6 0 215 KB
SATUAN ACARA PENYULUHAN APENDISITIS DI RUANG BEDAH EDELWEIS RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
Disusun Oleh: Arinda Naimatuz Zahriya
132013143016
Sekar Ayu Pitaloka
132013143017
Verantika Setya Putri
132013143018
Nesya Ellyka
131611133038
Adji Yudho Pangaksomo
131611133133
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Apendisitis Sasaran
: Pasien dan keluarga yang berkunjung di Ruang Bedah Edelweis
Hari/Tanggal
: Jum’at, 23 Oktober 2020
Tempat
: Ruang Bedah Edelweis RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Pelaksana
: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Waktu
: 07.15 WIB
A. Tujuan 1.
Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan peyuluhan kesehatan, diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami dan menambah wawasan tentang apendisitis.
2.
Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1×15 menit diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu: 1) Memahami tentang apendisitis 2) Memahami tujuan teknik farmakologi dan non farmakologi untuk mengurangi nyeri pada pasien yang menderita apendisitis
B. Materi Penyuluhan 1.
Definisi apendiditis
2.
Cara melakukan teknik farmakologi dan non farmakologi untuk mengurangi nyeri pada pasien
C. Metode 1.
Ceramah
2.
Diskusi (tanya jawab)
D. Media
1.
Video edukasi
E. Pengorganisasian Pembimbing Akademik : Lingga Curnia Dewi, S.Kep., Ns., M.Kep. Moderator
: Sekar Ayu Pitaloka
Pemateri
: Arinda Naimatuz Zahriya
Fasilitator
: Verantika Setya Putri
Notulen
: Nesya Elika
Observer
: Adji Yudho Pangaksomo
F. Setting Tempat
Keterangan: : Observer
: Meja penyuluhan
: Notulen
: Pemateri
: Moderator
: Fasilitator : Peserta
G. Kegiatan Penyuluhan No. 1.
2.
Tahapan
Kegiatan Pendidikan
dan Waktu 5 menit
Petugas menyiapkan daftar Peserta penyuluhan
sebelum
hadir, ruangan dan tempat
mengisi daftar hadir dan
acara
untuk peserta penyuluhan.
duduk ditempat yang telah
dimulai Pendahuluan Pembukaan: 5 menit
Menyampaikan tujuan dan maksud penyuluhan. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme.
Jawab
Moderator
disediakan.
Mendengarkan tujuan dan maksud dari penyuluhan. Mendengarkan kontrak
Pemateri
waktu. Mendengarkan materi
Menyebutkan materi
penyuluhan yang diberikan.
Pelaksanaan
penyuluhan. Pelaksanaan:
kegiatan 10
Menggali pengetahuan
menit
Penanggung
Mengucapkan salam dan Menjawab salam. memperkenalkan diri.
3,
Kegiatan Peserta
Pemateri Menjelaskan apabila
Fasilitator
dan pengalaman sasaran
mengetahui tentang
Observer
tentang apendisitis.
apendisitis.
Notulen
Menjelaskan materi
Mendengarkan materi
meliputi:
penyuluhan yang
Pengertian
disampaikan.
apendisitis. Cara melakukan
Peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan
teknik non
mengenai materi yang
farmakologi.
belum dipahami.
Memberikan
Mendengarkan dan
kesempatan peserta
memperhatikan jawaban
untuk mengajukan
penyaji mengenai
pertanyaan mengenai
pertanyaan peserta
materi yang
penyuluhan.
disampaikan. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh 4.
Penutup 5
peserta penyuluhan. Evaluasi:
menit
Menanyakan kembali
Peserta penyuluhan
materi yang telah
menjawab pertanyaan
disampaikan
yang diajukan oleh
Penyaji menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
penyaji. Peserta penyuluh mendengarkan kesimpulan materi yang disampaikan.
