RPP Pencemaran Lingkungan Microteaching [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN MODEL PEMBELAJARAN Problem Based Learning (PBL)



Disusun untuk memenuhi Tugas Microteaching yang dibimbing oleh Ibu Dosen Dra. Susi Sutjihati, M.Si



Disusun oleh: Annisa Febrianti



036116024 Kelas 6A



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2019



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan



: SMP



Mata Pelajaran



: IPA



Kelas / Semester



: VII/Genap



Materi Pembelajaran



: Pencemaran Lingkungan



Alokasi Waktu



: 2 x 40 menit (1 Pertemuan)



A. KOMPETENSI INTI KI 1



: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.



KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR 3.8 Menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan dan dampaknya bagi ekosistem. 4.8 Membuat tulisan tentang gagasan penyelesaian masalah pencemaran di lingkungannya berdasarkan hasil pengamatan. C. INDIKATOR 3.8.1 3.8.2 3.8.3 3.8.4 4.8.1 4.8.2



Menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan. Menyebutkan jenis-jenis pencemaran lingkungan. Mengidentifikasi faktor penyebab pencemaran lingkungan Menganalisis dampak pencemaran bagi ekosistem Membuat artikel mengenai penyelesaian masalah pencemaran lingkungan. Menunjukkan hasil karya berupa artikel mengenai penyelesaian masalah pencemaran lingkungan.



D. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah proses pembelajaran siswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan dengan percaya diri. 2. Menyebutkan jenis-jenis pencemaran lingkungan dengan percaya diri. 3. Menjelaskan 3 jenis pencemaran lingkungan dengan percaya diri. 4. Mengidentifikasi faktor penyebab dari pencemaran lingkungan dengan mandiri. 5. Menjelaskan dampak pencemaran bagi ekosistem dengan mandiri. 6. Menganalisis cara penanggulangan pencemaran lingkungan dengan mandiri. 7. Membuat artikel mengenai penyelesaian masalah pencemaran lingkungan dengan tanggung jawab. 8. Menunjukkan hasil karya berupa artikel mengenai penyelesaian masalah pencemaran lingkungan dengan percaya diri. E. MATERI PEMBELAJARAN  Pengertian Pencemaran Lingkungan Pencemaran lingkungan merupakan satu dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas lingkungan. Pencemaran lingkungan (enviromental pollution) merupakan segala sesuatu baik berupa bahan-bahan fisika maupun kimia yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.  Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan a. Pencemaran Air Pencemaran air, yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air. Akibatnya, kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. b. Pencemaran Udara Pencemaran udara didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana udara mengandung senyawa-senyawa kimia atau substansi fisik maupun biologi dalam jumlah yang memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia, hewan, ataupun tumbuhan, serta merusak keindahan alam serta kenyamanan, atau merusak barangbarang perkakas (property). c. Pencemaran Tanah Pencemaran tanah adalah suatu keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami.  Faktor Penyebab Pencemaran Air a. Limbah Industri Air limbah industri cenderung mengandung zat berbahaya. Jenis limbah yang berasal dari industri dapat berupa limbah organik yang bau dan limbah anorganik berupa cairan panas, berbuih dan berwarna, serta mengandung asam belerang, berbau menyengat.



b. Limbah Rumah Tangga Limbah rumah tangga merupakan limbah yang berasal dari hasil samping kegiatan perumahan. Seperti limbah rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan (hotel), rumah makan, dan puing-puing bahan bangunan serta besi-besi tua bekas mesin-mesin atau kendaraan. Limbah rumah tangga dapat berasal dari bahan organik, anorganik, maupun bahan berbahaya dan beracun. c. Limbah Pertanian Air limbah pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Namun dengan digunakannya fertilizer sebagai pestisida yang kadangkadang dilakukan secara berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada keseimbangan ekosistem air.  Faktor Penyebab Pencemaran Udara a. Aktivitas Alam Aktivitas alam dapat menimbulkan pencemaran udara di atmosfer. Kotorankotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak mengandung senyawa metana yang dapat meningkatkan suhu bumi dan akibatnya terjadi pemanasan global. Proses yang serupa terjadi pada siklus nitrogen di atmosfer. Selain itu, bencana alam seperti meletusnya gunung berapi. b. Aktivitas manusia 1) Pembakaran sampah. 2) Asap-asap industri. 3) Asap kendaraan. 4) Asap rokok. 5) Senyawa-kimia buangan seperti CFC, dan lain-lain.  Faktor Penyebab Pencemaran Tanah a. Limbah Domestik Limbah domestik dapat berasal dari daerah seperti pemukiman penduduk (pedagang, tempat usaha, hotel dan lain-lain); kelembagaan (kantor-kantor pemerintahan dan swasta); serta tempat-tempat wisata. Limbah domestik tersebut dapat berupa limbah padat dan cair. b. Limbah Industri Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah industri juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu limbah padat dan limbah cair. c. Limbah Pertanian Limbah pertanian yang berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman tanah tercemar. Misalnya, pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah.



 Dampak dari Pencemaran Air a. Penurunan Kualitas Lingkungan Pembuangan bahan tercemar secara langsung ke dalam perairan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada perairan tersebut. Misalnya, pembuangan limbah organik dapat menyebabkan peningkatan mikroorganisme atau kesuburan tanaman air, sehingga menghambat masuknya cahaya matahari ke dalam air. b. Gangguan Kesehatan Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai penyakit. Tidak menutup kemungkinan di dalam air limbah tersebut mengandung virus dan bakteri yang menyebabkan penyakit. c. Pemekatan Hayati Bahan beracun dapat meresap ke dalam tubuh alga, atau mikroorganisme lainnya. Selanjutnya, hewan-hewan kecil (zooplankton) akan memakan alga tersebut, kemudian zooplankton akan dimakan oleh ikan ikan kecil dan ikan besar akan memakan ikan yang kecil. Apabila ikan-ikan besar tersebut ditangkap oleh manusia dan dimakan, maka bahan beracun tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia. d. Mengganggu Pemandangan Meskipun air yang tercemar tidak menimbulkan bau, perubahan warna air mengganggu pandangan mata kita. Hal ini tentu mengganggu kenyamanan dan keasrian kota. e. Mempercepat Proses Kerusakan Benda Ada sebagian air limbah yang mengandung zat yang dapat diubah oleh bakteri anaerob menjadi gas yang dapat merusak seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada besi.  Dampak dari Pencemaran Udara a. Kesehatan Terbukti bahwa kualitas udara yang menurun akibat pencemaran menimbulkan berbagai penyakit. ISPA (infeksi saluran pernapasan) adalah salah satunya. Saluran pernapasan merupakan gerbang masuknya udara ke dalam tubuh. Pengendapanpengendapan logam yang terlarut pada udara dapat mengendap di paru-paru dan dapat menimbulkan iritasi. b. Bagi Tumbuhan Abu vulkanik dari meletusnya gunung berapi membuat udara tercemar dan memicu hujan asam. Hujan asam mengandung senyawa sulfur yang bersifat asam. Kondisi asam ini dapat mematikan tanaman setempat.



c. Efek Rumah Kaca Konsentrasi karbon dioksida dan karbon monoksida yang tinggi di atmosfer akan memicu terjadinya efek rumah kaca, yakni peningkatan suhu bumi. d. Rusaknya Lapisan Ozon CFC merupakan senyawa yang sering digunakan dalam produk-produk pendingin (freezer , AC) dan aerosol. Ketika CFC terurai di atmosfer, maka akan memicu reaksi dengan oksigen penyusun ozon. Dengan demikian, ozon akan terurai yang menyebabkan lapisan ozon berlubang.  Dampak dari Pencemaran Tanah Ada beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata, dan ruam kulit untuk paparan kimia bahkan dapat menyebabkan kematian. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan Arthropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.  Cara penanggulangan Pencemaran Lingkungan 1. Penanggulangan pencemaran air a) Pembuatan Kolam Stabilisasi Air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerbobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen). b) IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan). c) Pengelolaan Excreta Pengelolaan excreta dapat dilakukan dengan menampung dan mengolahnya pada jamban atau septictank yang ada di sekitar tempat tinggal, dialirkan ke tempat pengelolaan, atau dilakukan secara kolektif. Sebagaimana disebutkan oleh Kistinnah (2009) bahwa cara menangani limbah cair dan padat diharapkan tidak menyebabkan polusi dengan prinsip ekologi yang dikenal dengan istilah 4R, yaitu recycle (pendaurulangan), reuse (penggunaan ulang), reduse (pengurangan bahan), dan repair (pemeliharaan). 2. Penanggulangan pencemaran tanah a. Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan exsitu (atau off-site).



