Rujukan Kesehatan - Kelompok 1 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Putri
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RUJUKAN KESEHATAN



Disusun Oleh : Kelompok 1 1. Kadek Widi Pratiwi 2. Rosmiyati Amanda 3. M. Rosyadi Gusmara 4. Hana Afifa 5. Khofifah Dwi Utami 6. Intan Fallaha 7. Nia Dwi Agustina 8. Bios Cendekia 9. Pradipta Nihartman 10. Lutfi Bintang Fatmasari 11. Dhia Istiqomah 12. Allisya Faatihah 13. Inesia Nur Alita 14. Andika Rafi Putra 15. Ambar Rahmasari 16. Adi Pamungkas 17. Alfina Anggraeni 18. Herlambang 19. Putri Karenina



(P1337420622124) (P1337420622127) (P1337420622130) (P1337420622133) (P1337420622136) (P1337420622139) (P1337420622142) (P1337420622145) (P1337420622149) (P1337420622152) (P1337420622155) (P1337420622158) (P1337420622161) (P1337420622164) (P1337420622167) (P1337420622170) (P1337420622173) (P1337420622176) (P1337420622179)



PROGRAM ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN AJARAN 2022/2023



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Adapun judul dari makalah ini adalah “Rujukan Kesehatan”. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapan demi penyempurnaan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.



Semarang, 11 November 2022



Kelompok 1



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii BAB I......................................................................................................................................................1 A.



Latar Belakang...........................................................................................................................1



B.



Rumusan Masalah.....................................................................................................................2



C.



Tujuan........................................................................................................................................2



BAB II.....................................................................................................................................................3 A.



Vidio 1........................................................................................................................................3



B.



Vidio 2........................................................................................................................................5



C.



Vidio 3......................................................................................................................................10



5.



Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang tersedia belum sebanding..................................................10



6.



Jumlah Faskes Rekanan yang Belum Maksimal......................................................................11



D.



Vidio 4......................................................................................................................................12



E.



Vidio 5......................................................................................................................................14



BAB III..................................................................................................................................................18 A.



Kesimpulan..............................................................................................................................18



B.



Saran........................................................................................................................................18



DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Menurut UUD Negara Republik Indonesia Pasal 28H ayat 1, setiap warga negara berhak hidup sejahtera lahir dan batin, memiliki tempat tinggal, lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan. Pemerintah terus berupaya untuk mewujudkan isi undang-undang tersebut terutama dalam bidang kesehatan (Zuhri, 2021). Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam pembangunan kesehatan dalam kemandirian daerah adalah dengan mengembangkan pelayanan kesehatan dasar dengan optimal. Unit pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting dan mudah dijangkau oleh masyarakat adalah Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat



pertama,



dengan



lebih



mengutamakan upaya promotif dan



preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas meliputi pelayanan



kesehatan



perorangan dan



Sebagai sarana pelayanan kesehatan oleh



Puskesmas



masyarakat



dengan



terbatas,



pengembangan



dan



masalah



penyelenggaraan



inovasi) harus



salah satunya dengan



yang dimiliki



ditopang



indikasi



medis



Dalam



membantu



kesehatan tersebut dan juga untuk setiap oleh



menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat kerjanya



kemampuan



permasalahan kesehatannya.



berbagai



meningkatkan efisiensi,maka



pertama,



masyarakat.



padahal Puskesmas berhadapan langsung dengan



berbagai



Puskesmas menyelesaikan



tingkat



pelayanan kesehatan



dan



upaya Puskesmas (wajib azas



rujukan.



pertama



di



Puskesmas wilayah



sistem rujukan (Listyorini &



Wijananto, 2019). Menurut Permenkes RI No. 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan,



sistem



rujukan



pelayan



kesehatan adalah penyelengaraan



pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kasus



penyakit



atau



atas



masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,



1



baik secara vertikal dalamarti satu strata sarana



pelayanan



kesehatan



kestrata



sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horisontal dalam arti antar



