RPP Bio KLS Xi Sem 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor :7 Kelas / Semester : XI / 2 Materi Pembelajaran : Sistem Pernapasan Alokasi Waktu : 8 X 45 menit Jumlah Pertemuan : 2 kali A. Kompetensi Dasar (KD) 3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem respirasi manusia 4.8 Menyajikan hasil analisis pengaruh pencemaran udara terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ pernapasan manusia berdasarkan studi literature B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 1.8.1 Menjelaskan fungsi sistem pernapasan pada manusia. 1.8.2 Merinci organ-organ penyusun sistem pernapasan. 1.8.3 Menunjukkan bagian-bagian sistem pernapasan pada gambar. 1.8.4 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan. 1.8.5 Menjelaskan diagram pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada alveolus dan sel-sel jaringan tubuh. 1.8.6 Menjelaskan reaksi pengikatan oksigen dan karbon dioksida dalam darah. 1.8.7 Menjelaskan bahaya rokok bagi kesehatan. 1.8.8 Menganalisa dampak pencemaran udara terhadap kesehatan sistem pernapasan. 1.8.9 Mendeskripsikan teknologi sistem pernapasan. 1.8.10 Mendemonstrasikan fase inspirasi dan ekspirasi pada mekanisme pernapasan. 1.8.1 Melakukan percobaan untuk mengukur udara pernapasan dengan menggunakan respirometer. 1.8.2 Menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem pernapasan melalui media presentasi. 1.8.1 Melakukan pengamatan/kajian peristiwa di masyarakat tentang dampak pencemaran udara dan kebiasaan merokok terhadap kesehatan tubuh terutama sistem pernapasan. C. Tujuan Pembelajaran Afektif: 1. Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem respirasi pada manusia. 2. Siswa dapat menunjukkan sikap berperilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai dengan data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli lingkungan, gotong royong, dan bekerjasama dalam melakukan observasi dan eksperimen tentang sistem respirasi pada manusia. 3. Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan



pengamatan dan percobaan sistem respirasi di laboratorium dan di lingkungan sekitar. Kognitif: 1. Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem pernapasan pada manusia. 2. Siswa dapat merinci organ-organ penyusun sistem pernapasan. 3. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian sistem pernapasan pada gambar. 4. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan. 5. Siswa dapat menjelaskan diagram pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada alveolus dan sel-sel jaringan tubuh. 6. Siswa dapat menjelaskan reaksi pengikatan oksigen dan karbon dioksida dalam darah. 7. Siswa dapat menjelaskan bahaya rokok bagi kesehatan. 8. Siswa dapat menganalisa dampak pencemaran udara terhadap kesehatan sistem pernapasan. 9. Siswa dapat mendeskripsikan teknologi sistem pernapasan. 10. Siswa dapat mendemonstrasikan fase inspirasi dan ekspirasi pada mekanisme pernapasan. Psikomotorik: 1. Siswa dapat melakukan eksperimen untuk menghitung kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan. 2. Siswa dapat melakukan percobaan untuk mengukur udara pernapasan dengan menggunakan respirometer. 3. Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem pernapasan melalui media presentasi. 4. Siswa dapat melakukan pengamatan/kajian peristiwa di masyarakat tentang dampak pencemaran udara dan kebiasaan merokok terhadap kesehatan tubuh terutama sistem pernapasan. D. Materi Pembelajaran 1. Materi Fakta: Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan pernapasan. Pernapasan pada manusia dilakukan oleh sistem pernapasan yang terdiri atas saluran dan organ pernapasan, serta pompa ventilasi paru-paru. Mikroorganisme patogen, udara terpolusi, dan kebiasaan merokok dapat mengganggu kesehatan terutama pada organ atau saluran pernapasan. Untuk mengatasi gangguan pernapasan, saat ini telah banyak dikembangkan teknologi berkaitan dengan sistem pernapasan. Organ dan saluran pernapasan



Kebiasaan merokok dapat menyebabkan gangguan/penyakit terutama pada organ dan saluran pernapasan



Teknologi sistem pernapasan



Trakeostomi 2. Materi Konsep



Terapi oksigen hiperbarik



Pulmotor











 



 











Sistem pernapasan terdiri dari saluran dan organ pernapasan (hidung, laring , trakea, bronkus, paru-paru) dan pompa ventilasi paru-paru (dinding dada, otot pernapasan, saraf medula oblongata, pons varoli di otak, serabut aferen nervus vagus dari reseptor organ pernapasan). Mekanisme pernapasan dilakukan oleh kerja otot utama (otot interkostalis eksternal, otot diafragma) dan otot-otot tambahan/otot asesoris (otot interkostalis internal, otot sternokleidomastoideus, otot skalenus, otot pektoralis mayor, otot serratus anterior). Mekanisme pernapasan yang dilakukan oleh otot interkostalis (otot antar tulang rusuk) disebut pernapasan dada. Sedangkan mekanisme pernapasan yang dilakukan oleh otot diafragma disebut pernapasan perut. Dalam satu siklus pernapasan terjadi satu kali menghirup udara (inspirasi) dan satu kali menghembuskan udara (ekspirasi). Inspirasi merupakan proses aktif , dilakukan oleh kerja otot interkostalis dan diafragma. Ekspirasi merupakan proses pasif , tidak memerlukan kontraksi otot. Faktor frekuensi pernapasan: jenis kelamin, umur, suhu tubuh, posisi dan aktifitas tubuh, emosi, rasa sakit, ketakutan, status kesehatan, dan ketinggian tempat. Asap rokok mengandung kurang lebih 4.000 bahan kimia yang 200 jenis diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Zat kandungan rokok yang sangat berbahaya, antara lain nikotin, tar, dan karbon monoksida. Gangguan sistem pernapasan, antara lain tuberkulosis (TBC), faringitis, difteri, pneumonia, kanker paru-paru (karsinoma pulmonar), hiperkapnia, hipoksemia, sianosis, asfiksia, asfiksia neonatorum, penyakit pulmonar obstruktif menahun (asma, bronkitis, emfisema), dispnea (sesak napas), apnea tidur, sindrom kematian bayi mendadak, influenza, para influenza (sindrom batuk pilek), flu burung, SARS. Teknologi sistem pernapasan, antara lain trakeostomi, pulmotor, terapi oksigen, dan terapi oksigen hiperbarik.



3. Materi Prinsip  Agar tetap hidup, manusia harus bernapas. Untuk menjaga kesehatan sistem pernapasan, maka perlu menghirup udara segar atau tidak terpolusi dan tidak merokok. 4. Materi Prosedural  Menghitung kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan.  Mengukur udara pernapasan hewan. E. Metode Pembelajaran  Presentasi siswa  Diskusi kelas  Praktikum/ Eksperimen  Problem based learning (berbasis masalah) F. Kegiatan Pembelajaran



1. Pertemuan ke-1 No



Kegiatan Belajar



1



Pendahuluan  Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.  Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).  Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).  Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang pengertian pernapasan dan organ-organ pernapasan. - Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi tentang sistem pernapasan pada manusia, agar tetap hidup dengan sehat. - Guru menanyakan kesiapan anak untuk menghitung kapasitas vital paru-paru milik sendiri dan frekuensi pernapasan yang dilakukannya.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.



2



Kegiatan inti 150 a. Mengamati  Guru mengajak murid untuk mengamati gambar saluran dan organ pernapasan dan gejala yang nampak pada temannya yang melakukan pernapasan (misalnya: dada dan perut kembang kempis, menghasilkan hembusan udara hangat dari hidungnya). b. Menanya  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Mengapa tubuh orang bernapas hangat? Mengapa dada dan perut kita tampak kembang-kempis? Bagaimana mekanisme pernapasan sehingga udara dari luar bisa masuk ke dalam paru-paru.  Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara. c. Mengumpulkan data  Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat praktik.  Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi kesempatan untuk menanya bila tidak paham.  Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja praktikum yang benar.  Siswa secara berkelompok melakukan eksperimen menghitung kapasitas vital paru-paru dan frekuensi



Waktu (menit) 15



 



pernapasan pada manusia (halaman 300 – 301). Siswa mencatat data-data hasil praktikum. Siswa melakukan studi literatur tentang organ penyusun sistem pernapasan pada manusia; mekanisme pernapasan; pengendalian dan kecepatan pernapasan; transpor dan pertukaran gas; volume dan kapasitas paruparu (halaman 289 – 300).



d. Mengasosiasikan  Siswa menganalisis data hasil eksperimen tentang kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan pada manusia.  Siswa menganalisa mekanisme pernapasan.  Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar kegiatan praktikum. e. Mengomunikasikan  Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil eksperimen menghitung kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan pada manusia, dan hasil studi literatur tentang organ penyusun sistem pernapasan pada manusia; mekanisme pernapasan; pengendalian dan kecepatan pernapasan; transpor dan pertukaran gas; volume dan kapasitas paru-paru.  Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat siswa.  Guru memberikan tambahan informasi, misalnya berkaitan dengan mekanisme pernapasan; pengendalian dan kecepatan pernapasan. 3



Penutup 15  Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang organ penyusun sistem pernapasan pada manusia; mekanisme pernapasan; pengendalian dan kecepatan pernapasan; transpor dan pertukaran gas; volume dan kapasitas paru-paru.  Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan organ penyusun sistem pernapasan pada manusia; mekanisme pernapasan; pengendalian dan kecepatan pernapasan; transpor dan pertukaran gas; volume dan kapasitas paru-paru.  Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri (halaman 298).  Rencana pembelajaran selanjutnya: Diskusi tentang bahaya rokok dan pencemaran udara terhadap sistem penapasan; gangguan dan teknologi sistem pernapasan (halaman 303 – 309); dan praktikum menghitung udara



pernapasan hewan serangga (halaman 302 – 303).



