RPP 11 Suhu Dan Kalor [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Ke-11 Nama Sekolah Mata Pelajaran Bidang Keahlian Program Keahlian Komptensi Keahlian Tema/Sub Tema Kelas/Semester Tahun Pelajaran Alokasi Waktu



: : : : : : : : :



SMK ASH SHOHEH 1 Fisika Teknologi dan Rekayasa Seluruh Program Keahlian Seluruh Kompetensi Keahlian SUHU DAN KALOR X / 1 (Satu) 2019 /2020 2 X 45 menit



1. KOMPETENSI INTI KI. 3



Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Fisikapada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.



KI. 4



Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian/kerja Fisika. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.



2. KOMPETENSI DASAR K.D Menganalisis proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan 3.11 konsep suhu dan kalor. K.D 4.11 Menggunakan alat sederhana dalam percobaan yang berhubungan dengan kalor. 3. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 3.11.1 Memecahkan (C4) masalah yang berhubungan dengan proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan konsep suhu dan kalor. 3.11.2 Menyimpulkan (C5) proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan konsep suhu dan kalor 4.11.1 Merangkaikan (P4) alat sederhana dalam percobaan yang berhubungan dengan kalor.



4.11.2 Mendisain (P5) alat sederhana dalam percobaan yang berhubungan dengan kalor. 4. TUJUAN PEMBELAJARAN KOMPETENSI  Melalui penggalian informasi dan diskusi (condition) peserta didik (Audience) dapat memecahkan (C4) masalah yang berhubungan dengan proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor serta konsep suhu dan kalor dengan rasa ingin tahu tinggi.  Melalui praktikum dan persentasi (condition) peserta didik (Audience) dapat menyimpulkan (C5) proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan konsep suhu dan kalor dengan rasa tanggung jawab.  Melalui praktikum dan persentasi (Condition) peserta didik (Audience) dapat merangkaikan (P4) alat sederhana dalam percobaan yang berhubungan dengan serta konsep suhu dan kalor .dengan rasa tanggung jawab  Melalui praktikum dan persentasi (Condition) peserta didik (Audience) dapat mendisain (P5) alat sederhana dalam percobaan yang berhubungan dengan serta konsep suhu dan kalor dengan rasa tanggung jawab 5. MATERI PEMBELAJARAN Baik pada kesempatan kali ini kita akan membahas materi baru yaitu tentang Suhu dan Kalor Fisika SMK. Telah kita ketahui bahwa suhu merupakan salah satu besaran dalam fisika. Selain suhu kita juga sering mendengar istilah panas dan dingin. Udara akan terasa panas jika di siang hari, di malam harinya akan terasa dingin. Segelas air mendidih yang di masukkan ke dalam gelas akan terasa panas walaupun hanya gelas yang kita pegang. Keadaan derajat panas dan dingin yang di alami suatu benda bisa dikatakan suhu. Sedangkan jika terjadi perpindahan suhu pada air panas yang di larutkan ke dalam air dingin itu disebut panas atau kalor.



Google Image - Materi Lengkap Suhu dan Kalor Fisika SMK Serta Contohnya



Suhu Jika kita mengatakan suhu suatu benda, pasti kita sering menggunakan kata panas atau dingin suatu benda tersebut. Panas dan dingin ini sering digunakan karena kita mempunyai indra perasa yang hanya merasakan bahwa suatu benda tersebut terasa panas, hangat, ataupun dingin. suhu yang dirasa tersebut bersifat kualitatif atau hanya berupa deskripsi. Sedangkan dalam ilmu fisika suhu yang terasa dapat di ukur menggunakan suatu alat ukur suhu yaitu termometer, termometer ini bersifat kuantitatif (di tunjukkan dalam angka-angka).



Alat Ukur Suhu Alat untuk mengukur suhu seperti yang sudah disebutkan di atas yaitu termometer. Pada tingkat SMP kita sudah pernah diberikan materi tentang suhu, pada tingkat SMA ini kita akan mendalami lagi materi tersebut ditambah mencari nilai suhu dengan perbandingan suhu termometer yang belum diketahui. Kita ketahui bahwa macam-macam termometer suhu yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Adapun titik didih dan titik beku masing-masing termometer suhu adalah sebagai berikut.



Setelah kita ketahui macam-macam termometer suhu, biasanya kita sering menjumpai persoalan perubahan nilai dari suhu satu dengan suhu lainnya. Secara matematis perbandingan skala dari keempat termometer suhu adalah sebagai berikut:



Contoh 1. Suhu sebuah benda 80ºC, hitunglah suhu benda tersebut ke dalam suhu Reamur dan Fahrenheit. Diketahui: t = 80ºC Ditanya: a. R = ...? b. F = ...? Jawab



Jadi, nilai dalam skala Reamur dan Fahrenheit berturut-turut adalah 64ºR dan 176ºF. Jika dalam soal suhu yang diberikan tidak dalam keempat skala termometer suhu diatas, maka itu akan menjadi masalah tersendiri jika kita belum paham dengan konsep selanjutnya. Konsep selanjutnya kita bisa menggunakan rumus perbandingan termometer suhu seperti yang ditunjukkan dibawah.