2



sarana



pelayanan kesehatan yang sama yang wajib dilaksanakan oleh



peserta



jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan seluruh fasilitas kesehatan. Sistem rujukan mengatur alur darimana dan harus



kemana



seseorang



yang



mempunyai mesalah kesehatan tertentu untuk memeriksakan masalah kesehatannya. Sistem rujukan dilakukan secara berjenjang dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama dan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut yang terdiri atas pelayanan kesehatan tingkat kedua (spesialistik) dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga (subspesialistik) (Susiloningtyas, 2020). Informasi mengenai rujukan kesehatan di Indonesia dapat ditemukan di berbagai media baik berupa berita, artikel maupun dalam bentuk video dari berbagai sumber pula. Dari berbagai informasi melalui berbagai media yang tersebar di masyaratakat, konten di dalamnya diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dari penikmat konten. Berdasarkan tujuan tersebut, disusun makalah untuk melakukan evaluasi video mengenai rujukan kesehatan yang tujuannya untuk mengetahui materi, apakah kelebihan dan kekurangan dari media video tersebut dan bagaimana solusi untuk meningkatkan kualitas video sehingga dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat secara maksimal.



B. Rumusan Masalah Bagaimana isi materi, kelebihan dan kekurangan, serta saran dan solusi dari beberapa video mengenai rujukan kesehatan?



C. Tujuan Untuk mengetahui isi materi, kelebihan dan kekurangan, serta saran dan solusi dari video mengenai dalam rujukan kesehatan.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Vidio 1 Judul Materi



Cara Melakukan Rujukan ke Rumah Sakit Rumah sakit yang digunakan untuk merujuk pasien merupakan rumah sakit yang paling tinggi tingkatannya. Sebelum dirujuk, langkah pertama pasien harus melewati fasilitas kesehatan pertama dengan diperiksa atau dicek kesehatannya. Jika, fasilitas kesehatan tersebut tidak dapat menangani pasien maka dapat dirujuk pada rumah sakit tipe C atau bisa langsung ke tipe B. Rujukan dapat dilakukan dengan pemberian surat rujukan dari fasilitas kesehatan pertama yang ditujukan ke rumah sakit tipe C. Surat rujukan dibedakan menjadi dua surat rujukan dari rumah sakit atau dokter dan dikeluarkan oleh Rumah Sakit dan surat rujukan BPJS yang sudah memiliki stempel. Dimana surat rujukan bersifat asli atau tidak boleh difotocopy. Surat rujukan memiliki masa berlaku sehingga ketika sudah jatuh tempo maka harus diperpanjang. Dengan demikian, ketika seseorang dirujuk maka harus membawa surat rujukan asli tanpa fotocopy, KK, KTP, surat BPJS jika ada.



Kelebihan



Video memiliki media pendukung berupa adanya penjelasan aspek-aspek berupa contoh konkret berupa bentuk surat rujukan. Selain itu, penjelasan yang diberikan lumayan lengkap. Video juga sudah mencangkup desain yang mendukung pemahaman (kualitas video baik, terdapat animasi, dll)



Kekurangan



Penjelasan yang diselingi contoh agak membuat kesalahpahaman. Lebih baik, penjelasan materi secara lengkap kemudian baru disusul contoh konkrit. Tempat pengambilan video kurang mendukung karena di background terdapat suara suara yang cukup mengganggu.



Saran



Pelaksanaan sistem rujukan dalam pelayanan kesehatan saat ini kurang berjalan sebagaimana ketentuan semestinya. Pasien dapat langsung 3



merujuk dirinya sendiri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tingkat kedua atau ketiga. Perlunya optimalisasi kepatuhan pelaksanaan sistem rujukan berjenjang primer, sekunder dan tersier agar efektifitas dan efisiensi berjalan optimal. Masih ada petugas yang masih mengabaikan tugasnya dalam proses penerimaan pasien rujukan sehingga hal tersebut masuk pula dalam masalah pelayanan dari para petugas, serta masih ada pasien yang rujuk dirinya sendiri tanpa ada petugas yang mengantar pasien untuk dirujuk. Petugas juga harus mengetahui tentang sistem informasi rujukan, hal ini dapat diketahui dengan cara komunikasi dengan pihak perujuk dan yang harus dilakukan jika ada pasien yang akan di rujuk serta mengetahui gejala penyakit yang dialami. Selain sistem informasi rujukan ada yang namanya koordinasi, koordinasi yakni proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah (departemen atau bidang fungsional) pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Mengingat keberadaan fasilitas kesehatan sangat penting bagi kelancaran proses berobat, untuk memilih fasilitas kesehatan yang tepat dan berada pada jangkauan yang dekat dari tempat tinggal. Hal ini akan sangat membantu untuk lebih mudah dalam mengakses layanan kesehatan yang maksimal kita juga harus memastikan juga kriteria fasilitas kesehatan sesuai dengan kebutuhan sehingga lebih mudah dalam mengakses layanan di sana. Solusi



