RPP Matpel Bahasa Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KUMPULAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERINTEGRASI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN



MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X dan XII



DINAS PENDIDIKAN



DAFTAR ISI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERINTEGRASI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA No.



Materi



Kelas/ Semester X/1



I



Ceramah



II



X/1



III



Teks Laporan Hasil Observasi Debat



IV



Teks Puisi



X/2



V



Artikel



XII / 2



X/2



Sumber SMA N 5 Rejang Lebong SMK N 7 Rejang Lebong SMA N 1 Bengkulu Selatan SMA Bopkri 1 Yogyakarta SMA N 4 Rejang Lebong



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERINTEGRASI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN



SEKOLAH



: SMA NEGERI 5 REJANG LEBONG



MATA PELAJARAN



: BAHASA INDONESIA



KELAS / SEMESTER : X / 1 (SATU) MATERI POKOK



: CERAMAH



ALOKASI WAKTU



: 180 MENIT (2 X PERTEMUAN)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN



MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KELAS /SEMESTER : X1 / 1 PROGRAM



: UMUM



MATERI



: CERAMAH



PENYUSUN



: Dra. Kispadmini



1



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



A.



Sekolah



: SMA N 5 REJANG LEBONG



Mata Pelajaran



: BAHASA INDONESIA



Kelas/Semester



:X/1



Materi Pokok



: CERAMAH



Alokasi Waktu



: 180 menit (2 x pertemuan)



Kompetensi Inti (KI) KI-1



Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya



KI-2



Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan g. pro-aktif, Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.



KI-3



Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a. ilmu pengetahuan,



b.



teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI4



Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.



B.



Kompetensi Dasar dan Indikator



Kompetensi Dasar 3.6. Menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan dalam



Indikator Pencapaian Kompetensi .3,6.1 Menentukan struktur teks ceramah tentang masalah kependudukan 2



ceramah



3.6.2 Menentukan fokus isi tentang masalah kependudukan setiap komponen struktur (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi) 3.6.3. Menentukan aspek kebahasaan tentang masalah kependudukan.



4.6. Mengonstruksi ceramah tentang permasalah aktual dengan memerhatikan aspek kebahasaan dan menggunakan struktur yang tepat.



4.6.1 Mengkonstruksi teks ceramah tentang masalah kependudukan dengan memperhatikan isi (permaslahan, argumen, pegetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan. 4.6.2 Mengkritisi teks ceramah tentang masalah kependudukan yang dikonstruksi dengan memperhatikan isi (permaslahan, argumen, pegetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan oleh teman sejawat 4.6.3 Menyempurnakan konsturksi teks ceramah tentang masalah kependudukan dengan memperhatikan isi (permaslahan, argumen, pegetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan berdasarkan masukkan hasil ktirik teman sejawat



C.



Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran integrasi pedagoge gendre, saintifik (modifikasi jigsow), peserta didik dapat menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks ceramah tentang masalah kependudukan serta terampil mengkonstruksi teks ceramah tentang masalah kependudukan dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri serta pantang menyerah.



D. Materi Pembelajaran       



Teks ceramah tentang Masalah Kependudukan Isi teks ceramahi tentang Masalah kependudukan Struktur teks ceramah tentang Masalah kependudukan Aspek kebahasaan teks ceramahtentang Masalah kependudukan Topik ceramahi tentang Masalah kependudukan Langkah-langkah menulis kerangka teks ceramah tentang Masalah kependudukan Langkah-langkah mengkonstruksi teks ceramah tentang Masalah kependudukan 3



E.



Metode/Model Pendekatan Model Metode



F.



G.



: saintifik : : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, peta konsep



Media/Alat dan Bahan 



Laptop







Media Elektronik (internet)







Teks ceramah



Sumber Belajar    



Suherli, dkk. 2016. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK kelas X (Buku siswa). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sharan, Shlomo. 2012. The Handbook of Cooperative Learning. Yokyakarta: Familia. http://satubahasa /2016/09/teks-pidato Teks ceramah tentang kependudukan



H. Langkah-langkah Pembelajaran PERTEMUAN KE 17 Tahap 1. Pendahuluan:



Alokasi Langkah-langkah pembelajaran



1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan. 2. Berdoa menurut kepercayaan masing-masing (Religiositas) 3. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya tentang konsep dasar teks eksplanasi tentang pembangunan keluarga ? (tanya jawab). a. Coba jelaskankan apa yang Anda ketahui tentang teks eksplanasitentang masalah pembangunan keluarga? b. Apa yang dimasud dengan ”orientasi” dalam teks eksplanasi tentang masalah pembangunan keluarga ? c. Apa yang dimasud dengan ”pengajuan” dalam teks eksplanasi tentang masalah pembangunan keluarga? d. Apa yang dimasud dengan ”penawaran” dalam teks eksplanasi tentang masalah pembangunan keluarga? 4



waktu 5 menit



2. INTI



e. Apa yang dimasud dengan ”persetujuan” dalam teks eksplanasi tentang masalah pembangunan keluarga ? (disiplin, rasa ingin tahu) 4. Peserta didik mendiskusikan informasi dengan proaktif tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya yaitu tentang konsep dasar teks eksplanasi tentang masalah pembangunan keluarga dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan teks negosiasi. (kerja sama, tanggungjawab, disiplin) 5. Mendiskusikan manfaat dan aplikasi kompetensi tentang teks eksplanasi tentang masalah pembangunan keluarga dalam kehidupan sehari berdasarkan pertanyaan: Apakah manfaat memahami teks negosiasi tentang masalah kependudukan dalam inplementasi kehidupan? 6. Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan dipelajari, yaitu menganalisis isi, struktur dan kebahasaan teks negosiasi tentang masalah kependudukan melalui langkah pembelajaran dengan model pembelajaran sintesis pedagogi genre, saintifik, dan CLIL dan penilaian baik sikap, pengetahuan dan keterampilan. 7. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok, dengan jumlah anggota setiap kelompok 4 orang 70 8. Peserta didik duduk mengelompok berdasarkan kelompok yang sudah dibagi 6 orang per menit kelompok dan masing –masing kelompok membuat teks ceramah tentang maslah kependudukan. 9. Dalam masing-masing kelompok setiap wakil menyampaikani ceramah tentang masalah kependudukan dengan fokus sesuai tugas masingmasing, yaitu: a. Kelompok 1: isi (permasalahan (tesis), argumentasi, pengetahuan, rekomendasi) teks eceramah. b. Kelompok 2: struktur teks ceramah (permasalahan (tesis), argumentasi, pengetahuan, rekomendasi). c. Kelompok 3: aspek kebahasan teks ceramah.



5



Fokus dan langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa diuraikan dalam LAS 10. Dalam masing-masing kelompok setiap pasangan berdiskusi mengerjakan tugas sesuai topik masing-masing, yaitu: a. kelompok 1: menentukan isi (permasalahan (tesis), argumentasi, pengetahuan, rekomendasi) teks ceramah. b. Kelompok 2: menentukan struktur teks ceramah (permasalahan (tesis), argumentasi, pengetahuan, rekomendasi). c. Pasangan 3: menentukan aspek kebahasan teks ceramah. Fokus dan langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa diuraikan dalam LAS 11. Pasangan peserta didik dari setiap kelompok bergabung dengan pasangan kelompok lain berdasarkan topik tugas yang sama (membentuk kelompok tim ahli per topik tugas, sehingga terbentuk: kelompok tim ahli identifikasi isi, kelompok tim ahli menentukan struktur, kelompok tim ahli menentukan aspek kebahasaan teks ceramah..



Setiap kelompok tim ahli mendiskusikan topik ahli masing-masing, setiap anggota tim ahli berperan aktif dalam menduksikan berdasarkan hasil bacaan dan diskusi setiap pasangan sebelumnya. Melalui panduan lembar aktivitas siswa (LAS) 12. Setiap kelompok tim ahli menyimpulkan hasil diskusi yang akan dibawa dan dipresentasikan setiap anggota pasangan kembali ke kelompok semula Melalui panduan lembar aktivitas siswa (LAS) 13. Setiap pasangan peserta didik dalam kelompok tim ahli sesuai topik tugas kembali ke kelompok masing-masing seperti kelompok semula 6



Setiap pasangan tim ahli: a. mengidentifikasi isi, b. Menentukan struktur, c. Menentukan aspek bahasa teks ceramah. mengajarkan (mempresentasikan) dan memimpin diskusi tentang topik ahli pasangan masing-masing secara bergantian kepada anggota kelompok yang lain. Melalui panduan lembar aktivitas siswa (LAS) 14. Peserta didik perwakilan dari setiap tim ahli secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi tim di depan kelas. Peserta didik yang lain memberi tanggapan, masukan untuk penyempurnaan hasil diskusi tim ahli Melalui panduan lembar aktivitas siswa (LAS) 15. Masing-masing tim ahli meyempurnakan hasil diskusi berdasarkan masukan peserta didik yang lain. Melalui panduan lembar aktivitas siswa (LAS) 3. PENUTUP



Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu:  membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;  melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan  memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dan Kegiatan guru yaitu:  melakukan penilaian;  merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan  menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu menyusun teks ceramah sebagai lanjutan pembelajaran 7



15 menit



pertemuan 1 ini.  Menyampaikan tugas untuk membaca referensi tentang kependudukan sebagai bahan untuk mengkonstruksi teks ceramah pada pertemuan berikut



PERTEMUAN KE-18 Tahap 1. Pendahuluan:



Langkah-langkah pembelajaran 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan. 2. Berdoa menurut kepercayaan masingmasing 3. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya tentang isi, struktur, dan ciri kebahasaan teks ceramah dengan keterampilan menyusun teks eksplanasi (tanya jawab) a. Bagaimanakah isi teks eksplanasi tentang pembangunan keluarga ? b. Bagaimanakah struktur teks eksplanasi tentang pembangunan keluarga ? c. Unsur kebahasaan apa saja yang terdapat dalam teks eksplanasi tentang pembanunan keluarga ? 4. Peserta didik mendiskusikan informasi dengan proaktif tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya berupa isi, struktur dan kebahasaan teks eksplanasi tentang pembangunan keluarga dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam bentuk penyusunan teks negosiasi. 5. Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya tentang langkah-langkah pembelajaran dan penilaian menyusun teks eksplanasi tentang pembangunan keluarga .Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok, dengan jumlah anggota setiap kelompok 4 orang (sesuai kelompok sebelumnya)



8



Alokasi waktu 5 menit



2. INTI



1. Peserta didik dalam kelompok masingmasing dibimbing pendidik berdiskusi mengembangkan isi (permasalahan (tesis), argumentasi, pengetahuan, rekomendasi) teks ceramah tentang masalah kependudukan 2. Setiap kelompok saling bertukar pengembangan isi teks eksposisi tentang masalah kependudukandengan kelompok lain berdasarkan nomor kelompok genap ganjil: Setiap kelompok dalam bimbingan pendidik mendiskusikan hasil kerja kelompok yang diterima untuk diberi masukan perbaikan atau penyempurnaan 3. Setiap kelompok dengan bimbingan pendidik menyempurnakan hasil pengembangan isi teks ceramah tentang masalah kependudukan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan masukan kelompok pembahas, 4. Peserta didik melalui diskusi kelompok dibimbing pendidik mengkonstruksi teks ceramah tentang masalah kependudukan dengan memperhatikan isi (permaslahan, argumen, pegetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan 5.



Peserta didik (berdasarkan kelompok) saling bertukar hasil konstruksi teks ceramah tentang maslah kependudukan dengan memperhatikan isi (permaslahan, argumen, pegetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan dengan kelompok yang lain berdasarkan nomor kelompok genap ganjil Setiap kelompok dalam bimbingan pendidik mendiskusikan hasil kerja kelompok yang diterima untuk diberi 9



70 menit



masukan perbaikan atau penyempurnaan 6.



Setiap kelompok dengan bimbingan pendidik menyempurnakan hasil konstruksi teks ceramah tentang masalah kependudukan dengan memperhatikan isi (permaslahan, argumen, pegetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan masukan kelompok pembahas



7.



Peserta didik secara individu mengembangkan isi (permasalahan (tesis), argumentasi, pengetahuan, rekomendasi) teks ceramah tentang masalah kependudukan.



8.



Peserta didik secara individu dan mandiri mengkonstruksi teks ceramah tentang masalah kependudukan dengan memperhatikan isi (permaslahan, argumen, pegetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan



9.



Kedua hasil kerja insdividu tersebut saling dipertukarkan dengan teman sebelah duduk kemudian dikritik dan diberi masukan perbaikan atau penyempurnaan



10. Peserta didik menyempurnakan kedua hasil kerja masing-masing berdasarkan masukan teman 3. PENUTUP



Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu:  membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;  melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan  memberikan umpan balik terhadap



10



15 menit



proses dan hasil pembelajaran; dan Kegiatan guru yaitu:  melakukan penilaian;  merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan  menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.  Mengarahkan siswa untuk mengimplementasi kontens permasalahan kependudukan dalam kehidupan I.



Penilaian 1.



2.



Penilaian Sikap a.



Teknik penilaian



: Observasi : sikap religiius dan sikap sosial



b.



Bentuk penilaian



: lembar pengamatan



c.



Instrumen penilaian



: jurnal (terlampir)



Pengetahuan Jenis/Teknik tes



: tertulis dan lisan



Bentuk tes



: uraian Tertulis Penugasan



Instrumen Penilaian (terlampir) 3.



Keterampilan Teknik/Bentuk Penilaian : 4. Praktik/Performence 5. fortofolio Instrumen Penilaian (terlampir)



11



Remedial a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas. b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes. c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali ters remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali. Pengayaan Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut: a. Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan)  n  n(maksimum) diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan. b. Siwa yang mencapai nilai n  n(maksimum) diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.



Mengetahui Kepala SMAN 5 RL



Bengkulu, 12 Mei 2018 Guru Mata Pelajaran,



Tuharlan Efendi, M.Pd.



Dra. Kispadmini Nip. 196311091991022001



12



Lampiran Materi Pembelajaran



-Assalammualaikum warohmatualhiwabaraokatu Pertama tama dan yang paling utama kita sebagai maklum yang beragama tak lupa tuk mengucap puji syukur kehadirat Tuhan YME. Dan terimakasih kepada hadirin yang telah mau menyempatkan diri hadir dalam rangka kegiatan program kependudukan ini. Dan terimaksih kepada hadiran yang sudah memberi kesempatan saya untuk ceramah. Ceramah kita hari ini adalah tentang maslah kependudukan yaitu Mengubah bangsa dengan mengubah pola pikir remaja. Hadirirn yang saya cintai... Era globalisasi seperti saat inisudah saatnya bagi kita untuk tidak hanya membahas sebatas masalah kesejahteraan individu, karena kita tahu dengan semakin meningkatnya teknologi serta pembangunan dimana-mana membuat ruang gerak kita sebagai manusia semakin sempit, karena sebagian lahan yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk untuk tempat tinggal justru malah dialihkan untuk menjadi tempat-tempat baginpengusaha maupun penguasa untuk semakin memperkaya dirinya, dengan membangun mall misalnya. Nah bagi sebagian orang mungkin sebuah langkah yang bagus karena semakin menambah pusat perbelanjaan yang serba ada namun ada hal yang saya rasa cukup krusial sebenarnya dan harus segera ditnggulangi dan disisati, yaitu mengenai kepadatan penduduk. Mengapa demikian ? Karena dengan semakin meningkatnya angka kelahiran akan sangat berdampak pada peningkatan jumlah penduduk. Hal ini bisa kita lihat pada data dari badan pusat statistik (BPS). Provinsi Riau pada th 2012 jumlah penduduk di Riau yang berjumlah 5,5 juta jiwa, dan kini berdasarkan e-KTP teryata jumlah penduduk menjadi 6,4 juta jiwa. Hal ini perlu kita perhatikan dan menjadi bahan pertimbangan bagi kita untuk memutar otak bagaimana mensiasati ledakan jumlah penduduk yang diiringi dengan semakin pesatnya peningkatan pembangun dan teknologi. Ada satu gambaran lagi yang mngkin bisa saya paparkan, mengapa kemajuan teknologi yang semakin membuat keadaan kependudukan ini semakin parah dan butuh kerjasama kita semua untuk mengatasi.



13



Tidak hanya masalah sarana dan prasarana yang perlu kita perhatikan tetapi, kitapun sebagai manusia sebagai makluk biologis yang mampu tumbuh berkembang dan menghasilkan keturunan juga harus menyadari bahwa angka kepadatan penduduk itu sendiri juga disebabkan oleh kita yang tidak mampu mengontrol angka kelahiran yang sangat pasat. Menurut saya hal ini dipicu oleh banyak hal, salah satunya yang bisa saya sampaikan ini yaitu karena kurangnya kesadaran kita untuk tetap menjalankan program yang sudah ditetapkan pemerintah untuk mengikuti program keluarga berencana (KB) yang hal ini dapat menahan peningkatan jumlah penduduk di negeri kita ini. Hadirin sekalian Kita ambil contoh Cina mereka sangat fanatik dan sangat mematuhi aturan yang ditetapkan oleh negaranya untuk hanya boleh memiliki satu anak meski ada yang sampai tidak manusiawi, dan Amerika sangat berprinsip untuk untuk menciptakan keluarga yang sejahtera bukan yang banyak anak. Dari ceramah ini saya berharap kita dapat merubah pola pikir kita. Untuk berprinsip 2 anak cukup meskipun tidak ad hukumannya jika lebih. Hadirin yang saya banggakan khususnya remaja yang merupakan ujung tombak bangsa kits saat ini. Demikian yang bisa saya sampaikan dan menjadi renungan bagi kita semua, dan kita sebagai pemuda bangsa akan bisa mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang luar biasa. Menghasilkan kualitas bangsa yang luar biasa dan menjadi lebih baik. Terimakasih atas perhatian Saudara, apabila ada salah kata saya mohn maaf dan pada Tuhan saya mohon ampun. Wassalammualaikum.



14



Konsep ceramah Ceramah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian suatu informasi, pengetahuan, dan sebagainya. Yang menyampaikan adalah orang-orang yang menguasai di bidangnya dan yang mendengarkan biasanya melibatkan banyak orang. Medianya bisa langsung ataupun melalui sarana komunikasi, seperti televisi, radio, dan media lainnya. Jenis –jenis informasi faktual : 1. Informasi berdasarkan fungsi yaitu informasi bergantung pada materi dan juga kegunaan informasi. 2. Informasi berdasarkan format penyajian yaitu informasi berdasarkan bentuk penyajian informasinya. 3. Informasi berdasarkan lokasi peristiwa yaitu informasi berdasarkan tempat kejdian peristiwa berlangsung. 4. Informasi berdasarkan bidang kehidupan yaitu informasi berdasarkan bidang kehidupan yang ada. 5. Informasi berdasarkan bidang kepentingan yaitu dapat dibedakan menjadi : a. Informasi menyangkut keselamatan dan kelangsungan hidup. b. Informasi menyangkut perubahan dan pengaruh kehidupan. c. Informasi untuk meningkatkan kualitas. d. Informasi tentang peluang untuk memperoleh sesuatu. Bagian –bagian dalam teks ceramah : .1. pembuka : berupa pengenalan isu, masalah atau pandangan pembicara. 2. Isi



: rangkaian argumen pembicara berkaitan dengan pendahuluan atau tesis.



3. Penutup : berupa penegasan kembali atas peryataan sebelumnya. Kaidah kebahasaan 1.menggunakan kata ganti 2. menggunkan kata-kata teknis atau peristilahan 3. menggunakan kata yang menunjukan hubungan argumentasi 4. menggunakan kata kerja mental 5. menggunakan kata-kata persuasif.



