Ruptur Uretra [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RUPTUR URETRA DEFINISI Ruptur uretra merupakan trauma uretra yang terjadi karena jejas yangmengakibatkan memar dinding dengan atau tanpa robekan mukosa baik parsial ataupuntotal.Ruptur uretra dibagi berdasarkan anatomi yaitu ruptur uretra anterior dan ruptur uretra posterior dengan etiologi yang berbeda diantara keduanya (Sjamjuhidajat, Wim DeJong. 2004)



ETIOLOGI Trauma uretra terjadi akibat cedera yang berasal dari luar (eksternal) dan cedera iatrogenik akibat instrumentasi pada uretra. Trauma tumpul yang menimbulkan frakturtulang pelvis



menyebabkan



ruptur



uretra



pars



membranasea,



sedangkan



trauma



tumpul pada selangkangan atau straddle injury dapat menyebabkan ruptur uretra pars bulbosa. Pemasangan kateter atau businasi pada uretra



yang kurang hati-hati dapat



menimbulkanrobekan uretra karena false route atau salah jalan, demikian pula tindakan operasi transuretra dapat menimbulkan cedera uretra iatrogenik (Purnomo, Basuki. 2012). Ketika



uretra



mengalami



trauma



kemungkinan



dengan perkembangan penyakit obstruksi atau striktur uretra.



juga



berkaitan



Striktur uretra ketika uretra



mengalami trauma atau luka karena infeksi dalam jangka panjang, mengakibatkan terganggunya saluran berkemih dan semen (Purnomo, Basuki. 2012)



GEJALA KLINIS Kecurigaan adanya trauma uretra adalah jika didapatkan perdarahan peruretram,yaitu terdapat darah yang keluar dari meatus uretra eksternum setelah mengalami trauma.Perdarahan peruretram ini harus dibedakan dengan hematuria yaitu urine yang bercampur dengan darah. Pada trauma uretra yang berat, pasien seringkali mengalamiretensio urin (Sjamjuhidajat, Wim De Jong. 2004).



Ruptur uretra posterior terdapat tanda patah tulang pelvis, pada daerah suprapubikdan abdomen bagian bawah, dijumpai jejas hematom dan nyeri tekan.Bila disertai rupturkandung kemih, bisa ditemukan tanda rangsangan peritoneum (Purnomo, Basuki. 2012).Ruptur uretra anterior terdapat daerah memar atau hematom pada penis danskrotum. Beberapa tetes darah segar di meatus uretra merupakan tanda klasik cederauretra. Bila terjadi ruptur uretra total, penderita mengeluh tidak bisa buang air kecil sejakterjadi trauma dan nyeri perut bagian bawah dan daerah suprapubik.Pada perabaanmungkin ditemukan kandung kemih yang penuh (Smith. 2009). Cedera uretra karena kateterisasi dapat menyebabkan obstruksi karena udem atau bekuan darah.Abses periuretral atau sepsis mengakibatkan demam.Ekstravasasi urindengan atau tanpa darah dapat meluas jauh, tergantung fasia yang turut rusak.Padaekstravasasi ini mudah timbul infiltrat yang disebut infiltrat urin yang mengakibatkanselulitis dan septisemia bila terjadi infeksi (Smith. 2009).



KLASIFIKASI Ruptur uretra dibagi berdasarkan anatomi 1. Ruptur uretra anterior Terletak di proksimal diafragma urogenital, hampir selalu disertai fraktur tulang pelvis. Akibat fraktur tulang pelvis, terjadi robekan pars membranasea karena prostat dengan uretra prostatika tertarik ke cranial bersama fragmen fraktur, sedangkan uretra membranasea terikat di diafragma urogenital. Ruptur uretra posterior dapatterjadi total atau inkomplit. Pada rupture total, uretra terpisah seluruhnya dan ligamentum puboprostatikum robek sehingga buli-bulidan prostat terlepas ke kranial.(Purnomo, Basuki. 2012) 2. Ruptur uretra posterior Terletak di distal dari diafragma urogenital. Terbagi atas 3 segmen, yaitu:Bulbous urethra, Pendulous urethra, Fossa navicularis. Namun, yang paling seringterjadi adalah rupture uretra pada pars bulbosa yang disebabkan oleh Saddle Injury dimana robekan uretra terjadi antara ramus inferior os pubis dan benda yangmenyebabkannya. (Purnomo, Basuki. 2012)