Contoh 2. Sebuah termometer X setelah ditera dengan termometer Celcius di dapatkan suhu 40ºC = 80ºX dan 20ºC = 50ºX. Jika suhu sebuah benda 80ºC, maka berapa ºX suhu pada benda tersebut? Diketahui: 40ºC = 80ºX 20ºC = 50ºX Ditanya: 20ºC = ... ºX Jawab



Jadi, besar skala yang ditunjukkan pada termometer X adalah 140ºX. Kalor Kalor adalah salah satu bentuk dari energi yang dapat berpindah dari benda yang memiliki suhu tinggi menuju ke benda bersuhu rendah jika kedua suhu saling bercampur. 1 kalor = 4,18 joule 1 Joule = 0,24 kal Dalam istilah kalor, terdapat istilah kalor jenis (c) yaitu sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan untuk menaikan atau menurunkan suhu satu satuan massa zat tersebut. Secara matematis rumus kalor dapat dituliskan sebagai berikut:



Keterangan: Q = kalor m = massa c = kalor jenis ∆T = perubahan suhu Untuk lebih mempermudah lagi, kita akan berikan nilai tetapan dari kalor jenis masing-masing zat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai dari kalor jenis beberapa zat adalah sebagai berikut:



Selain kalor jenis, terdapat istilah lain dari kalor yaitu kapasitas kalor. Kapasitas kalor (C) merupakan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan untuk mengubah suhu benda sebesar satu satuan suhu. Secara matematis rumus dari kapasitas kalor dapat ditulis sebagai berikut:



Asas Black Asas Black mengatakan jika terdapat dua zat yang suhunya berbeda di campurkan maka zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor sehingga suhunya turun dan zat yang suhunya rendah akan menyerap kalor sehingga suhunya naik sampai terjadi kesetimbangan termal. Q dilepas = Q diserap Secara matematis rumus untuk menghitung kalor total dapat dituliskan sebagai berikut:



Keterangan: Q = kalor m = massa c = kalor jenis ∆T = perubahan suhu L = kalor laten Nama-nama kalor laten, antara lain adalah sebagai berikut: Pada saat melebur disebut kalor lebur  Pada saat menguap disebut kalor uap  Pada saat menyublim disebut kalor sublim  Pada saat membeku disebut kalor beku  Pada saat mengembun disebut kalor embun Dari masing-masing nama kalor laten terdapat kesamaan dari masing-masing nama kalor laten tersebut yang dilakukan oleh para ilmuwan sebagai beriku: 



Kalor uap = Kalor embun Kalor lebur = Kalor beku Dari rumus menghitung kalor total yang telah dituliskan diatas untuk mencari nilai dari kalor dalam wujud es sampai menjadi uap jenuh digambarkan sebagai berikut:



Contoh 3. Sebuah kalorimeter dengan kapasitas 80 J/ºC mula-mula diisi dengan 200 g air dengan suhu 100ºC. Kemudian ke dalam kalorimeter di masukkan sebuah logam yang bermassa100 g dengan suhu 40ºC. Setelah tercapai kesetimbangan termal diperoleh suhu akhir campuran 60ºC. Berapakah kalor jenis logam tersebut? (kalor jenis air = 1 kal/g ºC). Diketahui: Ck = 80 J/ºC = 19,2 kal/ºC m(a) = 200 g T(a) = T(k) = 100ºC m(l) = 100 g T(l) = 400ºC C(a) = 1 kal/g ºC T = 60ºC Ditanya: Cl = ...? Jawab



Jadi, kalor jenis logam sebesar 4,384 kal/g ºC. Contoh 4. Berapakah kalor yang diperlukan untuk merubah 500 g es dari -20ºC agar menjadi air 40ºC, jika diketahui c(es) = 0,5 kal/g ºC; L(es) = 80 kal/g; c(a) = 1 kal/g ºC.



Jawab



Jadi, kalor yang diperlukan sebesar 60.500 kal. Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas donbull 21 Comments Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas- Pemuaian zat adalah peristiwa perubahan geometri dari suatu benda karena pengaruh panas (kalor). Perubahan geometri ini bisa meliputi bertambahnya panjang, lebar, maupun volume. Pemuaian biasanya diiringi dengan kenaikan suhu zat. Sobat mungkin pernah melihat rel kereta yang bengkok, itu adalah contoh peristiwa pemuaian (yang merugikan). Selain contoh pemuaian yang merugikan, masih banyak contoh pemuaian yang menguntungkan. Misalnya saja pemuaian cairan merkuri pada termometer. Selain termometer, masih ada contoh sederhana yang bisa kita lihat dari pemuaian bimetal. Pemuaian bimetal ini banyak digunakan di alat-alat listrik seperti setrika dan sekring yang prinsipnya sebagai safety tool dari kebakaran maupun korsleting. Jenis-jenis pemuaian zat 1. Pemuaian Zat Padat Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume suatu benda padat karena pengaruh panas (kalor). Contoh pemuaian zat padat seperti pemuaian rel kereta yang telah disebutkan tadi. Jenis-jenis Pemuaian Zat Padat Benda padat pada prinsipnya mengalami pemuaian di semua bagian benda tersebut (volume) tapi guna memudahkan mempelajarinya, pemuaian zat padat dibagi menjadi 3 a. Pemuaian Panjang Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi). Coba amati kabel listrik yang terlihat lebih kendor di siang hari jika dibanding pada pagi hari, itulah contoh dari muai pemuaian panjang. Besarnya pemuaian zar tergantung pada konstanta muai panjang zat dan nilai konstanta tersebut akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.



