Sap Diare [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



PRE PLANNING KEGIATAN PENYULUHAN DIARE DI STIKES HARAPAN IBU JAMBI TAHUN 2020



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak di bawah usia lima tahun, dan membunuh 1,5 juta anak setiap tahun (WHO, 2012). Sebanyak 1,8 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit diare, 90% adalah anak usia di bawah lima tahun, terutama dinegara berkembang (WHO, 2012). Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatality Rate ( CFR) yang masih tinggi. Pada tahun 2014 terjadi KLB diare di 11 provinsi, 18 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 1.213 orang. Jumlah kematian sebanyak 30 orang dengan CRF (Case Fatality Rate ) sebesar 2,47% . Studi mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia (Kemenkes RI, 2015). Penyakit diare masih menjadi masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi diberbagai negara terutama di negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka kejadian penyakit diare yang tinggi karena tingginya morbiditas dan mortalitas (Magdarina, 2010). Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi dengan bagian feces tidak terbentuk (Nettina, 2001) Diare merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh, yang dengan adanya diare, cairan yang tercurah kelumen saluran pencernaan akan membersihkan saluran pencernaan dari bahan-bahan patogen (cleansing effect). Apabila bahan patogen ini hilang, maka diare bisa sembuh sendiri. Namun pada sisi lain, diare menyebabkan kehilangan cairan (air, elektrolit, dan basa) dan



2



bahan makanan dari tubuh. Sering kali dalam diare akut timbul berbagai penyulit, seperti dehidrasi dengan segala akibatnya, gangguankeseimbangan elektrolit, dan gangguan keseimbangan asam-basa. Penyulit tersebut akan mengakibatkan pasien yang menderita diare meninggal (Sinuhaji, 2007). Penyebab diare adalah multifaktorial, sebagian besar disebabkan oleh infeksi. Kerusakan pada mukosa usus dengan derajat ringan maupun berat, membutuhkan waktu untuk kembali normal. Pada sebagian kasus, diare yang baru sembuh dapat kambuh atau berulang kembali. Kemungkinan akibat dari penyembuhan kurang sempurna, adanya infeksi menetap, reinfeksi patogen lain ataupun gangguan penyerapan. Resiko terbesar diare adalah dehidrasi. Jika terjadi dehidrasi, seseorang dapat kehilangan lima liter air setiap hari beserta elektrolit utama, yaitu natrium dan kalium yang berada didalamnya. Keduanya sangat penting untuk proses fisiologis normal. Kehilangan dua elektrolit ini dapat menyebabkan anak menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak. Kondisi dehidrasi lebih berat terjadi pada balita dan anak dari pada orang dewasa (Wijoyo, 2013). Selama episode diare, air dan elektrolit yang hilang melalui tinja, dehidrasi dapat mengakibatkan kematian jika cairan tubuh dan elektrolit yang tidak diisi ulang baik melalui penggunaan Oral Rehidration Solution (ORS), atau melalui infus (WHO, 2013). Pada diare apabila penggeluaran melebihi pemasukan maka akan terjadi defisit cairan tubuh yang menggakibatkan dehidrasi. Berdasarkan derajat dehirasi maka diare dapat dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi, diare dehidrasi ringan sedang, dan diare dehidrasi berat. Pada dehidrasi berat terjadi defisit cairan sama dengan atau lebih dari 10% berat badan (Yusuf, 2012). Evaluasi klinis pada umumnya difokuskan pada penilaian keparahan dehidrasi serta identifikasi penyebab berdasarkan riwayat dan temuan klinis. Kegagalan menegakkan diagnosis dehidrasi mengakibatkan peningkatan mordibitas dan mortalitas, sedangkan over diagnostik menimbulkanpenggunaan sumber kesehatan yang berlebihan (Manoppo, 2010).