b. Bioremediasi Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). 3. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran Pendekatan



: Saintifik



Model



: Problem Based Learning (PBL)



Metode



: Presentasi, diskusi



4. Media Pembelajaran  Media alat



: Gambar, slide presentasi, LDS



5. Sumber Belajar  Widodo, Wahono, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan  Irianto, I Ketut. 2015. Pencemaran Lingkungan. Bali: Universitas Warmadewa 6. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan



Pendahuluan



Pendekatan Saintifik



Alokasi



Kegiatan Guru



Waktu



Pengkondisian siswa 



Guru mengucapkan salam







Guru



menanyakan



kabar



memimpin



doa



siswa 



Siswa sebelum



memulai



pembelajaran 



Guru mengecek kehadiran siswa



10 menit



Menarik perhatian siswa Apersepsi 



Guru



menanyakan



pengetahuan awal tentang pencemaran lingkungan “Apakah



kalian



pernah



melihat banjir?” “Apa



yang



menyebabkan



banjir tersebut?” Motivasi 



Memperlihatkan



gambar



berbagai macam pencemaran lingkungan kepada siswa.



dan



bertanya



“Coba kalian perhatikan gambar tersebut. Apa yang terjadi pada lingkungan tersebut?” “Apa



saja



pencemaran



lingkungan yang terjadi?” Memberi acuan 



Guru



menginformasikan



model



dan



pembelajaran



tujuan



yang



harus



dicapai siswa 



Siswa



dibagi



menjadi



kelompok yang heterogen, setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 orang Inti



Fase 1. Orientasi Mengamati







Siswa



diberi



kesempatan



untuk membaca handout  Menanya



Siswa



diberi



kesempatan



untuk bertanya mengenai isi materi pada handout. “Apakah



penyebab



dari



pencemaran air, udara, dan tanah memiliki kesamaan? “Apakah



dampak



ditimbulkan



yang



memiliki



pengaruh jangka panjang?” “Apa



upaya



yang



telah



dilakukan oleh pemerintah untuk



menanggulangi



pencemaran lingkungan?”



60 menit



Mencoba/ Mengumpulkan data (informasi)



Fase 2. Pengorganisasian masalah 



Setiap kelompok menemukan pokok permasalahan pada artikel di LDS.







Setiap



kelompok



mencari



informasi dari buku atau sumber lain (internet) untuk memecahkan masalah di LDS



Fase 3. Membantu Penyelidikan Mengasosiasi/ Menalar







Guru membimbing siswa, menganalisis, mencari solusi untuk memecahkan masalah dan menyimpulkan



Fase



4.



Mengembangkan



dan



Mempresentasikan Hasil Karya  Mengkomunikasikan



Siswa perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil pemecahan masalah.







Kelompok



lain



diberi



kesempatan untuk bertanya pada



kelompok



yang



presentasi



Fase



5.



Menganalisis



dan



Mengevaluasi 



Guru memberikan penguatan berdasarkan hasil diskusi







Guru



memberikan



penghargaan



kepada



kelompok terbaik 



Guru menjelaskan manfaat pentingnya



mempelajari



materi



pencemaran



lingkungan Penutup



Merangkum 



Guru bersama-sama dengan siswa



merangkum



materi



pembelajaran



Evaluasi 



Guru



memberikan



tes



formatif untuk evaluasi 



Guru



memberikan



kepada



siswa



10 menit tugas untuk



mengobservasi lingkungan di sekitar siswa yang tercemar dan



membuat



mengenai masalah



artikel



penyelesaian pencemaran



lingkungan tersebut 



Ketua kelas memimpin doa di akhir pembelajaran







Guru mengucapkan salam



7. Penilaian Metode dan Bentuk Instrumen Metode



Bentuk Instrumen



a. Penilaian Sikap



Lembar Pengamatan Sikap



b. Keterampilan Komunikasi



Lembar Pengamatan Keterampilan, Komunikasi, dan Rubrik.



c. Tertulis/Pengetahuan



Tes Formatif (Pilihan Ganda), Tugas Mandiri (PR)



a. Penilaian Sikap No



Nama Siswa



Toleransi



Kerja Sama



Responsif Keaktifan



1. 2. 3. 4. 5.



Jumlah skor maksimum adalah 15



Keterangan: 3 = skala penilaian, 5 = aspek yang dinilai Kriteria Nilai :



90-100 = A 70-80 = B 50-60 = C



Kurang dari



50



= D



Tanggung Jumlah Nilai Jawab Skor



Rubrik Penilaian Sikap: Aspek yang dinilai Toleransi



Kerjasama



Penilaian 1



2



3



Tidak mempunyai



Mempunyai sedikit



Mempunyai toleransi



toleransi dalam



toleransi dalam



dalam mengambil



mengambil keputusan



mengambil keputusan



keputusan



Tidak mampu



Kemampuan mendorong



Kemampuan



mendorong aktivitas



aktivitas kerja kelompok



mendorong aktivitas



kerja kelompok



dengan baik tetapi guru



kerja kelompok dengan



selalu memotivasi



baik tanpa motivasi dari guru



Responsif



Tidak peduli terhadap



Menghargai pendapat



Peduli terhadap



pendapat yang



yang dikemukakan oleh



pendapat teman dan



dikemukakan oleh



teman tetapi tidak



ikut berpartisiapasi



teman



ditanggapi



mengeluarkan pendapat atau menanggapinya



Keaktifan



Tidak aktif dalam



Aktif dalam



Sangat aktif dalam



mengikuti diskusi



pembelajaran di dalam



mengikuti proses



didalam kelompoknya



kelas tetapi lebih banyak



pembelajaran



bercanda Tanggung



Tidak mempunyai rasa



Mempunyai sedikit rasa



Mempunyai rasa



jawab



tanggung jawab yang



tanggung jawab



tanggung jawab yang



tinggi terhadap tugas yang diberikan guru



tinggi



b. Penilaian Psikomotor Penilaian Keterampilan Komunikasi Aspek yang dinilai



No



Nama



Antusias



Penguasaan



Kemampuan



Menjawab



materi yang



menyampaikan



pertanyaan dan



dipresentasi



/mempresentas



mengeluarkan



kan



ikan materi



gagasan



Total skor



Nilai



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Keterangan : 1 = kurang



Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 %



2 = cukup



Skors maks



3 = baik Kriteria Nilai :



Skor maksimal : 3 x 3 = 9 90-100 = A 70-80 = B 50-60 = C



Kurang dari



50



= D



Rubrik Penilaian Komunikasi No



Aspek yang dinilai



Rubrik



1.



Antusias



3. Menunjukan rasa antusias yang sangat besar dalam proses diskusi 2. Menunjukkan rasa antusias yang tidak terlalu besar dalam proses diskusi 1. Tidak menunjukan rasa antusias dalam proses diskusi



2.



Penguasaan



materi 3. Memahami dan menguasai materi yang akan



yang dipresentasikan



disampaikan 2. Menguasai hanya beberapa materi, tidak semua materi yang dikuasai 1. Sama sekali tidak menguasai materi yang akan dipresentasikan



3.



Kemampuan menyampaikan/ mempresentasikan materi



3. Menyampaikan materi dengan jelas, sehingga tersampaikan dengan baik 2. Kurang lancar dalam menyampaikan materi sehingga hanya beberapa yang tersampaikan dengan baik 1. Terlalu gugup, materi yang disampaikan tidak sesuai dan materi tidak tersampaikan dengan baik



4.



Menjawab pertanyaan 3. Menanggapi pertanyaan dengan cermat dan dan gagasan



mengeluarkan



mengemukakan gagasan sesuai dengan apa yang ditayangkan 2. Menanggapi pertanyaan namun gagasan kurang sesuai dengan apa yang ditanyakan 1. Tidak menanggpi pertanyaan dengan baik dan tidak bisa mengemukakan gagasan yang sesuai dengan yang ditanyakan



c. Penilaian Kognitif Kisi-Kisi Tes Formatif



No.



