RPP Pengajaran Sastra [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



Disusun Untuk Memenuhi tugas Ujian Akhir Semester 6 Mata Kuliah Pengajaran Sastra



Disusun : MUHAMMAD NIZAR ZULMI 0816012471 PBSI 6 A PAGI



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PEKALONGAN 2019



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah



: SMK Medika Pekalongan



Mata Pelajaran



: Bahasa Indonesia



Kelas/Semester



: X /1



Materi Pokok



: Cerita Rakyat



Alokasi Waktu



: 2 X 45Menit (1 Pertemuan)



A. Kompetensi Inti KI 1 dan 2 Menumbuhkan kesadaran akan kebesaran Tuhan YME dan mensyukuri karuniaNya, perilaku disiplin, jujur, aktif, responsif, santun, bertanggungjawab, dan kerjasma. KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.



KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.



B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi No 3.7



KD Pengetahuan No KD Keterampilan Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi 4.7 Menceritakan kembali isi cerita yang terkandung dalam rakyat (hikayat) yang didengar dan cerita rakyat (hikayat) baik lisan dibaca. maupun tulis. IPK Pengetahuan IPK Keterampilan 3.7.1 Mengidentifikasi cerita rakyat yang 4.7.1 Menyusun bagian-bagian penting dibaca untuk menemukan hakikat dari cerita rakyat yang sudah dari cerita rakyat. dibaca. 3.7.2 Mengidentifikasi cerita rakyat yang 4.7.2 Menyusun alur dan struktur isi dibaca untuk menentukan ciri-ciri



dan karakteristik cerita rakyat. 4.7.3 cerita rakyat yang sudah dibaca. 3.7.3 Mengidentifikasi nilai-nilai yang Menceritakan kembali isi cerita terkandung dalam cerita rakyat rakyat yang sudah dibaca secara yang sudah dibaca. lisan C. Tujuan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Saintifik dengan model discovery learning, diskusi kelompok dan penugasan. Peserta didik diharapkan dapat mengidentifikasi cerita rakyat yang dibaca untuk menemukan esensi dari cerita rakyat, dan peserta didik dapat menceritakan kembali secara lisan cerita rakyat yang sudah dibaca. D. Materi Pelajaran 1. Hakikat cerita rakyat 2. Karakteristik cerita rakyat 3. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik 2. Model Pembelajaran : Discovery learning 3. Metode : Ceramah, diskusi kelompok, penugasan, dan unjuk kerja F.



Alat dan Media 1. Alat : Proyektor, Papan tulis, spidol, Laptop 2. Media : Buku pop-up cerita rakyat Indonesia



G. Sumber Belajar 1. Buku Bahasa Indonesia Wajib, Kelas X, Kementerian dan Kebudayaan Republik Indonesia 2. Buku/ sumber lain yang relevan



H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1



No 1



Kegiatan Pendahuluan



Sintaks



Deskripsi Kegiatan a. Guru memberi salam kepada peserta didik. b. Guru memerintahkan ketua kelas untuk memimpin doa tanda



Alokasi Waktu (Menit) 10 Menit



Nilai-Nilai Karakter



c. d.



e.



2



Kegiatan Inti



Pemberian rangsangan (Stimulation)



a.



b.



Identifikasi masalah (Problem statemen) Pengumpula n data (Data collection)



Pengolahan data (Data processing)



mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan. Guru mengecek kehadiran siswa Guru bertanya kepada peserta didik terkait dengan materi pertemuan sebelumnya. Guru menjelaskan kompetensi dasar yang akan dipelajari peserta didik dalam pembelajaran. Guru memberikan salah satu contoh cerita rakyat kepada peserta didik (slide power point/video cerita rakyat/teks cerita rakyat) Peserta didik mengamati dan menyimak penjelasan materi cerita rakyat oleh guru



a. Peserta didik bertanya jawab tentang cerita rakyat, (mengapa disetiap daerah mempunyai cerita rakyat yang bervariasi).



a. Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok b. Peserta didik duduk secara berkelompok c. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi membahas terkait materi cerita rakyat untuk mengetahui hakikat cerita rakyat (saling bertukar pikir sesama peserta didik) a. Perwakilan dari masing-masing kelompok maju untuk menentukan cerita rakyat yang akan di identifikasi. b. Setiap perwakilan kelompok hompimpa siapa yang menang, maka ia berhak memilih cerita rakyat terlebih dahulu. c. Peserta didik berhak memilih



70 Menit



Literasi



Rasa ingin tahu



Kerjasama (Collaborative)



Berpikir kritis (Critical thinking)



Pembuktian (Verification)



Menarik kesimpulan (Generalization)



3



Penutup



salah satu cerita rakyat dari media pembelajaran berupa buku pop-up (buku 2 dimensi) yang sudah disiapkan oleh guru. d. Setelah salah satu perwakilan kelompok memilih cerita rakyat dari buku pop-up, masing-masing kelompok berdiskusi berdasarkan cerita rakyat yang sudah dipilih.



Kreativitas (Creativity)



a. Masing-masing kelompok mengidentifikasi cerita rakyat untuk menentukan ciri dan karakter, nilai-nilai yang terkandung dari cerita rakyat yang sudah dibaca b. Masing-masing kelompok menyusun bagian-bagian penting, struktur dan alur cerita dari cerita rakyat yang sudah dibaca. a. Masing-masing kelompok maju untuk mempresentasikan hasil dari identifikasi ciri, karakter, dan nilai yang terkandung dalam cerita rakyat yang sudah dibaca. b. kelompok yang lain memberikan tanggapan. c. Setelah selesai masing-masing kelompok menyimpulkan hasil identifikasi dari cerita rakyat. Kegiatan guru bersama peserta didik : a. Guru memberikan waktu untuk peserta didik bertanya. b. Guru memberi arahan kepada peserta didik untuk mempersiapkan tugas individu yaitu menceritakan kembali cerita rakyat yang sudah dibaca atau di identifikasi secara berkelompok pada pertemuan berikutnya. c. Guru mengakhiri pembelajaran



Komunikatif (Communicative)



10 Menit



dengan salam. Kegiatan guru : a. Melakukan penilaian terhadap peserta didik b. Melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran I.