1. Dalam hal sistem informasi rujukan untuk sistem penerimaan rujukan



diharapkan



petugas



atau



Dokter



yang



bertugas



menjelaskan sistem penerimaan rujukan yang diterapkan dalam Rumah Sakit, agar tidak ada yang mengatakan tentang sistem rujukan yang berbeda dengan yang sebenarnya, selain itu diharapkan petugas melakukan tugasnya dengan baik dalam hal pelayanan, dan petugas yang berhak melakukan tugasnya mengantar pasien rujukan, sebaiknya lakukan tugasnya dengan baik. 2. Dalam hal kepatuhan petugas pada SOP rujukan untuk kesiapan petugas dalam melakukan rujukan baik untuk Puskesmas dan 4



Rumah Sakit Kabupaten diharapkan harus benar-benar siap tanpa ada perintah dari Dokter yang melakukan rujukan, dimana kesiapan petugas berpengaruh dengan ketepatan mengantar pasien ke tempat rujukan. 3. Dalam hal dasar pemilihan rujukan untuk sarana dan prasarana untuk unit yang terkait baik Puskesmas dan Rumah Sakit Kabupaten diharapkan segera diadakan sarana dan prasarana yang kurang agar ketika ada pasien yang sakit disekitar pelayanan kesehatan tersebut tidak perlu lagi untuk menempuh jarak yang jauh untuk dapat memperoleh fasilitas kesehatan yang maksimal. Referensi



https://youtu.be/Trsk2EdaK0s



B. Vidio 2 Judul



Sistem Rujukan dan Pelayanan kesehatan



Materi



Video ini menjelaskan konsep sistem rujukan yang mana bahwa sistem rujukan itu sendiri merupakan sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melakukan pelimpahan wewenang dan tanggunghawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang dilaksankan secara timbal balik, baik vertikal maupun horizontal. Adapun poin poin yang dibahas dalam video ini diantaranya : 1. Dasar hukum yang melatar belakangi system rujukan yaitu : a. UU RI No. 36 th 2009 tentang Kesehatan pasal 5 ayat (2), pasal 30 ayat (1), pasal 30 ayat (2). b. Permenkes No. 001 th 2012 – Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perseorangan Tujuan system rujukan a. Meningkatkan kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan b. Menata alur pelayanan kesehatan agar berkesinambungan c. Meningkatkan akses dan cakupan yankes sesuai UU SJSN dan UU BPJS d. Menjamin yankes yang merata, berkualitas, dan memuaskan e. Kepastian hokum bagi fasyankes untuk memberikan pelayanan 5



bermutu Ruang lingkup rujukan terdapat a. Rujukan pasien b. Rujukan material (spesimen) c. Rujukan dokumen d. Rujukan SDM dan teknologi Landasan dasar system rujukan adalah Patien Safety (keselamatan pasien), yang mencakup : a. Mutu pelayanan b. Efisiensi pelayanan c. Ketertiban pelayanan d. Persaingan global e. Keadilan f. Implementasi system kesehatan nasional 2. Perubahan system rujukan yaitu sesuai yang telah dicanangkan oleh UHC 2019 bahwa kompetensi fasyankes harus betul betul diperhatikan agar memberikan akses dan pelayanan yang bermutu, salah satunya adalah system rujukan yang menjadi salah satu konsentrasi dalam UHC. Strateginya yaitu dengan cara penguatan system



rujukan



yaitu



system



rujukan



berbasis



kompetensi,



regionalisasi system rujukan, regulasi per wilayah, pengembangan rujukan berbasis IT 3. Dari uraian diatas kemudian melatarbelakangi perubahan system rujukan yang lebih komplit seperti contohnya implementasi system rujukan pelayanan kesehatan perorangan : a. Pelayanan kesehatan dilakukan secara berjenjang b. Aksesbilitas c. Efektifitas pelayanan kesehatan d. Kebutuhan medis e. Fasilitas pelayanan kesehatan terdekat f. Keselamatan pasien g. Rujukan harus mendapat persetujuan dari pasien dan / 6