2. Pertemuan ke-2 No Kegiatan Belajar



Waktu (menit) 15



1



Pendahuluan Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).  Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).  Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang gangguan atau penyakit sistem pernapasan yang terjadi di masyarakat.  Guru memotivasi: Menanyakan teknologi sistem pernapasan saat ini.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.



2



Kegiatan inti 150 a. Mengamati  Guru mengajak murid untuk mengamati gambar kanker paru-paru dan orang yang sedang merokok. b. Menanya  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apa yang menyebabkan kanker paru-paru? Apakah merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru? Bagaimana cara mencegah kanker paru-paru?  Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara. c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi  Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4 orang).  Guru memberikan lembaran berisi suatu masalah/ kasus yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan gangguan dan teknologi sistem pernapasan kepada setiap kelompok, misalnya: pengaruh pencemaran udara terhadap pernapasan, bahaya merokok terhadap kesehatan sistem pernapasan, merokok di kalangan pelajar dan pencegahannya, bahaya merokok di tempat umum, bahaya rokok elektronik, pencegahan penyakit kanker paru-paru, TBC, asma, dan bahaya tenggelam di dalam air.  Setiap kelompok melakukan studi literatur atau browsing internet dan berdiskudi dengan teman sekelompoknya







untuk mencari pemecahan masalah. Setiap kelompok melakukan eksperimen mengukur udara pernapasan hewan serangga (90 menit terakhir).



d. Mengasosiasikan  Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet tentang berkaitan dengan gangguan dan teknologi sistem pernapasan kepada setiap kelompok.  Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point sesuai dengan pembahasan masalah.  Setiap kelompok menganalisis data hasil eksperimen mengukur udara pernapasan serangga. e. Mengomunikasikan  Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan pemecahan masalah berkaitan dengan gangguan dan teknologi sistem pernapasan (sesuai dengan permasalahan yang diberikan guru).  Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang gangguan dan teknologi sistem pernapasan.  Guru memberikan informasi tambahan sebagai pengembangan materi yang dibahas.  Setiap kelompok mempresentasikan hasil eksperimen mengukur udara pernapasan serangga. 3



Penutup 15  Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang gangguan dan teknologi sistem pernapasan.  Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa siswa tentang gangguan dan teknologi sistem pernapasan.  Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk mengerjakan soal uji kompetensi Bab 7 (halaman 310 – 313).  Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem Ekskresi (halaman 314); praktikum uji kandungan urine (halaman 328 – 330).



G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 7. 2. Bahan ajar:



 



Bahan presentasi dan gambar makanan dan sistem pernapasan. Bahan praktikum: air, kristal KOH atau NaOH, Vaselin/stempet, kertas tisu/kapas, eosin, serangga hidup (misalnya belalang, kecoa, jangkrik).



3. Alat:  Komputer/LCD, VCD/CD player.  Bak air besar, galon (botol, jerigen) agak transparan bervolume minimal 5 liter, selang plastik berukuran 60 – 75 cm, spidol, timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, termometer badan, stopwatch (arloji), H. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR). b. Ulangan harian. Contoh soal:  Sebutkan urutan saluran dan organ pernapasan pada manusia.  Apakah perbedaan pernapasan dada dengan pernapasan perut.  Jelaskan mekanisme pernapasan dada pada saat inspirasi.  Berapakah rata-rata volume tidal pada manusia?  Sebutkan dan jelaskan 3 macam gangguan sistem pernapasan. 2. Psikomotorik: Praktik di laboratorium:  Menghitung kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan.  Mengukur udara pernapasan hewan serangga. Presentasi kelompok 3. Afektif: Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan praktikum di laboratorium. INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK Indikator :  Melakukan percobaan untuk mengukur udara pernapasan dengan menggunakan respirometer. Aspek penilaian



: Psikomotorik



Judul kegiatan :  Menghitung kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan.  Mengukur udara pernapasan hewan serangga. Tanggal Penilaian Kelas



: :



No



Nama Siswa



Aspek yang dinilai Persiapan alat dan bahan



Skor



Kesesuaian pelaksanaan dengan cara kerja



Kontribusi dalam teman kelompok



Nilai



Laporan praktikum



1 2 3



INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang gangguan dan teknologi sistem pernapasan. Tanggal Penilaian: Kelas : No



Kelom pok



Nama Siswa



Aspek yang dinilai Materi Kerja sama presentasi dalam kelompok



Skor Keaktifan



Nilai



Ketrampilan dalam mengemukakan pendapat



1 2 3



INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP Materi : Sistem Pernapasan. Kelas/Semester: Hari/Tanggal : No



Nama



Disiplin



Kerjasama



Kejujuran



Kepedulian



Tanggung jawab



Skor



1 2 3



Banjarmasin, 16 Juli 2021 Mengetahui, Kepala Madrasah



Guru Mata Pelajaran



Abdul Hadi, M.PKim. NIP. 196908041996031004



Nazila Rahmatina, M.Pd NIP. 198107192005012009



Nilai



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor :8 Kelas / Semester : XI / 2 Materi Pembelajaran : Sistem Ekskresi Alokasi Waktu : 8 X 45 menit Jumlah Pertemuan : 2 kali A. Kompetensi Dasar (KD) 3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem ekskresi manusia 4.9 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ yang meyebabkan gangguan pada sistem ekskresi serta kaitannya dengan teknologi B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.9.1 Merinci organ-organ penyusun sistem ekskresi. 3.9.2 Menjelaskan fungsi sistem ekskresi pada manusia. 3.9.3 Menunjukkan bagian-bagian ginjal dengan menggunakan torso/gambar/organ ginjal sapi/kambing. 3.9.4 Menjelaskan tahapan proses pembentukan urine. 3.9.5 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine. 3.9.6 Menganalisa sifat fisik dan komposisi urine. 3.9.7 Mengaitkan fungsi hati dalam sistem ekskresi. 3.9.8 Menunjukkan bagian-bagian hati dengan menggunakan torso atau gambar. 3.9.9 Mengaitkan fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi. 3.9.10 Mengaitkan fungsi kulit sebagai alat ekskresi. 3.9.11 Menunjukkan lapisan dan kelenjar pada kulit dengan menggunakan torso/gambar struktur kulit. 3.9.12 Menganalisa fungsi kulit sebagai pengatur panas (termoregulasi). 3.9.13 Menjelaskan mekanisme kontrol hipotalamus terhadap pengeluaran keringat. 3.9.14 Memberikan contoh teknologi sitem ekskresi. 2.10.1 Melakukan percobaan untuk menguji kandungan urine. 2.10.2 Menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem ekskresi melalui media presentasi. 2.10.3 Melakukan pengamatan/kajian peristiwa di masyarakat tentang penyakit diabetes melitus. C. Tujuan Pembelajaran Afektif: 1. Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem ekskresi pada manusia. 2. Siswa dapat menunjukkan sikap berperilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai dengan data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli lingkungan, gotong royong, dan bekerjasama dalam melakukan observasi dan eksperimen tentang sistem ekskresi pada manusia.



3. Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan sistem ekskresi di laboratorium dan di lingkungan sekitar. Kognitif: 1. Siswa dapat merinci organ-organ penyusun sistem ekskresi. 2. Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem ekskresi pada manusia. 3. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian ginjal dengan menggunakan torso/gambar/organ ginjal sapi/kambing. 4. Siswa dapat menjelaskan tahapan proses pembentukan urine. 5. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine. 6. Siswa dapat menganalisa sifat fisik dan komposisi urine. 7. Siswa dapat mengaitkan fungsi hati dalam sistem ekskresi. 8. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian hati dengan menggunakan torso atau gambar. 9. Siswa dapat mengaitkan fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi. 10. Siswa dapat mengaitkan fungsi kulit sebagai alat ekskresi. 11. Siswa dapat menunjukkan lapisan dan kelenjar pada kulit dengan menggunakan torso/gambar struktur kulit. 12. Siswa dapat menganalisa fungsi kulit sebagai pengatur panas (termoregulasi). 13. Siswa dapat menjelaskan mekanisme kontrol hipotalamus terhadap pengeluaran keringat. 14. Siswa dapat memberikan contoh teknologi sitem ekskresi. Psikomotorik: 1. Siswa dapat melakukan percobaan untuk menguji kandungan urine. 2. Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem ekskresi melalui media presentasi. 3. Siswa dapat melakukan pengamatan/kajian peristiwa di masyarakat tentang penyakit diabetes melitus. D. Materi Pembelajaran 1. Materi Fakta: Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan ekskresi untuk membuang sisa-sisa metabolisme yang sudah berguna atau berbahaya jika disimpan dalam tubuh. Ekskresi pada manusia dilakukan oleh sistem ekskresi yang terdiri atas ginjal, hati, paru-paru, dan kulit. Saat ini telah dikembangkan teknologi untuk mengatasi gangguan sistem ekskresi seperti cuci darah (hemodialisis). Sistem ekskresi