No 1



Penilaian, Pembelajaran Remedial, dan Pengayaan 1. Teknik penilaian Otentik a. Sikap : Observasi/pengamatan b. Pengetahuan : Tes tertulis uraian c. Keterampilan : Memaparkan hasil disksui tentang debat Aspek Pengetahuan



No IPK 3.7.1



3.7.2



3.7.3



2



Keterampilan



4.7.1



IPK Mengidentifikasi cerita rakyat yang dibaca untuk menemukan hakikat dari cerita rakyat. Mengidentifikasi cerita rakyat yang dibaca untuk menentukan ciriciri dan karakteristik cerita rakyat. Mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat yang sudah dibaca. Menyusun bagian-bagian penting dari cerita rakyat yang sudah dibaca



Teknik Penilaian



Bentuk Penilaian



Instrumen Penilaian



Rubrik Penilaian



Tugas Kelompok



Produk



Terlampir



Terlampir



Tugas Kelompok



Produk



Terlampir



Terlampir



Tugas Kelompok



Produk



Terlampir



Terlampir



Tugas Individu



Berbicara



terlampir



terlampir



4.7.2



4.7.3



Menyusun alur dan struktur isi cerita rakyat yang sudah dibaca. Menceritakan kembali isi cerita rakyat yang sudah dibaca secara lisan



Tugas Individu



Berbicara



terlampir



terlampir



Tes Individu



Berbicara



terlampir



terlampir



Pekalongan, Mei 2019 Mengetahui, Kepala SMK Medika Pekalongan



Guru Mata Pelajaran



TEGUH SASMITO S.Pd



MUHAMMAD NIZAR ZULMI



LAMPIRAN 1 : Materi 1. Hakikat cerita rakyat Cerita rakyat adalah cerita atau kisah yang asal muasalnya bersumber dari masyarakat serta tumbuh berkembang dalam masyarakat di masa yang lampau. 2. Ciri-ciri atau karakteristik cerita rakyat a. Dikisahkan atau diceritakan secara turun-temurun. b. Tidak jelas siapa pengarangnya oleh karenanya sifatnya anonim (tanpa pengarang) c. Tinggi dengan pesan moral d. Memiliki nilai budaya / tradisi



e. Mempunyai banyak versi yang berbeda f. Memiliki banyak hal-hal yang tidak bisa diterima dengan logika g. Tersebar turun temurun dari mulut ke mulut. h. Pada awalnya dokumentasi sangat kurang pada umumnya dikisahkan secara lisan. i. Sering mirip dengan cerita rakyat dari daerah lain. 3. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat a. Nilai moral yaitu nilai yang berkaitan dengan etika, sopan santun, akhlak, dan baik buruknya tingkah laku. b. Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang ada di dalam masyarakat atau hubungan dan kepedulian antar manusia. c. Nilai agama yaitu nilai yang berkaitan dengan ketuhanan dan tuntutan beragama. d. Nilai budaya yaitu nilai yang berkaitan dengan kebudayaan dan adat istiadat. e. Nilai pendidikan yaitu nilai yang berkaitan dengan pendidikan atau pembelajaran.



4. Struktur isi cerita rakyat Orientasi (pengenalan)^Insiden (alur)^Interpretasi(pesan moral)



LAMPIRAN 2 : Penilaian Pengetahuan Petunjuk : Identifikasilah Ciri, Karakteristik, dan Nilai yang terkandung dalam cerita rakyat.



Cerita Rakyat Sumatera Utara : Asal Mula Danau Toba Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplan seorang pemuda bernama Toba. Ia adalah seorang yatim piatu. Sehari-hari ia bekerja di ladang. Sesekali dia mencari ikan di sungai yang berada tak jauh dari gubugnya. Ikan hasil tangkapannya biasanya dijadikan sebagai lauk dan sisanya dijual ke pasar. Pada suatu hari Toba memancing sepulang dari Ladang. Ia sangat berharap mendapatkan ikan yang besar yang bisa segera dimasaknya untuk dijadikan lauk. Terpenuhilah harapannya itu. Tak berapa lama ia melemparkan pancingnya ke sungai, mata kailnya telah disambar ikan.



Betapa gembiranya ia ketika menarik tali pancingnya dan mendapati seekor ikan besar tersangkut di mata pancingnya. Sejenak toba memperhatikan ikan besar yang berhasil dipancingnya itu.” Ikan yang aneh.” Gumannya. Seumur hidupnya belum pernah dilihatnya ikan seperti itu. Warna ikan itu kekuningan dan sisik-sisiknya kuning keemasan. Terlihat berkilauan sisik-sisik itu ketika terkena sinar matahari. Ketika Toba melepaskan mata kailnya dari mulut ikan tangkapannya, mendadak terjadi sebuah keajaiban. Ikan aneh bersisik kuning keemasan itu menjelma menjadi seorang perempuan yang cantik jelita wajahnya. Toba terheran-heran mendapati keajaiban yang berlangsung di depan matanya itu. Ia hanya berdiri dengan bola mata membulat dan mulut melongo. “Tuan.” Kata perempuan jelmaan ikan indah itu.”Aku adalah kutukan Dewa karena telah melanggar larangan besarnya. Telah ditakdirkan kepadaku, bahwa aku akan berubah bentuk menyerupai makhluk apa saja yang memegang atau menyentuhku. Karena tuan telah memegangku, maka akupun berubah menjadi manusia seperti Tuan ini.” Toba memperkenalkan namanya. Begitu pula dengan perempuan berwajah jelita itu.” Namaku, putri, tuan.” Toba lantas menjelaskan pula keinginannya untuk memperistri Putri karena dia terpesona kecantuikan si perempuan jelmaan ikan itu.” Bersediakah engkau menikah dengan ku?” tanyanya setelah pembicaraan beberapa saat. “Baiklak, aku bersedia, tuan, Selama tuan bersedia pula memenuhi satu syarat yang kuajukan.” Jawab Putri “Syarat apa yang engkau kehendaki? Sebutkan. Niscaya aku akan memenuhinya.” “Permintaanku hanya satu, hendaklah tuan menutup rapat-rapat rahasiaku. Jangan sekali-kali tuan menyebutkan jika aku berasal dari ikan. Jika tuan menyatakan kesedian tuan untuk menjaga rahasia ini, aku bersedia menjadi istri Tuan.” “Baiklah.” Kata Toba.” Aku akan menutup rapat-rapat rahasimu ini. Rahasia ini hanya kita ketahui berdua saja.”



