RPP Koloid Ok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah



: SMK NEGERI 6 PADANG



Bidang Keahlian



: Kelompok Pariwisata



Program Keahlian



: Tata Busana, A. Perhotelan, T. Kecantikan, Kuliner dan UPW



Mata Pelajaran



: IPA TERAPAN



Kelas/Semester



: X/2



Durasi (Waktu)



: 9 X 30 menit (3 X Pertemuan)



KompetensiDasar



: 3.7. Mengevaluasi sistem koloid 4.7 Melakukan percobaan untuk membuktikan sistem koloid di bidang pariwisata



A. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui kegiatan pembelajaran model Discovery Learning peserta didik dapatmengevaluasi sistem koloid dan melakukan percobaan untuk membuktikan sistem koloid di bidang pariwisatasesuai dengan SOP yang diberikan secara bertanggungjawab. B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan 1 dan 2 1. Guru meminta peserta didik untuk mengecek kerapihan diri dan kebersihan kelas sebelum memulai pelajaran untuk menumbuhkan sikap disiplin dan cinta lingkungan 2. Peserta didik berdoa menurut kepercayaannya masing-masing 3. Guru menayangkan video system koloid dan menjelaskan tentang konsep sistem koloid 4. Peserta didik mengamati video yang ditayangkan (rasa ingin tahu)



5. Guru menanyakan garis besar isi materi video yang ditayangkan 6. Peserta didik menjawab pertanyaan guru (kreatif) 7. Guru memberikan lembaran kerja pada masing-masing peserta didik 8. Peserta didik membaca dan mengerjakan tugas yang ada dalam lembar kerja tersebut (teliti) 9. Peserta



didik



mempresentasikan



hasil



kerjanya



(disiplin



dan



bertanggungjawab) 10. Peserta didik menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru Pertemuan 3 1. Guru meminta peserta didik untuk mengecek kerapihan diri dan kebersihan kelas sebelum memulai pelajaran untuk menumbuhkan sikap disiplin dan cinta lingkungan 2. Peserta didik berdoa, dan membaca Alquran yang terkait dengan pentingnya mempelajari system koloid 3. Guru meminta peserta didik untuk melihat dan mengamati tayangan vidio tentang prosedurpercobaan untuk membuktikan sistem koloid di bidang pariwisata



4. Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok dan membagikan lembar kerja



dan peserta didik mendiskusikan dan mengisi lembar kerja



(kerjasama dan teliti) 5. Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing (kerjasama dan teliti) 6. Peserta didik melakukan percobaan untuk membuktikan sistem koloid di bidang pariwisata (kerjasama dan teliti) 7. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dan percobaan (disiplin dan bertanggungjawab) 8. Peserta didik menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru



C.ASSESMEN 1. Pengetahuan Tes tertulis ( dalam bentuk pilihan ganda ) tentang sistem koloid 2. Keterampilan Penilaian Kinerja Praktek melakukan percobaan



untuk membuktikan sistem koloid dibidang



pariwisata



Disahkan oleh Kepala SMKN 6 Padang



Diperiksa oleh Waka Kurikulum



Padang, Februari 2021 Dibuat oleh Guru Mapel IPA Terapan



Dra.Hj. Sri Wirdani, M.Pd NIP. 196305031989032009



Ita Desnatalia M.Pd NIP. 197212251997022001



Yuhermita, S,Si NIP. 19790723200604 2008



LAMPIRAN PENILAIAN PEMBELAJARAN 1. Teknik dan Bentuk Penilaian Teknik Penilaian  Penilaian Sikap : observasi  Penilaian Pengetahuan : tertulis  Penilaian Keterampilan : kinerja



Bentuk Penilaian Lembar Jurnal tes Pilihan Ganda tes



Lembar Kinerja (proses)



2. Instrumen Penilaian Sikap :



3. Penilaian Pengetahuan KISI KISI TES TERTULIS



Nama Sekolah Kelas/Semester Tahun Pelajaran Paket Keahlian Mata Pelajaran Penilaian



: SMK N 6 Padang : X/Semester II : 2020/2021 : Semua Program Keahlian : IPA TERAPAN : Penilaian Harian 2