Teknologi untuk mengatasi gangguan sistem ekskresi



Hemodialisis



Skin grafting



ESWL



2. Materi Konsep  Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa metabolisme (metabolit) yang sudah tidak berguna dalam tubuh makhluk hidup, meliputi ginjal, hati, paru-paru, dan kulit.  Proses pembentukan urine meliputi tiga proses dasar, yaitu filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus.  Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine: faktor internal (ADH, insulin, dan sistem renin-angiotensin-aldosteron) dan faktor eksternal (suhu lingkungan, jumlah air yang diminum, alkohol).  Hati (hepar), kelenjar yang berfungsi memecah beberapa senyawa yang bersifat racun (detoksifikasi), dan menghasilkan amonia, urea, serta asam urat yang akan diekresikan ke dalam urine.  Kulit sebagai alat ekskresi mengeluarkan zat berlemak dan keringat yang mengandung air, garam, urea, serta ion-ion seperti Na+.  Kulit terdiri dari beberapa lapisan, yaitu epidermis (stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum basalis (germinativum), dermis (lapisan papilar, lapisan retikuler), dan hipodermis/subkutaneus (mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan ujung saraf).  Kelenjar kulit: kelenjar keringat/sudorifera (ekrin, apokrin) dan kelenjar sebasea.  Termoregulasi kulit, dengan cara pemancaran, pengaliran (konveksi), konduksi, penguapan (evaporasi).  Faktor pengeluaran keringat: suhu lingkungan, aktivitas tubuh, emosi, dan kondisi psikis.



  



Gangguan sistem urinaria: glikosuria (glukosuria), albuminuria, batu ginjal, diabetes melitus (kencing manis), diabetes insipidus, poliuria, gagal ginjal (anuria), uremia, dan nefritis. Gangguan hati: penyakit hati (liver), sirosis hati (cirrhosis), hemochromatosis, gangguan kulit, biang keringat (miliaria), hiperhidrosis, anhidrosis, bromhidrosis, eksem (dermatitis), dan kadas/kurap. Teknologi sistem ekskresi: hemodialisis (cuci darah), transplantasi ginjal, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy), dan Skin grafting (cangkok kulit).



3. Materi Prinsip  Agar tetap dapat hidup dengan sehat, manusia harus melakukan ekskresi, karena zat sisa metabolisme bersifat racun di dalam tubuh. 4. Materi Prosedural  Uji kandungan urine. 5. Metode Pembelajaran  Presentasi siswa  Diskusi kelas  Eksperimen E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke-1 No



Kegiatan Belajar



Waktu (menit) 15



1



Pendahuluan  Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.  Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).  Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).  Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang pengertian ekskresi dan organ-organ ekskresi.  Memotivasi: - Guru menanyakan kesiapan anak untuk praktikum uji kandungan urine. - Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi tentang sistem ekskresi pada manusia, mampu menjaga organ ekskresi terutama ginjal agar dapat hidup sehat.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.



2



Kegiatan inti 150 a. Mengamati  Guru mengajak murid untuk mengamati gambar organ



ekskresi ginjal. Menunjukkan beberapa sampel urine dalam botol yang dibawa siswa. b. Menanya  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apa fungsinya ginjal? Bagaimana proses pembentukan urine di dalam ginjal? Mengapa warna urine yang dihasilkan ginjal berbeda-beda? Apa yang terkandung di dalam urine?  Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara. c. Mengumpulkan data/ Eksperimen dan Eksplorasi  Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan praktik untuk eksperimen uji kandungan urine.  Siswa mempelajari cara kerja praktikum uji kandungan urine (halaman 328 – 330), dan diberi kesempatan untuk menanya bila tidak paham.  Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja praktikum, dan menyampaikan hati-hati saat menyalakan dan mematikan lampu bunsen.  Siswa secara berkelompok melakukan praktikum pengamatan sifat fisik urine dan uji kandungan urine.  Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk browsing internet sesuai dengan subtopik tertentu berkaitan dengan organ ginjal, proses pembentukan urine, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine, dan karakteristik urine.  Siswa melakukan studi literatur atau browsing internet tentang organ ginjal, proses pembentukan urine, faktorfaktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine, dan karakteristik urine. d. Mengasosiasikan  Setiap kelompok menganalisis data hasil eksperimen uji kandungan urine.  Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet tentang organ ginjal, proses pembentukan urine, faktorfaktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine, dan karakteristik urine.  Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point tentang organ ginjal, proses pembentukan urine, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine, dan karakteristik urine.



e. Mengomunikasikan  Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil eksperimen uji kandungan urine dan materi subtopik tertentu sesuai dengan yang ditugaskan berkaitan dengan organ ginjal, proses pembentukan urine, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine, dan karakteristik urine.  Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang organ ginjal, proses pembentukan urine, faktorfaktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine, dan karakteristik urine.  Guru memberikan informasi tambahan sebagai pengembangan materi yang dibahas. 3



Penutup 15  Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang organ ginjal, proses pembentukan urine, faktorfaktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine, dan karakteristik urine.  Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan organ ginjal, proses pembentukan urine, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine, dan karakteristik urine.  Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri (halaman 328).  Rencana pembelajaran selanjutnya: Diskusi dan presentasi tentang kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem ekskresi (halaman 337 – 342).



2. Pertemuan ke-2 No Kegiatan Belajar 1



Pendahuluan  Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai religius).  Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).  Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang fungsi kulit, hati, dan paru-paru sebagai sistem ekskresi.  Guru memotivasi: - Menjelaskan kepada siswa, pentingnya mempelajari kulit dan hati agar senantiasa menjaganya sehingga terhindar dari gangguan atau penyakit organ tersebut.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.



Waktu (menit) 15



2



Kegiatan inti 150 a. Mengamati  Guru mengajak murid untuk mengamati diri sendiri (secara langsung) atau gambar orang yang kulitnya mengeluarkan keringat bila udara lingkungan panas atau setelah bekerja keras. b. Menanya  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apa tujuan kulit mengeluarkan keringat? Apa yang terkandung dalam keringat? Mengapa keringat lebih banyak keluar pada saat suhu udara lingkungan tinggi/ panas?  Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara. c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi  Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk studi literatur atau browsing internet tentang kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem ekskresi, dan proses hemodialisis (cuci darah).  Siswa melakukan studi literatur atau browsing internet tentang kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem ekskresi, dan proses hemodialisis (cuci darah). d. Mengasosiasikan  Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet tentang kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem ekskresi, dan proses hemodialisis (cuci darah).  Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point tentang kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem ekskresi, dan proses hemodialisis (cuci darah). e. Mengomunikasikan  Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan materi tentang kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem ekskresi, dan proses hemodialisis (cuci darah).  Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat antar siswa.  Guru memberikan informasi tambahan sebagai pengembangan materi yang dibahas, misalnya tentang proses hemodialisis (cuci darah), cangkok kulit (skin grafting), cara menjaga ginjal agar senantiasa sehat.



3



Penutup



15



 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem ekskresi, dan proses hemodialisis (cuci darah).  Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem ekskresi, dan proses hemodialisis (cuci darah).  Tindak lanjut: Penugasan mengerjakan soal-soal uji kompetensi (halaman 343 – 347).  Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 9 Sistem koordinasi (halaman 348). F. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 8. 2. Bahan ajar:  Bahan presentasi dan gambar sistem ekskresi.  Bahan praktikum: sampel urine pagi (urine yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur) dari orang sehat, penderita diabetes melitus, dan orang yang beresiko menderita diabetes melitus (ditempel kertas label agar tidak tertukar), larutan AgNO3 10%, larutan Biuret, dan larutan Benedict. 3. Alat:  Komputer/LCD, VCD/CD player.  Tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas beker 500 ml, pemanas bunsen, kasa asbes, kaki tiga, korek api, pipet tetes, kertas tisu, kertas label, botol sampel urine yang bening transparan, dan pH meter atau kertas lakmus. G. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR). b. Ulangan harian. Contoh soal:  Apakah perbedaan ekskresi, sekresi, dan defekasi?  Jelaskan fungsi hati dan paru-paru sebagai organ ekskresi.  Jelaskan istilah dalam gangguan sistem ekskresi berikut ini: nefritis, poliurea, dan diabetes insipidus.  Untuk memastikan keterlibatan seseorang pada penyalahgunaan narkoba dilakukan tes urine. Mengapa menggunakan urine dalam tes narkoba tersebut?  Jelaskan perbedaan proses-proses dalam pembentukan urine: filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus (augmentasi). 2. Psikomotorik: Praktik di laboratorium:



 Melakukan pengamatan fisik urine dan uji kandungan urine. Presentasi 3. Afektif: Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan praktikum di laboratorium. INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK Indikator Aspek penilaian Judul kegiatan Tanggal Penilaian Kelas No



Nama Siswa



: Melakukan percobaan untuk menguji kandungan urine. : Psikomotorik : Mengamati sifat fisik urine dan menguji kandungan urine. : :



Aspek yang dinilai Persiapan alat dan bahan



Kesesuaian pelaksanaan dengan cara kerja



Skor Kontribusi dalam teman kelompok



Laporan praktikum kandungan urine)



Nilai



(uji



1 2 3 4 5 6



INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang sistem ekskresi. Tanggal Penilaian: Kelas : No