Toba dan Putri pun menikah. Keduanya hidup rukun dan berbahagia meski dalam kesederhanaan. Kebahagian mereka serasa kian lengkap dengan kelahiran anak mereka. Seorang anak laki-laki. Samosir namanya. Samosir tumbuh mejadi anak yang sehat. Tubuhnya kuat. Sayang dia agak nakal serta pemalas. Keinginannya hanya tidur-tiduran saja. Ia seperti tidak peduli atau ingin membantu kerepotan ayahnya yang sibuk bekerja di ladang. Bahkan, untuk sekedar mengantar makanan dan minuman untuk ayahnyapun, Samosir kerap menolak jika diminta. Seandainya mau, dia akan melakukannya dengan malas-malasan, dengan wajah bersungut-sungut. Bertambahtambah malas kelakuannya akibat ibunya terus memanjakannya. Apapun yang dimintanya akan diusahakan ibunya untuk dipenuhi. Samosir sangat kuat nafsu makannya. Jatah makanan sehari untuk sekeluarganya bisa dihabiskannya dalam sekali makan. Toba merasa harus bekerja lebih keras lagi untuk dapat memenuhi keinginan makan anak laki-lakinya yangb luar biasa itu. Pada suatu hari Samosir diminta ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman untuk ayahnya. Samosir yang tengah bermalas-malasan semula enggan untuk menjalankan perintah ibunya itu. Namun, setelah ibunya terus memaksa akhirnya dia bersedia melakukannya meski dengan wajah yang bersungut-sungut. Samosir membawa makanan dan minuman itu menuju ke ladang. Ditengah perjalanan, Samosir measa lapar. Dihentikannya langkah menuju kebun. Ia lantas memakan makanan yang seharusnya diperuntukan bagi ayahnya itu. Tidak dihabiskannya semua makanan itu melainkan disisakan sedikit. Dengan makanan dan minuman yang tersisa sedikit itu Samosir melanjutkan perjalanan menuju ladang. Setibanya di ladang, samosir memberikan makanan dan minuman itu untuk ayahnya. Toba telah sangat merasa lapar karena bekerja keras sejak pagi langsung membuka bekal untuk memakannya. Terperanjat dia saat melihat makanan untuk nya tinggal sedikit.” Mengapa jatah makanan dan minumanku tinggal sedikit?” tanyanya dengat raut wajah kesal. Dengan wajah polos seolah tidak melakukan kesalahan, Samosir menjawab.” Tadi di jalan aku sangat lapar, Ayah. Oleh karenanya, jatah makanan dan minuman ayah itu telah kumakan



sebagian. Tapi, tidak semua kuhabiskan, bukan? Masih tersedia sedikit makanan dan minuman untuk Ayah.” “anak tidak tahu diuntung.” Maki toba kepada anaknya. Kemarahan seketika meninggi. Serasa tidak bisa lagi dia menahan dan bersabar, umpatannyapun seketika itu meluncur.” Dasar anak keturunan ikan engkau ini.” Samosir sangat terkejut mendengat umpatan ayahnya. Dia langsung berlari ke rumah. Pada saat bertemu ibunya, samosir langsung menceritakan umpatan dan cacian ayahnya yang menyebutkan dirinya adalah keturunan ikan. Mendengar pengaduan anaknya, ibu Samosir menjadi sangat bersedih. Tidak disangka jika suaminya melanggar sumpah untuk tidak menyebutkannya berasal dari ikan. amosir dan ibunya saling berpoegangan. Dalam hitungan sekejap, keduanya menghilang. Keajaiban pun terjadi. Dibekas pijakan kaki Samosir dan ibunya menyembur air yang sangat deras. Dari dalam tanah, air laksana disemburkan keluar seolah tiada henti. Semakin lama tidak semkin berkuran semburan air itu melainkan semakin besar adanya. Dalam waktu cepat permukaan tanah itu pun tergenang. Permukaan air terus meninggi dan tek berapa lama kemudian lembah tempat tinggal Toba telah tergenang air. Terbentuklah kemudian sebuah danau yang sangat luas di tempat itu. Penduduk kemudian menamakan danau itu Danau Toba. Adapun pulau kecil yang berada ditengah-tengah danau toba itu disebut Pulau Samosir untuk mengingatkan kepada pada anak lelaki Toba.



Cerita Rakyat Indonesia : Lutung Kasarung Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang putri bernama Purbasari. Dia merupakan anak bungsu dari Prabu Tapa Agung yang merupakan raja kerajaan pasir batang. Purbasari memiliki enam orang kakak perempuan yaitu Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik dan Purbaleuih. Purbasari sangat baik sifat dan kelakuannya. Dia lembut, manis budi, ddan suka menolong. Siapapun juga yang membutuhkan pertolongan dengan senang hati dibantunya. Selain hatinya yang elok, Purbasari juga memiliki paras yang cantik dan rupawan, setiap orang yang melihatnya pasti jatuh hati pada pandangan pertama. Sayangnya kecantikan dan kebaikan hati purbasari tidak menurun dari kakak sulungnya Purbararang yang berperangai sangat buruk. Walaupun cantik Purbararang sangat kasar, sombong, kejam dan iri hati terhadap siapapun juga.