H. Materi APENDISITIS 1.
Definisi Apendisitis Apendiks vermiformis merupakan suatu struktur berbentuk seperti jari yang
menempel pada sekum pada kuadran kanan bawah abdomen. Walaupun apendiks vermiformis diketahui tidak mempunyai fungsi apapun, ia dapat meradang dan menimbulkan penyakit, yang disebut apendisitis. Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada apendiks vermiformis atau umbai cacing. Bila apendisitis tidak ditangani, dapat menyebabkan peritonitis dan juga berisiko terjadinya perforasi (Mehrabi, 2010 dalam Imaligy, 2012). Apendisitis merupakan proses peradangan akut maupun kronis yang terjadi pada apendiks vemiformis oleh karena adanya sumbatan yang terjadi pada lumen apendiks. Gejala yang pertama kali dirasakan pada umumnya adalah berupa nyeri pada perut kuadran kanan bawah. Selain itu mual dan muntah sering terjadi beberapa jam setelah muncul nyeri, yang berakibat pada penurunan nafsu makan sehingga dapat menyebabkan anoreksia (Fransisca dkk, 2019).
Moderator
2.
Klasifikasi Apendisitis
Ada dua klasifikasi pada apendisitis yaitu : a. Apendisitis Akut Apendisitis akut sering muncul dengan gejala yang khas, didasari oleh radang mendadak pada apendiks yang disertai maupun tidak disertai rangsang peritoneum lokal. Gejala apendisitis akut ialah nyeri samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral didaerah epigastrium disekitar umbilikus. Keluhan ini sering disertai mual, muntah dan umumnya nafsu makan menurun. b. Apendisitis Kronis Diagnostik apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika ditemukan adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu. Radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik, dengan kriteria fibrosis menyeluruh di dinding apendiks, sumbatan parsial atau total di adanya sel inflamasi kronik. 3.
Etiologi Obstruksi atau penyumbatan pada lumen apendiks menyebabkan radang
apendiks. Lendir kembali dalam lumen apendiks menyebabkan bakteri yang biasanya hidup di dalam apendiks bertambah banyak. Akibatnya apendiks membengkak dan menjadi terinfeksi. Sumber penyumbatan meliputi (NIH & NIDDK, 2012) : a. Fecalith (Massa feses yang keras) b. Benda asing (Biji-bijian) c. Tumor apendiks d. Pelekukan/terpuntirnya apendiks e. Hiperplasia dari folikel limfoid Penyebab lain yang diduga menimbulkan apendisitis adalah ulserasi (mukosa apendiks oleh parasit Entamoeba histolytica (Warsinggih, 2016).
4. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala apendisitis biasanya mudah di diagnosis, yang paling umum adalah nyeri perut. Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari (Warsinggih, 2016): a. Nyeri b. Mual dan Muntah c. Anoreksia d. Demam e. Sembelit atau diare 5. Komplikasi Komplikasi dari apendisitis yang paling sering adalah perforasi. Perforasi dari apendiks
dapat
menyebabkan
timbulnya
abses
periapendisitis,
yaitu
terkumpulnya pus yang terinfeksi bakteri atau peritonitis difus (infeksi dari dinding rongga abdomen dan pelvis). Apendiks menjadi terinflamasi, bisa terinfeksi dengan bakteri dan bisa dipenuhi dengan pus hingga pecah, jika apendik tidak diangkat tepat waktu. Pada apendisitis perforasi, terjadi diskontinuitas pada lapisan muskularis apendiks yang terinflamasi, sehingga pus didalam apendiks keluar ke rongga perut. Alasan utama dari perforasi apendiks adalah tertundanya diagnosis dan tatalaksana. Pada umumnya, makin lama penundaan dari diagnosis dan tindakan bedah, kemungkinan terjadi perforasi makin besar. Untuk itu jika apendisitis telah di diagnosis, tindakan pembedahan harus segera dilakukan (Imaligy, 2012). 6. Penatalaksanaan Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita apendisitis meliputi (Oswari,2000): a. Terapi Konservatif Penanggulangan konservatif terutama diberikan pada penderita yang tidak mempunyai akses ke pelayanan bedah berupa pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik berguna untuk mencegah infeksi. Pada penderita apendisitis perforasi, sebelum operasi dilakukan penggantian cairan dan elektrolit, serta pemberian antibiotik sistemik.