Kelom pok



Nama Siswa



Aspek yang dinilai Materi Kerja sama presentasi dalam kelompok



1 2 3



INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP Materi : Sistem Ekskresi. Kelas/Semester: Hari/Tanggal :



Skor Keaktifan



Ketrampilan dalam mengemukakan pendapat



Nilai



No



Nama



Disiplin



Kerjasama



Kejujuran



Kepedulian



Tanggung jawab



Skor



1 2 3



Banjarmasin, 16 Juli 2021 Mengetahui, Kepala Madrasah



Guru Mata Pelajaran



Abdul Hadi, M.PKim. NIP. 196908041996031004



Nazila Rahmatina, M.Pd NIP. 198107192005012009



Nilai



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor :9 Kelas / Semester : XI / 2 Materi Pembelajaran : Sistem Koordinasi Alokasi Waktu : 12 X 45 menit Jumlah Pertemuan : 3 kali A. Kompetensi Dasar (KD) 3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf, hormone dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi manusiaMengevaluasi pemahaman diri tentang bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat. 3.11 Mengevaluasi pemahaman diri tentang bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat. 4.10 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia berdasarkan studi literature 4.11 Melakukan kampanye narkoba di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.10.1 Merinci sistem-sistem organ yang tergabung dalam sistem koordinasi dengan menggunakan gambar atau torso manusia. 3.10.2 Menunjukkan bagian-bagian neuron dengan menggunakan gambar neuron. 3.10.3 Memberikan contoh-contoh gerak refleks yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. 3.10.4 Menjelaskan mekanisme penghantaran impuls dengan menggunakan gambar. 3.10.5 Menjelaskan struktur sistem saraf pusat melalui pengamatan gambar. 3.10.6 Mengumpulkan informasi atau data-data berkaitan dengan susunan saraf tepi dari media. 3.10.7 Menganalisa berbagai jenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar endokrin. 3.10.8 Menganalisa perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon. 3.10.9 Menunjukkan struktur masing-masing panca indera (mata, telinga, kulit, lidah, hidung) dengan menggunakan gambar. 3.10.10 Menjelaskan mekanisme melihat dengan menggunakan bagan. 3.10.11 Mengurutkan tahapan mekanisme melihat oleh mata. 3.10.1 3.10.2



Mengumpulkan data informasi berbagai jenis NAPZA beserta bahayanya yang merusak masa depan melalui browsing internet. Menentukan kiat-kiat untuk menghindari penyalahgunaan NAPZA.



4.11.1



Melakukan percobaan untuk menentukan area kepekaan rasa pada lidah.



4.11.2



Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi saraf dan hormon pada sistem koordinasi yang disebabkan oleh senyawa psikotropika melalui media presentasi.



2.10.4



Membuat poster, stiker, leaflet untuk kampanye anti narkoba di lingkungan sekolah atau masyarakat.



B. Tujuan Pembelajaran Afektif: 1. Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem koordinasi pada manusia. 2. Siswa dapat menunjukkan sikap berperilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai dengan data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli lingkungan, gotong royong, dan bekerjasama dalam melakukan observasi dan eksperimen tentang sistem koordinasi pada manusia. 3. Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan sistem koordinasi di laboratorium dan di lingkungan sekitar. Kognitif: 1. Siswa dapat merinci sistem-sistem organ yang tergabung dalam sistem koordinasi dengan menggunakan gambar atau torso manusia. 2. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian neuron dengan menggunakan gambar neuron. 3. Siswa dapat memberikan contoh-contoh gerak refleks yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Siswa dapat menjelaskan mekanisme penghantaran impuls dengan menggunakan gambar. 5. Siswa dapat menjelaskan struktur sistem saraf pusat melalui pengamatan gambar. 6. Siswa dapat mengumpulkan informasi atau data-data berkaitan dengan susunan saraf tepi dari media. 7. Siswa dapat menganalisa berbagai jenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjarkelenjar endokrin. 8. Siswa dapat menganalisa perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon. 9. Siswa dapat menunjukkan struktur masing-masing panca indera (mata, telinga, kulit, lidah, hidung) dengan menggunakan gambar. 10. Siswa dapat menjelaskan mekanisme melihat dengan menggunakan bagan. 11. Siswa dapat mengurutkan tahapan mekanisme melihat oleh mata. 12. Siswa dapat menganalisis kelainan dan gangguan sistem koordinasi. 13. Siswa dapat mengumpulkan data informasi berbagai jenis NAPZA beserta bahayanya yang merusak masa depan melalui browsing internet. 14. Siswa dapat menentukan kiat-kiat untuk menghindari penyalahgunaan NAPZA. Psikomotorik:



1. Siswa dapat menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi saraf dan hormon pada sistem koordinasi yang disebabkan oleh senyawa psikotropika melalui media presentasi. 2. Siswa dapat melakukan percobaan untuk menentukan area kepekaan lidah terhadap rasa. 3. Siswa dapat membuat poster, stiker, leaflet untuk kampanye anti narkoba di lingkungan sekolah atau masyarakat. C. Materi Pembelajaran 1. Materi Fakta: Dalam melakukan aktivitas kehidupan, beberapa organ tubuh akan bekerja sama dan berkoordinasi. Serangkaian aktivitas tersebut melibatkan kerja sama antara sistem hormon, saraf, maupun indera yang disebut dengan sistem koordinasi. Namun kerja sistem koordinasi bisa terganggu atau dikacaukan oleh pengaruh NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif). Sistem koordinasi



NAPZA dapat menimbulkan gangguan sistem koordinasi



2. Materi Konsep  Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, hormon, maupun indera.  Unit fungsional sistem saraf adalah neuron. Bagian neuron terdiri atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit). Jenis neuron, yaitu neuron sensorik (aferen), neuron motorik (eferen), neuron konektor (interneuron). Sel penunjang (sel neuroglial), meliputi astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependimal.



  



       



Gerakan dapat dibedakan dua macam, yaitu gerak sadar dan gerak refleks. Mekanisme penghantaran impuls, meliputi tahap istirahat (polarisasi), tahap depolarisasi, dan tahap repolarisasi. Sistem saraf pusat (SSP), meliputi otak (serebral) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak dan medula spinalis dilindungi lapisan meninges yang terdiri atas pia mater, araknoid, dan dura mater. Bagian-bagian otak meliputi serebrum (otak besar), diensefalon (bagian talamus, hipotalamus, epitalamus), sistem limbik (rhinencephalon), mesensefalon (otak tengah), pons Varolii (jembatan Varol), serebelum (otak kecil), medula oblongata, dan formasi retikuler. Sistem saraf tepi (SST), terdiri atas jaringan saraf yang berada di luar otak dan di luar medula spinalis, meliputi saraf kranial dan saraf spinal. Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon. Kelenjar endokrin, meliputi hipofisis (pituitari), tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, pineal, dan timus. Sistem indera, meliputi indera penglihat (mata), pembau (hidung), pengecap (lidah), pendengar (telinga), dan peraba (kulit). Gangguan sistem saraf: meningitis, ensefalitis, neuritis, rasa baal dan kesemutan, epilepsi, alzheimer, dan gegar otak. Gangguan sistem hormon:gigantisme, kerdil, akromegali, hipotiroidisme, hipertiroidisme, dan diabetes mellitus. Gangguan sistem indera: polip, sinusitis, hiposmia, tuli, mastoiditis, buta warna, katarak, rabun senja, presbiopia, miopia, hipermetropia. NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif). Tiga golongan NAPZA, yaitu stimulan, depresan, dan halusinogen. Dampak buruk penyalahgunaan NAPZA: gangguan fisik (gangguan jantung dan paru-paru), psikologis (penurunan berpikir rasional), pemborosan ekonomi, rusaknya hubungan sosial.



3. Materi Prinsip  Sistem saraf, hormon, dan indera bekerja bersam-sama membentuk sistem koordinasi.  NAPZA dapat mempengaruhi dan mengganggu kerja sistem koordinasi. 4. Materi Prosedural  Menentukan area kepekaan lidah terhadap rasa. D. Metode Pembelajaran  Presentasi siswa  Diskusi kelas  Praktikum/ Eksperimen  Problem based learning (PBL)  Discovery learning (penemuan)  Kuis E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke-1



No



Kegiatan Belajar



1



Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).  Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).  Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang pengertian sistem koordinasi terutama sistem saraf.  Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi tentang sistem koordinasi, agar tetap berfungsi dengan baik. Bagaimana sistem saraf dapat bekerja untuk mengendalikan gerak sadar dan refleks untuk melindungi organ tubuh.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.



2



Kegiatan inti 150 a. Mengamati  Guru mengajak murid untuk memperagakan dan membedakan gerak sadar dengan gerak refleks.  Guru mengajak murid untuk mengamati gambar otak dan sumsum tulang belakang. b. Menanya  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Bagaimana mekanisme penghantaran impuls (rangsang) dari reseptor (indera) hingga terjadi gerakan tubuh? Apa fungsi otak? Apa fungsi sumsum tulang belakang?  Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara. c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi  Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4 orang).  Guru memberikan lembaran berisi suatu subtopik permasalahan tertentu kepada setiap kelompok, yaitu tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.  Setiap kelompok melakukan studi literatur atau browsing internet tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf



Waktu (menit) 15



tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf. d. Mengasosiasikan  Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.  Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point sesuai dengan pembahasan subtopik yang diberikan oleh guru, dilengkapi dengan pertanyaan kuis. e. Mengomunikasikan  Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan subtopik tertentu tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.  Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat, misalnya tentang tentang mekanisme penghantaran impuls.  Guru memberikan informasi tambahan sebagai pengembangan materi yang dibahas, misalnya menganjurkan memakai helm saat berkendaraan untuk melindungi otak dari kecelakaan.  Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi nilai. 3



Penutup 15  Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.  Refleksi: Memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.



