RPP 3 PPG Tati [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester :



SMKN 5 Pangalengan XI ATR/ 3



Mata Pelajaran



Agribisnis Ternak Ruminansia Perah



:



Tahun Pembelajaran : Alokasi waktu : Materi Pembelajara :



2021/ 2022 3 JP x @45 Menit Pengujian kualitas susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik



3.11. Menerapkan Penanganan Hasil Produksi Susu 4.11 Melakukan Penanganan Hasil Produksi Susu



Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kopetensi



3.11.1. Menjelaskan cara pengujian susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik 3.11.2. Melakukan pengujian susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik 3.11.3. Mengevaluasi susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik.



A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui pembelajaran secara praktek peserta didik dapat menjelaskan tahapan-tahapan pengujian susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik dengan benar. 2. Melalui praktek peserta didik dapat melakukan pengujian susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik dengan benar. 3. Melalui praktek peserta didik dapat Mengevaluasi susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik dengan benar. B. STRATEGI DAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Aktivitas Pembelajaran Metode : Praktik



PENDAHULUAN



Model Pembelajaran: Saintifik Media Pembelajaran :  Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).  Google Classroom  Power Point  Laptop



1. Sebelum mengawali pembelajaran, guru meminta peserta didik untuk berdo’a. .(Orientasi) 2. Guru mengecek kehadiran peserta didik, kesehatan, dan memberi motivasi. (Orientasi) 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang pembelajaran yang akan diajarkan serta mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. (Apersepsi). KEGIATAN INTI Model Pembelajaran Saintifik Mengamati Langkah 1 Identifikasi Topik/Materi dan mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok 1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok 2. Peserta didik secara berkelompok mengamati bahan ajar yang telah diberikan melalui Google Classsroom terkait materi pembelajaran yang akan dipelajari. 3. Guru menayangkan bahan ajar melalui powerpoint serta menjelaskan melalui demontrasi mengenai cara pengujian kualitas susu secara organoleptik pada susu sapi hasil pemerahan.



Sumber Belajar :  Buku Agribisnis Ternak Menanya Ruminansia Langkah 2 Merencanakan Tugas Belajar Perah Kelas XI 1. Guru mengajak siswa diskusi dan mengarahkan siswa dapat merumuskan  Handout Materi permasalahan atau pertanyaan mengenai materi yang akan dipelajari pembelajaran 2. Peserta didik memberikan pertanyaan atau permasalahan mengenai  Internet praktikum yang akan dilakukan. Alat dan Bahan:  Alat Tulis  HP Android  Pealatan uji organoleptik



Mencoba Langkah 3 Melakukan Penyelidikan 1. Guru memberikan lembar kerja praktikum (LKPD) 2. Peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan praktikum pengujian kualitas susu. 3. Peserta didik melakukan praktek dan mencatat hasil 4. Guru memandu jalannya praktikum. Menalar Langkah 4 Menyiapkan Hasil Penyelidikan 1. Siswa membahas hasil praktikum dalam kelompok



1



Alokasi Waktu 105 menit



STRATEGI DAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN | Tati Nurhayati, S.Pt



15 menit



2. 3.



Guru melakukan intervensi dalam diskusi Siswa mengisi LKPD sebagai laporan sementara



Mengkomunikasikan Langkah 5 Mempresentasikan Hasil Penyelidikan 1. Peserta didik dibantu guru melakukan presentasi



hasil praktek yang telah dilakukan berikut LKPD dan laporan sementara yang telah dikerjakan. 2. Peserta lain menanggapi hasil diskusi yang ditampilkan oleh masing-masing kelompok. 3. Peserta didik membuat kesimpulan terkait pembelajaran yang telah dilakukan. 4. Guru memberikan tanggapan atau koreksi terhadap kesimpulan peserta didik.



KEGIATAN PENUTUP



15 menit



1. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi pembelajaran. 2. Guru memberikan post test dari pembelajaran yang telah dilakukan 3. Guru Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya 4. Pembelajaran ditutup dengan doa. NO 1



3.