15



Lampiran Instrumen Penilaian A. ISTRUMEN PENILAIAN SIKAP INTRUMEN PENILAIAN SIKAP Nama Satuan pendidikan Tahun pelajaran Kelas/Semester Mata Pelajaran



NO



WAKTU



NAMA



: : 2016/2017 :X/2 : Bahasa Indonesia – Wajib KEJADIAN/ PERILAKU



BUTIR SIKAP



POS/ NEG



TINDAK LANJUT



1 2 3 4 5 B. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN Kisi-Kisi Kompetensi Dasar



IPK



3.4.1 Menentukan 3.4 Menganali isi teks ceramah sis struktur dan kebahasaa 3.4.2 Menentukan n teks struktur teks ceramah ceramah



Materi Pokok



Stimulus Indikator Soal



Isi teks ceramah



Teks ceramah



Struktur teks ceramah



Teks ceramah



Tek ceramah



16



Disajikan sebuah teks ceramah peserta didik dapat menentukankan isi teks ceramahtersebut. Disajikan sebuah teks ceramah peserta didik dapat menentukan struktur teks ceramahtersebut. Disajikan sebuah teks ceramahpeserta didik dapat menentukan struktur ters tersebut memenuhi kriteria struktur teks ceramah yang benar



No soal 1



2



3



3.4.3 Menentukan aspek bahasa teks ceramah



Ciri bahasa:  pernyataan persuasif  Pernyataan yang bersifat menilai  Fakta yang menguatkan argumentasi



Teks ceramah



Teks ceramah



Teks ceramah



17



Disajikan sebuah teks ceramah peserta didik dapat menentukan 4 pernyataan persuasif dalam teks ceramah Disajikan sebuah teks ceramahpeserta didik dapat menentukan 4 pernyataan yang bersifat menilai dalam teks ceramah Disajikan sebuah teks ceramahpeserta didik dapat menentukan 4 fakta yang menguatkan argumentasi dalam teks ceramah



4



5



6



-Assalammualaikum warohmatualhiwabaraokatu Pertama tama dan yang paling utama kita sebagai maklum yang beragama tak lupa tuk mengucap puji syukur kehadirat Tuhan YME. Dan terimakasih kepada hadirin yang telah mau menyempatkan diri hadir dalam rangka kegiatan program kependudukan ini. Dan terimaksih kepada hadiran yang sudah memberi kesempatan saya untuk ceramah. Ceramah kita hari ini adalah tentang maslah kependudukan yaitu Mengubah bangsa dengan mengubah pola pikir remaja. Hadirirn yang saya cintai... Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu, yaitu bertambah atau berkurang. Penduduk Indonesia adalah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan, atau mereka yang telah terdaftar secara administrasi kependudukan di mana orang tersebut berdomisili. Perubahan jumlah penduduk disebabkan adanya faktor demografi meliputi tiga hal pokok, yaitu: kelahiran, kematian, dan migrasi (migrasi masuk dan migrasi keluar). Dinamika kependudukan dan pembangunan merupakan masalah dasar dalam menyediakan kondisi kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia untuk generasi sekarang dan mendatang. Dinamika kependudukan berupa jumlah, struktur umur, pertumbuhan, kualitas dan persebaran harus terintegrasi dengan baik dalam kebijakan dan strategi pembangunan nasional karena penduduk dan perencanaan pembangunan saling mempengaruhi satu dengan lainnya secara timbal balik. Penduduk harus dikembangkan agar menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas melalui program kependudukan yang komprehensif. Pada saat yang sama juga perlu dirumuskan kebijakan dan strategi pembangunan yang responsif terhadap dinamika kependudukan.



9 Slide ini menggambarkan permasalahan secara umum yang dihadapi negara Indonesia baik dari sisi kuantitas, kualitas, persebaran dan data kependudukan. Kondisi kependudukan yang tidak menguntungkan kalau tidak diatasi secara maksimal akan memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia itu sendiri, baik kehidupan sosial, ekonomi, kesehatan, bahkan bagi karakter bangsa dan perubahan lingkungan. Pertanyaan Pertanyaan isi teks ceramah Berdasarkan teks ceramah di atas jawablah pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks ceramah tersebut Jelaskan 4 dampak negatif masalah kependudukan yang tinggi! 1. Tentukanlah struktur teks ceramahdi atas! 18



2. 3. 4. 5.



Teks tersendiri ........... di bawah Tentukan 4 pernyataan persuasif dalam ceramahdi atas! Tentukan 4 pernyataan yang versifat menilai dalam teks ceramah di atas! Tentukan 4 fakta yang menguatkan argumentasi dalam teks ceramah PEDOMAN PENSKORAN



Soal 1



Aspek yang Dinilai Peserta didik menjelaskan 4 isi teks ceramah dengan tepat a. Peserta didik menjelaskan 3 isi teks ceramah dengan tepat b. Peserta didik menjelaskan 2 isi teks ceramahdengan tepat c. Peserta didik menjelaskan 1 isi teks ceramah dengan tepat Soal Aspek yang Dinilai 2 Peserta didik menentukan struktur teks ceramah dengan sangat tepat d. Peserta didik menentukan struktur teks ceramahdengan tepat e. Peserta didik menentukan strukturisi teks ceramah dengan kurang tepat f. Peserta didik menentukan struktur teks ceramah i dengan tidak tepat Soal Aspek yang Dinilai 3 Peserta didik menjelaskan kesesuaian struktur teks ceramah dengan sangat tepat g. Peserta didik menjelaskan kesesuaian struktur teks ceramah dengan tepat h. Peserta didik menjelaskan kesesuaian struktur teks ceramah dengan kurang tepat i. Peserta didik menjelaskan kesesuaian struktur teks ceramah dengan tidak tepat Soal Aspek yang Dinilai 4 Peserta didik menentukan 4 pernyataan persuasif yang terdapat dalam teks ceramah dengan tepat j. Peserta didik menentukan 3 pernyataan persuasif yang terdapat dalam teks ceramah dengan tepat k. Peserta didik menentukan 2 pernyataan persuasif yang terdapat dalam teks ceramah dengan tepat l. Peserta didik menentukan 1 pernyataan persuasif yang terdapat dalam teks ceramah dengan tepat Soal Aspek yang Dinilai 5 Peserta didik menentukan 4 pernyataan yang bersifat menilai yang terdapat dalam teks ceramah dengan tepat m. Peserta didik menentukan 3 pernyataan yang bersifat menilai yang terdapat dalam teks ceramah dengan tepat n. Peserta didik menentukan 2 pernyataan yang bersifat menilai yang terdapat dalam teks ceramah dengan tepat o. Peserta didik menentukan 1 pernyataan yang bersifat menilai yang terdapat dalam teks ceramah dengan tepat Soal Aspek yang Dinilai 6 Peserta didik menentukan 4 fakta yang menguatkan argumentasi yang terdapat dalam teks ceramah dengan tepat p. Peserta didik menentukan 3 fakta yang menguatkan argumentasi yang terdapat dalam teks ceramah dengan tepat q. Peserta didik menentukan 2 fakta yang menguatkan argumentasi yang terdapat dalam teks ceramah dengan tepat r. Peserta didik menentukan 1 fakta yang menguatkan argumentasi yang terdapat dalam teks eksposisi dengan tepat



19



Skor 4 3 2 1 Skor 4 3 2 1 Skor 4 3 2 1 Skor 4 3 2 1 Skor 4 3 2 1 Skor 4 3 2 1



C. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN 1. Praktik/performance Kompetensi Dasar



4.6. . Mengonstruksi ceramah tentang permasalah aktual dengan memerhatikan aspek kebahasaan dan menggunakan struktur yang tepat.



Materi Pokok



IPK



4.6.1 Mengkonstruksi Topik teks teks ceramah ceramah tentang kependudukan



Indikator Soal Peserta didik dapat mengkonstruksi teks ceramah tentang kependudukan



No Soal 1.



Soal 1. Susunlah sebuah teks ceramah i tentang kependudukan berdasarkan topik yang sudah ditetapkan! PEDOMAN PENSKORAN No s. 2 t. u. v.



Aspek yang Dinilai Peserta didik mengkonstruksi teks ceramah tentang kpendudukan sangat sesuai isi, struktur, ciri kebahasaan, dan PUEBI Peserta didik mengkonstruksi teks ceramah tentang kpendudukan sesuai isi, struktur, ciri kebahasaan, dan PUEBI Peserta didik mengkonstruksi teks ceramahtentang kpendudukan kurang sesuai isi, struktur, ciri kebahasaan, dan PUEBI Peserta didik mengkonstruksi teks ceramah tentang kpendudukan tidak sesuai isi, struktur, ciri kebahasaan, dan PUEBI



2. Susunlah sebuah teks ceramah i dengan cara: a. Amatilah kondisi kependudukan di kota mu! b. Susunlah sebuah teks ceramah berdasarkan data yang telah dikumpulkan tadi! Kriteria penilaian proyek adalah sebagai berikut: No



Aspek yang Dinilai



Bobot



1.



Isi



15%



2.



Struktur



30%



3.



Presentasi karya



30%



4.



Hasil karya



25%



20



Skor 4 3 2 1



3. Portofolio Semua hasil pekerjaan siswa 1. Kerangka teks ceramah Teks eksposisi Dimasukkan dalam map fortofolio LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO Jenis Tugas : teks ceramah Kelas : X1 Semester/ Tahun Pelajaran : 1/ 2017-2018



No



Nama Peserta didik



Hari/tgl



Tugas KD



Nilai



21



Deskripsi kemajuan siswa



Tanda Tangan Peserta Didik



Guru



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERINTEGRASI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN



SEKOLAH



: SMK NEGERI 7 REJANG LEBONG



MATA PELAJARAN



: BAHASA INDONESIA



KELAS / SEMESTER : X / 1 (SATU) MATERI POKOK



: TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI



ALOKASI WAKTU



: 180 MENIT (2 X PERTEMUAN)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN



MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KELAS /SEMESTER : X /1 PROGRAM



: UMUM



MATERI



: TEKS LAPORAN OBSERVASI



PENYUSUN



: ELISAH ,M.Pd.



DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN



SMK NEGERI 7 REJANG LEBONG 2018



Sekolah



: SMK NEGERI 7 REJANG LEBONG



Mata Pelajaran



: Bahasa Indonesia



Kelas/Semester



: 1 / 1 (Satu)



Materi Pokok



: Teks Laporan Hasil Observasi



Alokasi Waktu



: 180 Menit (2 X pertemuan)



A.



Kompetensi Inti (KI) KI-1



Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya



KI-2



Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan g. pro-aktif, Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.



KI-3



Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a. ilmu pengetahuan,



b.



teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI4



Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.



B.



Kompetensi Dasar dan Indikator



Kompetensi Dasar



Indikator Pencapaian Kompetensi



3.2 Menganalisis isi dan aspek 3.2.1 Menentukan isi teks laporan observasi kebahasaan dari minimal dua tentang masalah kependudukan teks laporan observasi 3.2.2 Menentukan aspek kebahasa teks laporan observasi tentang masalah



kependudukan 4.2 Mengonstruksikan teks laporan dengan memerhatikan isi dan kebahasaan baik lisan maupun tulis



4.2.1 Mengkonstruksi teks laporan observasi tentang masalah kependudukan dengan memperhatikan isi dan kebahasaan baik lisan maupun tulis. 4.2.2 Mengkritisi teks laporan observasi tentang masalah kependudukan yang dikonstruksi dengan memperhatikan isi dan kebahasaan baik lisan maupun tulisan oleh teman sejawat 4.2.3 Menyempurnakan konsturksi teks laporan observasi tentang masalah kependudukan dengan memperhatikan isi dan kebahasaan baik lisan maupun lisan berdasarkan masukkan hasil ktirik teman sejawat



C.



Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran integrasi pedagoge gendre, saintifik (modifikasi jigsow), peserta didik dapat menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks laporan observasi tentang masalah kependudukan serta terampil mengkonstruksi teks laporan observasi tentangmasalah kependudukan dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri serta pantang menyerah.



D. Materi Pembelajaran      



E.



Teks laporan observasi tentang Masalah Kependudukan Isi teks laporan observasi tentang Masalah kependudukan Aspek kebahasaan teks laporan observasi tentang Masalah kependudukan Topik teks laporan observasi tentang Masalah kependudukan Langkah-langkah menulis kerangka teks laporan observasi tentang Masalah kependudukan Langkah-langkah mengkonstruksi teks laporan observasi tentang Masalah kependudukan



Metode/Model Pendekatan Model Metode



: saintifik : sintesis pedagogi genre dan saintifik (modifikasi jigsow) : ceramah, diskusi kelompok, Tanya jawab, peta konsep



F.



G.



Media/Alat dan Bahan 



Laptop







Media Elektronik (internet)



Sumber Belajar     



Suherli, dkk. 2016. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK kelas X (Buku siswa).Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sharan, Shlomo. 2012. The Handbook of Cooperative Learning. Yokyakarta: Familia. http://www.berbagaireview.com/2017/11/pengertian-teks-laporan observasi .html http://labellerisna.wordpress.com/2014/09/09/teks-laporan-hasil-observasi.html Teks laporan observasi tentang kependudukan



H. Langkah-langkah Pembelajaran PERTEMUAN KE 2 Tahap 1. Pendahuluan:



Langkah-langkah pembelajaran



1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan. 2. Berdoa menurut kepercayaan masing-masing (Religiositas) 3. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya tentang konsep dasar teks laporan observasi tentang masalah kependudukan(tanya jawab). a. Coba jelaskankan apa yang Anda ketahui tentang teks laporan observasi masalah kependudukan? b. Apa yang dimasud dengan ”definisi umum” dalam teks laporan observasi tentang masalah kependudukan? c. Apa yang dimasud dengan ”definisi bagian” dalam teks laporan observasi tentang masalah kependudukan? d. Apa yang dimasud dengan ”definisi manfaat” dalam teks laporan observasi tentang masalah kependudukan? (disiplin, rasa ingin tahu) 4. Peserta didik mendiskusikan informasi dengan proaktif tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya yaitu tentang konsep dasar teks laporan observasi tentang masalah kependudukan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu menganalisis isi, dan kebahasaan teks



Alokasi waktu 5 menit



5.



6.



7. 2. INTI



8.



laporan observasi. (kerja sama, tanggungjawab, disiplin) Mendiskusikan manfaat dan aplikasi kompetensi tentang teks laporan observasi tentang masalah kependudukan dalam kehidupan sehari berdasarkan pertanyaan: Apakah manfaat memahami teks laporan observasi tentang masalah kependudukan dalam inplementasi kehidupan? Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan dipelajari, yaitu menganalisis isi dan kebahasaan teks laporan observasi tentang masalah kependudukan melalui langkah pembelajaran dengan model pembelajaran sintesis pedagogi genre dan saintifik, dan penilaian baik sikap, pengetahuan dan keterampilan. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok, dengan jumlah anggota setiap kelompok 4 orang Peserta didik duduk mengelompok berdasarkan kelompok yang sudah dibagi 4 orang per kelompok



9. Dalam masing-masing kelompok setiap pasangan membaca teks laporan observasi tentang masalah kependudukan dengan fokus sesuai tugas pasangan masing-masing, yaitu: a. Pasangan 1: isi (definisi umum/pembukaan, definisi bagian, dan definisi manfaat) teks teks laporan observasi b. Pasangan 2: aspek kebahasan teks laporan observasi 10. Dalam masing-masing kelompok setiap pasangan berdiskusi mengerjakan tugas sesuai topik masing-masing, yaitu: c. Pasangan 1: menentukan isi (definisi umum/pembukaan, definisi bagian, dan definisi manfaat) teks teks laporan observasi a. Pasangan 2 : menentukan aspek kebahasan teks laporan observasi



11. Pasangan peserta didik dari setiap kelompok bergabung dengan pasangan kelompok lain berdasarkan topik tugas yang sama (membentuk



70 menit



kelompok tim ahli per topik tugas, sehingga terbentuk: kelompok tim ahli identifikasi isi dan kelompok tim ahli menentukan aspek kebahasaan teks laporan observasi. Setiap kelompok tim ahli mendiskusikan topik ahli masing-masing, setiap anggota tim ahli berperan aktif dalam menduksikan berdasarkan hasil bacaan dan diskusi setiap pasangan sebelumnya. 12. Setiap kelompok tim ahli menyimpulkan hasil diskusi yang akan dibawa dan dipresentasikan setiap anggota pasangan kembali ke kelompok semula 13. Setiap pasangan peserta didik dalam kelompok tim ahli sesuai topik tugas kembali ke kelompok masing-masing seperti kelompok semula Setiap pasangan tim ahli: a. mengidentifikasi isi, b. Menentukan aspek bahasa teks laporan observasi. mengajarkan (mempresentasikan) dan memimpin diskusi tentang topik ahli pasangan masing-masing secara bergantian kepada anggota kelompok yang lain. 14. Peserta didik perwakilan dari setiap tim ahli secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi tim di depan kelas. Peserta didik yang lain memberi tanggapan, masukan untuk penyempurnaan hasil diskusi tim ahli 15. Masing-masing tim ahli meyempurnakan hasil diskusi berdasarkan masukan peserta didik yang lain. 3. PENUTUP



Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu:  membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;  melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan  memberikan umpan balik terhadap proses dan



15 menit



hasil pembelajaran; dan Kegiatan guru yaitu:  melakukan penilaian;  merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan  menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu menyusun teks laporan observasi sebagai lanjutan pembelajaran pertemuan 2 ini.  Menyampaikan tugas untuk membaca referensi tentang masalah kependudukan sebagai bahan untuk mengkonstruksi teks laporan observasi pada pertemuan berikut



PERTEMUAN KE-3 Tahap 1. Pendahuluan:



Alokasi Langkah-langkah pembelajaran 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan. 2. Berdoa menurut kepercayaan masing-masing 3. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya tentang isi dan ciri kebahasaan teks laporan observasi (tanya jawab) a. Bagaimanakah isi teks laporan observasi tentang masalah kependudukan? b. Unsur kebahasaan apa saja yang terdapat dalam teks laporan observasi tentang masalah kependudukan? 4. Peserta didik mendiskusikan informasi dengan proakti ftentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya berupa isi dan kebahasaan teks laporan observasi tentang masalah kependudukan dengan pembelajaran yang akandilaksanakan dalam bentuk penyusunan teks laporan observasi.



waktu 5 menit



5. Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya tentang langkah-langkah pembelajaran dan penilaian menyusun teks laporan observasi tentang masalah kependudukan 6. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok, dengan jumlah anggota setiap kelompok 4 orang (sesuai kelompok sebelumnya) 2. INTI



7. Peserta didik dalam kelompok masing-masing dibimbing pendidik berdiskusi mengembangkan isi (definisi umum, definisi bagian, dan definisi manfaat) teks teks laporan observasi tentang masalah kependudukan 8. Setiap kelompok saling bertukar pengembangan isi teks laporan observasi tentang masalah kependudukan dengan kelompok lain. Setiap kelompok dalam bimbingan pendidik mendiskusikan hasil kerja kelompok yang diterima untuk diberi masukan perbaikan atau penyempurnaan 9. Setiap kelompok dengan bimbingan pendidik menyempurnakan hasil pengembangan isi teks laporan observasi tentang masalah kependudukan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan masukan kelompok pembahas 10. Peserta didik melalui diskusi kelompok dibimbing pendidik mengkonstruksi teks laporan observasi tentang masalah kependudukan dengan memperhatikan isi (definisi umum, definisi bagian, dan definisi manfaat), dan kebahasaan 11. Peserta didik (berdasarkan kelompok) saling bertukar hasil konstruksi teks laporan observasi tentang masalah kependudukan dengan memperhatikan isi (definisi umum, definisi bagian, dan definisi manfaat), dan kebahasaan dengan kelompok yang lain Setiap kelompok dalam bimbingan pendidik mendiskusikan hasil kerja kelompok yang diterima untuk diberi masukan perbaikan atau penyempurnaan 12. Setiap kelompok dengan bimbingan pendidik menyempurnakan hasil konstruksi teks laporan



70 menit



observasi tentang masalah kependudukan dengan memperhatikan isi (definisi umum, definisi bagian, dan definisi manfaat), dan kebahasaan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan masukan kelompok pembahas 13. Peserta didik secara individu mengembangkan isi (definisi umum, definisi bagian, dan definisi manfaat), teks laporan observasi tentang masalah kependudukan 14. Peserta didik secara individu dan mandiri mengkonstruksi teks laporan observasi tentang masalah kependudukan dengan memperhatikan isi (definisi umum, definisi bagian, definisi manfaat) dan kebahasaan 15. Kedua hasil kerja insdividu tersebut saling dipertukarkan dengan teman sebelah duduk kemudian dikritik dan diberi masukan perbaikan atau penyempurnaan 16. Peserta didik menyempurnakan kedua hasil kerja masing-masing berdasarkan masukan teman 3. PENUTUP



Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu:  membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;  melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan  memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dan Kegiatan guru yaitu:  melakukan penilaian;  merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan  menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.  Mengarahkan siswa untuk mengimplementasi kontens permasalahan kependudukan dalam kehidupan



15 menit



I.