Setelah bertahta dalam waktu yang cukup lama, Prabu Tapa Agung berniat turun tahta. Telah dipikirkan masak-masak, bahwa untuk melanjutkan kepemimpinannya dia akan menunjuk Purbasari. Sang Prabu telah mengamati selama puluhan tahun bahwa Purbasari adalah sosok yang paling pantas menggantikannya, bukan Purbararang walaupun Purbararang adalah anak sulungnya. Pemikirian dari sang Prabu yang bijaksana ini terutama karena sifat dan perilaku anak sulungnya yang buruk. Prabu Tapa agung khawatir, jika Purbararang menjadi Raja maka ketentraman dan kedamaian kehidupan rakyat akan terganggu dan bahkan menjadi rusak akibat kepemimpinan Purbararang yang memiliki sifat sangat buruk. Dihadapan seluruh pembesar kerajaan dan juga ketujuh putrinya raja, Prabu Tapa Agung menyerahkan takhtanya kepada Purbasari. Prabu Tapa Agung lantas meninggalkan istana kerajaannya untuk memulai hidup barunya sebagai pertapa. Purbararang sangat marah luar biasa mendapati takhta Kerajaan Pasir Batang diserahkan kepada adik bungsunya dan tidak kepada dirinya. Maka, berselang satu hari sejak penobatan Purbasari menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang, Purbararang menghubungi Indrajaya tunangannya. Keduanya kemudian meminta bantuan nenek sihir untuk mencelakai Purbasari. Nenek sihir jahat memberikan boreh (zat berwarna hitam yang dibuat dari tumbuhan) kepada Purbararang. Nenek sihir itu berkata.” Semburkan boreh ini kewajah dan seluruh tubuh dari Purbasari.” Purbararang segera melaksanakan pesan dari si nenek sihir. Boreh itu disemburkan ke wajah dan seluruh tubuh Purbasari. Akibatnya diseluruh tubuh Purbasari bermunculan bercakbercak hitam yang mengerikan. Dengan kondisi tersebut Purbararang memiliki alsan untuk mengusir Purbasari dari istana. “ Orang yang dikutuk hingga memiliki penyakit mengerikan ini tidak pantas menjadi Ratu kerajaan Pasir Batang. Sudah seharusnya dia diasingkan ke hutan agar penyakitnya tidak menular.” Kata Purbararang. Purbararang kemudian mengambil tahta Kerajaan Pasir Batang. Dia memerintahkan Uwak Batara yang merupakan penasihat istana mengasingkan Purbasari ke hutan. Ketika Purbasari tengah diasingkan dihutan, terjadilah masalah besar di khayangan. Pangeran Guru Minda tidak berkenan menikah dengan bidadari khayangan seperti yang diperintahkan



Sunan Ambu ibunya. Pangeran Guruminda hanya berkenan menikah dengan perempuan yang kecantikannya setara dengan Sunan Ambu ibunya. Sunan ambu menjelaskan bahwa sosok perempuan yang secantik dirinya hanya akan ditemui Pangeran Guruminda di dunia manusia. Namun jika pangeran Guruminda bersikeras ingin menemui wanita sesuai keinginannya itu, dia harus pergi ke dunia tidak dalam bentuk pangeran Guruminda yang gagah dan tampan, melainkan harus dalam wujud penyamaran berupa lutung.” Lutung kasarung namamu.” Kata sunan Ambu.” Apakah engkau bersedia melakukannya?” Nenek sihir jahat memberikan boreh (zat berwarna hitam yang dibuat dari tumbuhan) kepada Purbararang. Nenek sihir itu berkata.” Semburkan boreh ini kewajah dan seluruh tubuh dari Purbasari.” Purbararang segera melaksanakan pesan dari si nenek sihir. Boreh itu disemburkan ke wajah dan seluruh tubuh Purbasari. Akibatnya diseluruh tubuh Purbasari bermunculan bercakbercak hitam yang mengerikan. Dengan kondisi tersebut Purbararang memiliki alsan untuk mengusir Purbasari dari istana. “ Orang yang dikutuk hingga memiliki penyakit mengerikan ini tidak pantas menjadi Ratu kerajaan Pasir Batang. Sudah seharusnya dia diasingkan ke hutan agar penyakitnya tidak menular.” Kata Purbararang. Nenek sihir jahat memberikan boreh (zat berwarna hitam yang dibuat dari tumbuhan) kepada Purbararang. Nenek sihir itu berkata.” Semburkan boreh ini kewajah dan seluruh tubuh dari Purbasari.” Purbararang segera melaksanakan pesan dari si nenek sihir. Boreh itu disemburkan ke wajah dan seluruh tubuh Purbasari. Akibatnya diseluruh tubuh Purbasari bermunculan bercakbercak hitam yang mengerikan. Dengan kondisi tersebut Purbararang memiliki alsan untuk mengusir Purbasari dari istana. “ Orang yang dikutuk hingga memiliki penyakit mengerikan ini tidak pantas menjadi Ratu kerajaan Pasir Batang. Sudah seharusnya dia diasingkan ke hutan agar penyakitnya tidak menular.” Kata Purbararang.