 



Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri (halaman 356). Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem indra (halaman 378); praktikum menentukan area kepekaan lidah (halaman 384 – 386).



2. Pertemuan ke-2 No



Kegiatan Belajar



1



Pendahuluan  Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.  Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).  Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).  Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang alat panca indra dan fungsinya. Bagaimana cara mengatasi bila terjadi gangguan, misalnya kurang pendengaran, kurang bisa melihat dengan jelas.  Memotivasi: - Guru menanyakan kesiapan anak untuk praktikum menentukan area kepekaan rasa pada lidah. - Menanyakan mengapa kita kurang bisa merasakan kelezatan makanan pada saat sedang flu.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.



2



Kegiatan inti 150 a. Mengamati  Guru mengajak murid untuk mengamati gambar lidah atau mengamati lidah temannya. b. Menanya  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apa fungsinya lidah? Mengapa permukaan lidah kasar seperti handuk? Mengapa kita bisa merasakan pahitnya obat? Apakah semua area lidah peka terhadap semua rasa?  Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara. c. Mengumpulkan data/ Eksperimen  Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan praktik.  Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi



Waktu (menit) 15



  



kesempatan untuk menanya bila tidak paham. Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja praktikum. Siswa secara berkelompok melakukan praktikum menentukan area kepekaan rasa pada lidah (halaman 384 – 386). Siswa diberikan tugas untuk browsing di internet tentang indra pengecap (lidah), indra penglihat mata), pembau (hidung), indra pendengar (telinga), dan indra peraba (kulit).



d. Mengasosiasikan  Setiap kelompok menganalisis data hasil eksperimen menentukan area kepekaan rasa pada lidah.  Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet tentang indra pengecap (lidah), indra penglihat mata), pembau (hidung), indra pendengar (telinga), dan indra peraba (kulit).  Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point tentang indra pengecap (lidah), indra penglihat mata), pembau (hidung), indra pendengar (telinga), dan indra peraba (kulit). e. Mengomunikasikan  Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil eksperimen menentukan area kepekaan rasa pada lidah.  Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang area kepekaan rasa pada lidah.  Diskusi kelas tentang indra pengecap (lidah), indra penglihat mata), pembau (hidung), indra pendengar (telinga), dan indra peraba (kulit). 3



Penutup 15  Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang indra pengecap (lidah), indra penglihat mata), pembau (hidung), indra pendengar (telinga), dan indra peraba (kulit).  Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan indra pengecap (lidah), indra penglihat mata), pembau (hidung), indra pendengar (telinga), dan indra peraba (kulit).  Tindak lanjut: Membuat laporan tertulis hasil eksperimen menentukan area kepekaan rasa pada lidah.  Rencana pembelajaran selanjutnya: Diskusi tentang pengaruh NAPZA terhadap sistem koordinasi; sistem



endokrin. 3. Pertemuan ke-3 1 Pendahuluan 15  Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).  Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).  Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang pengertian NAPZA.  Memotivasi: Guru menjelaskan kepada siswa bahwa sudah banyak korban penyalahgunaan NAPZA di masyarakat. Menanyakan kepada siswa, mengapa penyalahgunaan NAPZA dapat merusak masa depan para remaja.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2



Kegiatan inti 150  Mengamati  Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4 orang).  Guru menunjukkan gambar-gambar/ film video tentang kasus penyalahgunaan NAPZA. 



Menanya  Setiap kelompok disuruh menuliskan beberapa perumusan masalah berkaitan dengan penyalahgunaan NAPZA di masyarakat.







Mengumpulkan data/ Eksplorasi  Setiap kelompok melakukan studi literatur atau browsing internet tentang jenis NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan NAPZA.  Siswa juga diberikan tugas studi literatur atau browsing internet tentang sistem endokrin (hormon) dan abnormalitas sekresi hormon.



 Mengasosiasikan  Setiap kelompok menganalisis informasi, berdiskusi, dan menyusun jawaban permasalahan tentang jenis NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan NAPZA.  Setiap kelompok menyusun rangkuman materi tentang sistem endokrin (hormon) dan abnormalitas sekresi hormon. 



Mengomunikasikan  Diskusi kelas, setiap kelompok presentasi tentang jenis NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan NAPZA.



  



3



Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat siswa tentang jenis NAPZA dan dampak penyalahgunaan NAPZA. Guru memberikan tambahan informasi tentang kiat-kiat untuk menghindari penyalahgunaan NAPZA. Setiap kelompok menyerahkan rangkuman tertulis tentang sistem endokrin (hormon) dan abnormalitas sekresi hormon.



Penutup 15  Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang jenis NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan NAPZA.  Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan jenis NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan NAPZA.  Tindak lanjut: mengerjakan tugas mandiri membuat poster, stiker, atau leaflet untuk kampanye anti narkoba (halaman 393).  Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem reproduksi (halaman 340).



F. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmuilmu Alam (MIA), Bab 9. 2. Bahan ajar:  Bahan presentasi dan gambar sistem koordinasi.  Bahan praktikum: larutan gula, garam, air jeruk nipis, ekstrak daun pepaya, cabe, minuman sirup beraroma pandan/vanili, dan air tawar. 3. Alat:  Komputer/LCD, VCD/CD player.  Cotton bud, kertas tisu, sendok kecil. G. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR). b. Ulangan harian. Contoh soal:  Gambarkan skema neuron lengkap dengan bagian-bagiannya.  Jelaskan perbedaan penjalaran impuls antara gerak sadar dengan gerak refleks.  Apakah perbedaan sistem hormon dengan sistem saraf?  Gambarkan skema area kepekaan rasa pada lidah.  Jelaskan dampak penyalahgunaan NAPZA jenis alkohol dan ekstasi.



2. Psikomotorik: Praktik di laboratorium: Menentukan area kepekaan rasa pada lidah. Presentasi kelompok 3. Afektif: Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan praktikum di laboratorium. INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK Indikator Aspek penilaian Judul kegiatan Tanggal Penilaian Kelas No



Nama Siswa



: Melakukan percobaan untuk menentukan area kepekaan lidah terhadap rasa. : Psikomotorik : Indra pengecap. : :



Aspek yang dinilai Persiapan alat dan bahan



Skor



Kesesuaian pelaksanaan dengan cara kerja



Kontribusi dalam teman kelompok



Nilai



Laporan praktikum (indra pengecap)



1 2 3



INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PEMBUATAN MEDIA INFORMASI Indikator : Membuat poster, stiker, leaflet untuk kampanye anti narkoba di lingkungan sekolah atau masyarakat. Aspek penilaian Judul kegiatan Tanggal Penilaian Kelas No



Nama Siswa



: Psikomotorik : Pembuatan media informasi (poster, stiker, atau leaflet) untuk kampanye anti narkoba. : : Kelom pok



Aspek yang dinilai dalam poster/stiker/leaflet Kesesuaian isi dengan tema



Model/Bentuk/ Perpaduan warna



Susunan Kalimat



1 2 3



INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI



Ketepatan waktu penyelesaian/ pengumpulan



Skor



Nilai



Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang sistem koordinasi. Tanggal Penilaian: Kelas : No



Kelom pok



Nama Siswa



Aspek yang dinilai Materi Kerja sama presentasi dalam kelompok



Skor Keaktifan



Nilai



Ketrampilan dalam mengemukakan pendapat



1 2 3



INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP Materi : Sistem Koordinasi. Kelas/Semester: Hari/Tanggal : No



Nama



Disiplin



Kerjasama



Kejujuran



Kepedulian



Tanggung jawab



Skor



1 2 3



Banjarmasin, 16 Juli 2021 Mengetahui, Kepala Madrasah



Guru Mata Pelajaran



Abdul Hadi, M.PKim. NIP. 196908041996031004



Nazila Rahmatina, M.Pd NIP. 198107192005012009



Nilai



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor : 10 Kelas / Semester : XI / 2 Materi Pembelajaran : Sistem Reproduksi Alokasi Waktu : 12 X 45 menit Jumlah Pertemuan : 3 kali A. Kompetensi Dasar (KD) 3.12 Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam system reproduksi manusia 3.13 Menganalisis penerapan prinsip reproduksi pada manusia dan pemberian ASI ekslusif dalam program keluarga berencana sebagai upaya meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) 4.12 Menyajikan hasil analisis tentang dampak pergaulan bebas, penyakit dan kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia serta teknologi sistem reproduksi. 4.13 Menyajikan karya tulis tentang pentingnya menyiapkan generasi terencana untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.12.1 Merinci organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan wanita. 3.12.2 Menjelaskan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan wanita. 3.12.3 Menjelaskan fungsi hormon kelamin pada laki-laki dan wanita. 3.12.4 Menjelaskan tahapan proses gametogenesis pada laki-laki dan wanita dengan menggunakan charta. 3.12.5 Menjelaskan siklus menstruasi dengan menggunakan charta. 3.12.6 Menjelaskan proses fertilisasi, kehamilan (gestasi), dan persalinan 3.12.7 Mengemukakan contoh teknologi dalam sistem reproduksi. 3.10.3 Menganalisa faktor-faktor laktasi. 3.10.4 Menjelaskan hubungan metode kontrasepsi dengan program kependudukan dan KB. 4.13.1 Menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem reproduksi melalui media presentasi dan diskusi. 4.14.1 Membuat majalah dinding tentang dampak dari pernikahan usia dini dan perilaku negatif berkaitan dengan sistem reproduksi. 2.10.5 Membuat poster atau leaflet untuk kampanye tentang pentingnya ASI eksklusif bagi bayi. B. Tujuan Pembelajaran Afektif: 1. Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem reproduksi manusia. 2. Siswa dapat menunjukkan sikap berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai dengan data dan fakta, disiplin, dan bekerjasama dalam melaksanakan komitmen pencegahan seks bebas (seks pranikah).



3. Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan masyarakat dengan menerapkan prinsip menjaga kesehatan sistem reproduksi agar dapat berfungsi dengan baik dan tanggung jawab. Kognitif: 1. Siswa dapat merinci organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan wanita. 2. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan wanita. 3. Siswa dapat menjelaskan fungsi hormon kelamin pada laki-laki dan wanita. 4. Siswa dapat menjelaskan tahapan proses gametogenesis pada laki-laki dan wanita dengan menggunakan charta. 5. Siswa dapat menjelaskan siklus menstruasi dengan menggunakan charta. 6. Siswa dapat menjelaskan proses fertilisasi, kehamilan (gestasi), dan persalinan. 7. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor laktasi. 8. Siswa dapat mengemukakan contoh teknologi dalam sistem reproduksi. 9. Siswa dapat menjelaskan hubungan metode kontrasepsi dengan program kependudukan dan KB. Psikomotorik: 1. Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem reproduksi melalui media presentasi dan diskusi. 2. Siswa dapat membuat poster atau leaflet untuk kampanye tentang pentingnya ASI eksklusif bagi bayi. 3. Siswa dapat membuat majalah dinding tentang dampak dari pernikahan usia dini dan perilaku negatif berkaitan dengan sistem reproduksi. C. Materi Pembelajaran 1. Materi Fakta:  Manusia bereproduksi untuk melestarikan jenisnya melalui kelahiran anakanaknya. Reproduksi melibatkan sistem reproduksi laki-laki dan wanita. Terdapat perbedaan sistem reproduksi laki-laki dengan wanita.  Teknologi mengatasi gangguan atau masalah dalam sistem reproduksi, misalnya teknik bayi tabung.  Reproduksi mempengaruhi jumlah penduduk di suatu negara, sehingga diperlukan metode kontrasepsi dalam program kependudukan dan KB (keluarga berencana). Sistem reproduksi laki-laki dan wanita



Gangguan reproduksi



sistem



Teknologi sistem reproduksi



Metode kontrasepsi dalam program KB



2. Materi Konsep  Organ reproduksi laki-laki meliputi skrotum, testis, saluran pengeluaran (epididimis, saluran vas deferens, saluran ejakulasi/duktus ejakulatorius, uretra), kelenjar asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar Cowper, kelenjar bulbouretral), dan penis.  Hormon kelamin laki-laki meliputi hormon testiskular (testosteron, androstenedion, dihidro-testosteron/DHT, inhibin); hormon hipofisis (FSH, LH/ICSH), dan hormon hipotalamus (GnRH).  Sistem reproduksi wanita terdiri atas organ yang terletak di dalam tubuh (ovarium, tuba fallopi/tuba uterina/ oviduk, uterus, vagina) dan organ di luar tubuh (vulva/pudendum dengan bagian mons pubis, labia mayora/bibir besar, labia minora/bibir kecil, klitoris, vestibula, orifisium uretra, mulut vagina).  Hormon kelamin wanita, meliputi estrogen, progesteron, LH, FSH, GnRH, HCG, laktogen plasenta (HPL/somatomammotropin korionik), tirotropin korionik, relaksin, prolaktin, oksitosin, CRH, prostaglandin.  Siklus menstruasi terdiri atas siklus ovarium (fase folikular dan fase luteal) dan siklus endometrium uterus (fase menstruasi/haid, fase proliferasi, fase sekretori/progestasi).  Gangguan sistem reproduksi wanita, contohnya dismenore, penyakit radang panggul (PRP), kanker payudara, amenore, ovarium polikistik, kanker vagina, kanker serviks, kanker ovarium, endometriosis, penyempitan tuba fallopi, mola hidatidosa (hamil anggur), mioma uteri (uterine myoma).  Gangguan sistem reproduksi laki-laki, contohnya disfungsi ereksi (impotensi), ginekomastia, kanker penis, hipogonadisme, kriptorkidisme, uretritis (radang







uretra), epididimitis (radang epididimis), orkitis (radang testis), prostatitis (radang kelenjar prostat). Metode kontrasepsi, contohnya sistem kalender, koitus interuptus, kontrasepsi kimiawi (jeli, busa, krim, supositoria spermisida), diafragma, kondom, sterilisasi (vasektomi dan tubektomi), pencegahan ovulasi (pil KB, susuk KB, suntik KB), penghambatan implantasi (IUD/AKDR).



3. Materi Prinsip  Untuk dapat bereproduksi, diperlukan sistem reproduksi baik laki-laki maupun wanita.  Pendidikan seks untuk para remaja sangat penting agar mereka mengenal dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri, serta menghindari seks bebas (seks pranikah). 4. Materi Prosedural  Membuat majalah dinding dengan tema: Dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi. D. Metode Pembelajaran  Presentasi siswa  Diskusi kelas  Problem based learning (PBL) E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke-1 No



Kegiatan Belajar



1



Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).  Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).  Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang tujuan manusia melakukan reproduksi.  Memotivasi: Guru menanyakan perbedaan anatomi antara sistem reproduksi laki-laki dengan wanita.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.



2



Kegiatan inti 150 a. Mengamati  Guru mengajak murid untuk mengamati gambar anatomi sistem reproduksi laki-laki. b. Menanya  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apakah fungsi dari organ-organ



Waktu (menit) 15







reproduksi laki-laki? Bagaimana mekanisme pembentukan spermatozoid? Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.



c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi  Guru menugaskan kelompok untuk studi literatur/ browsing internet tentang anatomi dan fungsi organorgan penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon kelamin laki-laki, dan spermatogenesis.  Setiap kelompok melakukan studi literatur/ browsing internet tentang anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon kelamin laki-laki, dan spermatogenesis. d. Mengasosiasikan  Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet tentang anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon kelamin laki-laki, dan spermatogenesis.  Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point sesuai dengan subtopik yang diberikan oleh guru tentang. e. Mengomunikasikan  Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan tentang anatomi dan fungsi organorgan penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon kelamin laki-laki, dan spermatogenesis (sesuai dengan subtopik yang diberikan guru).  Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon kelamin laki-laki, dan spermatogenesis.  Guru memberikan informasi tambahan sebagai pengembangan materi yang dibahas, misalnya tentang skema spermatogenesis. 3



Penutup 15  Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon, dan gametogenesis pada laki-laki.  Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem reproduksi laki-laki.  Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk membaca dan menerapkan isi materi pada fitur Bio Supleman tentang



pendidikan seks untuk remaja (halaman 428 – 429).  Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem reproduksi wanita (halaman 408 – 414).



2. Pertemuan ke-2 No



Kegiatan Belajar



1



Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).  Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).  Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang peranan sistem reproduksi wanita.  Memotivasi: Guru menyampaikan bahwa sistem reproduksi pada wanita lebih kompleks bila dibandingkan pada lakilaki, karena fungsinya dalam kehamilan sampai menyusui anaknya.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.



2



Kegiatan inti 150 a. Mengamati  Guru mengajak murid untuk mengamati anatomi sistem reproduksi wanita. b. Menanya  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Di manakah tempat tumbuhnya bayi? Mengapa wanita mengalami menstruasi? Bagaimana wanita melahirkan anaknya?  Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara. c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi  Guru menugaskan kelompok untuk studi literatur/ browsing internet tentang anatomi dan fungsi organorgan penyusun sistem reproduksi wanita, hormon kelamin wanita, oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan, kelahiran, terjadinya anak kembar, dan laktasi.  Setiap kelompok melakukan studi literatur/ browsing internet tentang anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi wanita, hormon kelamin wanita, oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi,



Waktu (menit) 15



kehamilan, kelahiran, terjadinya anak kembar, dan laktasi. d. Mengasosiasikan  Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet tentang anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi wanita, hormon kelamin wanita, oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan, kelahiran, terjadinya anak kembar, dan laktasi.  Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point sesuai dengan subtopik yang diberikan oleh guru tentang. e. Mengomunikasikan  Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan tentang anatomi dan fungsi organorgan penyusun sistem reproduksi wanita, hormon kelamin wanita, oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan, kelahiran, terjadinya anak kembar, dan laktasi (sesuai dengan subtopik yang diberikan guru).  Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi wanita, hormon kelamin wanita, oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan, kelahiran, terjadinya anak kembar, dan laktasi.  Guru memberikan informasi tambahan sebagai pengembangan materi yang dibahas, misalnya tentang skema oogenesis. 3



Penutup 15  Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi wanita, hormon kelamin wanita, oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan, kelahiran, terjadinya anak kembar, dan laktasi.  Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem reproduksi wanita.  Tindak lanjut: - Penugasan kepada siswa untuk melaksanakan tugas mandiri pembuatan poster/ leaflet untuk kampanye program pemerintah ASI eksklusif (halaman 424). - PR kelompok: membuat majalah dinding tentang dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi (halaman 426).  Rencana pembelajaran selanjutnya: Diskusi dampak



negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi, gangguan dan teknologi sistem reproduksi, metode kontrasepsi dalam KB (keluarga berencana). 3. Pertemuan ke-3 1



Pendahuluan 15  Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).  Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).  Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang beritaberita pelecehan seksual yang terjadi di masyarakat.  Memotivasi: Guru menanyakan PR kelompok pembuatan majalah dinding dengan topik permasalahan dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.