keluarganya h. Rujukan vertical dan horizontal i. Penerima rujukan bertanggungjawab sejak menerima rujukan j. Informasi dan komunikasi k. Monitoring dan evaluasi : Kemenkes, Dinkes, Provinsi, Kab, Kota, OP l. Pembinaan dan pengawasan m. Tindakan administrasi : teguran, pencabutan ijin (praktik/ operasional) n. Pengecualian pada keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan kesehatan dan pertimbangan geografis Sesuai dengan aturan Permenkes 001 tahun 2012 terkait dengan arah perubahan system rujukan berbasis kompetensi faskes 4. System rujukan berbasis kompetensi bisa dilihat dari kompetensi faskesnya yaitu dari aspek kewenangan klinis, sumber daya manusia, sarana penunjang dan alkes, penunjang diagnose, obat obatan yang kemudian fungsinya berguna agar penanganan penyakitnya akan lebih terorganisir melalui a. Memperbaiki system rujukan berdasarkan basis kompetensi b. Mengintegrasikannya langsung dengan system IT rujukan c. Menyiapkan payung hokum yang tepat (draft revisi Permenkes No. 1 th 2012) 5. Perujukan dengan system IT bias siakses di web http://sisrute. Kemkes.go.id/ Dengan adanya perujukan system IT ini pasien lebih terorganisir dengan ada komunikasi dan koneksi antara fasyankes yang satu dengan lainnnya meliputi dari tempat tidur, dokter yang merawat, alat yang dibutuhkan, obat – obatan yang akan diberikan, tenaga kesehatan yang akan memberikan perawatan, informasi status kesehatan pasien. Sehingga yang bertugas merujuk / mengantarkan harus melaporkan kondisi pasien, dan yang menerima rujukan sudah tau informasi dan menyiapkan apa yang dibutuhkan pasien. Kelebihan



-



Dalam segi video kualitas video sudah bagus dan menggunakan 7



bahasa yang mudah dipahami -



vidio pembelajaran beberapa sudah mencakup materi pada sistem rujukan dan pelayanan kesehatan



Kekurangan



-



video yang teralu Panjang dan tidak disertai dengan backsound yang mendukung penonton jadi cepat bosan



-



suara pengisi suara kecil



-



pada jenis jenis rujukan tidak dijelaskan jenis apa saja yang ada dalam sistem rujukan



-



Didalam video belum ada faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan rujukan pelayanan kesehatan



Saran



System rujukan berbasis kompetensi yang mengintegrasikan penggunaan IT seperti implementasi penggunaan aplikasi SISRUTE memerlukan duukungan organisasi dimana kepala suatu fasyankes dapat menyediakan sarana fasilitas seperti perangkat komputer, jaringan, bahkan ruangan agar responden nyaman ketika mengoperasikan aplikasi SISRUTE, karena hal ini dapat menunjang dalam terselenggaranya suatu proses kegiatan. a. Kelebihannya dari perubahan rujukan manual menjadi ke basis IT memiliki banyak keuntungan salah satunya



yaitu membantu



percepatan pelayanan dan memudahkan informasi rujukan terkait kejelasan pasien dapat diterima oleh rumah sakit yang dirujuk. b. Namun di sisi lain, kelemahannya karena untuk mengakses SISRUTE dibutuhkan internet, sehingga bila kondisi jaringan sedang tidak stabil maka proses rujukan terhambat dan tidak memudahkan pekerjaan responden. Jadi dapat disimpulkan bahwa bahwa adanya Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dapat membantu sistem rujukan bekerja lebih baik, namun ketidakstabilan koneksi internet tetap menjadi masalah. Hal lain yang menghambat implementasi SISRUTE ini adalah Minat Menggunakan suatu teknologi. Minat perilaku dapat dilihat dari tingkat penggunaan, sehingga dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya motivasi untuk tetap menggunakan, dan keinginan untuk memotivasi pengguna lain. 8