PENIALAIAN RANAH KOPETENSI Sikap



TEKNIK PENILAIAN Observasi



BENTUK PENILAIAN Observasi/Jurnal



2



Pengetahuan



Tertulis



Penugasan



3



Keterampilan



Unjuk Kerja



Kinerja



2



STRATEGI DAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN | Tati Nurhayati, S.Pt



LAMPIRAN 1 MATERI PEMBELAJARAN MATAPELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA PERAH A . Kopetensi Dasar



: 3.11. Menerapkan Penanganan Hasil Produksi Susu



B. Materi Pembelajaran



: Pengujian susu hasil pemerahan secara organoleptik



C. Indikator Capaian Pembelajaran : Setelah membaca Materi ajar ini diharapkan: a. Peserta didik dapat menjelaskan tahapan-tahapan pengujian susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik dengan benar. b. Peserta didik dapat melakukan pengujian susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik dengan benar. c. Peserta didik dapat Mengevaluasi susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik.



D. Uraian Materi Pembelajaran Deskripsi Singkat Pemerahan adalah tindakan mengeluarkan air susu dari ambing. Ekskresi susu terjadi karena adanya proses pemerahan yang dilakukan pada ambing. Proses pemerahan untuk menghasilkan produksi susu yang tinggi terbatas pada lama waktu pemerahan. Semakin lama proses pemerahan maka susu yang dihasilkan semakin tinggi. Untuk sapi perah lama pemerahannya adalah delapan menit, hal ini tergantung karateristik ternak dan besarnya ambing dalam menampung volume susu (Ensminger dan Howard, 2006). Permasalahan yang daingakat dalam kehidupan sehari hari ialah bagaimana perbedaan kualitas susu yang baik dengan kualitas susu yang tidak baik seperti susu yang dihasilkan dari ternak yang terjangkit mastitits? Karena peternak sering keliru atau bahkan tidak tahu jika susu yang dihasilkan bersal dari sapi yang tejangkit mastitis? a.



Susu Susu merupakan bahan makanan yang bermutu tinggi dan satu-satunya bahan makanan yang dapat dipakai



untuk menggantikan air susu ibu, maka pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas susu sangat diperlukan. Manfaat susu diantaranya : 1. Kandungan potasium yang terdapat dalam susu dapat menggerakan dinding pembuluh darah sehingga mampu menjaganya agar tetap stabil. 2. Dapat menetralisir racun seperti logam, timah dan cadmium dari bahan makanan lain yang diserap oleh tubuh. 3. Kandungan yodium, seng dan lecitinnya dapat meningkatkan secara drastis keefisiensian kerja otak besar. Zat besi, tembaga dan vitamin A dalam susu mempunyai fungsi terhadap kecantikan yaitu dapat mempertahankan kulit agar tetap bersinar.



4. Kandungan tyrosine dalam susu dapat mendorong hormon kegembiraan dan membuat tidur seseorang menjadi lebih nyenyak. 5. Kalsium susu dapat menambah kekuatan tulang, mencegah tulang menyusut dan patah tulang. 6. Kandungan magnesium dalam susu dapat membuat jantung dan sistem syaraf tahan terhadap kelelahan. 7. Kandungan Seng pada susu dapat menyembuhkan luka dengan cepat. 8. Kandungan vitamin B2 di dalam susu sapi dapat meningkatkan ketajaman penglihatan 9. Mengurangi Resiko Kanker Usus. 10. Susu juga membantu kita mengurangi resiko terkena kanker usus. 11. Menghindari Pengeroposan Gigi 12. Vitamin D yang terkandung dalam susu, bukan hanya tulang yang dilindungi dari pengeroposan, namun juga gigi kita. b.