Purbararang khawatir, telah kembalinya kecantikan adiknya Purbasari akan mengancam takhta yang saat ini dikuasainya. Dia pun memutar otak mencari cara untuk kembali menyingkirkan adiknya tersebut, bahkan kali ini dia berniat menyingkirkan Purbasari untuk selama-lamanya. Purbararang lantas menantang Purbasari untuk beradu panjang rambut. Katanya.” Jika rambutku lebih panjang dibandingkan rambut Purbasari, maka leher Purbasari harus dipenggal algojo kerajaan.” Purbararang menelan kekecewaan yang besar setelah terbukti rambutnya yang sebetis kalah panjang dengan rambut Purbasari yang sepanjang tumit. Purbararang sangat malu mendapati kekalahannya. Untuk menutupi kekalahannya. Purbararang mengemukakan tantangan baru untuk Purbasari. Tidak tanggung-tanggung tantangan ini diucapkan didepan seluruh masyarakat Kerajaan Pasir Batang. Dengan suara lantang agar didengar warga masyarakat, Purbararang berkata.” Jika wajah tunanganmu lebih tampan dibandingkan wajah tunanganku, takhta Pasir Batang akan kuserahkan kepadamu. Namun jika sebaliknya, maka engkau hendaklah merelakan lehermu dipenggal algojo kerajaan.” Purbasari paham dia tidak akan mampu menang pada tantangan kali ini. Namun cintanya kepada Lutung Kasarung membuatnya tegar. Dia menggenggam tangan Lutung Kasarung. “ Aku mencintaimu dan ingin engkau menjadi suamiku.” Ucapnya kepada Lutung Kasarung. Air mata berlinang mengalir dikedua pipinya. Lutung Kasrung balas menggenggam tangan Purbasari kemudian mengusap air mata dipipi putri cantik jelita itu. Purbararang tertawa terbahak-bahak.” Monyet hitam itu tunanganmu?” “ Iya.” Jawab Purbasari lantang dan mantap. Sebelum Purbararang memerintahkan algojo untuk memenggal Purbasari. Lutung Kasarung tiba-tiba duduk bersila dengan mata terpejam. Mulutnya terlihat komat-kamit. Tiba-tiba asap tebal menyelimuti tubuh Lutung Kasarung. Tidak dalam waktu yang lama, asap tebal menghilang, sosok lutung kasarung dengan wajah jelek, menghilang seiring berlalunya asap pekat. Berganti dengan sosok Pangeran guru Minda yang sangat tampan dan gagah. Terperanjatlah semua yang hadir ditempat itu mendapati keajaiban yang luar biasa tersebut. Betapa tampannya Pangeran Guru Minda, bahkan sangat jauh melebihi ketampanan Indrajaya tunangan dari Purbararang.



Pangeran Guruminda lantas mengumumkan bahwa ratu kerajaan Pasri Batang yang sebenarnya adalah Purbasari. Purbararang telah mengalami kekalahan dari tantangan yang dibuatnya sendiri. Dalam kondisi seperti itu, Purbararang tidak dapat menyangkal dan mau tidak mau mengakui kekalahannya. Tidak ada lagi yang dapati diperbuatnya selain menyerakan takhta kerajaan pasri batang kepada adiknya Purbasari. Dia pun memohon ampun atas kejahatan yang telah dilakukannya bersama Indrajaya tunangannya. Dengan kebaikan hatinya, Purbasari memaafkan kesalahan kakak sulungnya itu. sejak saat itu Purbasari kembali bertakhta sebagai Ratu. Segenap rakyat sangat bergembira menyambut ratu mereka yang baru, dan sekaligus terlepas dari belenggu pemerintahan Purbararang yang jahat. Mereka semakin berbahagia mengetahuii bahwa Ratu Mereka Purbasari menikah dengan Pangeran guruminda yang tampan dan gagah. Purbasari dan Pangeran guruminda pun hidup berbahagia.



Cerita Rakyat Malin Kundang dari Sumatera Barat



“Hu huuuu huuu.” tangis Malin Kundang sambil memegangi lengannya yang berdarah. Rupanya lagi-lagi ia dipatok oleh ayam jago milik Datuk Firman. Bunda membersihkan lukanya dengan sabar. Kali ini, luka Malin cukup parah. Bunda Malin Kundang yang bernama Mande Rubayah membalutnya dengan perban. "Malin, jangan nakal. Jangan kau kejar-kejar lagi ayam jago itu. Ingat, kau sudah tidak punya ayah, kaulah satu-satunya harapan Bunda," nasihat ibunya. Malin hanya mengangguk dan menyeringai. Sejak ayah Malin meninggal, ibunya bekerja keras untuk menghidupi Malin. Ia membantu para nelayan membongkar ikan hasil tangkapan di pantai. Kadang, Malin ikut dengannya. Di



sana, Malin bertemu dengan Saudagar Ali, salah satu orang kaya di kampung itu. Saudagar Ali telah menganggap Malin seperti anaknya sendiri. Beliau mengajari Malin cara berdagang dan mengemudikan kapal. Bagi Saudagar Ali, Malin cerdas dan dewasa, tidak seperti anak kecil pada umumnya. Ketika Malin beranjak dewasa, Saudagar Ali mengajaknya untuk ikut berlayar ke negeri seberang. Di sana, ia akan mengenalkan Malin pada saudaranya yang juga memiliki usaha perdagangan. Malin pun berpamitan pada ibunya Mande Rubayah. "Bunda, Saudagar Ali mengajakku untuk ikut dengannya. Izinkan aku pergi Bunda, karena aku ingin bekerja di negeri seberang. Jika aku sukses, aku akan kembali dan memboyong Bunda." Ibunya menunduk. Tak terasa, air matanya menetes. "Bunda tak bisa melarangmu, Malin. Bunda tahu keinginanmu begitu besar," jawabnya. Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, Malin berlayar ke negeri seberang. Rasanya seperti mimpi yang jadi kenyataan. Saat Malin sedang melamun, tiba-tiba kapal berhenti. Seperti ada sesuatu yang menabraknya. Mendengar suara gaduh di bawah, Malin melongokkan kepalanya. Ia melihat segerombolan orang dengan pedang terhunus menaiki kapal itu. Malin merasa tak enak. "Pasti mereka para perompak. Aku harus segera bersembunyi," katanya dalam hati. Beruntung, ia menemukan sebuah keranjang ikan dari bambu yang cukup besar untuk bersembunyi. Para perompak itu mengambil semua uang dan emas milik Saudagar Ali. Mereka juga membunuh Saudagar Ali dan anak buahnya. Malin selamat, karena para perompak itu tidak tertarik pada keranjang bambu tempat persembunyian Malin. Mereka hanya mengobrak-abrik peti-peti yang berisi uang dan emas. Sepeninggal para perompak itu, Malin keluar dari tempat persembunyiannya. Ia mengemudikan kapal itu ke daratan terdekat. Malin lalu menceritakan apa yang terjadi pada penduduk setempat. Warga bergotong royong untuk menguburkan jenazah Saudagar Ali dan anak buahnya. Karena tak tahu harus pergi ke mana, Malin memutuskan untuk tinggal di sana. Ia menggunakan kapal Saudagar All untuk mengangkut barang- barang penduduk yang akan dikirim ke tempat lain. Malin menerima bayaran dari jasa pengiriman itu. Lama kelamaan, jasa pengirimannya itu berkembang pesat. Malin bahkan bisa membeli kapal-kapal yang lain.