Penilaian 1.



2.



Penilaian Sikap a.



Teknik penilaian



: Observasi : sikap religiius dan sikap sosial



b.



Bentuk penilaian



: lembar pengamatan



c.



Instrumen penilaian



: jurnal (terlampir)



Pengetahuan Jenis/Teknik tes Bentuk tes



: tertulis dan lisan : uraian Tertulis Penugasan Instrumen Penilaian (terlampir) 3.



Keterampilan Teknik/Bentuk Penilaian : Praktik/Performence fortofolio Instrumen Penilaian (terlampir)



Remedial a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas. b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes. c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali ters remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali. Pengayaan Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut: a. Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan)  n  n(maksimum) diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan. b. Siwa yang mencapai nilai n  n(maksimum) diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.



Mengetahui Kepala SMK N 7 Rejang Lebong



Rejang Lebong, 12 Mei 2018 Guru Mata Pelajaran,



Hj. SUKARSIH, S.Pd.MM NIP 19681115 199703 2 003



ELISAH,M.Pd. NIP 19780413 200604 2 0 25



Lampiran Materi Pembelajaran  Teks laporan observasi tentang kependudukan EMPAT MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA Kepala BKKBN Fasli Djalal mengatakan Indonesia masih menghadapi empat masalah kependudukan yakni jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan yang tinggi, persebaran tidak merata, dan kualitas rendah. Di masa lalu Indonesia bisa menurunkan angka fertilitas dari 5.6 anak/wanita menjadi sekitar 2 anak/wanita. Kini angka fertilitas sulit turun dari angka 1.4 anak/wanita yang berarti setiap tahun setidaknya 4.5 juta bayi lahir di Indonesia. Indonesia berpeluang memperoleh bonus demografi pada era 2012-2045, ketika jumlah penduduk produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar dari yang tidak produktif (65 tahun). Pada tahun 1970an, 100 orang bekerja membiayai 86 orang yang tidak produktif. Angka itu kini jauh turun dengan 100 orang bekerja membiayai sekitar 50 orang yang tidak produktif. “Kita bisa mencapai angka ketergantungan paling rendah dimana hanya 46 orang yang menggantungkan diri pada 100 orang yang bekerja kalau kita manfaatkan bonus demografi ini dengan menghasilkan angkatan kerja yang berlimpah harus berkualitas, kesehatan dan kecukupan gizi, lalu profesional dan berkecukupan,” katanya pada peringatan Hari Keluarga Nasional XXI, Sabtu (15/6). Pasca otonomi daerah, kata Kepala BKKBN, banyak daerah yang mengendorkan prioritas program kependudukan dan Keluarga Berencananya sehingga kualitas dan kuantitas sumber daya berkurang. “Jika kelembagaan tidak utuh, sumber daya manusia tidak cukup dan profesional serta alokasi dana berkurang, maka sulit bagi 500 kabupaten/kota untuk menyukseskan program kependudukannya.Namun Kepala BKKBN memuji 18 pemerintah daerah yang telah mendirikan Badan Kependudukan dan KB daerah sesuai perintah UndangUndang. Konsep laporan observasi Teks laporan observasi adalah teks yang menjelaskan informasi mengenai sesuatu, baik itu hewan, tumbuhan, alam, fenomena sosial, hasil karya manusia, dan fenomena alam sesuai fakta dengan klasifikasi kelas dan sub kelas yang ada di dalamnya berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan. Tujuan teks laporan observasi adalah untuk menyampaikan informasi tentang klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu secara apa adanya sesuai kriteria tertentu sebagai hasil



pengamatan (secara sistematis dan objektif) serta untuk memecahkan suatu persoaalan berupa hipotesis hasil pengamatan. Fungsi dari teks laporan observasi adalah : 1. Melaporkan tanggung jawab sebuah tugas dan kegiatan pengamatan. 2. Sebagai sumber informasi terpercaya. 3. Menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan dan pemecahan masalah dalam pengamatan. 4. Sarana untuk pendokumentasian.



Ciri-Ciri Teks Laporan Observasi 1. 2. 3. 4. 5.



Ditulis secara lengkap dan sempurna. Bersifat objektif, global, dan universal. Objek yang akan dibicarakan atau dibahas adalah objek tunggal Ditulis berdasarkan fakta. Disajiakan secara menarik, baik dalam hal kata, bahasa jelas, isinya berbobot, dan susunanya logis.



Isi Teks Laporan Observasi 1. 2. 3.



Definisi umum. Bagian ini memberi penjelasan kepada pembaca mengenai konsep dan definisi umum terkait objek observasi sehingga pembaca paham apa yang akan dibahas pada teks tersebut. Deskripsi bagian. Bagian ini disajikan penjelasan lebih detail mengenai objek observasi. Deskripsi manfaat. Pada bagian ini menjelaskan manfaat dari objek observasi ataupun dari hasil observasi yang dilakukan Berdasarkan kaidah-kaidah kebahasaannya, teks tersebut memiliki karakteristik



sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5.



Menggunakan kata benda penjenis dan kata benda pendeskripsi Menggunakan kata kerja yang dapat digunakan untuk menjelaskan ciri teks. Menggunakan kata kerja dalam menjelaskan prilaku atau sifat Menggunakan pernyataan fakta Menggunakan istilah teknis/ilmiah



Langkah-langkah menulis teks laporan observasi 1. Membuat judul laporan sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan. 2. Membuat kerangka teks dengan menitikberatkanpembuatan gagasan utama. 3. Menyusun teks berdasarkan gagasan utama



Lampiran Instrumen Penilaian A. ISTRUMEN PENILAIAN SIKAP INTRUMEN PENILAIAN SIKAP Nama Satuan pendidikan Tahun pelajaran Kelas/Semester Mata Pelajaran



NO



WAKTU



NAMA



: SMK N 7 REJANG LEBONG : 2017/2018 :X/1 : Bahasa Indonesia – Wajib KEJADIAN/ PERILAKU



BUTIR SIKAP



POS/ NEG



TINDAK LANJUT



1 2 3 4 5 B. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN Kisi-Kisi Kompetensi Dasar



3.2 Menganali sis isi dan kebahasaa n teks laporan observasi



IPK



Materi Pokok Stimulus



Indikator Soal



No soal



3.2.1 Menentukan isi teks laporan observasi



Isi teks laporan observasi



Teks Disajikan sebuah laporan teks laporan observasi observasi peserta didik dapat menentukankan isi teks laporan observasi tersebut.



1



3.2.2Menentukan aspek bahasa teks laporan observasi



Ciri bahasa:



Teks Disajikan sebuah laporan teks laporan observasi observasi peserta didik dapat menentukan 2 kata benda penjenis teks laporan observasi Teks Disajikan sebuah laporan teks eksposisi observasi peserta didik dapat menentukan 2 kata



2



 Kata benda penjenis  Kata benda pendeskrips i  Fakta yang menguatkan argumentasi



3



benda pendeskripsi teks laporan observasi Teks Disajikan sebuah laporan teks laporan observasi observasi peserta didik dapat menentukan 4 fakta dalam teks laporan observasi tersebut.



4



TES TERTULIS Bacalah teks laporan observasi di bawah ini dengan cermat! Stimulus 1 : (untuk soal nomor 1, 2, 3, 4, 5) Tek laporan observasi tentang kependudukan berikut ! Bahaya besar dengan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia)



Peneliti senior dari Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sukamdi, mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi situasi bahaya besar dengan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia). "Persoalan yang sama ini juga sudah terjadi di negara lain seperti Jepang. Tapi belum ada kesadaran penuh bahwa kita mempunyai persoalan besar soal lansia," ujar Sukamdi di kampus UGM, Sabtu, 22, Oktober 2016. "Saya melihat, Indonesia belum mempunyai respons yang cukup terhadap persoalan lansia." Sukamdi mengatakan data PSSK UGM menunjukkan persentase jumlah penduduk lansia meningkat hingga 100 persen pada 2035. Pada 2010, persentase jumlah lansia sebesar 4,9 persen atau 11.878.236 jiwa dan angka itu diproyeksikan meningkat menjadi 10,8 persen atau 32.112.361 jiwa pada 2035. Menurut Sukamdi, kelompok lanjut usia yang berumur lebih dari 65 tahun kini menjadi isu kependudukan yang penting karena bisa menjadi potensi atau beban dalam siklus kehidupan manusia secara keseluruhan. "Jika saat usia produktif seseorang mampu melakukan saving atau menabung, maka saat dia menjadi lansia atau tidak lagi produktif, dalam sisi ekonomi, dia tidak menjadi beban bagi negara," katanya. Ia mengatakan menjadi tua atau lansia akan berhadapan dengan tiga kesenjangan. Pertama, kesenjangan geografis, yakni hubungan atau pertemuan fisik antara orang tua dan anak akan semakin jarang. Kedua, kesenjangan kultural, yakni perbedaan cara pandang dan nilai antara orang tua dan anak, sedangkan ketiga adalah kesenjangan ekonomi. "Ketiga kesenjangan inilah yang sedang dihadapi oleh para lansia. Kita kemarin mendengar berita, di Condong Catur ada seorang lansia yang meninggal namun baru lima hari kemudian diketahui oleh keluarga, dan tetangganya. Ini adalah salah satu contoh saja karena sebenarnya sudah ada beberapa kasus serupa dan mulai menggejala," kata Sukamdi lagi. Pertanyaan isi teks laporan observasi Berdasarkan teks laporan observasi di atas jawablah pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks! 1. Jelaskan bahaya yang ditimbulkan akibat peningkatan jumlah penduduk lanjut usia 2. 3. 4. 5.



(lansia) teks laporan observasi di atas ! Tentukanlah isi teks laporan observasi di atas berdasarkan struktur yang ada! Tentukan 4 kata benda penjenis dari teks laporan observasi di atas! Tentukan 4 kata benda pendeskripsi dari teks laporan observasi di atas! Tentukan 4 fakta yang menguatkan argumentasi dalam teks laporan observasi di atas!



Kunci Jawaban Nomor 1 ............................... Kunci jawaban nomor 2 No Komponen isi 1



Definisi umum



2



Definisi bagian



3



Definisi manfaat



Kunci Jawaban Nomor 3 .......................................... Kunci Jawaban Nomor 4 ........................ Kunci Jawaban Nomor 5 ........................



Isi



PEDOMAN PENSKORAN Soal 1



Soal 2 a. b. c. Soal 3



Soal 4



Soal 5 d. e. f.



Peserta didik sangat tepat Peserta didik tepat Peserta didik kurang tepat Peserta didik tidak tepat



Aspek yang Dinilai menjelaskan bahaya lansia dalam teks laporan observasi dengan



Skor 4



menjelaskan bahaya lansia dalam teks laporan observasi dengan



3



menjelaskan bahaya lansia dalam teks laporan observasi dengan



2



menjelaskan bahaya lansia dalam teks laporan observasi dengan



1



Aspek yang Dinilai Peserta didik menjelaskan 4 isi teks laporan observasi dengan tepat Peserta didik menjelaskan 3isi teks laporan observasi dengan tepat Peserta didik menjelaskan 2isi teks laporan observasi dengan tepat Peserta didik menjelaskan 1 isi teks laporan observasi dengan tepat Aspek yang Dinilai Peserta didik menentukan 4 kata benda penjenis dari teks laporan observasi dengan sangat tepat Peserta didik menentukan 4 kata benda penjenis dari teks laporan observasi dengan tepat Peserta didik menentukan 4 kata benda penjenis dari teks laporan observasi dengan kurang tepat Peserta didik menentukan 4 kata benda penjenis dari teks laporan observasi dengan tidak tepat Aspek yang Dinilai Peserta didik menentukan 4 kata benda pendeskripsi dari teks laporan observasi dengan sangat tepat Peserta didik menentukan 4 kata benda pendeskripsi dari teks laporan observasi dengan tepat Peserta didik menentukan 4 kata benda pendeskripsi dari teks laporan observasi dengan kurang tepat Peserta didik menentukan 4 kata benda pendeskripsi dari teks laporan observasi dengan tidak tepat Aspek yang Dinilai Peserta didik menentukan 4 fakta yang menguatkan argumentasi yang terdapat dalam teks laporan observasi dengan tepat Peserta didik menentukan 3 fakta yang menguatkan argumentasi yang terdapat dalam teks laporan observasi dengan tepat Peserta didik menentukan 2 fakta yang menguatkan argumentasi yang terdapat dalam teks laporan observasi dengan tepat Peserta didik menentukan 1 fakta yang menguatkan argumentasi yang terdapat dalam teks laporan observasi dengan tepat



Skor 4 3 2 1 Skor 4 3 2 1 Skor 4 3 2 1 Skor 4 3 2 1



C. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN 1. Praktik/performance Kompetensi Dasar



4.2 Mengonstruksikan teks laporan observasi dengan memerhatikan isi dan kebahasaan



IPK



Materi Pokok



No Soal



Indikator Soal



4.2.1 Mengkonstruksi Topik teks teks laporan laporan observasi observasi tentang kependudukan



Peserta didik dapat mengkonstruksi teks laporan observasi tentang kependudukan



1.



Soal 1. Susunlah sebuah teks laporan observasi tentang kependudukan berdasarkan topik yang sudah ditetapkan!



PEDOMAN PENSKORAN No g. 1 h. i. j.



Aspek yang Dinilai Peserta didik mengkonstruksi teks laporan observasi sangat sesuai isi, ciri kebahasaan, dan PUEBI Peserta didik mengkonstruksi teks laporan observasi sesuai isi, ciri kebahasaan, dan PUEBI Peserta didik mengkonstruksi teks laporan observasi kurang sesuai isi, ciri kebahasaan, dan PUEBI Peserta didik mengkonstruksi teks laporan observasi tidak sesuai isi, ciri kebahasaan, dan PUEBI



tentang kpendudukan



Skor 4



tentang kpendudukan



3



tentang kpendudukan



2



tentang kpendudukan



1



2. Susunlah sebuah teks laporan observasi dengan cara: a. Amatilah kondisi kependudukan di kota mu! b. Susunlah sebuah teks laporan observasi berdasarkan data yang telah dikumpulkan tadi! Kriteria penilaian proyek adalah sebagai berikut: No



Aspek yang Dinilai



Bobot



1.



Isi



15%



2.



Struktur



30%



3.



Presentasi karya



30%



4.



Hasil karya



25%



3. Portofolio Semua hasil pekerjaan siswa 1. Kerangka teks laporan observasi 2. Teks laporan observasi Dimasukkan dalam map fortofolio LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO Jenis Tugas : Laporan Observasi Kelas :x Semester/ Tahun Pelajaran : 1/ 2017 - 2018



No



Nama Peserta didik



Hari/tgl



Tugas KD



Nilai



Deskripsi kemajuan siswa



Tanda Tangan Peserta Didik



Guru



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERINTEGRASI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN



SEKOLAH



: SMA NEGERI 1 BENGKULU SELATAN



MATA PELAJARAN



: BAHASA INDONESIA



KELAS / SEMESTER : X / 2 (DUA) MATERI POKOK



: DEBAT



ALOKASI WAKTU



: 120 MENIT (2 X PERTEMUAN)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu



A.



: SMA Negeri 1 Bengkulu Selatan : Bahasa Indonesia : X/2 : Debat : 120 menit (2 x pertemuan)



Kompetensi Inti (KI)am KI-1



Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya



KI-2



Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan g. pro-aktif, Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.



KI-3



Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a. ilmu pengetahuan,



b.



teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI4



Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.



B.



Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar 3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak, dan simpulan).



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



Indikator Pencapaian Kompetensi 3.13.1 Mengidentifikasi isi debat tentang masalah pernikahan dini (permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak, dan simpulan). 3.13.2 Mengidentifikasi isi debat tentang masalah pernikahan dini dari segi sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan 3.13.3 Mengidentifikasi struktur teks debat masalah pernikahan dini



4.13 Mengembangkan permasalahan/ isu dari berbagai sudut pandang yang dilengkapi argument dalam berdebat.



C.



3.13.4 Mengidentifikasi ciri-ciri teks debat masalah pernikahan dini 3.13.5 Mengidentifikasi kaidah kebahasaan teks debat masalah pernikahan dini 3.13.6 Menentukan simpulan debat tentang masalah pernikahan dini 4.13.1 Menyusun mosi dari permasalahan aktual tentang masalah pernikahan dini 4.13.2 Menyusun teks debat masalah pernikahan dini 4.13.3 Melaksanakan debat sesuai dengan peran yang ditetapkan tentang masalah pernikahan dini



Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pedagoge gendre, saintifik, CLIL dengan model pembelajaran discovery, peserta didik dapat menganalisis isi debat tentang masalah pernikahan dini (permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak, dan simpulan), terampil menyusun teks debat, dan mampu mempraktikkan teks debat tentang masalah pernikahan dini dengan tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri serta pantang menyerah.



D.



Materi Pembelajaran  Video debat tentang masalah pernikahan dini  Teks debat tentang masalah pernikahan dini  Isi debat tentang masalah pernikahan dini (permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan  Ciri-ciri teks debat tentang masalah pernikahan dini  Struktur teks debat tentang masalah pernikahan dini  Kaidah kebahasaan teks debat tentang masalah pernikahan dini  Mosi masalah pernikahan dini (permasalahan yang didebatkan);  Argumen masalah pernikahan dini untuk menguatkan pendapat sesuai dengan sudut pandang yang diambil; dan tanggapan (mendukung dan menolak pendapat disertai argumen).  Langkah langkah menyusun teks debat masalah pernikahan dini  Langkah-langkah melaksanakan debat masalah pernikahan dini



E.



Metode/Model Pendekatan



: Saintifik



Model



: Discovery, Role Playing



Metode



: ceramah, diskusi, tanya jawab



Media/Alat dan Bahan 



Laptop







Media Elektronik (internet)



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



F.



Sumber Belajar        



G.



Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Tahun 2016 Teks debat tentang masalah pernikahan dini Video debat https://www.kompasiana.com/ikhwanulparis/sisi-buruk-dan-sisi-indah-pernikahan-dini http://yadi82.blogspot.co.id/2015/06/ciri-ciri-teks-eksemplum-tanggapan.html http://www.informasibelajar.com/2016/02/teks-tantangan-pengertian-struktur.html http://www.materikelas.com/2015/11/teks-tantangan-pengertian-struktur-teks.html http://www.bloggedewek.com/2016/01/contoh-teks-tantangan-dan-strukturnya.html



Langkah-langkah Pembelajaran PERTEMUAN KE-1 Tahap 1. Pendahuluan:



Langkah-langkah pembelajaran



Alokasi waktu



1. Peserta didik merespon salam tanda 5 menit mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan. 2. Berdoa menurut kepercayaan masingmasing (Religiositas) 3. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya tentang pernikahan dini dasar konsep debat: struktur, kaidah kebahasaan (Tanya jawab) a. Apa yang dimaksud dengan debat tentang masalah pernikahan dini? b. Sebutkan jenis-jenis debat tentang pernikahan dini? c. Sebutkan struktur debat tentang pernikahan dini? d. Sebutkan ciri-ciri kebahasaan tentang debat pernikahan dini? Kalimat kompleks, kata hubung, kata rujukan, pilihan kata tentang pernikahan dini. (disiplin, rasa ingin tahu) 4. Peserta didik mendiskusikan informasi dengan proaktif tentang keterkaitan pembelajaran



sebelumnya yaitu tentang konsep dasar teks negosiasi tentang masalah pernikahan dini dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan debat. (kerja sama, tanggungjawab, disiplin) 5. Peserta didik menerima informasi tentang halhal yang akan dipelajari, langkah pembelajaran, dan penilaian khususnya tentang pembelajaran debat masalah pernikahan dini



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



6. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa



kelompok, dengan jumlah anggota setiap kelompok 3 orang



2. INTI



Role Playing (yang diawali penyusunan argumen 70 menit tentang mosi yang diperdebatkan) 1. Peserta didik dalam kelompok berdebat menyusun teks debat sesuai mosi yang diperdebatkan (antara kelompok pemerintah dan oposisi) 2. Peserta didik antarkelompok berdebat menyampaikan argumentasi dari hasil diskusi tentang mosi yang diperdebatkan (antara kelompok pemerintah dan oposisi) 3. Peserta didik dalam kelompok lainnya yang belum tampil memerhatikan argumen-argumen yang disampaikan kelompok yang sedang tampil



3. PENUTUP



Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu:  membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;  melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan  memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran Kegiatan guru yaitu:  melakukan penilaian;  merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, dan layanan konseling  menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.