Sifat- Sifat Susu Sapi 1. Berat jenis Susu memiliki berat jenis 1,028, untuk mengukurnya digunakan alat laktodensimeter. Menurut SNI berat



jenis 1,028 merupakan angka minimal yang diukur pada suhu 27,5 0C. Penetapan berat jenis susu harus dilakukan 3 jam setelah susu diperah, sebab berat jenis ini dapat berubah, dipengaruhi oleh perubahan kondisi lemak susu ataupun karena gas di dalam susu. 2.



Keasaman Menurut SNI susu yang baik memiliki pH 6-7. Bila susu memiliki pH lebih dari 7 kemungkinan sapi



menderita mastitis. 3.



Viskositas Viskositas dipengaruhi unsur lemak, protein dan umur ternak. Viskositas diukur dengan viscometer. Susu



segar viscositasnya 1,5 – 2 centi Poise pada suhu 20 0C. 4.



Indeks Refraksi Merupakan nilai jumlah zat padat yang dikandung susu, pada susu segar nilainya n D 20 =1,3449 – 1,3477,



diukur dengan refraktometer 5.



Titik Beku Menurut SNI titik beku yang ideal adalah -0,520 s/d -0,560 0C. Bila titik bekunya lebih tinggi atau



mendekati nol derajat maka kemungkinan besar susu dicampur dengan air. Titik didih susu lebih tinggi dari pada air, wajar, karena dalam susu punya kandungan yang lebih kompleks dari air. Titik didih dan titik beku ini akan mengalami perubahan apabila dilakukan pemalsuan susu dengan penambahan air yang terlalu banyak karena titik didih dan titik beku air yang berbeda. 6.



Warna, Rasa dan Bau Warna susu yang baik memiliki warna putih kekuning-kuningan, sampai putih kebiruan. Bila warnanya lain



seperti merah, maka bagian ambing yang mengeluarkan susu tersebut terserang mastitis. Warna susu bergantung pada beberapa faktor seperti jenis ternak dan pakannya. Susu terasa sedikit manis dan asin (gurih) yang disebabkan



adanya kandungan gula laktosa dan garam mineral di dalam susu. Rasa susu sendiri mudah sekali berubah bila terkena benda-benda tertentu, misalnya makanan ternak penghasil susu, kerja enzim dalam tubuh ternak, bahkan wadah tempat menampung susu yang dihasilkan nantinya. Bau susu umumnya sedap, namun juga sangat mudah berubah bila terkena faktor di atas. 7.



Keasaman dan pH Susu Potensial ion hydrogen (pH) susu segar terletak antara 6.5 – 6.7. Bila nilai pH air susu lebih tinggi dari 6,7



biasanya diartikan terkena mastitis dan bila pH dibawah 6,5 menunjukkan adanya kolostrum ataupun pemburukan bakteri. c. Uji Organoleptik susu 1)



Pengujian Warna Warna susu berkisar dari putih kebiruan sampai kuning keemasan, bergantung jenis hewan, pakan, dan



jumlah lemak/padatan dalam susu. Dalam jumlah besar, susu tampak keruh (opaque). Dalam bentuk lapisan tipis, susu tampak sedikit transparan. Susu dengan kadar lemak rendah atau susu yang sudah dipisahkan lemaknya berwarna kebitu-biruan. Warna putih susu merupakan refleksi cahaya oleh globula lemak, kalsium kaseinat, dan koloid fosfat. Karoten adalah pigmen yang menyebabkan warna kuning susu. Karoten susu berasal dari pakan kehijauan. Ketajaman warna karoten tergantung dari jumlah pigmen dalam darah yang disekresi bersama-sama susu. Karoten yang terdapat dalam susu, secara kimia identik dengan yang terdapat para tanaman. Warna kuning susu sangan dipengaruhi oleh pakan. Pakan yang tinggi kadar karotennya, misalnya wortel dan hijauan menyebabkan warna susu lebih kuning daripada pakan jagung putih atau oat yang berkadar karoten rendah. Pigmen lain yang terdapat dalam susu adalah laktorom atau riboflavin. Pigmen ini terlarut dalam susu tetapi hanya tampak pada bagian whey dan menyebabkan warna kehijauan. Dalam susu yang normal, warna riboflavin tertutup oleh komponen yang lain. Namun ada susu yang berwarna kemerahan/coklat merah, disebabkan oleh - Sapi baru melahirkan - Sapi menderita mastitis - Fermentasi mikroorganisme penghasil pigmen. 2)