Indikator



Soal



Ranah Kognitif



Kunci Jawaban



Skor



1.



3.8.1 Menjelaskan pengertian pencemaran 1 lingkungan.



C1



A



1



2.



3.8.2 Menyebutkan jenis-jenis pencemaran lingkungan.



2



C1



C



1



3.



3.8.3 Mengidentifikasi faktor penyebab pencemaran lingkungan.



3



C2



B



1



4



C2



D



1



5



C5



C



1



3.8.4 Menjelaskan dampak pencemaran bagi 10 ekosistem. 9



C4



C



1



C5



B



1



3.8.5 Menganalisis cara penanggulangan pencemaran lingkungan



6



C3



A



1



7



C3



C



1



8



C3



D



1



4.



5.



Skor per poin = 1 (Per Soal) Skor Maksimal = 10 (10 Soal)



Bogor, 28 Mei 2019 Mengetahui, Kepala Sekolah



Peneliti



Dra. Susi Sutjihati, M.Si



Annisa Febrianti



NIP 195809231983032



NPM 036116024



Test Formatif 1. Kerusakan lingkungan dapat disebut juga pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan adalah… C1 a. segala sesuatu baik berupa bahan-bahan fisika maupun kimia yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem b. segala sesuatu baik berupa bahan berbahaya dan beracun yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem c. segala sesuatu baik berupa bahan-bahan organik yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem d. segala sesuatu baik berupa bahan-bahan anorganik yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem 2. Setiap pencemaran lingkungan memiliki faktor penyebab dan dampak yang berbeda. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah anorganik yang dibuang sembarangan, limbah industri (B3), dan limbah pertanian (pestisida) sehingga membuat mikroorganisme mati dan tanaman tidak dapat tumbuh subur. Hal tersebut merupakan faktor penyebab dan dampak dari pencemaran… C1 a. Pencemaran air b. Pencemaran udara c. Pencemaran tanah d. Pencemaran laut 3. (1) air limbah industri (2) sampah rumah tangga (3) sampah anorganik tidak terbiodegradasi (4) penggunaan pestisida yang berlebihan Manakah yang termasuk faktor penyebab pencemaran air? C2 a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 1, 3, dan 4 d. 2, 3, dan 4 4. Perhatikan gambar di bawah ini !



Berdasarkan gambar diatas faktor penyebab pencemaran udara yang berdampak pada tanaman dan pohon yang rusak. Karena hal tersebut memicu timbulnya… C2 a. Asap b. Abu vulkanik c. Lahar d. Hujan asam



5. Pencemaran tanah berdampak banyak terhadap tanaman, seperti adanya perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Benarkah penyebab dari pencemaran tanah dapat menurunkan hasil pertanian? C5 a. Salah, karena pencemaran tanah dapat meningkatkan hasil pertanian b. Salah, karena pencemaran tanah dapat membantu tanaman dari gangguan hama c. Benar, karena pencemaran tanah akan menimbulkan tidak seimbangnya nutrisi yang dibutuhkan tanaman d. Benar, karena pencemaran tanah dapat meningkatkan zat pengatur tumbuh tanaman 6. Perhatikan gambar di bawah ini!



Berdasarkan gambar di atas merupakan dampak dari percemaran lingkungan, dimana banyaknya sampah anorganik yang menghambat saluran air di sekitar, sehingga terjadi banjir saat hujan turun. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut adalah… C3 a. Membuang sampah pada tempatnya serta memilah sampah anorganik dan organik b. Membuat saluran air yang lebih besar c. Memberi sanksi bagi orang yang membuang sampah sembarangan d. Membiarkan sampah menumpuk pada saluran air 7. Kendaraan bermotor di Indonesia jumlahnya sangat banyak, bahkan karena hal tersebut jalanan selalu macet dipenuhi dengan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor menghasilkan gas karbon monoksida (CO) yang berbahaya bagi kesehatan pernapasan. Cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi percemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor, yaitu… C3 a. Membawa satu pohon setiap pergi dan menanamnya di tempat yang akan dikunjungi agar udara terfilter oleh pohon b. Mengganti semua kendaraan bermotor menjadi kendaran yang ramah lingkungan c. Membatasi penggunaan kendaraan pribadi saat berpergian yang dapat menghasilkan polusi udara d. Menggunakan sepeda kemanapun perginya 8. Tanah yang tercemar oleh limbah cair berbahan kimia dapat mengakibatkan matinya mikroorganisme di dalam tanah, sehingga tanah menjadi tidak subur. Hal tersebut dapat membuat tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik jika mikroorganisme di dalam tanah tidak ada, maka dari itu perlu dilakukan upaya penanggulangan dengan cara… C3 a. Membiarkan tanah hingga limbah cair hilang terguyur hujan b. Mengikis lapisan terluar dari tanah yang terkena limbah cair berbahan kimia c. Melakukan pembersihan dengan cara menyiram dengan air d. Melakukan pembersihan tanah dengan cara remediasi dan bioremediasi



9. Udara yang tercemar asap pabrik, asap kendaraan bermotor, asap rokok, dan sebagainya dapat membuat orang menghirup udara selain oksigen (O2) seperti yang banyak mengandung karbon. Udara yang tercemar tersebut dapat mengganggu alat pernapasan apabila sering dihirup dan masuk ke dalam tubuh. Benarkah hal tersebut akan berdampak pada kesehatan manusia seperti ISPA? C5 a. Benar, tubuh manusia membutuhkan banyak karbon untuk metabolisme. b. Benar, karena udara yang paling banyak dibutuhkan oleh tubuh manusia yaitu oksigen (O2), jika banyak menghirup karbon akan menimbulkan penyakit ISPA c. Salah, karena udara yang mengandung banyak karbon baik bagi tubuh manusia dan tanaman d. Salah, karena banyak menghirup udara yang mengandung karbon tidak menyebabkan penyakit ISPA 10. Tanaman tidak akan tumbuh baik pada daerah yang tanahnya terdapat banyak sampah yang ikut terkubur di dalamnya. Hal tersebut dapat terjadi karena kondisi tanah tidak memenuhi syarat untuk tanaman dapat tumbuh. Berdasarkan penyebab tersebut dapat diketahui sampah yang terkubur di dalam tanah memiliki dampak, yaitu… C4 a. Merusak benih/biji tanaman yang akan tumbuh, karena terserang penyakit yang berasal dari tanah b. Membunuh mikroorganisme di dalam tanah, karena sampah anorganik mengandung bahan kimia yang akan merusak ekosistem tanah sehingga rantai makanan menjadi terganggu c. Membunuh mikroorganisme di dalam tanah, karena sampah anorganik mengandung bahan kimia yang tidak baik bagi tanah sehingga tanah tidak mempunyai mikroorganisme yang berperan dalam menyuburkan tanah d. Membuat tanah menjadi subur, karena tanah yang terdapat sampah anorganik di dalamnya mengandung bahan kimia yang baik bagi tanah sehingga tanaman dapat tumbuh subur



Lembar Diskusi Siswa Kelompok: Nama Kelompok : 1. ............................



4. ........................



2. ............................



5. ........................



3. ............................



Tujuan



:



1. Mengidentifikasi faktor penyebab dari pencemaran lingkungan. 2. Menjelaskan dampak pencemaran bagi ekosistem. 3. Menganalisis cara penanggulangan pencemaran lingkungan. Petunjuk



:



1. 2. 3. 4.