15 Menit



Langkah-langkah pembelajaran



Alokasi waktu



PERTEMUAN KE-2 Tahap 1. Pendahuluan:



1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan. 2. Berdoa menurut kepercayaan masingmasing 3. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya tentang isi, struktur, dan ciri kebahasaan teks negosiasi dengan keterampilan menyusun teks debat tentang pernikahan dini (tanya jawab) a. Bagaimanakah isi teks debat tentang pernikahan dini? b. Bagaimanakah struktur teks debat



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



5 menit



tentang pernikahan dini? c. Unsur kebahasaan apa saja yang terdapat dalam teks debat tentang pernikahan dini? 4. Peserta didik mendiskusikan informasi dengan proaktif tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya berupa isi, struktur dan kebahasaan teks debat tentang pernikahan dini?dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam bentuk penyusunan teks negosiasi. 5. Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya tentang langkah-langkah pembelajaran dan penilaian menyusun teks debat tentang pernikahan dini 6. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok, dengan jumlah anggota setiap kelompok 4 orang (sesuai kelompok sebelumnya) 2. INTI



1. Peserta didik dalam kelompok masingmasing dibimbing pendidik berdiskusi mengembangkan isi (permasalahan (tesis), argumentasi, pengetahuan, rekomendasi) teks debat tentang pernikahan dini?



2. Setiap kelompok saling bertukar pengembangan isi teks debat tentang pernikahan dini?dengan kelompok lain berdasarkan nomor kelompok genap ganjil: Setiap kelompok dalam bimbingan pendidik mendiskusikan hasil kerja kelompok yang diterima untuk diberi masukan perbaikan atau penyempurnaan 3. Setiap kelompok dengan bimbingan pendidik menyempurnakan hasil pengembangan isi teks debat tentang pernikahan dini yang telah disusun sebelumnya berdasarkan masukan kelompok pembahas 4. Peserta didik melalui diskusi kelompok dibimbing pendidik mengkonstruksi teks debat tentang pernikahan dini dengan memperhatikan isi (permaslahan,



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



70 menit



argumen, pegetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan 5. Peserta didik (berdasarkan kelompok) saling bertukar hasil konstruksi teks debat tentang pernikahan dini dengan memperhatikan isi (permaslahan, argumen, pegetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan dengan kelompok yang lain berdasarkan nomor kelompok genap ganjil Setiap kelompok dalam bimbingan pendidik mendiskusikan hasil kerja kelompok yang diterima untuk diberi masukan perbaikan atau penyempurnaan 6. Setiap kelompok dengan bimbingan pendidik menyempurnakan hasil konstruksi teks debat tentang pernikahan dini dengan memperhatikan isi (permaslahan, argumen, pegetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan masukan kelompok pembahas 7. Peserta didik secara individu mengembangkan isi (permasalahan (tesis), argumentasi, pengetahuan, rekomendasi) teks debat tentang pernikahan dini



8. Peserta didik secara individu dan mandiri mengkonstruksi teks debat tentang pernikahan dini dengan memperhatikan isi (permaslahan, argumen, pegetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan 9. Kedua hasil kerja insdividu tersebut saling dipertukarkan dengan teman sebelah duduk kemudian dikritik dan diberi masukan perbaikan atau penyempurnaan 10. Peserta didik menyempurnakan kedua hasil kerja masing-masing berdasarkan masukan teman



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



3. PENUTUP



H.



Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu:  membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;  melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan  memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dan Kegiatan guru yaitu:  melakukan penilaian;  merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan  menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.  Mengarahkan siswa untuk mengimplementasi kontens permasalahan pernikahan dini dalam kehidupan



15 menit



Penilaian 1.



2.



Penilaian Sikap a.



Teknik penilaian



: Observasi : sikap religiius dan sikap sosial



b.



Bentuk penilaian



: lembar pengamatan



c.



Instrumen penilaian



: jurnal (terlampir)



Pengetahuan Jenis/Teknik tes



: tertulis dan lisan



Bentuk tes



: uraian



a. Tertulis b. Instrumen Penilaian (terlampir) 3.



Keterampilan Teknik/Bentuk Penilaian Praktik/Performence Instrumen Penilaian (terlampir)



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



Lampiran Instrumen Penilaian A. ISTRUMEN PENILAIAN SIKAP INTRUMEN PENILAIAN SIKAP Nama Satuan pendidikan Tahun pelajaran Kelas/Semester Mata Pelajaran No



Waktu



: SMA Negeri 1 Bengkulu Selatan : 2017/2018 :X/2 : Bahasa Indonesia – Wajib



Nama



Kejadian/ Perilaku



Butir Sikap



Pos/ Neg



Tindak Lanjut



1 2 3 4 5



B. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN Kisi-Kisi Kompetensi Dasar



IPK



3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak, dan simpulan).



3.13.1 Mengidentifikasi isi debat pernikahan dini dari segi permasalahan



Materi Pokok Isi teks debat pernika han dini



Stimulus



Indikator Soal



Video debat pernikaha n dini



Disajikan tayangan video debat pernikahan dini , peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang diperdebatkan Disajikan sebuah teks debat, peserta didik dapat menentukan sudut pandang dan argumen pihak yang berdebat tentang pernikahan dini Disajikan sebuah teks debat tentang pernikahan dini, peserta didik dapat menentukan struktur teks debat tentang pernikahan dini Disajikan sebuah teks debat, peserta



3.13.2 Mengidentifikasi isi debat pernikahan dini dari segi sudut pandang dan argumen beberapa pihak



Isi teks debat pernika han dini



Teks debat pernikaha n dini



3.13.3 Mengidentifikasi struktur teks debat pernikahan dini



Isi debat pernika han dini



Teks debat pernikaha n dini



3.13.4 Mengidentifikasi ciri-



Isi debat pernika



Teks debat



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



No soal 1



2



3



4



ciri teks debat pernikahan dini



han dini



pernikaha n dini



3.13.5 Mengidentifikasi kaidah kebahasaan teks debat pernikahan dini



Isi debat pernika han dini



Teks debat pernikaha n dini



3.13.6 Menentukan simpulan debat pernikahan dini



Isi debat pernika han dini



Teks debat



didik dapat menentukan ciri teks debat tentang pernikahan dini Disajikan sebuah teks debat tentang pernikahan dini, peserta didik dapat menentukan kaidah teks debat Disajikan sebuah teks debat tentang pernikahan dini, peserta didik dapat menyimpulkan isi debat



Soal Perhatikan tayangan video berikut! 1. 2. 3.



4. 5. 6.



Tentukan masalah yang diperdebatkan! Tentukan manakah argumen yang merupakan argumen pihak pro dan manakah argumen pihak kontra! (HOTS) Tentukan bagian struktur dari teks debat tersebut (HOTS) a. pengantar b. argumen c. simpulan Tuliskan ciri-ciri teks debat! Tentukan kaidah kebahasaan teks tersebut! Simpulkan teks debat tersebut



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



5



6



C. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN 1. Praktik/performance Kompetensi Dasar



IPK



Materi Pokok



Indikator Soal



4.13 Mengembangkan permasalahan/ isu dari berbagai sudut pandang yang dilengkapi argument dalam berdebat.



4.13.1 Menyusun mosi dari permasalahan aktual



Topik teks debat pernikahan dini Menyusun argumentasi debat pernikahan dini



Peserta didik dapat mendata mosi dari permasalahan yang aktual Peserta didik dapat menyusun argumentasi yang berisi mendukung atau menolak mosi



Menampilkan debat pernikahan dini



Peserta didik dapat melaksanakan debat



4.13.2 Menyusun pendapat untuk mendukung atau menolak mosi 4.13.3 Melaksanakan debat sesuai dengan peran yang ditetapkan



Soal 1. Rumuskan mosi yang dapat diperdebatkan! 2. Buatlah argumentasi berupa mendukung atau menolak berdasarkan mosi yang sudah ditetapkan! 3. Tampilkanlah peran masing-masing peran dalam berdebat! 4. Jelaskan dampak dari pernikahan dini?



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



No Soal 1.



2.



3.



PEDOMAN PENSKORAN No a. 1 b. c. d. e. No f. 2 g. h. i. j. No k. 3 l. m. n.



Aspek yang dinilai Peserta didik merumuskan mosi sangat sesuai tema Peserta didik merumuskan mosi sesuai tema Peserta didik merumuskan mosi kurang sesuai tema Peserta didik merumuskan mosi tidak sesuai tema Aspek yng dinilai Peserta didik membuat argumen (menyanggah/mendukung) sangat sesuai mosi Peserta didik membuat argumen (menyanggah/mendukung) sesuai mosi Peserta didik membuat argumen (menyanggah/mendukung) kurang sesuai mosi Peserta didik membuat argumen (menyanggah/mendukung) tidak sesuai mosi Aspek yng dinilai Peserta didik sesuai kelompok memperdebatkan mosi debat sangat sesuai dengan isi , struktur, ciri kebahasaan, Peserta didik sesuai kelompok memperdebatkan mosi debat sesuai dengan isi , struktur, ciri kebahasaan, Peserta didik sesuai kelompok memperdebatkan mosi debat kurang sesuai dengan isi , struktur, ciri kebahasaan, Peserta didik sesuai kelompok memperdebatkan mosi debat tidak sesuai dengan isi, struktur, ciri kebahasaan,



Skor 4 3 2 1 Skor 4 3 2 1 Skor 4



Mengetahui,



Manna, Juli 2018



Kepala SMAN 1 Bengkulu Selatan



Guru Mata Pelajaran,



Drs. Muhardin, M.Pd. NIP 196407151993031009



Enderawati, M.Pd. NIP 197607302005022003



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



3 2 1



Lampiran Materi Pembelajaran 1. TEKS DEBAT Debat merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negaranegara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri. Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik. Contoh mosi yang diperdebatkan Mosi : Pernikahan dini Pernikahan yang dimaksud disini adalah usia di bawah 18 tahun, sampai saat ini masih saja menjadi perdebatan panjang yang belum ada titik temu antara yang pro dan kontra. Akhir-



akhir ini, tren menikah muda cukup marak di masyarakat kita, terutama di kalangan remaja dan mahasiswa/wi. Keputusan mereka yang memilih menikah di usia muda memang dapat dikatakan berani. Mengingat mereka belum berusia matang dan mungkin terbilang belum cukup mapan, tetapi memiliki keinginan kuat untuk melabuhkan cinta sejati mereka dalam mahligai perkawinan dengan niat menghindar dari perbuatan dosa seperti pergaulan bebas ataupun seks bebas.



PRO/PEMERINTAH: Indonesia telah lama mencanangkan program millennium development



goals (MDGs) untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Target dari MDGs antara lain: Penghapusan kemiskinan, Pencapaian sekolah dasar 9 tahun, Meningkatkan keadilan, kesejahteraan gender, dan pemberdayaan perempuan, mengurangi kematian bayi dan anak, meningkatkan kesehatan ibu termasuk mengurangi angka kematian ibu hamil, bersalin dan nifas. Praktik pernikahan dini diperkirakan target MDGs tersebut bakal terhambat atau sulit tercapai. Karena dalam target atau program MDGs telah jelas menyebutkan Indonesia akan menghapus kemiskinan. Biasanya pernikahan dini banyak terjadi pada orang-orang yang penghasilannya relatif rendah. Jika kemudian menikah, belum mempunyai penghasilan apa-apa atau penghasilan tetap untuk membiayai kehidupan rumah tangga, dan kemudian menggantungkan pada orang tua, bukankah keluarga itu tambah menjadi miskin! Sehingga tujuan untuk menghapus kemiskinan itu akan mengalami hambatan. Jadi kalau kita dapat meningkatkan usia perkawinan dan ketika menikah sudah mempunyai pekerjaan, maka itu akan mengurangi angka kemiskinan.



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



Persoalan penting berikutnya adalah kematian ibu. Salah satu penyebab terbesar kematian ibu terutama di Indonesia adalah kehamilan di usia dini. Indonesia termasuk Negara yang tinggi akan kasus ini. Perempuan dengan usia di bawah 20 tahun yang mengalami kehamilan kemudian melahirkan, maka resiko kematian ibu menjadi lebih tinggi dibanding dengan perempuan usia ideal. Demikian juga dengan bayi yang dikandung akan mengalami perkembangan yang kurang bagus dibandingkan jika perempuan itu hamil dalam umur ideal. Jadi kepada mereka yang memang tidak dapat mneghindari perkawinan dini, kita mengharapkan mereka menunda kehamilannya. Apalagi menunda perkawinan pada usia dini, akan menurunkan angka kematian ibu pada waktu melahirkan. Terkait perempuan yang nikah muda, dr. Ridwan NA, Sp.OG salah seorang dokter spesialis kandungan dan kebidanan yang saya temui di Rumah Sakit Harapan Bunda Banda Aceh mengatakan “secara psikologis dan fisik, para perempuan pada usia dini yang hamil itu belum siap ataupun matang. Tubuhnya belum siap ataupun belum bisa untuk mengandung, yang disebabkan panggul perempuan itu belum tumbuh sempurna sehingga akan mengganggu kesehatan reproduksinya. Yang mana sering terjadi komplikasi akibat kehamilan, kesulitan persalinan dan Rahim yang tidak bisa berkontraksi dengan sempurna. Secara mental, masih membutuhkan bimbingan dan lain-lain karena mereka cenderung belum siap jadi ibu, menyusui, merawat dan membesarkan anak. Sehingga ketika hamil dan mempunyai anak, menjadi tidak peduli terhadap dan kehamilan dan anaknya. Sehingga anak yang lahir tidak dapat di persiapkan menjadi generasi yang baik. Jadi yang sehat itu hamil di usia di atas dua puluh tahun.” “Bila kehamilan wanita di usia dua puluh tahun ke atas, sebaiknya diperiksa sebulan sekali. Dan untuk usia di bawah itu, pemeriksaannya harus lebih cepat yakni setiap dua minggu sekali sebagai antisipasi kemungkinan persalinan tidak normal,” imbuhnya seraya menambahkan Untuk para lelaki menurut saya juga mempunyai dampak. Saya sebagai seorang lelaki dapat merasakan dampak dari pernikahan dini tersebut. Secara psikologis, laki-laki yang nikah dini barangkali belum tahu tahu secara baik akan hakikat dan tujuan berkeluarga serta bagaimana tanggung jawab sebagai suami ataupun sebagai pemimpin keluarga. Secara sosial, umumnya mereka belum memiliki penghasilan tetap untuk membiayai kehidupan rumah tangga. Hal-hal di atas tentu akan memicu terjadinya perceraian. Persoalan berikutnya adalah dari segi pendidikan. Biasanya perkawinan dini dipraktikkan di masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah. Rata-rata dari mereka yang terlanjur kawin dini tidak menamatkan sekolahnya. Bahkan ada dari mereka yang tidak berkesempatan mengenyam dunia pendidikan. Kebanyakan dari mereka adalah kaum perempuan. Saya pikir sudah waktunya ada kesetaraan pendidikan ataupun keseteraan gender antara lakilaki dan perempuan. Dan di era modern seperti sekarang, mungkin nikah dini sudah tidak relevan lagi. Hilangnya kesempatan pendidikan itu sama saja dengan hilangnya kesempatan untuk mengembangkan diri ataupun karir di masyarakat.



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



Saya sebagai penulis menganggap perlu peningkatan usia perkawinan minimal sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Perkawinan, yang mana usia perkawinan minimal 20 tahun untuk perempuan dan 22-25 tahun bagi laki-laki. Dengan usia itu, mereka pasti sudah siap memasuki yang namanya gerbang pernikahan, dan juga siap untuk hamil, melahirkan, menyusui dan membesarkan anak, sehingga perceraian pun akan jarang terjadi. KONTRA/OPOSISI: Sisi lain nikah muda, terkadang tidak selalu menampakkan kisah-kisah suram. Sebaliknya, banyak pasangan muda yang justru terangkat jadi orang sukses dam mampu mengukir indah kisah rumah tangganya.



Menurut saya kesuraman pernikahan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya, tidak adanya orientasi yang kuat dalam menikah, niat yang keliru dalam memilih pasangan dan alasan yang salah dalam menikah. Dalam lintas sejarah islam, kisah indah rumah tangga ini sudah pernah ditunjukkan oleh baginda Nabi kita Muhammad SAW saat beliau menikahi Aisyah ketika usia 9 tahun, tetapi hubungan seksual suami istri dilaksanakan ketika Aisyah telah haid di usia 12 tahun. Penikahan Aisyah dengan sang nabi ini dalam kenyataannya aman saja meski di usia dini, karena faktor keturunan atau fisik perempuan Arab saat itu sudah siap di usia tersebut. Namun kini, di negara-negara Arab atau Timur Tengah praktik nikah dini sudah kurang populer. Penundaan nikah dini ini umumnya dikarenakan persoalan mahar yang berlaku di Timur Tengah sangat tinggi. Sehingga kawula muda di sana butuh persiapan yang cukup memadai, terutama dari aspek kemampuan materi. Agama Islam memandang seseorang sudah dewasa tidak hanya dengan ukuran usia, melainkan dengan tanda-tandanya. Dewasa dapat diukur dengan tiga pendekatan. Pertama dewasa biologis, yang ditandai dengan mimipi basah pada laki-laki dan haid bagi perempuan. Kedua dewasa pemikiran, yang ditandai dengan kematangan berfikir tengang masa depan. Ketiga dewasa fisik, yang ditandai dengan sempurnanya perkembangan tubuh seseorang. Dlam sebuah Hadist nabi dikatakan kriteria utama dalam menikah adalah adanya ‘Ba’ah’ (kemampuan). „Ba‟ah‟mengandung dua penegrtian. Pertama kemampuan bersetubu (jima‟). Kedua, kemampuan ekonomi, menafkahi dan finansial. Tidak ada ulama yang memamami kata „ba,ah‟ dengan menentukan batas usia tertentu. Sepertinya tidak ada hambatan berarti untuk sebuah cita-cita luhur menyegerakan sunnah nabi, asal punya kemampuan meski usia tergolong masih dini. Sebab itu, kesiapan menikah sebenarnya mengacu pada 3 (tiga) jenis kedewasaan yang saya sebutkan diatas. Contoh di era sekarang, pernikahan putra ustadz Arifin Ilham, Muhammad Alvin dengan Larissa Chou. Alvin menikah di usianya yang baru menginjak 17 tahun, sedangkan Larissa berusia 2 tahun lebih tua, yakni 19 tahun. Menurut para psikolog, pernikahan mereka dapat dikatakan sebagai pernikahan dini, karena di usia tersebut, kematangan fisik, emosi, dan psikologi belum berkembang dengan baik.