GAMBARAN RADIOLOGI Uretrogram dilakukan untuk menentukan lokasi rupture



Uretrogram menunjukkan partial urethral distruption



Uretrogram menunjukkan complete urethral distruption



Pemeriksaan radiologik dengan menggunakan uretrogram retrograde dapat memberi keterangan letak dan tipe rupture uretra, menunjukkan ekstravasasi bila terdapat laserasi uretra, sedangkan pada kontusio uretra tidak tampak adanya ekstravasasi Retrograde urethrogram menunjukkan tipe I trauma uretra dengan peregangan yang minimal (minimal stretching) dan slight luminal irregularity uretra posterior. Tidak tampak ekstravasasi material kontras



Retrograde uretrogram menunjukkan tipe II urethral distruption. Ekstravasasi material kontras (panah tebal) dari uretra posterior tampak superior menuju diagfragma urogenital yang intal (panah terputus)



Retrograde uretrogram menunjukkan tipe III trauma uretra. Ekstravasasi pada kedua organ ekstraperitoneal yaitu pelvis dan perineum (proksimal dan distal diagfragma urogenital)



Retrograde uretrogram menunjukkan tipe III uretrral tear pada diagfragma urogenital (padah tebal) dan tipe IV urethral distruption pada keher vesika urinaria (panah terputus)



Sadle injury, retrograde uretrogram menunjukkan tipe V trauma uretra dengan ekstravasasi material kontras dari uretra bulbosa distal



PENATALAKSANAAN



Penanganan pada pasien dengan ruptur uretra, terutama ruptur uretra posterior yang dapat mengakibatkan



pasien



jatuh



dalam



keadaan



syok



karena



perdarahan



yang banyak, maka penanganan awal adalah dengan resusitasi cairan untuk kondisi hemodinamik stabil. Pada ruptur uretra anterior jarang mengakibatkan syok. Selainresusitasi atasi nyeri yang dikeluhkan pasien dengan pemberian analgetik (Santucci.2012)



Ruptur uretra posterior ketika tidak disertai cedera organ intra abdomen maka cukup dilakukan sistostomi. Reparasi uretra dilakukan 2-3 hari kemudian dengan melakukan anastomosis ujung ke ujung, dan pemasangan kateter silicon selama 3minggu. Apabila disertai dengan cedera organ lain, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan reparasi dalam waktu 2-3 hari, maka dilakukan pemasangan kateter secara langsir (rail roading)



Teknik Kateterisasi Railroading



Pada ruptur uretra anterior total, langsung dilakukan pemulihan uretra dengananastomosis ujung ke ujung melalui sayatan perineal. Dipasang kateter silicon selama 3minggu. Bila ruptur parsial, dilakukan sistostomi dan pemasangan kateter foley di uretraselama 7-10 hari, sampai terjadi epitelisasi uretra yang cedera. Kateter sistostomi dicabutapabila ketika kateter sistostomi di klem, pasien bisa buang air kecil (Sjamjuhidajat, WimDe Jong. 2004)



DAFTAR PUSTAKA 1. Sjamsuhidajat R, Jong WM. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2.Jakarta : EGC; 2005. p. 770220 2. Purnomo, Basuki. Dasar-Dasar Urologi.Edisi ketiga. Jakarta: Sagung Seto; 2012. P. 188 3. Santucci. 2012. Manajement of iatrogenic uretral injury 4. Basuki B Purnomo. Dasar-dasar urologi. 2007. Sagung Seto : Jakarta. 5. Agus



purwadianto.



http://www.scribd.com



Kedaruratan



Medik.



2000.



Binarupa



Aksara:Jakarta