Solusi



Solusi yang tepat untuk mengantisipasi adanya kendala kendala diatas yaitu diadakannya webinar atau sosialisasi pengalaman lapangan dalam Menggunakan Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Efisiensi dan Kualitas Sistem Rujukan dari penggunaan apliaksi dsystem rujukan lain dan SISRUTE. Maka hal ini akan mengarah pada pentingnya “integrasi” yaitu integrasi pelayanan pasien (meningkatkan kualitas pelayanan rujukan antar fasilitas kesehatan yang berbeda), integrasi stakeholder (pelayanan rujukan tidak hanya antar fasilitas kesehatan,



tetapi



juga



perlu



didukung stakeholder lain



seperti



Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan, kepolisian, bahkan Kementerian Dalam Negeri untuk identitas pasien), integrasi teknologi (mengoptimalkan teknologi dalam konteks integrasi berbagai sistem informasi seperti SIM RS, SISRUTE, SIRANAP, SPGDT, Telemedicine). Sehingga ada alternatif lain apabila SISRUTE terdapat kendala jaringan atau loading receiver system. Referensi



https://youtu.be/XY_V5MRP0Wc S, Rahmadani. (2021). Analisis Penggunaan Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) Di Puskesmas Kota Makassar, Vol. 7 No. 2. www.jurnal.stikes-yrsds.ac.id https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/webinar-pengalaman-lapangandalam-menggunakan-teknologi-informasi-untuk-meningkatkanefisiensi-dan-kualitas-sistem-rujukan/



9



C. Vidio 3 Judul Materi



Alur meminta rujukan BPJS Dalam vidio tersebut dijelaskan alur meminta rujukan menggunakan kartu BPJS. Kartu BPJS memiliki 3 macam faskes, yang pertama yaitu faskes tingkat 1 meliputi puskesmas, praktek dokter umum dan gigi, klinik pratama dan rumah sakit kelas d pratama serta jejaring faskes 1 disebut juga faskes primer. Sedangkan faskes 2 meliputi dokter spesialis dan dokter gigi spesiais, untuk faskes 3 yaitu faskes tingkat lanjutan meliputi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Dalam meminta rujukan menggunakan kartu BPJS maka harus melalui fakses tingkat 1 dahulu untuk meminta jika ada pasien yang mengalami kegawat daruratan maka peserta bisa langsung mendapat pelayanan dari Faskes I atau lanjutan, baik yang bekerja sama maupun yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Surat rujukan faskes 1 dan dokter dari faskes 1 akan memberi rujukan ke faskes yang di inginkan. Sistem rujukan yang digunakan pada masa sekarang yaitu menggunakan sistem rujukan online lagi, untuk sistem online memiliki update terbaru rumah sakit yang membuka tempat rujukan selama 7 hari kedepan dan lebih dari 7 hari data sudah tidak dapat dilihat . Sitem online mempunyai manfaat untuk mengantisipasi adanya penumpukan atau pembludakan pasien di salah satu rumah sakit saja. Kekurangan adanya rujukan 1. Alih-alih mampuh mencegah defisit anggaran, aturan baru sistem rujukan BPJS berjenjang ini justru mempersulit berbagai pihak, khususnya para pasien. 2. harus mengurus surat rujukan per tiga bulan sekali, sama seperti pasien non-kronis lain. (Ex: pasien cuci darah) 3. Pasien harus antre berjam-jam 4. Pasien akan rentan salah diagnosis yang berujung pada salah rujukan. Idealnya, rujukan subspesialis dibuat oleh dokter spesialis yang biasa praktik di FKTL 5.



Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang tersedia belum sebanding



6. Jumlah Faskes Rekanan yang Belum Maksimal



10



Manfaat adanya rujukan 1. Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker), manfaat sistem rujukan adalah membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan; memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia; memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan. 2. Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health consumer), manfaat sistem rujukan adalah meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang; mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan. 3. Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan keseahatan (health provider), manfaat sistem rujukan adalah memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, yaitu: kerja sama yang terjalin; memudahkan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu. Kelebihan



Di dalam video penyaji menggunakan bahasa yang cukup mudah dipahami oleh pendengar sehingga mudah untuk dimengerti



Kekurangan



Di dalam vidio tidak dijelaskan mengenai plus minus adanya sistem rujukan yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga untuk mencari penjelasan yang lebih lanjut perlu mencari lagi dari sumber lain.



Saran & Solusi



1. Peserta harus mengurus terlebih dahulu ke kantor BPJS terdekat agar mendapatkan penjelasan mengenai sistem rujukan BPJS jika terjadi hal yang urgent. 2. Jika di rumah sakit domisili sudah ada petugas BPJS yang menjaga, maka dapat meminta izin untuk pindah agar prosesnya lebih mudah 3. Dapat menggunaan aplikasi JKN mobile dan ini adalah cara yang lebih mudah,karena dapat dilakukan dari rumah.