Amati gambar dan baca artikel pencemaran air di bawah ini. Cari pokok permasalahan pada artikel. Buatlah rumusan masalah dari pokok permasalahan di atas. Amati macam-macam faktor penyebab dan dampak dari artikel pencemaran air di bawah ini. 5. Identifikasi faktor penyebab, dampak, dan cara penanggulangannya. 6. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil diskusi. Sumber Air Bersih di Kabupaten Tangerang Terpapar Limbah Industri



TEMPO.CO, Tangerang - Kabupaten Tangerang mengandalkan air permukaan dan air tanah sebagai sumber baku dalam pengolahan air bersih. Namun kondisi dua sumber air baku itu saat ini dalam kondisi memprihatinkan karena terpapar limbah industri dan sampah plastik. "Pencemaran mengancam air tanah dan air permukaan," ujar Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang



Budi Khumaedi, Kamis 21 Maret 2019. Budi menyampaikan fakta itu dalam diskusi di Living World Alam Sutera yang digelar untuk memperingati Hari Air Sedunia. Budi mengungkapkan empat sungai besar di Kabupaten Tangerang telah terkontaminasi zatzat berbahaya dari limbah pabrik dan sampah plastik. Sungai-sungai itu adalah Cisadane, Cimanceuri, Cidurian, dan Cirarab. Padahal PDAM Tirta Kertaraharja dan PT Aetra Air Tangerang mengambil air baku dari sungai-sungai itu. Budi menyebutkan, Cisadane dan Cimanceuri saat ini tercemar ringan. Sementara sungai Cidurian dan Cirarab masuk dalam kategori tercemar berat. "Sampai saat ini limbah industri penyumbang terbesar pencemaran ini," kata Budi. Budi mengatakan level pencemaran empat sungai tersebut diketahui setelah Dinas Lingkungan hidup Kabupaten Tangerang memeriksa air di beberapa titik pantau. "Sungai itu tidak semuanya tercemar. Tapi ada di titik-titik tertentu tercemar berat, sedang, dan ringan," ujarnya. Budi mencontohkan di Sungai Cisadane. Titik-titik yang tercemar ringan berada di jembatan Cihuni Serpong, Sepatan, dan muara Tanjung Burung. Sementara untuk sungai Cimanceuri dan Cirarab tercemar berat di wilayah perbatasan Bogor dan Serang. Budi mengakui limbah itu berasal dari industri yang ada di wilayah Tangerang. "Kami telah berupaya melakukan pengawasan, pencegahan dan penindakan, tapi langkah ini belum cukup," katanya. Sebagai contoh, kata dia, sepanjang 2018 BLHD telah menjatuhkan sanksi kepada 418 Industri yang melanggar izin analisa dampak lingkungan, izin limbah cair, cerobong asap yang tidak sesuai. Adapun sampah, kata Budi, yang banyak ditemukan di sungai besar, anak sungai dan pesisir pantai Kabupaten Tangerang menyumbang bau dan bakteri ecoli pada sungai. "Tentunya pencemaran ini jika tidak dikendalikan akan mengancam sumber air permukaan kita," katanya. Sementara ancaman untuk air tanah, kata Budi, banyak sumur-sumur warga di Kabupaten Tangerang terkontaminasi zat besi dan industrusi air laut. "Kondisi air tanah sangat rawan karena 70 persen industri menggunakan air tanah. Kami tidak dapat mengendalikan penggunaan air tanah ini karena pengawasan dan pajak diambil alih Provinsi Banten," kata Budi. Sumber : https://metro.tempo.co/read/1188049/sumber-air-bersih-di-kabupaten-tangerangterpapar-limbah-industri/full&view=ok



Lembar Diskusi Siswa Kelompok: Nama Kelompok : 1. ............................



4. ........................



2. ............................



5. ........................



3. ............................



Tujuan



:



1. Mengidentifikasi faktor penyebab dari pencemaran lingkungan. 2. Menjelaskan dampak pencemaran bagi ekosistem. 3. Menganalisis cara penanggulangan pencemaran lingkungan. Petunjuk



:



1. 2. 3. 4.



Amati gambar dan baca artikel pencemaran air di bawah ini. Cari pokok permasalahan pada artikel. Buatlah rumusan masalah dari pokok permasalahan di atas. Amati macam-macam faktor penyebab dan dampak dari artikel pencemaran air di bawah ini. 5. Identifikasi faktor penyebab, dampak, dan cara penanggulangannya. 6. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil diskusi. Polusi Udara di Jakarta Mengkhawatirkan



JAKARTA - Kaum urban yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta berpotensi terpapar polusi. Buruknya kualitas udara harus diwaspadai karena dapat berdampak pada kesehatan tubuh yang berisiko pada kematian. Tak dipungkiri, udara perkotaan jauh dari kata bersih. Emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai salah satu sumber polusi udara terbesar sangat berpotensi membahayakan kesehatan karena memicu munculnya berbagai penyakit kronis. Data WHO 2016 menempatkan Jakarta dan Bandung dalam sepuluh kota dengan pencemaran udara terburuk di Asia Tenggara.



“Polusi udara bersumber dari komponen gas dan partikel gas bersifat afiksia seperti CO2, misalnya, begitu terhirup akan berikatan dengan darah sehingga kadar oksigen berkurang,” kata Agus Dwi Susanto, ahli paru dari Divisi Paru Kerja dan Lingkungan Departemen Pulmonologi FKUI-RS Persahabatan. Terpapar polusi udara secara terus-menerus akan menyebabkan penyakit kronis mulai dari kanker paru, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), jantung, stroke, hingga kematian dini. Berdasarkan data 2013, tercatat 5,5 juta kematian di dunia berhubungan dengan polusi udara. Buruknya kualitas udara di Jakarta dapat terlihat dari Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang angkanya lebih dari 100. Kualitas udara Jakarta masuk dalam kondisi ISPU sehat hanya 70-80 hari saja dalam setahun. Sementara pada hari kerja mulai Senin hingga Jumat, ISPU Jakarta tergolong tak sehat. “ISPU di Jakarta mengkhawatirkan. Bahkan, di Asia Tenggara, Jakarta menempati posisi keempat sebagai kota paling berpolusi. Disusul dengan Bandung di nomor lima,” katanya. Dokter Umum RS Persada Medika Irwan Heriyanto menjelaskan, penyakit yang paling sering terjadi karena paparan polusi adalah masalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan gangguan kesehatan mata. Sedangkan bagi ibu hamil, bisa berdampak buruk pada janin. “Semakin banyak polusi yang diterpa tubuh, maka risiko perusakan kesehatan tubuh pun semakin tinggi,” katanya. Lebih jauh, partikel berbahaya yang terhirup tubuh dapat menimbulkan radang pada pembuluh darah. Jika dibiarkan menumpuk, bisa terjadi penyempitan pembuluh darah. Hal ini berdampak pada kurangnya oksigen yang mengalir ke tubuh. Akibatnya, jantung dan otak yang seharusnya mendapatkan oksigen sebagai makanannya harus kekurangan pasokan. Salah satu upaya untuk meminimalisasi polusi udara adalah penggunaan alat pelindung diri seperti masker. Sebab masker memiliki kelebihan filtrasi sehingga mampu melindungi diri dari paparan polusi udara dalam dosis besar. “Penggunaan masker dipercaya dapat menekan angka terpaparnya polusi udara sebanyak 20%,” kata Irwan. Penggunaan masker merupakan upaya pencegahan primer untuk melindungi diri dari polutan yang dapat menurunkan kondisi kesehatan tubuh seseorang. Namun, penggunaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan. Berangkat kerja lebih pagi, tidak berolah raga pada siang hari karena paparan polusi sedang tinggi, dan seminggu sekali menghirup udara sehat dengan pergi keluar kota. Selain upaya pencegahan primer di atas, pencegahan sekundernya adalah dengan deteksi dini lewat general check up saat timbul gejala gangguan agar dapat ditangani lebih dini. Sedangkan upaya lainnya yang dapat dilakukan adalah memilih tempat tinggal yang asri dan sejuk serta jauh dari polusi udara. Sumber : https://metro.sindonews.com/read/1234007/171/polusi-udara-di-jakartamengkhawatirkan-1503715151



Lembar Diskusi Siswa Kelompok: Nama Kelompok : 1. ............................



4. ........................



2. ............................



5. ........................



3. ............................



Tujuan



:



1. Mengidentifikasi faktor penyebab dari pencemaran lingkungan. 2. Menjelaskan dampak pencemaran bagi ekosistem. 3. Menganalisis cara penanggulangan pencemaran lingkungan. Petunjuk



:



1. 2. 3. 4.