Malin sekarang telah menjadi pemuda yang kaya raya. Ia menikahi seorang gadis yang cantik, anak tetua kampung itu. Sadar bahwa istrinya berasal dari keluarga yang terpandang, Malin pun merahasiakan asal-usulnya. Tiap kali istrinya bertanya tentang orang tuanya, Malin selalu menjawab kalau mereka sudah meninggal. Malin mengatakan, bahwa Saudagar Ali adalah ayahnya. Ia tak tahu bahwa ibunya menunggu dengan hati cemas di kampung halaman. Suatu hari, Malin dan istrinya pergi berlayar. Entah mengapa, nahkoda membawa kapal itu ke arah kampung halaman Malin. Mendekati bibir pantai, Malin tersadar. "Bukankah ini kampung halamanku?" bisiknya cemas. Baru saja Malin ingin meminta nahkoda untuk berbalik arah, istrinya berteriak kegirangan, "Suamiku... lihat! Kapal nelayan itu sedang membongkar ikan. Aku ingin sekali makan ikan segar. Ayo kita turun untuk membeli ikan!" Malin tak kuasa menolak. Ia dan istrinya berjalan menuju kapal nelayan itu. "Minggir...minggir... Saudagar Malin mau lewat..." kata anak buah Malin. Mande Rubayah ibu Malin yang kebetulan sedang membantu para nelayan terkesiap. "MALIN? Apakah aku tidak salah dengar?" Mata wanita itu mencari-cari dan hatinya berdesir, "Ya, benar. Itu Malin anakku!" Tak bisa menahan diri, ia berlari ke arah Malin. "MALIN... MALIN KUNDANG anakku!!" teriak ibunya. Ia memeluk Malin erat-erat dan menangis. Malin kaget bukan kepalang, ia tak siap dengan keadaan itu. Istrinya menatapnya dengan heran, "Malin, bukankah kau bilang ibumu sudah meninggal sejak kau kecil?" Malin cepat-cepat melepaskan diri dari pelukan ibunya. "Hei kau wanita tua, berani sekali kau menyebutku anakmu," teriak Malin lantang. Bunda terpana mendengar ucapan Malin itu. "Malin anakku sayang... sudah lupakah kau pada bundamu sendiri?" ratap wanita itu. Istri Malin berusaha menengahi keadaan, "Wahai Ibu, apakah Ibu bisa membuktikan bahwa Malin benar-benar anak Ibu?" tanyanya dengan santun. "Semua orang di kampung ini tahu bahwa Malin adalah anakku. Namun jika kau tak percaya, cobalah periksa lengan kanannya. Ada bekas luka karena patokan ayam Datuk Firman. Bunda percaya kau masih ingat hal itu Malin," kata Bunda sambil menatap Malin tajam. Istri Malin



kemudian memeriksa lengan kanan suaminya dan benar, ada bekas luka di sana. Istrinya memandang Malin dengan sedih, "Malin, kenapa kau mengingkari ibumu sendiri?" "Istriku, kau harus percaya padaku. Ibuku sudah meninggal ketika melahirkanku. Tentu Ibu ini tahu tentang luka di lenganku, karena semua orang di sini tahu cerita itu," kata Malin membela diri. Setelah berkata demikian, Malin mengajak istrinya pergi dari tempat itu. Mereka menaiki kapal. Bunda menangis tersedu-sedu sambil bersimpuh di bawah kapal. "Malin anakku... jangan kau tinggalkan Bundamu lagi, Nak... Bunda sangat merindukanmu. Kaulah satusatunya harta Bunda di dunia ini," ratapnya. Malin bergeming. Sambil memandang sinis ke bawah, ia meludahi ibunya. "Dasar orang tua tak tahu diri, berani sekali kau mengaku sebagai ibuku!" Hati wanita tua itu sakit sekali. Tanpa sadar, ia mengucap doa, "Ya Tuhan, sadarkan anak hamba. Ia telah mengingkariku sebagai ibu yang pernah melahirkan dan menyusuinya." Seketika itu juga langit menjadi mendung clan hujan turun deras sekali. Petir menggelegar dan angin bertiup sangat kencang. Tiba-tiba, petir menyambar tepat di depan kaki Malin. Ajaib, di tengah gemuruh hujan, tubuh Malin langsung kaku. Mula-mula kakinya tak bisa digerakkan. Istrinya berteriak, "Malin, apa yang terjadi pada kakimu? Kakimu seperti batu!" Rupanya tak hanya kakinya yang menjadi batu, perlahanlahan seluruh tubuhnya juga jadi batu. Malin sangat ketakutan. Ia sadar ini adalah hukuman Tuhan atas perbuatannya. "Bunda, ampuni aku. Tolong selamatkan aku Bunda..." teriaknya. Namun semuanya sudah terlambat. Seluruh tuhuh Malin akhirnya jadi batu. Mulutnya menganga karena ia berteriak mohon ampun. Ibunya menangis, istri Malin pun menangis. Mereka berdua memeluk Malin yang sudah jadi patung. "Semua orang di kampung ini tahu bahwa Malin adalah anakku. Namun jika kau tak percaya, cobalah periksa lengan kanannya. Ada bekas luka karena patokan ayam Datuk Firman. Bunda percaya kau masih ingat hal itu Malin," kata Bunda sambil menatap Malin tajam. Istri Malin kemudian memeriksa lengan kanan suaminya dan benar, ada bekas luka di sana. Istrinya memandang Malin dengan sedih, "Malin, kenapa kau mengingkari ibumu sendiri?"