11



Referensi



https://youtu.be/_wmbXrHDQ1g



D. Vidio 4 Judul



Jenis-Jenis Rujukan Dalam Sistem Kesehatan Yang Wajib Dokter Ketahui



Materi



Dalam video dijelaskan bahwa rujukan dibagi menjadi dua yaitu Horizontal dan Vertical. Pembagian ini berdasarkan jika rujukan dari faskes primer ke sekunder ataupun ke tersier. Selain itu, di video juga dijelaskan pembagian rujukan dari jenis pelimpahan wewenangnya dari setiap rujukan sebagai berikut : 1. Interval Referral



adalah rujukan dengan sistem pelimpahan



wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnya kepeda dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu dan selama waktu tersebut dokter tidak ikut menanganinya. Rujukan ini disebut juga rujukan alih rawat sementara. Contoh Operasi Kanker, Kemoterapi. Dari rujukan Interval Referral memiliki kelebihan yaitu perawatan dari pasien lebih mudah terkontrol dan meminimalkan adanya tumpah tindih perawatan karena pada rujukan ini hanya dr speasialis saja yang berhak mengobati dan meresepkan obat. Namun,dibalik kelebihan itu rujukan Interval Referral memiliki kekurangan yaitu banyak pasien yang mengeluh dengan sistem rujukan ini perawatan dari dr. spesialis kurang menyeluruh dan bisa dikatakan singkat namun dengan biaya yang cukup mahal. Selain itu, dengan sistem rujukan ini jika pasien ingin berkonsultasi kembali kepada Dokter keluarga tetapi tidak diizinkan oleh dokter speasialis maka tidak boleh. 2. Cross Referral adalah penyerahan wewenang dan tanggungjawab penanganan sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya atau rujukan ini sering disebut alih rawat permanen. Kelebihan dari rujukan ini yaitu pasien memiliki adil untuk dirujuk kemana jadi rujukna ini sesuai atas permintaan pasien sendiri atau setelah diskusi dengan dokter keluarga. Kekurangan dari rujukan ini yaitu sering terjadinya tumpang tindih keperawatan dari dokter, karean sesuai 12



faktanya rujukan ini biasanya dari dr speasialis rujukan nanti di rujuk lagi ke dokter yang lain sehingga ada dobel rujukan yang sering menimbulkan miss komunikasi antar dokter rujukan. 3. Collateral Referral (Konsul) adalah rujukan dengan penyerahan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusussaja. Kelebihan dari rujukan ini adalah lebih fleksibel untuk pasien sendiri mereka bisa kembali lagi ke dokter keluarganya setelah urusan dengan dr speasialis telah selesai. Namun, Kekurangan dari rujukan ini adalah rentanya kesalahan perawatan lanjutan pasien karena beda dokter yang menangani. 4. Split Referral (Rawat Bersama) adalah penyerahan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur. Kelebihan dari rujukan ini yaitu setiap masalah yang timbul ditangani dengan alhi khusus seperti contohnya ada pasien DM berobat ke dokter speasialis penyakit dalam namun dalam perjalanya penyakitnya ditemukan iskemik pembuluh darang jantung sehingga perlu dirujuk ke dokter speasialis jantung dan pembulu darang. Untuk Kekurangan dari sistem rujukan rawat bersama yaitu tidak dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab penuh atas pasien setelah di rujuk. Kelebihan



Di dalam video penyaji menggunakan bahasa yang cukup mudah dipahami



Kekurangan



Tidak dijelaskan contoh dari setiap sistem rujukan. Di video juga tidak diberikan plus dan minus dari jenis-jenis rujukan tersebut. Oleh sebab itu, untuk melengkapi penjelasan dari video harus mencari referensi lain yang lebih relevan dan lengkap.



Saran



Proses rujukan yang baik sangat penting bagi pelayanan kesehatan dari faskes primer ke sekunder ataupun ke tersier. Sehingga setiap pelayanan kesehatan bisa meningkatkan peran serta masyarakat dalam proses mendeteksi dini komplikasi pada penyakit tertentu. Konsultasi dan 13



Rujukan adalah salah satu bentuk pelayanan kedokteran integrasi dengan tenaga-tenaga kesehatan lain baik di tingkat yang sama maupun ke tingkat yang lebih tinggi dalam rangka mengoptimalkan penatalaksanaan pasien. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keilmuan, meningkatkan hubungan dengan sejawat, rekan kerja, dan pasien, serta menjamin tatalaksana pasien secara komprehensif dan berkesinambungan. Proses konsultasi dan rujukan memungkinkan pelayanan kesehatan menjadi tidak terkotak-kotak. Namun hal ini membutuhkan koordinasi dan komunikasi efektif antar dokter, pasien dan tenaga kesehatan lain. Solusi