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



Dalam pandangan Islam, nikah dini sebenarnya bukan sebuah masalah. Karena sejatinya pernikahan bermanfaat untuk membentengi diri terutama dari penyimpangan seksual. Apalagi godaan yang membangkitkan gairah bertebaran di mana- mana. Maka pijakan nikah dini adalah karena idealisme dan bukan semata bertolak pada alasan penyimpangan seksual, seks bebas, menghindari pacaran dan hal-hal lainnya. Jika menikah dini cuma untuk mendapatkan seks, maka saya yakin pernikahan itu vitalitasnya akan rapuh. Dan kelak akan meninggalkan luka yang amat dalam. Seks tidak perlu diimpiimpikan, bukankah dengan menikah urusan seks akan diperoleh juga! Justru visi besarlah yang harus dipersiapkan dan ditanamkan bagi para calon pengantin muda. Orang-orang hebat melaksanakan sesuatu berlandaskan tujuan yang kuat,supaya pernikahannya terarah. Salah seorang tetangga saya (tengku Abdullah) yang berprofesi ustadz yang melakukan nikah dini mengatakan, “niat saya nikah dini karena saya berharap pada usia 40 tahun dapat memenuhi amanah Allah dalam surat Al-Ahqaaf ayat 15. Dalam ayat tersebut Allah menghendaki kita mapan dalam beberapa segi pada usia 40 tahun. Kemapanan itu antara lain mempersiapkan keturunan, berbakti kepada orang tua, urusan finansial maupun soal orientasi hidup,” ujarnya mantap. Lebih lanjut ustadz yang akrab sapa Teungku Bolah yang juga bekerja di Departemen Agama Aceh Barat ini berbagi cerita. “Saya menikah saat kuliah, ketika wisuda anak saya sudah dua. Istri saya saat wisuda S-1 dalam kondisi hamil muda anak kedua. Jadi saya menjalani, mengalami dan memecahkan masalah bagaimana menegakkan pernikahan idealis dan visioner sembari menimba ilmu S-1 di bangku kuliah. Saya merasakan keduanya saling mendukung. Karena itu, saya lebih positif memandang pernikahan dini. Itu pula sebabnya saya lebih mudah menerima teori maupun hasil riset yang menunjukkan keutamaan nikah dini,” terangnya bercerita. Saat saya menyinggung mengenai tingginya angka perceraian saat ini, beliau berpendapat bahwa “perceraian disebabkan karena menikah tanpa ilmu sehingga tidak tahu tugas dalam rumah tangga maupun sebagai orang tua. Dan saya yakin pernikahan dini yang dilakukan karena alasan yang benar dan untuk tujuan yang besar dan mulia, akan lebih membahagiakan dan kuat, takkan ada yang namanya perceraian,” ungkap sang ustadz mengakhiri perbincangan santai sore itu. *** Tips agar langgeng dalam pernikahan meskipun dimulai di usia muda   



 



Tau porsi masing-masing, misalnya suami menafkahi dan bertanggung jawab atas keluarga. Istri mendampingi suami dan memberikan perhatian serta kasih sayang. Sebagai suami, janganlah otoriter. Begitu juga istri jangan terlalu banyak menuntut. Baik suami dan istri, hendaknya mengesampingkan ego pribadi. Apapun yang sedang dan akan terjadi dalam rumah tangga, anak-anak dan keluarga adalah yang terpenting dan paling berharga. Kesetiaan dan kepercayaan terhadap pasangan, menjadi hal yang mendasari kehidupan berumah tangga. Dan yang paling utama adalah tetap tawakal pada Allah SWT. Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



*** Tidak baik juga kalau muncul kekhawatiran yang berlebihan terhadap praktik pernikahan dini. Sebab, sudah banyak contoh dari mereka yang nikah dini atau nikah muda yang sukses hidupnya, terutama karena mereka menerapkan tips yang saya sebutkan di atas. Sebaliknya, tidak sedikit dari mereka yang menikah di usia tua justru kemudian rumah tangganya berantakan. Jadi buat saya nikah dini itu bagus, sah-sah saja, dan tepat sebagai pilihan, daripada pacaran yang kebablasan ataupun seks bebas. Namun tetap memperhatikan dan membutuhkan persiapan yang ekstra baik secara fisik, mental dan sosial serta siap menghadapi berbagai kesulitan hidup ataupun resiko yang mungkin terjadi. Saya juga ingin segera menikah, asal kami saling jatuh cinta, he,,he,,he,,.! Bagaimana pun perkawinan ideal itu ada pada usia 20 -35 tahun. Jika ditakar antara indah dan buruknya dari pernikahan dini, mungkin akan lebih banyak sisi buruknya terutama bagi anak perempuan. Sebab, langkah aman menuju jenjang perkawinan, seorang perempuan harus mencapai tingkat kematangan biologis dan kesiapan mental. Dan dalam skala besar pernikahan dini akan berdampak buruk bagi pembangunan manusia (human development). Alasanya, semua ini mengakibatkan rendahnya kualitas hidup dari bangsa Indonesia, terutama kualitas hidup perempuan Indonesia. 2. VIDEO DEBAT (terlampir) 3. CIRI-CIRI TEKS DEBAT Adapun ciri-ciri yang membedakan teks debat dengan teks eksemplum maupun teks lain, ciri-ciri nya adalah: 1. Struktur terdiri dari: Pengantar (Isu), Argumen (menentang), dan Simpulan atau Saran. 2. Mengandung informasi yang memuat bantahan terhadap hal yang menjadi perdebatan di masyarakat disertai dengan data-data dan argumen untuk memperkuat bantahan. 3. Ciri-ciri kebahasaan: Kalimat kompleks, kata hubung, kata rujukan, pilihan kata. 4. STRUKTUR TEKS DEBAT Terdapat 3 struktur yang membangun teks tantangan sehingga menjadi utuh, inilah 3 struktur yang menyusun teks ini: 1. Pengantar (Isu): bagian yang mengandung topik yang akan dibantah. 2. Argumen: bagian yang mengandung rangkaian alasan atau bukti dengan tujuan mendukung bantahan. 3. Simpulan: mengandung pernyataan yang menegaskan bantahan. 5. KAIDAH KEBAHASAAN TEKS DEBAT Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa teks tantangan mempunyai 4 kaidah kebahasaan yang mesti kamu tahu sebelum membuat teks tantangan: 1. Kalimat kompleks: kalimat yang mempunyai lebih dari satu struktur dan satu kata kerja. 2. Kata hubung: berfungsi untuk menghubungkan kata.



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



3. Kata rujukan: kata yang menunjukkan rujukan sebagai pemberi informasi. 4. Pilihan kata: supaya gagasan teks bisa disampaikan dengan baik. 6. CARA MENYUSUN TEKS DEBAT 1. Hal pertama yang dilakukan yaitu menentukan tema dan judul teks tantangan. 2. Mencari sumber informasi yang akan dijadikan bahan pembicaraan. 3. Menganalisis bahan dengan mengolah data atau informasi sehingga menjadi pernyataan berupa:  penyusunan kalimat berupa kalimat topik pada setiap struktur teks.  pengembangan kalimat topik dengan kalimat pengembang  menyusun paragraf sesuai dengan struktur.  menyunting kalimat sesuai dengan unsur kebahasaan.  menggabungkan paragraf menjadi teks tantangan yang padu. 4. Hasil analisis kemudian menyusun teks dengan urutan struktur sehingga menjadi teks tantangan yang utuh. 5. Dua dampak dari pernikahan dini, yaitu: 1. Dampak positif a. Mengurangi beban orang tua, karena dengan menikahkan anaknya maka semua kebutuhan anaknya akan di penuhi oleh suami, dan bahkan orang tua berharap beban ekonominya juga akan dibantu. b. Mencegah kemaksiatan, seperti terjadinya perzinahan atau kumpul kebo di kalangan remaja, dengan menikah kan anaknya orang tua akan merasa tenang, karena perzinahan atau bahkan hamil diluar nikah di kalangan remaja tidak akan terjadi. 2. Dampak negatif a. Dampak terhadap pasangan suami istri Terkadang anak yang menikah di usia dini tidak bisa memenuhi atau bahkan tidak tahu sebenarnya apa saja hak dan kewajibannya sebagai suami istri itu ? nah, ketidaktahuan ini di sebabkan karena mental dan fisik yang belum matang dan belum benar-benar siap untuk menghadapi kehidupan setelah pernikahan, akibatnya masing-masing pihak ingin menang sendiri dan pertengkaran pun tidak dapat di hindari. b. Dampak terhadap masing-masing keluarganya Pernikahan yang dilakukan anak-anak yang masih di bawah umur, mereka masih mempunyai sifat kekanak-kanakan dimana mereka belum bisa mandiri dalam mengurusi kehidupan keluarganya. Biasanya mereka yang melakukan pernikahan dini itu masih ikut dengan orang tua, masih tinggal dengan orang tuanya sehingga mereka tidak bisa mandiri dalam menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi. Ketika terjadi pertengkaran dalam rumah tangga mereka, maka orang tua masing-masing akan ikut campur dalam menyelesaikan masalah nya. Nah hal inilah yang akan mengurangi keharmonisan antar keluarga masing-masing.



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



c. Dampak terhadap anak-anaknya Tidaklah mudah untuk menjalankan pernikahan di usia muda, terutama bagi wanita yang melangsungkan pernikahan di bawah umur 20 tahun apabila hamil akan mengalami gangguan-gangguan pada kandungannya, selain itu rentan perceraian di dalam pernikahan dini. Mengapa? Karena seringkali pertengkaran ataupun perselisihan itu berujung perceraian. Dan biasanya sebelum terjadi perceraian anak sudah lahir, hingga kemudian anak itu di titipkan untuk sementara waktu ataupun selamanya kepada nenek dan kakeknya atau saudara ayah dan ibunya. Dapat disimpulkan dari bacaan di atas bahwa faktor pendorong pernikahan dini itu ada empat poin, yaitu: Ekonomi, Orang Tua, Pendidikan, Pergaulan, dan Adat Istiadat. Adapun dampak dari pernikahan dini terdapat dua dampak, yaitu : Dampak Positif dan Dampak Negatif. Di dalam dampak positif terdapat dua poin yakni meringankan beban orang tua dan mencegah kemaksiatan. Dan yang terakhir di dalam dampak negatif terdapat tiga poin yakni dampak terhadap pasangan suami istri, dampak terhadap masing-masing keluaganya dan dampak terhadap anak-anaknya.



Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Bengkulu Selatan



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERINTEGRASI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN



SEKOLAH



: SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA



MATA PELAJARAN



: BAHASA INDONESIA



KELAS / SEMESTER : X / 2 (DUA) MATERI POKOK



: TEKS PUISI



ALOKASI WAKTU



: 6 JP



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERINTEGRASI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN



SEKOLAH



: SMA NEGERI 4 REJANG LEBONG



MATA PELAJARAN



: BAHASA INDONESIA



KELAS / SEMESTER : XII / 2 (DUA) MATERI POKOK



: ARTIKEL



ALOKASI WAKTU



: 120 MENIT (2 X PERTEMUAN)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



Sekolah



: SMA N 4 RL BKKBN



Mata Pelajaran



: BAHASA INDONESIA



Kelas/Semester



: XII/2



Materi Pokok



: Artikel



Alokasi Waktu



: 120 menit (2 x pertemuan)



A. Kompetensi Inti (KI) KI-1



Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya



KI-2



Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan g. pro-aktif, Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan



lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan



kawasan internasional. KI-3



Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a. ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni,



d. budaya, dan e. humaniora



dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI4



Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.



B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.10Mengevaluasi informasi 3.10.1 Menganalisis informasi tentang masalah tentang masalah kependudukan, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel yang dibaca kependudukan, baik fakta maupun opini, dalam sebuah 3.11.1 Memahami pengertian Artikel tentang masalah artikel yang dibaca kependudukan 3.11Menganalisis kebahasaan 3.11.2 Mengidentifikasi Ciri kebahasaan artikel artikel tentang masalah tentang masalah kependudukan budiharto



kependudukan buku ilmiah



dan/atau 3.11.3 Mengidentifikasi unsur-unsur artikel tentang masalah kependudukan 3.11.4 Mengidentifikasi unsure kebahasaan artikel tentang masalah kependudukan 3.11.5 Mengidentifikasi kebahasaan artikel tentang masalah kependudukan dan/atau buku ilmiah. 4.10.1 Menyusun artikel tentang masalah 4.10Menyusun opini dalam kependudukan dan/atau buku ilmiah sesuai bentuk artikel tentang dengan fakta masalah kependudukan 4.11Mengonstruksi sebuah 4.11.1 Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi unsur kebahasaan artikel tentang masalah artikel tentang masalah kependudukan yang telah disusun, kependudukan dengan memerhatikan fakta dan kebahasaan C. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran integrasi pedagoge gendre, saintifik (modifikasi jigsow), CLIL, peserta didik dapat menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan artikel tentang masalah kependudukan serta terampil mengkonstruksi artikel tentang masalah kependudukan dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri serta pantang menyerah. D. Materi Pembelajaran 1. Fakta:  Membangun sebuah artikel tentang masalah kependudukan dengan fakta dan kebahasaanya 2. Konsep  Menganalisis informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel tentang masalah kependudukan yang dibaca  Memahami pengertian Artikel tentang masalah kependudukan  Mengidentifikasi Ciri kebahasaan artikel tentang masalah kependudukan  Mengidentifikasi unsur-unsur artikel tentang masalah kependudukan 3. Prinsip  Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel tentang masalah kependudukan yang dibaca  Menganalisis kebahasaan artikel tentang masalah kependudukan dan/atau buku ilmiah 4. Prosedur  Menyusun opini dalam bentuk artikel tentang masalah kependudukan  Mengonstruksi sebuah artikel tentang masalah kependudukan dengan memerhatikan fakta dan kebahasaan E. Metode Pembelajaran  Pendekatan : Scientific Learning  Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) F. Media Pembelajaran  Media LCD projector,  Laptop,  Bahan Tayang (ppt) G. SumberBelajar:  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Wajib) kelas XII Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.



budiharto



 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Wajib) kelas XII Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  Buku teks pelajaran yang relevan H. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu Kegiatan Pendahuluan Guru : Orientasi  Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran  Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin  Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran. Apersepsi  Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, pada kelas XII  Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.  Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan. Motivasi 15  Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan menit dipelajari.  Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:  Pengertian Artikel tentang masalah kependudukan  Ciri-Ciri Artikel tentang masalah kependudukan  Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung  Mengajukan pertanyaan. Pemberian Acuan  Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.  Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung  Pembagian kelompok belajar  Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Kegiatan Inti Sintak Kegiatan Pembelajaran Model Pembelajaran Orientasi peserta didik Mengamati kepada masalah Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik  Pengertian Artikel tentang masalah kependudukan  Ciri-Ciri Artikel tentang masalah kependudukan dengan cara : 150  Melihat (tanpa atau dengan alat) menit Menayangkan gambar/foto/tabel berikut ini  Mengamati lembar kerja, pemberian contoh-contoh materi/soal untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb yang berhubungan dengan  Pengertian Artikel Secara umum artikel di artikan sebagai karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, budiharto



1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.  Ciri-Ciri Artikel  Isi tulisan didasari oleh fakta bukan sekedar mitos yang belum terjamin kebenaranya  Bersifat faktual dan informative, mengungkapkan informasi yang berdasarkan hasil – hasil penelitian yang telah dilakukan, dan dapat di pertanggung jawabkan kebenaranya.  Artikel ilmiah juga memiliki opini atau analisa pemikiran – pemikiran penulis. Akan tetapi, pemikiran itu dikuatkan / didasari oleh data valid berupa hasil penelitian sebelumnya, teori, maupun fakta yang ditulis ke dalam artikel.  Menggunakan metode penulisan yang sistematis. Dengan tujuan agar semua informasi dalam arikel dapat di terima oleh masyarakat luas.  Menggunakan ragam bahasa yang resmi dan baku. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan bahasa resmi yang bercirikan lugas, logis, denotatif, dan efektif, akan membuat bahasa artikel ilmiah terasa padat, dan berisi.  Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung), materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan  Pengertian Artikel tentang masalah kependudukan  Ciri-Ciri Artikel tentang masalah kependudukan  Mendengar pemberian materi oleh guru yang berkaitan dengan  Pengertian Artikel tentang masalah kependudukan  Ciri-Ciri Artikel tentang masalah kependudukan  Menyimak, penjelasan pengantar kegiatan/materi secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai :  Pengertian Artikel tentang masalah kependudukan  Ciri-Ciri Artikel tentang masalah kependudukan untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. Mengorganisasikan Menanya peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :  Mengajukan pertanyaan tentang :  Pengertian Artikel  Ciri-Ciri Artikel yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau



budiharto



Waktu



1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :  Apa yang dimaksud dengan artikel? Membimbing Mengumpulkan informasi penyelidikan individu Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk dan kelompok menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:  Mengamati obyek/kejadian,  Membaca sumber lain selain buku teks, mengunjungi laboratorium komputer perpustakaan sekolah untuk mencari dan membaca artikel tentang  Pengertian Artikel  Ciri-Ciri Artikel  Mengumpulkan informasi Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi kelompok atau kegiatan lain guna menemukan solusi masalah terkait materi pokok yaitu  Pengertian Artikel  Ciri-Ciri Artikel  Aktivitas  Peserta didik diminta bertanya pada kegiatan menanya  Mempraktikan  Mendiskusikan  Saling tukar informasi tentang :  Pengertian Artikel  Ciri-Ciri Artikel dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengembangkan dan Mengkomunikasikan menyajikan hasil Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan karya  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan  Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang :  Pengertian Artikel  Ciri-Ciri Artikel budiharto



Waktu



1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu  Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan  Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.  Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang  Pengertian Artikel  Ciri-Ciri Artikel  Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.  Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.  Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran Menganalisa & Mengasosiasikan mengevaluasi proses Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi pemecahan masalah dari guru terkait pembelajaran tentang: ……  Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.  Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai  Pengertian Artikel  Ciri-Ciri Artikel  Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :  Pengertian Artikel  Ciri-Ciri Artikel Catatan : Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan) Kegiatan Penutup Peserta didik :  Membuat rangkuman/simpulan pelajaran. tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan. 15  Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. menit  Mengarahkan siswa untuk mengimplementasi kontens permasalahan perkembangan kependudukan dalam kehidupan Guru :  Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik



budiharto



1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.  Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik  Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/ perseorangan (jika diperlukan).  Mengagendakan pekerjaan rumah.  Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya



2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit ) Waktu Kegiatan Pendahuluan Guru : Orientasi  Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran  Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin  Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran. Apersepsi  Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya,  Pengertian Artikel  Ciri-Ciri Artikel  Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.  Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan. 15 Motivasi menit  Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.  Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:  Jenis-Jenis Artikel  Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung  Mengajukan pertanyaan. Pemberian Acuan  Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.  Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung  Pembagian kelompok belajar  Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Kegiatan Inti Sintak Kegiatan Pembelajaran Model Pembelajaran Orientasi peserta didik Mengamati kepada masalah Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk 150 memusatkan perhatian pada topik menit  Jenis-Jenis Artikel dengan cara :  Melihat (tanpa atau dengan alat) Menayangkan gambar/foto/tabel berikut ini  Mengamati lembar kerja, pemberian contoh-contoh materi/soal



budiharto



2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit ) untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb yang berhubungan dengan  Jenis-Jenis Artikel  Narasi  Deskripsi  Argumentasi  Persuasi  Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung), materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan  Jenis-Jenis Artikel  Mendengar pemberian materi oleh guru yang berkaitan dengan  Jenis-Jenis Artikel  Menyimak, penjelasan pengantar kegiatan/materi secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai :  Jenis-Jenis Artikel untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. Mengorganisasikan Menanya peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :  Mengajukan pertanyaan tentang :  Jenis-Jenis Artikel yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :  Apa itu artikel deskripsi? Membimbing Mengumpulkan informasi penyelidikan individu Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk dan kelompok menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:  Mengamati obyek/kejadian,  Membaca sumber lain selain buku teks, mengunjungi laboratorium komputer perpustakaan sekolah untuk mencari dan membaca artikel tentang  Jenis-Jenis Artikel  Mengumpulkan informasi Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi kelompok atau kegiatan lain guna menemukan solusi masalah terkait materi pokok yaitu  Jenis-Jenis Artikel  Aktivitas  Mempraktikan  Mendiskusikan  Saling tukar informasi tentang :



budiharto



Waktu



2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit )  Jenis-Jenis Artikel dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengembangkan dan Mengkomunikasikan menyajikan hasil Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan karya  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan  Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang :  Jenis-Jenis Artikel  Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan  Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.  Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang  Jenis-Jenis Artikel  Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.  Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.  Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran Menganalisa & Mengasosiasikan mengevaluasi proses Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi pemecahan masalah dari guru terkait pembelajaran tentang: ……  Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.  Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai  Jenis-Jenis Artikel  Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk budiharto