Pengujian Aroma dan Rasa Susu Pengujian Aroma dan Rasa Susu segar yang normal berasa agak manis, karena mengandung karbohidrat



yaitu Laktosa, dan mempunyai aroma yang spesifik. Aroma susu lenyap jika susu didiamkan beberapa jam atau susu didinginkan. Cita rasa susu berhubungan dengan keseimbangan rasa antara rasa manis akibat kandungan laktosa tinggi dan rasa asin dari kadar klorida. Susu dengan kandungan laktosa rendah tetapi kadar klorida tinggi menyebabkan cita rasa susu menjadi asin. Susu sapi yang dihasilkan pada akhir masa laktasi biasanya berasa asin. Rasa dan aroma susu dapat menyimpang (abnormal) dari seharusnya. Beberapa hal yang dapat menyebabkan rasa dan aroma susu abnormal adalah: 1.



Gangguan keadaan fisik ternak, dalam hal ini, bahan-bahan yang dapat menyebabkan rasa dan aroma susu menyimpang, disekresi oleh ternak bersama-sama dengan susu.



2.



Bahan yang mempunyai aroma kuat, misalnya bawang, termakan oleh ternak. Cita rasa dan aroma bahan diserap oleh darah dan disekresi dalam susu.



3.



Absorpsi aroma oleh susu dari lingkungan.



4.



Dekomposisi komponen susu oleh bakteri dan mikroba lain, misalnya 



Susu menjadi terasa pahit oleh kuman pembentuk pepton.







Rasa lobak disebabkan oleh kuman E. coli.







Rasa sabun oleh Bacillus lactis saponacei.







Rasa tengik disebabkan oleh kuman-kuman asam mentega. Anyir oleh kuman tertentu lainnya.



5.



Adanya bahan asing yang mengkontaminasi susu.



6.



Terjadinya perubahan aroma dan cita rasa karena reaksi kimia. Susu yang ditempatkan pada wadah terbuka di dalam kandang, dapat menyerap aroma yang tidak dikehendaki. Demikian juga jika susu disimpan pada tempat yang dekat dengan bahan pangan yang mempunyai aroma



kuat. Adanya bahan asing dalam susu dapat menyebabkan susu tidak layak untuk dikonsumsi, misalnya adanyaaerosol obat serangga dalam susu karena penggunaannya untuk mengusir lalat dalam kandang. Beberapa logam seperti besi dan tembaga dapat menyebabkan cita rasa metalik atau mengkatalise perubahan cita rasa yang lain. Bebrapa reaksi kimia dapat menimbulkan penyimpangan rasa dan aroma misalnya cita rasa teroksidasi (oxidized flavor). 3)



Pengujian Endapan/Kotoran Endapan/Kotoran Adanya kotoran dalam susu sangat tidak dikehendaki dan merupakan indikator



penanganan yang tidak baik (sanitasi buruk). Kotoran yang dapat dilihat oleh mata antara lain berupa bulu sapi, sisasisa makanan, bagian tinja, dan lain-lain. Metode untuk mengamati benda asing/kotoran yang tidak larut (terendap) dalam susu sangat sederhana yaitu dengan melihat adanya endapan di dasar botol yang berisi contoh baik untuk mengetahui kontaminasi bahan asing kotoran adalah dengan penyaringan sejumlah susu melalui penyaring kapas. d.



Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan mutu susu segar yang baik 1)



Keadaan kandang sapi. Kandang yang baik akan menghasilkan susu yang baik. Terhadap keadaan kandang ini harus diperhatikan pula konstruksinya, yang tentu saja ini meliputi bentuknya, lubang ventilasi, luas ruangan, penerangan, saluran pembuangan dan lain-lain.