1) Sistem rujukan diselenggarakan dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan secara bermutu sehingga tujuan pelayanan di era JKN dapat tercapai. 2) Perawat sebagai stake holder yang punya kontribusi dalam mengawal pelayanan rujukan dan pelayanan Kesehatan agar dapat memberikan konstribusi masukan kepada pemangku kebijakan untuk penerapan sistem pelayanan rujukan yang mengedepankan kepada keselamatan pasien dan mutu pelayanan. 3) Sistem penataan rujukan ini diharapkan semua memperoleh keuntungan bagi para stake holder (tenaga Kesehatan) dan diharapkan pemerintah dapat memperhatikan peran dan fungsi tenaga perawat sebagai ujung tombak dalam memperbaiki pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dengan memperbaiki sistem rujukan yang berkualitas sehingga di hasilkan pelayanan yang profesional dan bermutu. 4) Sosialisasi harus intensif dilakukan kepada masyarakat agar mereka memahami prosedur sistem rujukan berjenjang yang berlaku.



Referensi



dr.Satrio Wicaksono :2021, Jenis Jenis Rujukan dalam Sistem Kesehatan yang Wajib Dokter Ketahui from https://youtu.be/9z9fle_0lWs. Retno Asti Werdhani :2018, Modul Konsultasi dan Rujukan Dokter Keluarga from J Indon Med Assoc,Vol 68 No 12, Desember 2018.



14



E. Vidio 5 Judul



Sistem Layanan Kesehatan dan Sistem Rujukan Layanan Kesehatan di Indonesia



Materi



Di dalam video dijelaskan bahwa Sistem Pelayanan Kesehatan adalah berbagai macam upaya dan layanan yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk mencapai satu tujuan yaitu Kesehatan. Jenis layanan Kesehatan itu sendiri ada 2 yaitu usaha Kesehatan masyarakat (UKM) bertujuan untuk membuat masyarakat sehat tetap sehat meliputi promotif dan preventif, kemudian usaha Kesehatan perorangan (UKP) / kedokteran yang bertujuan membuat masyarakat sakit menjadi sehat meliputi kuratif dan rehabilitative. Tingkatan layanan Kesehatan juga terbagi menjadi 3 yaitu : 1. Fasilitas Kesehatan tingkat pertama / primer yang meliputi puskesmas, klinik, rumah sakit pratama. 2. Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjut / sekunder yang meliputi RS Daerah/ RS Provinsi dengan layanan spesialis. 3. Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjut/ tersier yang meliputi RS Pusat/ RS khusus dengan layanan subspesialis. Syarat pelayanan Kesehatan disini yaitu tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima, mudah dicapai, terjangkau dan bermutu. Pada sub pembahasan kedua yaitu system rujukan Kesehatan yaitu merupakan respon terhadap ketidakmampuan fasilitas pelayanan Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pasien contohnya pasien membutuhkan layanan tingkat lanjut dan keterbatasanya fasilitas, sarana prasarana dan tenaga medis. Keuntungan / manfaat dari sistem rujukan yaitu : 1. Pengembangan seluruh fasilitas layanan Kesehatan yang adil, merata dan sistematis 2. Efisiensi dana operasional fasilitas layanan Kesehatan (kendali mutu



15



dan kendali biaya) 3. Memudahkan proses administrasi terutama pada aspek perencanaan 4. Kerjasama yang baik antar fasilitas layanan Kesehatan 5. Pendidikan tenaga Kesehatan yang lebih baik 6. Pasien tidak terpusat dan tertumpuk di fasilitas layanan Kesehatan tertentu 7. Meringankan biaya pengobatan mengurangi pemeriksaan yang sama dan berulang 8. Mempermudah masyarakat untuk mengakses layanan Kesehatan Namun



kekurangan



pada



Sistem Pelayanan



Kesehatan



adalah



pelaksanaan rujukan yang kurang tepat dan cepat. Penanganan pasien yang kurang cepat dan tidak tepat dapat membahayakan kondisi pasien. Kelebihan



Di dalam video terdengar penyaji menjalaskan materi menggunakan Bahasa yang mudah dipahami, dalam video penyajian materi yang lengkap mengenai Definisi sistem layanan Kesehatan, Jenis layanan kesehatan (UKM dan UKP), Tingkatan layanan kesehatan (FKTP dan FKRTL), Komponen sistem layanan kesehatan, Syarat pelaksanaan layanan kesehatan, Definisi sistem rujukan berjenjang, Manfaat sistem rujukan , Program rujuk balik.