Waktu



2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit ) Waktu mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :  Jenis-Jenis Artikel Catatan : Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan) Kegiatan Penutup Peserta didik :  Membuat rangkuman/simpulan pelajaran. tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.  Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.  Mengarahkan siswa untuk mengimplementasi kontens permasalahan perkembangan kependudukan dalam kehidupan Guru : 15  Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik menit yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.  Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik  Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/ perseorangan (jika diperlukan).  Mengagendakan pekerjaan rumah.  Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya H. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik Penilaian a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan 1) Tes Tertulis a) Pilihan ganda b) Uraian/esai 2) Tes Lisan b. Penilaian Kompetensi Keterampilan 1) Proyek, pengamatan, wawancara‟  Mempelajari buku teks dan sumber lain tentang materi pokok  Menyimak tayangan/demo tentang materi pokok  Menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan pengamatan dan eksplorasi 2) Portofolio / unjuk kerja  Laporan tertulis individu/ kelompok 3) Produk, 2. Instrumen Penilaian a. Pertemuan Pertama (Terlampir) b. Pertemuan Kedua (Terlampir) c. Pertemuan Ketiga (Terlampir) d. Pertemuan Keempat (Terlampir) 3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan a. Remedial  Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri atas



budiharto



dua bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan remedial karena belum mencapai Kompetensi Dasar  Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal), misalnya sebagai berikut.  Menyusun artikel dan/atau buku ilmiah sesuai dengan fakta b. Pengayaan  Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.  Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta didik.  Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan pengembangan lebih luas misalnya  Membangun sebuah artikel dengan fakta dan kebahasaanya



Curup, 25 Juli 2017



budiharto



Mengetahui Kepala SMAN 4 RL



Guru Mata Pelajaran



Riskan Effendi, S.Pd, MM



Budiharto, M.Pd



NIP.195808021980031008



NIP.196706242005021001



Lampiran Materi Pembelajaran Iklan



Artikel Kependudukan MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA : kendala dan solusinya Oleh: Muhammad Afifuddin dan Ifa Mustakimah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan menempati urutan keempat dalam daftar negara dengan penduduk terbesar di dunia. Tingginya populasi penduduk iniberjalan seiring dengan berbagai persoalan kependudukan. Selain itu, keberagaman suku, ras, agama, dan adat istiadat juga menjadi kendala dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi. Berbagai upaya telah dilaksanakan pemerintah untuk mengatasi persoalan kependudukan ini. Namun, pada kenyataannya upaya-upaya itu masih belum dapat terlaksana secara maksimal. Pemerintah menghadapi banyak kendala untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program, baik kendala yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itulah, melalui karangan kreatif ini diuraikan secara rinci berbagai kendala yang muncul dan alternatif solusi yang dapat ditempuh. Kendala Kuantitatif Beberapa kendala kuantitaif yang berkaitan dengan masalah kependudukan di Indonesia meliputi: 1. Paham “Banyak Anak Banyak Rezeki” Masyarakat tradisional pada umumnya meyakini sebuah paham “banyak anak banyak rezeki”. Dalam kerangka berpikir mereka muncul keyakinan bahwa anak banyak akan membawa rezeki yang banyak pula bagi orang tuanya. Setelah anak-anak mereka tumbuh dewasa dan bisa bekerja, diharapkan dapat mencukupi kebutuhan mereka sendiri dan memberikan tambahan penghasilan bagi orang tuanya. Orang tuapada umumnya kurangmemikirkan kebutuhan pendidikan anak. Mereka hanya berpikir sederhana misalnya, sebatas bagaimana cara mengenyangkan perut keluarga dengan makanan seadanya. Tanpa beban, masyarakat cenderung suka memiliki keturunan sebanyak mungkin. Maka, wajar bila kemudian secara nasional berdampak pada ledakan penduduk yang sangat cepat dan tidak terkendali. Sayangnya, pertumbuhan penduduk itu tanpa disertai peningkatan kualitas melalui pendidikan. Oleh karena itu dapat dikatakan, pada kenyataannya, pendapat itu tidaklah tepat benar. Banyaknya anak, seiring dengan perkembangan zaman, tentu menuntut pemenuhan kebutuhan yang semakin besar pula. Baik untuk mencukupi kebutuhan sandang, pangan, papan maupun kebutuhan pendidikan yang sangat memengaruhi kualitas mereka. 1. Kebijakan Pemerintah Secara nasional pertumbuhan penduduk di Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara Tahun 1961-1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1% pertahun, Tahun 1971-1980 sebesar 1,98% atau sebanyak 2,32% pertahun, Tahun 1990-2000 sebesar 1,6% pertahun. Tabel di bawah memberi informasi hasil sensus di Indonesia tahun 1961-2000, hasil survey antar-sensus, serta data lain. Amati perubahan jumlah penduduk yang terjadi! Rata-rata angka kelahiran kasar termasuk kriteria sedang – tinggi. Tabel : Hasil sensus penduduk Indonesia 1961-2008 Ledakan penduduk Indonesia mulai terlihat tahun 80-an. Jika pada 1930 jumlah penduduk Indonesia masih berkisar 60,7 juta jiwa, pada 1985 melonjak hampir tiga kali lipat, yaitu 164 juta jiwa. Pada 2000 telah lebih dari 200 juta jiwa. Sampai dengan 2008 jumlah itu terus meningkat. Pada 2005 mencapai 218.869.000 jiwa dan 2008 mencapai 237.512.355 jiwa. Pada 2010 mencapai 237.641.326 jiwa dan diperkirakan tahun ini mencapai 250 juta jiwa.



budiharto



Mencermati data di atas dapat dilihat sejauh mana hasil upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan. Berdasarkan angka-angka yang ada, dapat dikatakan bahwa tampaknya pemerintah gagal dalam mengedukasi masyarakat. Dengan kata lain, pemerintah gamang menetapkan sebuah kebijakan yang signifikan terhadap masalah kepadatan penduduk. 1. Penanganan SDM Pemuda merupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan bagi sebuah bangsa. Pemuda juga dapat dikatakan sebagai aset bagi bangsa, sekaligus menjadi modal dan subjek pembangunan. Akan tetapi, aset hanya menjadi kata-kata yang tidak bermakna jika tidak ada pemberdayaan.Oleh karena itu, pemberdayaan menjadi kata kunci agar aset ini menjadi semakin berharga. Dalam hal ini, pemberdayaan dapat dilakukan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada pemuda dalam berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara. Disamping itu, persoalan pemberian kepercayaan dan kesempatan kepada para pemuda pun menjadi kata kunci dari adanya pemberdayaan pemuda. Melakukan pemberdayaan manusia (pemuda) tanpa adanya akses kepercayaan dan kesempatan, maka itu berarti hanyalah “omong kosong” belaka. Pada kenyataannya, para pemimpin bangsa cenderung hanya memanfaatkan pemuda demi „kepentingan‟ pribadi atau golongannya dalam kebutuhan sesaat saja. Di samping itu, besarnya sumber daya manusia angkatan kerja justru kurang terakomodasi dengan lebih baik. Pemuda yang berlimpah kurang diimbangi dengan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang berkualitas dan memadahi. 2. PernikahanDini Sampai dengan akhir tahun 60-an ada kecenderungan kebiasaan melakukan pernikahan di usia dini. Tren itu lebih banyak dilakukan oleh masyarakat di pedesaan dan masyarakat yang berpendidikan rendah. Namun pada kenyataannya, tren tersebut hingga kini masih juga terjadi walaupun dengan penyebab yang berbeda. Zaman sekarang banyak anak yang menikah dibawah umur karena dampak dari pergaulan bebas. Keterbukaan informasi dan perkembangan teknologi memudahkan remaja bebas melakukan apa yang mereka inginkan. Misalnya, seringnya menonton film atau video seksual, pergaulan bebas, free sex, dan sebagainya. Pernikahan pada usia dini terjadi karena biasanya seorang remaja hamil sebelum menikah. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab pertumbuhan dan pertambahan penduduk menjadi lebih pesat. Pertumbuhan penduduk di Indonesia sendiri saat ini mencapai 1,49 % per-tahun. 3. Perpindahan Penduduk Perpindahan penduduk dari daerrah satu ke daerah lain yang tidak terkendali menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di satu daerah, yang mengakibatkan pertumbuhan penduduk di daerah itu menjadi sangat padat dan cepat, sehingga di daerah lain penduduk masih relatif sedikit. Hal Inilah yang mengakibatkan persebaran penduduk tidak merata. Sensus Penduduk (Cacah Jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan Penyebarluasan data kepeduduka. Penduduk ditentukan oleh : Angka kelahiran Angka kematian Perpindahan Penduduk,yang meliputi : Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke desa. Reurbanisasi, yaitu perpindandahan penduduk kembali ke desa. Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk ke luar negeri. Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri. Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke negara asal. Transmigrasi, yaitu perpidahan penduduk dari satu pulau kepulauan lain dalam satu negara.



1. Imigrasi Imigrasi adalah perpindahan orang /penduduk dari suatu tempat/negara luar ke dalam negeri, dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran. Contoh orang India pindah menetap ke Indonesia



budiharto



2. Emigrasi Emigrasi adalah perpindahan orang /penduduk dari suatu wilayah /negara asal ke negara luar dengan tujuan bekerja/menetap. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran. Contoh orang Indonesia pergi ke Malysia menjadi tenaga kerja Indonesia.



3. Remigrasi Remigrasi adalah perpindahan/pemulangan penduduk asing ke negara asalnya. Contoh TKI di Malaysia dipulangkan kembali ke Indonesia.



4. Urbanisasi Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap/mencari pekerjaan. Contoh penduduk dari desa di Surabaya pergi ke Jakarta.



5. Transmigrasi. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau yang padat ke pulau yang masih jarang penduduknya. Contoh penduduk dari pulau Jawa pindah ke pulau Kalimantan.



6. Sirkuler Sirkuler adalah gerak penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dengan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Contoh di Indonesia (menurut batasan sensus penduduk) sirkuler dapat didefinisikan sebagai gerak penduduk yang melintasi batas provinsi menuju ke provinsi lain dalam jangka waktu 6 bulan. 1. Kegagalan Program KB Salah satu upaya untuk menghambat laju pertumbuhan penduduk sejak tahun 70-an pemerintah menyelenggarakan Program Keluarga Berencana (KB). Program ini merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga, demi terjaminnya kesejahteraan keluarga. Melalui program ini setiap keluarga dianjurkan untuk mempunyai dua anak saja yang merupakan keluarga kecil, sehat dan sejahtera. Pada pertengahan tahun 80-an program KB berkembang menjadi Gerakan Keluarga Berencana. Kenyataan ini menunjukkan kepada kita tentang dua hal: (1) masyarakat berterima atas adanya Keluarga Berencana; (2) pemerintah berhasil mengedukasi masyarakat sehingga mampu mengubah pola pikir mereka menjadi lebih realistis. Suksesnya gerakan ini berdampak positif terhadap pengendalian jumlah penduduk. Sebelum dilaksanakan Gerakan KB perkembangan penduduk pada 1980 – 1990berjumlah 147,5 – 179,4 juta jiwa, dengan penambahan 31,9 juta jiwa. Namun setelah Gerakan KB dilaksanakan, perkembangan penduduk pada 1990 – 1995 semakin rendah, yaitu dari 179,4 – 194,8 juta jiwa, dengan penambahan 15,4 juta jiwa. Sedangkan pascareformasi, tampaknya Keluarga Berencana tidak lagi menjadi prioritas pemerintah, sehingga berakibat pengendalian jumlah penduduk gagal dilakukan. Terbukti dari data bahwa pada 2000 jumlah penduduk sebanyak 206,3 juta jiwa. Namun pada 2008 peningkatakan jumlah penduduk sangat tajam, yaitu 237,5 juta jiwa. Ini berarti terjadi peledakan yang sangat signifikan, yaitu 31,2 juta jiwa. Pada sekitar 2012 angka fertilitas di Indonesia sebesar 2,6 dan angka tersebut masih bertahan hingga saat ini. Artinya program KB dalam 10 tahun terakhir gagal,” kata Menteri setelah membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2013 di Batam, Selasa (9/4) Salah satu lembaga pusat yang menjadi “korban” kebijakan pemerintah tersebut adalah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Lembaga yang sempat diusulkan dibubarkan oleh mantan Wapres Hamzah Haz ini, relatif kacau balau secara anatomi kelembagaan dan fungsinya di era otda ini.



budiharto



Data BKKBN Pusat Oktober 2005 menunjukkan, dari 433 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, baru 72,29 persen yang mengakomodasi lembaga KB dalam bentuk perda, 1,08 persen raperda, 21,71 persen SK bupati/wali kota, dan 3,93 persen masih sebatas wacana. Kendati lembaga KB yang dibentuk dengan perda mencapai 310 kabupaten/kota, namun hanya sekitar 31 kabupaten/kota yang berupa dinas utuh. Sisanya dimerger dengan instansi lain dengan bentuk kelembagaan yang sangat bervariasi. Pembaruan yang akhir Desember lalu mengikuti kegiatan press tour BKKBN Pusat ke Kupang, NTT, mendapati bahwa kondisi kelembagaan BKKBN yang kacau-balau tercermin pula di provinsi tertinggal ini. Dari 15 kabupaten/kota di NTT, hanya satu yang mempunyai dinas BKKBN yang utuh., yakni Kota Kupang. Di kota yang dipimpin oleh Wali Kota SK Lerik ini, lembaga KB dinamakan Dinas Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kota Kupang.



Kendala Kualitatif Selain kendala-kendala kuantitatif di atas, terdapat juga beberapa kendala kualitatif sebagai berikut. 1. Kualitas Kesehatan Rendah Meskipun telah mengalami perbaikan tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat : 1. Angka kematian 2. Angka harapan hidup 3. Angka kematian yang tinggi menunjukan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kesehatan penduduk tidak lepas dari pendapatan yang diperolehnya. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi pula. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati makanan yang memenuhi kualitas standar makanan yang sehat dan bergizi. 1. Tingkat Pendidikan Rendah Salah satu indikator untuk mengetahui kualitas SDM suatu negara adalah dari tingkat pendidikan bangsa itu. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja seseorang. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi diharapkan mempunyai produktivitas yang tinggi pula. Namun kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang yang berpendidikan tinggi tapi menganggur. Keadaan ini sangat memprihatinkan. Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikal terhadap kesejahteraan penduduk. 2. Tingkat Kemakmuran Rendah Meskipun Indonesia tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan, berdasarkan standar yang ditetapkan oleh PBB, masih cukup besar, kurang lebih 37,5 juta jiwa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemakmuran masyarakat masih rendah. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM penduduk. Semakin tinggi SDM penduduk semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara kaya sumber daya alam. Tapi mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin dan ini menjadi masalah yang sulit untuk diselesaikan.



Alternatif Solusi Berdasarkan beberapa kendala di atas, kiranya dapat dirinci alternatif solusi sebagai berikut. 1. Pelembagaan dan diharapkan dengan dua anak tersebut orang tua bisa lebih memperhatikan pendidikan anaknya, sehingga keluarga tersebut mempunyai kualitas pendidikan yang baik. Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga yang sejahtera.



budiharto



Tujuan pokok atau umum program Keluarga Berencana (KB) yaitu: Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Tujuan khusus Keluarga Berencana (KB):  Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemempuan peningkatan produksi.  Meningkatkan kesehatan ibu dari anak untuk mencapai keluarga yang sejahtera.  Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.  Menurunya jumlah angaka kematian bayi  Meningkatnya kesejahteraan Disamping itu Indonesia memiliki banyak masalah yang sangat serius, namun dilain sisi negara ini juga mempunyai daya tarik tersendiri, yaitu:  Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup  Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik  Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan misalnya iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas publik lainnya. Walaupun banyak faktor yang tidak mendukung dan permasalahan yang sulit diselesaikan di negeri khatulistiwa ini, masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dengan solusi sebagai berikut ini:  Dengan mengadakan KB.  Memberikan pendidikan kependudukan berbagai jenjang sekolah.  Meningkatkan produksi pangan.  Meningkatkan jumlah fasilitas sosial dan kesehatan.  Membangun sarana dan prasarana penduduk khususnya di tempat-tempat yang masih terpencil.  Pemerintah harus menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Sebagian warga di Cina yang mempunyai anak lebih dari 2 orang dikenai pajak setiap tahun, itu merupakan tindakan tegas yang perlu di contoh oleh pemerintah Indonesia. mungkin untuk menekan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat ini, mulai dari yang lebih kecil. Perangkat desa dapat bekerja sama dengan dokter atau bidan setempat untuk memberikan pengarahan langsung kepada keluarga yang telah mempunyai dua anak, terutama keluarga yang masih muda. Masa produktifitas mereka masih panjang, jadi dari pihak perangkat desa atau bidan setempat bisa lebih meyakinkan keluaraga itu. Tahapan kedua setelah penyuluhan itu adalah keluarga itu harus melakukan KB dengan didampngi oleh bidan tersebut agar KB benar-benar dilaksanakan oleh keluarga itu, namun semua keluarga tidak sama, ada yang mudah mengerti dan ada pula keluarga yang kolot. Hal itulah yang menjadi masalah dalam proses penyuluhan dan menanamkan pengertian, akibat, dan manfaat ber-KB. Memang hal itu sangat menyulitkan dan sangaat merepotkan, namun bila program itu sudah berjalan secara otomatis penyuluhan perangkat desa dan bidan sekitar akan lebh ringan, karena secara tidak langsung itu menjadi bahan omongan dimasyarakat dan diharapkan dengan itu msyarakat mulai sadar untuk ber-KB. Kita juga bisa memberikan pemahaman atau pengetahuan tentang KB lebih awal kepada penduduk muda yang masih bersekolah (SMA/SMK/sederajat) dengan memasukan pengertian, sebab harus ber-KB, akbat tidak melakukan KB, dan yang paling penting kita harus sangat memahamkan manfaat dari ber-KB. Pengetahuan itu mungkin dapat dimasukan dalam mata pelajaran PenjaOrkes, Pkn, Sosiologi, Geografi dan mungkin pelajaran yang lain yang menyangkut pembelajaran kependudukan. Ber-KB bukanlah program yang tujuanya memberatkan penduduk, namun program KB dirancang untuk lebih memerikan kesejahteraan bagi keluarga. Dan disampng itu pula Program KB diharapkan bisa menghambat laju pertumbuhan penduduk yang sangat besar ini, karena semakin lama lahan dan pangan yang kita miliki dapat terkikis habis bila laju itu tidak dapat kita kendalikan.



budiharto



Untuk mengatasi kepadatan penduduk, pemerintah menggadakan program Transmgrasi. Adapun jenis-jenis Transmigrasi adalah: Transmigrasi Umum, yaitu Transmigrasi yang biayanya ditanggung pemerintah ditujukan untuk penduduk yang memenuhi syarat. Transmigrasi Spontan/Swakarsa, yaitu Transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri. Pemerintah hanya menyediakan lahan pertanian dan rumah. Transmigrasi Lokal, yaitu Transmigrasi yang dilakukan dalam suatu wilayah provinsi. Transmigrasi Khusus/Sektoral, yaitu Transmigrasi yang dilakukan karena penduduk terkena bencana alam. Transmigrasi Bedol Desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa atau pejabat-pejabat pemerintah desa. Program KB (Keluarga Berencana) harus lebih diperketat lagi seperti pada penggunaan Program KB beberapa tahun yang lalu. Zaman sekarang banyak pasangan suami istri yang menundanunda program KB. Diharapkan, Program KB dapat menjadi salah satu kunci sukses untuk menekan laju penduduk yang saat ini sangat sulit untuk dikendalikan. Untuk itu, masyarakat diharapkan dapat berperan aktif membantu pemerintah dengan ber-KB. Kesimpulan Jadi padatnya jiwa di Indonesia dan banyaknya masalah tentang kependudukan di negeri khatulistiwa ini, seharusnya pemerintah dapat tanggap dan mengambil tindakan yang tegas, demikian juga kita harus mendukung program KB yang telah dibuat oleh pemerintah, agar penduduk Indonesia tidak semakin padat dan lahan pemukiman bisa teratasi.



