Sap Bermain Puzzle [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Mata Kuliah



: Keperawatan Anak II



Pokok bahasan/topic : Bermain puzzle Sub Pokok Bahasan



: 1. Pengertian bermain puzzle 2. Manfaat bermain puzzle 3. Langkah bermain puzzle



Tanggal



: Rabu, 18 Desember 2019



Waktu



: 35 menit



Sasaran



: Anak berusia 3-6 tahun



I.



LATAR BELAKANG Hospitalisasi merupakan suatu proses yang memiliki alasan yang berencana atau darurat sehingga mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Selama proses tersebut anak dan orangtua dapat mengalami kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukan dengan pengalaman traumatic dan penuh dengan stress. Perasaan yang sering muncul yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah (Wulandari &Erawati, 2016). MenurutWHO pada tahun tahun 2008 didapatkan sebanyak hampir 80% anak mengalami perawatan di rumah sakit. Padatahun 2010di Indonesiasebanyak 33,2% dari 1.425 anak mengalami dampak hospitalisasi berat, 41,6% mengalami hospitalisasi sedang. Menuruthasil dari (SUSENAS) pada tahun 2010 jumlah anak usia prasekolah di Indonesia sebesar 72% dari jumlah total penduduk Indonesia, diperkirakan dari 35 per 100 anak menjalani hospitalisasi dan 45% diantaranya mengalami kecemasan. Selain membutuhkan perawatan yangspecial dibanding pasien lain,waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak-anak 20%-45% melebihi waktu untuk merawat orang dewasa.



Perasaan cemas merupakan dampak dari hospitalisasi,cemas dan stress yang dialami anak disebabkan oleh karena adanya perubahan status kesehatan dan kebiasaan kegiatan pada saat sehat maupun saat sakit. Terapi bermain diharapkan dapat berpengaruh pada anak untukmenghilangkan batasan, hambatan dalam diri, stres, frustasi serta mempunyai masalah emosi dengan tujuan mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang diharapkan dan anak yang sering diajak bermain akan lebih kooperatif dan mudah diajak kerjasama selama masa perawatan (Yusuf dkk, 2013). Salah satu terapi yang bias dilakukan adalah bermain puzzle. Puzzle merupakan salah satu jenis permainan yang cukup memeras otak untuk menyelesaikannya. Pemain ditantang untuk berfikir kreatif bagaimana untuk membuat semua bagian puzzle terletak pada posisi sebenarnya.



II.



TUJUAN UMUM Setelah mengikuti terapi bermain diharapkan dapat meminimalkan dampak stress hospitalisasi pada anak.



III.



TUJUAN KHUSUS Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu : 1.



Bisa merasa tenang selama dirawat.



2.



Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat



3.



Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat



4.



Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan



5.



Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi



6.



Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal



7.



Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap suatu permainan



8.



Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat



9.



Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit



10. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah sebagai alat komunikasi antara perawat dan klien.



IV.



KEGIATAN KEGIATAN



FASE Pembukaan



Penyuluh 1.



Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.



2.



Memperkenalkan diri



3.



Menjelaskan tujuan dari terapi bermain



4.



Peserta 1. Menjawab salam



WAKTU 5 menit



2. Mendengarkan 3. Memperhatikan 4. Memperhatikan



Kontrak waktu anak dan orang tua



Pelaksanaan (Isi)



1. Memberikan penjelasan



1. Memperhatikan



tentang : - Pengertian bermain puzzle - Keuntungan bermain puzzle - Metode bermain - Hal yang perlu diperhatikan 2. Menjelaskan tata cara pelaksanaan terapi bermain puzzle kepada anak 3. Memberikan kesempatan



2. Memperhatikan



20 menit



kepada anak untuk bertanya jika belum jelas 4. Membagikan puzzle



3. Bertanya 5. Fasilitator mendampingi anak dan memberikan motivasi kepada anak 6. Menanyakan kepada anak



4. Antusias saat



apakah telah selesai menyusun



menerima



puzzle



peralatan



7. Memberitahu anak bahwa waktu yang diberikan telah selesai 8. Memberikan pujian terhadap



5. Memulai untuk bermain puzzle 6. Menjawab pertanyaan



anak yang mampu menyusun puzzle dengan benar 7. Mendengarkan



8. Memperhatikan Evaluasi



1. Memotivasi anak untuk



1. Menceritakan



menyusun puzzle dengan benar 2. Mengumumkan nama anak yang dapat menyusun puzzle dengan benar



2. Gembira



7 menit



3. Membagikan reward kepada seluruh peserta



Terminasi



1. Memberikan motivasi dan



3. Gembira 1. Memperhatikan



3 menit



pujian kepada seluruh anak yang telah mengikuti program terapi bermain 2. Mengucapkan terima kasih kepada anak dan orang tua



2. Mendengarkan



3. Mengucapkan salam penutup 3. Menjawab salam



V.