"Istriku, kau harus percaya padaku. Ibuku sudah meninggal ketika melahirkanku. Tentu Ibu ini tahu tentang luka di lenganku, karena semua orang di sini tahu cerita itu," kata Malin membela diri. Setelah berkata demikian, Malin mengajak istrinya pergi dari tempat itu. Mereka menaiki kapal. Bunda menangis tersedu-sedu sambil bersimpuh di bawah kapal. "Malin anakku... jangan kau tinggalkan Bundamu lagi, Nak... Bunda sangat merindukanmu. Kaulah satusatunya harta Bunda di dunia ini," ratapnya. Malin bergeming. Sambil memandang sinis ke bawah, ia meludahi ibunya. "Dasar orang tua tak tahu diri, berani sekali kau mengaku sebagai ibuku!" Hati wanita tua itu sakit sekali. Tanpa sadar, ia mengucap doa, "Ya Tuhan, sadarkan anak hamba. Ia telah mengingkariku sebagai ibu yang pernah melahirkan dan menyusuinya." Seketika itu juga langit menjadi mendung clan hujan turun deras sekali. Petir menggelegar dan angin bertiup sangat kencang. Tiba-tiba, petir menyambar tepat di depan kaki Malin. Ajaib, di tengah gemuruh hujan, tubuh Malin langsung kaku. Mula-mula kakinya tak bisa digerakkan. Istrinya berteriak, "Malin, apa yang terjadi pada kakimu? Kakimu seperti batu!" Rupanya tak hanya kakinya yang menjadi batu, perlahanlahan seluruh tubuhnya juga jadi batu. Malin sangat ketakutan. Ia sadar ini adalah hukuman Tuhan atas perbuatannya. "Bunda, ampuni aku. Tolong selamatkan aku Bunda..." teriaknya. Namun semuanya sudah terlambat. Seluruh tuhuh Malin akhirnya jadi batu. Mulutnya menganga karena ia berteriak mohon ampun. Ibunya menangis, istri Malin pun menangis. Mereka berdua memeluk Malin yang sudah jadi patung.



Cerita Rakyat Telaga Warna : Putri Angkuh dan Kalung Permata



Di Jawa Barat, ada sebuah telaga yang diberi nama Telaga Warna. Pada saat cuaca sedang cerah, telaga ini akan memantulkan warna- warni yang indah. Konon, Telaga Warna berasal dari air mata Ratu Purbamanah. Ratu Purbamanah dan Raja Suwartaiaya adalah pemimpin Kerajaan Kutatanggeuhan di Jawa Barat. Mereka memerintah dengan arif dan sangat dicintai rakyatnya. Mereka mempunyai seorang putri yang cantik, yaitu Gilang Rukmini. Orangtuanya sangat memanjakan Gilang Rukmini, karena ia adalah anak satu- satunya. Hal ini membuat Gilang Rukmini bersifat kurang baik. la akan marah dan bertindak kasar jika keinginannya tidak dipenuhi. Walau begitu, orangtua dan rakyat tetap menghargai dan menyayanginya.



Ketika bagi Gilang Rukmini berusia 17 tahun, Raja mengadakan pesta untuknya. la mengundang seluruh rakyat untuk datang. Rakyat pun memusyawarahkan hadiah yang akan diberikan kepada sang Putri. Mereka mengumpulkan uang dan memanggil seorang pengrajin perhiasan yang terkenal. Lalu, jadilah sebuah kalung bertahta permata warna-warni yang sangat indah. Pesta di mulai, ketika Raja dan Ratu muncul untuk menyapa rakyatnya, mereka segera disambut dengan gembira oleh rakyat. Begitupun ketika Gilang Rukmini muncul. Rakyat pun memberikan hadiah yang mereka siapkan. Raja Suwartalaya membuka hadiah tersebut dan menemukan sebuah kalung yang sangat indah. "Putriku saying, pakailah kalung ini, hadiah tanda cinta rakyat kepadarnu," kata Raja kepada putrinya. "Kalung ini sangat cantik, Nak. Pakailah, kalau tidak rakyat akan kecewa," ujar Ratu Purbamanah. Gilang Rukmini menatap hadiah kalung itu dengan wajah sebal, "Apa yang indah dari kalung ini, Ibunda? Bentuknya sangat kampungan dan tidak menarik. Aku malu memakainya!" Lalu, ia menghempaskan kalung tersebut ke lantai, sehingga butir butir permatanya tercecer. Semua tercengang melihat sikap Gilang Rukmini. Tiba-tiba terdengar suara tangis Ratu Purbamanah. la sangat sedih dengan sikap anaknya yang angkuh itu. Tangisnya sangat memilukan hati. Air mata sang Ratu terus mengalir. Karena derasnya air math itu, terbentuklah genangan. Tiba tiba juga, muncullah mata air di halaman istana, makin lama genangan semakin tinggi dan akhinya menenggelamkan seluruh Kerajaan Kutatanggeuhan menjadi sebuah telaga yang sangat indah. Pada hari yang cerah, telaga itu memantulkan warna-warni yang indah yang konon berasal dari ceceran kalung Gilang Rukmini yang masih berada di dasar telaga.



Cerita Rakyat Roro Jonggrang Alkisah pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang bernama Prambanan. Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur di bawah kepemimpinan raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di wilayah sekitar Prambanan juga sangat tunduk dan menghormati kepemimpinan Prabu Baka. Sementara itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tak kalah besarnya dengan kerajaan Prambanan, yakni kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut terkenal sangat arogan dan ingin selalu memperluas wilayah kekuasaanya. Kerajaan Pengging mempunyai seorang ksatria sakti yang bernama Bondowoso. Dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung, sehingga Bondowoso terkenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Selain mempunyai senjata yang sakti, Bandung Bondowoso juga mempunyai bala tentara berupa Jin. Bala tentara tersebut yang digunakan Bandung Bondowoso untuk membantunya untuk menyerang kerajaan lain dan memenuhi segala keinginannya.