Δx= Lo. α. ΔT



Rumus pemuaian panjang



ΔX =besarnya pemuaian panjang Lo = panjang mula-mula α = konstanta pemuaian ΔT = selisih suhu



L = Lo + Δx L = Lo (1 + α.ΔT)



L = panjang setelah dipanaskan Lo = panjang mula-mula tabel koefisien muai panjang beberapa zat padat No



Jenis zat



Alpha( /0C)



1



Aluminium



0,000024



2



Perunggu



0,000019



3



Baja



0,000011



4



Tembaga



0,000017



5



Kaca



0,000009



6



Pirek



0,000003



7



Berlian



0,000001



8



Grafit



0,000008



contoh soal pemuaian panjang Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian menerima kalor dan suhunya naik sebesar 40 derajat. Jika koefisien muai panjang logam tersebut adalah 0,001/oC Maka berapa panjang logam tersebut setelah suhunya naik? Pembahasan L = Lo (1 + α.ΔT) L = 0,2. (1+0,001.40) L = 0,2. (1+0,04) L = 0,2.1,04 = 0,208 m b. Pemuaian Luas Contoh pemuaian luas yang bisa sobat amati adalah pada pemanasan lempeng tipis logam. Lempeng tipis logam akan mengalami penambahan luas setelah dipanaskan. Kemampuan suatu benda untuk mengalami pemuaian luas sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan dengan β, Dengan nilai β = 2α. Rumus Pemuaian Luas



ΔA = Ao.β.ΔT A = Ao + ΔA A = A0 (1+β.ΔT)



Ao = Luas Sebelum dipanaskan A = luas setelah pemanasan ΔA = penambahan luas β = koefisien muai luas ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu) contoh soal pemuaian luas sebuah lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima kalor sehingga suhunya naik 50oC, jika koefisien muai panjang lempeng logam tersebut adalah 0,001/oC maka berapa pertambahan luas lempeng logam tersebut? ΔA = Ao.β.ΔT ΔA = Ao.2α.ΔT ΔA = 1.2.0,001.50 = 0,1 m2 c. Pemuaian Volume Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi. Karena itu muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume suatu zat tergantung pada koefisien muai volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α



ΔV = Vo.γ.ΔT V= Vo + ΔV V= Vo(1+γ.ΔT)



ΔV = penambahan volume Vo = volume awal ΔT = kenaikan suhu γ = koefisien muai volume



Contoh Soal Pemuaian Volume



Sebuah kubus dengan rusuk 10 cm dan koefisien muai panjang 0,001/oC. Kubus tersebut diberi kaalor sehingga suhu awalnya yang 30oC mejadi 80oC, berapakah pertambahan volume dan volume akhir kubus tersebut?



Pembahasan



ΔV = Vo.γ.ΔT ΔV = 1000.3.o,oo1.(80-50) ΔV = 150 cm2 V= Vo + ΔV V= 1000 + 50 = 1050 cm2 2. Pemuaian Zat Cair Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang dan luas. Ini terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah yang ditempatinya. Coba sobat isi penuh sebuah panci dengan air kemudia panaskan, beberapa saat kemudian akan ada air yang tumpah dari panci tersebut, itulah salah satu contoh pemuaian zat cair. Masih banyak lagi contoh-contoh pemuaian zat cair yang bisa sobat temukan.



rumus pemuaian zat cair secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan rumus pemuaian volume pada pemuaian zat padat. Besarnya pemuaian zat cair ditentukan dari koefisien muai volume nya b.



ΔV = Vo.b.ΔT



dengan b adalah koefisien muai volume zat cair. Nilai b ini berbeda dengan γ atau koefisien muai volume zat padat. ΔV penambahan volume yang terjadi. ΔT selisih suhu. contoh soal pemuaian zat cair Sebuah panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut kemudian di panaskan sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC. Berapakah volume air yang akan tumpah dari panci tersebut? (koefisien muai air = 0,004/oC Pembahasan Volume air yang tumpah sama dengan penambahan volume air akibat pemanasan, jadi ΔV = Vo.b.ΔT ΔV = 4 liter.0,004.80 ΔV = 1,28 liter Pemuaian Zat Gas/ Pemuaian Gas Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat. Khusus untuk pemuaian zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu variabel yang sangat menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan. Sobat muengkin pernah melihat balon yang kepanasan tiba-tiba meletus, itu salah satu contoh sederhana pemuaian gas. Hukum yang menjelaskan tentang pemuaian zat gas



a. Hukum Gay Lussac PV = nRT P = tekanan (atm) V = volume (L) n = mol zat R = 0,0082 T = suhu (0K), x0C = (x + 273)0K hukum Gay Lussac menyatakan bahwa pada tekanan tetap volume gas sebanding dengan suhu gas mutlak tersebut sehingga V/T = nR/T = tetap karena perbandingan volme dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan susu sebelum dan sesudah pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaannya menjadi



Vo V1 —- = —- –> pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar) T1 T2 dengan T = suhu dalam satuan kelvin b. Hukum Boyle



hukum boyle menyatakan bahwa pada batas-bats tertentu suhu rendah yangp, berlaku bbahwa hasil perkaian antara tekanan dan volume selalu tetap. Secara matematis rumusnya



PV = nRT = tetap



karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan volume sebelum dan sesudah pemuaian juga tetap. jadi persamaan rumusnya



P1.V1 =P2.V2 –> pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal) c. Hukum Boyle-Gay Lussac



Sesuai namanya hukum ini merupakan perpaduan antara hukum boyle dengan hukum lussac. Hukum ini menyatakan bahwa dalam pemuaian zat gas perkalian volume dengan tekanan dibagi suhu selalu tetap.