b. Operasi Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan apendisitis maka tindakan yang dilakukan adalah operasi membuang apendiks. Pembedahan untuk mengangkat apendiks disebut operasi appendectomy. Seorang ahli bedah melakukan operasi menggunakan salah satu metode berikut : 1) Laparatomi. Tindakan laparatomi apendiktomi merupakan tindakan konvensional dengan membuka dinding abdomen. Tindakan ini juga digunakan untuk melihat apakah ada komplikasi pada jaringan apendiks maupun di sekitar apendiks. Tindakan laparatomi dilakukan dengan membuang apendiks yang terinfeksi melalui suatu insisi di regio kanan bawah perut dengan lebar insisi sekitar 3 hingga 5 inci. Setelah menemukan apendiks yang terinfeksi, apendiks dipotong dan dikeluarkan dari perut. 2) Laparascopi. Laparaskopi apendiktomi merupakan tindakan bedah invasive minimal yang paling banyak digunakan pada kasus appendicitis akut. Tindakan apendiktomi dengan menggunakan laparaskopi menggunakan
dapat
mengurangi
metode
open
ketidaknyamanan
apendiktomi
dan
pasien pasien
jika dapat
menjalankan aktifitas paska operasi dengan lebih efektif (Hadibroto, 2007).
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 8 OKTOBER 2020
Kriteria Struktur 1. Kontrak waktu dan tempat diberikan 2 hari sebelum penyuluhan dilaksanakan. 2. Pembuatan susunan rangkaian acara penyuluhan. 3. Peserta di tempat yang telah ditentukan dan disediakan oleh panitia. 4. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan.
Ket.
Kriteria Proses Pembukaan a. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri. b. Menyampaikan tujuan, maksud dan manfaat dari penyuluhan. c. Menjelaskan kontrak waktu dan susunan dari rangkaian acara. d. Menjelaskan topik dari materi penyuluhan yang akan diberikan. Pelaksanaan: Menggali pengetahuan dan pengalaman peserta mengenai teknik clapping dan vibrasi pada fisioterapi dada. 1. Menjelaskan materi. a. Pengertian teknik clapping dan vibrasi pada fisioterapi dada. b. Cara melakukan teknik clapping
Ket.
Kriteria Hasil 1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan. 2. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dengan seksama. 3. Peserta yang datang minimal ± 10 orang 4. Acara dimulai tepat/lebih cepat/lebih lambat* waktu pada SAP yakni pukul 07.35. 5. Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang telah disepakati. 6. Peserta mampu memahami materi dan menjawab pertanyaan dengan benar dari penyuluh minimal 75%.
Ket.
dan vibrasi pada fisioterapi dada. 2. Memberikan kesempatan peserta penyuluhan untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami. 3. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan. *) coret yang tidak perlu
DAFTAR HADIR PANITIA PENYULUHAN RUANG BEDAH EDELWEIS RSUD DR. SOETOMO SURABAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA No . 1. 2. 3. 4. 5.
NAMA Arinda Naimatuz Zahriya Sekar Ayu Pitaloka Verantika Setya Putri Nesya Ellyka Adji Yudho Pangaksomo
NIM 132013143016 1. 132013143017 132013143018 3. 131611133038 131611133133 5.
TTD 2. 4.
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN DI RUANG BEDAH EDELWEIS RSUD DR. SOETOMO SURABAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Ruang
: Ruang Bedah Edelweis RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Hari/Tanggal : Jum’at, 24 Oktober 2020 Waktu No. 1.
: 30 menit Nama
Alamat
Tanda Tangan 1.
2. 3.
2. 3
4. 5.
4. 5.
6. 7.
6. 7.
8. 9.
8. 9.
10. 11.
10. 11.
12. 13.
12. 13.
14. 15.
14. 15.
16. 17.
16. 17.
18. 19. 20.
18. 19. 20.
DAFTAR HADIR PERAWAT PENYULUHAN DI RUANG BEDAH EDELWEIS RSUD DR. SOETOMO SURABAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama
Alamat
Tanda Tangan