2)



Keadaan rumah pemerahan. Rumah pemerahan umumnya terpisah dari kandang sapi. Apabila kandang sapi hanya digunakan untuk pemeliharaan sapi-sapi perah, maka rumah pemerahan khusus digunakan untuk mengadakan perahan susu. Keadaan rumah pemerahan juga harus bersih. Rumah pemerahan yang baik dilengkapi dengan alat-alat pemerah susu yang semuanya harus dalam keadaan bersih, untuk mengurangi kontaminasi bakteri.



3)



Keadaan kesehatan sapi. Sapi perah yang sakit menimbulkan keadaan fisik yang tidak baik. Hal ini mempengaruhi mutu produk



susunya. Sapi yang sehat menghasilkan susu yang baik. Keadaan kesehatan pemerah/pekerja. Hal ini juga penting diperhatikan agar kontaminasi bakteri yang berasal dari pekerja yang sakit dapat dihindari atau dikurangi. 4)



Pemberian makanan. Produksi susu sapi yang baru saja diberi makanan mengandung jumlah bakteri yang lebih banyak daripada hasil susu sapi yang belum diberi makan. Bakteri-bakteri tersebut ikut termakan oleh sapi kemudian melalui pencernaan menuju ambing. Jenisjenis makanan tertentu mendorong adanya jumlah bakteri yang lebih banyak pada produksi susu sapi. Selain itu jenis makanan ternyata mempengaruhi pula flavor susu yang dihasilkan. Misalnya bawang merah yang diberikan 1-4 jam sebelum pemerahan akan menghasilkan susu yang berbau kuat atau merangsang.



5)



Kebersihan Ternak. Selain kesehatan sapi, kebersihannya juga harus diperhatikan. Terutama pada ambing harus dijaga kebersihannya. Apabila sapinya kotor, maka susu yang diperoleh juga akan mengandung jumlah bakteri yang lebih banyak dan akhirnya rendah mutunya.



6)



Kebersihan alat pemerah. Alat-alat untuk pemerahan, pipa-pipa untuk mengalirkan susu, wadah dan sebagainya harus dalam keadaan bersih. Demikian juga desain alat/wadah: misalnya ember sebagai wadah untuk menampung susu. Sedapat mungkin tidak terlalu luas mulutnya sehingga mengurangi kontaminasi dari udara. Mulut wadah yang kecil, akan mempekecil pula jumlah kontaminasi bakteri ke dalam susu..



7)



Penyaringan susu Penyaringan bertujuan membantu mengurangi kotoran-kotoran atau debu yang ada dalam susu.



8)



Penyimpanan susu. Suhu sangat mempengaruhi keadaan pertumbuhan bakteri. Penyimpanan pada suhu kamar, jumlah bakteri dalam susu akan lebih banyak daripada penyimpanan pada suhu rendah.



9)



Serangga. Ini adalah faktor lain yang juga dapat mempengaruhi mutu susu. Dalam hal ini adalah lalat yang banyak menimbulkan kotoran serta menyebabkan kontaminasi bakteri yang lebih banyak.



Lampiran 2



Media Pembelajaran No



Nama Media 1. Susu Hasil Pemerahan



2. Peralatan Uji Organoleptik dan fisik susu



3. Peralatan K3LH (Penutup Kepala, Sarung Tangan, jas lab)



Lampiran 3



Gambar



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PRAKTIKUM AGRIBISNIS TENAK RUMINANSIA PERAH Hari / Tanggal : Kelompok



:



Anggota Kelompok



: 1. 2. 3. 4. 5.



Kelas



:



a. Judul Praktikum



: Pengujian susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik



b. Waktu



: 3 JP x 45Menit



c. Capaian Pembelajaran : a.