P1.V.1 P2.V2 ——– = ———- = tetap T1 T2



Contoh Soal Pemuaian Gas Pada tekanan tetap, sebuah gas memiliki volume 200 cm3 pada suhu 27, pada sushu 127 berapakah volume gas tersebut. Pembahasan Kita bisa menggunakan rumus hukum boyle Vo V1 —- = —T1 T2 200/(27+273) = V1/(127+273) 200/300 = V1/400 V1 = 2/3 x 400 = 266, 67 cm3 Contoh Pemuaian Jenis Pemuaian Zat



Pemuaian Zat padat



Pemuaian Zat Cair



Contoh Pemuaian Zat 1. Rel Kereta Api yang bengkok karena panas 2. Kabel listrik/telepon yang lebih kendur ketika siang hari 3. Bimetal pada alat-alat listrik seperti pada setrika yang akan mati sendiri ketika sudah terlalu panas. 4. Pemuaian pada kaca rumah. 5. Mengeling Pelat Logam Umumnya dilakukan pada pembuatan container dan badan kapal besar. 6. Pemasangan Ban Baja pada Roda Lokomotif Dilakukan dengan cara memanaskan ban baja hingga memuai kemudian dipasangkan pada poros roda,setelah dingin akan menyusut dan mengikat kuat. 1. Termometer Memanfaatkan pemuaian zat cair (raksa atau alkohol) pada tabung thermometer. 2. Air dalam panci akan meluap ketika dipanaskan. (selain dipengaruhi oleh konveksi kalor peristiwa ini juga dipengaruhi oleh pemuaian air)



Pemuaian (zat) Gas



1. Balon yang meletus terkena panas. 2. Roda kendaraan yang meletus terkena panas



Sebenarnya masih banyak lagi contoh pemuaian zat di kehidupan kita. Sobat bisa coba mengamatinya sendiri. Manfaat dan Kerugian Pemuaian Zat Benar kata pepatah semua itu ada baik dan buruknya termasuk juga pemuaian. Beberapa pemuaian zat yang tidak terkendali bisa menjadi sesuatu yang merugikan seperti rel kereta yang bengkok atau ban kendaraan yang pecah tiba-tiba karena terlalu panas. Ini bisa menyebabkan kecelakann yang fatal. Yang paling penting adalah kita mengatisipasinya sebaik mungkin seperti membuat jarak antar rel atau membuat ban dari bahan yang tidak mudah memuai. Selain merugikan masih banyak juga manfaat dari pemuaian zat sepeti pemuaian bimetal yang digunakan untuk pengamanan alat-alat listrik dari kebakaran atau korsletting dan juga pemakaian listrik berlebih. Okey sekian dulu pemuaian zatnya, semoga bermanfaat.



7. PENDEKATAN, STARTEGI, METODE Pendekatan : Saintifik Strategi/model : Discovery Learning Metode : Ceramah, diskusi, praktik, persentasi, penugasan



8. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan Ke-1 Tahapan



Uraian Kegiatan



Saintifik



Pendidikan Penguatan Karakter (PPK)



Durasi waktu



A. Pendahuluan/Kegiatan Awal  Guru mengucapkan salam dan menyiapkan kondisi fisik dan psikis peserta didik baik dan memeriksa kebersihan lingkuan kelas.  Guru melakukan do’a bersama yang dipimpin oleh ketua murid (KM)  Guru menganjurkan peserta didik untuk melakukan literasi/ membaca baik yang berkaitan dengan pembelajaran atau tentang pengetahuan.  Guru mengecek kehadiran peserta didik dan mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan. Apersepsi  Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi pembelajaran sebelumnya.



Santun Peduli Religius



Komunikatif



25’



 Guru mengajukan pertanyaan yang menantang untuk memotivasi terkait dengan materi pembelajaran  Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari  Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan garis besar kegiatan yang akan dilakukan dengan terklebih dahulu memposisikan anak duduk dalam berkelompok.  Guru menyampaikan aspek-aspek yang akan dinilai saat pembelajaran. B. Kegiatan Inti



Mengamati



Menanya



Mengumpulkan data



Discovery Learning (Stimulus/Pemberian Rangsangan) Guru menayangkan fenomena sehari-hari yang sering di lihat dan dialami tentang Rasa ingin tahu proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan konsep suhu dan kalor



(Problem statement/Identifikasi masalah)



75’



Rasa ingin tahu



Guru menggiring peserta didik kira-kira dari fenomena tersebut pertanyaan yang bisa timbul dari fenomena tersebut, mengenai proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan konsep suhu dan kalor. (Data Collection/Pengumpulan data)



Kerja keras Guru mengarahkan peserta didik Disiplin mendiskusikan secara berkelompok yang Jujur dilihat dan menggali informasi boleh dengan Tanggung jawab searching internet boleh baca buku mengenai proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan konsep suhu dan kalor.



C. Penutup  Peserta didik menyimpulkan/merangkum materi pelajaran yang sudah dikomunikasikan.  Guru melakukan refleksi proses dan materi pembelajaran yang telah dipelajari.



35’



Selanjutnya guru memuat aktivitas dan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran yang sudah dilakukkan dengan memberikan penguatan terhadap respon peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.  Guru memberikan rencana tindak lanjut kegiatan yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.  Guru meminta kepada peserta didik untuk menyiapkan kebutuhan alat dan bahan untuk pertemuan selanjutnya  Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran Relegius dengan melakukan do’a bersama.