3



B. Tujuan 1. Tujuan umum Menambah pemahaman pasien mengenai penyakit hipertensi 2. Tujuan khusus a. Peserta mengetahui pengertian diare b. Peserta mengetahui penyebab diare c. Peserta mengetahui tanda dan gejala diare d. Peserta mengetahui pencegahan diare e. Peserta mengetahui komplikasi diare f. Peserta mengetahui obat tradisional diare



4



C. PELAKSANAAN KEGIATAN 1.



Topik / Judul Kegiatan a) Judul



: Penyuluhan tentang diare



b) Sasaran : Warga Sebanyak 5 Orang 2. Metode Ceramah, diskusi dan tanya jawab 3. Media dan alat a) Peralatan umum 1) Kursi



: 10 buah



2) Meja laptop dan LCD



: 1 buah



3) Kabel



: 1 buah



b) Peralatan dalam Kegiatan penyuluhan : 



LCD



: 1 buah







Layar LCD



: 1 buah







Laptop



: 1 buah







Leaflet



: 5 lembar



4. Waktu dan tempat a) Waktu



: Jumat, 16 Oktober 2020



b) Jam



: 10.00 WIB – Selesai



c) Kegiatan



: Penyuluhan tentang diare



d) Tempat



: Ruang A.21 STIKES HI Jambi



5



a. Kegiatan penyuluhan kesehatan Denah tempat



Keterangan: :Kursi/Peserta : Layar



: Fasilitator



: Moderator



: Presenter



: Meja LCD



: Laptop



:Observer



: Penanggung Jawab



: Dokumentasi



: Dosen Pembimbing



6



b. Strategi pelaksanaan No A



Kegiatan Mahasiswa Persiapan 1. Mengucapkan Salam 2. Memperkenalkan



diri



dan



anggota kelompok dan tim



Kegiatan Peserta



Waktu



1. Menjawab salam



5 menit



2. Memperhatikan dan mendengarkan



pembimbing 3. Menjelaskan



tema,



waktu,



tujuan dan manfaat kegiatan



3. Memperhatikan dan mendengarkan



penyuluhan B



Pelaksanaan



1. Menggali pengetahuan klien



respon



tentang diare 2. Memberikan



reinforcement



3. Menggali pengetahuan klien tentang pengertian diare reinforcement



5. Menjelaskan pengertian diare 6. Menggali pengetahuan klien tentang penyebab diare reinforcement



menjawab 2. Mendengarkan dan memperhatikan 3. Mendengarkan dan 4. Mendengarkan dan memperhatikan 5. Mendengarkan dan memperhatikan 6. Mendengarkan dan



positif 8. Menjelaskan penyebab diare 9. Menggali pengetahuan klien tentang tanda dan gejala diare 10. Memberikan



dan



memperhatikan



positif



7. Memberikan



30 menit



pertanyaan



positif



4. Memberikan



1. Memberikan



reinforcement



positif 11. Menjelaskan tanda dan gejala diare 12. Menggali pengetahuan klien



memperhatikan 7. Mendengarkan dan memperhatikan 8. Mendengarkan dan memperhatikan 9. Mendengarkan dan memperhatikan 10. Mendengarkan dan



