil pewarnaan, semua hasilnya bagus, semua jaringan terwarna. Fiksatif yang digunakan adalah larutan FAA yang terdiri atas formalin 4%, asam asetat glacial dan alcohol 70%. Adapun fungsinya saling melengkapi satu sama lain yaitu formalin dapat mengeraskan jaringan, begitu pula alkohol. Sedangkan adanya asam asetat glacial dapat mencegah atau mengurangi pengerasan jaringan yang diakibatkan oleh adanya alcohol dan formalin. Dehidrasi menggunakan alcohol bertingkat 70%, 80%, 96% dan absolute untuk menghilangkan air dari dalam sel penyusun jaringan, sedangkan dealkoholisasi menggunakan alcohol : xylol 3:1, 1:1, dan 1:3 (Sari, 2020) dilanjutkan dengan xylol murni I dan II untuk menghilangkan alcohol dari dalam sel penyusun jaringan. Proses ini disebut juga clearing karena xilol dapat membuat jaringan menjadi jernih dan transparan (Iswara, 2017). Metode yang digunakan saat pembuatan preparat batang jagung dan batang pinus adalah metode irisan tanpa embedding Preparat irisan bebas (non embedding) merupakan preparat irisan yang dibuat secara langsung tanpa melakukan penyelubungan atau pemberian paraffin terlebih dahulu (Samiyarsih, 2019). Prinsip dari metode ini adalah bahan atau sampel yang digunakan akan diiris secara langsung menggunakan silet tajam dengan bantuan gabus atau rotary microtom sebagai penahan bahan pada waktu proses pengirisan sehingga didapatkan irisan sampel yang tipis (Sari, 2020).



Kelebihan dari non embedding ini yaitu proses non embedding lebih cepat dan lebih sederhana, dapat digunakan untuk mempelajari embriologi, anatomi dan sitology, dapat menghasilkan irisan yang tipis hingga mudah saat melakukan proses pengamatan. Sedangkan kelemahannya yaitu preparat non embedding tidak dapat disimpan dalam waktu yang terlalu lama karena tidak adanya pemberian parafin. Berdasarkan pengamatan preparat batang pinus didapatkan hasil preparat yang bagus dan yang tidak bagus. Preparat batang pinus yang bagus ditandai dengan bagian yang teriris dengan baik, preparat tampak tipis transparan, terwarna serta kontras, selain itu struktur bagian yang diiris juga lengkap. Irisan batang pinus tampak terwarnai zat warna safranin dengan baik, preparat juga tampak kontras sehingga dapat dibedakan bagian floen, xylem, empulur, serta bagian-bagian seperti epidermis dan korteks. Sedangkan yang tidak bagus ditandai dengan irisan tampak rusak yang mungkin terjadi kesalahan pada saat pengirisan.



BAB 5. KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembuatan preparat melintang batang pinus dapat dibuat menggunakan metode non embedding dengan zat warna safranin. Pewarnaan dengan zat warna safranin dapat memberikan warna kontras, sehingga jaringan-jaringan pada preparat irisan batang pinus terlihat jelas pada saat diamati dibawah mikroskop.



DAFTAR PUSTAKA



Iswara, Arya dan Tri Wahyuni. 2017. Pengaruh Variasi Waktu Clearing terhadap Kualitas Sediaan Awetan Permanen Ctenocephalides felis. Jurnal Labora Medika. Vol. 1 (1): 12-15. Kimball, John W. 1992. Biologi jilid 2. Jakarta : Erlangga Mulyani, Sri. 2010. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. Rudyatmi, Ely. 2013. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA. Universitas Negeri Semarang. Samiyarsih, Juwarno, Muachiroh Abbas, dan Wiwik Herawati. 2019. Penerapan Teknologi Mikroteknik: Upaya Penyediaan Model pembelajaran Preparat Anatomi Tumbuhan di SMA Negeri 1 Purwokerto. Journal Sanis and Education. Vol 20 (5): 326-332. Sari, Dewi Puspita dan Harlita. 2020. Optimalisasi Pemanfaatan Pewarna Alami (Natural Dyes) untuk Preparat Maserasi (Gosok) Tulang. Florea: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya. Vol. 7 (1): 31-40. Suntoro, HS. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta: Penerbit Bhatara Karya Aksara. Sutikno. 2016. Buku Panduan Mikroteknik Tumbuhan (BIO 30603). Laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. hal. 8, 13-17.