KD



IPK



Materi Pokok



Indikator Soal



Level Kogniti



Bentuk Soal



f



Nom or Soal



3.10. Mengeva luasi sistem koloid



 Menje laskan konsep koloid, emulsi dan suspen si  Memb edakan sifat sifat koloid



1. Siswa dapat Mudah menjelaskan p pengertian Koloid koloid, emulsi , dan suspensi emulsi dan suspen -si



 Konse



 Sifatsifat koloid



2. Siswa dapat Sedang membedakan sifat-sifat koloid



Tes tulis (PG)



1, 2



3, 4, 5, 6



Sulit  Mengi dentifi kasi maca mmaca m koloid dibida ng pariwi sa-ta



 Macam macam koloid dibidang pariwi sata



3. Siswa dapat mengidentifik asi macammacam koloid dibidang pariwisata



7, 8, 9 1 0



KD



IPK



Materi Pokok



Indikator Soal



Level Kogniti f



Bentuk Soal



Nom or Soal



INSTRUMEN SOAL



Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar ! 1. Keadaan pertengahan antara campuran dan larutan dan terdiri dari fase disperse dan medium pendispersi disebut .. a. b. c. d. e.



Koloid Larutan Suspensi Garam Asam



2. Suatu sistem koloid partikelnya bersifat antara lain…… a. Memiliki diameter < 0,1 µm b. Cepat mengendap jika didiamkan c. Dapat menyala jika didalamnya dialiri arus listrik d. Dapat terlihat jelas dengan mikroskop ultra tetapi tidak tampak dengan mikroskop biasa e. Tidak dapat terpisah dengan penyaring biasa tetapi dapat terpisah dengan penyaring ultra



3. Penghamburan berkas sinar oleh sistem koloid disebut….. a. Gerak Brown b. Koagulasi c. Efek Tyndall d. Elektroforesis e. Osmosis 4. Gerak Brown terjadi karena a. b. c. d. e.



Gaya gravitasi Tolak menolak antara partikel yang bermuatan sama Tarik menarik antara partikel yang berbeda muatan Tumbukanantara partikel koloid Tumbukan molekul medium dengan partikel koloid



5. Dibandingkan terhadap sel liofil, maka sel liofob……. a. Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan b. Dapat bermigrasi ke anode, katode atau tidak bermigrasi sama sekali c. Memberi efek Tyndall yang kurang jelas d. Lebih mudah dikoagulasikan e. Bersifat reversible



6. Peristiwa koagulasi dapat ditemukan pada peristiwa….. a. Pembuatan agar-agar b. terjadinya berkas sinar c. pembuatan cat d. pembusukan air susu e. terjadinya delta dimuara sungai 7. Dispersi zat cair dalam gas disebut……. a.Sol d.Emulsi b. Buih e.Aerosol cair c. Suspensi 8.System berikut yang tergolong dalam emulsi adalah…… a. Santan b. Tinta c. Air gula d. Cat e. Krim kocok



9.Emulsi padat dalam sistem dispersi terjadi pada keadaan….. a. Zat padat terdispersi dalam zat cair b. Zat cair terdispersi dalam gas c. Gas terdispersi dalam zat cair d. Gas terdispersi dalam zat padat e. Zat cair terdispersi dalam zat padat 10. Alat cuci darah bagi penderita ginjal menerapkan prinsip koloid.. a. Elektroforesis b. Dialisis c. Penyaringan ultra d. Koagulasi e. Efek tyndall



Kunci Jawaban No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Jawaban A E C E D A B A E B Total skor



Skor 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100



Pedoman Penskoran



Skor yang diperoleh Nilai =



x 100 Total skor maksimal (100)



Nilai : ………………..



Lembar Kerja Siswa 1. Judul



: Sistem koloid



2. Tujuan



: Untuk memahami peristiwa penghamburan cahaya pada koloid



3.



Alat dan Bahan : a.



1 buah senter



b.



10 ml air + pasir



c.



10 ml air gula



d.



10 ml air sabun



e.



10 ml susu



f.10 ml tinta g.



8 buah tabung reaksi



h.



1 buah rak tabung reaksi



4.



Cara Kerja : a. Menyiapkan 10 ml suspensi, larutan dan koloid, seperti yang tertera pada alat dan bahan, pada tabung reaksi yang berbeda, diaduk rata, didiamkan sebentar. Kemudian mengamati apakah zat tersebut homogen/heterogen dan stabil atau tidak selama didiamkan. b. Menyinari dan mengarahkan sinarnya pada masing-masing tabung reaksi dengan menggunakan senter. c. Mengamati apakah berkas sinarnya dihamburkan atau tidak oleh larutan atau koloid tersebut dan mencatat hasilnya. d. Menyaring campuran tersebut, dan mengamati mana yang meninggalkan residu.