Pertemuan Ke-2 Tahapan



Uraian Kegiatan



Saintifik



Pendidikan Penguatan Karakter (PPK)



Durasi waktu



A. Pendahuluan/Kegiatan Awal  Guru mengucapkan salam dan menyiapkan kondisi fisik dan psikis peserta didik baik, serta kebersihan kelas dan lingkungannya.  Guru melakukan do’a bersama yang dipimpin oleh ketua murid (KM)  Guru menganjurkan peserta didik untuk melakukan literasi/ membaca baik yang berkaitan dengan pembelajaran atau tentang pengetahuan.  Guru mengecek kehadiran peserta didik dan mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan. Apersepsi  Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi pembelajaran sebelumnya.  Guru mengajukan pertanyaan yang menantang untuk memotivasi terkait dengan materi pembelajaran  Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari  Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan garis besar kegiatan yang akan dilakukan dengan terklebih



Santun Memelihara kesehatan, jasmani, rohani, dan lingkungan. Religius Komunikatif



25’



dahulu memposisikan anak duduk dalam berkelompok.  Guru menyampaikan aspek-aspek yang akan dinilai saat pembelajaran. B. Kegiatan Inti Mengkomunik (Generalisasi/Menarik kesimpulan) Disiplin Peserta didik mengkomunikasikan hasil asikan temuannya dengan tampil didepan kelas Tanggung jawab secara berkelompok



Evaluasi



75’



Guru mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran dengan mengunakkan aplikasi Quizizz Mandiri Jujur C. Penutup  Peserta didik menyimpulkan/merangkum materi pelajaran yang sudah dikomunikasikan.



35’



 Guru melakukan refleksi proses dan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Selanjutnya guru memuat aktivitas dan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran yang sudah dilakukkan dengan memberikan penguatan terhadap respon peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.  Guru memberikan rencana tindak lanjut kegiatan yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.  Guru meminta kepada peserta didik untuk menyiapkan kebutuhan alat dan Relegius bahan untuk pertemuan selanjutnya  Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan melakukan do’a bersama. 9. Alat/Bahan dan Media Pembelajaran a. Alat Pembelajaran : LCD Proyektor dan laptop b. Media Pembelajar



: Video pembelajar, animasi, ppt, macromedia Flash 8, internet



10. Sumber Belajar a. Fisika Dasar I: Haliiday resnic, Erlangga, Phet Animation. b. Fisika (Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa untuk SMK/MAK Kelas X & XI): Sudirman, penerbit Erlangga.



c. http://www.sainsseru.com/2018/01/materi-suhu-dan-kalor-fisika-sma.html d. https://rumushitung.com/2013/01/24/pemuaian-zat-padat-cair-gas/ 11. Penilaian Pembelajaran 1.Teknik Penilaian a) Penilaian Sikap b) Penilaian Pengetahuan c) Penilaian Keterampilan 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Sikap Jurnal Perkembangan Karakter NO



Nama



Kelas



Hari/Tanggal



Sikap yang unggul/unik



Sikap perlu bimbingan



1. 2. ….. dst



b. Penilaian Pengetahuan 1. Suatu zat cair diukur menggunakan termometer celcius ternyata menunjukkan angka 20OC, bila menggunakkan termometer Reamur maka akan menunjukkan angka ….. A. 12OR B. 16OR C. 24OR D.44OR E. 54OR 2. Suatu zat bneda diukur menggunakan termometer celcius ternyata menunjukkan angka 30OC, bila menggunakkan termometer Farenheit maka akan menunjukkan angka ….. B. 46OF B. 56OF C. 66OF D.68OF E. 86OF 3. Sebuah termometer X menunjukkan bahwa air membeku pada suhu 20OX dan mendidih pada suhu 100OX. Jika pada termometer Celcius menunjukkan suhu 30OC maka pada termometer X menunjukkan suhu ? A. 22OX B. 24OX C. 25OX D. 34OX E. 44OX 4. Sebuah termometer X menunjukkan bahwa air membeku pada suhu 20OX dan mendidih pada suhu 100OX. Jika pada termometer Celcius menunjukkan suhu 45OC maka pada termometer X menunjukkan suhu ? A. 36OX B. 46OX C. 56OX



D. 78OX E. 68OX 5. Sebuah termometer Z menunjukkan bahwa air membeku pada suhu 40OZ dan mendidih pada suhu 100OZ. Jika pada termometer Celcius menunjukkan suhu 15OC maka pada termometer Z menunjukkan suhu ? A. 36OZ B. 46OZ C. 49OZ D. 59OZ E. 69OZ 6.



Nilai suhu yang sama ditunjukkan oleh termometer Celcius dan Farenheit adalah …. A. 40O B. 20O C. -20O D. -40O E. -60O



7. Udara di dalam ruang ber AC dapat terasa sejuk di setiap sudut ruangan walaupun tidak terkena AC secara langsung. Hal tersebut terjadi karena perpidahan kalor secara …. A. Radiasi B. Konveksi C.Konduksi D. Kohesi E. Adhesi 8. Ketika malam hari nelayan melaut menggunakan angin yang Bertiup dari daratan ke lautan begitu pula saat pulang. Hal ini Sebenarnya menggunakan prinsip perpindahan kalor secara ….. A. Radiasi B. Konveksi C.Konduksi D. Kohesi E. Adhesi 9. Sebuah kubus dengan volume V terbuat dari bahan yang Koefisien muai panjangnya . Jika suhu kubus dinaikan ΔΤ Maka luasnya kan bertambah besar …..



