Rumus Menghitung IWL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Rumus Menghitung IWL ( Insensible Water Loss)



Input cairan:



*Rumus menghitung balance cairan CM – CK – IWL Ket: CM : Cairan Masuk CK : Cairan Keluar *Rumus IWL IWL = (15 x BB ) 24 jam Cth: Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37⁰C IWL = (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam 24 jam



Minum : 1000 cc Infus : 1000 cc AM : 112 cc (8 cc x 14 kg) ------------------------2112 cc



Out put cairan:



Muntah : 100 cc Urin : 1000 cc IWL : 378 cc (30-3 tahun) x 14 kg ----------------------------1478 cc Balance cairan = Intake cairan - Output Cairam 2112 cc - 1478 cc + 634 cc Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 °C ! yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan rumus: IWL + 200 ( Suhu Tinggi - 36,8 °C) 36,8 °C adalah konstanta.



*kalo dlm 24 jam ----> 37,5 x 24 = 900cc *Rumus IWL Kenaikan Suhu [(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal 24 jam Cth: Tn.A BB 60kg, suhu= 39⁰C, CM= 200cc IWL = [(10%x200) x (39⁰C-37⁰C)] + 37,5cc 24 jam = (20x2) + 37,5cc 24 = 1,7 + 37,5 = 39cc/jam Tehnik Menghitung Balance Cairan (Anak) Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka Indonesia yaitu: Usia Balita (1 - 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari Usia 5 - 7 tahun : 8 - 8,5 cc/kgBB/hari Usia 7 - 11 tahun : 6 - 7 cc/kgBB/hari Usia 12 - 14 tahun : 5 - 6 cc/kgBB/hari Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 - usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc - 1 cc/kgBB/hari CONTOH : An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien menurut ibunya: "rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi malam berdarah" Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran composmentis, TTV: HR 100 x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan anak ini!



IWL An X = 378 + 200 (39,8 °C - 36,8 °C) 378 + 200 (3) 378 + 600 978 cc Maka output cairan An X = Muntah : 100 cc Urin : 1000 cc IWL : 978 cc + ------------------------2078 cc Jadi Balance cairannya = 2112 cc - 2078 cc + 34 cc. Ingat menghitung Balnce cairan harus kumpulan data/24 jam!!!!!! Tehnik menghitung Balance Cairan (Dewasa) Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor, diantaranya Berat Badan dan Umur..karena penghitungannya antara usia anak dengan dewasa berbeda. Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake cairan dan mana yang output cairan. Berdasarkan kutipan dari Iwasa M. Kogoshi S (1995) Fluid Therapy do (PT. Otsuka Indonesia) penghitungan wajib per 24 jam bukan pershift. PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN UNTUK DEWASA Input cairan: Air (makan+Minum) = ......cc Cairan Infus = ......cc Therapi injeksi = ......cc Air Metabolisme = ......cc (Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari) Output cairan:



Urine Feses



= ......cc = .....cc (kondisi normal 1 BAB feses =



100 cc) Muntah/perdarahan cairan drainage luka/ cairan NGT terbuka = .....cc IWL = .....cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari) (Insensible Water Loss)



Contoh Kasus: Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua..akibat appendix perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis..Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul /kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance cairan Tn Y! Input Cairan:



Infus = 2000 cc Tranfusi WB = 300 cc Obat injeksi = 100 cc AM = 300 cc (5 cc x 60 kg) --------------------------------------------2700 cc



+



Output cairan:



Drainage = 100 cc NGT = 200 cc Urine = 1700 cc IWL = 900 cc (15 cc x 60 kg) + ---------------------------------------------2900 cc Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam : Intake cairan - output cairan 2700 cc - 2900 cc - 200 cc. Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL gunakan rumus : IWL + 200 (suhu tinggi - 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 °C, berapakah Balance cairannya? berarti nilai IWl Tn Y = 900 + 200 (38,5 °C - 36,8 .°C) = 900 + 200 (1,7) = 900 + 340 cc = 1240 cc Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output : Drainage = 100 cc NGT = 200 cc Urine = 1700 cc IWL = 1240 cc + -------------------------3240 cc Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc 3240 cc = -540 cc