Peserta didik dapat menjelaskan tahapan-tahapan pengujian susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik dengan benar. Peserta didik dapat melakukan pengujian susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik dengan benar. Peserta didik dapat mengevaluasi susu hasil pemerahan secara fisik dan organoleptik dengan benar.



b. c.



d. Alat dan Bahan Alat



: Saringan Susu, Kain putih, 2 botol sampel, cawan/wadah, pH indikator



Bahan



: Susu Segar



Keselamatan Kerja a. Jas Lab b. Penutup Kepala c. Masker d. Instruksi Kerja A. Identifkasi alat 1) Lakukan identifikasi alat yang digunakan untuk pengujian secara fisik dan organoleptik beserta fungsi, jumlah serta kondisi alat yang digunakan. No



Nama Alat



Fungsi



Jumlah yang Digunakan (Buah)



1.



Kondisi



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. B.



PROSEDUR KERJA PRAKTIKUM UJI ORGANOLEPTIK SUSU 1. 2.



Lakukan sampling susu hasil pemerahan dari sapi yang berbeda kedalam botol sampel A dan B kurang lebih sebanyak 200ml. Pada masing-masing sampel, lakukukan uji organoleptik yaitu meliputi : Uji Rasa, Uji Warna, Uji Bau,kekentalan, dan uji fisik meliputi Uji PH, uji suhu dan uji Bj.



a.



Uji Suhu 1) Lakukan pengukuran suhu dengan menggunakan termometer 2) Catat hasil yang didapat b. Uji BJ (Berat Jenis) 1) Lakukan Pengujian berat jenis susu pada sampel susu murni yang telah disediakan c. Uji Endapan (Kotoran) 3) Lakukan penyaringan pada Susu yang sudah di sampling, masing-masing untuk samppel A dan Sampel B 4) Lakukan pengamatan apakah ada kotoran atau benda asing yang mengkontaminasi susu tersebut atau tidak 5) Catat hasil pengamatan. d. Uji Rasa susu 1) Sampel susu A dan B dituangkan kedalam cawan atau wadah 2) Rasakam susu tersebut 3) Pengamatan dilakukan 3 panelis 4) Catat hasil Pengabatan dalam tabel e.



Uji warna 1) 2) 3) 4) 5)



f.



Sampel susu A dan B dituangkan kedalam cawan atau wadah Kemudian amanti susu tersebut dilihat dengan latar belakang putih. Diamati warna susu dan kemungkinan adanya kelainan pada warna susu. Pengamatan dilakukan oleh 3 panelis Catat hasil pengabatan dalam tabel.



Uji bau 1) Sampel susu A dan B dituangkan kedalam cawan atau wadah 2) kemudian rasakan baunya. 3) Pengamatan dilakukan oleh 3 panelis 4) Catat hasil Pengabatan dalam tabel. .



g.



Uji pH 1) Uji ini dilakukan untuk menentukan keasaman susu dengan menghitung log konsentrasi ion hidrogen (asam) dalam susu. 2) Susu dimasukkan ke dalam cawan,



3) Kertas pH dimasukkan ke dalam botol selama ± 1,5 menit lalu dikeluarkan dan dibandingkan dengan standar warna dan catat hasilnya.



C.



HASIL PENGAMATAN KUALITAS SUSU SECARA ORGANOLEPTIK



1)



Hasil Pengamatan Identitas Sampel : Sampel Susu dari : a.



Uji Suhu Hasil Pengujian suhu :



b.



Uji BJ Hasil Perhitungan Uji Bj :



c.



Uji Organoleptik



Pengamatan



Uji Endapan/Kotoran



Uji Bau



Uji Warna



Uji Rasa



Uji Kekentalan/Viskositas



Panelis Ke 1 Panelis Ke 2 Panelis Ke 3 Panelis Ke 4



d.



Uji Fisik (Uji pH)



Hasil Uji pH : e.



Uji Alkohol



Hasil Uji Alkohol : D.



PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN



Lakukan pembahasan atas hasil dari praktek yang telah kalian dapat pada saat praktikum pengujian kualitas susu secara fisik dan organoleptik berlangsung!