7



tentang pencegahan diare 13. Memberikan



reinforcement



positif



11. Mendengarkan dan memperhatikan



14. Menggali pengetahuan klien tentang



memperhatikan



penatalaksanaan



diare 15. Memberikan



12. Mendengarkan dan memperhatikan 13. Mendengarkan dan



reinforcement



positif



memperhatikan 14. Mendengarkan dan



16. Menjelaskan



tentang



penatalaksanaan diare



memperhatikan 15. Mendengarkan dan



17. Menggali pengetahuan klien



memperhatikan



tentang komplikasi diare



16. Mendengarkan dan



18. Memberikan



reinforcement



positif



17. Mendengarkan dan



19. Menjelaskan



tentang



komplikasi diare 20. Memberikan



memperhatikan memperhatikan 18. Mendengarkan dan



kesempatan



klien untuk bertanya



memperhatikan 19. Mendengarkan dan memperhatikan 20. Mengajukan pertanyaan



C



Penutup



1. Mengevaluasi



kemampuan reinforcement



penyuluhan 4. Menutup pertemuan 5. Mengucapkan salam



2. Mendengar



dan



memperhatikan



positif 3. Menyimpulkan



10 menit



jawaban



pemahaman audiens 2. Memberi



1. Memberikan



hasil



3. Mendengarkan dan memperhatikan 4. Mendengarkan dan memperhatikan 5. Menjawab salam



c. Uraian Tugas



8



1. Penanggung jawab Tugas



: Habibah, S.Kep :



Mengkoordinasi



persiapan



dan



pelaksanaan



kegiatan



penyuluhan 2. Moderator



Tugas



: Leni Arlina, S.Kep



: a. Membuka acara b. Menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan c. Memimpin jalannya pemeriksaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan d. Menutup acara



3. Presenter Tugas 4. Fasilitator



: Tri Novia Ningsih , S.Kep : Menyampaikan materi penyuluhan : - Indriawan Safutra, S.Kep



- Vita Sari Rizky, S.Kep - Aprian Riani Sari, S.Kep - Anggi Ellijayanti, S.Kep - Ulpa Pitriana, S.Kep Tugas



: a. Membantu presenter dalam menyampaikan materi b. Memotivasi peserta unttuk berperan aktif selama berjalan nya



penyuluhan.



c. Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif selama pertemuan.



5. Observer



: Annisa Larasati Kusuma Ningrum, S.Kep



9



Tugas



: Mengamati jalannya kegiatan dan membuat laporan



observasi D. KRITERIA EVALUASI 1.



2.



Evaluasi Struktural a.



75% dari peserta dapat hadir dan mengikuti kegiatan



b.



Tempat dan alat tersedia sesuai rencana



c.



Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan



Evaluasi Proses a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan b. Klien hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir



3.



Evaluasi Hasil a. 75% klien mampu mengetahui tentang pengertian diare b. 75% klien mampu mengetahui penyebab diare c. 75% klien mampu mengetahui tanda dan gejala diare d. 75% klien mampu mengetahui pencegahan diare e. 75% klien mampu mengetahui penatalaksanaan diare f. 75% klien mampu mengetahui komplikasi diare



MATERI DIARE



10



A. PENGERTIAN Diare merupakan pengeluaran feses yang berbentuk tidak normal dan cair. Bisa juga didefinisikan dengan buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi BAB lebih dari biasanya. Bayi dapat dikatakan diare bila BAB sudah lebih dari 3 kali sehari buang air besar, dan sedangkan neonatus dikatakan diare jika sudah buang air besar sebanyak lebih dari 4 kali dalam sehari. (Lia dewi, 2014). Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal dimana buang air besar >3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses yang encer/cair dapat disertai atau tanpa disertai dengan darah atau lender yang merupakan akibat



dari



terjadinya



proses



implamasi



pada



lambung



atau usus



(Wijayaningsih, 2013). B. PENYEBAB Menurut Haroen N. S, Suraatmaja dan P. O Asnil dalam Wijayaningsih (2013) ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu sebagai berikut: a. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh: 1) Infeksi virus, kuman-kuman pathogen dan apatogen seperti shigella, salmonella, golongan vib-rio, E. Coli, clostridium perfarings, B. Cereus, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia dari makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, 9 terlalu asam), gangguan psikis (ketakuatan, gugup), gangguan saraf, alergi, hawa dingin dan sebagainya. 2) Defisiensi imun terutama SIGA (secretory imonolbulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri atau flata usus dan jamur terutama canalida. b. Diare osmotik (osmotic diarrhea) disebabkan oleh: 1) Malabsorbsi makanan: karbohidrat, protein, lemak (LCT), vitamin dan mineral. 2) Kurang kalori protein.