Pertanyaan: Buatlah laporan dari percobaan ini beserta analisa dan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dalam percobaan ini! INSTRUMEN Petunjuk : Berilah tanda check (√) pada kolom skor No



Komponen / Sub Komponen



A



Persiapan Hadir tepat waktu, berseragam lengkap dan rapi Alat dipersiapkan dengan lengkap dan rapi



Skor 1



2



3



B



Proses Kerja Prosedur



C



Hasil Menguji sifat-sifat asam, basa dan garam



D



Sikap kerja Sikap kerja saat melakukan praktikum



E



Waktu Ketepatan waktu kerja



RUBRIK PENILAIAN No Komponen / Sub Komponen A



Indikator / Kriteria Unjuk Kerja



Skor



Persiapan Hadir tepat waktu, berseragam lengkap dan rapi



Alat dipersiapkan dengan lengkap dan rapi



 Hadir tepat waktu, berseragam lengkap dan rapi  Hadir tepat waktu, berseragam lengkap  Hadir tepat waktu, berseragam tidak lengkap



3



 Alat dipersiapan dengan lengkap dan rapi  Alat dipersiapkan dengan lengkap  Alat dipersiapkan dengan tidak lengkap



3



2 1



2 1



B



Proses kerja Prosedur pengujian asam, basa dan garam



sifat-sifat



 Menunjukkan prosedur pengujian dengan tepat



3



 Menunjukkan prosedur kurang tepat



2



pengujian dengan



1  Menunjukkan pengujian dengan tidak tepat C



Hasil  Menentukan hasil pengamatan dengan tepat



3



 Menentukan kurang tepat



2



hasil



pengamatan



dengan



 Menentukanhasil pengamatan dengan tidak



tepat D



1



Sikap kerja Sikap kerja saat melakukan pengujian sifat-sifat asam, basa dan garam



 Tertib dan rapi saat mempersiapkan, dan melaksanakan dan melaporkan



3



 Tertib dan rapi saat mempersiapkan, dan melaksanakan



2



1  Tertib dan rapi saat mempersiapkan, melaksanakan, atau melaporkan E



Waktu Ketepatan waktu kerja



 Kurangdari 15 menit



3



 1- 20 menit



2 1



 Lebihdari 20 menit



Nilai Perolehan =∑ (



skor perolehan × bobot) skor maksimal



a u T n j B a k i d I c n e P p m o K r s t . C i r U e t M . Larutan, Koloid dan Suspensi



Tu ju an



Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan: 1. Peserta didik dapat menjelaskan definisi dari koloid. 2.



Peserta didik dapat membedakan koloid, larutan dan suspensi.



3.



Peserta didik dapat membedakan macam-macam koloid



4.



Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat koloid.



5.



Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam koloid dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.



I



B .



n d ka i



o t r



e n ca p a i a Setelah mempelajari kegiatanP pembelajaran diharapkan dapat: K o ini anda m p e e t n s



1.



Menjelaskan definisi dari koloid.



2.



Membedakan koloid, larutan dan suspensi.



3.



Membedakan macam-macam koloid



4.



Menjelaskan sifat-sifat koloid.



5.



Menyebutkan macam-macam koloid dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.



C .SEJATI KOLOID, SUSPENSI DAN LARUTAN



U



ai r



an



M a



er t



i



Sebelumnya kita sudah belajar tentang larutan, campuran yang homogen



antara dua macam zat atau lebih. Pada bab ini, kita akan mempelajari koloid. Sistem koloid sebenarnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dengan ukuran tertentu



dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bersinggungan dengan sistem koloid sehingga sangat penting untuk dikaji. Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu juga termasuk koloid. Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya juga berupa koloid, misalnya krim, dan salep yang termasuk emulsi. Dalam industri cat, semen, dan industri karet untuk membuat ban semuanya melibatkan sistem koloid. Semua bentuk seperti spray untuk serangga, cat, hair spray, dan sebagainya adalah juga koloid. Dalam bidang pertanian, tanah juga dapat digolongkan sebagai koloid. Jadi sistem koloid sangat berguna bagi kehidupan manusia.