2



Kegiatan inti 150 a. Mengamati  Guru menyuruh semua kelompok memajang/ memamerkan majalah dinding yang telah dibuat sebelumnya.  Seluruh siswa disuruh membaca artikel-artikel yang terdapat di majalah dinding.  Guru juga menyuruh siswa mengamati gambar-gambar gangguan sistem reproduksi, seperti tumor/ kanker leher rahim, pertumbuhan mioma pada leher rahim, dan metode kontrasepsi. b. Menanya  Setiap kelompok disuruh menuliskan pertanyaan/ masalah terhadap isi artikel-artikel pada majalah dinding kelompok lainnya, gangguan sistem reproduksi, dan metode kontrasepsi.  Pertanyaan/ masalah dari suatu kelompok diberikan ke kelompok lainnya. c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi  Setiap kelompok mempersiapkan jawaban pertanyaan berkaitan dengan isi artikel majalah dinding (dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi).  Setiap kelompok melakukan studi literatur/ browsing



internet tentang gangguan reproduksi, dan metode kontrasepsi. d. Mengasosiasikan  Diskusi dalam kelompok untuk menyusun jawabanjawaban pertanyaan/ maslah dari kelompok lain. e. Mengomunikasikan  Diskusi kelas, masing-masing kelompok mengemukakan jawaban pertanyaan yang diberikan dari kelompok lain.  Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi, gangguan reproduksi, dan metode kontrasepsi.  Guru memberikan tambahan informasi agar siswa tidak melakukan pernikahan dini, tidak melakukan perilaku negatif berkaitan dengan sistem reproduksi, tidak melakukan coitus pranikah, dan selalu waspada atau menjaga diri agar tidak menjadi korban pelecehan seksual. 3



Penutup 15  Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang tentang dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi, gangguan reproduksi, dan metode kontrasepsi.  Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan tentang dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi, gangguan reproduksi, dan metode kontrasepsi.  Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal uji kompetensi (halaman 430 – 433).  Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh (halaman 434).



F. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmuilmu Alam (MIA), Bab 10. 2. Bahan ajar:



 



Bahan presentasi dan gambar sistem reproduksi. Bahan pembuatan majalah dinding: lembaran kertas berisi materi tentang dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi.



3. Alat:  Komputer/LCD, VCD/CD player.  Gunting, spidol berwarna, pensil, lem. G. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR). b. Ulangan harian. Contoh soal:  Pada sistem reproduksi, spermatogenesis terjadi di bagian ...........dan oogenesis terjadi di bagian..........  Pada sistem reproduksi wanita, fertilisasi terjadi di bagian...........dan implantasi zigot terjadi di bagian..........  Hormon yang dapat ditemukan dalam urine ibu yang sedang hamil adalah....  Saat terjadi ovulasi, folikel dalam ovarium akan membebaskan....  Saluran reproduksi laki-laki yang dipotong saat dilakukan vasektomi, adalah.... 4. Psikomotorik: Praktik pembuatan majalah dinding dengan tujuan:  Mengetahui dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Presentasi 5. Afektif: Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas maupun di luar kelas. INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PEMBUATAN MEDIA INFORMASI Indikator : Membuat poster atau leaflet untuk kampanye tentang pentingnya ASI eksklusif bagi bayi. Aspek penilaian Judul kegiatan Tanggal Penilaian Kelas No



Nama Siswa



: Psikomotorik : Pembuatan media informasi (poster/leaflet) untuk kampanye program ASI eksklusif. : : Kelom pok



Aspek yang dinilai dalam poster/stiker/leaflet Kesesuaian



Model/Bentuk/



Susunan



Ketepatan



Skor



Nilai



isi dengan tema



Perpaduan warna



Kalimat



waktu penyelesaian/ pengumpulan



1 2 3



INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PEMBUATAN MEDIA INFORMASI Indikator : Membuat majalah dinding tentang dampak dari pernikahan usia dini dan perilaku negatif berkaitan dengan sistem reproduksi. Aspek penilaian Judul kegiatan Tanggal Penilaian Kelas No



Nama Siswa



: Psikomotorik : Pembuatan majalah dinding dengan topik dampak dari pernikahan usia dini dan perilaku negatif berkaitan dengan sistem reproduksi. : :



Kelom pok



Aspek yang dinilai dalam kegiatan pembuatan majalah dinding Presen tasi



Kesesuaian isi dengan tema



Model/ Bentuk/ Perpaduan warna



Susunan Kalimat



Skor



Nilai



Ketepatan waktu penyelesaian/ pengumpulan



1 2 3



INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang sistem reproduksi. Tanggal Penilaian: Kelas : No



Kelom pok



Nama Siswa



Aspek yang dinilai Materi Kerja sama presentasi dalam kelompok



1 2 3



INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP Materi : Sistem Reproduksi. Kelas/Semester: Hari/Tanggal :



Skor Keaktifan



Ketrampilan dalam mengemukakan pendapat



Nilai



No



Nama



Disiplin



Kerjasama



Kejujuran



Kepedulian



Tanggung jawab



Skor



1 2 3



Banjarmasin, 16 Juli 2021 Mengetahui, Kepala Madrasah



Guru Mata Pelajaran



Abdul Hadi, M.PKim. NIP. 196908041996031004



Nazila Rahmatina, M.Pd NIP. 198107192005012009



Nilai



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor : 11 Kelas / Semester : XI / 2 Materi Pembelajaran : Sistem Pertahanan Tubuh Alokasi Waktu : 8 X 45 menit Jumlah Pertemuan : 2 kali A. Kompetensi Dasar (KD) 3.14 Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di dalam tubuh 4.14 Melakukan kampanye pentingnya partisipasi masyarakat dalam program dan immunisasi serta kelainan dalam sistem imun B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.14.1 Menganalisa suatu kasus di masyarakat tentang penyakit imunodefisiensi AIDS berdasarkan kajian literatur. 3.14.2 Menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh. 3.14.3 Merinci komponen dalam respon imunitas. 3.14.4 Menjelaskan mekanisme pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik. 3.14.5 Membuat tabel tentang perbedaan pertahanan nonspesifik dengan pertahanan spesifik. 3.14.6 Menjelaskan interaksi antigen – antibodi. 3.14.7 Menjelaskan berbagai jenis imunitas berdasarkan kajian literatur. 3.14.8 Menunjukkan perbedaan mekanisme respon imunitas humoral dan imunitas selular dengan menggunakan gambar. 3.14.9 Menjelaskan mekanisme respon imunitas humoral dan respon imunitas selular, melalui kegiatan role play (bermain peran). 3.14.10 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh. 4.16.1 4.16.2



Melakukan observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit) untuk menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anak-anak maupun orang dewasa. Menyajikan hasil analisis gangguan sistem pertahanan tubuh melalui media presentasi dan diskusi.



C. Tujuan Pembelajaran Afektif: 1. Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem pertahanan tubuh. 2. Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan masyarakat dengan menerapkan prinsip menjaga kesehatan sistem pertahanan tubuh. Kognitif: 1. Siswa dapat menganalisa suatu kasus di masyarakat imunodefisiensi AIDS berdasarkan kajian literatur. 2. Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh. 3. Siswa dapat merinci komponen dalam respon imunitas.



tentang



penyakit



4. Siswa dapat menjelaskan mekanisme pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik. 5. Siswa dapat membuat tabel tentang perbedaan pertahanan nonspesifik dengan pertahanan spesifik. 6. Siswa dapat menjelaskan interaksi antigen – antibodi. 7. Siswa dapat menjelaskan berbagai jenis imunitas berdasarkan kajian literatur. 8. Siswa dapat menunjukkan perbedaan mekanisme respon imunitas humoral dan imunitas selular dengan menggunakan gambar. 9. Siswa dapat menjelaskan mekanisme respon imunitas humoral dan respon imunitas selular, melalui kegiatan role play (bermain peran). 10. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh. Psikomotorik: 1. Siswa dapat melakukan observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit) untuk menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anak-anak maupun orang dewasa. 2. Siswa dapat menyajikan hasil analisis gangguan sistem pertahanan tubuh melalui media presentasi dan diskusi. D. Materi Pembelajaran 1. Materi Fakta:  Sistem pertahanan tubuh pada manusia meliputi kulit, membran mukosa, rambut hidung dan silia, cairan sekresi dari kulit dan membran mukosa, inflamasi, sel-sel fagosit, protein antimikroba, limfosit, dan antibodi.  Sistem pertahanan tubuh bisa mengalami gangguan, seperti alergi, AIDS dan SSJ (Sindrom Steven Johnson).  Imunitas dapat ditingkatkan melalui program imunisasi. Komponen sistem pertahanan tubuh