VI.



Media Terapi Bermain a.



Leaflet



b.



Puzzle



Metode Terapi Bermain 1. Anak diberi penjelasan tentang prosedur pelaksanaan terapi bermain yang meliputi waktu kegiatan, cara membuat, serta hal-hal lain yang terkait dengan program terapi bermain. 2. Diawal permainan, anak diperkenalkan dengan puzzle, lalu diberikan penjelasan mengenai cara permainannya 3. Setelah itu dengan panduan moderator, anak diberi contoh bagaimana cara menyusun puzzle yang baik dan benar sesuai ukurannya 4. Fasilitator mendampingi dan mengarahkan anak selama bermain mewarnai gambar. 5. Setelah waktu yang ditentukan untuk terapi bermain habis, anak dipersilahkan untuk berhenti, dan diberikan pujian atas keterlibatan anak selama terapi bermain berlangsung.



6. Observer melakukan pengamatan dan memberikan evaluasi terhadap perilaku anak dan proses jalannya terapi bermain. 7. Setelah anak selesai mewarnai, anak diharapkan untuk dapat menyebutkan tentang gambar yang disusun dalam puzzle 8. Pada akhir kegiatan diberikan pengumuman hasil menyusun puzzle yang benar dan cepat seperti contoh dan memberikan reward. 9. Kemudian fasilitator mengembalikan hasil karya mereka dan memberikan pujian kepada semua peserta sebagai reward.



VII.



Evaluasi A. Evalusi Persiapan a) Anak hadir di ruangan. b) Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang Soka. c) Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya B. Evaluasi Proses a) Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar b) Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir c) Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar C. Evaluasi Hasil a) Anak terlihat senang dan gembira b) Kecemasan anak berkurang c) Mewarnai gambar sesuai dengan contoh d) Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai



VIII.



Daftar Pustaka



http://eprints.ums.ac.id/59780/3/BAB%20I.pdf https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/673/jbptunikompp-gdl-fahrurrozi-33634-1unikom_f-i.pdf



IX.



Lampiran 1. Pengertian Puzzle Pengertian Media Puzzle Menurut Patmonodewo (Misbach, Muzamil, 2010) kata puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang. Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka dapat disimpulkan bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya. Macam-macam Puzzle Muzamil, Misbach (2010) menyatakan beberapa bentuk puzzle, yaitu: Puzzle konstruksi Puzzle rakitan (construction puzzle) merupakan kumpulan potongan-potongan yang terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model. Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu sederhana berwarnawarni. Mainan rakitan ini sesuai untuk anak yang suka bekerja dengan tangan, suka memecahkan puzzle, dan suka berimajinasi. batang ( stick ) Puzzle batang merupakan permainan teka-teki matematika sederhana namun memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang baik untuk menyelesaikannya. Puzzle batang ada yang dimainkan dengan cara membuat bentuk sesuai yang kita inginkan ataupun menyusun gambar yang terdapat pada batang puzzle. Puzzle lantai Puzzle lantai terbuat dari bahan sponge (karet/busa) sehingga baik untuk alas bermain anak dibandingkan harus bermain di atas keramik. Puzzle lantai memiliki desain yang sangat menarik dan tersedia banyak pilihan warna yang cemerlang. Juga dapat merangsang kreativitas dan melatih kemampuan berpikir anak. Puzzle lantai sangat mudah dibersihkan dan tahan lama. Puzzle angka Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat melatih kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka sesuai urutannya.



Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi mata dengan tangan, melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak. Puzzle transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang memiliki gambar berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara. Fungsinya selain untuk melatih motorik anak, juga untuk stimulasi otak kanan dan otak kiri. Anak akan lebih mengetahui macam-macam kendaraan. Selain itu anak akan lebih kreatif, imajinatif dan cerdas. Puzzle logika Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle ini dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga membentuk suatu gambar yang utuh. 2. Manfaat bermain Puzzle Umumnya sisi edukasi permainan puzzle ini berfungsi untuk: a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran b. Melatih koordinasi mata dan tangan. c. Melatih logika. d. Memperkuat daya ingat e. Mengenalkan anak pada konsep hubungan f. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih berfikir matematis (menggunakan otak kiri) 3. Langkah bermain Puzzle Mempersiapkan alat : Memberikan puzzle kepada setiap anak yang sudah diacak terlebih dahulu Ajak anak untuk memasangkan puzzle dengan benar Jika dalam tak anak kesusahan bantulah sampai menunjukan gambar dengan benarbenar