E. F.



KESIMPULAN



Lampiran Soal Evaluasi Setelah anda melakukan praktek pemerahan secara manual pada sapi perah,



jawablah pertanyaan-



pertanyaan sebagai berikut: 1. Berdasarkan praktek yang telah dilakukan jelaskan tahapan-tahapan pengujian susu secara organoleptik (Uji bau,rasa,kekentalan/ Viskositas dan Uji warna susu) ! (C2) (Point 15) 2. Berdasarkan praktek yang telah dilakukan jelaskan tahapan-tahapan pengujian susu secara Fisik (Uji pH, Uji Bj, Uji Suhu dan Uji endapan/Kotoran) ! (C2) (Point 15) 3. Berdasarkan hasil pengamatan, analisislah faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas susu hasil pemerahan? (C4) (Point 20) 4. Mastitis adalah penyakit yang menyerang sapi perah dimana sangat mempengaruhi tehadap kualitas dan produktifitas susu yang dihasilkan, untuk mencegah agar sapi kita tidak mastitis langkah apa yang akan kalian lakukan? (C4) (Point 20) 5. Evaluasi lah susu hasil pemerahan masing-masing dari sampel A B dan C berdasarkan pengujian yang telah dilakukan apakah tegolong kedalam sampel susu yang baik atau tidak! (C5) (Point 30)



Jawaban : No. 1 1. Lakukan sampling susu hasil pemerahan dari sapi yang berbeda kedalam botol sampel A dan B kurang lebih sebanyak 200ml. 2. Pada masing-masing sampel, lakukukan uji organoleptik yaitu meliputi : Uji Rasa, Uji Warna, Uji Bau, dan Uji PH a.



Uji Endapan (Kotoran) 1) Lakukan penyaringan pada Susu yang sudah di sampling, masing-masing untuk samppel A dan Sampel B 2) Lakukan pengamatan apakah ada kotoran atau benda asing yang mengkontaminasi susu tersebut atau tidak 3) Catat hasil pengamatan.



b. Uji pH 4) Uji ini dilakukan untuk menentukan keasaman susu dengan menghitung log konsentrasi ion hidrogen (asam) dalam susu. 5) Susu dimasukkan ke dalam cawan, 6) Kertas pH dimasukkan ke dalam botol selama ± 1,5 menit lalu dikeluarkan dan dibandingkan dengan standar warna dan catat hasilnya. No. 2 a.



Uji Rasa susu 5) Sampel susu A dan B dituangkan kedalam cawan atau wadah 6) Rasakam susu tersebut 7) Pengamatan dilakukan 3 panelis 8) Catat hasil Pengabatan dalam tabel



b. Uji warna 6) 7) 8) 9) 10) c.



Sampel susu A dan B dituangkan kedalam cawan atau wadah Kemudian amanti susu tersebut dilihat dengan latar belakang putih. Diamati warna susu dan kemungkinan adanya kelainan pada warna susu. Pengamatan dilakukan oleh 3 panelis Catat hasil pengabatan dalam tabel.



Uji bau 5) Sampel susu A dan B dituangkan kedalam cawan atau wadah 6) kemudian rasakan baunya. 7) Pengamatan dilakukan oleh 3 panelis 8) Catat hasil Pengabatan dalam tabel.