Amati gambar dan baca artikel pencemaran air di bawah ini. Cari pokok permasalahan pada artikel. Buatlah rumusan masalah dari pokok permasalahan di atas. Amati macam-macam faktor penyebab dan dampak dari artikel pencemaran air di bawah ini. 5. Identifikasi faktor penyebab, dampak, dan cara penanggulangannya. 6. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil diskusi. Buktikan Dugaan Pencemaran di Lakardowo, Sampel Tanah dari Lokasi Pabrik Pengolahan Limbah B3 Diteliti Warga Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dibantu tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, melakukan pengeboran lima titik di sekitar pabrik pengolahan limbah B3 milik PT. Putra Restu Ibu Abadi (PRIA). Pengeboran dilakukan untuk mengambil sampel tanah, mulai kedalaman nol hingga sepuluh meter. Sampel ini nantinya akan diuji di laboratorium ITS, terkait komposisi material tanah yang ditemukan di setiap lapisan. “Untuk diteliti lebih cermat,” terang Harno, petugas Laboratorium Mekanika Tanah dan Batuan, ITS Surabaya. Pengambilan contoh tanah dilakukan mulai pertengahan Desember 2017, atas rekomendasi Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf kepada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. Tujuannya, membuktikan ada tidaknya material limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang diduga telah mencemari lahan dan air sumur warga. Warga Desa Lakardowo, Nurasim mengatakan, langkah ini dilakukan untuk mencari tahu sejauh mana pencemaran dari timbunan limbah B3. Sebelum ini, warga telah meminta



Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk segera melakukan pengeboran, namun pihak perusahaan menolak. “Sebenarnya, Komnas HAM sudah mendesak KLHK untuk segera melakukam pengeboran. Tapi, perusahaan keberatan sebelum ada hasil audit yang dilakukan KLHK,” jelasnya. Nurasim mengungkapkan, warga mengetahui adanya aktivitas penimbunan limbah B3 di lokasi perusahaan sejak 2010. Sebelum perusahaan mendapat izin pengelolaan dan pemanfaatan limbah pada 2014. Dari pengamatan sampel tanah yang diambil, ditemukan bekas-bekas plastik kemasan popok bayi, serta material popok yang belum hancur. Warna dan tekstur tanah yang diambil pada kedalaman tertentu menunjukkan warna yang lebih hitam, dan bau yang tidak sedap. “Diharapkan, sampel ini dapat membuktikan pelanggaran yang dilakukan PT. PRIA, yang selama ini selalu dibantah. Warga ingin perusahaan ditutup bila terbukti bersalah,” tuturnya. Kepala Desa Lakardowo, Utomo mengatakan, dirinya mendukung upaya penyelesaian masalah yang ada. Limbah B3 yang diduga banyak ditimbun dan mencemari lingkungan ini, telah menyebabkan perpecahan warga yang pro dan kontra. “Ini kan menyangkut warga. Anak-anak sudah banyak kena dermatitis, tapi hasil pemeriksaan dan tindakan terkait kesehatan yang telah dilakukan, hasilnya belum maksimal,” jelas Utomo, yang baru dilantik ini. Kesimpulan hasil uji laboratorium yang dilakukan KLHK, kata Christine, membuktikan bahwa pencemaran yang terjadi pada air sumur warga bukan dari PT. PRIA, melainkan aktivitas peternakan dan faktor alami batuan. “Kalau pencemaran, seharusnya dengan bukti ini sudah cukup memuaskan,” ujarnya. Sumber: https://www.mongabay.co.id/2018/01/02/buktikan-dugaan-pencemaran-dilakardowo-sampel-tanah-dari-lokasi-pabrik-pengolahan-limbah-b3-diteliti/



Lembar Jawaban Pokok permasalahan : ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ Rumusan masalah



:



___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ Penyebab : ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ Dampak : ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ Cara penanggulangan : ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ Kesimpulan



:



Kunci Jawaban LDS Sumber Air Bersih di Kabupaten Tangerang Terpapar Limbah Industri Pokok permasalahan : Sumber air bersih di Kabupaten Tangerang terpapar limbah industri Rumusan masalah : Apa dampak sumber air bersih di Kabupaten Tangerang yang terpapar limbah industri bagi kesehatan? Jawab: menimbulkan berbagai macam penyakit seperti kolera, amoebiasis, disentri, diare, hepatitis A, keracunan timbal, malaria, polio, dan trachoma (infeksi mata). Penyebab plastik.



: Terkontaminasi zat-zat berbahaya dari limbah pabrik dan sampah



Dampak : Kabupaten Tangerang mengandalkan air permukaan dan air tanah sebagai sumber baku dalam pengolahan air bersih. Namun kondisi dua sumber air baku itu saat ini terkontaminasi limbah industri dan sampah plastik. Sehingga warga kekurangan air bersih. Cara penanggulangan :    















Pembuatan Kolam Stabilisasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Pengelolaan Excreta Recycle (Pendaurulangan) Proses recycle misalnya untuk sampah yang dapat terurai dijadikan kompos. Kompos ini dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, sehingga dapat diperoleh hasil yang baik. Cacing tanah dapat menyuburkan tanah dan kompos digunakan untuk pupuk. Reuse (Penggunaan Ulang) Proses reuse dilakukan untuk sampah yang tidak dapat terurai dan dapat dimanfaatkan ulang. Misalnya botol bekas sirop dapat digunakan lagi untuk menyimpan air minum. Reduce Reduce adalah melakukan pengurangan bahan/penghematan. Contohnya jika akan berbelanja ke pasar atau supermarket, sebaiknya dari rumah membawa tas. Janganlah meminta tas plastik dari toko atau supermarket kalau akhirnya hanya dibuang saja. Repair Repair artinya melakukan pemeliharaan. Contohnya membuang sampah tidak sembarangan, terutama tidak membuang sampah di perairan.



Kesimpulan : Perlu diperhatikan pembuangan limbah industri dan limbah rumah tangga, terutama yang berada dekat dengan aliran sungai. Salah satu penyebab pencemaran air, yaitu zat-zat berbahaya dari limbah pabrik dan sampah plastik. Dampak yang ditimbulkan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, maka perlu dilakukan penanggulangan untuk meminimalisir pencemaran air bahkan tidak terjadi lagi pencemaran air.



Polusi Udara di Jakarta Mengkhawatirkan Pokok permasalahan : Polusi udara di Jakarta menghawatirkan, akibat asap kendaraan bermotor Rumusan masalah : Apa saja komponen gas yang tidak baik dihirup oleh manusia dalam jumlah yang banyak? Jawab: karbon monoksida (CO), oksida sulfur (Sox), oksida nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia. Penyebab Jakarta



: Emisi gas buang kendaraan bermotor yang memenuhi jalanan kota



Dampak : Terpapar polusi udara secara terus-menerus akan menyebabkan penyakit kronis mulai dari kanker paru, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), jantung, stroke, hingga kematian dini. Berdasarkan data 2013, tercatat 5,5 juta kematian di dunia berhubungan dengan polusi udara. Cara penanggulangan :        



Penggunaan masker untuk melindungi diri dari polutan yang dapat menurunkan kondisi kesehatan tubuh seseorang. Berangkat kerja lebih pagi, tidak berolah raga pada siang hari karena paparan polusi sedang tinggi. Seminggu sekali menghirup udara sehat dengan pergi keluar kota. Deteksi dini lewat general check up saat timbul gejala gangguan agar dapat ditangani lebih dini. Memilih tempat tinggal yang asri dan sejuk serta jauh dari polusi udara. Tidak melakukan pembakaran dan atau penebangan pohon-pohon di hutan dengan sembarangan. Pohon-pohon di hutan merupakan sumber oksigen bagi mahluk hidup. Menggunakan kendaraan umum massal dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk membantu meminimalisir terjadinya polusi akibat emisi kendaraan bermotor. Menciptakan jalur hijau di perkotaan dengan menanam pohon-pohon di tempat-tempat tertentu agar udara yang tercemar dapat diserap melalui proses fotosintesis.



Kesimpulan : Perlu diperhatikan gas buangan kendaraan bermotor, asap pabrik, asap rokok, dan gas lain yang berbahaya yang menjadi penyebab pencemaran udara. Dampak yang ditimbulkan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, maka perlu dilakukan penanggulangan untuk meminimalisir pencemaran udara bahkan tidak terjadi lagi pencemaran udara.