masalah kependudukan di indonesia Pengertian Kependudukan Sebagaimana kita telah ketahui bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika serikat. Oleh karena itu rakyat perlu memahami tentang pengertian kependudukan. Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan ( uu No. 23 Th 2006). Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang lebih luas dari pada demografi, karena sejumlah ahli demografi telah menggunakan istilah demografi untuk menunjuk pada demografi formal, demografi murni, atau kadang-kadang demografi teoritis. (Sumber: http://hari-mardiansyah.blogspot.com/2013/04/makalah-kependudukan.html) Transmigrasi dari masa ke masa Pembangunan transmigrasi masa lalu penting dikemukakan disini mengingat sering kali kesalahan sejarah itu terulang kembali. Sehingga agar tidak terjadi kesalahan yang sama, maka pembangunan transmigrasi yang berwawasan tertentu harus dipelajari. Menurut http://bto.depnakertrans.go.id/ istilah transmigrasi pertama kali dikemukakan oleh Bung Karno pada tahun 1927 dalam Harian Soeloeh Indonesia. Kemudian Egbert de Vries pakar berkebangsaan Belanda pada tahun 1934, selanjutnya Bung Hatta dalam Konferensi Ekonomi di Yogyakarta pada tanggal 3 Februari 1946. Kemudian pada jaman pemerintahan Hindia Belanda kegiatan transmigrasi disebut kolonisasi, walaupun pada akhirnya Belanda juga mulai menggunakan istilah yang sering dikemukakan kedua tokoh founding father itu. Transmigrasi diartikan pada masa itu sebagai program pemindahan penduduk yang menyeberangi laut (trans), dari Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa. Dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pembangunan daerah-daerah diluar pulau Jawa. http://bto.depnakertrans.go.id/tentang/sejarah.php KB dari masa ke masa Organisasi pelaksanaan keluarga berencana dalam Repelita I mengalami perkembanganperkembangan. Kegiatan secara terorganisir mulai dirintis dengan didirikannya Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada tahun 1957. Akan tetapi barulah sejak tahun 1968 dengan dibentuknya Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN), kegiatan keluarga



budiharto



berencana telah ditingkatkan menjadi suatu program nasional. Sesuai dengan perkembangan pelaksanaan keluarga berencana, dibutuhkan (penyempurnaan organisasi, sehingga dalam tahun 1970 LKBN telah dirubah menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Selanjutnya dalam Repelita I terus dilakukan usaha-usaha penyempurnaan organisasi BKKBN. Menurut Blog doktersehat.com Tujuan pokok/umum program Keluarga Berencana (KB) yaitu: Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKBS (Normal Keluarga KecilBahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Tujuan khusus Keluarga Berencana (KB): 1. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemempuan peningkatan produksi. 2. Meningkatkan kesehatan ibu dari anak untuk mencapai keluarga yang sejahtera. 3. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi. 4. Menurunya jumlah angaka kematian bayi 5. Meningkatnya kesejahteraan Masalah-Masalah Kependudukan Di Indonesia  Jumlah penduduknya banyak, menempati nomor empat di dunia setelah Cina, India, dan AmerikaSerikat,  Pertumbuhan penduduknya cepat,  Persebaran penduduk yang tidak merata,  Komposisi penduduk kurang menguntungkan,  Arus urbanisasi tinggi. Solusi untuk mengatasi kependudukan di Indonesia Melaksanakan program KB (Keluarga Berencana) dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran. Mengaktifkan program KB dengan cara memberi hadiah yang menarik berupa uang atau apapun setiap keluarga yang ber KB, dengan begitu rakyat indonesia jadi ingin ber KB Seharusnya remaja sejak awal sudah memiliki gambaran bagaimanakah membina keluarga yang ideal nantinya,dengan begitu remaja sudah tau membina keluarga itu tidaklah mudah. Tidak berprinsip pada slogan zaman dahulu yang mengatakan bahwa banyak anak banyak rezeki, coba berfikir logis, di era globalisasi ini banyak anak itu malah akan banyak biaya yang dibutuhkan. Menikah muda bukanlah hal yg seharusnya diterapkan dizaman sekarang ini , karena dalam berumah tangga tentunya dibutuhkan pemikiran yang tinggi dan perlu pendewasaan jikalau mengatasi masalah-masalah yang nantinya akan bermunculan Melakukan penyuluhan ke desa-desa agar masyarakat pedesaan itu tau bahwa di Indonesia mempunyai banyak potensi alam yang belum diketahui banyak orang.



budiharto



Artikel: MEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2015-2019



MEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2015-2019 Oleh:Drs.Mardiya Di era otonomi daerah, program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di tingkat Kabupaten/Kota memang menjadi kewenangan daerah bahkan menjadi urusan wajib sesuai dengan amanat PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Oleh sebab itu, daerah memiliki keleluasaan untuk mengembangan program KKBPK ini agar lebih berhasil dan bermanfaat bagi orang banyak. Keberhasilan program KKBPK ini dapat dilihat dari 3 aspek: pertama, dari aspek pengendalian kuantitas penduduk, kedua, dari aspek peningkatan kualitas penduduk yang dalam hal ini diukur dengan peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarganya. Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dapat ditelusur melalui berbagi indikator yang merupakan pencerminan dari pelaksanaan 8 fungsi keluarga sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga. Dalam PP tersebut disebutkan bahwa 8 fungsi keluarga meliputi: (1) fungsi keagamaan, (2) fungsi social budaya, (3) fungsi cinta kasih, (4) fungsi perlindungan, (5) fungsi reproduksi, (6) fungsi sosialisasi dan pendidikan, (7) fungsi ekonomi dan (8) fungsi pembinaan lingkungan. Namun demikian, meskipun menjadi kewenangan daerah, dalam pelaksanaannya, arah program KKBPK tetap harus mengacu pada kebijakan BKKBN Pusat sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan program KKBPK secara nasional. Sehingga semua daerah diharapkan dapat saling bersinergi dalam mencapai keberhasilan program KKBPK secara umum. Untuk diketahui bahwa dalam Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dijelaskan bahwa Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki tugas melaksanakan Pengendalian Penduduk dan menyelenggarakan Keluarga Berencana. Berdasarkan pasal 56 ayat (2) BKKBN memiliki 6 (enam) fungsi diantaranya BKKBN memiliki fungsi dalam perumusan kebijakan nasional. Oleh karenanya BKKBN menyusun Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2015-2019 yang ditetapkan melalui Peraturan Kepala BKKBN Nomor : 212 /PER/B1/2015 sebagai panduan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota agar tidak salah arah atau kurang mendukung kebijakan nasional dalam pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga. Renstra BKKBN Tahun 2015-2019 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan dan acuan penganggaran Program KKBPK yang harus diikuti oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Renstra BKKBN 2015-2019 itu sendiri berisi tentang sasaran, kebijakan strategi program serta kegiatan-kegiatan dalam penguatan pembangunan bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang sesuai dengan tugas dan fungsi BKKBN sebagaimana yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2013 - perubahan ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20152019. Selain itu, penyusunan Renstra BKKBN 2015-2019 juga mengacu pada arah kebijakan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 - 2025 sesuai Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang



budiharto



Nasional 2005 – 2015 serta sesuai dengan arah pembangunan Pemerintahan periode 20152019 dimana BKKBN merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui “Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana”. Kemudian di dalam Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019 (Dimensi Pembangunan), BKKBN berada pada Dimensi Pembangunan Manusia, yang didalamnya berperan serta pada upaya mensukseskan Dimensi Pembangunan Kesehatan serta Mental/Karakter (Revolusi Mental). BKKBN bertanggung jawab untuk meningkatkan peran keluarga dalam mewujudkan revolusi mental. Nawa Cita sendiri merupakan agenda prioritas Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla setelah terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Sembilan program itu disebut Nawa Cita. Program ini digagas untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia. 9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antar warga. Sesuai amanat Undang - Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan



budiharto



berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tamping lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa. Dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membahas integrasi penduduk dan pembangunan, yaitu: 1) penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai obyek tetapi juga subyek pembangunan. Paradigma penduduk sebagai obyek telah mengeliminir partisipasi penduduk dalam pembangunan, 2) ketika penduduk memiliki peran sebagai subyek pembangunan, maka diperlukan upaya pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan kapasitas penduduk dalam pembangunan. Hal ini menyangkut “pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas”. Selanjutnya, terkait dengan integrasi penduduk dengan pembangunan 2 diperlukan penguatan kebijakan dalam pembangunan berwawasan kependudukan. Secara garis besar, pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada, dimana penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan, penduduk harus dijadikan subyek dan obyek dalam pembangunan, dimana pembangunan dilaksanakan oleh penduduk dan untuk penduduk. Pembangunan berwawasan kependudukan merupakan pembangunan dari sisi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan, maka BKKBN turut memperkuat pelaksanaan pembangunan kependudukan dengan upaya pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas penduduk dan mengarahkan persebaran penduduk. Pembangunan kependudukan juga merupakan upaya untuk mewujudkan keserasian kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk dilakukan melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dalam rangka mewujudkan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera, serta diharapkan juga dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan kuantitas penduduk yang ditandai dengan perubahan jumlah, struktur, komposisi dan persebaran penduduk yang seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Perjalanan pergeseran distribusi umur penduduk dan penurunan rasio ketergantungan penduduk muda (youth dependency ratio) di Indonesia membentuk keadaan ideal yang menghasilkan potensi terjadinya bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia kerja hampir dua kali dibandingkan dengan jumlah penduduk di bawah 15 tahun. Rasio ketergantungan penduduk Indonesia telah menurun dari 54/100 pada tahun 2000 menjadi 51/100 pada tahun 2011 dan turun menjadi 50/100 tahun 2012. Kondisi ini akan menurun terus mencapai angka terendah pada tahun 2020 sampai 2030, di mana angkanya berkisar 44 per 100, dengan catatan pembangunan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi. Bonus demografi, jika dimanfaatkan akan menghasilkan jendela peluang atau window of opportunity untuk memicu pertumbuhan ekonomi termasuk peningkatan ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa. Pada saat bersamaan akan menghasilkan kualitas penduduk usia produktif yang tinggi sehingga menjadi modal pembangunan bangsa dengan karakter keuletan dan ketangguhan sebagai unsur utama dalam mewujudkan ketahanan nasional guna mengantisipasi berbagai ancaman baik dari luar maupun dari dalam. Berdasarkan uraian di atas diperlukan kebijakan, strategi, dan upaya yang optimal dalam pemanfaatan peluang bonus demografi tersebut melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), terutama melalui upaya pencapaian target/sasararan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019



budiharto



untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP), angka kelahiran total (TFR), meningkatkan pemakaian kontrasepsi (CPR), menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need), menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15 – 19 tahun), serta menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15-49 tahun). Beberapa isu strategis dan permasalahan pengendalian kuantitas penduduk, yang harus mendapat perhatian khusus adalah sebagai berikut: Pertama, Penguatan Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) pelaksanaannya masih dihadapkan dengan beberapa permasalahan antara lain: (1) masih lemahnya komitmen dan dukungan stakeholders terhadap program KKBPK, yaitu terkait kelembagaan, kebijakan, perencanaan program dan penganggaran; (2) masih tingginya jumlah anak yang diinginkan dari setiap keluarga, yaitu sekitar 2,7 sampai dengan 2,8 anak atau di atas angka kelahiran total sebesar 2,6 (SDKI 2012), angka ini tidak mengalami penurunan dari tahun 2002 (TFR 2,6; SDKI 20022003); (3) pelaksanaan advokasi dan KIE belum efektif, ditandai dengan pengetahuan tentang KB dan alat kontrasepsi sangat tinggi (98% dari Pasangan Usia Subur/PUS), namun tidak diikuti dengan perilaku untuk menjadi peserta KB 57,9% (SDKI 2012). Disamping itu, masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang isu kependudukan, hanya sebesar 34,2 persen (Data BKKBN 2013); (4) masih terjadinya kesenjangan dalam memperoleh informasi tentang program KKBPK baik antar provinsi, antara wilayah perdesaan - perkotaan maupun antar tingkat pendidikan dan pengeluaran keluarga; (5) pelaksanaan advokasi dan KIE mengenai KB yang belum responsif gender, tergambar dengan masih dominannya peran suami dalam pengambilan keputusan untuk ber-KB; (6) muatan dan pesan dalam advokasi dan KIE belum dipahami secara optimal; serta (7) peran bidan dan tenaga lapangan KB dalam konseling KB belum optimal. Berdasarkan data SDKI 2012, hanya sebesar 5,2 persen wanita kawin yang dikunjungi petugas lapangan KB dan berdiskusi tentang KB, sedangkan 88,2 persen wanita kawin tidak berdiskusi tentang KB dengan petugas KB atau provider. Kedua, Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB yang Merata untuk dapat mengatasi permasalahan pelayanan KB, antara lain: (1) Angka pemakaian kontrasepsi cara modern tidak meningkat secara signifikan, yaitu dari sebesar 56,7 persen pada tahun 2002 menjadi sebesar 57,4 persen pada tahun 2007, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 57,9 persen; (2) Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) masih tinggi, yaitu sebesar 8,5 persen atau 11,4 persen apabila dengan menggunakan metode formulasi baru; (3) Masih terdapat kesenjangan dalam kesertaan ber-KB (contraceptive prevalence rate/CPR) dan kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi (unmet need), baik antar provinsi, antar wilayah, maupun antar tingkat pendidikan, dan antar tingkat pengeluaran keluarga; (4) Tingkat putus pakai penggunaan kontrasepsi (drop out) masih tinggi, yaitu 27,1 persen; (5) Penggunaan alat dan obat Metode Kontrasepsi Jangka Pendek (non MKJP) terus meningkat dari 46,5 persen menjadi 47,3 persen (SDKI 2007 dan 2012), sementara Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) cenderung menurun, dari 10,9 persen menjadi 10,6 persen (atau 18,3 persen dengan pembagi CPR modern); (6) rendahnya kesertaan KB Pria, yaitu sebesar 2,0 persen (SDKI 2007 dan 2012); (7) kualitas pelayanan KB (supply side) belum sesuai standar, yaitu berkaitan dengan ketersediaan dan persebaran fasilitas kesehatan/klinik pelayanan KB, ketersediaan dan persebaran tenaga kesehatan yang kompeten dalam pelayanan KB, kemampuan bidan dan dokter dalam memberikan penjelasan tentang pilihan metode KB secara komprehensif termasuk mengenai efek samping alokon dan penanganannya, serta komplikasi dan kegagalan. Selanjutnya yang berkenaan dengan ketersediaan dan distribusi alokon di fasilitas kesehatan (faskes)/klinik pelayanan KB (supply chains); (8) Jaminan pelayanan KB belum seluruhnya terpetakan pada fasilitas pelayanan KB, terutama dalam rangka pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan. Ketiga, Peningkatan pemahaman dan kesadaran remaja mengenai kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga sangat penting dalam upaya mengendalikan jumlah kelahiran dan menurunkan resiko kematian Ibu melahirkan. Permasalahan kesehatan reproduksi remaja, antara lain: (1) Angka kelahiran pada perempuan remaja usia 15-19 tahun budiharto



masih tinggi, yaitu 48 per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun (SDKI 2012), dan remaja perempuan 15-19 tahun yang telah menjadi ibu dan atau sedang hamil anak pertama meningkat dari sebesar 8,5 persen menjadi sebesar 9,5 persen (SDKI 2007 dan SDKI 2012) ; (2) Masih banyaknya perkawinan usia muda, ditandai dengan median usia kawin pertama perempuan yang rendah yaitu 20,1 tahun (usia ideal pernikahan menurut kesehatan reproduksi adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi pria); (3) terdapat kesenjangan dalam pembinaan pemahaman remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang tergambar pada tingkat kelahiran remaja (angka kelahiran remaja kelompok usia 15-19 tahun); (4) Tingginya perilaku seks pra nikah di sebagian kalangan remaja, berakibat pada kehamilan yang tidak diinginkan masih tinggi; (5) Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku beresiko masih rendah; serta (6) Cakupan dan peran Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) belum optimal. d. Pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang ditandai dengan peningkatan pemahaman dan kesadaran fungsi keluarga. Dalam rangka pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pembinaan kelestarian kesertaan ber-KB masih dihadapkan pada beberapa permasalahan, antara lain: (1) Masih tingginya jumlah keluarga miskin, yaitu sebesar 43,4 persen dari sebanyak 64,7 juta keluarga Indonesia (Keluarga Pra Sejahtera/KPS sebesar 20,3 persen dan Keluarga Sejahtera I/KS-1 sebesar 23,1 persen (Pendataan Keluarga, BKKBN 2012); (2) Pengetahuan orang tua mengenai cara pengasuhan anak yang baik dan tumbuh kembang anak masih rendah; (3) Partisipasi, pemahaman dan kesadaran keluarga/orang tua yang memiliki remaja dalam kelompok kegiatan pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga masih rendah; (4) Kualitas hidup Lanjut usia (lansia) dan kemampuan keluarga dalam merawat lansia masih belum optimal; (5) Terbatasnya akses keluarga dan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan konseling ketahanan dan kesejahteraan keluarga; (6) Pelaksanaan program ketahanan dan kesejahteraan keluarga akan peran dan fungsi kelompok kegiatan belum optimal dalam mendukung pembinaan kelestarian kesertaan ber-KB. Disamping itu, Kelompok Kegiatan/Poktan, yang terdiri dari: Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) belum optimal dalam memberikan pengaruh kepada masyarakat akan pentingnya berKB/pelestarian Peserta KB Aktif (PA); dan (7) Terbatasnya materi program KKBPK dalam kelompok kegiatan serta terbatasnya jumlah dan kualitas kader/tenaga kelompok kegiatan. Keempat, . Penguatan landasan hukum dalam rangka optimalisasi pelaksanaan pembangunan bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB). Penguatan landasan hukum dan penyerasian kebijakan pembangunan bidang KKB memiliki beberapa permasalahan, antara lain: (1) Landasan hukum dan penyerasian kebijakan pembangunan bidang KKB belum memadai, yaitu masih terdapat beberapa peraturan pemerintah dari UU nomor 52 tahun 2009 yang belum disusun dan ditetapkan, dan masih banyak kebijakan pembangunan sektor lain yang tidak sinergi dengan pembangunan bidang KKB; (2) Komitmen dan dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap kebijakan pembangunan bidang KKB masih rendah, yaitu kurangnya pemahaman pemerintah pusat dan daerah tentang program KKBPK, dan belum semua kebijakan perencanaan program dan penganggaran yang terkait dengan bidang KKB dimasukan dalam perencanaan daerah, serta peraturan perundangan yang belum sinergis dalam penguatan kelembagaan pembangunan bidang KKB; dan (3) Koordinasi pembangunan bidang KKB dengan program pembangunan lainnya masih lemah (antara lain; koordinasi dengan program bantuan pemerintah seperti Program Keluarga Harapan/PKH, Jamkesmas/Jamkesda, Jampersal, PNPM, dan SJSN Kesehatan), serta penanganan kebijakan pembangunan bidang KKB selama ini masih bersifat parsial. Kelima, Penguatan Data dan Informasi Kependudukan, KB dan KS. Terdapat beberapa sumber data pembangunan kependudukan, KB dan KS, diantaranya administrasi kependudukan yang mencatat registrasi pendudukan dan registrasi vital; sensus penduduk dan beberapa survei terkait bidang kependudukan dan KB; serta data sektoral pembangunan kependudukan dan KB termasuk data - data kajian dan evaluasi pembangunan Kependudukan dan KB. Data



budiharto



Sektoral memegang peranan penting dalam penyusunan rencana, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan bidang KKB. Namun, data sektoral yang diperoleh melalui statistik rutin pendataan kependudukan, KB, dan keluarga belum dapat digunakan secara optimal dalam pengawasan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi program KKBPK, dikarenakan sistem pengolahan data masih kurang berkualitas. Beberapa permasalahan diatas memberikan informasi yang cukup mendalam tentang pencapaian Program KKBPK secara nasional selama lima tahun terakhir (Renstra BKKBN 20102014), dan telah dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan arah kebijakan dan strategi dalam Renstra BKKBN 2015-2019. Sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah (Kabinet Kerja) 2015-2019, seluruh Kementerian/Lembaga diarahkan untuk turut serta mensukseskan Visi dan Misi Pembangunan 2015-2019, dimana Visi Pemerintah untuk 5 (lima) tahun kedepan adalah untuk mewujudkan “Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong” dengan misi: 1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan, 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara Hukum, 3) Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim, 4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera, 5) Mewujudkan Indonesia yang berdaya saing, 6) Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional, dan 7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Visi dan Misi Pembangunan tersebut di dukung oleh 9 (sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita), BKKBN diharapkan dapat berpartisipasi dalam mensukseskan Agenda Prioritas ke 5 (lima), untuk “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia”, Salah satu prioritas pembangunan nasional di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2010-2025 adalah mewujudkan penduduk tumbuh seimbang. Sehingga BKKBN berkomitmen akan turut mensukseskan Agenda Prioritas No.5 (didalam Nawa Cita), untuk mendukung peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia dengan menjadi “Lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang dan Keluarga Berkualitas”, pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas ditandai dengan menurunnya Total Fertility Rate (TFR) menjadi 2,1 dan Net Reproductive Rate (NRR) = 1 pada tahun 2025, serta keluarga berkualitas ditandai dengan keluarga yang terbentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri dan memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam mendukung upaya perwujudan visi pembangunan 2015-2019 diatas, BKKBN memiliki misi: 1) Mengarusutamakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan, 2) Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, 3) Memfasilitasi Pembangunan Keluarga, 4) Membangun dan menerapkan Budaya Kerja Organisasi secara konsisten, serta 5) Mengembangkan jejaring Kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. Sasaran strategis BKKBN 2015 - 2019 yang tertera pada Renstra BKKBN 2015-2019 dalam upaya untuk mencapai tujuan utama, sebagai berikut: 1. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 2. Menurunnya Angka kelahiran total (TFR) per WUS (15 - 49 tahun) 3. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR) 4. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) 5. Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15 -19 tahun (ASFR 15 – 19 tahun)



budiharto



6. Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15 – 49 tahun) Demikian gambaran arah Program KKBPK Tahun 2015-2019 di tingkat pusat yang harapannya dapat diimplementasikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sehingga dapat bersinergi untuk mendukung Visi dan Misi Pemerintah pada umumnya dan Visi dan Misi BKKBN Pada khususnya. Drs. Mardiya Ka Sub Bid Advokasi Konseling dan Pembinaan KB dan Kesehatan Reproduksi pada BPMPDPKB Kabupaten Kulon Progo.