No 3 Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan mutu susu segar yang baik 1) Keadaan kandang sapi. Kandang yang baik akan menghasilkan susu yang baik. Terhadap keadaan kandang ini harus diperhatikan pula konstruksinya, yang tentu saja ini meliputi bentuknya, lubang ventilasi, luas ruangan, penerangan, saluran pembuangan dan lain-lain. 2) Keadaan rumah pemerahan. Rumah pemerahan umumnya terpisah dari kandang sapi. Apabila kandang sapi hanya digunakan untuk pemeliharaan sapi-sapi perah, maka rumah pemerahan khusus digunakan untuk mengadakan perahan susu. Keadaan rumah pemerahan juga harus bersih. Rumah pemerahan yang baik dilengkapi dengan alat-alat pemerah susu yang semuanya harus dalam keadaan bersih, untuk mengurangi kontaminasi bakteri. 3) Keadaan kesehatan sapi. Sapi perah yang sakit menimbulkan keadaan fisik yang tidak baik. Hal ini mempengaruhi mutu produk susunya. Sapi yang sehat menghasilkan susu yang baik. Keadaan kesehatan pemerah/pekerja. Hal ini juga penting diperhatikan agar kontaminasi bakteri yang berasal dari pekerja yang sakit dapat dihindari atau dikurangi. 4) Pemberian makanan. Produksi susu sapi yang baru saja diberi makanan mengandung jumlah bakteri yang lebih banyak daripada hasil susu sapi yang belum diberi makan. Bakteri-bakteri tersebut ikut termakan oleh sapi kemudian melalui pencernaan menuju ambing. Jenisjenis makanan tertentu mendorong adanya jumlah bakteri yang lebih banyak pada produksi susu sapi. Selain itu jenis makanan ternyata mempengaruhi pula flavor susu yang dihasilkan. Misalnya bawang merah yang diberikan 1-4 jam sebelum pemerahan akan menghasilkan susu yang berbau kuat atau merangsang. 5) Kebersihan Ternak. Selain kesehatan sapi, kebersihannya juga harus diperhatikan. Terutama pada ambing harus dijaga kebersihannya. Apabila sapinya kotor, maka susu yang diperoleh juga akan mengandung jumlah bakteri yang lebih banyak dan akhirnya rendah mutunya. 6) Kebersihan alat pemerah.



Alat-alat untuk pemerahan, pipa-pipa untuk mengalirkan susu, wadah dan sebagainya harus dalam keadaan bersih. Demikian juga desain alat/wadah: misalnya ember sebagai wadah untuk menampung susu. Sedapat mungkin tidak terlalu luas mulutnya sehingga mengurangi kontaminasi dari udara. Mulut wadah yang kecil, akan mempekecil pula jumlah kontaminasi bakteri ke dalam susu.. 7) Penyaringan susu Penyaringan bertujuan membantu mengurangi kotoran-kotoran atau debu yang ada dalam susu. 8) Penyimpanan susu. Suhu sangat mempengaruhi keadaan pertumbuhan bakteri. Penyimpanan pada suhu kamar, jumlah bakteri dalam susu akan lebih banyak daripada penyimpanan pada suhu rendah. 9) Serangga. Ini adalah faktor lain yang juga dapat mempengaruhi mutu susu. Dalam hal ini adalah lalat yang banyak menimbulkan kotoran serta menyebabkan kontaminasi bakteri yang lebih banyak. No4. Langkah yang dilakukan ialah : 1) Melakukan sanitasi dengan baik (Kandang, Ternak, Alat –Alat kandang dan Alat Pemerahan). 2) Melakukan dipping sebelum dan sesudah pemerahan. 3) Melakukan uji CMT untuk lebih memastikan No. 5. Dievaluasi berdasarkan standar kualitas susu



Bandung, 12 Agustus 2021 Mengetahui



Guru Mata pelajaran



Kepala Sekola SMKN 5 Pangalengan



Agus Priyatmono Nugroho,S.Pd.,M.Si NIP 19670831199003 1 003



Tati Nurhayati, S.Pt NUPTK 9844771672130002



Lampiran 4 1.



Lembar Penilaian Sikap pada saat Praktek



Penilaian keaktifan siswa selama praktek berlangsung.. Rentang nilai 0-100 No No Nama Siswa Presensi 1 1 2 3 4



2



Instrumen Penilaian 3 4 5 Rata-Rata



Instrumen Penilaian No Hal yang dinilai 1 Mendengarkan pendapat teman lainnya 2 Mengajukan usul, atau memberikan pendapat 3 Menyelesaikan pekerjaan dengan baik 4 Bekerjasama dengan baik 5 Fokus saat menyelesaikan tugas Nilai Rata-Rata = ¿



Total Aspek Yang Dinilai 5



Keterangan Skala rata-rata penilaian : 93-100 = Sangat baik 84-92 = Baik 75-83 = Cukup