Buktikan Dugaan Pencemaran di Lakardowo, Sampel Tanah dari Lokasi Pabrik Pengolahan Limbah B3 Diteliti Pokok permasalahan : Pencemaran tanah di lokasi pabrik pengolahan limbah B3 Lakardowo Rumusan masalah : Apakah terdapat pengaruh tanah yang tercemar oleh limbah B3 terhadap tanaman? Jawab: ya, karena tanah yang tercemar oleh B3 seperti Hg, Zn, Pb, dan Cd merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah. Jika kesuburan tanah berkurang maka akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Penyebab : Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang telah mencemari lahan dan air sumur warga Dampak : Ditemukan bekas-bekas plastik kemasan popok bayi, serta material popok yang belum hancur. Warna dan tekstur tanah yang diambil pada kedalaman tertentu menunjukkan warna yang lebih hitam, dan bau yang tidak sedap. Anak-anak sudah banyak kena dermatitis. Cara penanggulangan : 







Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini terdiri atas venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya adalah, tanah tersebut disimpan di bak atau tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya, zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Bioremediasi Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam).



Kesimpulan : Perlu diperhatikan pembuangan limbah industri berupa limbah B3 dan limbah rumah tangga berupa sampah anorganik yang merupakan salah satu penyebab pencemaran tnaha. Dampak yang ditimbulkan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, maka perlu dilakukan penanggulangan untuk meminimalisir pencemaran tanah bahkan tidak terjadi lagi pencemaran tanah.



HANDOUT Pencemaran Lingkungan



 Pengertian Pencemaran Lingkungan Pencemaran lingkungan merupakan satu dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas lingkungan. Pencemaran lingkungan (enviromental pollution) merupakan segala sesuatu baik berupa bahan-bahan fisika maupun kimia yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Menurut UU RI Nomor 23 Tahun 1997, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Jadi, pencemaran lingkungan terjadi akibat dari kumpulan kegiatan manusia (populasi) dan bukan dari kegiatan perorangan (individu). Selain itu, pencemaran dapat diakibatkan oleh faktor alam, contoh gunung meletus yang menimbulkan abu vulkanik. Seperti meletusnya Gunung Merapi.  Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan a. Pencemaran Air Dalam kehidupan sehari-hari, makhluk hidup selalu membutuhkan air, termasuk manusia. Kita sangat membutuhkan air bersih untuk berbagai kegiatan, antara lain minum, mandi, mencuci, memasak, dan sebagainya. Salah satu ciri air bersih adalah tidak tercemar. Bagaimana air dikatakan tercemar? Air dikatakan tercemar apabila air itu sudah berubah, baik warna, bau, maupun rasanya. Sesuai dengan hasil kegiatanmu, air yang tercemar memiliki keasaman yang berbeda dengan air yang tidak tercemar. Pencemaran air, yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air. Akibatnya, kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran air merupakan kondisi air yang menyimpang dari sifat-sifat air dari keadaan normal. Kualitas air menentukan kehidupan di perairan laut ataupun sungai. Apabila perairan tercemar, maka keseimbangan ekosistem di dalamnya juga akan terganggu. Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik, di antaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Komponen-komponen logam berat ini berasal dari kegiatan industri. Kegiatan industri yang melibatkan penggunaan logam berat, antara lain industri tekstil, pelapisaan logam, cat/tinta warna, percetakan, bahan agrokimia, dan lain-lain. Beberapa logam berat ternyata telah mencemari air di negara kita, melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan (Wisnu,1995).



b. Pencemaran Udara Udara adalah salah satu faktor abiotik yang memengaruhi kehidupan komponen biotik (makhluk hidup). Udara mengandung senyawa-senyawa dalam bentuk gas, di antaranya mengandung gas yang amat penting bagi kehidupan, yaitu oksigen. Dalam atmosfer bumi terkandung sekitar 20% oksigen yang dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup yang ada di dalamnya. Oksigen berperan dalam pembakaran senyawa karbohidrat di dalam tubuh organisme melalui pernapasan. Reaksi pembakaran tidak hanya terjadi di dalam tubuh, namun kita pun sering melakukannya, seperti pembakaran sampah atau lainnya. Hasil samping dari pembakaran adalah senyawa karbon (CO2 dan CO) yang akan dibuang ke udara. Meningkatnya populasi makhluk hidup, maka proses pembakaran pun semakin meningkat. Dengan demikian, konsentrasi senyawa karbon di udara meningkat. Karbon dioksida amat penting bagi proses pembuatan makanan (fotosintesis) bagi tumbuhan. Dengan demikian, peningkatan senyawa karbon di udara dapat teratasi. Namun, dengan meningkatnya populasi manusia menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal meningkat. Hal ini membuat pembukaan ladang atau hutan untuk pemenuhan permintaan tempat tinggal ini. Belum lagi kasus illegal loging (penebangan liar) yang membuat populasi tumbuhan berkurang. Padahal hasil dari pembentukan makanan melalui fotosintesis menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Dengan demikian mulai terjadi kasus tentang pencemaran udara. Pencemaran udara didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana udara mengandung senyawasenyawa kimia atau substansi fisik maupun biologi dalam jumlah yang memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia, hewan, ataupun tumbuhan, serta merusak keindahan alam serta kenyamanan, atau merusak barang-barang perkakas (property). c. Pencemaran Tanah Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka pasti dapat menguap, tersapu air hujan, dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian mengendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung pada kehidupan manusia, ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.



 Faktor Penyebab Pencemaran Air Pencemaran air dapat terjadi pada sumber mata air, sumur, sungai, rawarawa, danau, dan laut. Bahan pencemaran air dapat berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian. a. Limbah Industri Air limbah industri cenderung mengandung zat berbahaya. Oleh karena itu, kita harus mencegahnya agar tidak membuang air limbah industri ke saluran umum. Kegiatan industri selain menghasilkan produk utama (bahan jadi), juga menghasilkan produk sampingan yang tidak terpakai, yaitu limbah. Jenis limbah yang berasal dari industri dapat berupa limbah organik yang bau seperti limbah pabrik tekstil atau limbah pabrik kertas. Selain itu, limbah anorganik berupa cairan panas, berbuih dan berwarna, serta mengandung asam belerang, berbau menyengat. Seperti limbah pabrik baja, limbah pabrik emas, limbah pabrik cat, limbah pabrik pupuk organik, limbah pabrik farmasi, dan lain-lain. Jika limbah industri tersebut dibuang ke saluran air atau sungai, akan menimbulkan pencemaran air dan merusak atau memusnahkan organisme di dalam ekosistem tersebut. Limbah industri yang berupa logam berat sering dialirkan ke sungai, sehingga sungai menjadi tercemar. Jenis-jenis logam berat adalah raksa, timbal, dan kadmium di mana ketiganya sangat berbahaya bagi manusia apabila mengonsumsinya. Misalnya, pencemaran raksa yang terjadi di Minamata, Jepang. Para nelayan di sekitar teluk Minamata memakan ikan yang tercemar raksa. Akibatnya, mereka mengalami kerusakan saraf yang disebut penyakit Minamata. Lebih dari delapan puluh orang yang meninggal akibat penyakit ini. b. Limbah Rumah Tangga Coba perhatikan kegiatan yang terjadi di dalam rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah makan, penginapan, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan di tempat tersebut akan menghasilkan sampah/limbah yang dinamakan limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga merupakan limbah yang berasal dari hasil samping kegiatan perumahan. Seperti limbah rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan (hotel), rumah makan, dan puing-puing bahan bangunan serta besi-besi tua bekas mesin-mesin atau kendaraan. Limbah rumah tangga dapat berasal dari bahan organik, anorganik, maupun bahan berbahaya dan beracun. Limbah organik adalah limbah seperti kulit