Gambar 2.1: Contoh larutan, koloid dan suspensi



Sistem Dispersi Dispersi kasar suspensi : partikel zat yang didispersikan berukuran lebih besar dari 100 nm. Dispersi koloid: partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 nm – 100 nm. Dispersi molekuler larutan sejati partikel zat yang didispersikan berukuran lebih kecil dari 1 nm.



Sistem koloid pada hakekatnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.



Koloid merupakan campuran heterogen yang memiliki sifat menyerupai campuran homogeny. Koloid sering dijumpai, yaitu dalam bentuk emulsi. Emulsi sendiri merupakan campuran yang tei-hari yang terdiri atas minyak dan air. Adapun bahan dalam kehidupan sehari-hari yang teremulsikan dapat berupa handbody lotion, krim kecantikan, gel pengharum ruangan,semir ban, dan pembersih noda anti karat di dapur Macam dan sifat Koloid Jenis Koloid Sistem koloid digolongkan berdasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya. -



koloid



yang



mengandung



-



koloid



yang



mengandung



-



fase fase



terdispersi terdispersi



padat cair



koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih.



disebut disebut



sol. emulsi.



Pengelompokkan koloid Berdasarkan pada fase terdispersi dan medium pendisfersinya, sistem koloid dapat digolongkan sebagaimana seperti dalam berikut Macam-macam Koloid 



Aerosol : suatu sistem koloid, jika partikel padat atau cair terdispersi dalam gas. Contoh : debu, kabut, dan awan.







Sol : suatu sistem koloid, jika partikel padat terdispersi dalam zat cair.







Emulsi : suatu sistem koloid, jika partikel cair terdispersi dalam zat cair.







Emulgator : zat yang dapat menstabilkan emulsi dan (Sabun adalah emulgator campuran air dan minyak dan Kasein adalah emulgator lemak dalam air?.







Gel : koloid liofil yang setengah kaku. Gel terjadi jika medium pendispersi di absorbs oleh partikel koloid sehingga terjadi koloid yang agak padat. Larutan sabun dalam air yang pekat dan panas dapat berupa cairan tapi jika dingin membentuk gel yang relatif kaku. Jika dipanaskan akan mencair lagi.



Gambar 2. 2: Contoh koloid



Sifat Koloid a. Efek Tyndall



Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Efek Tyndall merupakan satu bentuk sifat optik yang dimiliki oleh sistem koloid. Pada tahun 1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya dilewatkan pada sistem koloid maka berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang sama dilewatkan pada dilewatkan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak akan tampak. Singkat kata efek Tyndall merupakan efek penghamburan cahaya oleh sistem koloid. Pengamatan mengenai efek Tyndall dapat dilihat pada gambar.



Gambar 2.5 : Hamburan cahaya oleh koloid



Dalam kehidupan sehari-hari, efek Tyndall dapat kita amati seperti: 



Di bioskop, jika ada asap mengepul maka cahaya proyektor akan terlihat lebih terang.







Di daerah berkabut, sorot lampu mobil terlihat lebih jelas.







Sinar matahari yang masuk melewati celah ke dalam ruangan berdebu, maka partikel debu akan terlihat dengan jelas.



Gambar 2.6 : Hamburan cahaya oleh asap



Hamburan cahaya oleh asap b. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid. Sistem koloid juga mempunyai sifat kinetik selain sifat optic yang telah dijelaskan diatas. Sifat kinetik ini dapat terjadi karena disebabkan oleh gerakan termal dan gravitasi. Dua hal ini menyebabkan sistem koloid dapat bergerak zig-zag. Gerakan ini pertama ditemukan oleh seorang ahli biologi yang bernama Robert Brown yang melakukan pengamatan pada serbuk sari dengan menggunakan mikroskop, sehingga dinamakan gerak Brown. Pengamatan mengenai gerak Brown dapat dilihat pada gambar dibawah.



Gambar 2. 8 : Gerak Brown



c. Adsorbsi Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).