Gangguan sistem pertahanan tubuh



Alergi Program imnunisasi



AIDS



SSJ



2. Materi Konsep  Fungsi sistem pertahanan tubuh: mengenal, menghancurkan, menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh.  Mekanisme pertahanan tubuh dibedakan 2 macam: pertahanan nonspesifik (alamiah/ nonadaptif/ bawaan lahir) dan pertahanan spesifik (didapat).  Pertahanan nonspesifik: barier fisik, kimia, dan mekanik terhadap agen infeksi (kulit, membran mukosa, cairan tubuh yang mengandung zat anti mikroba, air mata, urine, saliva); fagositosis (dilakukan oleh neutrofil dan makrofag); inflamasi (peradangan); serta zat antimikroba nonspesifik yang diproduksi tubuh (interferon, komplemen).  Pertahanan spesifik dibedakan 2 macam: imunitas yang diperantarai antibodi (imunitas humoral) dan imunitas yang diperantarai oleh sel (imunitas selular).  Mekanisme pengikatan antibodi – antigen dengan 4 cara: fiksasi komplemen (aktivasi sistem komplemen), netralisasi, aglutinasi (penggumpalan), presipitasi (pengendapan).  Jenis imunitas: imunitas aktif (alami, buatan) dan imunitas pasif (alami, buatan).  Leukosit (sel darah putih) yang berperanan dalam pertahanan tubuh: limfosit, neutrofil, monosit (makrofag), eosinofil, basofil.  Sel-sel yang terlibat dalam respon imunitas: sel B (limfosit B), sel T (limfosit T), makrofag, sel pembunuh alami (NK/natural killer).  Faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh: genetis (keturunan), fisiologis, stres, usia, hormon, olahraga, tidur, nutrisi, paparan zat berbahaya, racun tubuh, penggunaan obat-obatan.  Gangguan sistem pertahanan tubuh: hipersentivitas (alergi), penyakit autoimun, dan imunodefisiensi. 3. Materi Prinsip







Sistem pertahanan tubuh (sistem imunitas) berperanan dalam mengenal, menghancurkan, menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh.



4. Materi Prosedural  Observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit) untuk menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anak-anak maupun orang dewasa. E. Metode Pembelajaran  Presentasi siswa  Diskusi kelas  Role play (bermain peran)  Observasi  Kuis F. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke-1 No



Kegiatan Belajar



1



Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).  Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).  Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang pengertian sistem pertahanan tubuh.  Memotivasi: Guru menyampaikan pentingnya mempelajari sistem pertahanan tubuh, agar dapat mencegah gangguan sistem pertahanan tubuh, dan dapat memiliki pertahanan tubuh yang kuat.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.



2



Kegiatan inti 150 a. Mengamati  Guru mengajak murid untuk membaca kisah nyata anak balita penderita AIDS. b. Menanya  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apakah penyakit AIDS tersebut? Mengapa penderita AIDS badannya sangat kurus? Apakah penderita AIDS kehilangan sistem pertahanan tubuh?  Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.



Waktu (menit) 15



c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi  Siswa duduk secara berkelompok (3 – 5 siswa) diberikan tugas melakukan kajian literatur/ browsing di internet sesuai dengan subtopik yang diberikan oleh guru, yaitu tentang pertahanan nonspesifik (alamiah) dan pertahanan spesifik (adaptif). d. Mengasosiasikan  Diskusi dalam kelompok untuk menganalisis pertahanan nonspesifik (alamiah), yaitu pertahanan fisik, kimia, dan mekanis terhadap agen infeksi; fagositosis; inflamasi (peradangan); zat antimikroba nonspesifik (interferon dan komplemen).  Diskusi dalam kelompok untuk menganalisis pertahanan spesifik, yaitu komponen respons imunitas spesifik; interaksi antibodi-antigen; dan jenis imunitas.  Masing-masing kelompok menyiapkan bahan presentasi sesuai dengan subtopik dilengkapi dengan soal-soal kuis. e. Mengomunikasikan  Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil pembahasan tentang pertahanan nonspesifik (alamiah) dan pertahanan spesifik.  Setelah presentasi, setiap kelompok membacakan soalsoal kuis untuk dijawab oleh siswa dan langsung diberikan nilai oleh kelompok penyaji presentasi (penilaian teman sejawat).  Guru memberikan tambahan informasi.  Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat. 3



Penutup 15  Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang pertahanan nonspesifik (alamiah) dan spesifik.  Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem pertahanan nonspesifik (alamiah) dan spesifik.  Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk melakukan tugas mandiri, yaitu observasi ke klinik berkaitan dengan program pelayanan masyarakat tentang imunisasi (halaman 447).  Rencana pembelajaran selanjutnya: role play (bermain peran) dengan topik mekanisme respon imunitas humoral dan seluler (halaman 451 – 452); faktor yang mempengaruhi pertahanan tubuh; dan gangguan sistem pertahanan tubuh.



2. Pertemuan ke-2 1



2



Pendahuluan 15  Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).  Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).  Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang fungsi sel-sel yang terlibat dalam respons imunitas.  Memotivasi: Guru menanyakan persiapan siswa untuk bermain peran (role play).  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti 150  Guru membagi kelompok. Setiap kelompok memiliki anggota 10 orang yang akan bermain peran dengan tema yang ditentukan oleh guru, yaitu mekanisme respons imunitas humoral, atau respons imunitas seluler.  Siswa duduk berkumpul dengan kelompoknya. a. Mengamati  Kelompok diberikan tugas mempelajari skema mekanisme respons imunitas humoral, atau respons imunitas seluler. b. Menanya  Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk menanya, misalnya: Apakah peranan makrofag? Apa yang dihasilkan sel plasma? Apa yang dihasilkan sel T? c. Mengumpulkan data  Siswa anggota kelompok membagi tugas untuk bermain peran, misalnya sebagai sel T sitotoksik, sel T helper, atau sel T supresor, dan lain-lain.  Kelompok menyusun skenario sesuai dengan tema.  Siswa mempelajari perannya masing-masing dan memasang label/name tag. d. Mengasosiasikan  Siswa anggota kelompok melakukan latihan untuk memahami perannya masing-masing dalam bermain peran dengan tema mekanisme respons imunitas humoral, atau respons imunitas seluler. e. Mengomunikasikan  Kelompok tampil bermain peran sesuai dengan tema.  Setelah permainan selesai, siswa bisa menanggapi dan



 



3



menanya hal-hal yang kurang dipahami. Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat, misalnya tentang perbedaan peranan MHC kelas I dengan MHC kelas II. Dilanjutkan diskusi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh dan gangguan sistem pertahanan tubuh.



Penutup 15  Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang mekanisme respons imunitas humoral dan imunitas seluler.  Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan mekanisme respons imunitas humoral dan imunitas seluler.  Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan uji kompetensi (halaman 456 – 460).  Rencana pembelajaran selanjutnya: Ulangan Kenaikan Kelas (UKK).



G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmuilmu Alam (MIA), Bab 11. 2. Bahan ajar:  Bahan presentasi dan gambar sistem pertahanan tubuh.  Bahan pembuatan asesoris/ label/name tag untuk bermain peran: kertas karton putih/ berwarna. 3. Alat:  Komputer/LCD, VCD/CD player.  Spidol, gunting, peniti, lem. H. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR). b. Ulangan harian. Contoh soal:  Sebutkan 4 macam komponen dalam mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik.  Jelaskan penyakit autoimun, dan sebutkan contohnya.  Leukosit yang berperan dalam pertahanan tubuh, adalah......,........,......., dan........  Untuk menyembuhkan luka akibat gigitan ular dengan cepat, sebaiknya digunakan....  Sistem pertahanan tubuh dipengaruhi oleh faktor.............,.............., dan.............. 2. Psikomotorik:



  



Melakukan observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit) untuk menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anakanak maupun orang dewasa. Bermain peran (role play). Presentasi.



3. Afektif: Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas maupun di luar kelas. INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN OBSERVASI LAPANGAN Indikator : Melakukan observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit) untuk menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anak-anak maupun orang dewasa. Aspek penilaian Judul kegiatan Tanggal Penilaian Kelas No



Nama Siswa



: Psikomotorik : Observasi lapangan ke rumah sakit tentang imunisasi. : :



Aspek yang dinilai Administrasi surat permohonan observasi lapangan/ proposal



Skor Bukti observasi ( dokumen/ foto)



Nilai



Laporan observasi



1 2 3



INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI Aspek penilaian Judul kegiatan Tanggal Penilaian Kelas No



Kelom pok



: Psikomotorik dan afektif. : Presentasi dan bermain peran tentang sistem pertahanan tubuh. : :



Nama Siswa



Aspek yang dinilai Materi Kerja sama presentasi dalam kelompok



1



2 3 INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP



Skor Keaktifan



Ketrampilan dalam mengemukakan pendapat



Nilai



Materi : Sistem Pertahanan Tubuh. Kelas/Semester: Hari/Tanggal : No



Nama



Disiplin



Kerjasama



Kejujuran



Kepedulian



Tanggung jawab



Skor



1 2 3



Banjarmasin, 16 Juli 2021 Mengetahui, Kepala Madrasah



Guru Mata Pelajaran



Abdul Hadi, M.PKim. NIP. 196908041996031004



Nazila Rahmatina, M.Pd NIP. 198107192005012009



Nilai