buah sayuran, sisa makanan, kertas, kayu, daun dan berbagai bahan yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Limbah yang berasal dari bahan anorganik, antara lain besi, aluminium, plastik, kaca, kaleng bekas cat, dan minyak wangi. Di perairan, sampah mengalami proses penguraian oleh mikroorganisme. Akibat penguraian tersebut, kandungan oksigen dalam perairan juga menurun. Menurunnya kandungan oksigen dalam perairan akan merugikan kehidupan biota di dalamnya. c. Limbah Pertanian Air limbah pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Namun dengan digunakannya fertilizer sebagai pestisida yang kadangkadang dilakukan secara berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada keseimbangan ekosistem air. Pada sektor pertanian juga dapat terjadi pencemaran air. Terutama akibat dari penggunaan pupuk dan bahan kimia pertanian tertentu, seperti insektisida dan herbisida. Limbah bahan berbahaya dan beracun, antara lain timbul akibat adanya kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian biasanya menggunakan obat-obatan pembasmi hama penyakit seperti pestisida, misalnya insektisida. Selain itu, kegiatan pertanian menggunakan pupuk, misalnya urea. Penggunaan pupuk yang berlebihan juga dapat menyebabkan suburnya ekosistem di perairan kolam, sungai, waduk, atau danau. Pupuk yang tidak terserap ke tumbuhan akan terbuang menuju perairan. Akibatnya, terjadi blooming algae atau tumbuh suburnya ganggang di atas permukaan air. Tanaman ganggang ini dapat menutupi seluruh permukaan air, sehingga mengurangi kadar sinar matahari yang masuk ke dalam perairan tersebut. Akibatnya, proses fotosintesis fitoplankton terganggu dan kadar oksigen yang terlarut dalam air menurun sehingga merugikan makhluk hidup lain yang berada di dalamnya.  Dampak dari Pencemaran Air Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi lingkungan, seperti hal-hal berikut. a. Penurunan Kualitas Lingkungan Pembuangan bahan tercemar secara langsung ke dalam perairan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada perairan tersebut. Misalnya, pembuangan limbah organik dapat menyebabkan peningkatan mikroorganisme atau kesuburan tanaman air, sehingga menghambat masuknya cahaya matahari ke dalam air. Hal ini menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut dalam air, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem di dalamnya. b. Gangguan Kesehatan Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai penyakit. Tidak menutup kemungkinan di dalam air limbah tersebut mengandung virus dan bakteri yang menyebabkan penyakit. Air limbah juga bisa digunakan sebagai sarang nyamuk dan lalat yang dapat membawa (vektor) penyakit tertentu. Berikut dijabarkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air. Tabel 3.1 Hasil pengamatan lingkungan



No. Penyebab 1.



2.



3.



4.



Penyakit



Virus Rota virus



Diare pada anak



Virus hepatitis A



Hepatitis A



Virus poliomyelitis



Poliomyelitis



Bakteri Vibrio cholerae



Kolera



E. coli



Diare atau disentri



Salmonella typhi



Tifus abdominale



Salmonella paratyphi



Paratifus



Shigella dysenteriae



Disentri



Protozoa Entamoeba histolytica



Disentri amoeba



Balantidia coli



Balantidiasis



Giardia lamblia



Giardiasis



Metazoa Ascaris lumbricoides



Ascariasis



Clonorchis sinensis



Clonorchiasis



Diphyllobotrhium latum



Dyphylobothriasis



Taenia saginata/solium



Taeniasis



Schistosoma



Schistosomiasis



Sumber : Kesehatan Lingkungan, 2005



c. Pemekatan Hayati Coba kamu pikirkan apabila suatu perairan tercemar oleh bahan beracun. Bahan beracun itu dapat meresap ke dalam tubuh alga, atau mikroorganisme lainnya. Selanjutnya, hewan-hewan kecil (zooplankton) akan memakan alga tersebut, kemudian zooplankton akan dimakan oleh ikan ikan kecil dan ikan besar akan memakan ikan yang kecil. Apabila ikan-ikan besar tersebut ditangkap oleh manusia dan dimakan, maka bahan beracun tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia. Zooplankton yang makan alga tidak hanya satu, tetapi banyak sel alga. Dengan demikian, zooplankton tersebut sudah mengandung bahan beracun yang banyak. Demikian juga halnya dengan ikan kecil yang memakan zooplankton, dan ikan besar akan memakan ikan kecil tidak hanya satu. Makin banyak memakan ikan-ikan kecil, maka makin banyak bahan pencemar yang masuk ke tubuh ikan besar. Bagaimana dengan tubuh manusia jika sering makan ikan yang beracun tersebut? d. Mengganggu Pemandangan Kadang-kadang air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu pemandangan kota. Meskipun air yang tercemar tidak menimbulkan bau, perubahan warna air mengganggu pandangan mata kita. Hal ini tentu mengganggu kenyamanan dan keasrian kota. e. Mempercepat Proses Kerusakan Benda Ada sebagian air limbah yang mengandung zat yang dapat diubah oleh bakteri anaerob menjadi gas yang dapat merusak seperti H2 S. Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada besi. Agar terhindar dari hal-hal di atas, sebaiknya sebelum dibuang, air limbah harus diolah terlebih dahulu dan memenuhi ketentuan Baku Mutu Air Limbah.  Faktor Penyebab Pencemaran Udara Beberapa kegiatan baik dari alam ataupun manusia menghasilkan senyawasenyawa gas yang membuat udara tercemar. Berikut ini adalah penyebab pencemaran udara. a. Aktivitas Alam Aktivitas alam dapat menimbulkan pencemaran udara di atmosfer. Kotoran-kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak mengandung senyawa metana yang dapat meningkatkan suhu bumi dan akibatnya terjadi pemanasan global. Proses yang serupa terjadi pada siklus nitrogen di atmosfer. Selain itu, bencana alam seperti meletusnya gunung berapi dapat menghasilkan abu vulkanik yang mencemari udara sekitar yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan tanaman. Kebakaran hutan yang terjadi akan menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah banyak yang dapat mencemari udara dan berbahaya bagi kesehatan hewan dan manusia. b. Aktivitas manusia Kegiatan-kegiatan manusia kini kian tak terkendali, kemajuan industri dan teknologi membawa sisi negatif bagi lingkungan. Mengapa? Karena tidak ditangani dengan baik. Berikut ini merupakan pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. 1) 2) 3) 4) 5)



Pembakaran sampah. Asap-asap industri. Asap kendaraan. Asap rokok. Senyawa-kimia buangan seperti CFC, dan lain-lain.



 Dampak dari Pencemaran Udara



Pencemaran udara mengakibatkan kerugian bagi banyak organisme penghuni bumi. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara antara lain bagi kesehatan, tumbuhan, efek rumah kaca, dan rusaknya lapisan ozon. a. Kesehatan Terbukti bahwa kualitas udara yang menurun akibat pencemaran menimbulkan berbagai penyakit. ISPA (infeksi saluran pernapasan) adalah salah satunya. Saluran pernapasan merupakan gerbang masuknya udara ke dalam tubuh. Udara yang kotor membawa senyawa-senyawa yang tidak baik bagi kesehatan. Tentu saja, pengendapan-pengendapan logam yang terlarut pada udara dapat mengendap di paru-paru dan dapat menimbulkan iritasi. Akibat yang lebih serius dari polusi udara adalah emfisema, yaitu gejala kesulitan pengangkutan oksigen. Kadar karbon monoksida yang terlalu banyak di udara (lebih banyak dari oksigen) dapat menghambat pengikatan oksigen di dalam tubuh. Oleh karena itu tubuh akan kekurangan oksigen, sehingga sesak napas, terjadi pusing, dan berlanjut pada kematian apabila tidak ditangani dengan baik. b. Bagi Tumbuhan Abu vulkanik dari meletusnya gunung berapi membuat udara tercemar dan memicu terpicunya hujan asam. Hujan asam mengandung senyawa sulfur yang bersifat asam. Kondisi asam ini dapat mematikan tanaman setempat. Oleh karena itu kita sering menemui begitu banyak tanaman dan pohon yang rusak akibat hujan asam atau abu vulkanik. c. Efek Rumah Kaca Konsentrasi karbon dioksida dan karbon monoksida yang tinggi di atmosfer akan memicu terjadinya efek rumah kaca, yakni peningkatan suhu bumi. CO dan CO2 akan membentuk semacam lapisan yang akan menahan panas bumi keluar, sehingga panas yang ditimbulkan bumi akan terkungkung di dalam seperti pada rumah kaca. d. Rusaknya Lapisan Ozon CFC merupakan senyawa yang sering digunakan dalam produk-produk pendingin (freezer , AC) dan aerosol. Ketika CFC terurai di atmosfer, maka akan memicu reaksi dengan oksigen penyusun ozon. Dengan demikian, ozon akan terurai yang menyebabkan lapisan ozon berlubang. Padahal lapisan ozon berfungsi sebagai pelindung Bumi dari panas yang dipancarkan oleh Matahari. Sinar UV yang dihasilkan oleh Matahari dapat memicu kanker, dengan adanya ozon, masuknya sinar UV ini akan diredam sehingga dampak yang ditimbulkan lebih sedikit. Sayangnya, pemanasan global yang kini terjadi salah satunya diakibatkan oleh rusaknya lapisan ozon. Pada saat ini CFC untuk pendingin dan aerosol telah diganti dengan bahan lain yang ramah lingkungan.  Faktor Penyebab Pencemaran Tanah Tidak jauh berbeda dengaa pencemaran air dan udara, pencemaran tanah juga banyak sekali penyebabnya. Penyebab tersebut di antaranya limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian. 1. Limbah Domestik Limbah domestik dapat berasal dari daerah seperti pemukiman penduduk (pedagang, tempat usaha, hotel dan lain-lain); kelembagaan (kantor-kantor pemerintahan dan swasta); serta tempat-tempat wisata. Limbah domestik tersebut dapat berupa limbah padat dan cair. Adapun perbedaan limbah padat dan cair, yaitu sebagai berikut.