budiharto



LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN TERTULIS (Bentuk Uraian) Soal Tes Uraian 1. Jelaskan usaha pemerintah untuk mengatasi kepadatan kependudukan! 2. Masalah kependudukan apa saja yang dihadapi Indonesia? 3. Apa saja tujuan khusus KB? 4. Apa solusi untuk mengatasi kependudukan di Indonesia? 5. Jelaskan Sasaran strategis BKKBN 2015 - 2019 yang tertera pada Renstra BKKBN 2015-2019 dalam upaya untuk mencapai tujuan utama! Kunci Jawaban Soal Uraian dan Pedoman Penskoran Alternatif Penyelesaian jawaban Untuk mengatasi kepadatan penduduk, pemerintah menggadakan program Transmgrasi. Adapun jenis-jenis Transmigrasiadalah: Transmigrasi Umum, yaitu Transmigrasi yang biayanya ditanggung pemerintah ditujukan untuk penduduk yang memenuhi syarat. Transmigrasi Spontan/Swakarsa, yaitu Transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri. Pemerintah hanya menyediakan lahan pertanian dan rumah. 1 Transmigrasi Lokal, yaitu Transmigrasi yang dilakukan dalam suatu wilayah provinsi. Transmigrasi Khusus/Sektoral, yaitu Transmigrasi yang dilakukan karena penduduk terkena bencana alam. Transmigrasi Bedol Desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa atau pejabat-pejabat pemerintah desa.



2



3



4



5



budiharto



Masalah-Masalah Kependudukan Di Indonesia  .Jumlah penduduknya banyak, menempati nomor empat di dunia setelah Cina, India, dan AmerikaSerikat,  Pertumbuhan penduduknya cepat,  Persebaran penduduk yang tidak merata,  Komposisi penduduk kurang menguntungkan,  Arus urbanisasi tinggi. Tujuan khusus Keluarga Berencana (KB): 1. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemempuan peningkatan produksi. 2. Meningkatkan kesehatan ibu dari anak untuk mencapai keluarga yang sejahtera. 3. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi. 4. Menurunya jumlah angaka kematian bayi 5. Meningkatnya kesejahteraan Solusi untuk mengatasi kependudukan di Indonesia ü Melaksanakan program KB (Keluarga Berencana) dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran.Mengaktifkan program KB dengan cara memberi hadiah yang menarik berupa uang atau apapun setiap keluarga yang ber KB,dengan begitu rakyat indonesia jadi ingin ber KB Sasaran strategis BKKBN 2015 - 2019 yang tertera pada Renstra BKKBN 2015-2019 dalam upaya untuk mencapai tujuan utama, sebagai berikut: 1. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)



Skor



2



2



2



2



2



2. Menurunnya Angka kelahiran total (TFR) per WUS (15 - 49 tahun) 3. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR) 4. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) 5. Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15 -19 tahun (ASFR 15 – 19 tahun) 6. Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15 – 49 tahun) Jumlah



10



Nilai =



Penilaian Pengetahuan - Tes Tulis Uraian Topik



: Artikel



Kependudukan



MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA Indikator : Memahami pengertian Artikel tentang masalah kependudukan Mengidentifikasi Ciri kebahasaan artikel tentang masalah kependuduka Soal



:



………………….



a. …………………. b. …………………. Jawaban : a. ………………… b. ………………… Pedoman Penskoran No a. b. Skor maksimal



Jawaban



Skor



LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN -TERTULIS (Pilihan Ganda) Pilih Satu Jawaban yang paling tepat ! 1. a. b. c. d. e. dst. Kunci Jawaban Piliahan Ganda dan Pedoman Penskoran Alternatif Penyelesaian Jawaban 1 2 3 4 ....



budiharto



Skor 1 1 1 1 1



Alternatif Jawaban 20



Penyelesaian



Skor 1 20



Jumlah Nilai =



Penilaian Pengetahuan - Tes Tulis Pilihan Ganda Topik : …………………. Indikator : ………………….. Soal : …………………. Jawaban : a. ………………… b. ………………… c. ………………… d. ………………… e. …………………



LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN (ANALISIS)- TES TERTULIS N N A O M A 1 2 3 4 5



SK OR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 0 0 0 0 P E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 G PILIHAN GANDA



ESSAY



N IL A I



LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan KELAS : . …………….. Pernyataan



1 2 3



budiharto



Tida k



Dan lain sebaginya Ya



Tida k



Ketepatan penggunaa n istilah Ya



Tida k



Kebenara n Konsep Ya



Tida k



Nama Peserta Didik



Ya



N o



Pengungkapa n gagasan yang orisinil



Penilaian pengetahuan - Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan Nama Peserta Didik



Pengungkapan gagasan yang orisinil YA TIDAK



Pernyataan Jumlah Kebenaran Ketepatan konsep penggunaan istilah YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK



Fitria Gina ....



LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN PENILAIAN PENUGASAN Penilaian Pengetahuan – Penugasan Mengidentifikasi ……………………. Tugas : Menyusun laporan hasil percobaan tentang cara kerja …………………….secara tertulis dengan berbagai media. Indikator : membuat laporan hasil percobaan cara kerja ……………………. Langkah Tugas : 1. Lakukan observasi ke pasar atau tempat lainnya untuk mendapatkan informasi mengenai ……………………. 2. Datalah yang kamu dapatkan dalam bentuk tabel yang berisi ……………………., …………………….. 3. Diskusikan hasil observasi yang kamu lakukan beersama teman-temanmu untuk menjawab pertanyaan berikut: a. Jenis …………………….apa yang paling banyak kamu temukan dipasaran? b. Bagaimana yang terjadi? c. Keuntungan apa yang diperoleh dalam kehidupan? 4. Tuliskan hasil kegiatannmu dalam bentuk laporan dan dikumpulkan serta dipresentasikan pada kegiatan pembelajaran berikutnya



Rubrik Penilaian No. 1 2 3 4 5



Kriteria



9



8



Kelompok 7 6 5 4 3



2



1



Kesesuaian dengan konsep dan prinsip bidang studi Ketepatan memilih bahan Kreativitas Ketepatan waktu pengumpulan tugas Kerapihan hasil Jumlah skor Keterangan: 4 = sangat baik, kurang baik NilaiPerolehan =



budiharto



3 = baik,



2 = cukup baik,



1



=



LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN - UNJUK KERJA Pekerjaan :  ........................................................................................................................................  ........................................................................................................................................  ........................................................................................................................................  ........................................................................................................................................ Tabel : Rubrik Penilaian Unjuk Kerja Tingkat Kriteria 4 Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar yang berhubungan dengan tugas ini. Ciri-ciri: Semua jawaban benar, sesuai dengan prosedur operasi dan penerapan konsep yang berhubungan dengan tugas ini 3 Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar yang berhubungan dengan tugas ini. Ciri-ciri: Semua jawaban benar tetapi ada cara yang tidak sesuai atau ada satu jawaban salah. Sedikit kesalahan perhitungan dapat diterima 2 Jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurang memahami masalah yang berhubungan dengan tugas ini. Ciri-ciri: Ada jawaban yang benar dan sesuai dengan prosedur, dan ada jawaban tidak sesuai dengan permasalahan yang ditanyakan. 1 Jawaban hanya menunjukkan sedikit atau sama sekali tidak ada pengetahuan bahasa Inggris yang berhubungan dengan masalah ini. Ciri-ciri: Semua jawaban salah, atau Jawaban benar tetapi tidak diperoleh melalui prosedur yang benar. 0 Tidak ada jawaban atau lembar kerja kosong



LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN- UNJUK KERJA KELAS : . ………….. No



Nama Siswa



4



Tingkat 3 2



1



Nilai



Ket.



1. 2. 3.



Topik KI KD Indikator



: : : :



Lembar Pengamatan Penilaian Keterampilan - Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik ……………………….. ……………………….. ……………………….. ………………………..



No Nama 1 2 …. ….



budiharto



Persiapan Percobaan



Pelaksanaan Percobaan



Kegiatan Akhir Percobaan



Jumlah Skor



No



Keterampilan yang dinilai Persiapan Percobaan (Menyiapkan alat Bahan)



Skor



30 1 20 10 Pelaksanaan Percobaan 2



30



20 10 Kegiatan akhir praktikum 30 3 20 10



Rubrik - Alat-alat tertata rapih sesuai dengan keperluannya - Rangkaian alat percobaan tersusun dengan benar dan tepat - Bahan-bahan tersedia di tempat yang sudah ditentukan. Ada 2 aspek yang tersedia Ada 1 aspek yang tersedia - Menggunakan alat dengan tepat - Membuat bahan percobaan yang diperlukan dengan tepat - Menuangkan / menambahkan bahan yang tepat - Mengamati hasil percobaan dengan tepat Ada 3 aspek yang tersedia Ada 2 aspek yang tersedia - Membuang larutan atau sampah ketempatnya - Membersihkan alat dengan baik - Membersihkan meja praktikum - Mengembalikan alat ke tempat semula Ada 3 aspek yang tersedia Ada 2 aspek yang tersedia



LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN - PROYEK Proyek :  ........................................................................................................................................  ........................................................................................................................................  ........................................................................................................................................  ........................................................................................................................................ Orientasi Masalah: Bentuklah tim kelompokmu, kemudian pergilah ke ……………… yang ada di ……………..mu. Ambil alat …………….. yang digunakan untuk ……………….. terhadap ……………. ……………… antara …………… terhadap ………….yang berada di ………….., lakukan berulang-ulang sehingga kamu menemukan …………….yang ……………… antara ……………. dengan …………… tersebut! Langkah-langkah Pengerjaan: 1. Kerjakan tugas ini secara kelompok. Anggota tiap kelompok paling banyak 4 orang. 2. Selesaikan masalah terkait …………… 3. Cari data …………… dengan ……………….. tersebut 4. Bandingkan untuk mencari ………….. umum jumlah ……………………..pertahun 5. Lakukan prediksi …………….. dengan ……………… tersebut 6. Hasil pemecahan masalah dibuat dalam laporan tertulis tentang kegiatan yang dilakukan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan pemecahan masalah, dan pelaporan hasil pemecahan masalah 7. Laporan bagian perencanaan meliputi: (a) tujuan kegiatan, (b) persiapan/strategi untuk pemecahan masalah



budiharto



8. Laporan bagian pelaksanaan meliputi: (a) pengumpulan data, (b) proses pemecahan masalah, dan (c) penyajian data hasil 9. Laporan bagian pelaporan hasil meliputi: (a) kesimpulan akhir, (b) pengembangan hasil pada masalah lain (jika memungkinkan) 10. Laporan dikumpulkan paling lambat …………… minggu setelah tugas ini diberikan Rubrik Penilaian Proyek: Kriteria



Skor



 Jawaban benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah  Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan  Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang jelas dan persiapan/strategi pemecahan masalah yang benar dan tepat  Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang baik, pemecahan masalah yang masuk akal (nalar) dan penyajian data berbasis bukti  Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang sesuai dengan data, terdapat pengembangan hasil pada masalah lain  Kerjasama kelompok sangat baik  Jawaban benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah  Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan  Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang jelas dan persiapan/strategi pemecahan masalah yang benar dan tepat  Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang baik, pemecahan masalah yang masuk akal (nalar) dan penyajian data berbasis bukti  Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang sesuai dengan data, tidak terdapat pengembangan hasil pada masalah lain  Kerjasama kelompok sangat baik  Jawaban benar tetapi kurang sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah  Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan  Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang kurang jelas dan persiapan/strategi pemecahan masalah yang kurang benar dan tepat  Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang kurang baik, pemecahan masalah yang kurang masuk akal (nalar) dan penyajian data kurang berbasis bukti  Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang kurang sesuai dengan data, tidak terdapat pengembangan hasil pada masalah lain  Kerjasama kelompok baik  Jawaban tidak benar  Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan  Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang tidak jelas dan persiapan/strategi pemecahan masalah yang kurang benar dan tepat  Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang kurang baik, pemecahan masalah yang kurang masuk akal (nalar) dan penyajian data tidak berbasis bukti  Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang tidak sesuai dengan data, tidak terdapat pengembangan hasil pada masalah lain  Kerjasama kelompok kurang baik Tidak melakukan tugas proyek



4



budiharto



3



2



1



0



Mata Pelajaran Nama Proyek Alokasi Waktu No



1



2



3



Penilaian Keterampilan – Proyek : …………… Guru Pembimbing : …………… : …………… Nama : …………… : …………… Kelas : …………… Aspek



Skor (1 – 5)



PERENCANAAN : a. Rancangan Alat - Alat dan bahan - Gambar rancangan/desain b. Uraian cara menggunakan alat PELAKSANAAN : a. Keakuratan Sumber Data / Informasi b. Kuantitas dan kualitas Sumber Data c. Analisis Data d. Penarikan Kesimpulan LAPORAN PROYEK : a. Sistematika Laporan b. Performans c. Presentasi Total Skor



LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN PENILAIAN PRODUK Nama Produk : ……………………………….. Nama Peserta Didik : ……………………………….. No Aspek Skor 1 Perencanaan Bahan 1 2 3 4 2 Proses Pembuatan a. Persiapan Alat dan Bahan b. Teknik Pengolahan c. K3 ( Keamanan, Keselamatan, dan Kebersihan) 3 Hasil Produk a. Bentuk Fisik b. Bahan c. Warna d. Pewangi e. …….. Total Skor  Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat  Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.



budiharto



LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN PENILAIAN PORTOFOLIO Tugas  ........................................................................................................................................  ........................................................................................................................................  ........................................................................................................................................  ........................................................................................................................................ Rubrik Penilaian Nama siswa : …………………. Kelas : …………………. No



Kategori



Skor Alasan



1 1. Apakah portofolio lengkap dan sesuai dengan rencana? 2 2. Apakah lembar isian dan lembar kuesioner yang dibuat sesuai? 3 3. Apakah terdapat uraian tentang prosedur pengukuran/pengamatan yang dilakukan? 4 Apakah isian hasil pengukuran/pengamatan dilakukan secara benar? 5. Apakah data dan fakta yang disajikan akurat? 6. Apakah interpretasi dan kesimpulan yang dibuat logis? 7. Apakah tulisan dan diagram disajikan secara menarik? 8. Apakah bahasa yang digunakan untuk menginterpretasikan lugas, sederhana, runtut dan sesuai dengan kaidah EYD? Jumlah Kriteria: 5 = sangatbaik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang Nilai erolehan



Mata Pelajaran Nama Produk Alokasi Waktu No 1 2



3



budiharto



Skor erolehan



Penilaian Keterampilan – Produk : …………… Nama Peserta Didik : …………… : …………… Kelas : …………… : …………… Aspek



Tahap Perencanaan Bahan Tahap Proses Pembuatan : a. Persiapan alat dan bahan b. Teknik Pengolahan c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan) Tahap Akhir (Hasil Produk) a. Bentuk fisik b. Inovasi Total Skor



Skor (1 – 5)



Mata Pelajaran Kelas/Semester Peminatan Tahun Ajaran Judul portofolio



: : : : :



Tujuan



:



Penilaian Keterampilan – Portofolio ………………………….. ………………………….. ………………………….. 2015/2016 Pelaporan merancang /perakitan alat praktikum dan Penyusunan laporan praktikum Peserta didik dapat merancang/merakit alat dan menyusun laporan praktikum bidang studi sebagai tulisan ilmiah



Ruang lingkup : Karya portofolio yang dikumpulkan adalah laporan seluruh hasil rancangan/rakitan alat dan laporan praktikum bidang studi semester 1 Uraian tugas portofolio 1. Buatlah laporan kegiatan merancang/merakit alat, laporan praktikum bidang studi sebagai tulisan ilmiah 2. Setiap laporan dikumpulkan selambat-lambatnya seminggu setelah peserta didik melaksanakan tugas Penilaian Portofolio Penyusunan Laporan Perancangan Percobaan dan Laporan Praktik Mata Pelajaran : ………………… Alokasi Waktu : Sampel yang dikumpulkan : Laporan Nama Peserta didik : ………………… Kelas : ………………… Aspek yang dinilai N o 1 2



3



4



Indikator



Period e



Kebenara n Konsep



Kelengkapa n gagasan



Sistematik a



Tata Bahas a



Catata n/ Nilai



…. …. Menyusun laporan perancanga n percobaan Menyusun laporan praktikum …. ….



Rubrik Penilaian portofolio Laporan Praktikum No Komponen Skor 1 Kebenaran Konsep Skor 25 jika seluruh konsep bidang studi pada laporan benar Skor 15 jika sebagian konsep bidang studi pada laporan benar Skor 5 jika semua konsep bidang studi pada laporan salah 2 Kelengkapan Skor 25 jika kelengkapan gagasan sesuai konsep gagasan Skor 15 jika kelengkapan gagasan kurang sesuai konsep Skor 5 jika kelengkapan gagasan tidak sesuai konsep 3 Sistematika Skor 25 jika sistematika laporan sesuai aturan yang disepakati Skor 15 jika sistematika laporan kuang sesuai aturan yang disepakati Skor 5 jika sistematika laporan tidak sesuai aturan yang disepakati



budiharto



4



Tatabahasa



Skor 25 jika tatabahasa laporan sesuai aturan Skor 15 jika tatabahasa laporan kuang sesuai aturan Skor 5 jika tatabahasa laporan tidak sesuai aturan



Keterangan: Skor maksimal = jumlah komponen yang dinilai x 25 = 4 x 25 = 100 Nilai portofolio = �����= x4



Penilaian Keterampilan – Tertulis (menulis karangan, menulis laporan dan menulis surat.) Penilaian Keterampilan – Tertulis (menulis karangan, menulis laporan dan menulis surat.) JUDUL …………………………………………………………………………………………………… ………… …………………………………………………………………………………………………… ………… …………………………………………………………………………………………………… ………… …………………………………………………………………………………………………… ………… …………………………………………………………………………………………………… …………



Curup,



25 Juli 2017



Mengetahui Kepala SMAN 4 RL



Guru Mata Pelajaran



Riskan Effendi, S.Pd,MM NIP.195808021980031008



Budiharto, M.Pd NIP.196706242005021001



Catatan Kepala Sekolah ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ...........................................................................................................................................................



budiharto