Cairan hipotonik (hypotonic solutions) Cairan hipotonik yaitu cairan yang osmolaritasnya berada pada rentang kurang dari 250 miliosmosis per liter (375 mOsm/L). cairan ini untuk treatment pada kondisi dehidrasi, sirkulasi kolaps, meningkatkan perpindahan cairan dari ruangan interstitial ke selular. Cara kerjanya adalah dengan menarik cairan dari intraseluar menuju ruang ekstrasellar baik vaskuler maupun interstitial. Sebagai perawat, hal yang harus diperhatikan adalah cairan jenis ini bersifat iritan pada vena, jadi intervesi keperawatan mengobservasi titik tusuk infus sangat penting. Dapat menyebabkan overload cairan, jadi cairan ini harus diberikan dengan tetesan infus yang lambat terutama pada pasien yang rentan. Cairan ini juga dapat meningkatkan serum glukosa terutama pada pasien yang intoleran pada gula, sehingga monitoring kadar gula darah menjadi intervensi yang sangat penting. Contoh cairan hipertonis: a. 5% Dextrose in 0,45% Sodium Chloride b. 5% Dextrose in 0,9% Sodium Chloride c. 5% Dextrose in Ringer lactate d. 10% Dextrose in water e. 20% Dextrose in water f. 50% Dextrose in water g. 70% Dextrose in water h. 3% Sodium Chloride i. 5% Sodium Chloride Plasma Expander Plasma ekspander adalah cairan infus yang dapat meningkatkan jumlah cairan plasma yang kurang volumenya. Merupan bagian dari treatment emergensi pada kondisi syok dan kehilangan volume cairan. Intervensi keperawatan pada cairan plasma expender adalah monitor pasien secara ketat jangan sampai terjadi overload volume cairan, observasi reaksi alergi atau hipersensitif, PERHATIKAN : Dilarang memberikan penambahan medikasi pada jenis cairan ini. Contoh cairannya antara lain: a. Dextran 70 (isotonis) b. Dextran 40 (Isotonis) c. 10% Manitol (Hipertonic) d. 20% Mantol (Hipertonic) e. 5% Albumin f. 25% Albumin g. 6% Hetastarch in 0,9% Sodium Chloride h. 10% Hetastarch in 0,9% Sodium Chloride



Komposisi cairan tubuh: 1. Air Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Pada pria dewasa kira-kira hampir 60% dan pada wanita sekitar 55% dari berat badannya. keseimbangan cairan dan elektrolit Faktor-faktor yang mempengaruhi air tubuh : a. Sel-sel lemak : peningkatan lemak tubuh menyebabkan jumlah air dalam tubuh sedikit. b. Usia Air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi prematur, komposisi airnya sekitar 80% dari berat badannya. c. Jenis kelamin Wanita mempunyai air tubuh yang kurang proporsional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh. 2. Solute (zat terlarut) Cairan tubuh juga mengandung dua jenis substansi terlarut yaitu : elektrolit dan nonelektrolit. a. Elektrolit Substansi yang berdisosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Kation adalah ion-ion yang membentuj muatan positif dalam larutan. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na +) , sedangkan kation intraseluler utama adalah kalium (K+). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam tubuh. b. Non-elektrolit Substansi seperti glukosa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (milligram per 100 ml atau mg/dL). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan billirubin. Kompartemen cairan: 1. Cairan intraseluler/CIS CIS adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraseluler, sama sekitar 25 L pada pria dewasa (70kg). Pada bayi, setengah dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraseluler.



2. Cairan ekstraseluler/CES CES adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari CES menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung dalam CES. Setelah usia 1 tahun, volume relatif dari CES menurun kira-kira sepertiga dari volume total. CES dibagi menjadi: a. Cairan interstisial (CIT) Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam CIT. b. Cairan intravaskular (CIV) Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Rata-rata volume darah pada dewasa sekitar 5-6 L. 3 L dari jumlah tersebut adalah plasma. Sisanya terdiri dari sel darah merah (SDM atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai buffer tubuh yang penting; sel darah putih (leukosit) ; dan trombosit. Fungsi darah mencakup: – Pengiriman nutrien ke jaringan – Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru – Pengiriman antibodi dan leukosit ke tempat infeksi – Transpor hormon ke tempat aksi – Sirkulasi panas tubuh c. Cairan transeluler (CTS) Cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh : cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu CTS mendekati 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak ke dalam dan ke luar ruang transeluler setiap harinya. Contoh : saluran gastrointestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per hari.



Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan air dan zat terlarut 1. Membran Setiap kompartemen dipisahkan oleh membran semipermeabel selektif yang memungkinkan gerakan air dan beberapa zat terlarut. Membran semi permeabel tubuh meliputi: a. Membran sel: memisahkan CIS dan CIT dan terdiri atas lipid dan protein. b. Membran kapiler: menisahkan CIV dan CIT c. Membran epitelial: memisahkan CIT dan CIV dari CTS. Contoh: dari membran epitelium mukosal dari lambung dan usus, membran sinovial dan tubulus ginjal. 2. Proses transport a. Difusi Partikel bergerak dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah sepanjang gradien konsentrasi. Contoh difusi : gerakan oksigen dari alveoli paru ke darah dari kapiler pulmoner. Substansi dapat melewati dinding sel dengan syarat: – Partikel cukup kecil untuk melewati pori-pori protein (air, urea). Dinamakan difusi sederhana. – Partikel larut dalam lemak (oksigen dan CO2). – Melalui substansi pembawa: dinamakan difusi yang dipermudah. Parikel besar tak larut lemak seperti glukosa harus berdifusi ke dalam sel melalui substansi pembawanya. Glukosa akan berikatan dengan protein pembawanya untuk menjadi larut dalam lipid. Bila memasuki sel, glukosa memisahkan diri dari pembawa dan pembawa kemudian bebas untuk mepermudah difusi dari glukosa tambahan. Faktor-faktor yang meningkatkan difusi : – Peningkatan suhu – Peningkatan konsentrasi partikel – Penurunan ukuran atau berat molekul partikel – Peningkatan area permukaan yang tersedia untuk difusi – Penurunan jarak lintas di mana massa partikel harus berdifusi b. Transport aktif Substansi bergerak dari konsentrasi rendah atau sama ke konsentrasi sama atau lebih tinggi serta membutuhkan energi dinamakan trasnport aktif. Contoh zat-zat terlarut yang melewati sel dengan transpor aktif adalah kalium, hidrogen, glukosa, dan asam amino. Contoh pada tubulus ginjal tergantung pada transpor aktif untuk rearbsorbsi semua glukosa yang di filter oleh glomerolus sehingga ekskresi urine bebas glukosa. Transpor aktif adalah vital untuk mempertahankan komposisi baik CES dan CIS. c. Filtrasi Gerakan air dan zat terlarut dari tekanan hidrostatik tinggi ke tekanan hidrostati rendah. Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dibuat oleh berat cairan. Filtrasi penting untuk mengatur cairan keluar dari arteri ujung kapiler. d. Osmosis Gerakan air melewati membran semipermeabel dari konsentrasi zat terlarut rendah ke konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Beberapa istilah yang berhubungan dengan osmosis: – Tekanan osmotic Jumlah tekanan hidrostatik yang diperlukan untuk menghentikan aliran osmotik air. – Tekanan onkotik Tekanan osmotik yang dihasilkan oleh koloid (protein). Contoh albumin, menghasilkan tekanan onkotik dalam pembuluh darah dan membantu menahan air dalam ruang intravaskular. – Diuresis osmotic Peningkatan volume urine yang disebabkan oleh substansi seperti manitol, glukosa atau media kontras yang dikeluarkan dalam urin dan mengurangi rearpsorbsi air di ginjal. 3. Konsentrasi cairan tubuh a. Osmolaritas Pengukuran kemampuan larutan untuk menciptakan tekanan osmotik dan dengan demikian mempengaruhi gerakan air disebut osmolalitas. Osmolalitas adalah pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi serum dan urine dalam praktek klinis. Perubahan dalam osmolalitas ekstraseluler dapat mengakibatkan perubahan pada volume cairan ekstraseluler dan intraseluler: Penurunan osmolalitas CES gerakan air dari CES ke CIS Peningkatan osmolalitas CES gerakan air dari CIS ke CES Air terus bergerak sampai osmolalitas dari kedua kompartemen mencapai ekuilibrium. Contoh penggunaan manitol IV pada edema serebral. Manitol meningkatkan osmolalitas



CES, meningkatkan gerakan air keluar dari sel serebral, sehingga mengurangi pembengkakan serebral. b. Tonisitas Tonisitas adalah istilah lain dari osmolalitas efektif. Osmolalitas efektif adalah osmolalitas yang akan menyebabkan air bergerak dari satu kompartemen ke kompartemen lain, contohnya glukosa, manitol, Na+ . – Larutan isotonik : larutan yang mempunyai osmolalitas sama efektifnya dengan cairan tubuh. Contohnya larutan NaCl 0,9% (± 280-300 mOsm/kg). – Larutan hipotonik Larutan yang mempunyai osmolalitas efektif lebih kecil dari cairan tubuh. Contohnya larutan NaCl 0,45%. – Larutan hipertonik Larutan yang mempunyai osmolalitas efektif lebih besar dari cairan tubuh. Contoh : larutan NaCl 3%. Hipotonisitas klinis terjadi bila terdapat penigkatan abnormal pada air atau kehilangan cairan kaya natrium dengan penggantian hanya dengan air. Hipertonis klinis karena air (diabetes insipidus); kehilangan cairan tubuh (berkeringat, diare) atau peningkatan osmol efektif (hiperglikemia atau pemberian NaCl hipertonik, Natrium bikarbonat, atau manitol). Hiperosmolalitas tanpa hipertonisitas (tidak menyebabkan dehidrasi seluler) terjadi pada gagal ginjal karena retensi urea.