Limbah padat dapat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme. Seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan yang menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Limbah cair dapat berupa tinja (feses), detergen, oli, cat. Jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikroorganisme di dalam tanah. Kedua limbah tersebut (padat dan cair) mempunyai dampak buruk bagi tanah, hingga akhirnya dapat mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup tanpa kecuali kehidupan manusia itu sendiri. Apalagi untuk limbah padat yang merupakan bahan pencemar yang akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang dibuang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian. Sampah anorganik tidak terbiodegradasi. Hal ini yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air, sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang. Akibatnya, tanaman sulit tumbuh bahkan akan mati karena tidak memperoleh makanan untuk tumbuh dan berkembang. 2. Limbah Industri Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah industri juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, dan bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp , kertas, rayon, plywood , serta pengawetan buah, ikan, daging, dan lain-lain. Limbah industri berupa limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi. Misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen, dan boron adalah zatzat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, dan Cd dapat mencemari tanah. Hg, Zn, Pb, dan Cd merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah. 3. Limbah Pertanian Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermatapencarian sebagai petani. Akan tetapi, karena ketidaktahuan, tidak sedikit petani yang menggunakan pupuk sintetik melebihi ketentuan, atau caranya tidak tepat. Akibatnya, limbah pertanian yang berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman tanah tercemar. Misalnya, pupuk urea dan



pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah. Akibatnya, kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman, tetapi juga mikroorganisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu, penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.  Dampak dari Pencemaran Tanah Semua pencemaran pasti akan merugikan makhluk hidup terutama manusia. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh, dan kerentanan populasi yang terkena. Contohnya saja kromium berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Raksa dan siklodiena dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena akan mengakibatkan kerusakan pada hati ditandai seperti keracunan. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Ada beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata, dan ruam kulit untuk paparan kimia yang telah disebutkan di atas. Pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian. Selain kesehatan manusia yang terganggu, pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun dan berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan Arthropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya, perubahan ini dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan tersebut rendah, maka bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan, dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.  Cara penanggulangan Pencemaran Lingkungan a. Penanggulangan pencemaran air Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organik biodegradable (yakni bahan organik yang dapat terurai oleh aktivitas makhluk hidup), meminimalkan bakteri patogen,



serta memerhatikan estetika dan lingkungan. Pengolahan air limbah dapat dilakukan sebagai berikut (Sulistyorini, 2009). a. Pembuatan Kolam Stabilisasi Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerbobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen). Kolam stabilisasi ini dapat digunakan oleh semua kalangan karena mudah memilikinya dan murah harganya. b. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Pengolahan air limbah ini menggunakan alat-alat khusus. Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan). Primary treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak sedimentasi. Secondary treatment merupakan pengolahan kedua yang bertujuan untuk mengoagulasikan, menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik dalam limbah. Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan fosfat, serta penambahan klor untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.



c. Pengelolaan Excreta Excreta banyak terkandung dalam air limbah rumah tangga. Excreta banyak mengandung bakteri patogen penyebab penyakit. Jika tidak dikelola dengan baik, excreta dapat menimbulkan berbagai penyakit. Pengelolaan excreta dapat dilakukan dengan menampung dan mengolahnya pada jamban atau septictank yang ada di sekitar tempat tinggal, dialirkan ke tempat pengelolaan, atau dilakukan secara kolektif. Untuk mencegah meresapnya air limbah excreta ke sumur atau resapan air, jamban yang dibuat harus sehat. Syaratnya, tidak mengotori permukaan tanah, permukaan air dan air tanah di sekitarnya, tidak menimbulkan bau, sederhana, jauh dari jangkauan serangga (lalat, nyamuk, atau kecoa), murah, dan diterima



oleh pemakainya. Pengelolaan excreta dalam septictank dapat diolah secara anaerobik menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gas untuk rumah tangga. Selain itu, pengelolaan excreta dengan tepat akan menjauhkan kita dari penyakit bawaan air. Dalam meminimalisasi sampah hasil limbah rumah tangga khususnya, dapat dilakukan upaya pengurangan sampah. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Kistinnah (2009) bahwa cara menangani limbah cair dan padat diharapkan tidak menyebabkan polusi dengan prinsip ekologi yang dikenal dengan istilah 4R, yaitu recycle, reuse, reduse, dan repair. 1) Recycle (Pendaurulangan) Proses recycle misalnya untuk sampah yang dapat terurai dijadikan kompos. Kompos ini dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, sehingga dapat diperoleh hasil yang baik. Cacing tanah dapat menyuburkan tanah dan kompos digunakan untuk pupuk. 2) Reuse (Penggunaan Ulang) Proses reuse dilakukan untuk sampah yang tidak dapat terurai dan dapat dimanfaatkan ulang. Misalnya botol bekas sirop dapat digunakan lagi untuk menyimpan air minum. 3) Reduce Reduce adalah melakukan pengurangan bahan/penghematan. Contohnya jika akan berbelanja ke pasar atau supermarket, sebaiknya dari rumah membawa tas. Janganlah meminta tas plastik dari toko atau supermarket kalau akhirnya hanya dibuang saja. 4) Repair Repair artinya melakukan pemeliharaan. Contohnya membuang sampah tidak sembarangan, terutama tidak membuang sampah di perairan. b. Penanggulangan pencemaran udara Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh manusia untuk mencegah dan menanggulangi masalah pencemaran udara diantaranya: a. Tidak melakukan pembakaran dan atau penebangan pohon-pohon di hutan dengan sembarangan. Pohon-pohon di hutan merupakan sumber oksigen bagi mahluk hidup. b. Memanfaatkan energi alternatif yang ramah lingkungan, misalnya tenaga surya dan biogas.



c. Menggunakan kendaraan umum massal dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk membantu meminimalisir terjadinya polusi akibat emisi kendaraan bermotor. d. Menciptakan jalur hijau di perkotaan dengan menanam pohon-pohon di tempat-tempat tertentu agar udara yang tercemar dapat diserap melalui proses fotosintesis. e. Menghindari melakukan uji coba nuklir secara massif untuk mencegah pencemaran udara oleh radioaktif. f. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat umum tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, perlu dilakukan aksi nyata yaitu membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan lingkungan. g. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit tenaga listrik, industri, dan rumah tangga. Ini akan mengurangi polutan yang terlepas ke atmosfer.



c. Penanggulangan pencemaran tanah Berikut ini ada dua cara utama yang dapat dilakukan apabila tanah sudah tercemar, yaitu remediasi dan bioremediasi. a. Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan exsitu (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah. Pembersihan ini terdiri atas venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya adalah, tanah tersebut disimpan di bak atau tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya, zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. b. Bioremediasi Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).



Salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Jamur tersebut dapat berperan langsung karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah. Jamur tersebut tidak dapat berperan langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain, seperti bakteri tertentu, jamur, dan sebagainya.