11



3) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir C. TANDA DAN GEJALA Menurut Lia dewi (2014), berikut ini adalah tanda dan gejala anak yang mengalami diare: a. Cengeng, rewel. b. Suhu meningkat. c. Gelisah. d. Nafsu makan menurun. e. Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan darahnya. Kelamaan, feses ini akan berwarna hijau dan asam. f. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi penurunan volume dan tekanan darah, nadi cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung, penurunan kesadaran, dan diakhiri dengan syok. g. Anus lecet. h. Berat badan menurun. i. Turgor kulit menurun. j. Mata dan ubun-ubun cekung. k. Selaput lender dan mulut serta kulit menjadi kering.



D. MANIFESTASI KLINIS Menurut Mardalena (2018) berikut ini merupakan manifestasi klinis dari diare, yaitu: a. Nyeri perut (abdominal discomfort). b. Mual, kadang-kadang sampai muntah. c. Rasa perih di ulu hati. d. Rasa lekas kenyang. e. Nafsu makan berkurang. f. Perut kembung, rasa panas di dada dan perut. g. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba). h. Demam dan lemah.



12



i. Membrane mukosa mulut dan bibir kering. j. Diare. k. Pontanel cekung. E. KOMPLIKASI Menurut Mardalena (2018) berikut ini merupakan komplikasi yang bisa terjadi pada diare: a. Dehidrasi. b. Renjatan hipovolemik. c. Kejang. d. Bakterimia. e. Mal nutrisi. f. Hipoglikemia. g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.



F. PENATALAKSANAAN Menurut Lia dewi (2014) prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut: a. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan). b. Dietetik (pemberian makanan). c. Obat-obatan. 1) Jumlah cairan yang diberikan adalah 100ml/kgBB/hari sebanyak 1 kali setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi. Sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4 jam pertama dan sisanya adlibitum. 2) Sesuaikan dengan umur anak: a) < 2 tahun diberikan ½ gelas b) 2-6 tahun diberikan 1 gelas c) > 6 tahun diberikan 400 cc (2 gelas). 3) Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka diberikan cairan 25- 100ml/kg/BB dalam sehari atau setiap 2 jam sekali. 4) Oralit diberikan sebanyak ±100ml/kgBB setiap 4-6 jam pada kasus dehidrasi ringan sampai berat.



13



Beberapa cara untuk membuat cairan rumah tangga (cairan RT): 1) Larutan gula garam (LGG): 1 sendok the gula pasir + ½ sendok teh garam dapur halus + 1 gelas air hangat atau air the hangat, 2) Air tajin (2 liter + 5g garam). a) Cara tradisional. 3 liter air + 100 g atau 6 sendok makan beras dimasak selama 45-60 menit. 15 b) Cara biasa. 2 liter air + 100 g tepung beras + 5 g garam dimasak hingga mendidih. d. Teruskan pemberian ASI karena bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh anak.



DAFTAR PUSTAKA



14



Dewi, Vivian Nanny Lia. (2014). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika. Kartika Sari Wijayaningsih. 2013. Standar Asuhan Keperawatan : Jakarta. TIM. Kemenkes. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015. Mardalena, I., 2018. Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan Konsep dan Penerapan Pada Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Manoppo, Christie.,(2010). Dampak Pemberian Seng dan Prebiotik terhadap Lama Diare Akut di Rumah Sakit Prof. DR. RD. Kondou Manado. Sari Pediatri Vol. 12, No.I, Juni 2010 pp : 17-32. Sinuhaji. (2007). Asidosis Metabolik : salah satu penyulit diare akut pada anak yang seharusnya Dapat dicegah (simposium) WHO. (2013). Diarrhea Disease. Diakses. Dari http://www.who/int/mediacentre/factsheets/ fs330/en pada tanggal 13 Oktober 2020. Wijoyo, Y. (2013). Diare : Pahami Penyakit dan obatnya. PT Citra Aji Parama. Yogyakarta World Health Organization. Itergrated Management of Childhood Illness. 2015.