A. B. C. D. E.



 V ΔΤ 6 V ΔΤ 12 V ΔΤ 6 V2/3 ΔΤ 12 V2/3 ΔΤ



10. Zat cair yang massanya 5 kg dipanaskan dari suhu 20OC Hingga 70OC. Panas yang dibutuhkan pada proses tersebut Adalah 3 x 105 Joule. Maka kalor jenis zat tersebut adalah ….. A. 1200 J/KgOC B. 800 J/KgOC C. 600 J/KgOC D. 400 J/KgOC E. 120 J/KgOC 11. Bejana berisi 50 gram air di dalamnya terdapat alumunium Lalu diberi kalor sebesar 920 kalori. Bila kenaikan suhu sistem 10OC dan kalor jenis air 1 kal/goC, massa alumunium 200 gram.Hitunglah kalor jenis alumuniumnya ….. A. 0,21 kal/gOC B. 2,1 kal/gOC C. 21 kal/gOC D. 210 kal/gOC E. 2100 kal/gOC



12. 0,5 kg es yang suhunya -40OC dipanaskan sampai tepat Seluruhnya melebur. Berapakah kalor yang dibutuhkan Oleh es bila ces = 0,5 kal/gOC dan kalor lebur es = 80 kal/g ? A. 5 x 105 Kalori B. 5 x 104 Kalori C. 2,5 x 103 Kalori D. 5 x 103 Kalori E. 0,25 x 102 Kalori 13. Koefisien muai panjang alumunium adalah 2,6x10-5/OC. Bila panjang mula-mula alumunium 100 m dengan Suhu awal 10OC dipanaskan hingga suhunya menjadi 60OC. Maka pertambahan panjang alumunium tersebut adalah …… A. 1,3 cm B. 13 cm C. 130 cm D. 1300 cm E. 13.000 cm 14. Dua batang P dan Q dengan ukuran yang sama tetapi jenis logam yang berbeda dilekatkan seperti pada gambar. P



Q



90OC Ta 0 OC Ujung kiri P bersuhu 90OC dan ujung kanan Q bersuhu 0o C, bila Koefisien konduktifitas P dua kali Q. maka suhu pada bidang batas P dan Q adalah…… A. 45OC B. 55OC C. 60OC D. 72OC E. 80OC



15. Sebuah baja pada suhu 250C panjangnya 1 m. Baja itu terkena terik matahari ingga suhunya naik menjadi 400C. (αbaja = 1,2 x 10-5/0C) Perubahan panjang baja adalah ...... A. 18 x 10-1 m B. 18 x 10-3 m C. 18 x 10-5 m D. 18 x 10-2 m E. 18 x 10-4 m 16. Satuan suhu dalam SI adalah … A. Celsius B. Rankine C. Reamur D. Kelvin E. Fahrenheit 17. Suhu titik didih air murni pada tekanan 1 atmosfer dinyatakan dalam skala Kelvin adalah… A. 373K C. 32K E. 180K



B. 232K



D. 273K



18. Thermometer yang menunjukkan angka 212o pada titik didihnya adalah… A. Celcius C. Rankine. E. Reamur B. Kelvin D. Fahrenheit 19. Thermometer yang memiliki titik beku air 4910 adalah ..... A. Farenheit C. Celcius E. Kelvin B. Rankine D. Reamur 20. Besar kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 0 C dalam setiap satuan massa disebut..... A. Massa jenis B. Hambatan jenis C. Kalor jenis D. Kalor lebur E. Kapasitas kalor B. Essay



1. Suatu zat cair diukur menggunakan termometer Farenheit maka menunjukkan angka 32OF. Tentukan suhu yang terukur pada skala : a. Celcius b. Reamur c. Kelvin d. Rankine



2. Sebuah baja pada suhu 350C panjangnya 15 m. Baja itu terkena terik matahari hingga suhunya naik menjadi 2350C. (αbaja = 1,8 x 10-5/0C) . Tentukanlah : a. Perubahan panjang baja b. Panjang akhir baja



3. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung – ujungnya berbeda.



Apabila koefisien konduktifitas P setengah kali koefisien konduktifitas Q, serta AC=CB, maka suhu di C adalah?



c. Penilaian Keterampilan RUMUSAN MASALAH 1.



Bagaimana hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (ΔT) ?



2.



Bagaimana hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q) ?



3.



Bagaimana rumusan persamaan kalor ?



4.



Bagaimana kalor lebur es yang digunakan dalam praktikum?



TUJUAN 1.



Mahasiswa dapat memahami hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (ΔT).



2.



Mahasiswa dapa memahami hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q).



3.



Mahasiswa dapat merumuskan persamaan kalor.



4.



Mahasiswa dapat menentukan kalor lebur es.



METODOLOGI EKSPERIMEN Teori Singkat Air yang dipanaskan dalam panci akan mulai panas dan lama-kelamaan akan mendidih. Peristiwa ini sering dijumpai dalam keseharian. Proses air menjadi panas dan mendidih melibatkan perpindahan kalor dari sumber kalor ke lingkungan sekitarnya. Sumber kalor adalah api,sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar nyala api,maka berarti makin besar kalor yyang dimiliki,atau semakin lama dipanaskan maka semakin banyak kalor yang dilepaskan. Akibat pemberian kalor tersebut,maka suhu air akan mengalami kenaikan dimana semakin lama dipanaskan maka semakin besar kenaikan suhu pada air. Dua wadah berisi air yang massanya berbeda,jika dipanaskan dengan waktu yang sama maka suhu yang terukur pada kedua wadah tersebut akan berbeda. Suhu air dalam wadah yang memiliki air yang massanya lebih kecil akan mengalami suhu yang lebih tinggi dibandingkan wadah yang berisi air lebih banyak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara banyak kalor (Q), kenaikan suhu (∆T), dan massa air (m) (Herman, 2015: 1-2). Temperatur (suhu) kita kenal sebagai ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Secara lebih tepat,temperatur merupakan ukuran energi kinetik molekuler internal rata-rata sebuah benda. Bila sebuah benda dipanaskan atau didinginkan, sebagian dari sifat fisisnya berubah. Sebagai contoh, kebanyakan padatan dan cairan memuai bila dipanaskan. Gas bila diijinkan,juga akan memuai bila dipanaskan atau jika volumenya dijaga konstan (Tipler, 1991: 560-561). Menurut Hallidai dan Resnik (1978: 722), kalor adalah sesuatu yang dipindahkan diantara sebuah sistem dan sekelilingnya sebagai akibat dari hanya perbedaan temperatur. Alat dan Bahan 1. Termometer