Hingga Suatu ketika, Raja Pengging yang arogan memanggil Bandung Bondowoso. Raja Pengging itu kemudian memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang Kerajaan Prambanan. Keesokan harinya Bandung Bondowoso memanggil balatentaranya yang berupa Jin untuk berkumpul, dan langsung berangkat ke Kerajaan Prambanan. Setibanya di Prambanan, mereka langsung menyerbu masuk ke dalam istana Prambanan. Prabu Baka dan pasukannya kalang kabut, karena mereka kurang persiapan. Akhirnya Bandung Bondowoso berhasil menduduki Kerajaan Prambanan, dan Prabu Baka tewas karena terkena senjata Bandung Bondowoso. Kemenangan Bandung Bondowoso dan pasukannya disambut gembira oleh Raja Pengging. Kemudian Raja Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso untuk menempati Istana Prambanan dan mengurus segala isinya,termasuk keluarga Prabu Baka. Pada saat Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan Prambanan, dia melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita. Wanita tersebut adalah Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Saat melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tanpa berpikir panjang lagi, Bandung Bondowoso langsung memanggil dan melamar Roro Jonggrang. “Wahai Roro Jonggrang, bersediakah seandainya dikau menjadi permaisuriku?”, Tanya Bandung Bondowoso pada Roro Jonggrang. Mendengar pertanyaan dari Bandung Bondowoso tersebut, Roro Jonggrang hanya terdiam dan kelihatan bingung. Sebenarnya dia sangat membenci Bandung Bondowoso, karena telah membunuh ayahnya yang sangat dicintainya. Tetapi di sisi lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya setelah berfikir sejenak, Roro Jonggrang pun menemukan satu cara supaya Bandung Bondowoso tidak jadi menikahinya. “Baiklah,aku menerima lamaranmu. Tetapi setelah kamu memenuhi satu syarat dariku”,jawab Roro Jonggrang. “Apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?”, Tanya Bandung Bandawasa. “Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam”, Jawab Roro Jonggrang. Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso pun langsung menyetujuinya. Dia merasa bahwa itu adalah syarat yang sangat mudah baginya, karena Bandung Bondowoso mempunyai balatentara Jin yang sangat banyak. Pada malam



harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya. Dalam waktu sekejap, balatentara yang berupa Jin tersebut datang. Setelah mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, para balatentara itu langsung membangun candi dan sumur dengan sangat cepat. Roro Jonggrang yang menyaksikan pembangunan candi mulai gelisah dan ketakutan, karena dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi dan sebuah sumur saja yang belum mereka selesaikan. Roro Jonggrang kemudian berpikir keras, mencari cara supaya Bandung Bondowoso tidak dapat memenuhi persyaratannya. Setelah berpikir keras, Roro Jonggrang akhirnya menemukan jalan keluar. Dia akan membuat suasana menjadi seperti pagi,sehingga para Jin tersebut menghentikan pembuatan candi. Roro Jonggrang segera memanggil semua dayang-dayang yang ada di istana. Dayangdayang tersebut diberi tugas Roro Jonggrang untuk membakar jerami, membunyikan lesung, serta menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi. Mendengar perintah dari Roro Jonggrang, dayang-dayang segera membakar jerami. Tak lama kemudian langit tampak kemerah merahan, dan lesung pun mulai dibunyikan. Bau harum bunga yang disebar mulai tercium, dan ayam pun mulai berkokok. Melihat langit memerah, bunyi lesung, dan bau harumnya bunga tersebut, maka balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka pikir hari sudah mulai pagi, dan mereka pun harus pergi. Melihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak: “Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah untuk menyelesaikan pembangunan candi ini !!!” Para Jin tersebut tetap pergi, dan tidak menghiraukan teriakan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso pun merasa sangat kesal, dan akhirnya menyelesaikan pembangunan candi yang tersisa. Namun sungguh sial, belum selesai pembangunan candi tersebut, pagi sudah datang. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat dari Roro Jonggrang. Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang lalu menghampiri Bandung Bondowoso. “Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso”, kata Roro Jonggrang. Mendengar kata Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso sangat marah. Dengan nada sangat keras, Bandung Bondowoso berkata: “Kau curang Roro Jonggrang. Sebenarnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi ini. Oleh karena itu, Engkau aku kutuk menjadi arca yang ada di dalam candi yang keseribu !” Berkat kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang berubah menjadi arca/patung. Wujud arca tersebut hingga kini dapat disaksikan di dalam kompleks candi Prambanan, dan nama candi tersebut dikenal dengan nama candi Roro



Jonggrang. Sementara candi-candi yang berada di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu atau Candi Seribu.



Rubrik Penilaian Pengetahuan Aspek yang Dinilai Peserta didik mengidentifikasi ciri, karakteristik dan nilai yang terkandung



Skor 80-90



dengan tepat Peserta didik mengidentifikasi ciri, karakteristik dan nilai yang terkandung



70-79



dengan kurang tepat Peserta didik mengidentifikasi ciri, karakteristik dan nilai yang terkandung



60-69



dengan tidak tepat



`



LAMPIRAN 3 : Penilaian Keterampilan 1. Peserta didik dapat menceritakan kembali cerita rakyat yang sudah dibacadengan menggunakan bahasa sendiri RUBRIK PENILAIAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI HIKAYAT Nama Siswa Kelas/No. Absen Tanggal Penilaian



: : :



KOMPONEN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Kesesuaian isi cerita Ekspresi wajah Penggunaan bahasa Gerakan Ucapan Intonasi Pengaturan jeda Intensitas dan kelancaran berbicara



1



2



SKOR 3



4



5



9. Diksi yang digunakan 10. Sistematika



Skor maksimal: 50 x 2 = 100



LAMPIRAN 4 : Penilaian Sikap



INTRUMEN PENILAIAN SIKAP Mata Pelajaran



:...........................................................



Kelas/Semester



:...........................................................



Tahun Pelajaran



:...........................................................



Waktu Pengamatan



: ..........................................................



Indikator perkembangan karakter kreatif, komunikatif, dan kerja keras 60



: Peserta didik tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas



70



: Peserta didik menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten



80



: Peserta didik menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten



90



: Peserta didik menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/konsisten



Bubuhkan check list (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. Lembar Pengamatan Sikap No.



Nama Siswa



Jujur 60



70



80



Tanggung Jawab 90



60



70



80



90



Disiplin 60



70



80



90



Jumlah Nilai



1. 2. 3. 4.