Kekurangan



Tidak dijelaskan contoh dari setiap sistem rujukan. Di video juga tidak diberikan plus dan minus dari jenis-jenis rujukan tersebut. Oleh sebab itu, untuk melengkapi penjelasan dari video harus mencari referensi lain yang lebih relevan dan lengkap



Saran



a. Konsep dasar dari kesehatan adalah mencegah lebih baik dari pada mengobati. Maka dari itu, untuk mendukung sistem pelayanan kesehatan menjadi semakin lebih baik maka peran serta tenaga kesehatan dan masyarakat sangat penting dalam pencegahan penyakit sejak dini. Adapun upaya tersebut meliputi gaya hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin, agar deteksi dini penyakit dapat dilakukan dan bagi pasien yang memiliki penyakit kronis, penyakitnya dapat terkontrol. b. Sistem Rujukan Kesehatan yang merupakan respon terhadap ketidakmampuan fasilitas pelayanan Kesehatan untuk memenuhi 16



kebutuhan pasien contohnya pasien membutuhkan layanan tingkat lanjut dan keterbatasanya fasilitas, sarana prasarana dan tenaga medis, maka untuk mengatasi masalah tersebut,  kita harus memeperhatikan beberapa aspek, diantaranya tentang pembiayaan kesehatan, distribusi tenaga kesehatan, penelitian kesehatan inovatif yang bertujuan untuk efisiensi pembiayaan kesehatan serta upaya-upaya pencegahan penyakit. Solusi



a. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mensosialisasikan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak Menular secara massif. -



Menekan pembiayaan kesehatan dengan menggunakan bahan habis pakai produksi dalam negeri.



-



Riset kesehatan inovatif harus didukung terutama yang dilakukan oleh institusi pendidikan agar bisa menghasilkan produk yang murah untuk dapat digunakan masyarakat Indonesia.



-



Rekomendasi dari penilaian teknologi kesehatan atau health technology assessment harus dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan karena rekomendasi yang diberikan untuk menekan pembiayaan kesehatan



Referensi



Sistem Layanan Kesehatan dan Sistem Rujukan Layanan Kesehatan di Indonesia - Bing video



17



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sistem Pelayanan Kesehatan adalah berbagai macam upaya dan layanan yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk mencapai satu tujuan yaitu Kesehatan. Jenis layanan Kesehatan itu sendiri ada 2 yaitu usaha Kesehatan masyarakat (UKM) bertujuan untuk membuat masyarakat sehat tetap sehat meliputi promotif dan preventif, kemudian usaha Kesehatan perorangan (UKP) / kedokteran yang bertujuan membuat masyarakat sakit menjadi sehat meliputi kuratif dan rehabilitative. Tingkatan layanan Kesehatan juga terbagi menjadi 3 yaitu : 1. Fasilitas Kesehatan tingkat pertama / primer yang meliputi puskesmas, klinik, rumah sakit pratama. 2. Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjut / sekunder yang meliputi RS Daerah/ RS Provinsi dengan layanan spesialis. 3. Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjut/ tersier yang meliputi RS Pusat/ RS khusus dengan layanan subspesialis. B. Saran Sebagai mahasiswa keperawatan yang tentunya akan menjadi tenaga kesehatan di masa depan maka sudah seharusnya kita memahami tentang system rujukan kesehatan, karena masyarakat tentu akan mengandalkan kita sebagai tenaga kesehatan untuk bertanya serta mengetahui mengenai system rujukan kesehatan.



18



DAFTAR PUSTAKA



Zuhri, Muhammad. (2021). Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang di Fasilitas Kesehatan Indonesia : A Scoping Review. Universitas Hasanuddin Makassar. Listyorini, Wijananto. (2019). Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Jayengan Kota Surakarta. INFOKES Vol 9 No 1. Susiloningtyas, Luluk. (2020). Sistem Rujukan Dalam Sistem Pelayanan Kesehatanmaternal Perinatal di Indonesia. STIKES Pamenang.



19