1 buah



2. Kaki tiga + kasa asbes



1 buah



3. Lampu spritus



1 buah



4. Beacker gelas



1 buah



5. Stopwatch



1 buah



6. Statif + klem



1 buah



7. Gelas kimia ukuran sedang



1 buah



8. Gelas kimia ukuran besar



1 buah



9. Korek api



1 buah



10. Zat cair (air mineral) 11. Es batu Identifikasi Variabel Kegiatan 1. Hubungan jumlah kalor (Q) dengan perubahan kenaikan suhu (ΔT) Variabel kontrol



: volume, dan jenis zat cair



Variabel manipulasi : jumlah kalor (Q) Variabel respon



: kenaikan suhu (ΔT)



Kegiatan 2. Hubungan massa zat cair (m) dengan jumlah kalor (Q) Variabel kontrol



: kenaikan suhu (ΔT)



Variabel manipulasi : massa zat (m) Variabel respon



: jumlah kalor (Q)



Kenaikan 3. Menentukan kalor lebur es Variabel yang diukur: massa calorimeter beserta pengaduknaya, massa kalori meter + pengaduk + air panas, suhu air panas dan kalori meter, suhu es batu, suhu campuran, massa kalori meter + pengaduk + air panas + air ( es batu yang mencair). Defenisi Operasional Variabel Kegiatan 1. Hubungan jumlah kalor (Q) dengan perubahan kenaikan suhu (ΔT) 1. Volume adalah banyaknya volume zat cair (air) yang digunakan dalam kegiatan ini yang telah ditetapkan terlebih dahulu. pada praktiku ini digunakan volume air sebanyak 100 ml. satuan yang digunakan adalah ml. 2. Jenis zat cair adalah jenis zat yang digunakan. Jenis zat yang digunakan adalah air. 3. Jumlah kalor (Q) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu. Jumlah kalor dalam praktikum ini diasumsikan sebagai lama pemansan dengan satuan sekon. Selisih antara lama pemanasan pada data yang satu denagan data berikutnya adalah 30 sekon dan dimanipulasi sebnayak 6 kali. 4. Kenaikan suhu (ΔT) adalah selisih antara perubahan suhu setelah air dipanaskan selama waktu 30 sekon dari data sebelumnya dengan suhu awal. Satuan yang digunakan adalah ℃. Kegiatan 2. Hubungan massa zat cair (m) dengan jumlah kalor (Q) 1. Kenaikan suhu (ΔT) adalah selisih antara perubahan suhu setelah air dipanaskan dengan suhu awal. Selisih suhu akhir dengan suhu awal ditetapkan 3 ℃. Satuan yang digunakan adalah ℃. 2. Massa zat (m) adalah massa air yang diperoleh dengan cara mengurangkan massa gelas kimia kosong dengan massa gelas kimia yang telah diisi dengan air yang ditimbang dengan menggunakan neraca 311 gram. Satuannya adalah gram.



3. Jumlah kalor (Q) adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan 3 ℃ air yang dipanaskan. Jumlah kalor dalam kegiatan ini diasumsikan dengan lama pemanasan dengan satuan sekon. Kenaikan 3. Menentukan kalor lebur es 1. Massa Kalorimeter beserta pengaduknaya adalah massa dari kalori meter dengan pengaduk yang ditimbang dengan menggunakan neraca 311 gram. Satuan yang digunakan adalah gram 2. Massa kalorimeter + pengaduk + air panas adalah massa calorimeter beserta pengaduk yang telah diisi dengan air panas yang diukur dengan menggunakan neraca 311 gram. Satuan yang digunakan adalah gram 3. Suhu air panas dan calorimeter adalah suhu air panas setelah dimasukkan ke dalam kalorimeter dan ditimbang. Satuan yang digunakan adalah ℃ 4. Suhu es batu adalah suhu es batu saat di lemari es. Satuan yang digunakan adalah ℃. 5. Suhu campuran adalah suhu setelah es batu dimasukkan kedalam Kalorimeter yang terdapat air panas, dimana suhu tersebut diukur ketika es batu telah mencair. Satuan yang digunakan adalah ℃. 6. Massa kalorimeter + pengaduk + air panas + air ( es batu yang mencair). Massa kalorimeter beserta pengaduk yang telah diisi dengan air panas dan es batu dan diukur dengan menggunakan neraca 311 gram. Satuan yang digunakan adalah gram.



Prosedur Kerja Kegiatan 1. Hubungan jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (ΔT) 1.



Menuangkan air ke dalam gelas ukur secukupnya.



2.



Mengukur suhu awal air dengan zat cair yang akan dipanaskan.



3.



Memanaskan air tersebut diatas kaki tiga yang dilapisi dengan asbesdengan menggunakan pembakar spritus.



4.



Mengamati penunjukan suhu pada selang waktu tertentu (digunakan selang waktu yang sama untuk setiap data).



5.



Mencatat hasilnya pada tabel hasil pengamatan.



6.



Melakukan kegiatan yang sama dengan suhu mula-mula yang berbeda.



7.



Mencatat dalam tabel pengamatan waktu yang dibutuhkan setiap selang kenaikan suhu.