Contoh



:



(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H +. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S 2. d. Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. Koagulasi atau pengendapan/penggumpalan yang disebabkan oleh gaya gravitasi akan terjadi jika sistem koloid dalam keadaan tidak bermuatan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan koloid bersifat netral, yaitu: 1. Menggunakan Prinsip Elektroforesis. Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan yang berlawanan. Ketika partikel ini mencapai elektrode, maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral. 2. Penambahan koloid lain dengan muatan yang berlawanan. Ketika koloid bermuatan positif dicampurkan dengan koloid bermuatan negatif, maka muatan tersebut akan saling menghilangkan dan bersifat netral. 3. Penambahan Elektrolit. Jika suatu elektrolit ditambahkan pada sistem koloid, maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan mengadsorpsi koloid dengan muatan positif (kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengadsorpsi partikel negatif (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi koagulasi. 4. Pendidihan. Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan. e. Koloid Liofil dan Koloid Liofob Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan.



Koloid Liofil: sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium pendispersinya. Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat. Koloid Liofob: sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium pendispersinya. Contoh: sol belerang, sol emas.



Tabel 2.3 : Perbedaan sol liofil dan liofob



Sistem koloid dimana fase terdispersinya mempunyai daya adsorbsi relatif lebih besar disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya mempunyai daya adsorbsi relatif lebih lemah disebut koloid liofob yang bersifat kurang stabil. Sol liofil/liofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan larutan elektrolit.







Koloid liofil (suka cairan). Koloid dimana terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dengan medium pendispersi. Contoh: kanji, sabun, dan deterjen.







Koloid liofob (tidak suka cairan). Koloid dimana terdapat gaya tarik menarik antara fase terdispersi dengan medium pendispersi yang cukup lemah atau bahkan tidak ada sama sekali. Contoh, dispersi emas, belerang dalam air.



Sistem Koloid dalam Kehidupan Pemisahan Koloid 1. Elektroforesis Telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, elektroforesis merupakan peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda dalam suatu sistem sejenis elektrolisis.



Gambar 2. 11: Rangkaian Elektrolisis



Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan suatu sistem koloid. Jika koloid bergerak menuju elektroda positif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan negatif. Begitu juga sebaliknya, jika koloid bergerak menuju elektroda negatif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan positif. Salah satu proses yang menggunakan sistem elektroforesis adalah proses membersihkan asap dalam suatu industri dengan menggunakan alat Cottrell. Penggunaan elektroforesis tidak hanya sebatas itu, melainkan meluas untuk memisahkan partikel yang termasuk dalam



ukuran koloid, antara lain pemisahan protein yang mempunyai muatan yang berbeda. 2. Dialisis Dialisis merupakan proses pemurnian suatu sistem koloid dari partikel-partikel bermuatan yang menempel pada permukaan Pada proses digunakan selaput Semipermeabel. Proses pemisahan ini didasarkan pada perbedaan laju transport partikel. Prinsip dialisis digunakan dalam alat cuci darah bagi penderita gagal ginjal, di mana fungsi ginjal digantikan oleh dialisator.



Gambar 2. 12 : Dialisis



3. Penyaringan Ultra Penyaringan ultra digunakan untuk memisahkan koloid melewati membran. Proses pemisahan ini didasarkan pada perbedaan tekanan osmosis.



Pembuatan Koloid 1. Kondensasi Merupakan cara kimia. Prinsip umum: Terjadinya kondensasi partikel molekular membentuk partikel koloid. Kondensasi partikel  → koloid. Reaksi kimia untuk menghasilkan koloid meliputi: Reaksi Redoks:



2 H 2 S( g ) + SO 2( aq ) →3 S( s) +2 H 2 O (l ) Reaksi Hidrolisis: FeCl 3



( aq)



+ 3 H 2 O( l ) → Fe ( OH )3



Reaksi Substitusi/Agregasi Ionik:



( s)



+ 3 HCl ( aq )



2 H 3 AsO 3



( aq)



+3 H 2 O( g ) → As 2 S 3



( s)



+3 H 2 O (l )



2. Reaksi Penggaraman Dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik maupun dengan cara kimia. Prinsip umum : Partikel Besar → Partikel Koloid Yang termasuk cara dispersi: - Cara Mekanik: cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan cara penggerusan atau penggilingan. - Cara Busur Bredig: digunakan untuk membuat sol-sol logam dengan loncatan bunga listrik. - Cara Peptisasi: pembutan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan pemeptisasi (pemecah). Contoh : 1. Agar-agar dipeptisasi oleh air ; Karet oleh bensin. 2. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S, Endapan Al(OH)3 olehAlCl3.