Kegiatan 2. Menyelidiki hubungan rapat massa tali dengan kecepatan gelombang 1. Memasukkan air ke dalam gelas ukur sehingga menunjukkan volume tertentu, catat volume air yang digunakan (digunakan volume terkecil pada gelas ukur yang digunakan) dan perhatikan penunjukan suhu dengan termometer. 2. Menentukan suhu acuan (lebih besar dari suhu mula-mula sekitar 30 ℃) dan besar kenaikan suhu yang diinginkan.



3. Memanaskan air tersebut diatas kaki tiga yang dilapisi dengan asbes dengan menggunakan pembakar spritus. 4. Mengamati kenaikan suhu pada termometer dan menyalakan stopwatch tepat ketika termometer menunjukkan suhu acuan. Diukur waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air sebesar nilai kenaikan suhu yang telah ditentukan. Dicatat hasilnya dalam tabel pengamatan. 5. Mengganti air yang digunakan, dan mengulangi langkah 3 dan 4 untuk volume air yang berbeda (lebih besar dari volume sebelumnya). Ulangi sampai memperoleh minimal 6 data. Kegiatan 3. Menentukan kalor lebur es 1. Memanaskan air dalam gelas kimia sampai suhunya mencapai 80℃. 2. Menimbang calorimeter kosong beserta pengaduknya. 3.



Mengukur suhu es batu dandimasukan ke dalam calorimeterkemudian ditimbang untuk menetukan massa es batu.



4. Mengukur suhu air panas dan memasukkan air tersebut ke dalam calorimeter dengan cepat, menutup dan diaduk-aduk sejenak sampai semua es batu mencair. Mengukur suhu pada saat itu sebagai campuran kemudian menimbang massa campuran untuk menentukan massa air panas. 5. Mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan. HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA Hasil Pengamatan spesifikasi alat ukur: 1. Alat ukur waktu : stopwatch 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟



NST alat = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 = 5



1𝑠 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎



= 0,2 s/skala =



2. Alat ukur massa : neraca Ohaus 311 gram 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟



0,1 𝑐𝑚



NST alat = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 = 10 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 = 0,01 gram/skala Kegiatan 1. Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan perubahan kenaikan suhu (ΔT) Volume



= 50 ml



Jenis zat cair = Air Tabel 1. Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan perubahan kenaikan suhu (ΔT) Suhu Awal (T0)



Lama pemanasan



Suhu Akhir ( T1)



(℃)



(s)



(℃)



No



1 2



3 4 5 6



Kegiatan 2. Hubungan rapat massa tali dengan kecepatan gelombang ΔT



= Tabel 2. Hubungan antara massa zat cair (m) dengan jumlah kalor (Q)



No



Jenis zat cair



Massa Zat Cair



Lama pemanasan



(gram)



(s)



1 2 Air 3 4



Kegiatan 3. Menentukan kalor lebur es ΔT = Tabel 3. Kalor lebur es Pengukuran 1. Massa calorimeter kosong beserta pengaduknya 2. Massa calorimeter + pengaduk + air panas 3. Suhu air panas dan kalori meter 4. Suhu es batu



Hasil pengukuran



5. Suhu campuran 6. Massa calorimeter + pengaduk + air panas + air (es batu yang mencair)



ANALISIS DATA Kegiatan 1 hubungan antara jumlah kalor dengan kenaikan suhu(∆T) Tabel 4. Hubungan antara jumlah kalor (Q)dengan kenaikan suhu(∆T) No



(T0 – Tc)



(s)



1 2 3 4 5 6



Format Penilaian Keterampilan No 1



Komponen/Sub Komponen Penilaian Persiapan Kerja a. Penggunaan alat dan bahan



b. Ketersediaan alat dan bahan



Indikator Penggunaan alat dan bahan sesuai prosedur Penggunaan alat dan bahan kurang sesuai prosedur Penggunaan alat dan bahan tidak sesuai prosedur



Ketersediaan alat dan bahan lengkap



Skor 91 - 100 80 - 90 70 - 79 91 - 100



No



Komponen/Sub Komponen Penilaian



Indikator Ketersediaan alat dan bahan cukup lengkap Ketersediaan alat dan bahan kurang lengkap



2



Proses dan Hasil Kerja a. Kemampuan menggunakan media



b. Kemampuan ketelitian dalam pengukuran jangka sorong 3



Kemampuan menggunakan media baik Kemampuan menggunakan media cukup Kemampuan menggunakan media kurang



Kemampuannya sangat teliti Kemampuan teliti Kemampuan kurang teliti



Sikap kerja a. Keterampilan dalam bekerja



Bekerja dengan terampil Bekerja dengan cukup terampil Bekerja dengan kurang terampil b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja dengan disiplin Bekerja dengan cukup disiplin Bekerja dengan kurang disiplin c. Tanggung jawab dalam bekerja Bertanggung jawab Cukup bertanggung jawab Kurang bertanggung jawab c. Konsentrasi dalam bekerja Bekerja dengan konsentrasi Bekerja dengan cukup konsentrasi



Bekerja dengan kurang konsentrasi 4



Waktu Penyelesaian pekerjaan



Selesai sebelum waktu berakhir Selesai tepat waktu Selesai setelah waktu berakhir



Skor 80 - 90 70 - 79 91 - 100 80 - 90 70 - 79 91 - 100 80 - 90 70 - 79 91 -100 80 - 90 70 - 79 91 - 100 80 - 90 70 - 79 91 - 100 80 - 90 70 - 79 91 - 100 80 - 90



70 - 79



91 - 100 80 - 90 70 - 79



Mengetahui, Kepala Sekolah,



Citeureup, Juli 2019 Guru Mata Pelajaran



Unung Sudrajat, ST NUPTK. 0054751653200023



Uun Unisah, S.Si NUPTK. 0360757657300013